Anda di halaman 1dari 22

MIKROBIOLOGI PANGAN

“MEDIA YANG SERING DIGUNAKAN DALAM


PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI”

DISUSUN OLEH

[KELOMPOK II]
1. DITA FARHAH NABILAH
2. JONATHAN IMANUEL DEVERGIA
3. MERI GRISINTA
4. SOVIA LISDAYANTI PUTRI

DIII GIZI REG’XVIII


POLTEKKES KEMENKES PALANGKARAYA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam melakukan diagnosa Mikrobiologi sterilisasi sangat diutamakan baik alat
maupun medianya. Suatu alat dikatakan steril apabila alat atau bahan bebas dari mikroba
baik dalam bentuk vegetative maupun spora. Untuk itu sebagai pemula dalam
Mikrobiologi sangat perlu mengenal teknik sterilisasi, pembuatan media serta teknik
penanaman (Dwidjoseputro, 1994).
Dalam mikrobiologi, peralatan laboratorium merupakan unsur penting yang harus
ada. Peralatan yang ada dalam laboratorium haruslah steril agar dapat menunjang
pekerjaan yang berhubungan dengan mikroorganisme dan hal tersebut merupakan syarat
mutlak. Artinya, pada bahan atau peralatan yang akan digunakan harus bebas dari
mikroorganisme yang tidak diingikan yang dapat merusak media atau koloni suatu
mikroorganisme yang diinginkan.
Secara umum sterilisasi merupakan proses pemusnahan kehidupan khususnya
mikroba dalam suatu wadah ataupun peralatan laboratorium. Sterilisasi dalam
Mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua mikroorgansime yang terdapat
pada atau didalam suatu benda. Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi
yaitu penggunaan panas, penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Apabila
panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi basah, bila tanpa
kelembaban maka disebut sterilisasi kering (Dwidjoseputro, 1994).
Sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi. Metode
sterilisasi yang umum digunakan secara rutin dilaboratorium mikrobiologi ialah yang
menggunakan panas (Hadioetomo, 1993).
Steril merupakan syarat mutlak keberhasilan kerja dalam lab mikrobiologi. Dalam
melakukan sterilisasi, diperlukan teknik-teknik agar sterilisasi dapat dilakukan secara
sempurna, dalam arti tidak ada mikroorganisme lain yang mengkontaminasi media.
Sterilisasi adalah proses untuk menjadikan alat-alat terbebas dari segala bentuk
kehidupan. Seperti yang telah disebutkan bahwa tujuan sterilisasi untuk mematikan
mikroorganisme yang tidak diinginkan agar tidak ikut tumbuh.
Mikroorganime hidup di segala tempat (tanah, air udara makanan, pembuangan, dan

2
pada permukaan tubuh). Keberadaan mereka yang ada di segala tempat menyulitkan para
mikrobiolog untuk memperoleh suatu koloni mikroorganisme tertentu dan yang sejenis
tanpa adanya mikroorganisme lain yang mencampuri koloni tersebut. Kultur
mikroorganisme yang tersusun dari sel-sel sejenis (tunggal) disebut juga sebagai kultur
murni.
Untuk membutuhkan dan mengembangbiakkan mikroba diperlukan suatu substrat
yang disebut medium. Sedangkan medium itu sendiri sebelum digunakaan harus dalam
keadaan steril artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan agar
mikroba dapat tumbuh dan berkembangbiak dengan baik di dalam medium, maka
diperlukan syarat tertentu yang diantaranya bahwa didalam medium harus terkandung
semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba
kemudian susunan makanannya, tekanan osmosis, derajat, keasaman (pH), dan
temperatur (Hadietomo, 1990).
Dalam bidang penelitian mikroorganisme ini, tentunya menggunakan teknik atau
cara-cara khusus untuk mempelajarinya dan bekerja pada skala laboratorium untuk
meneliti mikroorganisme ini baik sifat dan karakteristiknya, tentu diperlukan pula tentang
bagamana caranya menumbuhkan suatu mikroba ke dalam suatu media, karena kita tahu
bahwa beragamnya persyaratan tumbuh mikroba, maka harus dimengerti jenis-jenis
nutrient yang disyaratkan oleh mikroba dan juga macam lingkungan fisik yang
menyediakan kondisi yang optimum bagi pertumbuhannya. Mikroba amat beragam, baik
dalam persyaratan nutrient maupun fisiknya. Jadi, media yang digunakan harus
mengandung komponen-komponen yang dibutuhkan oleh mikroba tersebut
(Hadietomo, 1990).

B. Tujuan
1. Mengenal berbagai media yang dibutuhkan dalam praktikum mikrobiologi pangan.
2. Mengetahui fungsi, cara pembuatan media dan membedakan berbagai media
pertumbuhan mikroba.
3. Mengenal berbagai larutan yang dibutuhkan dalam praktikum.
4. Mengetahui cara sterilisasi alat dan media.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Medium
Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan (nutrien) yang
dipergunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme. Mikroorganisme juga
merupakan mahluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan medium yang harus mengandung
semua zat yang diperlukan untuk pertumbuhannya, yaitu antara lain senyawa-senyawa
organik (protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin). Medium digunakan untuk melihat
gerakan dari suatu gerakan mikroorganisme apakah bersifat motil atau nonmotil, medium ini
ditambahkan bahan pemadat 50% (Hadietomo, 1990).
Mikroorganisme dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat dan dapat pula yang
hanya menggunakan bahan-bahan dalam bentuk cairan atau larutan. Mikroorganisme yang
menggunakan makanannya dalam bentuk padat tergolong tipe holozoik. Mikroorganisme yang
dapat menggunakan makanannya dalam bentuk cairan atau larutan disebut holofitik. Ada
beberapa mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya dalam bentuk padatan,
tetapi makanan tersebut sebelumnya harus dicerna, di luar sel dengan bantuan enzim
ekstraseluler (Anonim, 2009).
Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai
aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh
karenanya bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon,
sumber aseptor elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen. Selain itu, secara
umum nutrien dalam media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting
untuk sintesis biologik oranisme baru (Hadietomo, 1990).
Tiap sel harus mensintesis sendiri konstituen tubuhnya dari zat-zat sederhana yang
ditemukan dalam lingkungannya. Kebanyakan dari zat-zat ini berupa makanan dalam bentuk
suspensi atau larutan yang ditemukan dalam air laut, sungai, danau, air selokan, atau bahan-
bahan organik lain yang mengalami penguraian, dan sebagainya. Sifat kimia dan fisika dari
habitat ini menentukan jenis organisme yang dapat tumbuh atau hidup di lingkungan itu
(Irianto, 2006).
Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan menstimulasi
pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh Nutrient Agar (NA) untuk menstimulasi
pertumbuhan bakteri. (Menurut Pelgzar, 1996). Medium Nutrient Agar (NA) merupakan

4
medium yang berwarna coklat muda yang memiliki konsistensi yang padat dimana medium
ini berasal dari sintetik dan memiliki kegunaan sebagai medium untuk menumbuhkan bakteri
(Harry, 2012).
Nutrien Agar adalah medium pertumbuhan mikrobioloi digunakan untuk non-pemilih
bakteri. Hal ini berguna karena tetap solid bahkan pada suhu relatif tinggi. Juga, bakteri
tumbuh di nutrient agar tumbuh di permukaan, dan jelas terlihat sebagai koloni kecil. Dalam
kaldu nutrisi, bakteri tumbuh dalam cairan, dan dipandang sebagai zat pekat, bukan rumpun
sejelas dibedakan (Vidi, 2012).
Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang umum digunakan untuk
menganalisis jenis dan jumlah kapang pada produk makanan. Masalah yang sering dihadapi
dengan penggunaan media ini adalah seringnya terjadi kegagalan dalam pengamatan
morfologi dan penghitungan jumlah koloni kapang akibat tumbuhnya koloni yang menyebar
sehingga menghambat atau menutupi koloni yang lain (Indriati.dkk., 2010).
Plate Count Agar (PCA) atau yang juga sering disebut dengan Standard Methods Agar
(SMA) merupakan sebuah media pertumbuhan mikroorganisme yang umum digunakan untuk
menghitung jumlah bakteri total (semua jenis bakteri) yang terdapat pada setiap sampel seperti
makanan, produk susu, air limbah dan sampelsampel lainnya yang juga biasanya
menggunakan metode Total Plate Count (TPC). Plate Count Agar (PCA) merupakan media
padat, yaitu media yang mengandung agar sehingga setelah dingin media tersebut akan
menjadi padat. Plate Count Agar (PCA) pertama kali dikembangkan oleh Buchbinder, Baris,
dan Goldstein pada tahun 1953 atas permintaan dari American Public Health Association
(APHA).

2.2 Sterilisasi
Sterilisasi merupakan proses untuk mematikan semua mikroorganisme yang hidup. Adanya
pertumbuhan mikro menyatakan bahwa pertambahan bakteri masih berlangsung dan tak
sempurnanya proses sterilisasi. Jika proses sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora
bakteri yang merupakan bentuk paling resikan dari kehidupan mikroba tak akan terlihat lagi.
Sterilisasi merupakan metode praktis yang dirancang untuk membersihkan dari
mikroorganisme, atau sengaja untuk menghambat pertumbuhannya. Mikroorganisme sangat
berbeda, dalam kelemahannya terdapat berbagai macam agen antimikroba (Suriawiria, 2005).
Sterilisasi dengan panas adalah unit operasi dimana bahan dipanaskan dengan suhu
yang cukup tinggi dan waktu yang cukup lama untuk merusak mikroba dan aktivitas enzim.

5
Sebagai hasilnya, bahan yang disterilkan akan memiliki daya simpan lebih dari enam bulan
pada suhu ruang. Contoh proses sterilisasi adalah produk olahan dalam kaleng seperti kornet,
sarden dan sebagainya (Irianto, 2006).
Cara kerja sterilisasi ialah cara kerja agar terhindar dari kontaminasi, cara steril ini
digunakan pada pembuatan media, dan pembuatan preparat. Sterilisasi dapat dilakukan
dengan cara panas basah dengan tekanan suhu 250 °F selama 15 menit. Alat yang digunakan
adalah autoclave. Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoklaf, uap yang mulai
diangkat dengan menggunakan uap air jenuh pada suhu 250 oF selama 15 menit. Adapun
alasan digunakannya suhu 250 oF itu disebabkan oleh tekanan 1 atm pada ketinggian
permukaan laut. Prinsip kerja dari alat ini cukup sederhana. Autoklaf diisi dengan air
secukupnya dan masukan alat yang akan disterilkan seperti cawan petri,dan bahan yang di
sterilisasi yaitu Nutrient Agar (NA), Potato Dextroe Agar (PDA), Plate Count Agar (PCA),
semua alat dan bahan perlu disusun dengan baik untuk menghindari alat-alat pecah sewaktu
proses sterilisasi berlangsung yang disebabkan oleh tekanan dari uap air. Proses berikutnya
adalah menutup autoklaf dengan memutar setiap sekrup dari arah berlawanan dengan kuat
hingga tidak terdapat lagi celah untuk keluarnya uap air yang dihasilkan saat pemanasan
berlangsung. Langkah terakhir adalah memanaskan autoklaf tersebut dengan nyala api hingga
menghasilkan uap air jenuh bertekanan pada suhu 250 oF selama 15 menit. Setelah selesai
autoklaf didiamkan terlebih dahulu beberapa menit. Apabila autoklaf telah dingin, sekrup dan
baut pengunci dapat dibuka dan semua alat-alat yang sudah steril dapat dikeluarkan satu
persatu. Sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja yang dapat
ditembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu tersebut. (Fardiaz, 1992).

BAB III

6
METODE PERCOBAAN

A. Alat B. Bahan
Cawan petri Nutrient Agar (NA)
Gelas ukur 250 mL Potatoe Dextroe Agar (PDA)
Erlenmeyer 500 mL Plate Count Agar (PCA)
Batang pengaduk Aquades
Spatula Kapas
Hotplate Kertas aluminium foil
Autoklaf Kertas HVS
Neraca analitik

C. Cara kerja
1. Membuat media Nutrient Agar (Na)
- Timbang 5 gram bubuk NA masukkan ke dalam erlenmeyer,
- Tambahkan 250 ml aquades ke dalam erlenmeyer,
- Panaskan larutan dan aduk hingga NA dan Aqudes tercampur,
- Tutup bagian atas Erlenmeyer dengan kapas yang padat, pastikan kapas tidak mudah di
tarik.
- Masukkan ke dalam autoklaf, sterilisasikan selama 15 menit setelah mencapai suhu
250 ˚F dan tekanan 1 atm,
- Keluarkan Erlenmeyer, lapisi bagian atas Erlenmeyer dengan kertas Aluminium foil
hingga tertutup dengan rapat.
2. Membuat media Potatoe Dextroe Agar (PDA)
- Timbang 9,75 gram bubuk PDA masukkan ke dalam erlenmeyer,
- Tambahkan 250 ml aquades ke dalam erlenmeyer,
- Panaskan larutan dan aduk hingga PDA dan Aqudes tercampur,
- Tutup bagian atas Erlenmeyer dengan kapas yang padat, pastikan kapas tidak mudah di
tarik.
- Masukkan ke dalam autoklaf, sterilisasikan selama 15 menit setelah mencapai suhu
250 ˚F dan tekanan 1 atm,
- Keluarkan Erlenmeyer, lapisi bagian atas Erlenmeyer dengan kertas Aluminium foil

7
hingga tertutup dengan rapat.
3. Membuat media Plate Count Agar (PCA)
- Timbang 5,62 gram bubuk PCA masukkan ke dalam erlenmeyer,
- Tambahkan 250 ml aquades ke dalam erlenmeyer,
- Panaskan larutan dan aduk hingga PCA dan Aqudes tercampur,
- Tutup bagian atas Erlenmeyer dengan kapas yang padat, pastikan kapas tidak mudah di
tarik.
- Masukkan ke dalam autoklaf, sterilisasikan selama 15 menit setelah mencapai suhu
250 ˚F dan tekanan 1 atm,
- Keluarkan Erlenmeyer, lapisi bagian atas Erlenmeyer dengan kertas Aluminium foil
hingga tertutup dengan rapat.
4. Sterilisasi Cawan petri
- Siapkan 5 pasang Cawan petri untuk setiap kelompoknya, kemudian siapkan kertas
HVS
- Bungkus masing-masing 5 pasang Cawan petri dengan baik, rapi, dan rapat dengan
kertas HVS
- Masukkan ke dalam Autoklaf, sterilisasikan selama 15 menit dengan suhu 250 ˚F
- Keluarkan.

D. Diagram Alir
1. Membuat Media/Larutan Nutrient Agar (Na)

5 gram NA

Erlenmeyer

Tambahkan 250 ml Aquades

Panaskan larutan dan aduk sampai semua bahan larut

Tutup bagian atas Erlenmeyer dengan kapas

Masukkan ke dalam Autoklaf

8
Sterilisasikan selama 15 menit pada suhu 250 ˚F

Keluarkan erlenemeyer, lapisi dengan kertas Aluminium foil

2. Membuat Media/Larutan Potatoe Dextroe Agar (PDA)

9,75 gram PDA

Erlenmeyer

Tambahkan 250 ml Aquades

Panaskan larutan dan aduk sampai semua bahan larut

Tutup bagian atas Erlenmeyer dengan kapas

Masukkan ke dalam Autoklaf

Sterilisasikan selama 15 menit pada suhu 250 ˚F

Keluarkan erlenemeyer, lapisi dengan kertas Aluminium foil

3. Membuat Media/Larutan Plate Count Agar (PCA)

5,62 gram PCA

Erlenmeyer

Tambahkan 250 ml Aquades

9
Panaskan larutan dan aduk sampai semua bahan larut

Tutup bagian atas Erlenmeyer dengan kapas

Masukkan ke dalam Autoklaf

Sterilisasikan selama 15 menit pada suhu 250 ˚F

Keluarkan erlenemeyer, lapisi dengan kertas Aluminium foil

4. Sterilisasi Cawan petri

5 pasang Cawan petri

Bungkus dengan kertas HVS

Masukkan dalam Autoklaf

Sterilisasikan selama 15 menit pada suhu 250 ˚F

Keluarkan

E. Fungsi Bahan
1. Nutrient agar (NA) Sebagai media yang umum digunakan untuk
pertumbuhan mikroba.
2. Potatoe Dextroe Agar Membiakkan suatu mikroorganisme, baik itu berupa
(PDA) bakteri, maupun sel mahluk hidup.
3. Plate Count Agar Menghitung jumlah bakteri total (semua jenis
(PCA) bakteri) yang terdapat pada setiap sampel seperti

10
makanan, produk susu, dan sampel-sampel lainnya
4. Aquades Untuk melarutkan media Nutrient agar
5. Kapas Untuk memastikan media/larutan tersebut tidak
terdapat kontaminan yang tumbuh
6. Kertas aluminium foil Untuk mencegah terjadinya kontaminasi
7. Kertas HVS Untuk menutup Cawan petri saat ingin melakukan
sterilisasi ke dalam alat Autoklaf

BAB IV

11
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil dari proses sterilisasi sesuai dengan petunjuk praktikum yang kita dapatkan setelah
menginkubasi alat dan bahan ke dalam autoklaf pada suhu 250oF selama 15 menit, alat dan
bahan tersebut menjadi steril (matinya mikroorganisme yang terdapat pada alat dan bahan).
Pengamatan Pengamatan
Nama Media Fungsi Sebelum Sesudah
Pengadukan Dipanaskan

Warnanya kuning, Warna larutan lebih


Digunakan sebagai
agak keruh jernih
media pertumbuhan
(Tabel 4.1 gambar (Tabel 4.1 gambar
bakteri
2) 4)

NA (Nutrient Agar)

Warnanya kuning, Warna larutan lebih


Digunakan sebagai
agak keruh jernih
media pertumbuhan
(Tabel 4.2 gambar (Tabel 4.1 gambar
jamur
2) 4)

PDA (Potato Dextrose Agar)

12
Digunakan untuk
menghitung jumlah
bakteri total (semua
Warnanya kuning
jenis bakteri) yang Warna larutan lebih
kecoklatan, agak
terdapat pada setiap jernih
keruh
sampel seperti (Tabel 4.2 gambar
(Tabel 4.3 gambar
makanan, produk 4)
2)
susu, air limbah dan
sampel-sampel
lainnya
PCA (Place Count Agar)

Tabel 4.1 Pembuatan Media NA (Nutrient Agar)

1. Menimbang 5 gram NA 2. Bubuk NA di larutkan dengan Aquades

13
3, Pemanasan larutan 4. Bagian atas erlenmeyer ditutup dengan
kapas

5. Masukkan ke dalam autoklaf 6. Setelah selesai sterilisasi dilapisi dengan


aluminium foil

14
Tabel 4.2 Pembuatan Media PDA (Potato Dextrose Agar)

2. Masukkan dalam erlenmeyer, larutkan dengan


1. Menimbang 9,75 gram PDA
aquades

3. Panaskan 4. Bagian atas erlenmeyer ditutup dengan kapas

15
5. Masukkan ke dalam autoklaf 6. Dilapisi dengan aluminium foil

Tabel 4.3 Pembuatan Media PCA (Place Count Agar)

1, Menimbang 5,62 PCA 2. Masukkan dalam erlenmeyer, larutkan dengan


aquades

16
3. Panaskan 4. Bagian atas erlenmeyer di tutup dengan kapas

5. Masukkan ke dalam autoklaf 6. Dilapisi dengan aluminium foil

B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu pembuatan media NA (Nutrient Agar), PDA (Potato
Dextrose Agar), PCA (Place Count Agar), dan sterilisasi. Pada sterilisasi alat cawan petri,
menyiapkan 5 pasang cawan petri untuk setiap kelompok, kemudian membungkus cawan
petri dengan kertas serapat-serapatnya sampai bagian alat tertutup, melakukkan sterilisasi
alat dengan memasukkan cawan petri kedalam autoklaf pada suhu 250oF selama 15 menit
dan tekanan 1 atm, dan keluarkan cawan petri dari autoklaf setelah sterilisasi selesai.
Media NA (Nutrient Agar) merupakan media yang memiliki konsistensi yang padat
yang digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri. Pembuatan media praktikum ini
dengan menggunakan NA (Nutrient Agar), dimana dalam pembuatannya terlebih dahulu
dengan cara menimbang bahan yang akan digunakan kedalam neraca analitik yaitu 5 gram

17
bubuk NA, kemudian memasukkan bahan kedalam erlenmeyer 500 ml, larutkan bubuk NA
dengan 250 ml aquades, setelah itu dipanaskan diatas hot plate dan diaduk dengan
menggunakan batang pengaduk, tujuan dari pemanasan dan pengadukan ini adalah untuk
menghomogenkan NA dengan aquades, dimana dengan pemanasan dapat mempercepat
pelarutan dari NA dan aquades. Setelah dipanaskan beberapa menit larutan berubah warna
dari kuning keruh menjadi warna lebih jernih hal ini menandakan larutan telah homogen.
Bagian atas erlenmeyer ditutup dengan kapas kemudian masukkan kedalam autoklaf pada
suhu 250˚F selama 15 menit dan tekanan 1 atm, setelah selesai sterilisasi erlenmeyer yang
ditutup kapas dilapisi dengan aluminium foil.
Media PDA (Potato Dextrose Agar) digunakan untuk media pertumbuhan jamur.
Pembuatan media pada percobaan ini dengan menggunakan PDA (Potato Dextrose Agar)
dimana dalam pembuatannya terlebih dahulu dengan menimbang bahan yang akan
digunakan kedalam neraca analitik yaitu 9,75 gram bubuk PDA, kemudian memasukkan
bahan kedalam erlenmeyer 500 ml, larutkan bubuk PDA dengan 250 ml aquades, setelah
itu dipanaskan diatas hot plate dan diaduk dengan menggunakan batang pengaduk, tujuan
dari pemanasan dan pengadukan ini adalah untuk menghomogenkan PDA dengan aquades,
dimana dengan pemanasan dapat mempercepat pelarutan dari PDA. Setelah dipanaskan
beberapa menit larutan berubah warna dari kuning keruh menjadi warna lebih jernih hal ini
menandakan larutan telah homogen. Kemudian bagian atas erlenmeyer ditutup dengan
kapas,sterilisasi kedalam autoklaf pada suhu 250˚F selama 15 menit dan tekanan 1 atm,
setelah selesai sterilisasi erlenmeyer yang ditutup kapas dilapisi dengan aluminium foil.
Media PCA (Place Count Agar) digunakan untuk menghitung jumlah bakteri total
(semua jenis bakteri) yang terdapat pada setiap sampel seperti makanan, produk susu, air
limbah dan sampel-sampel lainnya. Pembuatan media pada percobaan ini dengan
menggunakan PCA (Place Count Agar) dimana dalam pembuatannya terlebih dahulu
menimbang bahan yang akan digunakan kedalam neraca analitik yaitu 5,62 gram bubuk
PCA, kemudian memasukkan bahan kedalam erlenmeyer 500 ml, larutkan bubuk PCA
dengan 250 ml aquades, setelah itu dipanaskan diatas hot plate dan diaduk dengan
menggunakan batang pengaduk, tujuan dari pemanasan dan pengadukan ini adalah untuk
menghomogenkan PCA dengan aquades, dimana dengan pemanasan dapat mempercepat
pelarutan dari PCA. Setelah dipanaskan beberapa menit larutan berubah warna dari kuning
kecoklatan menjadi warna lebih jernih hal ini menandakan larutan telah homogen.
Kemudian bagian atas erlenmeyer ditutup dengan kapas,sterilisasi kedalam autoklaf pada
suhu 250˚F selama 15 menit dan tekanan 1 atm, setelah selesai sterilisasi erlenmeyer yang

18
ditutup kapas dilapisi dengan aluminium foil.
Autoklaf adalah alat yang digunakan untuk sterilisasi. Alat ini sering digunakan
dalam teknik pensterilan karena tingkat koefisien dan sifat alat yang tidak merusak
kandungan dalam media pertumbuhan yang dipakai yaitu NA. (Suriawiria, 2005).
Sterilisasi yang dilakukan bertujuan untuk menghindari kontaminasi, yaitu masuknya
mikroorganisme yang tidak diinginkan. Sterilisasi merupakan suatu proses (kimia dan
fisika) yang membunuh semua bentuk hidup terutama mikroorganisme (Suriawiria, 2005).
Sterilisasi yang digunakan dalam percobaan ini adalah secara fisika yaitu menggunakan
panas, dimana panas yang digunakan adalah bersama uap air yang biasanya disebut
sterilisasi basah.

19
BAB V
KESIMPULAN

Sterilisasi merupakan proses untuk mematikan semua mikroorganisme yang


hidup.Sterilisasi berfungsi untuk menghilangan seluruh mikroorganisme yang ada pada suatu
benda, agar benda itu lebih aman untuk digunaan pada percobaan-percobaan mikrobbiologi. Suatu
bahan atau alat dikataan steril apabila terbebas dari mikroba.
Alat yang digunakan pada proses sterilisasi adalah Hot plate. Hot plate digunakan untuk
memanaskan, dalam pembuatan media serta menghomogenkan larutan. Erlenmeyer digunakan
untuk pembuatan larutan yang nantinya akan menjadi media. Batang pengaduk digunakan untuk
mempercepat penghomogenan larutan pada Erlenmeyer. Cara kerja sterilisasi ialah cara kerja agar
terhindar dari kontaminasi, cara sterilisasi ini digunakan pada pembuatan media. Sterilisasi dapat
dilakukan dengan tekanan uap tinggi menggunakan autoklaf sehingga alat dan media steril.
Sterilisasi dilakukan untuk menghindari kontaminasi, yaitu masuknya mikroorganisme yang tidak
diinginkan.
Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan (nutrient yang
dipergunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme). Pembuatan media
dilakukan yaitu media Nutrient Agar (NA) digunakan sebagai media pertumbuhan bakteri, Potato
Dextrose Agar (PDA) digunakan untuk media pertumbuhan jamur, dan Plate Count Agar (PCA)
digunakan untuk menghitung jumlah bakteri total (semua jenis bakteri) yang terdapat pada setiap
sampel seperti makanan, produk susu, air limbah dan sampel-sampel lainnya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D.2005. Dasar – Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta.


(http://bayuapriliawan22.blogspot.com/2015/07/praktikum-mikrobiologi-umum-
sterilisasi.html) diakses pada tanggal 10 Agustus 2018
Suriawiria, U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti: Jakarta.
(https://www.academia.edu/15297850/Laporan_Mikrobiologi__Sterilisasi_dan_Pembuatan_
Media) diakses pada tanggal 10 Agustus 2018
Anonim. 2009. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Universitas Indonesia: Jakarta.
(https://www.academia.edu/15297850/Laporan_Mikrobiologi__Sterilisasi_dan_Pembuatan_
Media) diakses pada tanggal 10 Agustus 2018
Dwidjoseputro, D. 1994. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Jakarta.
(https://www.academia.edu/15297850/Laporan_Mikrobiologi__Sterilisasi_dan_Pembuatan_
Media) diakses pada tanggal 10 Agustus 2018
Irianto, Koes. 2006. Mikrobiologi Jilid 1. Yrama Widya: Bandung.
(https://www.academia.edu/15297850/Laporan_Mikrobiologi__Sterilisasi_dan_Pembuatan_
Media) diakses pada tanggal 10 Agustus 2018
Hadioetomo RS. 1985. Mikrobiologi dasar dalam praktek: Teknik dan prosedur dasar
laboratorium.Jakarta:Gramedia. (http://bayuapriliawan22.blogspot.com/2015/07/praktikum-
mikrobiologi-umum-sterilisasi.html) diakses pada tanggal 10 Agustus 2018

Harry, 2012 “Komposisi Nutrient Agar dan Nutrient Broth dan Kegunaannya” Gramedia:
Samarinda. (http://bayuapriliawan22.blogspot.com/2015/07/praktikum-mikrobiologi-umum-
sterilisasi.html) diakses pada tanggal 10 Agustus 2018

Vidi, 1993. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran, Jakarta:Binarupa Aksara.


(http://bayuapriliawan22.blogspot.com/2015/07/praktikum-mikrobiologi-umum-
sterilisasi.html) diakses pada tanggal 10 Agustus 2018
https://teknologilaboratoriummedik.blogspot.com/2016/11/media-plate-count-agar-pca.html
(diakses pada tanggal 11 Agustus 2018)

http://sedihdanlucu.blogspot.com/2016/05/laporan-praktikum-pembuatan-media-
dan_11.html (diakses pada tanggal 11 Agustus 2018)

21
LAMPIRAN PERHITUNGAN

1. Dalam 20 gram NA (Nutrient Agar) = 1 L (1000 ml)


20 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑔𝑟𝑎𝑚
- NA = x
1000 𝑚𝑙 250 𝑚𝑙
20 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 250 𝑚𝑙
gr =
1000 𝑚𝑙
gr = 5 gram
Jadi, dalam 250 ml NA (Nutrient Agar) yang diperlukan adalah 5 gram.
2. Dalam 39 gram PDA (Potatoe Dextroe Agar) = 1 L (1000 ml)
39 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑔𝑟𝑎𝑚
- PDA = x
1000 𝑚𝑙 250 𝑚𝑙
39 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 250 𝑚𝑙
gr =
1000 𝑚𝑙
gr = 9,75 gram
Jadi, dalam 250 ml PDA (Potatoe Dextroe Agar) yang diperlukan adalah 9,75 gram.
3. Dalam 22,5 gram PCA (Plate Count Agar) = 1 L (1000 ml)
22,5 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑔𝑟𝑎𝑚
- NA = x
1000 𝑚𝑙 250 𝑚𝑙
22,5 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 250 𝑚𝑙
gr =
1000 𝑚𝑙
gr = 5,62 gram
Jadi, dalam 250 ml PCA (Plate Count Agar) yang diperlukan adalah 5,62 gram.

22

Anda mungkin juga menyukai