Anda di halaman 1dari 16

ISOLASI INOKULASI BAKTERI

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI DASAR

SEMESTER GENAP 2022-2023

Disusun oleh :

Nama : AJENG DIVA SRI MAHARANI

NIM : 2111050127

Prodi : TLM B

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK D4

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

OKTOBER 2022
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Mikroorganisme merupakan organisme yang sangat penting untukdipelajari


sebab organism memiliki pengaruh bagi kehidupan manusia baik itumenguntungkan
maupun yang bersifat patogen.Untuk mempelajari mikroorganisme di laboratorium,
mikroorganismdikembangbiakkan di dalam suatu medium. Adapun cara untuk
menanammikroorganisme ada dua cara, yaitu cara isolasi dan inokulasi.

Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan


mikrobatertentu dari lingkungan sehingga diperoleh kultur atau biakan murni. ada
beberapa caraumum yang dapat dilakukan dengan cara goresan (streak plate), cara
taburan atau tuang(pour plate), serta mikromanipulator (the micromanipulator
methods).Teknik inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri dari
medium yanglama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat
tinggi. Dengan demikian, akan diperoleh biakan mikroorganisme yang dapat
digunakan untuk pembelajaran mikrobiologi. Pada praktikum ini akan dilakukan
teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari
mikrobiologi dengan satu kulturmurni saja.Isolasi bakteri merupakan suatu cara
untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya
sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Ada beberapa cara umum yang
dapat dilakukan untuk mengisolasi mikroba antara lain, untuk engisolasi bakteri
dapat dilakukan dengan cara goresan (streak plate), cara taburan atautuang (pour
palte), cara sebar (spread plate), cara pengenceran (dilution method),
sertamikromanipulator (the micromanipulator method).

Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi bakteri, fungi, dan
khamirdengan menggunakan metode gores, metode tuang, metode sebar, metode
pengenceranserta micromanipulator. Dua diantaranya yang paling sering digunakan
adalah tekhnikcawan tuang dan cawan gores. Kedua metode ini didasarkan pada
prinsip yang sama yaitumengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga
individu spesies individu spesiesdapat dipisahkan dari lainnya

I.2 Tujuan Praktikum


I.2.1 Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami Teknik isolasi dan inokulasi
bakteri dari sampel ke medium pertumbuhan bakteri
I.2.2 Mahasiswa mampu memisahkan dan membuat kultur murni bakteri dari kultur
campuran
I.2.3 Mahasiswa mampu mengetahui macam macam Teknik isolasi dan inokulasi
bakteri dengan pengenceran

I.3 Manfaat Praktikum


I.3.1 Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami Teknik isolasi dan inokulasi
bakteri dari sampel ke medium pertumbuhan bakteri
I.3.2 Mahasiswa dapat memisahkan dan membuat kultur murni bakteri dari kultur
campuran
I.3.3 Mahasiswa dapat mengetahui macam macam Teknik isolasi dan inokulasi
bakteri dengan pengenceran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu media, nutrisi,


suhu, oksigen, pH dan lingkungan. Zat makanan yang digunakan untuk
pertumbuhan bakteri harus mengandung sumber karbon, sumber nitrogen, asam
amino, dan vitamin. Semakin banyak nutrisi dalam jumlah yang tidak berlebih maka
semakin meningkat pertumbuhan dari bakteri dalam hal melakukan pembelahan.
Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 3 golongan yaitu
bakteri psikrofil (hidup pada suhu 0-30°C dengan suhu optimum 15°C), bakteri
mesofil (hidup pada suhu 15-55°C dengan suhu optimum 25-40°C), dan bakteri
termofil (hidup pada suhu tinggi antara 40-75°C dengan suhu optimum 50-65°C).
Apabila suhu tidak sesuai dengan kebutuhan bakteri, maka dapat menyebabkan
kerusakan sel. Cahaya dan kelembaban sangat berpengaruh pada proses
pertumbuhan bakteri. Pada umumnya bakteri memerlukan kelembaban yang cukup
tinggi (± 85%). Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan kegiatan
metabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan sel bakter
(Wardhani, 2020).

Isolasi bakteri merupakan proses pengambilan bakteri dari medium atau


lingkungan asalnya, dan menumbuhkan pada medium buatan sehingga diperoleh
biakkan atau kultur murni hasil isolasi tersebut. Medium pertumbuhan yang
digunakan sebagai tempat untuk menumbuhkan dan mempelajari sifat
mikroorganisme harus memenuhi nutrisi yang dibutuhkan meliputi karbon,
nitrogen, unsur non logam (sulfur dan fosfor), unsur mineral (Ca, Zn, Na, K, Cu,
Mn, Mg dan Fe), vitamin, air, dan energi. Bakteri dapat diisolasi menjadi biakkan
atau kultur murni, terdiri dari satu jenis bakteri yang dapat dipelajari morfologi,
sifat, dan kemampuan biokimianya. Identifikasi bakteri yang diperoleh dari hasil
isolasi dapat dilakukan dengan cara pengamatan sifat morfologi bakteri yang
tumbuh. Perhitungan bakteri digunakan untuk menghitung jumlah coloni bakteri
yang tumbuh pada suatu media pembiakan. Jumlah bakteri dalam suatu biakan
dapat ditentukan dengan menghitung langsung jumlah keseluruhan bakteri atau
dengan cara tidak langsung yaitu menghitung jumlah sel yang hidup (Arfianty dkk.,
2017).

Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan isolasi


mikroba antara lain; sifat setiap jenis mikroba yang akan di isolasi, tempat hidup
atau asal mikroba, media pertumbuhan yang tepat, cara menginokulasi mikroba,
bagaimana cara menetaskan mikroba, cara menguji bahwa mikroba yang terisolasi
telah dalam bentuk kultur murni dan sesuai dengan apa yang dimaksudkan,
bagaimana mempertahankan bahwa mikroba yang telah diisolasi tetap murni kultur
(Jufri, 2020).

Teknik isolasi mikroba adalah upaya menumbuhkan mikroorganisme di luar


lingkungan alaminya. Pemisahan mikroba di luar lingkungan bertujuan untuk
memperoleh kultur mikroba yang tidak lagi bercampur dengan mikroba lain yang
disebut kultur murni. Prinsip isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba
dengan mikroba lain yang berasal dari campuran berbagai mikroba. Ini bisa
dilakukan dengan menumbuhkannya di media padat, sel mikroba akan membentuk
koloni sel yang tetap di tempatnya (Lestari dan Hartati 2017).
Pentingnya mengisolasi mikroba dari lingkungan, seperti makanan (substrat
padat), minuman (substrat cair), dan diri Anda sendiri karena banyaknya mikroba
yang sulit diamati atau dibedakan secara langsung menggunakan panca indera.
Sehingga isolasi akan membuat lebih mudah untuk melihat dan mengamati bentuk-
bentuk pertumbuhan mikroba dalam beberapa media dan dapat melihat morfologi
mikroba, yaitu inokulasi yang merupakan teknik mentransfer budaya tertentu dari
medium lama ke medium baru dengan tujuan mendapatkan kultur murni tanpa
kontaminasi dari mikroba tidak diinginkan. Beberapa metode diketahui atau metode
untuk memperoleh kultur murni dari kultur campuran. Dua metode yang paling
umum digunakan adalah metode cup scratch dan metode pour cup. Hal tersebut
didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies
individu. Dengan asumsi bahwa setiap koloni dapat dipisahkan dari jenis sel yang
dapat diamati. Kultur murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis,
termasuk yang digunakan untuk mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati
karakteristik budaya morfologi, fisiologi, dan serologi, mikroba dari satu spesies
diperlukan (Harti, 2015).
Morfologi mikroba serta jumlahnya dapat diobservasi dengan cara
mengisolasi dan membiakkannya pada media agar nutrisi terlebih dahulu. Koloni
bakteri dapat diamati pertumbuhannya setelah diinkubasi selama 1 x 24 atau 2 x 24
jam pada suhu yang sesuai, sedangkan jamur dapat diamati setelah 5-7 hari
inkubasi. Karakteristik morfologi tiap koloni perlu dicatat sesuai dengan ciri-ciri
yang ditunjukkan sebagai bagian dari proses identifikasi bakteri. Mengisolasi suatu
mikroba didefinisikan sebagai proses memisahkan mikroba dari lingkungannya di
alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan (Jutono
dkk, 1980). Macam-macam cara mengisolasi dan menanam mikrobia adalah: 1).
Spread plate method (cara tebar/sebar), 2). Streak plate method (cara gores), 3).
Pour plate method (cara tabur). Namun demikian, untuk mengurangi kepadatan
mikroba yang diperoleh dari suatu sampel diperlukan adanya proses pengenceran
bertingkat atau serial dilution (Laboratorium mikrobiologi, 2020).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
III.1 Alat Praktikum
III.1.1 Bunsen
III.1.2 Spidol Marker
III.1.3 Surgical Scissors
III.1.4 Pinset
III.1.5 Spatula
III.1.6 Mortar and pestle
III.1.7 Pipet ukur
III.1.8 Drugalsky
III.1.9 Sprayer
III.2 Bahan Praktikum
III.3 Prosedur Kerja
III.3.1 Prosedur 1
III.3.1.1 Disiapkan alat dan bahan.
III.3.1.2 Dimasukkan cotton bud steril kedalam tabung pepton water secara
aseptis.
III.3.1.3 Dioleskan cotton bud pada handphone.
III.3.1.4 Dimasukkan cotton bud kedalam pepton water dengan cotton bud
dipotong.
III.3.1.5 Dipipet 1ml dari tabung pepton water untuk dimasukan pada tabung
pengenceran satu.
III.3.1.6 Dipipet 1ml dari tabung pengenceran satu kedalam tabung pengenceran
dua.
III.3.1.7 Dipipet 1ml dari tabung pengenceran dua kedalam tabung pengenceran
tiga.
III.3.1.8 Dituang medium pada cawan 1 secara aseptis, ditunggu 10-15 menit
hingga memadat, kemudian dipipet 0,1 ml pada tabung pengenceran 3
kedalam cawan 1 secara aseptis.
III.3.1.9 Dipipet 1 ml dari tabung pengenceran 3 kedalam cawan 2 secara
aseptis, kemudian dituang medium yang sudah hangat kuku.
III.3.1.10 Diinkubasi pada suhu 37°C selama 2×24 jam.
III.3.1.11 Diamati ada tidaknya pertumbuhan bakteri.
III.3.2 Prosedur 2
III.3.2.1 Disiapkan alat dan bahan
III.3.2.2 Dihancurkan tahu dengan mortar dan pestle.
III.3.2.3 Ditimbang sebanyak 5 gram
III.3.2.4 Dimasukkan dalam tabung erlenmeyer yang sudah berisi akuades 45
ml.
III.3.2.5 Ditutup tabung dengan alumunium foil dan diikat karet, kemudian
dihomogenkan.
III.3.2.6 Dipipet 1ml dari tabung erlenmeyer untuk dimasukan pada tabung
pengenceran satu.
III.3.2.7 Dipipet 1ml dari tabung pengenceran satu kedalam tabung
pengenceran dua.
III.3.2.8 Dipipet 1ml dari tabung pengenceran dua kedalam tabung
pengenceran tiga.
III.3.2.9 Dituang medium pada cawan 1 secara aseptis, ditunggu 10-15 menit
hingga memadat, kemudian dipipet 0,1 ml pada tabung pengenceran 3
kedalam cawan 1 secara aseptis.
III.3.2.10 Dipipet 1 ml dari tabung pengenceran 3 kedalam cawan 2 secara
aseptis, kemudian dituang medium yang sudah hangat kuku.
III.3.2.11 Diinkubasi pada suhu 37°C selama 2×24 jam.
III.3.2.12 Diamati ada tidaknya pertumbuhan bakteri.

III.3.3 Prosedur 3
III.3.3.1 Disiapkan alat dan bahan
III.3.3.2 Dipotong kubis dengan ukuran tidak terlalu besar atau tidak terlalu
kecil.
III.3.3.3 Ditumbangkan sebanyak 5 gram
III.3.3.4 Dimasukkan dalam tabung erlenmeyer yang sudah berisi akuades 45
ml.
III.3.3.5 Ditutup tabung dengan alumunium foil dan diikat karet, kemudian
dihomogenkan.
III.3.3.6 Dipipet 1ml dari tabung erlenmeyer untuk dimasukan pada tabung
pengenceran satu.
III.3.3.7 Dipipet 1ml dari tabung pengenceran satu kedalam tabung
pengenceran dua.
III.3.3.8 Dipipet 1ml dari tabung pengenceran dua kedalam tabung
pengenceran tiga.
III.3.3.9 Dituang medium pada cawan 1 secara aseptis, ditunggu 10-15 menit
hingga memadat, kemudian dipipet 0,1 ml pada tabung pengenceran 3
kedalam cawan 1 secara aseptis.
III.3.3.10 Dipipet 1 ml dari tabung pengenceran 3 kedalam cawan 2 secara
aseptis, kemudian dituang medium yang sudah hangat kuku.
III.3.3.11 Diinkubasi pada suhu 37°C selama 2×24 jam.
III.3.3.12 Diamati ada tidaknya pertumbuhan bakteri.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Praktikum

IV.2 Pembahasan
Berdasarkan pemeriksaan isolasi inokulasi bakteri dari sampel telapak kaki
di dapat kan hasil morfologi bakteri yaitu: koloni bakteri besar pada NA cawan C1
dan pada NA cawan C2 koloni moderate, bentuk koloni tidak beraturan dan pada
NA cawan C2 akar ( Rhizard), elevasi transluen pada NA cawan C1 dan pada NA
cawan C2 tetap transluen, tipe koloni Entire pada Na cawan C1 dan pada NA cawan
C2 Undulate, serta sifat permukaan koloni pada kedua NA cawan bersifat smooth.
Hal ini telah sesuai dengan Pustaka dari (Kusumaningrum, 2020 ) yaitu morfologi
mikroba serta jumlahnya dapat diobservasi dengan cara mengisolasi dan
membiakkannya pada media agar nutrisi terlebih dahulu. Koloni bakteri dapat
diamati pertumbuhannya setelah diinkubasi selama 1 x 24 atau 2 x 24 jam pada
suhu yang sesuai, sedangkan jamur dapat diamati setelah 5-7 hari inkubasi.
Pemeriksaan angka kuman dengan metode tuang adalah suatu teknik untuk
menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara mencampurkan
media yang masih cair dengan stok kultur bakteri, sehingga sel-sel tersebut tersebar
merata dan diam dengan baik di permukaan agar atau di dalam agar. Dalam metode
ini diperlukan pengenceran sebelum ditumbuhkan pada medium agar di dalam
cawan petri. Setelah diinkubasi akan terbentuk koloni pada cawan tersebut dalam
jumlah yang dapat dihitung. Metode spread plate (cawan sebar) adalah suatu teknik
di dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara pat
menuangkan stok kultur bakteri di atas media yang telah padat (Damayanti et al,
2020).
Kedua teknik penanaman tersebut memiliki keunggulan dan kekurangan
masing-masing, keunggulan metode tuang adalah dapat digunakan untuk
memperoleh biakan murni, sedangkan pada metode cawan sebar dapat digunakan
untuk memperkirakan jumlah bakteri dalam satua sel. Adapun kekurangan pada
metode cawan tuang adalah hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel
mikroba yang sebenarnya, karena beberapa sel yang berdekatan mungkin
membentuk satu koloni, mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada
medium padat dan membentuk koloni yang kompak dan jelas, tidak menjalar,
memerlukan persiapan dan waktu inkubasi sehingga pertumbuhan koloni dapat
dihitung. Sementara itu pada metode cawan sebar ini cukup sulit terutama saat
meratakan suspensi dengan batang bengkok, untuk menumbuhkan koloni secara
merata, biakan justru terkontaminasi (Damayanti et al, 2020).
Metode pertama streak plate digunakan untuk menumbuhkan bakteri aerob
dan bertujuan untuk memisahkan bakteri secara individual. Metode ini efektif untuk
pengamatan morfologi dan identifikasi, namun bentuk dan struktur kurang
diperhatikan kecuali untuk bakteri yang banyak kemiripan morfologinya. Metode
yang kedua adalah metode pour plate, Metode ini dapat menumbuhkan bakteri
anaerob dan acrob. Metode ini menyebabkan bakteri yang terinokulasi dapat
tumbuh tersebar di seluruh permukaan medium, baik di permukaan maupun di
tengah-tengah. Metode yang ketiga adalah spread plate. Tujuan dari isolasi dengan
metode ini adalah mendapatkan koloni tunggal dengan teknik penanaman dan
penyebaran suspensi bakteri pada permukaan medium. Percobaan dengan metode
ini dilakukan dengan cara menyemprotkan suspensi bakteri di atas permukaan
medium agar padat. Suspensi bakteri tersebut kemudian diratakan dengan trigalski.
Bakteri yang ditumbuhkan dengan metode ini adalah bakteri acrob (bakteri yang
membutuhkan oksigen) (Keiza, 2016).
Pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu media, nutrisi,
suhu, oksigen, pH dan lingkungan. Zat makanan yang digunakan untuk
pertumbuhan bakteri harus mengandung sumber karbon, sumber nitrogen, asam
amino, dan vitamin. Semakin banyak nutrisi dalam jumlah yang tidak berlebih maka
semakin meningkat pertumbuhan dari bakteri dalam hal melakukan pembelahan.
Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya, bakteri dibagi menjadi 3 golongan yaitu
bakteri psikrofil (hidup pada suhu 0-30°C dengan suhu optimum 15°C), bakteri
mesofil (hidup pada suhu 15-55°C dengan suhu optimum 25-40°C), dan bakteri
termofil (hidup pada suhu tinggi antara 40-75°C dengan suhu optimum 50-65°C).
Apabila suhu tidak sesuai dengan kebutuhan bakteri, maka dapat menyebabkan
kerusakan sel. Cahaya dan kelembaban sangat berpengaruh pada proses
pertumbuhan bakteri. Pada umumnya bakteri memerlukan kelembaban yang cukup
tinggi (± 85%). Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan kegiatan
metabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan sel bakteri
(Wardhani, 2020).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Arfianty, N. B., Farisi, S., Ekowati, N.C. (2017). Dinamika Populasi Bakteri Dan Total
Asam Pada Fermentasi Bekasam Ikan Patin. Jurnal Biologi Eksperimen dan
Keanekaragaman Hayati. 4(2):43-49.

Damayanti, N. W. E., et al. 2020. Perbedaan Jumlah Bakteriuri Pada Wanita Lanjut Usia
Berdasarkan Kultur Mikrobiologi Menggunakan Teknik Cawan Tuang Dan Cawan
Sebar. Meditory: The Journal of Medical Laboratory. Vol 8(1): 1-4.

Harti, A. S. 2015. Mikrobiologi Kesehatan. Jakarta: Badan Litbangkes, Kementerian


Kesehatan RI.

Jufri, F. R., 2020. Microbial Isolation. Journal La Lifesci. 1: 18-23.

Keiza, S. 2016. Isolasi bakteri. Yogyakarta: Universitas atma jaya Yogyakarta.

Kusumaningrum, S. B. C., & Sepvianti, W. (2020). Identifikasi Bakteri Kontaminan Pada


Produk Darah Thrombocyte Concentrate. Syifa’Medika, 10(2).

Laboratorium Mikrobiologi. 2020. PANDUAN PRAKTIKUM (ONLINE) MIKROBIOLOGI


UMUM. Malang: UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG.

Lestari, P. B., Hartati, T. W. 2017. Mikrobiologi Berbasis Inkuiry. Malang: Penerbit


Gunung Samudera [Grup Penerbit PT Book Mart Indonesia].

Wardhani, Adeline K. 2020. IDENTIFIKASI MORFOLOGI DAN PERTUMBUHAN


BAKTERI PADA CAIRAN TERFERMENTASI SILASE PAKAN IKAN. Seminar
Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek (SNPBS) ke-V. p-ISSN: 2527-533.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai