Anda di halaman 1dari 4

II.

Penyiapan Media dan Screening Bakteri

Jenis medium sangat bervariasi bergantung kepada apa yang dijadikan dasar penamaan.
Berdasarkan kepada bentuknya dikenal tiga macam medium, yaitu medium cair, medium semi solid
dan medium padat. Beda utama ketiga macam medium, yaitu ada tidaknya bahan pemadat. Medium
cair tidak menggunakan bahan pemadat. Medium semi solid dan medium padat menggunakan bahan
pemadat. Bahan pemadat dapat berupa amilum, gelatin, selulosa, dan agar-agar. Agar-agar paling
umum digunakan. Jumlah bahan pemadat pada medium semi solid setengahnya dari medium padat.
Dalam pembuatan medium sebaiknya digunakan air suling. Air sadah pada umumnya
mengandung kadar ion kalsium dan magnesium yang tinggi. Pada medium yang mengandung pepton
dan ekstrak daging, air dengan kualitas semacam ini dapat menyebabkan terbentuknya endapan fosfat
dan magnesium fosfat.
Berdasarkan sumber karbon yang digunakannya, organisme dibagi menjadi dua kelompok.
Organisme yang dapat mensintesis semua komponen selnya dari karbondioksida disebut autotrof.
Sedangkan organisme yang memerlukan satu atau lebih senyawa organik sebagai sumber karbonnya
desebut heterotrof. Disamping sumber karbon organik, heterotrof juga memerlukan karbondioksida.
Sumber nitrogen bagi organisme autotrofik ialah senyawa anorganik, sedangkan bagi
heterotrof dapat berupa asam amino atau senyawa-senyawa protein intermediet seperti peptida,
proteosa dan pepton. Misalnya, pada kaldu nutrien (nutrient broth) yang banyak dipergunakan untuk
menumbuhkan heterotrof, nitrogen diperoleh dari ekstrak daging dan pepton.
Faktor tumbuh ialah komponen seluler esensial yang tidak dapat disintesis sendiri oleh suatu
organisme dari sumber dasar karbon dan nitrogennya. Komponen sel yang dimaksud dapat berupa
asam-asam amino atau vitamin.
pH medium juga amat penting bagi pertumbuhan mikroorganisme, terutama kerja enzim
sangat dipengaruhi oleh pH. Sebagian besar bakteri tumbuh paling baik pada sekitar pH 7.
Berdasarkan komposisi kimiawinya, dikenal medium sintetik dan medium non sintetik atau
kompleks. Komposisi kimiawi medium sintetik diketahui dengan pasti dan biasanya dibuat dari
bahan bahan kimia yang kemurniannya tinggi dan ditentukan dengan tepat. Maka medium semacam
ini dapat diulangi pembuatannya kapan saja dan akan diperoleh hasil yang sama. Di pihak lain,
komposisi kimiawi medium non-sintetik tidak diketahui dengan pasti. Contohnya ialah bahan-bahan
yang terdapat dalam kaldu nutrien, yaitu ekstrak daging dan pepton, mempunyai komposisi kimiawi
yang tidak pasti.
Medium kaldu nutrien dapat digunakan untuk menunjang pertumbuhan sebagian besar
bakteri, sehingga disebut juga medium serbaguna. Sedangkan medium yang mengandung zat-zat
kimia tertentu yang dapat menghambat pertumbuhan satu kelompok bakteri atau lebih tanpa
menghambat pertumbuhan organisme yang diinginkan disebut medium selektif. Medium differensial,
yaitu medium yang mengandung zat-zat kimia tertentu yang memungkinkan si pengamat
membedakan berbagai tipe bakteri.
Konsistensi medium dapat dibuat bermacam-macam bergantung kepada keperluannya.
Medium cair seperti kaldu nutrien atau kaldu glukosa dapat digunakan untuk berbagai keperluan
seperti pembiakan organisme dalam jumlah besar, penelahaan fermentasi dan berbagai macam uji.
Bila diinginkan medium padat, dapat ditambahkan bahan pemadat ke dalam medium kaldu. Medium
padat biasanya digunakan untuk mengamati penampilan atau morfologi koloni dan mengisolasi
biakan murni. Sedangkan medium dengan konsistensi pertengahan disebut medium setengah padat,
biasanya untuk menguji motilitas bakteri dan mengandung agar-agar dalam jumlah kecil.
Untuk menelaah mikroorganisme di laboratorium, kita harus dapat menumbuhkan mereka.
Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia.
Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media.
Mikroorganisme dapat dijumpai dimana-mana dalam tanah, udara, air, bahan pangan, limbah
dan permukaan tubuh. Setiap area dari lingkungan kita tak terlepas dari kehadiran mikrob. Oleh
karena itu Sebelum kita mendapatkan mikroba murni yang ditujukan untuk mempelajari ciri-ciri
mikroba tersebut perlu dilakukannya screening bakteri untuk mendapatkan koloni-koloni mikroba
yang masih dalam populasi campuran sebagai tahap awal dalam proses kultivasi dan pencirian
kultural dari mikroorganisme. Mikroorganisme akan memperlihatkan pertumbuhan yang berbeda
pada media yang berbeda. Perbedaan ini dinamakan karakteristik kultural. Kultural yang menjadi
dasar untuk memisahkan mikroorganisme ke dalam berbagai kelompok taksonomi. Ciri kultural
mikroorganisme dapat dipelajari dari buku Bergey’s manual of Systematic Bacteriology.

Media agar-agar cawan. Dari koloni terpisah akan dapat diamati :

1. Ukuran ; noktah, kecil, sedang dan besar


2. Pigmentasi ; warna koloni
3. Bentuk
3.1. Sirkular dengan tepi periferal
3.2. Irregular dengan tepi perferal
3.3. Rizoid dan menyebar
4. Tepi merupakan tepi luar koloni
4.1. Entire tegas dan rata
4.2. Lobate berlekuk
4.3. Undulate bergelombang
4.4. Serrate bentuk geligi
4.5. Filamen seperti benang dengan tepi tidak rata
5. Elevasi
5.1. Rata
5.2. Raised agak tinggi
5.3. Konveks ; combing
5.4. Umbonate ; agak tinggi dengan puncak konveks
TUJUAN:
- Mempelajari prosedur umum untuk merekonstitusi (mengembalikan kepada keadaan asalnya)
medium berbentuk bubuk (terdehidrasi) dan menaruhnya dalam jumlah yang dikehendaki ke dalam
wadah-wadah yang sesuai.
- Mempelajari ciri morfologi dan kultural mikroorganisme yang tumbuh sebagai coloni murni.
BAHAN DAN ALAT:
Gelas ukur
Erlenmeyer
Timbangan
Kertas timbang
Spatula atau sendok
Medium NA
Batang pengaduk
Pemanas air
pH meter
Tabung reaksi dan cawan petri steril
Kapas untuk sumbat
Papan miring
Keranjang tabung
Bahan dan peralatan yang akan disterilkan (media, cawan petri, tabung reaksi, pipet serologi, dsb)
Sterilisator uap (autoklaf)
PROSEDUR:
I. Penyiapan dan penempatan media
1. Bacalah baik-baik petunjuk untuk melarutkan jumlah medium yang harus dilarutkan.
2. Timbanglah bubuk medium sejumlah yang diperlukan
3. Masukkan medium dalam erlenmeyer.
4. Masukkan air suling sejumlah yang diperlukan ke dalam erlenmayer yang sudah berisi media yang
telah di timbang tadi. Medium agar perlu dididihkan beberapa menit untuk melarutkannya dengan
menggunakan alat pemusing magnetik.
5. Beberapa medium perlu diatur pH-nya. Medium NA dan NB biasanya tidak perlu
dilakukanpenyesuaian pH.
6. Tempatkan medium tersebut pada wadah yang diinginkan, 12 ml ke dalam tabung yang nantinya
akan dituang di petri dish dan 4-5 ml ke dalam tabung yang nantinya dijadikan agar miring.
Tabung tidak boleh diisi lebih dari setengahnya sehingga tidak meluap ketika disterilkan, labu
tidak boleh diisi lebih dari sepertiganya untuk menjamin berhasilnya sterilisasi medium pada
121°C selama 15 menit. Sumbatlah tabung-tabung tersebut dengan kapas. Sterilkan medium
tersebut dalam sterilisator uap pada 121°C selama 15 menit

Tugas.
1. Berikan 2 contoh hasil perhitungan Pembuatan Media , Jika kita akan membuat 40 Media
pada cawan petri dan 20 media agar miring?
2. Buatlah Tabel Pengamatan Hasil Screening Bakteri (pilih 3-5 koloni Dominan).
Cawan 1 Cawan 2
Warna
Ukuran
Bentuk
Elevasi

Permukaan

Margins
Jumlah

Pustaka.

Hadioetomo RS. 1993. mikrobiologi Dasar dalam Praktek: Teknik dan Prosedur Dasar
Laboratorium. Jakarta. . Gramedia Pusaka Utama

Sunatmo, Tedja Imas. 2009. Eksperimen Mikrobiologi dalam Laboratorium. Jakarta: Ardy Agency.
.

Anda mungkin juga menyukai