Anda di halaman 1dari 11

PSIKOLOGI

Sikap individu terhadap objek sikap

Dosen pembimbing mata kuliah:


Yongwan Nyamin, SKM, MKM

Disusun oleh:
Kelompok VI
1. Sovia Lisdayanti Putri
2. Tatou Hartati
3. Rasisma Aulia
4. Sisi Lestari

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALANGKA RAYA
JURUSAN GIZI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang unik karena memilki perbedaan dengan individu
lainnya. Sikap (attitude) merupakan konsep paling penting dalam psikologi
sosial yang membahas unsur sikap baik sebagai individu maupun kelompok.
Banyak kajian dilakukan untuk merumuskan pengertian sikap, proses
terbentuknya sikap, maupun perubahan. Banyak pula penelitian telah dilakukan
terhadap sikap kaitannya denganefek dan perannya dalam pembentukan
karakter dan sistem hubungan antarkelompok.
Banyak sosiolog dan psikolog memberi batasan bahwa sikap merupakan
kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang khusus terhadap
stimulus yang ada dalam lingkungan sosial. Sikap merupakan suatu
kecenderungan untuk mendekat atau menghindar, posotitif atau negatif
terhadap berbagai keadaan sosial, apakah itu institusi, pribadi, situasi, ide,
konsep dan sebagainya (Howard dan Kendler, 1974;Gerungan, 2000).
Oleh karena itu kami akan membahas lebih spesifik lagi mengenai sikap. Untuk
itu dalam makalah ini penulis akan menguraikan mengenai pengertian sikap,
proses dan komponen sikap, faktor–faktor yang mempengaruhi sikap, teori-
teori tentang sikap dan hubungan sikap dengan perilaku.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian sikap?
2. Apa saja unsur-unsur sikap meliputi kognisi, afeksi, dan kecenderungan
bertindak?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi terbentuknya sikap?
4. Apa pentingnya sikap (persuasif dan empati) dalam penerapan bidang
pangan, gizi dan kesehatan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Sikap
2. Mengetahui unsur-unsur sikap meliputi kognisi, afeksi, dan kecenderungan
bertindak
3. Mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap
4. Mengetahui pentingnya sikap (persuasif dan empati) dalam penerapan bidang
pangan, gizi dan kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Sikap
Sikap adalah : kesiapan seseorang untuk bertindak (G.W.Alport 1935)
Sikap adalah : keadaan mental dan saraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengaruh
dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang
berkaitan dengannya.
Sikap itu dinamis/tidak statis
Dibawah ini pengertian Sikap Menurut para Ahli:
1. Menurut Sarnoff (dalam Sarwono, 2000) mengidentifikasikan sikap sebagai
kesediaan untuk bereaksi (disposition to react) secara positif (ravorably) atau secara
negatif (untavorably) terhadap obyek-obyek tertentu.
2. D.Krech dan R.S Crutchfield (dalam Sears, 1999) berpendapat bahwa sikap
sebagai organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional , emosional,
perseptual, dan kognitif mengenai aspek dunia individu.
3. La Pierre (dalam Azwar, 2003) mendefinisikan sikap sebagai suatu pola perilaku,
tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam
situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial
yang telah terkondisikan
4. Soetarno (1994), sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai
kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek tertentu. Sikap senantiasa diarahkan
kepada sesuatu artinya tidak ada sikap tanpa obyek. Sikap diarahkan kepada benda-
benda, orang, peritiwa, pandangan, lembaga, norma dan lain-lain.
5. Menunit G.W Alport dalam (Tri Rusmi Widayatun, 1999 :218) sikap adalah
kesiapan seseorang untuk bertindak.
6. Tri Rusmi Widayatun memberikan pengertian sikap adalah “keadaan mental dan
syaraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh
dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang
berkaitan dengannya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap adalah keadaan diri dalam manusia
yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan
perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan
sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang
sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.
Ada 3 komponen pendukung : - Kognitif
- Afiktif
- Perilaku

2. Unsur-unsur sikap meliputi kognisi, afeksi, dan kecenderungan


bertindak
Terdapat tiga komponen sikap, tiga komponen sikap itu adalah komponen
respons evaluative kognitif, komponen respons evaluative afektif, dan komponen
respons evaluative perilaku. Ketiga komponen itu secara bersama merupakan
penentu bagi jumlah keseluruhan sikap seseorang (Manstead, 1996; Strickland,
2001)
a. Komponen Respons evaluative kognitif
Gambaran tentang cara seseorang dalam mempersepsi objek, peristiwa
atau situasi sebagai sasaran sikap. Komponen ini adalah pikiran, keyakinan atau
ide seseorang tentang suatu objek. Dalam bentuk yang paling sederhana,
komponen kognitif adalah kategori-kategori yang digunakan dalam berpikir.
Aspek sikap yang berkenaan dengan penilaian individu terhadap obyek
atau subyek. Informasi yang masuk ke dalam otak manusia, melalui proses
analisis, sintesis, dan evaluasi akan menghasilkan nilai baru yang akan
diakomodasi atau diasimilasikan dengan pengetahuan yang telah ada di dalam
otak manusia. Nilai–nilai baru yang diyakini benar, baik, indah, dan sebagainya,
pada akhirnya akan mempengaruhi emosi atau komponen afektif dari sikap
individu.

b. Komponen Respons evaluative afektif


Adalah perasaan atau emosi yang dihubungkan dengan suatu objek sikap.
Perasaan atau emosi meliputi kecemasan, kasihan, benci, marah, cemburu,atau
suka. Dinegara Amerika Serikat, kemungkinan berpindahnya oaring kulit hitam
ke daerah perumahan orang kulit putih dapat menimbulkan rasa cemas banyak
warga kulit putih.
c. Komponen Respons konatif atau evaluative perilaku dari sikap
Adalah tendensi untuk berperilaku pada cara-cara tertentu terhadap objek
sikap. Dalam hal ini, tekanan lebih pada tendensi untuk berperilaku dan bukan
pada perilaku secara terbuka. Misalnya, orang melakukan tendensi untuk
melakukan tindakan diskriminatif terhadap anggota dari sekelompok etnis
tertentu, namun karena tindakan itu secara social dan legal dilarang, maka ia
tidak melakukannya. Berkenaan dengan keinginan individu untuk melakukan
perbuatan sesuai dengan keyakinandan keinginannya.

Sikap seseorang terhadap suatu obyek atau subyek dapat positif atau
negatif. Manifestasikan sikap terlihat dari tanggapan seseorang apakah ia
menerima atau menolak, setuju atau tidak setuju terhadap obyek atau subyek.
Komponen sikap berkaitan satu dengan yang lainnya. Dari manapun kita memulai
dalam analisis sikap, ketiga komponen tersebut tetap dalam ikatan satu sistem.
Komponen kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak merupakan suatu
kesatuan sistem, sehingga tidak dapat dilepas satu dengan lainnya. Ketiga
komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap dan ketiga komponen
kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak secara bersama-sama membentuk
sikap.

3. Faktor-faktor yang berpengaruh serta proses pembentukan


sikap
Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap:
1. Faktor intern, yaitu faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu
sendiri. Berupa selektifitas atau daya pilih seseorang untuk menerima dan
mengolah pengaruh-pengaruh dari luar dirinya. pilihan tersebut berhubungan
erat dengan motif-motif dan attitude-attitude di dalam diri pada waktu tersebut.
Disesuaikan dengan motif, minat, dan perhatiannya.
2. Faktor ekstern, yaitu faktor yang terdapat di luar pribadi manusia.
Berupa interaksi sosial di luar kelompok dengan hasil kebudayaan manusia.
Biasanya melalui media komunikasi (massa). Pembentukan dan perubahan
sikap terjadi dengan sendirinya.
Dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat merubah sikap seseorang.
Yaitu selain dari dalam pribadi manusia itu sendiri tetapi juga faktor dari luar
seperti lingkungan sekitar dengan melalui interaksi sosial, pergaulan, serta
kebudayaan.

Dalam hal ini Sherif mengemukakan bahwa sikap itu dapat diubah atau dibentuk
apabila:
a. Terdapat hubungan timbal balik yang langsung antara manusia.
b. Adanya komunikasi (yaitu hubungan langsung) dan satu pihak.
a) Pengalaman Pribadi
Apa yang telah dan sedang dialami akan ikut membentuk dan
mempengaruhi penghayatan terhadap stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi
salah satu dasar terbentuknya sikap. Middlebrook dalam Saefuddin Azwar
(1997: 31) mengatakan bahwa tidak adanya pengalaman sama sekali terhadap
suatu objek psikologis cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap objek
tersebut. Untuk menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah
meninggalkan kesan yang kuat. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
pengalaman pribadi tersebut melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang
melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan
lebih lama berbekas.

b) Pengaruh orang lain yang dianggap penting


Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial
yang ikut mempengaruhi sikap manusia. Individu yang dianggap penting, yang
diharapkan persetujuan bagi setiap gerak, tingkah, dan pendapat, seseorang
yang tidak ingin kita kecewakan, atau seseorang yang berarti khusus (significant
others), akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap seseorang terhadap
suatu objek. Diantara orang yang dianggap penting bagi individu adalah
orangtua, orang dengan status sosial lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat,
guru, teman kerja, istri atau suami, dan lain-lain.

c) Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan dimana seseorang hidup dan dibesarkan mempunyai
pengaruh besar tehadap pembentukan sikapnya. Apabila seseorang hidup dalam
budaya yang mempunyai norma longgar bagi pergaulan heteroseksual, sangat
mungkin dia akan mempunyai sikap yang mendukung terhadap masalah
kebebasan pergaulan heteroseksual tersebut, begitupula sebaliknya.“Burrhus
Frederic Skinner sangat menekankan pengaruh lingkungan (termasuk
kebudayaan) dalam membentuk pribadi seseorang. Kepribadian katanya, tidak
lain daripada pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah
reinforcement yang dialami” Hergenhahn, dalam Saefuddin Azwar (1997: 34).
Pola perilaku yang dimiliki seseorang dikarenakan reinforcement (penguatan,
ganjaran) dari suatu perilaku yang dilakukan, bukan dari perilaku yang lain.

d) Media massa
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi,
radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain. Mempunyai pengaruh yang besar
dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian
informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pesan berisi sugesti
yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai
sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap
terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut,
apabila cukup, akan memberi dasar efektif dalam menilai suatu hal sehingga
terbentuklah arah sikap tertentu.

e) Lembaga pendidikan dan lembaga agama


Lembaga pendidikan sebagai sistem mempunyai pengaruh dalam
pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan
konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis
pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Diperoleh dari
pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya. Dikarenakan
konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sistem kepercayaaan, maka
tidaklah mengherankan kalau pada gilirannya kemudian konsep tersebut ikut
berperan dalam menentukan sikap individu terhadap suatu hal.

f) Pengaruh faktor emosional


Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan
pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap merupakan
pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam
penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap
demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu
frustasi telah hilang, akan tetap dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten
dan tahan lama. Suatu contoh bentuk sikap yang didasari oleh faktor emosional
adalah prasangka(prejudice). “Prasangka didefinisikan sebagai sikap yang tidak
toleran, tidak ‘fair’, atau tidak favorabel terhadap sekelompok orang (Harding,
Prosbansky, Kutner, & Chein; dalam Wrightsman & Deaux) dalam Saefuddin
Azwar (1997: 37).
Pembentukan sikap seseorang bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Diantaranya yaitu, pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap
penting, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan serta
pengaruh faktor emosional. Lembaga pendidikan atau sekolah merupakan
tempat dimana seorang siswa untuk mendapatkan pendidikan selain dirumah.
Didalam sekolah terjadi proses belajar mengajar, proses belajar mengajar
merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam pembentukan sikap
dan tingkah laku siswa.

4. Pentingnya sikap (persuasif dan empati) dalam penerapan


bidang pangan, gizi dan kesehatan
Ilmu psikologi mempelajari perilaku individu" kelompok" dan
masyarakat. Hal ini terkait dengan sasaran bidang kesehatan itu sendiri. Dari
segi pangan dan gizi, psikologi dapat
dimanfaatkan untuk mengetahui kebiasaan makan serta bagaimana cara masyara
kat mengolah pangan mereka, yang tentunya dipengaruhi oleh berbagai faktor
seperti budaya, adat setempat, dan keluarga. Psikologi membantu untuk
menguraikan hal-hal apa saja yang mempengaruhi status gizi masyarakat.
Sedangkan dari bidang kesehatan, psikologi mampu digunakan untuk merubah
perilaku seseorang dari yang tidak sehat menjadi sadar kesehatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk
bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam
menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap
juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif
terhadap obyek atau situasi.
Proses sikap terdiri dari 3 komponen yaitu komponen kognitif, afektif dan
kecenderungan untuk bertindak, komponen kognitif, afektif, dan kecenderungan
bertindak merupakan suatu kesatuan sistem, sehingga tidak dapat dilepas satu
dengan lainnya. Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk
sikap dan Ketiga komponen kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak secara
bersama- sama membentuk sikap.
Sikap yang dilakukan oleh setiap individu sangatlah berpengaruh terhadap
perilaku individu. Pengaruh tersebut terletak pada individu sendiri terhadap
respon yang ditangkap, kecenderungan individu untuk melakukan tindakan
dipengaruhi oleh berbagai faktor bawaan dan lingkungan sehingga menimbulkan
tingkah laku.

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini yang membahas tentang sikap bisa lebih
mengontrol sikap yang ada dalam diri kita sendiri dan lebih memahami karakter
diri sendiri untuk menjadi diri yang lebih baik lagi dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

H. Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara


Anonim a. 2008. Faktor – Faktor yang mempengaruhi sikap ( Online ) http: //
www. Sikap. Com,diakses 7 April 2010
Sri Utami Rahayuningsih . 2008. Sikap ( Attitude ) (Online ) http:// www.
Atttitude,blogspot. Com, diakses 7 April 2010
Fitri. 2008. Pengertian Sikap (Online ) http:// Blog dunia Psikologi. Com, diakses
7 April 2010
Hanurawan Fattah. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Bandung :Rosada
Sarwono Sarlito. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta : Rajawali Pers
Posted by Lalis Nurhayati II at 10.48

Anda mungkin juga menyukai