I.
II.
TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mengetahui cara membuat media pertumbuhan mikroorganisme.
2. Mengetahui jenis dan kegunaan media.
3. Mengetahui cara mensterilkan media.
DASAR TEORI
1) Media Pertumbuhan Mikroba
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu
substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk
menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus
sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang
bersangkutan (Volk, dan Wheeler, 1993).
Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka
medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat, antara lain:
1. Harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh
mikroba,
2. Harus mempunyai tekanan osmosis,
3. Tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan
mikroba yang akan tumbuh,
4. Tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroba,
5. Harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar
mikroba yang ditumbuhkan dapat tumbuh dengan baik (Sutedjo,
1991).
Mikroorganisme tersebar di alam dengan berbagai macam jenis dan
sifat
fisiologis
yang
beragam,
dimana
mikroorganisme
tersebut
agarnya 1,5% - 1,8%, pada medium semi solid atau setengah padat
menggunakan kadar setengah dari medium padat, dan pada medium
cair tidak digunakan pemadat (Ani, 2000).
2) Sterilisasi
Sterilisasi berarti proses pemusnahan bakteri dengan cara membunuh
mikroorganisme. Dalam kegiatan penelitian mikroba, digunakan alat dan
medium yang steril, maka sterilisasi ini adalah usaha untuk membebaskan
alat atau bahan-bahan dari segala macam kehidupan atau kontaminasi oleh
mikroba.
Menurut (Suriawati, 2005), Sterilisasi yang umum dilakukan dapat
berupa:
a. Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang
pendek yang dapat
seperti pada saringan lain adalah melakukan seleksi terhadap partikelpartikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba).
Autoklaf digunakan sebagai alat sterilisasi uap dengan tekanan
tinggi. Penggunaan autoklaf untuk sterilisasi, tutupnya jangan diletakkan
sembarangan dan dibuka-buka karena isi botol atau tempat medium akan
meluap dan hanya boleh dibuka ketika manometer menunjukkan angka 0
serta dilakukan pendinginan sedikit demi sedikit. Medium yang
mengandung vitamin, gelatin atau gula, maka setelah sterilisasi medium
harus segera didinginkan. Cara ini untuk menghindari zat tersebut terurai.
Medium dapat langsung disimpan di lemasi es jika medium sudah dapat
dipastikan steril (Dwidjoseputro, 1994).
3) Inokulasi
Inokulasi bakteri dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan
mikroba dan mendapatkan populasi mikroba yang murni. Inokulasi adalah
pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang
baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Media untuk
membiakkan bakteri haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran
terutama berasal dari udara yang mengandung banyak mikroorganisme.
Pemindahan biakan mikroba yang dibiakkan harus sangat hati-hati dan
mematuhi prosedur laboratorium agar tidak terjadi kontaminasi. Oleh
karena itu, diperlukan teknik-teknik dalam pembiakan mikroorganisme
yang disebut dengan teknik inokulasi biakan. Teknik inokulasi merupakan
suatu pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium
yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Dengan demikian
akan diperoleh biakan mikroorganisme yang dapat digunakan untuk
pembelajaran mikrobiologi. Pada praktikum ini akan dilakukan teknik
inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari
mikrobiologi dengan satu kultur murni saja.
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni
mikroorganisme yaitu :
1.
Metode gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi
dan waktu, tetapi memerlukan ketrampilan-ketrampilan yang
diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan
menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di
permukaan media agar nutrien dalam cawaan petri dengan jarum
pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat
sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi
koloni.
Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk
lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling
praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masingmasing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk membuat
goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan.
Ada beberapa teknik menggores yang biasa digunakan :
2.
Metode tebar
Setetes inokulum diletakan dalam sebuah medium agar nutrien
dalam cawan petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang
bengkok dan steril. Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang
yang sama dapat digunakan dapat menginokulasikan pinggan
kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata
dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni koloni
yang terpisah-pisah.
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi
dan waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang
diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan
menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di
permukaan media agar nutrien dalam cawan petri dengan jarum
pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan terdapat
sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi
3.
Metode tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar
melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme
sehingga pada suatu saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung
(Winarni, 1997).
4.
Metode tusuk
agar
tidak
terjadi
kesalahan
dalam
pengamatan
atau
daan
zat
racun
yang
membahayakan.
Pertumbuhan
III.
PROSEDUR KERJA
1) ALAT
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Autoklaf
Kompor
Beaker glass 100 mL
Mortar porselen
Tabung reaksi
Bunsen spiritus
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Kawat
Kapas
Spatula
Timbangan
Gelas arloji
Pengaduk kaca
2) BAHAN
a.
b.
c.
d.
e.
Air 60 ml
Bubuk agar instan 5 gram
Vitamin B kompleks 0.5 butir
Gula pasir 5 gram
Mikroba Aspergillus sp.
f.
3) GAMBAR ALAT
4)
b. Kompor
a. Autoklaf
5)
6)
c. Beaker glass 150 ml
dan 100 ml
7)
8)
9)
10)
11)
d. Mortar porselen
12)
13)
27)
28)
i. Spatula
29)
14)
15)
e. Tabung reaksi
16)
17)
18)
19)
20)
21)
f.
Bunsen spirtus
22)
23)
24)
25)
g. Kawat
26)
h. Kapas
j. Timbangan
30)
31)
32)
k. Gelas arloji
33)
34)
35)
l. Pengaduk kaca
36)
37)
38)
IV.
HASIL PENGAMATAN
60)
61)
No.
63) 64)
Perlakuan
62)
1.
66)
autoklaf
steril
67)
Panaskan 60 mL air, tambahkan 68)
2.
Pengamatan
Alat-alat sudah
Campuran agar
70)
3.
miringkan
tabung,
tutup
kapas,
tunggu
menggunakan
72)
dingin
73)
Panaskan ujung kawat
4.
75)
76)
5.
pada
Goreskan
ujung
biakan,
Media
agar
Kawat steril
Media
agar
selama 5 hari
81) 82)
7.
dalam
suhu
ruang 80)
sudah
Media
agar
ditumbuhi
mikroba
Simpan Aspergillus sp. di 83) Aspergillus
sp.
dalam kulkas
tersimpan
dalam kulkas
84)
85)
86)
87)
88)
89)
di
93)
90)
91)
DAFTAR PUSTAKA
92)
Tim Dosen Praktikum Teknologi Bioproses. 2015. Petunjuk Praktikum
Teknologi Bioproses. Semarang: Fakultas Teknik.
94)
95)
96)
97)
98)
99)
100)
101)
102)
103)
104)
105)
106)
107)
108)
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
109)
110)
111)
112)
113)
berikut :
116)
padat dan dapat pula yang hanya menggunakan bahan-bahan dalam bentuk
cairan atau larutan. Mikroorganisme yang menggunakan makanannya dalam
bentuk padat tergolong tipe holozoik. Mikroorganisme yang dapat
menggunakan makanannya dalam bentuk cairan atau larutan disebut holofitik.
Ada beberapa mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya dalam
bentuk padatan, tetapi makanan tersebut sebelumnya harus dicerna, di luar sel
dengan bantuan enzim ekstraseluler.
117)
pembangun sel, dan sebagai aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi
yang menghasilkan energi). Oleh karenanya bahan makanan yang diperlukan
terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor elektron,
sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen. Selain itu, secara umum
nutrient dalam media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang
penting untuk sintesis biologik oranisme baru.
118)
120)
unsur logam berat (Co, Mo, Cu, Zn) sangat dibutuhkam untuk kehidupan sel
meskipun jumlah yang digunakan sangat sedikit. Kadang-kadang jumlah itu
demikian kecilnya sehingga sukar dideteksi, atau bila ditemukan tidak mudah
dapat dipastikan apakah zat itu bersifat fungsional atau hanya kotoran belaka.
Ada pula yang dikenal dengan mikronutrin organik. Contoh yang baik adalah
vitamin. Banyak bakteri yang tidak membutuhkannya, sedangkan ada pula
yang hampir selalu memerlukannya seperti halnya manusia.
121)
123)
126)
127)
128)
130)
131)
132)
134)
137)
135) BAB II
136) TINJAUAN PUSTAKA
Mikroorganisme yang ingin kita tumbuhkan, yang pertama
143)
144)
berupa:
a.
Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang
pendek yang dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan
tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan
udara panas, dipergunakan alat bejana/ruang panas (oven dengan temperatur
170OC 180oC dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk
peralatan gelas).
145)
b. Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan,
larutan alkohol, larutan formalin).
146)
c. Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang
akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan,
misalnya adalah dengan saringan/filter. Sistem kerja filter, seperti pada
saringan lain adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat
(dalam hal ini adalah mikroba).
147)
Autoklaf digunakan sebagai alat sterilisasi uap dengan tekanan
tinggi. Penggunaan autoklaf untuk sterilisasi, tutupnya jangan diletakkan
sembarangan dan dibuka-buka karena isi botol atau tempat medium akan
meluap dan hanya boleh dibuka ketika manometer menunjukkan angka 0
serta dilakukan pendinginan sedikit demi sedikit. Medium yang
mengandung vitamin, gelatin atau gula, maka setelah sterilisasi medium
harus segera didinginkan. Cara ini untuk menghindari zat tersebut terurai.
Medium dapat langsung disimpan di lemasi es jika medium sudah dapat
dipastikan steril (Dwidjoseputro, 1994).
148)
149) Sumber : Anonim. 2010. Laporan Mikrobiologi.
http://myaluzz.wordpress.com/2010/02/09 /laporan-mikrobiologi/.
Diakses pada tanggal 10 April 2015.
150)
151)
medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat
tinggi. Dengan demikian akan diperoleh biakan mikroorganisme yang dapat
digunakan untuk pembelajaran mikrobiologi. Pada praktikum ini akan dilakukan
teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari
mikrobiologi dengan satu kultur murni saja
153)
Teknik Inokulasi
154)
mikroorganisme yaitu :
155)
1.
Metode gores
156)
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan
lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam
pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi
tujuannya sama yaiitu untuk membuat goresan sebanyak mungkin pada
lempeng medium pembiakan.
158)
2.
Metode tebar
159)
cawan petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan
steril. Inokulasi itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat
digunakan dapat menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin
penyebaran bakteri yang merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan
muncul koloni koloni yang terpisah-pisah.
160)
3.
161)
Isolasi
Metode tuang
menggunakan
media
cair
dengan
cara
pengenceran.
Dasar
4.
Metode tusuk
163)
Metode tusuk yaitu dengan dengan cara meneteskan atau menusukan ujung
Macam-Macam Media
165)
166)
1.
167)
2.
168)
3.
169)
4.
5.
171)
6.
penanamannya dikocok.
172)
173)
174)
175)
176)
Alam
sekitar
kita,
udara,
tanah,
dan
air
juga
dihuni
kumpulan
file://localhost/C:/Users/ACER/Downloads/inokulsi.html
180)
181)
182)
183)