Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Alam semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsur-
unsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan berdasarkan
kesamaan sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu golongan A (golongan utama) dan
golongan B (golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi
unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia (Saito, 1996).

Beberapa usur logam dan nonlogam, dalam bentuk unsur maupun senyawa, banyak
dimanfaatkan didalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan beberapa unsur logam dan
nonlogam meningkat dengan berkembang pesatnya industri, baik sebagai alat, bahan dasar,
maupun sumber energi.

Unsur-unsur logam umumnya diperoleh sebagai bijih logam dalam batuan. Alam
Indonesia sangat kaya akan sumber mineral bijih logam, karena itu perlu penguasaan
teknologi untuk mengolahnya menjadi logam yang dibutuhkan. Unsur Logam yang sudah
akrab dengan kehidupan kita sehari-hari diantaranya adalah, besi, tembaga, atau perak.
Ternyata unsur natrium pun bersifat logam. Namun, karena tak stabil dalam keadaan
unsurnya, ia lebih banyak kita temui dalam bentuk senyawanya. Keberadaan unsur-unsur
kimia di alam sangat melipah. Sumber unsur-unsur kimia terdapat di kerak bumi, dasar laut,
dan atmosfer, baik dalam bentuk unsur bebas, senyawa ataupun campurannya. Unsur-unsur
kimia yang terdapat di alam dalam bentuk unsur bebasnya (tidak bersenyawa dengan unsur
lainnya), diantaranya logam platina (Pt), emas (Au), karbon (C), gas nitrogen (N2), oksigen
(O2), dan gas-gas mulia. Adapun unsur-unsur lainnya ditemukan dalam bentuk bijih logam.
Bijih logam merupakan campuran antara mineral yang mengandung unsur-unsur kimia dan
pengotornya. Mineral-mineral tersebut berbentuk senyawa oksida, halida, fosfat, silikat,
karbonat, sulfat, dan sulfida. Logam platina (Pt) dan emas (Au) disebut logam mulia. Sumber
logam mulia dan mineral-mineral dapat ditemukan di kerak bumi, sedangkan sumber gas
oksigen, nitrogen, dan gas mulia (kecuali He) terdapat di lapisan atmosfer (Saito, 1996).

Sulit dibayangkan jika kita hidup tanpa adanya unsur kimia karena semua benda yang
ada di alam ini mengandung unsur kimia, baik dalam bentuk logam atau unsur bebasnya,
senyawanya, atau paduan logamnya. Tak bisa dipungkiri, selain memberikan manfaat,
beberapa unsur kimia memberikan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan.
Kegunaan dan dampak dari unsur-unsur kimia beserta cara mencegah dan menanganinya
tidak terlepas dari sifat yang dimiliki unsur-unsur tersebut. Melalui makalah ini kami
harapkan pembaca dapat memahami dan mengetahui kimia unsur lebih spesifik lagi.

Jumlah unsur banyak sekali, baik yang alamiah maupun yang buatan. Unsur-unsur
tersebut disusun dalam tabel periodik. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan dalam kolom-
kolom yang disebut dengan golongan dan dalam baris yang disebut periode. Secara garis
besar unsur-unsur tersebut dibedakan atas unsur-unsur utama dan unsur-unsur transisi. Pada
bab ini kita akan mempelajari unsur-unsur utama. Unsur utama termasuk dalam golongan A
yang terdiri atas unsur logam dan unsur nonlogam. Golongan A terdiri dari delapan golongan
(I – VIII).

Unsur-unsur golongan VI A (Oksigen) atau sering juga disebut golongan kalkogen


adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik IUPAC terletak pada urutan ke 16. Golongan
oksigen dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya. Pada Temperatur
dan tekanan standar, unsur ini akan berikatan berikatan. Golongan oksigen merupakan unsur
paling melimpah ketiga di alam semesta berdasarkan massa dan unsur paling melimpah di
kerak bumi (Brady, 1986).

Unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VI A adalah Oksigen, Belerang,


Selenium, Telurium, Polonium dan unsur sintetis livermorium (Lv). Golongan VI A
merupakan suatu unsur yang sangat reaktif. Serta memiliki kulit luar sebesar np4. Unsur-
unsur pada golongan Oksigen memiliki elektron valensi berjumlah 6. Titik didih dari unsur
oksigen sampai dengan polonium yaitu semakin besar. Serta titik lebur dari oksigen sampai
dengan polonium semakin besar. Dan juga memiliki massa jenis dari oksigen sampai
polonium semakin besar (Brady, 1986).

Berdasarkan sifatnya, Oksigen, Sulfur dan Selenium bersifat non-logam. Telurium


bersifat semi logam, sedangkan Polonium menunjukkan sifat logam dan juga bersifat
radioaktif. Perubahan sifat ini yang menyebabkan titik leleh cenderung meningkat dari atas
ke bawah meskipun tidak teratur. Kecuali Oksigen, unsur-unsur segolongannya mempunyai
bilangan oksidasi genap +6, +4, +2, -2 dan membentuk ikatan kovalen. Jika membentuk
ikatan dengan unsur yang sangat elektronegatif, kesemua unsur bertindak sebagai ion positif,
dalam hal ini, Oksigen hanya dapat berikatan dengan Fluorin, membentuk OF2 karena tidak
adalagi unsur lain yang lebih elektronegatif dibanding Oksigen.

Sifat-sifat unsur yang masuk pada golongan VI A (O, S, Se, Te, Po) adalah sebagai
berikut :

 Dapat membentuk anion X2- dengan kecenderungan semakin ke bawah semakin sulit.

 Kecuali O, dapat membentuk ikatan tetravalen atau heksavalen.

 Dapat berikatan dengan F dengan membentuk XF6 dengan kecenderungan semakin


ke bawah semakin sulit.

 Dapat membentuk asam lemah dengan berikatan dengan hidrogen dengan


kecenderungan semakin ke bawah semakin kuat.

 Kecuali H2O, senyawa H2X bersifat racun dan berbau tak sedap.

 Kecuali Te2O, senyawa H2X larut dalam air.

Dalam satu golongan dari atas ke bawah jari-jari atom semakin besar, karena Dalam satu
golongan dari atas ke bawah, kulit atom bertambah (jumlah kulit = nomor periode), sehingga
jari-jari atom juga bertambah besar. Dalam golongan VIA urutan jari-jari atom dari yang
terbesar adalah oksigen, belerang, selenium, telurium, elemen radioaktif polonium, dan unsur
sintetis livermorium.

Unsur golongan VI A secara umum dari atas kebawah, reaktivitasnya terhadap logam
semakin menurun. Hal ini sangat berkaitan dengan elektronegatifitas dari setiap atom
anggotanya. Dimana golongan ini beranggotakan atom O non-logam yang mempunyai
elektronegatifitas besar (terbesar kedua setelah F) hingga logam Polonium (Syamsidar, 2013).

Semua kelompok molekul struktural yang terdapat pada organisme hidup, seperti
protein, karbohidrat, dan lemak, hampir mengandung unsur-unsur yang terdapat dalam
golongan VI A (Oksigen). Demikian pula senyawa anorganik yang terdapat pada cangkang,
gigi, dan tulang hewan. Unsur-unsur golongan VI A (Oksigen) banyak digunakan dalam
produksi baja, plastik, dan tekstil dan juga digunakan sebagai propelan roket, dan sebagai
pendukung kehidupan pada pesawat terbang, kapal selam, penerbangan luar angkasa, dan
penyelaman.

Oleh karena itu untuk lebih jelasnya tentang golongan VI A (Oksigen), dalam
makalah ini kami akan membahas unsur-unsur golongan VI A lebih dalam.

1.2  Rumusan Masalah

1.      Bagaimana sejarah ditemukannya unsur-unsur golongan VI A?

2.      Bagaimana sifat unsur-unsur golongan VI A?

3.      Bagaimana kelimpahan unsur-unsur golongan VI A di alam?

1.3  Tujuan

1.      Mengetahui sejarah ditemukannya unsur-unsur golongan VI A.

2.      Mengetahui sifat unsur-unsur golongan VI A.

3.      Mengetahui kelimpahan unsur-unsur golongan VI A di alam.

Anda mungkin juga menyukai