Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP

“Membuat Kebun Mikroorganisme”


Pembuatan Medium Kentang Gula Agar (KGA) untuk Pertumbuhan
Bakteri

Disusun Oleh :
1. Muhammad Wildan Ainun S. (16030654020)
2. Annisa Aura Lelyani (16030654028)
3. Sukma Nikmatul K. (16030654043)
4. Choliva Meilinda (160306540)
“Pendidikan Sains B 2016”

JURUSAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2017
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semua makhluk hidup saling membutuhkaan dan bergantung pada
lingkungan sekitarnya. Makhluk hidup termasuk juga mikroba hidupnya
bergantung pada lingkungan sekitar. Beberapa faktor lingkungan yang
mempengaruhi yaitu faktor abiotic dan biotik. Mikroorganisme yang ada di
alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas, begitu pula
dengan bakteri. Bakteri merupakan mikroorganisme mikroskopis dan salah
satu kelompok monera. Kingdom monera semuanya merupakan organisme
prokariot. Banyak cara untuk mengamati bakteri misalnya dengan metode
pengecatan atau pewarnaan hal tersebut berfungsi untuk mengetahui sifat
fisiologisnya, selanjutnya dengan membuat media untuk menumbuhkan
mikrobia agar lebih mudah untuk melakukan pengamatan. Oleh sebab itu
dalam praktikum ini kami membuat media untuk mengamati dan menunjang
pertumbuhan bakteri dengan menggunakan media Kentang Gula Agar dan
diberi kangkung busuk dan tomat busuk.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang di
atas adalah :
1. Bagaimana cara membuat media biakan umum untuk mikroorganisme
bakteri dengan media KGA ?
2. Bagaimana penangkapan mkroorganisme bakteri dan jamur pada
kangkung busuk dan tomat busuk?
3. Bagaimana mengamati pertumbuhan koloni bakteri ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Membuat media biakan umum untuk mikroorganisme bakteri.
2. Menangkap mikroorganisme bakteri di alam.
3. Mengamati pertumbuhan koloni bakteri.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Media
1. Pengertian Media
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara
(nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan
mempergunakan bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi,
perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah
mikroba (Sutedjo,1996).
Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka
medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat antara lain :
a. Harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh
mikroba
b. Harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan dan pH
yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan
c. Harus mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroba
d. Harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar
mikroba yang diinginkan dapat tumbuh baik (Sutedjo,1996).
2. Macam-macam media
Media dapat digolongkan berdasarkan atas susunan  kimianya, sifat
wujudnya dan fungsinya.
a. Penggolongan media berdasarkan susunan kimia :
1. Media anorganik. Yaitu media yang tersusun dari bahan-bahan
anorganik
2. Media organik. Yaitu media yang tersusun dari bahan-bahan
organik
3. Media sintetik (media buatan). Yaitu media yang susunan
kimianya diketahui dengan pasti. Media ini umumnya
digunakan untuk mempelajari kebutuhan makanan suatu
mikroba
4. Media non sintetik. Yaitu media yang susunan kimianya tidak
dapat ditentukan dengan pasti. Media ini umumnya digunakan
untuk menumbuhkan dan mempelajari taksonomi mikroba
(Sutedjo,1996).

b. Penggolongan media berdasarkan sifat wujudnya :


1. Media cair yaitu media yang berbentuk cair
2. Media padat. Yaitu media yang berbentuk padat. Media ini
dapat berupa bahan organik alamiah, misalnya yang dibuat dari
kentang, wortel, dan lain-lain, atau dapat juga berupa bahan
anorganik misalnya silica gel.
3. Media padat yang dapat dicairkan, (semi solid), yaitu yang
apabila dalam keadaan panas berbentuk cair, sedangkan dalam
keadaan dingin berbentuk padat, misalnya media agar
(Sutedjo,1996).

c. Penggolongan media berdasarkan fungsinya :


1. Media diperkaya. Yaitu media yang ditambahi zat-zat tertentu
misalnya serum darah ekstrak tanaman dan lain sebagainya,
sehinggan dapat digunakan untuk menumbuhkan mikroba yang
bersifat heterotrof.
2. Media selektif. Yaitu media yang ditambahi zat kimia tertentu
untuk mencegah pertumbuhan mikroba lain (bersifat selektif).
Misalnya media yang mengandung Kristal violet pada kadar
tertentu dapat mencegah pertumbuhan bakteri gram positif
tanpa mempengaruhi pertumbuhan bakteri gram negative.
3. Media diferensial. Yaitu media yang ditambahi zat kimia
(bahan) tertentu yang menyebabkan suatu mikroba membentuk
pertumbuhan atau mengadakan perubahan tertentu sehingga
dapat dibedakan tipe-tipenya. Misalnya media daerah agar
dapat digunakan untuk membedakan bakteri homolitik
(pemecah darah) dan bakteri non hemolitik.
4. Media penguji. Yaitu media dengan susunan tertentu yang
digunakan untuk pengujian vitamin. Vitamin asam-asam
amino, antibiotika dan lain sebagainya.
5. Media untuk perhitungan jumlah mikroba. Yaitu media spesifik
yang digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam
suatu bahan.
6. Media khusus. Yaitu media untuk menentukan tipe
pertumbuhan mikroba dan kemampuannya untuk mengadakan
perubahan-perubahan kimia tertentu (Sutedjo,1996).

3. Fungsi
Fungsi-fungsi medium adalah sebagai berikut :
 Media basal dapat mendukung pertumbuhan berbagai jenis spesies
tanpa syarat nutrisi
 Media penghambat merupakan medium yang memuat unsur pokok
tertentu yang menghambat pertumbuhan dari jenis mikroorganisme
tertentu.
 Medium pemeliharaan digunakan untuk pertumbuhan awal dan
penyimpanan selanjutnya, mempersiapkan kultur organisme yang
disimpan baik pada suhu ruang atau suhu dingin (Singleton, dkk,
2001).

B. Bakteri
1. Pengertian
Bakteri (dari kata Latin bacterium; jamak: bacteria) adalah
kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel.
Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran
sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam
kehidupan di bumi. Bakteri merupakan organisme yang paling banyak
jumlahnya dan lebih tersebar luas dibandingkan mahluk hidup yang
lain.
Bakteri memiliki ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga
lautan dan pada tempat-tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang
menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-
ciri yang membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri
adalah organisme uniselluler dan prokariot serta umumnya tidak
memiliki klorofil dan berukuran renik (mikroskopis).
2. Ciri-ciri Bakteri
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk
hidup lain yaitu :
a. Organisme multiselluler.
b. Prokariot (tidak memiliki membran inti sel).
c. Umumnya tidak memiliki klorofil.
d. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan
mikron umumnya memiliki ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
e. Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam.
f. Hidup bebas atau parasit.
g. Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,
kawah atau gambut dinding selnya tidak mengandung
peptidoglikan.
h. Yang hidupnya kosmopolit diberbagai lingkungan dinding selnya
mengandung peptidoglikan.
3. Struktur Bakteri
Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
a. Struktur dasar sel bakteri
1. Dinding sel tersusun dari peptidoglikan yaitu gabungan protein
dan polisakarida (ketebalan peptidoglikan membagi bakteri
menjadi bakteri gram positif bila peptidoglikannya tebal dan
bakteri gram negatif bila peptidoglikannya tipis).
2. Membran plasma adalah membran yang menyelubungi
sitoplasma tersusun atas lapisan fosfolipid dan protein.
3. Sitoplasma adalah cairan sel.
4. Ribosom adalah organel yang tersebar dalam sitoplasma,
tersusun atas protein dan RNA.
5. Granula penyimpanan, karena bakteri menyimpan cadangan
makanan yang dibutuhkan.
b. Struktur tambahan bakteri :
1. Kapsul atau lapisan lendir adalah lapisan di luar dinding sel
pada jenis bakteri tertentu, bilalapisannya tebal disebut kapsul
dan bila lapisannya tipis disebut lapisan lendir.
2. Kapsul dan lapisan lendir tersusun atas polisakarida dan air.
3. Flagelum atau bulu cambuk adalah struktur berbentuk batang
atau spiral yang menonjol dari dinding sel.
4. Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus
yang menonjol dari dinding sel, pilus mirip dengan flagelum
tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan
tersusun dari protein dan hanya terdapat pada bakteri gram
negatif.
5. Fimbria adalah struktur sejenis pilus tetapi lebih pendek
daripada pilus.
6. Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran
plasma dan mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya
untuk proses fotosintesis. Klorosom hanya terdapat pada bakteri
yang melakukan fotosintesis.
7. Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan
berfotosintesis.
8. Endospora adalah bentuk istirahat (laten) dari beberapa jenis
bakteri gram positif dan terbentuk didalam sel bakteri jika
kondisi tidak menguntungkan bagi kehidupan bakteri.
Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik, dan
ribosom. Dinding endospora yang tebal tersusun atas protein
dan menyebabkan endospora tahan terhadap kekeringan, radiasi
cahaya, suhu tinggi dan zat kimia. Jika kondisi lingkungan
menguntungkan endospora akan tumbuh menjadi sel bakteri
baru.
4. Bentuk Bakteri
Bentuk dasar bakteri terdiri atas bentuk bulat (kokus), batang
(basil),dan spiral (spirilia) serta terdapat bentuk antara kokus dan basil
yang disebut kokobasil.
a. Bakteri Kokus :
 Monokokus yaitu berupa sel bakteri kokus tunggal
 Diplokokus yaitu dua sel bakteri kokus berdempetan
 Tetrakokus yaitu empat sel bakteri kokus berdempetan
berbentuk segi empat.
 Sarkina yaitu delapan sel bakteri kokus berdempetan
membentuk kubus
 Streptokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus
berdempetan membentuk rantai
 Stapilokokus yaitu lebih dari empat sel bakteri kokus
berdempetan seperti buah anggur
b. Bakteri Basil :
 Monobasil yaitu berupa sel bakteri basil tunggal
 Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri basil berdempetan
 Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan
membentuk rantai
c. Bakteri Spirilia :
 Spiral yaitu bentuk sel bergelombang
 Spiroseta yaitu bentuk sel seperti sekrup
 Vibrio yaitu bentuk sel seperti tanda baca koma
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Alat dan Bahan


 Alat :
a. Kompor gas
b. Corong : 2 buah
c. Erlenmayer : 2 buah
d. Penyaring kain kasa secukupnya
e. Cawan petri : 3 buah
f. Autoclaf : 1 buah
g. Panci kecil : 1 buah
h. Timbangan neraca analitik : 1 buah
i. Gelas kimia 1000 mL : 1 buah
j. Spatula : 1 buah
 Bahan :
a. Kentang : 250 gram
b. Benang Wol
c. Kain kasa secukupnya
d. Air aquades
e. Gula pasir : 15 gram
f. Agar-agar batang cap AA : 15 gram
g. Kertas pembungkus
B. Rancangan Percobaan
Kentang

Dikupas
Dipotong kecil-kecil dengan ukuran 1 cm2
Potongan kentang ditimbang sebanyak 250 gr
Direbus dengan 1 liter air dan diusahakan air tetap 1
liter

Kentang yang Sudah Dimasak

Mengecek kentang yang


sudah dimasak.

Kaldu Potongan Kentang


Agar-agar Batangan AA
Disaring dengan kasa dan
Dihaluskan (disuwir). gelas corong.
Ditimbang sebanyak 15 gram.

Dididihkan

Kaldu Potongan Kentang

Suwiran Agar-agar AA
Ditambahkan air hingga
Dimasukkan ke dalam kaldu volumenya 1 liter.
kentang Dipanaskan
Ditambahkan 15gr gula pasir dan
diaduk hingga homogen

Media yang Telah Dibuat

Dituangkan ke dalam cawan petri dan


dibungkus dengan kertas CD
Disterilisasi dengan autoclave dan
didinginkan sehingga terbentuk
medium KGA

Mikroorganisme

Menangkap mikroorganisme
DiinDituangkan ke dalam cawan petri dan
dibungkus dengan kertas CD
Disterilisasi dengan autoclave dan didinginkan
Koloni Mikroorganisme
sehingga terbentuk medium KGA
kubasi selama 24 jam
 Diamati jumlah macam koloni dan digambar bentuk koloninya
C. Langkah-Langkah Percobaan
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Mengupas kentang dan mengiris kentang kupasan kecil-kecil dengan
ukuran 1 cm2, kemudian menimbang kentang potongan sebanyak 250
1
gram atau Kg, merebus kentang potongan diatas kompor gas dengan
4
menambahkan air sebanyak 1 liter, pada saat perebusan volume air
diusahakan tetap 1 liter.
3. Mengecek kentang kalau sudah masak, kaldunya diambil dengan cara
penyaringan menggunakan gelas corong yang ditempeli kain kasa,
selain itu mempersiapkan agar-agar batangan AA untuk disuwir-
suwir kemudian ditimbang sebanyak 15 gram.
4. Mengumpulkan dan memasukkan hasil saringan/filtrat kaldu kentang,
dengan menambahkan air sehingga volumenya 1 liter ke dalam gelas
kimia 1 liter, kemudian direbus hingga masak.
5. Memasukkan potongan agar-agar batangan sebanyak 15 gram, dalam
gelas bekeryang berisi kaldu kentang, aduk merata bersamaan juga
ditambakan 15 gram gula pasir halus sampai homogen.
6. Menuangkan media yang terbuat ke dalam cawan petri (tiap kelompok
2 buah cawan petri), kemudian dibungkus dengan kertas, selanjutnya
dilakukan sterilisasi menggunakan autoclaf selama 1 jam.
7. Pendinginan media, dengan cara diambil dan diletakkan di tempat
yang rata, sehingga medium KGA yang terbentu rata permukaannya.
8. Setelah dingin, kemudian diolesi kerak gigi secara merata. Dan
ditutup kembali tanpa menunggu 30 menit.
9. Inkubasi 4 hari.
10. Di amati jumlah macam koloni, jumlah koloni dan menggambar
bentuk koloni.
BAB IV
DATA DAN ANALISIS

A. Data Hasil Pengamatan

No. Gambar/Foto Media KGA Keterangan

CAWAN A

1.

CAWAN A

2.
CAWAN A

3.

.
CAWAN A

4.
No. Gambar/Foto Media KGA Keterangan

CAWAN B

1.

CAWAN B

2.
CAWAN B

3.

CAWAN B
.
4.
B. Analisis Data

Anda mungkin juga menyukai