Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR

“PEMBUATAN MEDIUM BIAKAN”

Disusun Oleh:

Nama : Meyza Yoanda Mujevi


NPM : E1G020040
Prodi : Teknologi Industri Pertanian
Hari/Jam : Jum’at/08.00
Dosen : 1. Ir. Hasanuddin, M. Sc
2. Tuti Tutuarima, S.TP, M. Si
Ko-Ass : Siti Fatimah (E1G018045)

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mahluk hidup yang ada di bumi tidak hanya terdiri dari makhluk hidup yang dapat
dilihat oleh mata telanjang, tetapi ada juga mikroorganisme yang berukuran kecil dan hanya
dapat dilihat dengan menggunakan teknik dan peralatan khusus. Mikroorganisme (jasad renik)
merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran sangat kecil (Kusnadi, dkk., 2003).
Mikroorganisme mempengaruhi kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak
langsung yang bisa berperan sebagai kawan maupun lawan bagi kehidupan manusia.
Setelah mengetahui tentang sterilisasi pada pengamatan sebelumnya, hal selanjutnya
yang perlu diketahui ketika hendak bekerja di laboratorium adalah pembuatan media. Untuk
dapat mengetahui banyak hal tentang mikroorganisme tentunya kita harus menumbuhkan
mereka dalam suatu media. Media merupakan tempat tumbuh dan sumber nutrisi bagi
mikroorganisme. Setiap mikroorganisme memiliki syarat yang berbeda-beda untuk tumbuh.
Untuk itu, kita harus mengerti jenis-jenis nutrien yang diinginkan oleh mikroorganisme dan
juga jenis lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya. Oleh
karena itu, praktikan pun harus mengetahui macam-macam media, cara pembuatan media,
sekaligus mengetahui bahan-bahan dan komposisi yang digunakan serta fungsi dari masing-
masing bahan dalam membantu pertumbuhan mikroorganisme tersebut.

1.2 Tujuan
1.2.1 Mahasiswa mengenal jenis-jenis medium untuk pertumbuhan mikroorganisme
berdasarkan komposisinya.
1.2.2 Mahasiswa mampu menyiapkan media untuk pertumbuhan mikroorganisme.
1.2.3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang berukuran sangat kecil
sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan harus menggunakan mikroskop.
Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme (Waluyo, 2009).
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran
zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit
untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat
mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media
pertumbuhannya (Gunawan, 2019).
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang
disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan
mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis
mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada
medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber
karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium
yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks
lainnya (Volk, dan Wheeler,1993).
Akan tetapi yang terpenting medium harus mengandung nutrien yang merupakan
substansi dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam air. Nutrien ini adalah
degradasi dari nutrien dengan molekul yang kompleks. Nutrien dalam medium harus
memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan
faktor tumbuh (Label, 2008).
Berdasarkan fisiknya, medium atau media biakan ada yang berbentuk padat, cair dan
semi padat. Media padat adalah media biakan yang dipadatkan dengan agar, ada yang bersifat
reversible (dapat dibalik) seperti agar nutrien dan ada yang bersifat ireversible (tidak dapat
dibalik) seperti serum darah terkoagulasi. Dalam kedokteran, media padat yang bersifat
irreversible paling sering digunakan. Sedang agar nutrient banyak digunakan dalam
media lain. Bentuk media lain berupa cair adalah campuran komponen-komponen zat
kimia tertentu dengan air suling, sedang media yang secara fisik merupakan
intermediate antara media cair dan padat, seperti agar lunak (Gunawan, 2019).
Menurut Indra (2008), medium berdasarkan komposisinya dapat dibedakan menjadi
medium sintesis, medium semi sintesis, dan medium non sintesis. Medium sintesis yaitu
media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti, misalnya
Glucose Agar, Mac Conkey Agar. Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian
komposisinya diketahui secara pasti, misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung
agar, dekstrosa dan ekstrak kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat
mengetahui secara detail tentang komposisi senyawa penyusunnya. Medium non sintesis yaitu
media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya
langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion
Agar, Pancreatic Extract.
Berdasarkan tujuannya, medium dapat dibedakan menjadi medium isolasi, medium
penghambat, medium diperkaya, medium untuk peremajaan kultur, medium untuk
karakterisasi bakteri, dan medium diferensial. Medium untuk isolasi mengandung semua
senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient Broth, Blood Agar.
Medium selektif/penghambat selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu
sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang
pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah Salt broth yang ditambah NaCl 4%
untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran terhadap garam. Media diperkaya
adalah media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah
komponen kompleks seperti darah, serum, kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif
untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak hanya
membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen
kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar, dll. Medium untuk
peremajaan kultur adalah media umum atau spesifik yang digunakan untuk peremajaan kultur.
Medium untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik adalah media yang digunakan untuk
mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu mikroba. Contohnya adalah Koser’s
Citrate medium, yang digunakan untuk menguji kemampuan menggunakan asam sitrat
sebagai sumber karbon. Medium untuk karakterisasi bakteri adalah media yang digunakan
untuk mengetahui kemempuan spesifik suatu mikroba. Kadang-kadang indikator ditambahkan
untuk menunjukkan adanya perubahan kimia. Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose Broth,
Arginine Agar. Medium diferensial adalah media yang bertujuan untuk mengidentifikasi
mikroba dari campurannya berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media
diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih Enterobacteria
berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan warna media di sekeliling koloni
(Penyusun, 2014).
Meskipun telah dijabarkan berbagai macam jenis dari medium, perlu diiingat bahwa
tidak ada satupun perangkat kondisi yang memuaskan bagi kultivasi untuk semua bakteri di
laboratorium. Bakteri amat beragam, baik dari persyaratan nutrisi maupun fisiknya. Beberapa
berapa bakteri memiliki persyaratan nutrient yang sederhana, sedang yang lain memiliki
persyaratan yang rumit. Karena alsan ini kondisi harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga
bisa menguntungkan bagi kelompok bakteri yang sedang ditelaah (Pelczar, 1986).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
1. Gelas Piala 1 liter 7. Batang Pengaduk
2. Gelas Piala 200 ml 8. Pisau
3. Gelas Erlemeyer 250 ml 9. Kain Saring
4. Tabung Reaksi 10. Corong 7,5 cm
5. Autoklaf 11. Timbangan
6. Penangas 12. Pipet Ukur

3.1.2 Bahan
1. 200 gram kentang 6. HCL atau Asam Asetat
2. 20 gram dektrosa 7. KOH atau NaOH
3. 17,5 gram tepung agar 8. 3 gram pepton
4. 1 liter aquades 9. 5 gram pepton
5. Kertas pH

3.2 Prosedur Kerja


3.2.1 Prosedur pembuatan medium potato dextrosa agar (PDA)
1. Mengupas kentang setelah itu dicuci bersih dan memotong kecil berukuran 0,5 cm
2. Menimbang potongan kentang seberat 200 gram
3. Merebus kentang dengan 1 liter aquades sampai mendidih selama 15 menit
4. Menyaring extrak kentang (air rebusan) dengan kain saring dan masukkan ke
dalam gelas piala
5. Apabilah volume air berkurang dari 1 liter, perlu menambahkan hingga mencapai
1 liter
6. Menambahkan tepung agar dan dextrosa, panaskan kembali sampai mendidih
sambil diaduk hingga homogen
7. Mengukur ph, jika kurang dari 7 tambahkan NaOH atau KOH dan jika lebih dari
7 menambahkan HCI atau asam asetat
8. Memasukkan medium ke dalam gelas erlenmeyer atau tabung reaksi yang telah
disterilkan, kemudian disumbat dengan kapas
9. Membungkus tabung dengan kertas dan masukkan ke dalam autoklaf
10. Mensterilkan dengan autoklaf dengan tekanan 2 atm dan suhu 121 oc selama 20-
30 menit
11. Setelah selesai, tunggu dingin dan dikeluarkan
12. Medium disimpan dalam tempat penyimpanan

3.2.2 Prosedur pembuatan medium nutrient agar (NA)


1. Agar, ekstrak daging, pepton dan aquades dimasukkan ke dalam gelas piala. Aduk
sehingga larutan homogen dan dipanaskan hingga mendidih
2. Air yang hilang selama pemanasan ditambah sehingga volume mencapai 1 liter
3. Menyaring dengan kain saring
4. Mengukur ph, jika kurang dari 7 tambahkan NaOH atau KOH dan jika lebih dari
7 menambahkan HCI atau asam asetat
5. Memasukkan medium ke dalam gelas erlenmeyer atau tabung reaksi yang telah
disterilkan, kemudian disumbat dengan kapas
6. Membungkus tabung dengan kertas dan masukkan ke dalam autoklaf
7. Mensterilkan dengan autoklaf dengan tekanan 2 atm dan suhu 121 oc selama 20-
30 menit
8. Setelah selesai, tunggu dingin dan dikeluarkan
9. Medium disimpan dalam tempat penyimpanan

3.2.3 Prosedur pembuatan Medium Plate Count Agar


1. Semua bahan dimasukkan ke dalam gelas piala. Aduk sehingga larutan homogen
dan dipanaskan hingga mendidih.
2. Saring dengan kain saring.
3. Ukur pH, jika kurang dari 7 tambahkan NaOH atau KOH dan jika lebih dari 7
tambahkan HCl atau asam asetat.
4. Masukkan medium ke dalam gelas erlenmeyer atau tabung reaksi yang telah
disterilkan, kemudian disumbat dengan kapas.
5. Bungkus tabung dengan kertas dan masukkan ke dalam autoklaf.
6. Sterilkan dengan autoklaf dengan tekanan 2 atm (15 psi) dan suhu 121oC selama
20 – 30 menit.
7. Setelah selesai, tunggu dingin dan dikeluarkan.
8. Medium disimpan dalam tempat penyimpanan Catatan :
 PCA biasanya digunakan untuk menghitung total mikroba pada sampel

BAB IV
HASIL PENGAMATAN

BAHAN DISKUSI
1. Apa perbedaan mendasar antara nutrisi PDA dan NA !
2. Mengapa perlu dibuatkan medium pertumbuhan yang berbeda bagi mikroorganisme-
mikroorganisme tertentu.? Jelaskan!
3. Carilah 5 resep medium kultur lain (dibaca dari pustaka) yang belum ada di penuntun ini.
Jangan lupa sertakan pustakanya.
JAWABAN
1. Nutrient Agar (NA) adalah salah satu contoh media yang sering digunakan untuk
menumbuhkan dan mengembangbiakkan bakteri. Sementara itu, Potato Dextrose Agar
(PDA) merupakan media yang sering digunakan untuk menumbuhkan dan
mengembangbiakkan yeast dan kapang. Nutrient Agar (NA) merupakan media biakan
yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar, sedangkan Potato Dextrose Agar (PDA)
dibuat dari kentang dan agar.
2. Medium pertumbuhan adalah tempat untuk menumbuhkan mikroba. Mikroba
memerlukan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energi dan untuk bahan pembangun sel,
untuk sintesa protoplasma dan bagian-bagian sel lain. Setiap mikroba mempunyai sifat
fisiologi tertentu, sehingga memerlukan nutrisi tertentu pula. Menurut sumarsih (2003)
setiap unsur nutrisi mempunyai peran tersendiri dalam fisiologi sel. Unsur tersebut
diberikan ke dalam medium sebagai kation garam anorganik yang jumlahnya berbeda-
beda tergantung pada keperluannya. Beberapa golongan mikroba misalnya diatomae dan
alga tertentu memerlukan silika (Si) yang biasanya diberikan dalam bentuk silikat untuk
menyusun dinding sel. Natrium dalam kadar yang agak tinggi diperlukan oleh bakteri
tertentu yang hidup di laut, algae hijau biru, dan bakteri fotosintetik. Natrium tersebut
tidak dapat digantikan oleh kation monovalent yang lain. Itulah mengapa perlu dibuatkan
medium pertumbuhan yang berbeda bagi mikroorganisme-mikroorganisme tertentu
karena setiap mikroorganisme mempunyai kebutuhan dan sifatnya sendiri.
(Sumarsih, S. 2003. Mikrobiologi Dasar. Yogyakarta: UPN Veteran.)
3. Nama Media 1 : Taoge Cair
Bahan Cara Pembuatan
 Taoge 100g  Taoge direbus dengan akuades sampai mendidih (1-
 Sukrosa (gula pasir) 60g 2 jam).
 Akuades 1.000 ml  Disaring kemudian ditambahkan sukrosa kemudian
didihkan lagi sampai semua sukrosa larut
 Ditambahkan aquades yang hilang karena
penguapan sampai volume 1.000 ml
 Dimasukkan tabung.
 Sterilisasi dengan otoklaf (121 ˚C; 15 menit) atau
panci presto (mendidih; 20 menit)

Nama Media 2 : Wortel Agar


Bahan Cara Pembuatan
 Wortel 100g  Wortel digiling/diparut sampai hancur,
 CaSO4 2g  Ditambahkan akuades sebanyak 200 ml dan
 Agar-agar 4g didihkan selama 10 menit.
 Akuades 200ml  Ditambahkan akuades yang hilang selama
pemanasan
 Disaring dengan kain dan ditambahkan CaSO4 dan
agar-agar.
 Didihkan lagi sampai semua larut kemudian
dimasukkan tabung atau erlenmeyer
 Sterilisasi dengan otoklaf (121 ˚C; 15 menit) atau
panci presto (mendidih; 20 menit)

Nama Media 3 : Dari bahan penyedap rasa


Bahan Cara Pembuatan
 Gula pasir 3g  Panaskan semua bahan sampai larut kemudian
 MSG 1g masukkan ke dalam wadah (tabung/erlenmeyer)
 Agar-agar 1,5g  Sterilisasi dengan otoklaf (121 ˚C; 15 menit) atau
 Akuades 100ml panci presto (mendidih; 20 menit)

Nama Media 4 : Bengkuang Agar


Bahan Cara Pembuatan
 Bengkuang 100g  Bengkung dicuci bersih
 Aquades 500ml  Lalu dimasukkan kedalam beaker glass
 Gula 10g  Lalu direbus dengan aquades hingga mendidih
 Agar-agar 10g  Lalu disaring kedalam Erlenmeyer dan diambil air
rebusannya
 Campur air rebusan dengan 10g gulaku
 Kemudian ditambahkan 10g agar-agar swallow
kedalam air rebusan
 Lalu dimasak lagi hingga homogen
 Media yang telah selesai dimasak disterilkan di
autoclave suhu 121°C, tekanan 1 atm selama 15
Menit.
 Setelah steril dimasukkan kedalam Petridist biarkan
pada suhu kamar.

Nama Media 5 : Taoge Agar


Bahan Cara Pembuatan

 Taoge 100g  Taoge dicuci bersih


 Aquades 500ml  Lalu dimasukkan kedalam beaker glass
 Gula 10g  Lalu direbus dengan aquades hingga mendidih
 Agar-agar 10g  Lalu disaring kedalam Erlenmeyer dan diambil air
rebusannya
 Campur air rebusan dengan 10g gulaku
 Kemudian ditambahkan 10g agar-agar swallow
kedalam air rebusan
 Lalu dimasak lagi hingga homogen
 Media yang telah selesai dimasak disterilkan di
autoclave suhu 121°C, tekanan 1 atm selama 15
Menit.
 Setelah steril dimasukkan kedalam Petridist biarkan
pada suhu kamar.
BAB V
PEMBAHASAN

Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat-zat hara
(nutrien) yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di
dalamnya. Selain itu, medium juga dipergunakan untuk isolasi, perbanyakan,
pengujian sifat-sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroorganisme. Untuk
menetapkan suatu jenis mikroba sebagai penyebab penyakit harus terlebih dahulu
mendapatkan mikroba dalam keadaan murni untuk diselidiki sifat-sifatnya. Untuk
tujuan tersebut sangat diperlukan suatu medium sebagai tempat tumbuh dan isolasi
mikroorganisme. Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang
berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme
(Waluyo, 2008).
Pembiakan mikrobia dalam laboratorium memerlukan media yang berisi zat-
zat hara atau nutrien serta lingkungan pertumbuhan sesuai dengan mikroorganisme
(Rahayu dkk, 2014). Nutrisi yang diperlukan mikroorganisme seperti bakteri dan
jamur biasanya berupa senyawa sederhana yang tersedia secara langsung atau berasal
dari senyawa kompleks yang kemudian dipecah oleh mikroorganisme menjadi
senyawa yang sederhana melalui proses enzimatik. Menurut Radji (2011), nutrisi yang
dibutuhkan mikroorganisme untuk pertumbuhannya meliputi karbon, nitrogen, unsur
non logam seperti sulfur dan fosfor, unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg,
dan Fe, serta vitamin, air, dan energi. Untuk itu, media pertumbuhan mikroorganisme
seperti bakteri harus memenuhi syarat nutrisi yang dibutuhkan. Media biakan dapat
berupa cairan, padatan, dan setengah padat (semi solid) tergantung bakteri yang akan
ditumbuhkan.
Nutrient Agar (NA) adalah salah satu contoh media yang sering digunakan
untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan bakteri. Sementara itu, Potato
Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang sering digunakan untuk menumbuhkan
dan mengembangbiakkan yeast dan kapang. Nutrient Agar (NA) merupakan media
biakan yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar, sedangkan Potato Dextrose
Agar (PDA) dibuat dari kentang dan agar.
Menurut Sumarsih (2003) setiap unsur nutrisi mempunyai peran tersendiri
dalam fisiologi sel. Unsur tersebut diberikan ke dalam medium sebagai kation garam
anorganik yang jumlahnya berbeda-beda tergantung pada keperluannya. Beberapa
golongan mikroba misalnya diatomae dan alga tertentu memerlukan silika (Si) yang
biasanya diberikan dalam bentuk silikat untuk menyusun dinding sel. Natrium dalam
kadar yang agak tinggi diperlukan oleh bakteri tertentu yang hidup di laut, algae hijau
biru, dan bakteri fotosintetik. Natrium tersebut tidak dapat digantikan oleh kation
monovalent yang lain. Itulah mengapa perlu dibuatkan medium pertumbuhan yang
berbeda bagi mikroorganisme-mikroorganisme tertentu karena setiap mikroorganisme
mempunyai kebutuhan dan sifatnya sendiri.
Pada praktikum ini dilakukan tiga percobaan diantaranya, membuat medium
PDA, medium NA, dan medium plate count agar. Percobaan yang pertama adalah
membuat medium PDA (Potato Dextrose Agar). Pengamatan ini bertujuan untuk
mengembangbiakan mikroorganisme dengan cara mengggunkan bahan ekstrak
kentang, dengan menggunakan bahan seperti 200 gram kentang yang dipotong kecil
seperti dadu, 20 gram dektosa, tepung agar dan bahan-bahan yang lain. Menurut Radji
(2011), karbohidrat sangat dibutuhkan oleh bakteri karena karbohidrat merupakan
substrat utama untuk metabolisme bakteri. Hampir setengah berat kering suatu bakteri
merupakan unsur karbon. Karbon dapat ditemukan dalam senyawa karbohidrat,
sehingga karbohidrat sangat berperan penting untuk mendukung pertumbuhan bakteri.
Pada praktikum yang kedua, adalah membuat medium menggunakan medium
Na (Nutrient agar), yaitu medium yang memiliki fungsi yakni untuk
mengembangbiakkan bakteri secara umum. Pengamatan ini juga bertujuan untuk
mengembangbiakan mikroorganisme. Pada pengamtan ini bahan yang digunakan
hampir sama dengan medium PDA, hanya saja pada pengamatan ini menggunakan 3
gram ekstrak daging. Medium NA mengandung nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan bakteri. Menurut Pelczar (2008: 138), menyatakan bahwa sifat-sifat
media yang digunakan untuk faktor pertumbuhan yaitu harus mudah tumbuh, media
harus dibuat, pertumbuhan bakteri harus khas dan mempunyai sifat-sifat yang
diinginkan. Jika sifat ini dipenuhi, maka pertumbuhan bakteri akan bagus. Pada proses
pembuatan media, medium NA menggunakan magnetik stirrer untuk
menghomogenkan agar dengan aquades selama pemasakan agar.
Pengamatan yang ketiga adalah membuat medium Plate Count Agar (PCA).
Bahan yang digunakan adalah 22,5 gram yeast extract, 5 gram tryptone, 1 gram
dextrosa, 15 gram tepung agar dan 1 l aquades. Medium Plate Count Agar (PCA)
merupakan medium yang digunakan dalam metode standar perhitungan jumlah bakteri
dalam berbagai sampel uji seperti air, air limbah, makanan dan produk dairy.
Menurut teori, satu sel mikroorganisme baik itu sel bakteri atau fungi dapat
membentuk satu koloni tunggal. Dengan membandingkan jumlah koloni yang tumbuh
dipemukaan medium dapat digunakan untuk mengestimasi total sel mikroorganisme
awal yang terdapat pada suatu sampel. Metode perhitungan ini dikenal dengan
sebutan Total Plate Count dan biasanya menggunakan medium khusus bernama Plate
Count Agar (PCA) (Anonim, 2020).

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
6.1.1 Berdasarkan komposisinya, medium dapat dibedakan menjadi medium sintesis,
medium semi sintesis, dan medium non sintesis. Medium sintesis yaitu media yang
komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti. Medium semi
sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misanya
PDA. Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak
dapat diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya,
misalnya Tomato Juice Agar.
6.1.2 Mahasiswa dapat menyiapakan bahan untuk pembuatan medium biakan dari bahan-
bahan seperti kentang, agar, tauge, wortel, daging dan lain sebagainnya.

6.2 Saran
6.2.1 Alangkah baiknya jika Ko-Ass dapat memberikan video kepada praktikan sehingga
praktikan dapat lebih mengerti mengenai praktikum yang dilakukan walaupun dalam
metode daring.
6.1.2 Sebaiknya sumber bacaan dapat lebih diperbanyak dan diperbarui lagi dalam membuat
laporan, sehingga dapat menemukan tinjauan pustaka dengan 10 tahun terakhir.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2020. Plate Count Agar (PCA) - Definisi, Komposisi, Cara Pembuatan dan
Interpretasi Uji. https://www.microbeholic.com/2020/12/plate-count-agar-pca-definisi-
komposisicarapembuatandaninterpretasiuji.html#:~:text=Medium%20Plate%20Count
%20Agar%20(PCA,limbah%2C%20makanan%20dan%20produk
%20dairy.&text=Medium%20Plate%20Count%20Agar%20(PCA)%20tidak
%20mengandung%20bahan%20selektif%20sehingga,baik%20digunakan%20untuk
%20perhitungan%20mikroorganisme. Diakses pada Rabu, 2 Juni 2021, pukul 23.21.
Gunawan, Rifki. 2019. Pembuatan Media Menggunakan Media TSA dan TSB. Tanjung
Pinang: Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Label. 2008. Medium Pertumbuhan Mikroba. http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=
browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl course 2001-r-631-sme. Diakses pada Rabu, 2 Juni
2021, pukul 22.37.
Pelczar, Michael J., dan Chan, E. C. S. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press.
Penyusun. 2014. Laporan Praktikum Pembuatan Medium PDA. https://www.slideshare.net
/J4nex/laporan-praktikum-pembuatan-medium-pda. Diakses pada Rabu, 2 Juni 2021,
pukul 22.05.
Radji, M. 2011. Buku Ajar Mikrobiologi Panduan Mahasiswa Farmasi dan Kedokteran.
Jakarta. Buku Kedokteran EGC.
Rahayu, T., Ardhi, M. W., dan Tyastuti, E. M. 2014. Modul Praktikum Mikrobiologi.
Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sumarsih, S. 2003. Mikrobiologi Dasar. Yogyakarta: UPN Veteran.
Volk, Wesley A. dan Wheeler, Margaret F. 1993. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Waluyo, L. 2009. Mikrobiologi Lingkungan. Malang: UMM Press.

Anda mungkin juga menyukai