D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
WIEDYA ALFITRYA ZAMRI 2001088
TANGGAL PRAKTIKUM : 30 SEPTEMBER 2021
DOSEN : Musyirna Rahmah Nasution M.Si
ASISTEN DOSEN :
1. Isolasi Mikroba
1. Mengetahui cara dan teknik isolasi mikroba dari makanan, minuman , jamu dan
sampel eksudat bagian tubuh
2. Mengetahui dan memahami metode gores dan tuang
1.3 Teori Kepustakaan
A. Medium
Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan(nutrien)
yang dipergunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme.
Mikroorganisme juga merupakan mahluk hidup, untuk memeliharanya dibutuhkan
medium yang harus mengandung semua zat yangdiperlukan untuk pertumbuhannya,
yaitu antara lain senyawa-senyawaorganik (protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan
vitamin). Medium digunakan untuk melihat gerakan dari suatu gerakan mikroorganisme
apakah bersifat motil atau non motil , medium ini ditambahkan bahan pemadat 50%
(Hadietomo, 1990).
Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangunsel, dan
sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yangmenghasilkan energi).
Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukanterdiri dari air, sumber energi, sumber
karbon, sumber aseptor elektron,sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen.
Selain itu, secara umumnutrien dalam media pembenihan harus mengandung seluruh
elemen yang penting untuk sintesis biologik oranisme baru (Hadietomo, 1990).
Menurut Pelgzar (1996), klasifikasi medium berdasarkan fungsinya digolongkan
menjadi 7 golongan, yaitu:
1. Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang bertujuan menstimulasi
pertumbuhan mikroba secara umum. Contoh Nutrient Agar (NA) untuk menstimulasi
pertumbuhan bakteri, Potato Dextrose Agar (PDA) untuk menstimulir pertumbuhan
fungi.
2. Medium khusus, merupakan medium untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba
dan kemampuannya untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu
misalnya, medium tetes tebu untuk Saccharomyces cerevisiae.
3. Media diperkaya (enrichment media), media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu
untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Hal ini dilakukan untuk
menstimulasi pertumbuhan mikroba yang jumlahnya sedikit dalam suatu campuran
berbagai mikroba, contoh Chocolate media dan Yeast-Extract-poptasium Nitrat Agar.
4. Media selektif, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan tertentu yang akan
menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan yang ada dalam suatu
spesimen. Inhibitor yang digunakan berupa antibiotik, garam dan bahan-bahan kimia
lainnya.
5. Media diferensial, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan kimia atau
reagensia tertentu yang menyebabkan mikroba yang tumbuh memperlihatkan
perubahan-perubahan spesifik sehingga dapat dibedakan dengan jenis lainnya.
6. Medium penguji (assay medium), yaitu medium dengan susunan tertentu yang
digunakan untuk pengujian senyawa-senyawa tertentu dengan bantuan bakteri
misalnya medium untuk menguji vitamin-vitamin, antibiotika dan lain-lain.
7. Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik yang digunakan untuk
menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan, misalnya medium untuk menghitung
jumlah bakteri E.coli air sumur.
b. Sterilisasi
Sterilisasi merupakan proses pemusnahan kehidupan khususnya mikroba dalam
suatu wadah ataupun peralatan laboratorium. Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu
proses untuk mematikan semua mikroorgansime yang terdapat pada atau didalam suatu
benda. Ada tiga cara utama yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas,
penggunaan bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Apabila panas digunakan bersama-
sama dengan uap air maka disebut sterilisasi basah, bila tanpa kelembaban maka disebut
sterilisasi kering (dwidjoseputro, 1994).
Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri
masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung
sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan
mikrobia akan diluluhkan (Lay dan Hatowo, 1992).
Pemilihan cara sterilisasi didasarkan pada sifat bahan yang akan disterilkan. Cara
sterilisasi yang umum digunakan secara rutin di laboratorium Mikrobiologi ialah dengan
pemanasan. Bila panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi
panas lembab, bila tanpa kelembaban disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi
kering (Ammi, dkk., 2013).
Keadaan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibat penghancuran dan
penghilangan semua mikroorganisme hidup. Selain itu, steril dapat didefenisikan sebagai
sesuatu suatu pengertian yang absolut dan itu berarti bahwa 100 % bebas dari
mikroorganisme. Namun penertian ini kadang-kadang membawa dilema,mengingat
ketidaksempurnaan teknik yang dimiliki dalam proses pembuatan. Jumlah contoh yang
diamati, untuk dianalisis serta metode analisa yang tidak sempurna.
Menurut pendapat beberapa ahli terdapat berbagai macam-macam proses sterilisasi
dalam praktikum mikrobiologi. Macam-macam sterilisasi yang dapat digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Sterilisasi Secara Mekanik (Fitrasi)
Sterilisasi Mekanik adalah sterilisasi bahan yang tidak tahan panas, seperti
misalnya ekstrak tanaman, media sintetik tertentu, dan antibiotik dilakukan dengan
penyaringan. Dasar metode ini semata - mata ialah proses mekanis yang
membersihkan larutan atau suspensi dari segala organisme hidup dengan
melewatkannya pada suatu saringan, misalnya menggunakan saringan Seitz
(Elektromedik, 2011).
Didalam sterilisasi secara mekanik (fitrasi) yang menggunakan suatu saringan
yang berpori sangat kecil (0,22 mikron atau 0,45 mikron) sehingga mikroba tertahan
pada saringan tersebut. Proses ini dapat ditunjukkan untuk sterilisasi bahan yang peka
panas, misalnya larutan enzim atau antibiotik. Jika terdapat beberapa bahan yang
akibat pemanasan tinggi atau bertekanan tinggi akan mengalami perubahan atau
penguraian, maka dari itu sterilisasi yang digunakan adalah dengan cara mekanik,
misalnya saringan (Pratiwi, 2008).
2. Sterilisasi Secara Fisik
Sterilisasi secara fisik dapat digunakan dengan cara pemanasan atau penyinaran.
Terdapat berbagai macam sterilisasi dengan pemanasan yang diantaranya adalah
sebagai berikut:
a. Pemijaran Api
Terdapat berbagai macam pemijaran, maksud ini dipakai muffle, yang
biasanya mencapai suhu 1.000° C. Bila ingin diketahui beratnya, maka krus
porselen yang dipakai, didinginkan sampai kira-kira 100° C, lalu didinginkan
kedalam eksikator, dan akhirnya ditimbang (Sudarmadji dkk, 2007).
b. Panas Kering
Sterilisasi panas kering adalah proses sterilisasi dengan udara panas. Pada
sterilisasi dengan panas kering atau udara panas dianjurkan apabila pada
penggunaan uap bertekanan dengan benda yang disterilkan. Hal ini dapat berlaku
bagi perabotan laboratorium seperti cawan petri, pipet, minyak, serbuk serta juga
beberapa pada peralatan. Benda-benda tersebut disterilkan dalam oven listrik atau
gas, untuk dapat mensterilkan pada perabotan pecah belah di laboratorium
dibutuhkan suhu 160° C selama 2 jam (Pelezar, 1988).
c. Panas Lembab (Uap Bertekanan)
Panas dalam bentuk uap jenuh bertekanan adalah sarana yang paling
praktis dan juga dapat diandalkan untuk sterilisasi. Uap bertekanan yang dapat
menyediakan suhu jauh di atas titik didih. Disamping itu juga mempunyai
keuntungan seperti pemanasan dapat berlangsung cepat, mempunyai daya tembus,
dan menghasilkan kelembapan yang tinggi, kesemuanya ini dapat mempermudah
koagulasi protei sel-sel mikroba (Pelezar, 1988).
3. Sterilisasi Secara Kimiawi
Sterilisasi secara kimiawi biasanya digunakan pada alat ataupun bahan
yang tidak tahan panas atau untuk kondisi aseptis (sterilisasi meja kerja dan tangan).
Bahan kimia yang dapat digunakan adalah alkohol, asam parasetat, formaldehid dan
lain-lainnya (Pratiwi 2008).
Sterilisasi Secara Kimia, dapat dilakukan dengan cara Sterilisasi Gas
digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membunuh mikroorganisme dan
sporanya. Meskipun gas dengan cepat berpenetrasi ke dalam pori dan serbuk padat,
sterilisasi adalah fenomena permukaan dan mikroorganisme yang terkristal akan
dibunuh. Gas yang biasa digunakan adalah etilen oksida dalam bentuk murni atau
campuran dengan gas inert lainnya. Gas ini sangat mudah menguap dan sangat mudah
terbakar. Merupakan agen alkilasi yang menyebabkan dekstruksi 10 mikroorganisme
termasuk sel-sel spora dan vegetatif.
Sterilisasi dilakukan dalam ruang atau chamber sterilisasi. Faktor-faktor
yang mempengaruhi sterilisasi ini termasuk kelembaban, konsentrasi gas, suhu dan
distribusi gas dalam chamber pengsterilan. Penghancuran bakteri tergantung pada
adanya kelembaban, gas dan suhu dalam bahan pengemas, penetrasi melalui bahan
pengemas, pada pengemas pertama atau kedua, harus dilakukan, persyaratan desain
khusus pada bahan pengemas (Hadada, A W, 2009).
4. Sterilisasi Secara Radiasi
Menurut pendapat Pratiwi (2008), sterilisasi radiasi dapat dilakukan
dengan menggunakan radiasi sebagai berikut:
a. Ultraviolet
Ultraviolet merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang
gelombang 100-400 mm dengan efek optimal pada 254 mm. Sumbernya adalah
lampu uap merkuri dengan daya tembus hanya 0,01-0,2 mm. Ultraviolet
digunakan untuk sterilisasi ruangan pada penggunaan aseptik.
b. Ion
Mekanisme mengikutori pada tumbukan yaitu adalah sinar langsung
menghantarkan pusat kehidupan mikroba (kromosom) atau secara tidak langsung
dengan sinar terlebih dulu yang membentuk molekul dan juga mengubahnya
menjadi pada bentuk radikatnya yang dapat menyebabkan terjadinya reaksi
sekunder pada bagian molekul DNA mikroba.
c. Gamma
Gamma bersumber dari CO6O dan C5137 dengan aktifitas sebesar 50-500
kilo curie serta memiliki suatu daya tembus sangat tinggi. Dosis pada
efektifitasnya adalah 2,5 Mrad. Gamma juga digunakan untuk dapat mensterilkan
alat-alat yang terbuat dari logam, karet serta bahan sintesis seperti pada
polietilen.
C. Isolasi Mikroba
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah
memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran
bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya
dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap
pada tempatnya.
Isolasi bakteri atau biakan yang terdiri dari satu jenis mikroorganisme
(bakteri) dikenal sebagai biakan murni atau biakan aksenik. Biakan yang berisi lebih
dari satu macam mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan campuran, jika
hanya terdiri dari dua jenis mikroorganisme, yang dengan sengaja dipelihara satu
sama lain dalam asosiasi, dikenal sebagai biakan dua-jenis (Alam dkk, 2013).
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan
mikroba lainyang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini
dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba
akan membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya(Indriyani, 2007).
Ada empat metodemengisolasi bakteri yaitu :
a. Pour plateatau metode tuang
Beberapa ml bakteri dicampur dengan medium yang masih
cair.Setelah inkubasi padasuhu dan waktu tertentu, koloni akan tumbuh pada
permukaan dan bagian bawah agar.
b. Streak plate atau metode gores
Kawat ose mengandungbakteri digoreskan permukaan agar-agar dalam
cawan petri sebanyak tiga baris.metode ini membutuhkan keterampilan
karena jika salah menggoreskan jarum ose akan mengakibatkan medium agar
tergores.
c. Slant culture atau agar miring
Kawat ose yang mengandung bakteri digoreskan pada permukaan
agarmiring dalam tabung reaksi. Penggoresan dilakukan dengan cara
menggoreskan secara zig-zag pada permukaan agar miring.d.Stab
cultureatau agar tegakKawat ose yang mengandungbakteri ditusukkan
pada media kira-kira ¾ bagian agardalam tabung reaksi. Cara ini
digunakan untuk menguji bakteri yang bersifat anerob atau tidak
memerlukan oksigen. (Afriyanto, 2004)
1.4 Alat dan Bahan Serta Prosedur Kerja
Cara Mensterilkan Alat
Peralatan harus dibungkus sebelum disterilisasikan agar ketika sudah selesai di
sterilisasi dan dikeluarkan dari autoclave, maka peralatan tersebut masih steril dan
tetap terjaga.
Alat :
1. Cawan
2. Tabung reaksi
3. Erlenmeyer
4. Pipet seukuran
Cara membungkus alat yang akan disterilisasikan
Cawan petri
1. Gunakan kertas bekas yang bersih dan bagian yang bersih berada didalam.
2. Cawan kecil berada diatas dan cawan yang besar berada dibawah. Posisikan
ditengah, lalu dibungkus hingga rapat dan dirapikan.Pipet seukuran
3. Gunakan kertas bekas yang bersih kemudian potong menjadi 4 bagian Ujung
pipet ditutup dengan kapas berlemak.
4. Bagian kertas yang bersih berada didalam, lalu bungkus dengan cara diputar dan
digulung sampai semua bagian terbungkus. Agar tidak terlepas, gunakan tali
secukupnya untuk mengikat kertas.
Tabung rekasi dan erlenmeyer
1. Kasa diletakkan diatas tabung reaksiatau erlenmeyer. Lalu masukkan kapas
berlemak kedalamnya, pastikan padat dan tidak longgar.
2. Lalu diikat, agar tidak terlepas.
3. Sisa kain kasa kemudian dipotong.
Sterilisasi yang digunakan terdiri dari dua macam yaitu sterilisasi basah dan
strerilisasi kering. Sterlisasi basah menggunakan uap air panas bertekanan (autoclave)
dan sterilisasi kering menggunakan oven kering. Sterilisasi basah digunakan untuk
mensterilkan media, sedangkan sterilisasi kering digunakan untuk mensterilisasi alat
seperti sectio set, tabung reaksi ulir dan kapas serta cawan petri.
1. Sterilisasi basah
Autoclave adalah alat pemanas tertutup yang fungsinya untuk mensterilkan suatu
benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi biasanya suhu yang digunakan
121°C dan bertekanan 15 kg/cm2 yang dilakukan selama kurang lebih 15 menit.
1. Buka tutup autoclave, letakkan diatas meja dan pastikan pipa untuk uap keluar tidak
tertekuk.
2. Keluarkan wadah yang terdapat didalam autoclave, dan masukkan media ke wadah
tersebut.
3. Autoclave diisi dengar air sampai batas lalu letakkan wadah ke dalam autoclave.
4. Beri vaseline dibagian tepi autoclave dan tepi tutup autoclave. Tujuannya untuk
memudahkan membuka autoclave ketika selesai digunakan.
5. Setelah diberi vaseline tutup autoclave dan pastikan pipa yang digunakan untuk
mengeluarkan uap diletakkan ditempat yang benar.
6. Pastikan tanda panah pada tutup autoclave sejajar dengan tanda panah pada wadah
autoclave.
7. Pastikan rongga antar tutup sejajar, setelah itu tutup rapat autoclave dengan sekrup.
8. Setelah itu, katup diberdirikan dan autoclave diletakkan diatas kompor.
9. Setelah uap air keluar katup ditutup, ketika katup ditutup jarum manometer akan
naik menuju angka 15 yang artinya tekanan yang berada di dalam autoclave telah
mencapai 15 pound dengan suhu yang berkisar 121°C dan waktu 15 menit.
10. Setelah 15 menit, katup diberdikirikan atau dibuka lalu tutup autoclave bisa dibuka.
Untuk megeluarkan alat dan bahan yang telah steril.
Tekanan harus 15 pounds dan suhu berkisar 121°C berfungsi untuk membunuh
mikroba kontaminan yang ada pada media yang telah dibuat.
2. Sterilisasi Kering
1. Buka oven kering.
2. Masukkan alat yang akan sterilkan kemudian tutup oven.
3. Putar tombol ke angka 1 dan lampu kuning akan menyala. Setelah 10 menit lampu
hijau akan menyala. Ketika lampu hijau menyala, putar timer ke angka 2 yang
mengartikan bahwa sterilisasi akan berlangsung selama 2 jam.
4. Setelah itu, putar termostart diputar kearah kanan. Proses sterilisasi kering akan
berlangsung dengan suhu 120-150°C selama 2 jam
5. Setelah 2 jam, oven kering akan mati dengan sendirinya. Putar tombol termostart ke
angka nol dan sterilisasi kering selesai dilakukan.
Pembuatan media
Alat : Bahan :
- Gelas ukur - Aquadest
- Timbangan analitik - Agar
- Erlenmeyer - Alkohol
- Kapas - Potato Dextose Agar
- Kertas sampul
- Autoclave
- Lampu spiritus
- Petridish
- Hotplate
- Corong
- Pengaduk
- Shield
Cara kerja :
a. Medium Nutrient Agar (NA)
1. Aquadest dituang kedalam gelas ukur hingga volumenya mencapai 100 ml
2. Aquadest dituangkan kedalam Erlenmeyer sebelum nutrient broth dibubuhkan. Agar
nutrient broth tidak menempel ke Erlenmeyer.
3. Lalu diaduk, dan dipanaskan hingga homogen.
4. Nutrient broth didalam tabung Erlenmeyer ditambahkan agar. Dan medium
dipanaskan kembali.
5. Erlenmeyer disumbat menggunakan kapas lalu dibungkus dengan kertas sampul.
6. Medium disterilisasi menggunakan autoclave dengan suhu 121°C. Dengan tekanan 2
atmosfer.
7. Sebelum bekerja, dilakukan sterilisasi lingkungan kerja.
8. Hidupkan lampu spiritus.
9. Medium di tuang ke petridish yang sudah disterilkan.
10. Petridish di shield dan dilapisi dengan kertas sampul.
11. Medium yang telah dibuat bisa digunakan untuk memperbanyak mikroba.
Isolasi Mikroba
a. Alat
1. Lampu spiritus / Bunsen
2. Cawan Petri steril
3. Jarum Ose
b. Bahan
1. Media NA dan PDA
2. Sampel pangan. Plak gigi, eksudat bagian tubuh (air ludah, sputum)
3. Aquades steril dalam tabung reaksi
Cara Kerja
a. Penyiapan Plat Agar
1. Media NA steril dipanaskan sampai mencair seluruhnya. Lalu didinginkan
hingga suhu 40˚C- 50˚C, dimasukkan 10 ml ke dalam tabung reaksi. Tabung
reaksi dimiringkan hingga media mengeras
2. Media NA tersebut juga dituangkan kedalam cawan Petri steril secara aseptis.
3. Putar cawan Petri pelan-pelan hingga media tersebar merata dan diamkan hingga
membeku.
b. Penyiapan sampel
1. Sampel pangan, eksudat bagian tubuh diambil 1 ml dimasukkan kedalam tabung
reaksi yang telah berisi aquades 9 ml. Sampel dihomogenkan.
2. Lakukan pengenceran bertingkat 10-1 hingga 10-4
c. Metode Gores (Streak plate)
1. Siapkan media NA pada cawan Petri, beri label/penanda
2. Panaskan jarum Ose hingga berpijar
3. Buka tutup tabung sampel cair, ambillah sampel yang mengandung campuran
bakteri tersebut menggunakan ujung jarum Ose yang bulat.
4. Goreskan (4 goresan) sampel yang mengandung campuran bakteri dari jarum
Ose tersebut pada salah satu tepi permukaan media pada cawan Petri secara
aseptis.
5. Gesek goresan yang pertama tadi menggunakan jarum Ose yang telah dipijarkan
ke arah tegak lurus dari goresan sebelumnya. Pijarkan kembali jarum Ose.
6. Lakukan goresan yang sama dari hasil goresan yang baru tersebut ke arah tegak
lurus yang baru. Ujung jarum tidak boleh menyentuh daerah inokulasi pertama.
7. Dengan cara yang sama buat goresan ke 4 sehingga terbentuk 16 garis inokulasi
mengelilingi cawan petri.
8. Inkubasi pada suhu ruang selama 18-24 jam
9. Amati pertumbuhan koloni bakteri yang terjadi pada masing-masing daerah
inokulasi.
Metode goresan terdiri dari penginokulasian biakan murni dalam hal ini
digunakan bakteri dari udara, air sumur, air sungai tanah dan makananyang sudah dibuat
dalam acara 1 dengan medium NAdalam cawan petri.Medium NA dengan suhu 450C –
500C dituangkan kedalamcawanpetri sterildan diratakanselanjutnyadibiarkan dingin dan
memadat. Setelah medium NA padat, ambil 1 ose bakteri pada acara 1 kemudian
goreskan pada permukaan agar. Cara menggoreskannya yaitu cawan dibagi menjadi 4
bagian kemudian goreskan bakteri pada permukaan agar tiga baris yangmenyambung dari
cawan kuadranke-1 sampai ke cawan kuadranke-4. Setelah diinkubasi selama 2 hari
akan terlihat koloni bakteri berkumpul pada goresan-goresan tersebut.
Seharusnya pada kuadran ke-1 terdapat mikroba dalam jumlah yang penuh
kemudian semakin berkurang pada setiap kuadrannya, dan seharusnya pada kuadran
ke-4 mampu diamati koloni mikrobanya. Dikarenakan pada saat penggoresan yang
kurang baik, atau terjadinya kontaminasi sehinggabakteri menyebar ke semua bagian
cawan. Bakteri yang dihasilkan ada bermacam-macam ukuran ada yang besar dan kecil,
bentuk koloni bakteri tidak beraturan, kenampakan bentuk koloni datardan bagian tepi
koloni tidak rata dan cenderung bergelombang.
3.Agar miring (slant culture)
Metode ini mirip dengan metode streak plate, hanya saja metode slant culture
ini (agar miring) media NA disiapkan dalam tabung reaksi dengan posisimiring. Satu
osebakteri diambil dari acara I dan digoreskan dengan arah zig-zag dimulai dari bawah
tabung. Setelah itu diinkubasi selama 2 X 24 jam untuk melihat pertumbuhan bakteri.
Dalam percobaan yang dilakukan ada pertumbuhan bakteri yang terlihat di permukaan agar.
Bakteri yang tumbuh disekitar goresan berukuran titik dan kecil.
Bakteri yang tumbuh bersifat aerob.4.Agar tegak (stab culture) Medium NA
disiapkan dalam tabung reaksi, kemudian 1 ose koloni bakteri diambil dari acara I dan
ditusukkan dengan menggunakan jarum ose yang ujungnya runcing. Setelah itu tabung
ditutup menggunakan kapas dan plastik dan diinkubasi selama 2 hari. Setelah 2 hari
inkubasi terdapat pertumbuhan mikroba pada agar ditusukkan sebelumnya. Bakteri yang
tumbuh memiliki bentuk seperti gelembungdan bakteri yang tumbuh bersifat anaerob.
Pada metode stabculture ini teerjadi kontaminasi dengan mikro organisme lain yang
menyebabkan permukaan agar tegak menjadi berwarna hijau kebiru-biruan.
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan pada percobaan yang telah kita lakuka adalah sebagaii berikut :
1. Proses mematikan semua mikroorganisme yang hidup namun tidak dibutuhkan atau
menjadi parasite bagi suatu kegiatan dinamakan dengan strerilisasi
3. Cara sterilisasi yang umum digunakan secara rutin di laboratorium Mikrobiologi
ialah dengan pemanasan.
4. Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (zat makanan) yang
dipakai untuk menumbuhkan mikroba atau bakteri patogen tanaman.
5. Ada beberapa cara untuk Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara fisik, kimia, radiasi
dan filter.
6. Autoclave adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu
benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (121°C, 15 lbs) selama
kurang lebih 15 menit.
7. NA Dan PDA merupakan media yang digunakan pada praktikum ini
8. Metode yang di gunakan metode Streak Plate, metode pourplate, metode spreadplate.
9. Faktor yang mempengaruhi yaitu suplai nutrisi, suhu, kebersihan.
10. Teknik isolasi mikroba adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikrooorganisme di
luar dari lingkungan alaminya
11. Prinsip dari isolasi mikoba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mokroba
lainnya yng berasal dari campuran bermacam-macam mikroba
DAFTAR PUSTAKA