Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri
dari campuran zat zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme
untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media
berupa molekulmolekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel.
Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi
kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya
(Sosilowati dan Listyawati 2001).
Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang
berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan
mikroorganisme. Zat hara digunakan oleh mikroorganisme untuk
pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan
pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi, zat hara
sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen serta
unsur-unsur sekelumit (trace element). Dalam bahan dasar medium dapat
pula ditambahakan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin atau
nukleotida (Waluyo 2011).
Media biakan ada yang berbentuk padat, cair dan semi padat. Media
padat adalah media biakan yang dipadatkan dengan agar, ada yang bersifat
reversible (dapat dibalik) seperti agar nutrien dan ada yang bersifat
ireversible (tidak dapat dibalik) seperti serum darah terkoagulasi. Dalam
kedokteran, media padat yang bersifat irreversible paling sering digunakan.
Sedang agar nutrient banyak digunakan dalam media lain. Bentuk media
lain berupa cair adalah campuran komponen-komponen zat kimia tertentu
dengan air suling, sedang media yang secara fisik merupakan intermediate
antara media cair dan padat, seperti agar lunak (Atlas 2004).
Berdasarkan komposisinya, media terdiri dari media sintesis, semi
sintesis, dan non sintesis. Media sintesis yaitu media yang komposisi zat
kimianya diketahui secara pasti. Media semi sintesis yaitu media yang
sebagian dari komposisi kimianya diketahui, sedangkan media non sintesis
yaitu media yang komposisi zat kimia dalam medianya tidak diketahui.
Sementara berdasarkan fungsinya media terdiri dari media umum, media
selektif, media differensial, media uji, dan media diperkaya. Media umum
yaitu media yang terdiri dari pepton dan ekstrak khamir untuk pertumbuhan
banyak jenis mikroba. Contohnya adalah media NA (Nutrient Agar). Media
selektif adalah media yang ditambah zat tertentu sehingga bersifat selektif
yang hanya merangsang pertumbuhan satu jenis mikroba dan jenis lainnya
mati. Contohnya media TCBS (Thiosulfate Cytrat Bile Salt). Media
diffferensial adalah media yang yang mengandung suatu komponen yang
menyebabkan pertumbuhan mikroba tertentu dengan adanya perubahan
tertentu yang dapat membedakan mikroba tersebut dari mikroba yang
lainnya. Comtohnya media EMBA (Eosin Metilen Blue Agar). Media uji
adalah media dengan komposisi tertentu untuk mengetahui atau menguji
adanya zat tertentu. Sementara media diperkaya adalah media yang berisi
komponen komplek, seperti darah, serum dan lain-lain.
Medium Tryptic Soy Agar (TSA) merupakan medium pertumbuhan
untuk menumbuhkan bakteri. Medium ini bisanya digunakan untuk
melakukan kultivasi, isolasi bakteri yang memiliki sifat
pertumbuhan fastidious atau nonfastidious. Selain itu medium TSA juga
dapat digunakan untuk kultivasi bakteri yang bersifat aerob dan anaerob.
Medium TSA dalam penggunaanya juga dimodifikasi dengan penambahan
zat tertentu. Misalnya untuk dapat digunakan untuk mengidentifikasi
pertumbuhan bakteri Haemophilus sp. setelah diperkaya dengan
menambahkan X (Hemin) dan V (DPN) pada media. Kemudian medium
TSA juga dapat digunakan sebagai medium uji suseptibilitas Vancomycin
dengan cara menambahkan 5% darah domba ke dalam medium.

1.2. Tujuan Praktikum


Tujuan makalah ini adalah untuk mengetahui .

1.3. Manfaat Praktikum


Manfaat yang didapatkan dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu
mengetahui proses penyiapan medium tumbuh bakteri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroba, diperlukan


suatu substrat yang disebut media. Sedangkan media itu sendiri sebelum
dipergunakan harus dalam keadaan steril, artinya tidak ditumbuhi oleh
mikroba lain yang tidak diharapkan. Susunan bahan baik berbentuk bahan
alami (toge, kentang, daging, tahu, wortel), atau bahn buatan (senyawa
kimia organik atau anorganik) yang digunakan dan pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroba dinamakan medium. Medium adalah suatu
bahan yang terdiri dari campuran nutrisi yang dipakai untuk menumbuhkan
mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba, medium dapat digunakan
pula untuk isolasi, memperbanyak pengujian sifat-sifat fisiologi dari
perhitungan. Jumlah mikroba yang terdapat pada media (Anonim 2011: 3).
Medium pembiakan penyubur dibuat dari medium pembiakan dasar
dengan penambahan zat-zat lain untuk mempersubur pertumbuhan bakteri
tertentu, yang pada medium pembiakan dasar tidak dapat tumbuhdengan
baik. Untuk keperluan ini kedalam medium pembiakan dasar sering
ditambahkan darah, serum, cairan tubuh, ekstrak hati, otak dan sebagainya
(Irianto 2007: 124).
Medium yang di dalamnya ditumbuhi, oleh bakteri akan berarak
dalam susunannya sesuai dengan kebutuhan jenis-jenis yang bersangkutan.
Beberapa bakteri dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana
yang hanya mengandung garam organik dan ditambah dengan sumber
karbon organik, seperti gula. Bakteri lain memerlukan suatu medium yang
sangat kompleks yang padanya ditambahkan darah atau bahan-bahan
kompleks lain hampir ke semua media yang biasanya dipakai yang dapat
dibeli secara komersial sebagai tabung kering (Anonim 2011: 1).
Agar mikroba dapat tumbuh dengan baik pada suatu media harus
memenuhi syarat-syarat antara lain harus mempunyai tekanan osmosi,
tegangan permukaan dan pada pH yang sesuai kebutuhan mikroba yang
dibutuhkannya, harus mengandung semua zat hara yang mudah
dipergunakan oleh mikroba, tidak mengandung zat-zat yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan steril
sebelum digunakan agar mikroba yang diinginkan dapat tumbuh dengan
baik (Dwidjoseputro 1998: 134).
Media agar merupakan substrat yang sangat baik untuk memisahkan
campuran mikroorganisme sehingga masing-masing jenisnya menjadi
terpisah-pisah. Teknik yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme pada media agar memungkinkan tumbuh dengan agak
berjauhan dari sesamanya juga memungkinkan selnya berhimpun
membentuk koloni. Sekelompok sel yang dapat dilihat dengan mata biasa
semua sel dalam koloni itu sama, dianggap adalah suatu keturunan
mikroorganisme (Anonim 2011: 3).
Media dapat digolongkan berdasarkan atas susunan kimia, sifat
wujudnya dan fungsinya. Penggolongan media berdasarkan tujuan kimia,
antara lain media anorganik yaitu media yang tersusun dari bahan
anorganik. Media organik yaitu media yang tersusun dari bahan-bahan
organik. Media sintetik yaitu media yang susunan kimianya dapat diketahui
dengan pasti. Media ini biasanya digunakan untuk menumbuhkan dan
mempelajari taksonomi mikroba. Penggolongan media sesuai dengan
wujudnya antara lain adalah cairan, padat yang biasanya dalam bentuk
bahan-bahan organik, misalkan adalah silica gel. Media padat yang biasanya
dicairkan yaitu apabila dalam keadaan panas akan cair (Sutedjo 1996: 276).
Media TSA merupakan media kultur universal, hampir semua jenis
bakteri bisa tumbuh pada media ini. Trypticase Soy Agar digunakan untuk
medium pertumbuhan dengan tujuan mengamati morfologi koloni,
mengembangkan kultur murni, pertumbuhan untuk tes biokimia. TSA juga
biasa digunakan untuk penghitungan jumlah bakteri. Trypticase Soy
Agar (TSA) juga merupakan media agar yang digunakan untuk kegiatan
pengisolasian dan pembudidayaan berbagai macam mikroorganisme yang
bersifat aerobik. Medium ini digunakan untuk berbagai tujuan yang
mencakup pemeliharaan stok budidaya, isolasi berbagai macam spesies
mikroorganisme.
Media TSB (Trypticase Soy Broth) adalah media broth diperkaya
untuk tujuan umum, untuk isolasi, dan penumbuhan bermacam
mikroorganisme. Media ini banyak digunakan untuk isolasi bakteri dari
specimen laboratorium dan akan mendukung pertumbuhan mayoritas
bakteri patogen. Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai yang
menyediakan asam amino dan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya
menjadi media bernutrisi untukbermacam mikroorganisme. Dekstrosa
adalah sumber energi dan natrium klorida mempertahankan kesetimbangan
osmotik. Dikalium fosfat ditambahkan sebagai buffer untuk
mempertahankan pH.
BAB III
METODE

3.1. Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah erlenmeyer, stirer,
hot plate, cawan petri, tabung reaksi, dan autoklaf. Bahan yang digunakan
pada praktikum ini adalah media TSA, media TSB, dan akuades.

Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum


Alat Bahan

Tabung Erlenmeyer Media TSA

Stirer Media TSB

Aquades
Hot Plate
Cawan Petri

Tabung Reaksi

Autoklaf

3.2. Prosedur Praktikum


Dalam praktikum ini dilakukan pembuatan media yaitu media TSA.
Media dibuat dengan cara mencampurkan 0,8 gr TSA dengan 20 ml
aquades. Yang kemudian dilarutkan dalam Erlenmeyer. Lalu di stirer selama
beberapa menit. Lalu diautoklaf. Setelah itu media dituang dalam tabung
reaksi dan pada cawan petri, dan biarkan hingga dingin dan mengeras.
TSB dibuat dengan cara mencampurkan TSB sebanyak 0,6 gr
dengan 20 ml aquades. Setelah dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, media
TSB ditutup dengan aluminium foil dan dituang dalam tabung reaksi
sebanyak 5ml, kemudian ditutup dengan kapas dan aluminium foil dan ikat
dengan menggunakan karet gelang. Kemudian TSB dipanaskan pada hot
plate. Lalu sampel TSB di autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121 ⁰C.
Setelah itu media dituang dalam tabung reaksi. Sedangkan TSB tidak
diperkenankan untuk dihomogenkan, karena TSB merupakan media yang
berbentuk cair, jadi tidak perlu dihomogenkan karena tidak akan bisa
menjadi padat.
1.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Hasil praktikum disajikan dalam bentuk tabel dan berikan narasi
sebelum penyajian tabel.

Tabel 2. Pembuatan media TSA


Gambar Keterangan
Media TSA ditimbang sebelum di
masukan ke dalam Erlenmeyer
yang telah terisi aquades untuk di
larutkan.

Media TSA di didihkan


menggunakan hot plate dan sister.

Media TSA di sterilkan


menggunakan autoklaf pada suhu
121⁰C selama 15 menit.
Media TSA dituangkan ke dalam
cawan petri setelah dibiarkan
hingga hangat.

4.2. Pembahasan

Dalam praktikum ini dilakukan pembuatan mengenai beberapa


media, diantaranya yaitu Media TSA (Trypticase Soy Agar). Media TSA
merupakan media kultur universal, hampir semua jenis bakteri bisa tumbuh
pada media ini. Trypticase Soy Agar digunakan untuk medium pertumbuhan
dengan tujuan mengamati morfologi koloni, mengembangkan kultur murni,
pertumbuhan untuk tes biokimia. TSA juga biasa digunakan untuk
penghitungan jumlah bakteri.
Trypticase Soy Agar (TSA) juga merupakan media agar yang digunakan
untuk kegiatan pengisolasian dan pembudidayaan berbagai macam
mikroorganisme yang bersifat aerobik. Medium ini digunakan untuk
berbagai tujuan yang mencakup pemeliharaan stok budidaya, isolasi
berbagai macam spesies mikroorganisme.
Media TSB (Trypticase Soy Broth) adalah media broth diperkaya
untuk tujuan umum, untuk isolasi, dan penumbuhan bermacam
mikroorganisme. Media ini banyak digunakan untuk isolasi bakteri dari
specimen laboratorium dan akan mendukung pertumbuhan mayoritas
bakteri patogen. Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai yang
menyediakan asam amino dan substansi nitrogen lainnya yang membuatnya
menjadi media bernutrisi untukbermacam mikroorganisme. Dekstrosa
adalah sumber energi dan natrium klorida mempertahankan kesetimbangan
osmotik. Dikalium fosfat ditambahkan sebagai buffer untuk
mempertahankan pH.
Dalam praktikum ini dilakukan pembuatan media yaitu media TSA. Media
dibuat dengan cara mencampurkan 0,8 gr TSA dengan 20 ml aquades. Yang
kemudian dilarutkan dalam Erlenmeyer. Lalu di stirer selama beberapa
menit. Lalu diautoklaf. Setelah itu media dituang dalam tabung reaksi dan
pada cawan petri, dan biarkan hingga dingin dan mengeras.
TSB dibuat dengan cara mencampurkan TSB sebanyak 0,6 gr dengan 20 ml
aquades. Setelah dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, media TSB ditutup
dengan aluminium foil dan dituang dalam tabung reaksi sebanyak 5ml,
kemudian ditutup dengan kapas dan aluminium foil dan ikat dengan
menggunakan karet gelang. Kemudian TSB dipanaskan pada hot plate. Lalu
sampel TSB di autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121 ⁰C. Setelah itu
media dituang dalam tabung reaksi. Sedangkan TSB tidak diperkenankan
untuk dihomogenkan, karena TSB merupakan media yang berbentuk cair,
jadi tidak perlu dihomogenkan karena tidak akan bisa menjadi padat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat di simpulkan
bahwa untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroba, diperlukan
suatu substrat yang disebut media. Sedangkan media itu sendiri sebelum
dipergunakan harus dalam keadaan steril, artinya tidak ditumbuhi oleh
mikroba lain yang tidak diharapkan.
Dalam praktikum ini dilakukan pembuatan mengenai beberapa
media, diantaranya yaitu Media TSA (Trypticase Soy Agar). Media TSA
merupakan media kultur universal, hampir semua jenis bakteri bisa tumbuh
pada media ini. Trypticase Soy Agar digunakan untuk medium pertumbuhan
dengan tujuan mengamati morfologi koloni, mengembangkan kultur murni,
pertumbuhan untuk tes biokimia. TSA juga biasa digunakan untuk
penghitungan jumlah bakteri.
Dalam praktikum ini dilakukan pembuatan media yaitu media TSA.
Media dibuat dengan cara mencampurkan 0,8 gr TSA dengan 20 ml
aquades. Yang kemudian dilarutkan dalam Erlenmeyer. Lalu di stirer selama
beberapa menit. Lalu diautoklaf. Setelah itu media dituang dalam tabung
reaksi dan pada cawan petri, dan biarkan hingga dingin dan mengeras.
TSB dibuat dengan cara mencampurkan TSB sebanyak 0,6 gr
dengan 20 ml aquades. Setelah dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, media
TSB ditutup dengan aluminium foil dan dituang dalam tabung reaksi
sebanyak 5ml, kemudian ditutup dengan kapas dan aluminium foil dan ikat
dengan menggunakan karet gelang. Kemudian TSB dipanaskan pada hot
plate. Lalu sampel TSB di autoklaf selama 15 menit dengan suhu 121 ⁰C.
Setelah itu media dituang dalam tabung reaksi. Sedangkan TSB tidak
diperkenankan untuk dihomogenkan, karena TSB merupakan media yang
berbentuk cair, jadi tidak perlu dihomogenkan karena tidak akan bisa
menjadi padat.

5.2. Saran
Setelah melakukan praktikum ini, adapun saran yang perlu di
sampaikan yaitu: harus lebih hati-hati lagi dalam menggunakan alat supaya
tidak ada yang rusak, dan asisten dosen di harapkan untuk menghimbau
mahasiswa-mahasiswanya supaya lebih fokus terhadap praktikum yang
sedang di lakukan.
DAFTAR PUSTAKA

http://burayakpiranha.blogspot.com/2016/05/mikrobiologi-aquatik-
pembuatan-media.html (diakses pada tanggal 09 Oktober 2019)

https://neddy261191.wordpress.com/2013/07/10/pembuatan-media/ (diakses
pada tanggal 09 Oktober 2019)

https://www.usd.ac.id/fakultas/farmasi/f1l3/PanduMikroBio.pdf (diakses
pada tanggal 09 Oktober 2019)

http://jamilahtata.blogspot.com/2016/04/laporan-praktikum-pembuatan-
media.html (diakses pada tanggal 09 Oktober 2019)

modul praktikum mikrobiologi

Anda mungkin juga menyukai