Disusun oleh:
Kelompok VI
1. Sovia Lisdayanti Putri
2. Tatou Hartati
3. Rasisma Aulia
4. Sisi Lestari
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Sikap
2. Mengetahui unsur-unsur sikap meliputi kognisi, afeksi, dan kecenderungan
bertindak
3. Mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap
4. Mengetahui pentingnya sikap (persuasif dan empati) dalam penerapan bidang
pangan, gizi dan kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Sikap
Sikap adalah : kesiapan seseorang untuk bertindak (G.W.Alport 1935)
Sikap adalah : keadaan mental dan saraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengaruh
dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang
berkaitan dengannya.
Sikap itu dinamis/tidak statis
Dibawah ini pengertian Sikap Menurut para Ahli:
1. Menurut Sarnoff (dalam Sarwono, 2000) mengidentifikasikan sikap sebagai
kesediaan untuk bereaksi (disposition to react) secara positif (ravorably) atau secara
negatif (untavorably) terhadap obyek-obyek tertentu.
2. D.Krech dan R.S Crutchfield (dalam Sears, 1999) berpendapat bahwa sikap
sebagai organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional , emosional,
perseptual, dan kognitif mengenai aspek dunia individu.
3. La Pierre (dalam Azwar, 2003) mendefinisikan sikap sebagai suatu pola perilaku,
tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam
situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial
yang telah terkondisikan
4. Soetarno (1994), sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai
kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek tertentu. Sikap senantiasa diarahkan
kepada sesuatu artinya tidak ada sikap tanpa obyek. Sikap diarahkan kepada benda-
benda, orang, peritiwa, pandangan, lembaga, norma dan lain-lain.
5. Menunit G.W Alport dalam (Tri Rusmi Widayatun, 1999 :218) sikap adalah
kesiapan seseorang untuk bertindak.
6. Tri Rusmi Widayatun memberikan pengertian sikap adalah “keadaan mental dan
syaraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh
dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang
berkaitan dengannya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap adalah keadaan diri dalam manusia
yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan
perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan
sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang
sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.
Ada 3 komponen pendukung : - Kognitif
- Afiktif
- Perilaku
Sikap seseorang terhadap suatu obyek atau subyek dapat positif atau
negatif. Manifestasikan sikap terlihat dari tanggapan seseorang apakah ia
menerima atau menolak, setuju atau tidak setuju terhadap obyek atau subyek.
Komponen sikap berkaitan satu dengan yang lainnya. Dari manapun kita memulai
dalam analisis sikap, ketiga komponen tersebut tetap dalam ikatan satu sistem.
Komponen kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak merupakan suatu
kesatuan sistem, sehingga tidak dapat dilepas satu dengan lainnya. Ketiga
komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap dan ketiga komponen
kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak secara bersama-sama membentuk
sikap.
Dalam hal ini Sherif mengemukakan bahwa sikap itu dapat diubah atau dibentuk
apabila:
a. Terdapat hubungan timbal balik yang langsung antara manusia.
b. Adanya komunikasi (yaitu hubungan langsung) dan satu pihak.
a) Pengalaman Pribadi
Apa yang telah dan sedang dialami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi
salah satu dasar terbentuknya sikap. Middlebrook dalam Saefuddin Azwar
(1997: 31) mengatakan bahwa tidak adanya pengalaman sama sekali terhadap
suatu objek psikologis cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap objek
tersebut. Untuk menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah
meninggalkan kesan yang kuat. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang
melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan
lebih lama berbekas.
c) Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan dimana seseorang hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh besar tehadap pembentukan sikapnya. Apabila seseorang hidup dalam
budaya yang mempunyai norma longgar bagi pergaulan heteroseksual, sangat
mungkin dia akan mempunyai sikap yang mendukung terhadap masalah
kebebasan pergaulan heteroseksual tersebut, begitupula sebaliknya.“Burrhus
Frederic Skinner sangat menekankan pengaruh lingkungan (termasuk
kebudayaan) dalam membentuk pribadi seseorang. Kepribadian katanya, tidak
lain daripada pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah
reinforcement yang dialami” Hergenhahn, dalam Saefuddin Azwar (1997: 34).
Pola perilaku yang dimiliki seseorang dikarenakan reinforcement (penguatan,
ganjaran) dari suatu perilaku yang dilakukan, bukan dari perilaku yang lain.
d) Media massa
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi,
radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain. Mempunyai pengaruh yang besar
dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian
informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pesan berisi sugesti
yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai
sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap
terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut,
apabila cukup, akan memberi dasar efektif dalam menilai suatu hal sehingga
terbentuklah arah sikap tertentu.
B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini yang membahas tentang sikap bisa lebih
mengontrol sikap yang ada dalam diri kita sendiri dan lebih memahami karakter
diri sendiri untuk menjadi diri yang lebih baik lagi dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA