interaksi
Nabi Muhammad Umat Islam Perilaku
Olah pikir (budi) Manusia
Kebudayaan Islam
Dikembangkan
Peradaban Islam
F. Evaluasi
Jawablah Pertanyaan Berikut ini !
1. Jelaskan pengertian sejarah secara bahasa !
2. Apakah yang dimaksud dengan kebudayaan Islam ?
3. Sebutkan beberapa contoh bentuk kebudayaan Islam !
4. Jelaskan perbedaan kebudayaan dengan peradaban !
5. Sebutkan manfaat mempelajari sejarah kebudayaan Islam !
PELAJARAN 2
SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW PERIODE MEKAH
Standar Kompetensi :
2. Memahami Sejarah Nabi Muhammad SAW Periode Mekkah.
Kompetensi Dasar :
2.1. Mendeskripsikan misi Nabi Muham-mad SAW sebagai rahmat bagi alam semesta, pembawa
kedamaian, kesejahteraan, dan kemajuan masyarakat
2.2. Mengambil hikmah dari misi Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi alam semesta,
pem-bawa kedamaian, kesejahteraan, dan kemajuan masya-rakat di kaitkan dengan
perkemba-ngan kondisi sekarang
2.3. Meneladani perjuangan Nabi dan para Sahabat dalam menghadapi masyarakat Mekkah
Indikator :
2.1.1. Menjelaskan misi Nabi Muhammad SAW sebagai rahmatan lil ‘alamin
2.1.2. Mengidentifikasi cara dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekkah
2.1.3. Mengidentifikasi keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekkah
2.2.1. Menjelaskan hikmah dari misi Nabi Muhammad SAW sebagai rahmatan lil ‘alamin
2.2.2. Menyebutkan hikmah yang dapat diambil dari misi Nabi Muhammad SAW di Mekkah
2.2.3. Menjelaskan keterkaitan misi dakwah Nabi Muhammad saw dengan perkembangan
dakwah sekarang
2.3.1. Menjelaskan keladanan dari perjuangan Nabi dalam menghadapi masyarakat Mekkah
2.3.2. Menjelaskan keladanan dari perjuangan para Sahabat dalam menghadapi masyarakat
Mekkah
2.3.3. Menjelaskan keterkaitan perjuangan Nabi dengan para sahabatnya
A. Keadaan Masyarakat Arab Sebelum Islam
Jazirah Arab atau semenanjung Arabia adalah daerah yang berbentuk memanjang dan
tidak parallelogram. Di sebelah utara berbatasan dengan Palestina dan padang Syam, di
sebelah timur berbatasan dengan Hira, Dijla (Tigris), Furat (Euphrates) dan Teluk Persia,
di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan Teluk Aden, sedangkan di
sebelah barat Laut Merah. Jadi, dari sebelah barat dan selatan daerah ini dikelilingi lautan,
dari utara padang sahara dan dari timur padang sahara dan Teluk Persia.
Secara umum, keadaan wilayah di Jazirah Arab adalah tandus, sehingga hal ini
melindunginya dari penjajahan dan penyebaran agama. Wilayah yang dianggap cukup
subur adalah daerah Yaman yang terletak di sebelah selatan.
Jazirah Arab diapit oleh dua kekaisaran besar yang berada di sebelah utara, yaitu
kekaisaran Persia yang beragama Majusi (penyembah api) dengan kitab sucinya Zend
Avesta dan kekaisaran Romawi yang beragama Nasrani/kristen dengan kitab sucinya Injil.
Kehidupan penduduk Arab pada masa itu rata-rata hidup nomaden (suka berpindah-
pindah dan mengembara). Selain itu, kehidupan mereka dibentuk berdasarkan kabilah
(suku). Kabilah ini dibentuk oleh kelompok-kelompok keluarga atas dasar pertalian darah
(nasab), perkawinan dan sumpah setia. Setiap kabilah dipimpin oleh seorang Syaikh yang
dipilih dari seorang anggota tertua melalui musyawarah.
Secara garis besar, ada dua macam penduduk yang hidup di Arab ketika itu, yaitu:
Penduduk kota, rata-rata pedagang dengan dua kota terkenalnya yaitu
Mekkah dan Madinah.
Penduduk desa (badui), rata-rata petani, peternak dan penggembala.
Masa kehidupan masyarakat Arab sebelum Islam dinamakan masa Jahiliyah (masa
kebodohan). Disebut Jahiliyah bukan karena tidak berilmu, tetapi karena penduduknya
kebanyakan suka berbuat kejahatan, suka berperang, membunuh, melecehkan wanita,
melakukan takhayul, menyembah berhala dan lain-lain. Perbuatan-perbuatan itu adalah
contoh kebudayaan arab Jahiliyah yang buruk. Akan tetapi ada beberapa kebudayaan Arab
jahiliyah yang baik, di antaranya di bidang kesusastraan (seni), di mana masyarakat Arab
suka sekali membuat karya-karya syair (puisi) dan para penyair pada waktu itu dianggap
orang yang mempunyai kedudukan tinggi.
B. Misi Nabi Muhammad SAW Sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin
1. Kelahiran Nabi Muhammad
Muhammad SAW dilahirkan di kota Mekkah (Hijaz) pada tanggal 12 Rabiul Awwal
tahun Gajah atau bertepatan tanggal 20 April 571 Masehi.
Beliau wafat pada hari senin tanggal 12 Rabi'ul Awwal tahun 11 H bertepatan dengan 8
Juni 632 M.
Beliau merupakan keturunan suku Quraisy, suku bangsawan yang sangat berpengaruh
di Arab.
Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib yang wafat ketika beliau masih berada
dalam kandungan ibunya, Siti Aminah. Sedangkan ibunya wafat ketika beliau berumur
6 tahun. Kemudian beliau diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib selama dua tahun dan
oleh pamannya, Abu Thalib.
2. Kerosulan Muhammad
Pada usia 25 tahun, beliau menikah dengan Khadijah, seorang janda kaya yang berusia
40 tahun. Kemudian selang beberapa lama beliau mendapat gelar al-Amin (orang yang
dapat dipercaya), gelar ini diberikan karena beliau berhasil mengatasi perselisihan para
pemuka suku Quraisy dalam peletakkan Hajar Aswad (batu hitam yang suci) di dinding
Ka’bah.
Pada usia 40 tahun, beliau sering datang ke Gua Hira yang terletak di perbukitan Jabal
Nur untuk bertahanuts atau melakukan pemusatan jiwa dan merenungi keadaan
masyarakat arab yang masih Jahiliyah. Pada malam 17 Ramadhan tahun 610 M. ketika
sedang bertahanuts, datanglah Malaikat Jibril menyampaikan wahyu pertama, yaitu al-
Quran Surat al-‘Alaq ayat 1-5:
}{ إقرأ باسم ربك الذي خلق {} خلق اإلنسان من علق {} إقرأ وربك\ األكرم {} الذي علم بالقلم
علم اإلنسان ما لم يعلم
Artiya;
” Bacalah Atas Nama Tuhanmu Yang Telah Menjadikan Makhluk. Dia Telah
Menjadikan Menusia Dari Segumpal Darah. Bacalah ! Tuhan Engkaualah Yang Amat
Pemurah. Yang Mengajar Manusia Dengan Pena. Dia Mengajar Manusia Apa-apa
Yang Belum Diketahui. ( Qs. Al-alaq; 1 – 5 )
Dengan turunya wahyu yang pertama manandakan bahwa Allah SWT telah
mengangkat Muhammad sebagai Nabi dan Rasul Nya. Setelah menerima wahyu yang
pertama Nabi Muhammad SAW tidak langsung bergerak untuk berda’wah. Nabi
Muhammad saw. dalam kondisi bingung, takut dan gemetar yang akhirnya ditenangkan
oleh istri beliau yaitu Siti Khadijah.
Kemudian setelah itu, turun wahyu yang kedua yaitu surat al-Mudatsir ayat 1 – 7.
Dengan turunnya wahyu yang kedua ini maka beliau memulai dakwah dengan cara
sembunyi-sembunyi
Sasaran dakwahnya terbatas pada orang-orang dekat disekitar beliau . Yang mula-mula
menerima dakwah beliau adalah Siti Khodijah( istrinya) Ali bin Abi Talib (anak
pamannya),Abu Bakar (sahabat nya), dan Zaed bin Harisah (pembantunya).
PELAJARAN 3
SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW PERIODE MADINAH
Standar Kompetensi :
3. Memahami Sejarah Nabi Muhammad SAW Periode Madinah
Kompetensi Dasar :
3.1. Mendeskripsikan sejarah Nabi Muhammad SAW dalam membangun masyarakat melalui
kegiatan ekonomi dan perdagangan
3.2. Mengambil hikmah dari misi Nabi Muhammad SAW dalam membangun masyarakat melalui
kegiatan ekonomi dan perdagangan di kaitkan dengan perkembangan kondisi sekarang
3.3. Meneladani semangat perjuangan Nabi dan para Sahabat di Madinah
Indikator :
3.1.1. Menceritakan sejarah Nabi Muhammad SAW dalam membangun perekonomian
masyarakat Madinah
3.1.2. Mengidentifikasi cara dakwah Nabi Muhammad SAW dalam membangun perekonomian
masyarakat Madinah
3.1.3. Mengidentifikasi keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW dalam membangun
perekonomian masyarakat Madinah
3.2.1. Menjelaskan hikmah dari misi Nabi Muhammad SAW dalam membangun masyarakat
Madinah
3.2.2. Menjelaskan keterkaitan misi dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah dengan
perkembangan dakwah sekarang
3.3.1. Menjelaskan semangat perjuangan Nabi di Madinah
3.3.2. Menjelaskan semangat perjuangan para Sahabat di Madinah
3.3.3. Menunjukkan semangat perjuangan Nabi dan para Sahabat di Madinah
1. Perang Badar
Perang ini terjadi di dekat sumber mata air milik seorang bernama Badar pada tanggal
17 Ramadhan tahun 2 H bertepatan 5 Januari 623 M.
Dalam perang ini pasukan Islam hanya berjumlah 313 orang yang dipimpin oleh Nabi
Muhammad SAW, sedangkan pihak kafir Quraisy berjumlah 1000 orang yang
dipimpin oleh Abu Sufyan.
Perang ini dimenangkan oleh umat Islam dengan korban tewas sebanyak 14 orang
Muslim dan 70 orang kafir termasuk Abu Jahal.
2. Perang Uhud
Perang ini berlangsung pada bulan Sya’ban tahun 3 H bertepatan bulan Januari 625 M
di sebuah perbukitan bernama Uhud.
Pasukan Islam pimpinan Nabi pada awalnya berjumlah 1000 orang, tetapi 300 orang
membelot karena hasutan Abdullah bin Ubay. Sedangkan pasukan kafir Quraisy
berjumlah 3000 orang yang dipimpin Abu Sufyan dan istrinya Hindun.
Perang ini pada awalnya hampir dimenangkan oleh umat Islam, tetapi karena pasukan
Islam meninggalkan posisi perang untuk mengambil harta rampasan perang
(ghanimah), akhirnya pasukan Islam mengalami kekalahan.
Bahkan Hamzah bin Abdul Mutholib (paman Nabi) terbunuh dan isi tubuhnya
dikoyak-koyak oleh Hindun. Korban meninggal dari pihak umat Islam adalah 70
orang, sedangkan kafir Quraisy berjumlah 23 orang.
3. Perang Khandaq
Perang terjadi di sebelah utara Madinah pada bulan Syawal 5 H atau Maret 627 M.
Perang Khandaq ini disebut juga perang Ahzab.
Dalam perang ini, pasukan musuh berjumlah 10.000 orang yang dipimpin Abu Sufyan,
sedangkan pasukan Islam hanya berjumlah 3000 orang pimpinan Nabi dan Ali bin Abi
Tholib.
Atas usul dari Salman Al-Farisi (orang Persia), pasukan Islam membuat parit
mengelilingi perbatasan kota Madinah. Akibat adanya parit ini, pasukan kafir Quraisy
mengalami kekalahan.
Selain tiga perang di atas, ada beberapa peperangan lagi yang terjadi antara umat
Islam dengan kaum kafir yaitu:
1. Perang Khaibar
2. Perang Mu’tah
3. Perang Tabuk.
Di Samping Peperangan, Nabi Dan Para Sahabatnya Juga Melakukan beberapa
usaha dan berhasil dengan baik Dalam Menghadapi Kaum Kafir, Yaitu:
1. Mengadakan Perjanjian Hudaibiyah dengan orang-orang Kafir Qurays di
Mekkah.
Perjanjian ini berlangsung pada bulan Zulkaidah tahun 6 H atau 628 M di daerah
Hudaibiyah.
Asal mula terjadinya perjanjian ini adalah adanya keinginan kaum Muhajirin untuk
beribadah haji dan menengok saudara mereka di Mekkah yang selama enam tahun
tidak bertemu.
Akan tetapi keinginan ini dihalangi oleh kaum Kafir Quraisy.
Maka Nabi pun berangkat dengan kaum Muhajirin untuk pergi ke Mekkah,
sesampainya di Hudaibiyah dicegatlah Nabi dan para pengikutnya oleh kaum
Quraisy.
Dari sinilah kemudian lahirlah perjanjian Hudaibiyah.
Isi Perjanjian Hudaibiyah :
1. Umat Islam dan kaum kafir Quraisy tidak boleh saling serang selama 10 tahun.
2. Nabi dan pengikutnya tidak diperkenankan beribadah haji pada tahun ini.
3. Kaum Muslim wajib mengembalikan orang Mekkah yang menjadi pengikut
Nabi di Madinah, sedangkan kaum kafir Quraisy tidak wajib mengembalikan
orang Madinah yang menjadi pengikut mereka.
4. Setiap orang diberi kbebasan untuk memilih menjadi pengikut Nabi atau kaum
Kafir Quraisy.