Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam keadaan
tertidur sekalipun karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Menurut
tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu
pernapasan luar
dan dalam.
Pernapasan luar (respirasi eksternal) adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara
dalam alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam (respirasi internal)
adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.
Masuk keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara
dalam rongga dada dengan tekanan udara diluar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih
1
2
besar, maka udara akan masuk. Sebaliknya apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar
maka udara akan keluar.
Sehubungan dengan organ yang terlibat dalam pemasukan udara (inspirasi) dan
pengeluaran udara (ekspirasi) maka mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu
pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan pernapasan perut terjadi secara
bersamaan.
Organ yang berbeda dari sistem pernapasan secara aktif terlibat dalam pertukaran gas
pernapasan menerapkan berbagai mekanisme seperti ventilasi, tekanan parsial, difusi, perfusi dan
sebagainya. Ketika ada ventilasi dan perfusi pada sisi alternatif membran pernapasan, oksigen dari
udara atmosfer berdifusi sepanjang gradien konsentrasi ke dalam darah yang mengalir melalui
kapiler.pertukaran gas O2 dan CO2 antara udara dengan darah terjadi di paru-paru.CO2, Pertukaran
gas mencakup dua proses yang independen, pernapasan eksternal pertukaran gas antara
alveoli dengan aliran darah dan pernapasan pertukaran gas antara kapiler dalam tubuh. Kedua
proses tersebut perpindahan gas dari tempat mencakup perpindahan gas melalui difusi yang
berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi lebih rendah. Kecepatan perpindahan gas ini
bergantung pada konsentrasi (kepekatan) atau pada tekanan yang dikeluarkan oleh gas
(tekanan parsial). Secara umum udara yang kita hirup (dari atmosfir bumi) sebenarnya
merupakan campuran yang mengandung kira-kira 21% oksigen, 0,04% karbon dioksida, dan
78% nitrogen. (scanlon, 1995).
Tekanan parsial (yang juga dikenal dengan hukum dalton) adalah tekanan yang
dikeluarkan oleh salah satu dari sembarang gas dalam suatu campuran gas-gas yang secara
langsung berhubungan dengan konsentrasi gas tersebut dalam campuran dan dengan tekanan
total campuran gas. Tekanan parsial, kadang cukup disebut tension mempunyai simbol p dan
satuan mm hg.
Tekanan parsial suatu gas dapat dihitung dengan mengalikan persentase gas dimaksud
dengan tekanan total atmosfir dalam kondisi standar (760 mm hg). Perhatikan contoh berikut
konsentrasi gas oksigen dalam atmosfir adalah 21 %, maka tekanan parsial oksigen [po2]
adalah 21 % x 760 mm hg = 159,6 mm hg. Jadi dengan demikian tekanan parsial oksigen 21
% adalah 159,6 mm hg.
Udara di dalam alveoli mempunyai kandungan po2 tinggi dan pco2 rendah. Darah di
dalam kapiler pulmonal, yang berasal langsung dari tubuh, mempunyai kandungan po2
rendah dan pco2 tinggi. Itulah sebabnya, dalam pernapasan eksternal oksigen akan berdifusi
dari udara di dalam alveoli ke dalam darah, dan karbon dioksida berdifusi dari darah ke
dalam udara di dalam alveoli. Darah yang kembali dari jantung sekarang mempunyai
kandungan po2 yang tinggi dan pco2 yang rendah dan dipompakan oleh ventrikel kiri ke
dalam sirkulasi sistemik.
2
3
1. Pernapasan dada
Pernapasan dada adalah
pernapasan yang melibatkan
otot antar tulang rusuk.
Mekanismenya dapat
dibedakan sebagai berikut:
a. Fase inspirasi
Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada membesar,
akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga
udara luar yang kaya oksigen masuk
b. Fase ekspirasi
Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula
yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai
akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga
udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
2. Pernapasan perut
Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas otot-
otot diafragma yang membatasi rongga perut dada.
Mekanisme pernapasan perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni :
3
4
a. Fase inspirasi
Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar, akibatnya rongga
dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar masuk.
b. Fase ekspirasi.
Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali ke posisi semula,
mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar, akibatnya
udara keluar dari paru-paru.
Beberapa fungsi pernafasan antara lain adalah:
1. Mengambil oksigen yang kemudian dabawa oleh darah keseluruh tubuh.
2. Mengeluarkan karbon dioksida yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran pernafasan
kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk di buang ke luar tubuh
B. ANATOMI SISTEM PERNAFASAN
Sistem pernapasan pada manusia mencakup dua hal, yakni saluran pernapasan dan
mekanisme pernapasan. Urutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut: rongga hidung -
faring – laring - trakea -bronkus - paru-paru (bronkiolus dan alveolus).
Adapun alat-alat pernapasan pada manusia adalah sebagai berikut :
1.ALAT PERNAFASAN ATAS
a.RONGGA HIDUNG (CAVUM NASALIS)
Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis). Rongga hidung berlapis
selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar
keringat (kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk
lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi
4
5
menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai
banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk.
Di dalam rongga hidung terjadi penyesuaian suhu dan kelembapan udara sehingga
udara yang masuk ke paru-paru tidak terlalu kering ataupun terlalu lembap. Udara bebas tidak
hanya mengandung oksigen saja, namun juga gas-gas yang lain. Misalnya, karbon dioksida
(co2), belerang (s), dan nitrogen (n2). Selain sebagai organ pernapasan, hidung juga
merupakan indra pembau yang sangat sensitif. Dengan kemampuan tersebut, manusia dapat
terhindar dari menghirup gas-gas yang beracun atau berbau busuk yang mungkin
mengandung bakteri dan bahan penyakit lainnya. Dari rongga hidung, udara selanjutnya akan
mengalir ke faring.
B.FARING
Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran,
yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran
pencernaan (orofarings) pada bagian belakang.
Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring (tekak) tempat terletaknya pita
suara (pita vocalis).masuknya udara melalui faring akan menyebabkan pita suara bergetar
dan terdengar sebagai suara.
Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan
karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita
5
6
akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan
sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan.
C.LARING
Laring (tekak) adalah tempat terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui
faring akan menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara. Laring berparan
untuk pembentukan suara dan untuk melindungi jalan nafas terhadap masuknya makanan dan
cairan. Laring dapat tersumbat, antara lain oleh benda asing ( gumpalan makanan ), infeksi (
misalnya infeksi dan tumor)
6
7
Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus primer (kanan dan kiri).
Bronkus kiri lebih tinggi dan cenderung horizontal daripada bronkus kanan, karena pada
bronkus kiri terdapat organ jantung. Bronkus kanan lebih pendek dan tebal dan bentuknya
cenderung vertical karena arcus aorta membelokkan trakea kebawah.
Masing-masing bronkus primer bercabang lagi menjadi 9-12 cabang untuk membentuk
bronkus sekunder dan tersier (bronkiolus) dengan diameter semakin menyempit.
Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan bronkus bentuknya
tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang rawannya melingkari
lumen dengan sempur.
7
8
B.PARU-PARU
Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh
otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada
dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri
(pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus.
Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis, disebut pleura. Selaput bagian dalam
yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura dalam (pleura visceralis) dan selaput
yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan dengan tulang rusuk disebut pleura
luar (pleura parietalis).
Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang
berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk
secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain.
Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah.
Paru-paru berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat
lebar untuk pertukaran gas.
Di dalam paru-paru, bronkiolus bercabang-cabang halus dengan diameter ± 1 mm,
dindingnya makin menipis jika dibanding dengan bronkus. Bronkiolus ini memiliki
gelembung-gelembung halus yang disebut alveolus. Bronkiolus memiliki dinding yang tipis,
tidak bertulang rawan, dan tidak bersilia.
Gas memakai tekanannya sendiri sesuai dengan persentasenya dalam campuran,
terlepas dari keberadaan gas lain (hukum dalton). Bronkiolus tidak mempunyi tulang rawan,
tetapi rongganya masih mempunyai silia dan di bagian ujung mempunyai epitelium
berbentuk kubus bersilia. Pada bagian distal kemungkinan tidak bersilia. Bronkiolus berakhir
pada gugus kantung udara (alveolus).
8
9
Alveolus terdapat pada ujung akhir bronkiolus berupa kantong kecil yang salah satu
sisinya terbuka sehingga menyerupai busa atau mirip sarang tawon. Oleh karena alveolus
berselaput tipis dan di situ banyak bermuara kapiler darah maka memungkinkan terjadinya
difusi gas pernapasan.
1. Prinsip dasar
a. Toraks adalah rongga tertutup kedap udara disekeliling paru-paru yang terbuka ke
atmosper hanya melalui jalur sistem pernapasan :
b. Pernafasan adalah proses inspirasi (inhalasi) udara kedalam paru-paru dan ekspirasi
(ekshalasi) udara dari paru-paru ke lingkungan luar tubuh.
c. Sebelum inspirasi dimulai, tekanan udara atmosper (sekitar 760 mmhg) sama dengan
tekanan udara dalam alveoli yang disebut sebagai tekanan intra-alveolar (intra pulmonar).
2. Inspirasi
Tepatnya proses inspirasi adalah sebagai berikut; diafragma berkontraksi, bergerak ke
arah bawah, dan mengembangkan rongga dada dari atas ke bawah. Otot-otot interkosta
eksternal menarik iga ke atas dan ke luar, yang mengembangkan rongga dada ke arah
samping kiri dan kanan serta ke depan dan ke belakang.
Dengan mengembangnya rongga dada, pleura parietal ikut mengembang. Tekanan
intrapleura menjadi makin negatif karena terbentuk isapan singkat antara membran pleura.
Perlekatan yang diciptakan oleh cairan serosa, memungkinkan pleura viseral untuk
mengembang juga, dan hal ini juga mengembangkan paru-paru.
9
10
10
11
a. Kebersihan jalan nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan nafas akan menghalangi
masuk dan keluarnya dari dan ke paru-paru
b. Adekuatnya system syaraf pusat dan pusat pernafasan
c. Adekuatnya pengembangan dan pengempesan peru-peru
d. Kemampuan oto-otot pernafasan seperti diafpragma, eksternal interkosa, internal interkosa,
otot abdominal.
Ventilasi paru mengacu kepada pergerakan udara dari atmosfir masuk dan keluar paru.
Ventilasi berlangsung secara bulk flow. Bulk flow adalah perpindahan atau pergerakan gas
atau cairan dari tekanan tinggi ke rendah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi antara lain :
a. Tekanan
b. Resistensi bronkus
c. Persyarafan bronkus
Bentuk dari pernafasan secara garis besar dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
1. Proses pernafasan pulmonal atau paru-paru (external)
Pernafasan externa adalah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Pada
pernafasan melalui paru-paru atau penafasan externa, oksigen didapatkan melalui hidung dan
mulut, pada waktu bernafas oksigen mesul melalui trachea dan pipa bronchial ke alveoli dan
berhubungan erat dengan darah di kapiler pulmonalis. Hanya satu lapis membrane, yaitu
membrane alveoli-kapiler, memisahkan oksigen dan darah oksigen menembus membrane ini
dan dipungut oleh hemoglobin sel darah merah di bawa ke jantung. Dari sini di pompa di
dalam arteri ke seluruh bagian tubuh. Didalam paru-paru karbon dioksida merupakan hasil
buangan yag menembus membrane alveoli. Dari kapiler darah dikeluarkan melalui pipa
bronkus berakhir sampai pada mulut dan hidung. Darah meninggalkan paru-paru pada
tekanan oksigen 100 mmhg dan pada tingkat hemoglobinnya 95% jenuh oksigen. Empat
proses berhubungan dengan pernafasan paru-paru atau pernafasan externa :
a. Ventilisasi pulmorter, atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli dengan
udara luar.
b. Arus darah melalui paru-paru, darah mengandung oksigen masuk ke seluruh tubuh,
karbondioksida dari seluruh tubuh masuk ke paru-paru.
c. Distribusi arus udar dan arus darah sedemikian sehingga jumlah tepat dari setiapnya dapat
mencapai semua bagian tubuh.
d. Difusi gas yang menembusi membrane pemmisah alveoli dan kapiler. Karbondioksida lebih
mudah berdifusi dapi pada oksigen.
Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang
reticular yang menyebabkan peningkatan kecepatan dan kedalam pernafasan dengan
meninggalkan paru-paru menerima jumlah tepat co2 dan o2. Pada waktu gerak badan lebih
banyak, darah dating ke paru-paru membawa terlalu banyak co2 dan terlampau sedikit o2,
jumlah co2 tidak dapat di keluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal
ini merangsang pusat pernafasan dalam otak untuk memperbesar dan didalam
pernafasan.penambahan fentilasi yang dengan demikian terjadi mengeluarkan co2 dan
memungut lebih benyak o2
12
13
b. Kemoreseptor perifer
Terletak di badan aorta dan kerotid pada system arteri. Kemoreseptor ini merespon terhadap
perubahan konsentrasi ion oksigen, karbon dioksida dan ion hydrogen.
13
14
Contoh:
Kalau kita melakukan olahraga maka akan terjadi proses pembakaran di dalam tubuh, hal ini
memerlukan oksigan yang sangat besar, maka efek dari kompensasi tubuh adalah dengan
jalan respirasi yang cepat dan dalam untuk menyediakan bahan bakar tersebut, sewaktukita
melakukan istirahat maka tubuh akan kembali normal karena oksigen yang dibutuhkan
standar karena pembakaran yang terjadi tidak terlalu banyak
2. Kendali syaraf
Penafasan dikendalikan oleh sel-sel syaraf dalam susunan retikularis di batang,
terutama pada medulla. Sel-sel ini mengirim impuls menuruni medulla spinalis, kemudian
melalui syaraf frenkus ke diagfragma, da melalui syaraf-syaraf interkostalis ke otot-otot
interkostalis. Jadi pusat pernafasan ialah suatu pusat otomatik di dalam medulla oblongata
yang mengeluarkan impuls eferen ke otot pernafasan impuls eferen yang dirangsang oleh
pemekaran gelembung udara, yang diantarkan oleh syaraf vagus kepusat pernafasan di dalam
medulla.
Susunan retikularis mempunyai pola aktifitas syaraf dengan irama teratur yang
mempertahankan aktifitas berirama dari otot-otot ini. Irama ini dilengkapi dengan hering-
breuer yaitu reseptor-reseptor yang renggang yang terdapat pada frenkhim paru-paru yang
memancarkan rangsangan ke medulla oblongata melalui vagus, pengembangan paru-paru
yang cepat menghambat rangsang respirasi.
Reseptor regangan di jaringan peru mengirim impuls-impuls melalui nervus vagus ke
batang otak impuls ini menghambat inspirasi saat paru-paru dikembangkan, dan merangsang
respirasi.
Selain nyeri, dan impuls syaraf dari gerakan badan, menyebabkan peningkatan pada
pernafasan, karena kerjanya pada susunan reticular.
Beberapa factor tertentu merangsang pusat pernafasan yang terletak di dalam medulla
oblongata, dan kalau dirangsang maka pusat itu mengeluarkan impuls yang disalurkan oleh
syaraf spinalis ke otot pernafasan yaitu diagfragma dan otot interkostalis.
Rangsangan ritmis ( berirama ) pada medulla oblongata menimbulkan pernafasan
otomatis. Darah medulla oblongata yang berhubungan denga pernafasan secara klasik
dinamakam pusat pernafasan. Ada 2 kelompok neuron pernafasan, kelompok social yang
dekat dengan nucleus trktus solitariusadalah sumber irama yang mengendalikan neuron
motoris phrenerius konralateral. Neuron-neuron ini juga memproyeksikan diri dan
mengendalikan golongan ventral. Golongan ini mempunyai 2 bagian.
14
15
Bagian krnial dibentuk oleh neuron-neuron nucleus ambigus yang mempersyarafi otot-
otot membantu pernafasan ipsilateral, pada hakekatnya melalui nervus vagus.
Bagian caudal dibentuk oleh neuron-neuron dalam nucleus retroambigualis yang
menyelenggarakan pengendalian inspirasi dan eksresi ke neuron-neuron motoris yang
mempersyarafi interkostalis.
Penafasan spontan ditimbulkan oleh rangsang yang ritmis neron motoris yang
mempersyarafi otot-otot pernafasan. Rangsangan ini secara keseluruhan tergantung pada
impuls-impuls syaraf otak.
15
16
SIMPULAN
2. Struktur dari sistem pernapasan yaitu struktur internal paru-paru, struktur potongan
sagital dari leher dan kepala struktur kontrol kimiawi dan persarafan
4. Respirasi ; pertukaran gas O2 dan CO2. Ventilasi ; tempat pergantian udara O2 dan
CO2.infirasi ;penghirupan udara. Ekpirasi;penghembusan udara.
6. Pertukaran gas dalam alveoli dan jaringan yaitu gas yang masuk ke jaringan yaitu gas
yang masuk ke jaringan tergantungan pada jumlah yang masuk ke dalam paru-
paru,pertukaran gas yang cukup yang cukup pada paru-paru,aliran darah ke jaringan
dan kapasitas pengangkutan O2 dalam darah
DAFTAR PUSTAKA
Sloane, Ethel. 1994. Anatomi dan fisiologi. Penerbit buku kedokteran. Jakarta.
Leonhardt, Helmut. 1988. Atlas dan buku teks anatomi manusia. Penerbit buku
kedokteran. Jakarta.
Setiadi, 2007. Anatomi dan fisiologi manusia. Graha ilmu, Yogyakarta.
16