PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikrobiologi adalah suatu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang
mikroorganisme dan interaksi mereka dengan organisme lain dan lingkungannya
(Singleton.2006).
Sejarah tentang mikroba dimulai dengan ditemukannya mikroskop oleh
Leeuwenhoek (1633-1723). Mikroskop temuan tersebut masih sangat sederhana,
dilengkapi satu lensa dengan jarak fokus yang sangat pendek, tetapi dapat menghasilkan
bayangan jelas yang perbesarannya antara 50-300 kali (Skou, dan Sogaard Jensen. 2007).
Istilah bakteri berasal dari kata bakterion (bahasa yunani) yang berarti tongkat
atau batang. Morfilogi bakteri terbagi atas 3 macam yaitu, pertama bentuk basil atau
basillus, basil berbentuk seperti tongkat pendek agak silindris bentuk basil hampir
meliputi seluruh bakteri, bentuk coccus (bulat). Kedua bentuk coccus adalah bentuk
bakteri seperti bola-bola kecil, pada golongan ini tidak sebanyak pada golongan
berbentuk basil. Ketiga adalah bentuk spiril (spiral), bentuk spiril adalah bentuk bakteri
yang berbentuk seperti spiral atau panjang berbengkok-bengkok (Adam 1992).
Pada saat sekarang ini, dengan berkembangnnya ilmu pengetahuan, maka
semakin tinggi pula rasa ingin tahu seseorang terhadap apa yang terdapat di alam sampai
pada mikrooorganisme yang tidak dapat dilihat jelas dengan mata tanpa menggunakan
alat bantu yang berukuran mikro. Dari hal inilah muncul ilmu pengetahuan yang
4. Untuk mengetahui jenis-jenis medium yang tepat untuk pertumbuhan mikroba serta
komposisinya masing-masing.
C. Manfaat
Dengan melakukan praktikum ini, maka praktikan dapat mengenal lebih jauh
tentang cara-cara penyiapan medium untuk mikroba serta mampu mengetahui jenis-jenis
nutrient yang dibutuhkan oleh mikroba dan juga mampu menghitung jumlah koloni yang
ditumbuhkan dalam media pertumbuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Mikrobiologi
Mikrobiologi adalah sebuah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari
mikroorganisme atau jasad renik. Objek kajiannya adalah semua makhluk (hidup) yang
tidak dapat dilihat jelas dengan mata tanpa menggunakan alat bantu seperti mikroskop,
khususnya bakteri, fungi, alga mikroskopik, protozoa, dan Archaea. Virus sering juga
B. Medium
Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan
(nutrien) yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme.
Mikroorganisme juga merupakan mahluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan
medium yang harus mengandung semua zat yang diperlukan untuk pertumbuhannya,
yaitu antara lain senyawa-senyawa organik (protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan
vitamin). Medium digunakan untuk melihat gerakan dari suatu gerakan mikroorganisme
apakah bersifat motil atau non motil, medium ini ditambahkan bahan pemadat 50%
(Ratna Hadietomo, 1990).
Suatu medium yang mengandung substansi kompleks seperti ekstrak daging,
trifton, darah dan juga dapat disebut medium buatan atau medium kompleks. Sebagai
lawannya kita aduk medium yang masing-masing medium yang ditentukan. Medium
sintetik mungkin sangat rumit atau atau sangat berbeda sesuai dengan mikroorganisme
tertentu yang hendak ditumbuhkan untuk sebagian besar medium sintetik hanya
digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme dilaboratorium penelitian. Banyak
medium saringan lain yang serupa dengan kaldu yang mengandung makanan
(Pelozar, 1996).
Mikroorganisme dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat dan dapat
pula yang hanya menggunakan bahan-bahan dalam bentuk cairan atau larutan.
Mikroorganisme yang menggunakan makanannya dalam bentuk padat tergolong tipe
holozoik. Mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya dalam bentuk cairan
atau larutan disebut holofitik. Ada beberapa mikroorganisme yang dapat menggunakan
makanannya dalam bentuk padatan, tetapi makanan tersebut sebelumnya harus dicerna, di
luar sel dengan bantuan enzim ekstraseluler (Iptek, 2009).
Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan
sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi).
Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber
karbon, sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen.
Selain itu, secara umum nutrient dalam media pembenihan harus
mengandung seluruh elemen yang penting untuk sintesis biologik oranisme baru
(Arfiandi. 2009). Tiap sel harus mensintesis sendiri konstituen tubuhnya dari zat-zat
sederhana yang ditemukan dalam lingkungannya. Kebanyakan dari zat-zat ini berupa
makanan dalam bentuk suspensi atau larutan yang ditemukan dalam air laut, sungai,
danau, air selokan, atau bahan-bahan organik lain yang mengalami penguraian, dan
sebagainya. Sifat kimia dan fisika dari habitat ini menentukan jenis organisme yang dapat
tumbuh atau hidup di lingkungan itu (Widya. 2009).
Menurut (Pelozar. 1996) Klasifikasi medium berdasarkan fungsinya
digolongkan menjadi 7 golongan, yaitu:
1.
Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan
menstimulasi pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh Nutrien Agar
(NA) untuk menstimulasi pertumbuhan bakteri, Potato Dextose Agar
(PDA) untuk menstimulir pertumbuhan fungi.
2.
Medium
khusus,
pertumbuhan
merupakan
mikroba
dan
medium
untuk
kemampuannya
menentukan
untuk
tipe
mengadakan
3.
4.
5.
6.
7.
100C. Hanya saja, pemanasan ini belum mematikan spora bakteri sehingga alat-alat atau
bahan yang disterilkan dengan cara pemanasan uap (ditanak) dalam dandang kurang
steril.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
m. Pembakar Bunsen
C. Prosedur Kerja
a. Prosedur penyiapan dan penempatan medium untuk disterilkan
1. Ambillah botol berisi medium Nutrien Agar (NA) yang akan digunakan dalam
praktikum ini.
2. Dengan gelas ukur yang sesuai, ukurlah 250 ml air suling; dalam hal ini
gunakanlah gelas ukur 250 ml. Ingatlah bahwa meniscus (garis lengkung yang
anda liat pada permukaan cairan) harus segaris dengan garis skala yang
dikehendaki pada gela ukur.
3. Tuanglah air suling tersebut ke dalam gelas piala berukuran 250 ml.
4. Siapkan neraca berlengan tiga. Letakan wadah yang akan dipakai untuk
menimbang pada pinggan neraca.
5. Ambillah medium Nutrient Agar (NA) dengan spatula atau sendok yang telah
disediakan dan timbanglah seberat 2,5 gr.
6. Taruhlah medium tersebut ke atas air suling dalam gelas piala.
7. Medium perlu dididihkan selama beberapa menit untuk melarutkannya. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara menaruh gelas piala yang berisi medium tersebut
diatas kompor dan dipanaskan. Medium harus terus menerus diaduk dengan
batang pengaduk dari kaca untuk mencegah hangusnya atau meluapnya medium.
8. Setelah medium di dididihkan atau sudah larut dengan sempurna kemudian
diangkat dan masukan kedalam elyemeyer lalu dimasukan ke dalam dandang atau
pemeram air untuk disterilkan dengan uap pada suhu 121C selama 15 menit.
b. Penuangan agar cawan dan pembutan agar miring
1. setelah dikeluarkan dari dandang atau pemeram air, letakanlah medium tersebut
ke dalam enkas untuk didinginkan dan dalam enkas tersebut ditaruh pembakar
bunsen yang dinyalakan.
2. Sambil menunggu medium dingin, ambillah cawan petri dan tabung reaksi yang
telah disterilkan kemudian dimasukan ke dalam enkas.
3. Setelah medium dingin, tuanglah medium tersebut ke dalam cawan petri secara
merata dan jangan terlalu tebal. Pada tabung reaksi untuk agar miring diisi
medium sebanyak 4 ml.
4. Tambahkan mikroba dari telur yang sudah diencerkan sebanyak 1,0 ml, Kemudian
cawan petri digerakan di atas meja secara hati-hati untuk menyebarkan sel-sel
mikroba secara merata, yaitu dengan gerakan melingkar atau gerakan seperti
angka delapan, setelah agar memadat tutup cawan petri dan pada tabung reaksi
ditutup dengan kertas timbang, kemudian diisi tulisan atau tanda sesuai dengan
tingkat pengenceran. Kemudian cawan-cawan tersebut diinkubasikan selama 48
jam dengan posisi terbalik.
c. Cara menghitung koloni
1. Ambillah satu agar cawan yang telah diinkubasi kemudian pada cawan di garis
dengan spidol dibuat kotak atau disebut juga transek.
2. Transek itu fungsinya agar lebih mudah dan akurat dalam melihat mikroba yang
tumbuh.
3. Kemudian mikroba dilihat dan dihitung berapa mikroba yang tumbuh pada
cawan, lalu di hitung dengan menggunakan rumus di bawah ini :
Faktor pengenceran
= pengenceran x jumlah yang ditumbuhkan
Jumlah koloni/ml (CFU/ml) = jumlah koloni per cawan x 1/faktor pengenceran
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Media Pertumbuhan
Medium merupakan bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme
diatas atau didalamnya, medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat, antara lain
adalah harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba, harus
mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan
mikroba yang akan ditumbuhkan, tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroba, harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar
mikroba yang di tumbuhkan dapat tumbuh dengan baik.
Adapun
hasil
praktikum
media
pertumbuhan
mikroba
dengan
dengan
menggunakan Nutrient Agar (NA) yaitu sangat baik karena dalam media Nutriet Agar
(NA) mengandung zat-zat nitrogen (0,3 ekstrak daging sapi dan 0,5 pepton) dalam
jumlah yang cukup untuk pertumbuhan mikroba.
Nutrien yang digunakan dalam praktikum ini yaitu dari telur yang sudah
diencerkan dengan tingkat pengenceran yang berbeda-beda. Setelah di masukan ke dalam
media Nutrien Agar (NA) dan diinkubasikan selama 48 jam warna media Nutrien Agar
(NA) yang awalnya keruh menjadi warna kuning kecoklatan. Hal ini dikarenakan
mikroba dalam media tersebut telah tumbuh dan berkembang dengan menyerap zat-zat
yang ada pada media tersebut.
B. Sterilisasi
Sterilisasi alat-alat yang akan digunakan pada praktikum mikrobiologi ini
menggunakan uap panas dengan cara memasukkan alat-alat tersebut kedalam dandang
(pemeram air) selama 30 menit pada suhu 100C. Sehingga hasilnya kurang steril karena
spora mikroba yang ada pada alat-alat tersebut belum mati. Kemudian pengaruh kondisi
laboratorium yang kurang steril atau tidak bersih sehingga menyebabkan terkontaminasi
dengan mikroba lain yang ada di ruangan tersebut.
Sterilisasi medium pada praktikum ini menggunakan dandang (pemeram air)
dengan cara memasukan medium Nutrient Agar (NA) yang telah didihkan ke dalam
dandang (pemeram air) dan di panaskan selama 15 menit. Kemudian pada saat
penyimpanan dalam enkas diisi dengan pembakar bunsen yang telah dinyalakan,
sehingga hasilnya medium tersebut cukup steril.
D. Pembahasan
Nutrien Agar (NA) merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam
prosedur bakteriologi seperti uji produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk
pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur
murni.
Untuk komposisi Nutrient Agar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air
desitilat 1.000 ml dan 15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan
disterilisasi dengan dandang (pemeram air) pada 121C selama 15 menit. Kemudian
siapkan wadah sesuai yang dibutuhkan.
Pada medium Nutrient Agar (NA) dari warna keruh menjadi warna kuning
kecoklatan, hal ini disebabkan karena mikroba yang ada didalam media tersebut telah
tumbuh sehingga menyebabkan pembusukan pada medium tersebut atau mikroba tersebut
telah mengurai zat-zat yang ada dalam media tersebut.
Alat yang disterilisasi dengan menggunakan dandang (pemeram air) selama 30
menit pada suhu 100C kurang steril hal ini dikarenakan spora bakteri belum mati.
Kemudian kondisi laboratorium yang kurang bersih sehingga alat dan bahan
terkontaminasi mikroba lain (kurang steril).
Hasil perhitungan koloni dengan pengenceran 0,1 (101) dan jumlah mikroba yang
tumbuh pada cawan hanya 1 maka hasil yang dapatkan pada praktikum ini yaitu 10
CFU/ml. Hasilnya sangat bertolak belakang dengan konsep atau materi yang ada,
seharusnya semakin tinggi tingkat pengenceranya maka semakin tinggi pula jumlah
mikroba yang tumbuh atau berkembang. Pada praktikum ini hal-hal yang menyebabkan
sangat sedikitnya mikroba yang tumbuh yaitu :
a.
Alat-alat yang digunakan kurang steril karena alat-alat yang akan
digunakan untuk praktikum sudah distrilkan satu hari sebelum praktikum
b.
c.
Penuangan medium Nutrien Agar (NA) yang terlalu tipis pada permukaan
cawan petri sehingga zat-zat nutrientnya kurang.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Medium Nutrien Agar (NA) konsistensinya berbentuk padat dan berwarna kuning
kecoklatan yang berfungsi untuk pertumbuhan mikroba dari telur.
2. Sterilisasi dengan menggunakan dandang (pemeram air) hasilnya kurang baik karna
sterilisasi dengan dandang (pemeram air) belum membunuh spora dari bakteri.
3. Hasil mikroba yang tumbuh pada praktikum ini kurang baik, banyak terjadi ke eroran
pada praktikum ini.
4. Sterilisasi dilakukan bertujuan untuk menghindari kontaminasi, yaitu masuknya
mikroorganisme yang tidak diinginkan.
B. Saran
1. Sebaiknya alat-alat dalam praktikum harus steril sehingga tidak terjadi kontaminasi
didalam Laboratorium.
2. Dalam melaksanakan praktikum, dilakukan secara jelas oleh asisten agar para
praktikan dapat lebih memahami.
3. Ruangan laboratorium harus dibersihkan sebelum digunakan agar tidak mengganggu
jalannya praktikum.