Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALAH

“ PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN MIKROORGANISME ”

DI SUSUN OLEH

NAMA : DIRA YUNIAR


NIM : G 701 22 106
KELAS : C

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2023
A. Definisi Mikroorgganisme

Mikroorganisme merupakan penyebab berbagai macam penyakit yang telah melanda


peradaban manusia selama berabad-abad.Mikroorganisme berkembang biak dalam
tubuh manusia sehingga menyebabkan penyakit ,Habitat mikroorganisme yang lain
adalah di aliran air, danau, sungai, laut dan di dalam setiap gram tanah subur terdapat
berjuta-juta mikroorganisme.

Berdasarkan ukuran dan sifatnya, mikroorganisme dikategorikan ke dalam empat


kelompok yakni virus, bakteri, jamur dan parasit). Bakteri dan jamur yang
berkembang dalam tubuh manusia dapat menyebabkan beberapa infeksi. Infeksi ini
harus segera diatasi agar tidak berkembang menjadi penyakit yang lebih serius, salah
satunya yaitu dengan memberikan suatu zat antibiotik untuk menghambat
pertumbuhan mikroorganisme patogen dalam tubuh manusia. Jamur atau fungi
merupakan organisme heterofik yang bila mereka hidup dari benda organik mati yang
terlarut, mereka disebut saprofit dan dapat juga menyerbu inang yang hidup lalu
tumbuh dengan subur disitu sebagai parasite.

Sebagai parasit, mereka menimbulkan penyakit pada tumbuhan dan hewan, termasuk
manusia. Kematian karena infeksi oleh jamur sangat tinggi. Hal ini boleh jadi
disebabkan oleh diagnosis yang terlambat atau karena tidak tersedianya antibiotik-
antibiotik nontoksik yang secara medis tepat guna ,Banyak penyakit yang disebabkan
oleh jamur, salah satunya dari spesies Candida albicans. Candida merupakan jamur
bersel tunggal dan tak berfilamen. Candida telah muncul sebagai salah satu infeksi
nosokomial yang paling penting di seluruh dunia dengan angka morbiditas, mortalitas
dan pembiayaan kesehatan yang bermakna. Lebih dari 150 spesies Candida telah
diidentifikasi dan 70% infeksi pada manusia disebabkan oleh Candida albicans.

B. Pertumbuhan Dan Perkembangan Mikroorganisme


Pertumbuhan merupakan proses perubahan bentuk yang semula kecil kemudian
menjadi besar. Pertumbuhan menyangkut pertambahan volume dari individu itu
sendiri. Pertumbuhan pada umumnya tergantung pada kondisi bahan makanan dan
juga lingkungan. Apabila kondisi makanan dan lingkungan cocok untuk
mikroorganisme tersebut, maka mikroorganisme akan tumbuh dengan waktu yang
relatif singkat dan sempurna.

Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran atau subtansi atau masa zat
suatu organisme, misalnya kita makhluk makro ini dikatakan tumbuh ketika
bertambah tinggi, bertambah besar atau bertambah berat. Pada organisme bersel
satu pertumbuhan lebih diartikan sebagai pertumbuhan koloni, yaitu pertambahan
jumlah koloni, ukuran koloni yang semakin besar atau subtansi atau massa mikroba
dalam koloni tersebut semakin banyak, pertumbuhan pada mikroba diartikan
sebagai pertambahan jumlah sel mikroba itu sendiri.

Pertumbuhan mikroorganisme tergantung dari tersediannya air. Bahan-bahan yang


terlarut dalam air, yang digunakan oleh mikroorganisme untuk membentuk bahan
sel dan memperoleh energi, adalah bahan makanan. Tuntutan berebagai
mikroorganisme yang menyangkut susunan larutan makanan dan persyaratan
lingkungan tertentu, sangat berbeda-beda. Oleh karena itu diperkenalkan banyak
resep untuk membuat media biak untuk mikroorganisme.

Mikroba merupakan mikroorganisme yang perlu diketahui kemampuannya untuk


tumbuh dan hidup sebab beberapa diantaranya sering dimanfaatkan untuk keperluan
penelitian. Sampai sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan terus menggali
potensi apa yang terdapat di dalam mikriba, oleh karena itu perlu diketahui seluk
beluk dari mikroba itu sendiri. Salah satunya yaitu faktor- faktor apa saja yang dapat
mempengaruhi pertumbuhannya. Setiap mikroba memiliki karakteristik kondisi
pertumbuhan yang berbeda- beda. Pertumbuhan bakteri pada kondisi yang optimum
lebih cepat jika dibandingkan dengan jamur dan kapang. Hal ini disebabkan karena
bakteri memiliki struktur sel yang lebih sederhana, sehingga sebagian besar bakteri
memiliki waktu generasi hanya sekitar 20 menit jika dibandingkan dengan khamir
dan kapang yang struktur selnya lebih rumit dan waktu generasinya yang cukup
lama.

Pertumbuhan mikroba dalam suatu medium mengalami fase-fase yang berbeda,


yang berturut-turut disebut dengan fase lag, fase eksponensial, fase stasioner dan
fase kematian. Pada fase kematian eksponensial tidak diamati pada kondisi umum
pertumbuhan kultur bakteri, kecuali bila kematian dipercepat dengan penambahan
zat kimia toksik, panas atau radiasi.

Dalam pertumbuhannya setiap makhluk hidup membutuhkan nutrisi yang


mencukupi serta kondisi lingkungan yang mendukung demi proses pertumbuhan
tersebut, termasuk juga bakteri. Pertumbuhan bakteri pada umumnya akan
dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Pengaruh faktor ini akan memberikan
gambaran yang memperlihatkan peningkatan jumlah sel yang berbeda dan pada
akhirnya memberikan gambaran pula terhadap kurva pertumbuhannya.

Kebutuhan mikroorganisme untuk pertumbuhan dapat dibedakan menjadi dua


kategori, yaitu: kebutuhan fisik dan kebutuhan kimiawi atau kemis. Aspek-aspek
fisik dapat mencakup suhu, pH dan tekanan osmotik. Sedangkan kebutuhan kemis
meliputi air, sumber karbon, nitrogen oksigen, mineral-mineral dan faktor
penumbuh.

C. Jenis, Komposisi dan Fungsi Media Pertumbuhan

D. A. Berdasarkan
Bentuknya
E. Bentuk media ada tiga
macam yang dapat
dibedakan dari ada atau
tidaknya bahan
F. tambahan berupa
bahan pemadat seperti
agar-agar atau gelatin.
Bentuk media tersebut
yaitu:
G. 1.Media Padat
H. A. Berdasarkan
Bentuknya
I. Bentuk media ada tiga
macam yang dapat
dibedakan dari ada atau
tidaknya bahan
J. tambahan berupa
bahan pemadat seperti
agar-agar atau gelatin.
Bentuk media tersebut
yaitu:
K. 1.Media Padat
 Berdasarkan Bentuknya Bentuk media ada tiga macam yang dapat dibedakan dari
ada atau tidaknya bahan tambahan berupa bahan pemadat seperti agar-agar atau
gelatin. Bentuk media tersebut yaitu:

1.Media Padat

Media padat merupakan media yang mengandung banyak agar atau zat
pemadat kuranglebih 15% agar sehingga media menjadi padat. Media ini dapat
dibedakan menjadi tiga jenismenurut bentuk dan wadahnya yaitu, media tegak,
media miring, dan media lempeng. Mediategak menggunakan tabung reaksi
yang ditegakkan sebagai wadahnya, media miringmenggunakan tabung
reaksi yang dimiringkan, sedangkan media lempeng
menggunakanpetridish (plate) sebagai wadahnya. Media ini umumnya
digunakan untuk pertumbuhan kolonibakteri atau kapang.Kalau ke dalam media
ditambahkan antara 10-15 gram tepung agar-agar per1000 ml media. Jumlah
tepung agar-agar yang ditambahkan tergantung kepada jenis ataukelompok
mikroba yang dipelihara. Kalau ke alam media tidak ditambahkan zat
pemadat,umumnya dipergunakan untuk pembiakkan mikroalga tetapi juga
mikroba lain, terutama bakteridan ragi. Ada yang memerlukan kadar air tinggi
sehingga jumlah tepung agar-agar rendah. Tetapiada pula yang memerlukan
kandungan air rendah sehingga penambahan tepung agar-agar harusedikit.
Media padat umumya dipergunakan untuk bakteri, ragi, jamur dan kadang-
kadang juga mikroalga.

2. Media semi padat

Media semi padat atau semi cair merupakan media yang mengandung agar
kurang dari yangseharusnya kurang lebih 0,3% - 0,4% sehingga media menjadi
kenyal,tidak padat dan tidakbegitu cair. Umumnya digunakan untuk
pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan air danhidup anerobik dan untuk
melihat pergerakan mikroba.Kalau penambahan zat pemadat hanya50% atau
kurang dari yang seharusnya. Ini umumnya diperlukan untuk pertumbuhan
mikrobayang banyak memerlukan kandungan air dan hidup anaerobic atau
fakultatif.

3.Media cair

Media cair merupakan media yang tidak ditambahi bahan pemadat, umumnya
digunakanuntuk pertumbuhan mikroalga. Kalau ke dalam media tidak
ditambahkan zat pemadat, umumnyadipergunakan untuk pembiakkan mikroalge
tetapi juga mikroba lain,terutama bakteri dan ragi.

 Berdasarkan Komposisi/Susunannya

Berdasarkan komposisinya media di bagi atas:

1. Media alami/non sintetis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan


alami dimanakomposisinya yang tidak dapat diketahui secara pasti dan
biasanya langsung diekstrakdari bahan dasarnya seperti: kentang, tepung,
daging, telur, ikan sayur, dsb. Contohnya:Tomato juice agar.
2. Media semi sintesis merupakan media yang disusun dari bahan-bahan
alami dan bahan-bahan sintesis. Contohnya: Kaldu nutrisi disusun
dari:Pepton 10,0 g, Ekstrak daging10,0 g, NaCl 5,0 g, dan Aquadest
1000 ml.
3. Media sintesis, yaitu media yang disusun dari senyawa kimia yang jenis
dan takarannyadiketahui secara pasti. Contohnya : Mac Conkey Agar

 Berdasarkan bentuk:
1. Media alami, yaitu media yang disusun oleh bahan-bahan alami seperti
kentang, tepung,daging, telur, ikan, umbi-umbian lainnya dan sebgainya.
Pada saat sekarang.
2. media alami yang banyak dipergunakan adalah dalam kultur jaringan
tanaman maupunmhewan. Media untuk budidaya mikroorganisme
memiliki sumber karbon untukdimasukkan ke dalam biomassa. Kalau
ke dalam media tidak ditambahkan zat pemadat,umumnya dipergunakan
untuk pembiakkan mikroalge tetapi juga mikroba lain,terutamabakteri dan
ragi. Contoh media alami yang paling banyak dipergunakan adalah
teluruntuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan virus.
3. Media sintetik yaitu media yang disusun oleh senyawa kimia
seperti media untukpertumbuhan dan perkembangbiakkan bakteri
clostridium tersusun oleh:
K2HPO4 : 0,5 g
KH2PO4 : 0,5 g
MgSO4, 7H2O : 0,1 g
NaCl : 0,1 g
FeSO4, 7H2O : 0,01 g
 MnSO4, 7H2O : 0,01 g
 CaCO3 seangin
 Berdasarkan fungsinya, media dapat dibedakan menjadi enam yaitu:
 Media Basal (media dasar) adalah media yang digunakan sebagai bahan
dasar untukmembuat media lain yang lebih kompleks. Media ini dapat
mendukung pertumbuhanhampir semua jenis mikrobia, contohnya adalah
nutrient broth, kaldu pepton, dsb.
 Media diferensial adalah media yang bila ditumbuhi oleh mikroba yang
berbeda, mikrobatersebut akan tumbuh dengan ciri khusus sehingga dapat
dibedakan. Contohnya: MediaTriple Sugar Iron Agar (TSIA), Media Sulfit Indol
Motility (SIM), dsb. Dan mediadifferensial merupakan media yang
ditambahkan bahan-bahan kimia atau reagensiatertentu yang
menyebabkan mikroba yang tumbuh memperlihatkan perubahan-
perubahanspesifik sehingga dapat dibedakan dengan jenis lainnya.
 Media selektif adalah media yang memungkinkan suatu jenis mikroba tumbuh
denganpesat, sementara jenis mikroba yang lain terhambat.
Contohnya: Media SalmonellaShigella Agar (SSA), Thiosulphate Citrate Bile
Salt (TCBS), dsb. Dan media selektif,merupakan media yang ditambahkan
bahan-bahan tertentu yang akan menghambatpertumbuhan mikroba yang
tidak diinginkan yang ada dalam suatu spesimen. Inhibitoryang digunakan
berupa antibiotik, garamk dan bahan-bahan kimia lainnya
 Media diperkaya (enrichment) adalah media yang dirancang untuk
mendukungpertumbuhan mikroorganisme.Media tersebut memiliki
konstituen nutrisi yangmendorong pertumbuhan mikroba tertentu.
Contohnya: kaldu selenit, atau kaldutetrationat untuk memisahkan bakteri
Salmonella thyposa dari tinja. DanMedia diperkaya(enrichment media), media
yang ditambahkan bahan-bahan tertentu untuk menstimulasipertumbuhan
mikroba yang diinginkan. Hal ini dilakukan untuk menstimulas
 Media pengkayaan adalah media ini umumnya mengandung bahan-bahan
tertentu yang disatu pihak dapat menghambat pertumbuhan bakteri
tertentu,tetapi di lain pihaksebaliknya dapat menunjang pertumbuhan
bakteri tertentu lainnya.misalnya mediamuller-kauffman mengandung
natrium tetrationat yang menunjang pertumbuhansalmonella tetapi
menghambat pertumbuhan Escherichia
 .6. Media uji(identifikasi) adalah media yang digunakan untuk
identifikasi mikroba,medium litmus milk.umumnya ditambah dengan
substansi tertentu yang menjadi indikator, misalnya :
a) Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang
bertujuan menstimulasipertumbuhan mikroba secara umum.
Contoh Nutrien Agar (NA) untuk menstimulasipertumbuhan
bakteri, Potato Dextose Agar (PDA) untuk menstimulir pertumbuhan
fungi
b) Medium khusus(spesifik), merupakan medium untuk
menentukan tipe pertumbuhanmikroba dan kemampuannya
untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentumisalnya,
medium tetes tebu untuk Saccharomyces cerevisiae.
c) 9. Medium penguji (Assay medium), yaitu medium dengan susunan
tertentu yang digunakanuntuk pengujian senyawa-senyawa tertentu
dengan bantuan bakteri misalnya mediumuntuk menguji vitamin-
vitamin, antibiotika dan lain-lain.
d) 10. Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium
spesifik yang digunakan untukmenghitung jumlah mikroba
dalam suatu bahan, misalnya medium untuk menghitungjumlah
bakteri E. coli air sumur.

D. Pengukuran Pertumbuhan

 Pengukuran pertumbuhan mikroorganisme secara langsung

1.Pengukuran menggunakan counting chamber

Pada pengukuran ini, untuk bakteri digunakan bilik hitung Petroff-Hausser,


sedangkan untuk mikroorganisme eukariot menggunakan hemositometer.
Keuntungan menggunakan metode ini adalah mudah, murah, dan cepat, serta
bisa memperoleh informasi tentang ukuran dan morfologi mikroorganisme.
Namun, pengukuran ini hanya ditujukan untuk mikroorganisme dengan
populasi yang banyak (lebih besar dari 106 CFU/mL). Oleh sebab itu,
pengukuran dengan volume dan jumlah yang kecil akan menyulitkan kita
dalam membedakan antara sel hidup dengan sel yang sudah mati. Kita juga
akan sulit menghitung sel mikroorganisme yang aktif bergerak (motil) seperti
Pseudomonas.

2.Pengukuran menggunakan electronic counter

Pada pengukuran ini, suspense mikroorganisme dialirkan melalui lubang kecil


(orifice) dengan bantuan aliran listrik. Elektroda yang ditempatkan pada kedua
sisi orifice mengukur tahanan listrik (ditadai dengan naiknya tekanan) pada
saat bakteri melalui orifice. Pada saat inilah sel terhitung. Keuntungan metode
ini adalah hasil bisa diperleh dengan lebih cepat dan akurat, serta dapat
menghitung sel dengan ukuran besar. Kerugiannya adalah metode ini tidak
bisa digunakan untuk menghitung bakteri karena ada gangguan debris,
filament, dan sebagainya serta tidak dapat membedakan antara sel hidup dan
sel mati.

3. Pengukuran menggunakan colony counter

Pengukuran pertumbuhan mikroorganisme menggunakan colony counter


merupakan penghitungan langsung jumlah sel (dalam hal ini koloni) yang
tampak (visible cell/colony). Pengukuran menggunakan metode ini didasarkan
pada pernyataan setiap sel mikroorganisme yang tumbuh akan membelah
yang pada akhirnya akan membentuk sebuah koloni. Oleh sebab itu, satuan
perhitungan yang dipakai adalah colony forming unit (CFU). Untuk
melakukan perhitungan dengan metode ini, dilakukan seri pengenceran
sample pada media padat. Pengukuran dilakukan pada plate dengan jumlah
koloni berkisar 25-250 sampai 30-300.

Keuntungan metode ini adalah sederhana, mudah, dan sensitive karena


menggu nakan colony counter sebagai alat hitung dan dapat digunakan untuk
menghitung mikroorganisme pada sample makanan,air ataupun
tanah.Kerugiannya adalah harus digunakan media yang sesuai dan
penghitungannya yang kurang akurat karena satu koloni tidak selalu berasal
dari satu individu. Oleh sebab itu, dalam menggunakan metode, sangat
penting untuk merekam jejak pertumbuhan mikroorganisme setiap hari atau
sesuai dengan waktu partumbuhan mikroorganisme, Hal ini bertujuna untuk
menghindari mikroorganisme yang tumbuh berdekatan dan menjadi menyatu
menjadi satu koloni pada waktu pertumbuhan statisnya.

4. Pengukuran menggunakan teknik filtrasi membrane (membrane filtration


technique)

metode ini sampel dialirkan pada suatu system filter membrane dengan
bantuan vacuum. Bakteri yang terperangkap selanjutnya ditumbuhkan pada
media yang sesuai dan jumlah koloni dihitung. Keuntungan metode ini adalah
dapat menghitung sel hidup dan system penghitungannya langsung. Namun,
metode ini membutuhkan biaya yang besar dalam penggunaannya.

 Pengukuran pertumbuhan mikroorganisme secara tidak langsung

1. Pengukuran kekeruhan menggunakan spektrofotometer (kekeruhan)

Bakteri yang bermultiplikasi pada media cair akan menyebabkan media tersebut
menjadi keruh. Alat yang digunakan untuk pengukuran adalah spektrofotometer
atau kolorimeter dengan cara membandingkan densitas optic (optical density atau
OD) antara media blank (media control, yang tidak ditumbuhi bakteri) dengan
media dengan pertumbuhan bakteri.

2. Pengukuran aktivitas metabolic

Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa jumlah produk metabolic tertentu
seperti asam atau CO2 dapat menggambarkan jumlah mikroorganisme yang
terdapat di dalam media.

3. Pengukuran berat sel kering

Metode ini digunakan untuk mengukur pertumbuhan fungi berfilamen. Miselium


fungi dipisahkan dari media dan dihitung sebagai berat kotor. Selanjutnya,
miselium tersebut dicuci dan dikeringkan dengan alat pengering (desikator) dan
ditimbang beberapa kali hingga mencapai berat konstan. Berat konstan yang
diperoleh ini disebut dengan berat sel kering.

Pemilihan metode pengukuran ini dapat dipengaruhi oleh ketersedian alat pada
suatu laboratorium dan dan peneliti. Oleh sebab itu, sebagai peneliti, kita jangan
terpaku oleh satu metode saja. Kita perlu mempertimbangkan metode-metode
lain yang sesuai dengan ketersedian alat dan dana dengan tidak
mengesampingkan kualitas dari tujuan akhir penelitian itu sendiri.

E. Kurva Pertumbuhan

Prinsip Dasar Dinamika pertumbuhan mikroba dapat dipahami dari kurva


pertumbuhannya, yang dibuat dengan cara mengukur tingkat pertumbuhan tiap selang
waktu tertentu kemudian mengalurkan hasil pengukurannya dalam sebuah grafik
yang menunjukkan hubungan antara biomasa pada suhu y versus periode waktu
pengukuran pada sumbu x. Kurva pertumbuhan dalam sejumlah medium terbatas
akan mengalami fase-fase sebagai berikut : fase lag (adaptasi), fase eksponensial, fase
stasioner dan fase kematian. Selanjutnya selain mengetahui fase pertumbuhan juga
dapat dihitung waktu generasi, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk penggandaan
jumlah sel dari jumlah awal yang diinokulasikan.

Jumlah sel mikroba sangat banyak sehingga untuk memasukkan datanya dalam kurva
pertumbuhan, digunakan angka hasil konversi logaritmik. Jika datanya tidak
dikonversikan ke nilai log, kurva pertumbuhan dapat dibuat pada kertas logaritma.
Penentuan atau penghitungan jumlah sel dapat dilakukan dengan metode langsung
atau metode spektrofotometri dengan mengukur nilai OD (optical density =
kepadatan bakteri yang terlihat sebagai kekeruhan medium).

Waktu generasi dapat ditentukan menggunakan metode tak langsung dengan


ekstrapolasi sederhana dari kurva pertumbuhan. Setelah kurva pertumbuhan
terbentuk, pilihlah dua titik pada sumbu y (ordinat) yang merupakan nilai kelipatan
dua, misalnya 0,2 dan 0,4. Buat garis lurus horizontal dari kedua titik ke arah kurva,
lalu dari titik potong pada kurva ini tarik garis tegak lurus vertikal ke arah sumbu x
(absis). Kedua titik potong pada absis menunjukkan interval waktu yang dibutuhkan
oleh populasi sel untuk menggandakan populasinya yang disebut dengan “waktu
generasi” atau `generation time`.

GT = t (OD = 0,4) - t (OD = 0,2) GT : generation time T : waktu OD : optical density


(tingkat kekeruhan) Cara lain dapat diperoleh dari hasil penghitungan langsung hasil
metode pengenceran menggunakan rumur sbb:

Logb LogB tLog2 G

G : waktu generasi

B : jumlah sel pada awal penghitungan

b : jumlah sel pada akhir penghitungan

T : interval waktu antara B dan b

BAHAN DAN PERALATAN

 Kultur E. coli umur 12 jam dalam medium kaldu nutrisi cair. Fase
pertumbuhan ini dapat dipertahankan dengan menyimpannya dalam lemari es
 Medium kaldu cair steril dalam labu Erlenmeyer 250 m
 Waterbath shaker incubator suhu 37C
 Spektrofotometer
 Pipet steril ukuran 1 ml dan 10 ml
 Lampu spiritus atau Bunsen.

PROSEDUR KERJA

o Masukkan (inokulasikan) 5 ml kultur E. coli menggunakan pipet ke dalam


kaldu nutrisi cair steril
o Ukur OD dari hasil inokulasi tersebut sesegera mungkin pada  = 600 m
menggunakan spektrofotometer (OD awal biasanya berkisar 0,08 – 0,1)
o Letakkan kultur pada waterbath shaker inkubator 37C
o Ulangi pemeriksaan OD setiap 30 menit sekali. Nilai OD pada setiap kali
pemeriksaan harus pada nilai 0,05 – 0,5. Jika terlalu pekat, cuplikan kultur
yang akan diperiksa OD-nya harus diencerkan dengan medium cair steril
sesuai keperluan.
o Hasil pengukuran OD diplot pada kurva dengan OD sebagai ordinat dan
waktu sebagai absis.
o Hitung waktu generasinya

DAFTAR PUSTAKA
Black, Jacquelyn G. 2002. Microbiology. John Wiley & Sons, Inc. Brock. TD.
Madiqan. MT. 1991. Biology of Microorganisms. Sixth ed. PrenticeHallInternational,
Inc. Cappuccino, JG. & Sherman, N. 1987. Microbiology: A Laboratory Manual. The
Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc. California. Case, C.L. & Johnson,
T.R. 1984. Laboratory Experiments in Microbiology. Benjamin/Cummings
Publishing Company, Inc. California. Dwidjoeseputro. 1998. Dasar-dasar
mikrobiologi. Unipress: Jakarta Fardiaz, S. 1987. Fisiologi Fermentasi, PAU IPB.
Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi (Common Teksbook). Biologi FPMIPA UPI,
IMSTEP. Moat, A.G. & Foster, J.W. 1979. Microbial Physiology. John Wiley &
Sons Nicklin. J.K. Graeme-Cook. T. Paget & R. Killington. 1999. Instans Notes in
Microbiology. Springer Verlag. Singapore Pte, Ltd. Tortora Gerard J. et al. 1992.
Microbiology an Introduction. Fourth Ed. The Benjamin Cummings Publishing
Company, Inc. Tim Ganesha Operation. 2005. Instan Biologi SMA. Erlangga:
Jakarta. Schlegel, Hans G. 1994. Mikrobiologi Umum Edisi keenam. UGM Press:
Yogyakarta. Waluyo, Lud. 2004. Mikrobiologi Umum. UMM Press: Malang

https://fa.itb.ac.id/wp-content/uploads/sites/168/2016/08/Modul-05-Kuantifikasi-
Pertumbuhan-Mikroba-.pdf

Anda mungkin juga menyukai