Anda di halaman 1dari 2

PEMBAHASAN BIO P-12

Jelaskan karakteristik bom nuklir yang digunakan untuk Hiroshima

Bom nuklir memanfaatkan reaksi nuklir isotop-isotop radioaktif untuk menghasilkan


energi eksplosif sehingga didapatkan ledakan yang sangat besar. Adapun, reaksi nuklir
sendiri bisa merupakan reaksi pembelahan (fisi) atau reaksi penggabungan (fusi). Bom nuklir
yang pernah dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada saat perang dunia II dahulu
merupakan bom nuklir fisi (Santoso 1990).

Bom fisi (tidak sama dengan bom fusi), kebanyakan juga dikenal dengan nama
lain bom atom, adalah reaktor fisi yang didesain bagi melepaskan sebanyak mungkin energi
dalam waktu sesingkat mungkin, energi yang terlepas ini akan menyebabkan reaktornya
meledak dan kesudahannya reaksi rantainya beristirahat (Basri 2014). 

Bom fisi yang pertama ini ledakannya bahkan ribuan kali bertambah dahsyat
dibandingkan dengan massa yang sama dari sebuah ledakan kimia. Contohnya adalah Little
Boy memiliki massa total 4 ton (dengan bahan bakar nuklir 60 kg) dan panjangnya 11 meter,
kekuatan ledakannya sama dengan 15 kiloton TNT, sampai-sampai menghancurkan sebagian
agung kota Hiroshima (Basri 2014).

Jelaskan tahapan ledakan bom nuklir dan efek yang dihasilkan

Secara sederhana, proses terjadinya ledakan bom nuklir fisi diawali oleh TNT
(Trinitro Toluena) sebagai triger untuk menghasilkan energi kejut sehingga didapatkan energi
awal yang cukup untuk terjadinya reaksi fisi. Isotop yang digunakan sebagai bahan peledak
utama biasanya adalah plutonium-239 atau uranium-235. Ledakan awal dari TNT ini harus
didesain sedemikian rupa sehingga memicu isotop bahan peledak tersebut berada pada
kondisi superkritis, dimana pada kondisi tersebut akan dihasilkan reaksi fisi berantai yang
menyebabkan dihasilkannya energi hasil fisi yang sangat besar (Basri 2014).

Reaksi berantai inilah yang menjadi perbedaan mendasar antara bom nuklir dengan
reaktor nuklir sebagai pembangkit daya. Pada bom nuklir, neutron yang dihasilkan dibiarkan
bahkan dipaksa untuk memicu reaksi pada inti berikutnya. Sedangkan pada reaktor nuklir,
didesain sedemikian rupa sehingga hanya satu neutron yang dibiarkan memicu reaksi
berikutnya, sedangkan neutron lainnya diserap oleh bahan absorber atau diserap oleh isotop
fertil sehingga menjadi isotop fisil. Jika reaksi berantai tersebut terjadi secara optimal, hanya
dibutuhkan 10 kg plutonium saja untuk ledakan setara dengan 20.000 ton TNT. Dengan masa
sebesar itu, hanya dibutuhkan ruang kosong selebar 10 cm saja jika material plutonium
dibentuk berupa bola pejal (Basri 2014).

Efek yang dihasilkan oleh bom nuklir ini yaitu, energi yang dilepaskan dari sebuah
ledakan bom nuklir akan memanaskan udara secara cepat, udara panas mengembang dan
menciptakan gelombang kejut (ledakan) yang bergerak keluar lokasi ledakan. Ledakan ini
dapat peratakan bangunan di dekat lokasi dan menyebabkan kerusakan pada radius beberapa
mil dari pusat. Ledakan juga dapat menghasilkan kawah besar di permukaan tanah (Santoso
1990).

Ledakan ini juga akan membuat bola api besar dengan suhu jutaan derajat Celsius,
suhu yang cukup tinggi untuk menghancurkan hampir semua benda yang ada di dekat lokasi
ledakan secara cepat. Panas dari bola api dapat memicu amukan api di wilayah yang sangat
luas. Sementara itu, debu dan kotoran yang tersedot pada bola api akan membentuk awan
debu berbentuk seperti jamur dimana debu-debu tersebut akan beterbangan ke lokasi yang
cukup jauh sehingga mengkontaminasi lingkungan dengan debu dan bahkan radiasi yang
dibawa oleh debu tersebut. Sekitar setengah dari radiasi ini merupakan radiasi neutron dan
sinar gamma. Radiasi tersebut dapat membunuh orang maupun hewan di dekat lokasi
ledakan. Bahkan beberapa mil jauhnya, seseorang bisa mengalami efek dari paparan radiasi
tersebut, dimana salah satunya bisa menyebabkan kanker yang berkembang dalam beberapa
tahun (Santoso 1990).

Ledakan tersebut juga akan menghasilkan pulsa elektromagnetik yang berkaitan


dengan arus listrik. Pulsa elektromagnetik ini diproduksi sebagai sinar gamma yang
memasuki atmosfer dan berinteraksi dengan gelombang elektromagnetik di atmosfer.  Pulsa
ini dapat menghancurkan atau merusak listrik dan piranti elektronik, peralatan komputer,
televisi, radio, akses internet, rangkaian listrik di rumah atau kantor pada radius ratusan mil
disekitar pusat ledakan (Santoso 1990).

Anda mungkin juga menyukai