Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH MIKROBIOLOGI

MEDIA UNTUK BAKTERI

OLEH :
KELOMPOK 4 B
YUDYA ISFHANY 1210421002
HUSRI MELI

1210421012

ASIH MAHARANI

1210422016

CINDY

1210422046

RENDY PRAMATA

1210423024

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2014

MEDIA UNTUK BAKTERI


A. DEFINISI PERTUMBUHAN MIKROORGANISME
Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai pertambahan secara teratur semua
komponen di dalam sel hidup. Pada organisme multiseluler, pertumbuhan adalah
peningkatan jumlah sel perorganisme, dimana ukuran sel juga menjadi lebih besar. Pada
organisme uniseluler yang disebut pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel, yang
berarti juga pertambahan jumlah organisme. Umur suatu sel ditentukan setelah
pembelahan sel selesai. Sedangkan umur kultur ditentukan dari waktu atau lamanya
inkubasi. Ukuran sel tergantung dari kecepatan pertumbuhan. Semakin baik zat nutrisi di
dalam substratnya mengakibatkan pertumbuhan sel semakin cepat
B. SYARAT-SYARAT PERTUMBUHAN MIKROORGANISME
Menurut Lim (1998), mikroorganisme untuk pertumbuhannya memerlukan
nutrisi dan faktor lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. Mikroorganisme
memerlukan komponen-komponen tertentu untuk pertumbuhannya, yaitu :
1. Energi, mikroorganisme dapat dibedakan menjadi 2 kelompok berdasarkan
kebutuhan energinya, yaitu: mikroorganisme fototrof dan kemotrof. Mikroorganisme
fototrof menggunakan cahaya matahari sebagai sumberenerginya, sedangkan
mikroorganisme kemotrof sumber energi berasal dari oksidasi senyawa organik
seperti glukosa atau senyawa anorganik seperti H2S atau NaNO2.
2. Sumber karbon, berdasarkan kebutuhan karbonnya mikroorganisme dapat dibedakan
menjadi

kelompok,

yaitu:

mikroorganisme

autotrof

dan

heterotrof.

Mikroorganisme autotrof adalah mikroorganisme yang menggunakan karbon


anorganik (CO2) sebagai sumber karbonnya, sedangkan mikroorganisme heterotrof
memerlukan sumber karbon organik, misalnya glukosa.
3. Sumber nitrogen, mikroorganisme mengambil sumber N dalam bentuk gas nitrogen,
amonium, garam nitrat atau berupa N dari senyawa organik (mis. Asam amino)
4. Elemen nonmetal, terutama sulfur dan fosfor.

5. Elemen metal, terdiri dari Ca2+, Zn2+, Na, Cu2+, Mn2+ ,Mg2+, Fe2+, dalam bentuk
garam-garam anorganik. Ion-ion ini berperan penting dalam osmoregulasi, mengatur
aktivitas enzim, dan transfer elektron.
6. Vitamin, penting dalam pertumbuhan sel dan diperlukan dalam jumlah sedikit.
Vitamin berperan juga sebagai koenzim
7. Air, semua sel memerlukan air dalam mediumnya sebagai pelarut, sehingga nutrient
dengan berat molekul rendah dapat melewati membran sel.
C. PENGERTIAN MEDIA
Media pertumbuhan mikroba merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran
nutrient yang diperlukan mikroba untuk pertumbuhan. Dengan menggunakan media
pertumbuhan, aktivitas mikroba dapat dipelajari dan dengan medium tumbuh dapat
dilakukan isolasi mikroba dengan struktur murni (Hadioetomo, 1990). Pembiakan
mikroba dalam laboratorium memerlukan media yang berisi zat hara serta lingkungan
pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara yang digunakan oleh
mikroba untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan
pergerakan, lazimnya media biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai sumber
karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur lainnya (Lim,
1998).
Susunan dan kadar nutrisi suatu medium untuk pertumbuhan mikroba harus
seimbang agar mikroba dapat tumbuh optimal. Hal ini perlu dikemukakan mengingat
banyak senyawa yang menjadi zat penghambat atau racun bagi mikroba jika kadarnya
terlalu tinggi (misalnya garam dari asam lemak, gula, dan sebagainya). Banyak alga
yang sangat peka terhadap fosfat anorganik. Disamping itu dalam medium yang terlalu
pekat aktivitas metabolisme dan pertumbuhan mikroba dapat berubah. Perubahan faktor
lingkungan menyebabkan aktivitas fisiologi mikroba dapat terganggu, bahkan mikroba
dapat mati. Medium memerlukan kemasaman (pH) tertentu tergantung pada jenis jasad
yang ditumbuhkan. Aktivitas metabolisme mikroba dapat mengubah pH, sehingga untuk
mempertahankan pH medium ditambahkan bahan buffer. Beberapa komponen penyusun
medium dapat juga berfungsi sebagai buffer (Collin, 1987).

Menurut Hafsah (2009), medium pertumbuhan mikroorganisme harus memenuhi


persyaratan sebagai berikut:
1. Mengandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan mikoorganisme
2. Mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai dengan
kebutuhan mikroba.
3. Media harus dalam keadaan steril, artinya sebelum ditanami mikroorganisme yang
diinginkan, tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan.
Selain bahan-bahan nutrisi yang disyaratkan bagi pertumbuhan bakteri ada pula
kedalam media tertentu ditambahkan bahan-bahan kimia/antibiotik tertentu, dengan
maksud untuk menghambat dan membunuh bakteri atau jamur yang tak diinginkan,
terutama pada waktu isolasi, serta penambahan zat penunjuk (indikator), untuk
mempelajari dan mendeteksi misalnya fermentasi karbohidrat yang ada dalam media.
Bahan-bahan penghambat yang biasa dipakai antara lain: kristal violet, brilian green,
bile salt, natrium selenit, berbagai macam antibiotik dan anti jamur (fungizon)
sedangkan zat penunjuk yang sering dipakai adalah fenol red, neutral red dan
bromthimol blue. Selain persyaratan nutrisi dan penambahan bahan penghambat ada
pula beberapa kondisi fisik yang dapat mempengaruhi pertumbuban bakteri, seperti
suhu, keadaan udara dan derajat keasaman/pH (Lestari, 1998).
D. BENTUK, SUSUNAN, DAN SIFAT MEDIA
Menurut Pelozar (1996), bentuk, susunan, dan sifat media ditentukan oleh
senyawa penyusun media, persentase campuran, dan tujuan penggunaan.
1. Bentuk Media
Ditentukan oleh ada tidaknya penambahan zat pemadat seperti agar-agar, gelatin, maka
dikenal 3 bentuk media, yaitu media padat, media semi padat (semisolid), dan media
cair.
a) Media padat, memerlukan 12-15 g agar-agar untuk 1000 ml media. Media padat
digunakan untuk menumbuhkan bakteri, ragi, dan jamur.

b) Media cair, bila ke dalam medium tidak ditambahkan bahan pemadat. Digunakan
untuk membiakkan alga, bakteri, dan ragi.
c) Media semipadat, penambahan zat pemadat hanya 50 % atau kurang dari yang
seharusnya. Untuk menumbuhkan mikroba yang memerlukan sedikit air dan hidup
anaerobik atau fakultatif.
2. Susunan Media
Susunan media dapat berbentuk:
a) Media alami, adalah media yang disusun oleh bahan-bahan alami seperti kentang,
nasi, telur, daging, roti, dsb. Kentang, roti dan nasi biasanya digunakan untuk
menumbuhkan kapang, sedangkan telur untuk menumbuhkan virus.
b) Media sintetis, adalah media yang disusun oleh senyawa kimia, misalnya Czapek Dox
Agar (jamur), Nitrogen free manitol broth (Azotobacter).
c) Media semisintetis, yaitu media yang tersusun oleh campuran bahan alami dan bahan
sintetis, misalnya KNA, PDA, touge agar.
3. Sifat Media
Penggunaan media bukan hanya untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba,
tetapi juga untuk tujuan-tujuan lain, misalnya untuk isolasi, seleksi, diferensiasi dan
sebagainya Berdasarkan sifatnya, media dapat dibedakan menjadi:
a) Media umum, adalah media yang dapat digunakan untuk menumbuhkan satu atau
lebih kelompok mikroba secara umum, seperti KNA dan PDA.
b) Media pengaya, kalau media tersebut digunakan untuk memberi kesempatan terhadap
suatu jenis/kelompok mikroba untuk tumbuh dan berkembang lebih cepat dari yang
lainnya yang bersama-sama dalam suatu sampel. Misalnya pada media kaldu
selenit/kaldu tetrationat dalam waktu 18-22 jam mikroba lain akan terhambat/terhenti
pertumbuhannya sedangkan Salmonellla akan tetap tumbuh.
c) Media selektif, adalah media yang hanya dapat ditumbuhi oleh satu atau lebih
mikroorganisme tertentu, tetapi akan menghambat/mematikan jenis lainnya. Misalnya
media SS agar untuk Salmonella dan Shigella, media EMB agar untuk Coliform.

Gambar 1. Agar Salmonella dan Shigella


d) Media diferensial, yaitu media yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba tertentu
serta penentuan sifat-sifatnya. Misalnya media EMB agar untuk Coliform, media agar
darah untuk menumbuhkan bakteri hemolitik.
e) Media penguji, yaitu media yang digunakan untuk pengujian senyawa atau bendabenda tertentu dengan bantuan mikroba. Contoh: Muller Hinton Agar.

Gambar 2. Muller Hinton Agar


Terdapat berbagai macam medium untuk menumbuhkan mikroorganisme.
Mikroorganisme dapat tumbuh sesuai dengan medium yang digunakan. Berikut adalah
berbagai medium yang sering digunakan:

1. Nutrien Agar (NA)


Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga
digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam
artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat
dari ekstrak beef, pepton, dan agar. NA merupakan salah satu media yang umum
digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan,
untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk
mengisolasi organisme dalam kultur murni. Pada pembuatan medium NA ini
ditambahkan pepton agar mikroba cepat tumbuh, karena mengandung banyak
N2 (Dwidjoseputro, 1994).
Agar yang digunakan dalam proses ini untuk mengentalkan medium sama halnya
dengan yang digunakan pada medium PDA yang juga berperan sebagai media tumbuh
yang ideal bagi mikroba (Schlegel, 1993). Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan
disterilisasi dengan autoklaf pada 121C selama 15 menit. Kemudian siapkan wadah
sesuai yang dibutuhkan.

Gambar 3. Media Nutrien Agar


2.

Potato Dextrose Agar (PDA)


PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang.

Selain itu dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel
atau produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu
terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan

kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Serbuk PDA
berwarna kuning karena merupakan ekstrak kentang yang pada dasarnya berwarna
kuning. Serbuk dicampur dan dipanaskan serta aduk. Didihkan selama 1 menit untuk
melarutkan media secara sempurna.Sterilisasi pada suhu 121C selama 15 menit.Setelah
disterilisasi dalam autoklaf medium berwarna kecoklatan dan didapat endapan berwarna
putih. Dinginkan hingga suhu 40-45C dan tuang dalam cawan petri dengan pH akhir
5,6+0,2. Setelah didinginkan, medium dapat ditanami bakteri (Schegel, 1993).
Tabel 1. Berbagai Media untuk Isolasi Bakteri

DAFTAR PUSTAKA
Collin, C.H and P. M. Lyne 1987. Microbiological Method Fifth edition. Butterworths.
London.
Dwidjeseputro, D. 1994. DasarDasar Mikrobologi. Djambatan. Jakarta.
Hadioetomo, Ratna, 1990. Mikrobiologi Dalam Praktek. Gramedia. Jakarta.
Hafsah, 2009. Mikrobiologi Umum. Universitas Islam Negeri Alauddin. Makassar.
Lim, D., 1998. Microbiology. WCB Mc Graw Hill, Missouri.
Lestari. Y 1998. Persiapan Dan Pengenalan Bahan Laboratorium Mikrobiologi.
Pelatihan Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan Teknisi Litkayasa
Pertanian, IPB. Bogor.
Pelozar, 1996. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia. Jakarta.
Schlegel, H.G. 1993. General Microbiology. Cambridge University Press. Australia.

Anda mungkin juga menyukai