OLEH :
KELOMPOK 4 B
YUDYA ISFHANY 1210421002
HUSRI MELI
1210421012
ASIH MAHARANI
1210422016
CINDY
1210422046
RENDY PRAMATA
1210423024
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2014
kelompok,
yaitu:
mikroorganisme
autotrof
dan
heterotrof.
5. Elemen metal, terdiri dari Ca2+, Zn2+, Na, Cu2+, Mn2+ ,Mg2+, Fe2+, dalam bentuk
garam-garam anorganik. Ion-ion ini berperan penting dalam osmoregulasi, mengatur
aktivitas enzim, dan transfer elektron.
6. Vitamin, penting dalam pertumbuhan sel dan diperlukan dalam jumlah sedikit.
Vitamin berperan juga sebagai koenzim
7. Air, semua sel memerlukan air dalam mediumnya sebagai pelarut, sehingga nutrient
dengan berat molekul rendah dapat melewati membran sel.
C. PENGERTIAN MEDIA
Media pertumbuhan mikroba merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran
nutrient yang diperlukan mikroba untuk pertumbuhan. Dengan menggunakan media
pertumbuhan, aktivitas mikroba dapat dipelajari dan dengan medium tumbuh dapat
dilakukan isolasi mikroba dengan struktur murni (Hadioetomo, 1990). Pembiakan
mikroba dalam laboratorium memerlukan media yang berisi zat hara serta lingkungan
pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara yang digunakan oleh
mikroba untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan
pergerakan, lazimnya media biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai sumber
karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur lainnya (Lim,
1998).
Susunan dan kadar nutrisi suatu medium untuk pertumbuhan mikroba harus
seimbang agar mikroba dapat tumbuh optimal. Hal ini perlu dikemukakan mengingat
banyak senyawa yang menjadi zat penghambat atau racun bagi mikroba jika kadarnya
terlalu tinggi (misalnya garam dari asam lemak, gula, dan sebagainya). Banyak alga
yang sangat peka terhadap fosfat anorganik. Disamping itu dalam medium yang terlalu
pekat aktivitas metabolisme dan pertumbuhan mikroba dapat berubah. Perubahan faktor
lingkungan menyebabkan aktivitas fisiologi mikroba dapat terganggu, bahkan mikroba
dapat mati. Medium memerlukan kemasaman (pH) tertentu tergantung pada jenis jasad
yang ditumbuhkan. Aktivitas metabolisme mikroba dapat mengubah pH, sehingga untuk
mempertahankan pH medium ditambahkan bahan buffer. Beberapa komponen penyusun
medium dapat juga berfungsi sebagai buffer (Collin, 1987).
b) Media cair, bila ke dalam medium tidak ditambahkan bahan pemadat. Digunakan
untuk membiakkan alga, bakteri, dan ragi.
c) Media semipadat, penambahan zat pemadat hanya 50 % atau kurang dari yang
seharusnya. Untuk menumbuhkan mikroba yang memerlukan sedikit air dan hidup
anaerobik atau fakultatif.
2. Susunan Media
Susunan media dapat berbentuk:
a) Media alami, adalah media yang disusun oleh bahan-bahan alami seperti kentang,
nasi, telur, daging, roti, dsb. Kentang, roti dan nasi biasanya digunakan untuk
menumbuhkan kapang, sedangkan telur untuk menumbuhkan virus.
b) Media sintetis, adalah media yang disusun oleh senyawa kimia, misalnya Czapek Dox
Agar (jamur), Nitrogen free manitol broth (Azotobacter).
c) Media semisintetis, yaitu media yang tersusun oleh campuran bahan alami dan bahan
sintetis, misalnya KNA, PDA, touge agar.
3. Sifat Media
Penggunaan media bukan hanya untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba,
tetapi juga untuk tujuan-tujuan lain, misalnya untuk isolasi, seleksi, diferensiasi dan
sebagainya Berdasarkan sifatnya, media dapat dibedakan menjadi:
a) Media umum, adalah media yang dapat digunakan untuk menumbuhkan satu atau
lebih kelompok mikroba secara umum, seperti KNA dan PDA.
b) Media pengaya, kalau media tersebut digunakan untuk memberi kesempatan terhadap
suatu jenis/kelompok mikroba untuk tumbuh dan berkembang lebih cepat dari yang
lainnya yang bersama-sama dalam suatu sampel. Misalnya pada media kaldu
selenit/kaldu tetrationat dalam waktu 18-22 jam mikroba lain akan terhambat/terhenti
pertumbuhannya sedangkan Salmonellla akan tetap tumbuh.
c) Media selektif, adalah media yang hanya dapat ditumbuhi oleh satu atau lebih
mikroorganisme tertentu, tetapi akan menghambat/mematikan jenis lainnya. Misalnya
media SS agar untuk Salmonella dan Shigella, media EMB agar untuk Coliform.
Selain itu dapat juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel
atau produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu
terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan
kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Serbuk PDA
berwarna kuning karena merupakan ekstrak kentang yang pada dasarnya berwarna
kuning. Serbuk dicampur dan dipanaskan serta aduk. Didihkan selama 1 menit untuk
melarutkan media secara sempurna.Sterilisasi pada suhu 121C selama 15 menit.Setelah
disterilisasi dalam autoklaf medium berwarna kecoklatan dan didapat endapan berwarna
putih. Dinginkan hingga suhu 40-45C dan tuang dalam cawan petri dengan pH akhir
5,6+0,2. Setelah didinginkan, medium dapat ditanami bakteri (Schegel, 1993).
Tabel 1. Berbagai Media untuk Isolasi Bakteri
DAFTAR PUSTAKA
Collin, C.H and P. M. Lyne 1987. Microbiological Method Fifth edition. Butterworths.
London.
Dwidjeseputro, D. 1994. DasarDasar Mikrobologi. Djambatan. Jakarta.
Hadioetomo, Ratna, 1990. Mikrobiologi Dalam Praktek. Gramedia. Jakarta.
Hafsah, 2009. Mikrobiologi Umum. Universitas Islam Negeri Alauddin. Makassar.
Lim, D., 1998. Microbiology. WCB Mc Graw Hill, Missouri.
Lestari. Y 1998. Persiapan Dan Pengenalan Bahan Laboratorium Mikrobiologi.
Pelatihan Peningkatan Pengetahuan Dan Keterampilan Teknisi Litkayasa
Pertanian, IPB. Bogor.
Pelozar, 1996. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia. Jakarta.
Schlegel, H.G. 1993. General Microbiology. Cambridge University Press. Australia.