Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DAN VIROLOGI

“TEKNIK BIAKAN MURNI”

DISUSUN OLEH:

NAMA : DESY WULANDARI BERUTU

NIM : 2248201012

DOSEN PENGEMPU : HELEN ANJELINA SIMANJUNTAK, S.Si ,


M.Si

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN SENIOR MEDAN

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Populasi mikroba yang ada dialam sekitar kita ini sangatlah besar dan cukup kompleks.
Beratus spesies mikroba menguasai setiap tubuh kita, alam disekitar kita baik itu tanah, air
maupun udara juga dihuni oleh kumulan mikroorganisme. Penelitian yang layak mengenai
mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan tehnik untuk memisahkan populasi
campuran yang rumit ini atau biasa dikenal dengan biakan campuran. Menjadi spesies yang
berbeda beda yang dikenal dengan istilah biakan murni. Biakan murni ini berawal dari satu
populasi sel saja yang semuanya berasal dari satu sel induk. Isolasi bakteri merupakan suatu cara
untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh
kultur atau biakan murni. ada beberapa cara umum yang dapat dilakukan dengan cara goresan
(steak plate), cara taburan atau tuang (pour plate), serta mikromanipulator (the micromanipulator
methods). Secara alami, bakteri di alam ditemukan dalam populasi campuran. Hanya dalam
keadaan tertentu saja populasi ini ditemukan dalam keadan tertentu saja populasi ini ditemukan
dalam keadaan murni . Untuk dapat mempelajari sifat biakan, morfologi, dan sifat faalinya, maka
organisme yang akan diteliti harus dapat dipisahkan. Ini berarti bahwa haruys ada biakan murni
yang hanya mengandung satu jenis bakteri saja. Persyaratan utama bagi isolasi dan kultuvasi
fage adalah harus adanya kondisi optimum untuk pertumbuhan organisme inangnya. Sumber
bakteriofag yang paling baik dan paling utama adalah habitat inangnya. Hal ini dilakukan dengan
sentifugasi atau filtrasi bahan sumbernya dan penambahan kloroform untuk membunuh sel-sel
bakterinya. Untuk memperoleh biakan murni dapat dilakukan pengenceran dengan menggunakan
bahan cair atau padat. Pada mulanya digunakan gelatin sebagai bahan pemadat. Teknik untuk
memperoleh biakan murni ada 3 cara, yaitu teknik penggoresan agar, teknik agar tuang dan
teknik agar sebar.

Pada dasarnya, di alam bebas tidak ada mikroorganisme yang dapat hidup sendiri dan
lepas dari spesies lainnya. Di laboratorium, supaya kita hanya mendapat satu spesies saja dalam
suatu biakan campuran maka dilakukanlah pembuatan media biakan murni.

1
Pembiakan adalah proses memperbanyak organisme dengan memberikankeadaan lingkungan
yang tepat. Menumbuhkan mikroorganisme adalahmembuat replika dari mikroorganisme
tersebut, dan memerlukan unsur-unsur yang ada dalam komposisi kimianya. Zat makanan harus
menyediakan unsur-unsur tersebut dalam bentuk yang dapat diakses secara metabolik.Biakan
murni adalah biakan yang hanya terdiri dari satu populasi jenismikroba yang semuanya berasal
dari satu sel induk. Isolasi bakteri artinya /memisahkan satu jenis bakteri dari biakan campuran
menjadi biakan murni.Untuk mengisolasi suatu spesies dikenal beberapa cara yaitu

metode cawan sebar (spread plate),metode cawan tuang (pour plate), metode cawan gores (streak
plate)

1.2 TUJUAN PERCOBAAN

1. untuk mengetahui prinsip dasar teknik biakan murni


2. untuk mengetahui metode yang digunakan dalam teknik biakan murni
3. untuk mengetahui tipe-tipe goresan pada metode cawan gores.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TEKNIK BIAKA N MURNI

2.1.1 PENGERTIAN TEKNIK BIAKAN MURNI

Secara alami mikroorganisme di alam ditemukan dalam populasi campuran, hanya


dalam keadaan tertentu saja populasi ini ditemukan dalam keadaan murni. Hal ini berarti bahwa
harus diperoleh biakan murni yang hanya mengandung satu macam mikroorganisme. Isolasi
mikroba adalah memisahkan mikroba satu dengan mikroba lain yang berasal dari campuran
berbagai mikroba. Mengisolasi mikroba dengan cara menumbuhkan (menanam) dalam medium
padat. Hal ini karena dalam medium padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni yang tetap
pada tempatnya.
Biakan murni merupakan suatu kultur yang terdiri dari satu macam mikroorganisme.
Teknik pengenceran suspensi bakteri dari sampel atau sumber isolat dari lingkungan dilakukan
sebagai upaya untuk mendapatkan kuantitas bakteri dalam jumlah yang dapat terhitung.
Sebelum mulai membiakan mikroba, pertama-tama kita harus mempertimbangkan
bagaimana cara menghindari kontaminan. Mikroba terdapat dimana-mana, tersebar di udara atau
pada permukaan suatu benda, oleh karena itu kita harus melakukan sterilisasi media, yang biasa
dilakukan dengan pemanasan. Hal ini perlu dilakukan untuk menghilangkan mikroba
kontaminan. Maka semua bahan dan alat yang bersentuhan dengan suatu biakan murni harus
steril. Teknik yang digunakan dalam pencegahan kontaminasi selama membuat dan mensterilkan
medium kultur disebut teknik aseptik. Penguasaan teknik ini diperlukan dalam keberhasilan
laboratorium mikrobiologi dan hal tersebut merupakan salah satu metode permulaan yang
dipelajari oleh ahli mikrobiologi pemula
Teknik biakan murni (cara menyendirikan piaraan murni). Di alam bebas tidak ada
mikroba yang hidup tersendiri dan terlepas dari spesies yang lain. Dalam teknik biakan murni
pembiakan dan isolasi kultur murni dilakukan dengan cara mikroorganisme dibiakkan di
laboratorium pada bahan nutrient yang disebut medium. Banyak sekali medium yang tersedia,
macamnya yang dipakai bergantung kepada banyak faktor, salah satu diantaranya ialah macam

3
mikroorganisme yang akan ditumbuhkan.dengan menginokulasi medium nutrient agar. sel-sel
itu akan terpisah sendiri-sendiri. Setelah inkubasi, sel-sel mikroba individu itu memperbanyak
diri sedemikian cepatnya sehinggadi dalam waktu 21 jam terbentuklah masa sel yang dapat
dilihat dan dinamakan koloni. setiap koloni yang berlainan dapa tmewakili macam
mikroorganisme yang berbeda-beda, setiap koloni agaknya merupakan biakan murni satu macam
mikroorganisme. jika dua sel mikroba pada inoculum asal terlalu berdekatan letaknya pada
medium agar, maka koloni yang terbentuk dari masing-masing sel dapat bercampur dengan
sesamanya atau paling tidak bersentuhan, jadi masasel yang dapat diamati itu bukanlah suatu
biakan murni. tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan murni, tetapi juga
bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar.

Media pertumbuhan mikroorganisme secara mikrobiologi adalah suatu bahan yang


terdiri dari campuran zat-zat makanan nutrisi yang diperlukan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya. mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil
yang dirakit untuk menyusun komponen sel. media biakan yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme dalam bentuk padat, semi padat dan cair.
Tujuan teknik biakan murni adalah untuk mendapatkan 1 jenis mikroorganisme yang
diinginkan, untuk selanjutnya diidentifikasi dan klasifikasi.
Prinsip : Pengenceran
Rumus : V1N1. V2N2
Keterangan V1 : Volume larutan yang diambil dari tabung pertama (A)
V2 : Volume total larutan pada tabung kedua (B)
N1 : Konsentrasi Larutan Pada Tabung A
N2 : Konsentrasi Larutan Pada Tabung B

2.1.2 TEKNIK BIAKAN MURNI


Teknik biakan murni untuk suatu spesies dikenal dengan berbagai cara, yaitu:
a. Spread plate method (metode cawan sebar/ tebar)
Teknik spread plate merupakan teknik isolasi mikroba dengan cara mengambil kultur
bakteri dalam jumlah tertentu kemudian meratakan menggunakan batang spreader.
b. Pour plate method (metode cawan tuang)

4
Teknik pour plate merupakan teknik isolasi bakteri dengan cara menuangkan suspensi
bakteri pada media yang belum memadat pada suhu (>450C), hal ini bertujuan agar bakteri
bisa tumbuh tidak hanya di permukaan namun juga di dalam medium agar, supaya ada
bakteri yang tumbuh di kondisi kaya akan O2 dan pada kondisi minim O2.
Dengan penuangan Robert Koch (1843-1905) mempunyai metode yang lain, yaitu
dengan mengambil sedikti sampel campuran bakteri yang mudah diencerkan, dan sampel ini
kemudian di sebar di dalam suatu medium yang terbuat dari kaldu dan gelatin encer. Dengan
demikian dia memperoleh suatu piaraan adukan. Setelah medium tersebut mengental maka
selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni-koloni yang masing-masing dapat
dianggap murni. Dengan mengulang pekerjaan di atas, maka akhirnya akan diperoleh piaraan
murni yang lebih terjamin.Ada beberapa metode yang biasanya dilakukan untuk menanam
biakan di dalam medium diantaranya adalah (Lay, 1994)

Metode cawan tuang cara lain untuk memperoleh biakan koloni murni dari populasi
campuran mikroorganisme ialah dengan mengencerkan eksperimen dalam medium agar yang
telah dicairkan dan didinginkan yang kemudian di cawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba
di dalam eksperimen pada umumnya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu
dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnyya satu di antara cawan –cawan tersebut
mengandung koloni-koloni terpisah baik di atas permukaan maupun di dalam agar. Metode ini
memboroskan waktu dan bahan namun tidak memerlukan keterampilan yang terlalu
tinggi.Proses pemisahan/pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua
pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu
populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Teknik tersebut dikenal
dengan Isolasai Mikroba.

c. Streak plate methode (metode cawan gores)


Teknik cawan gores merupakan teknik isolasi bakteri yang umumnya digunakan untuk
memisahkan bakteri jenis satu dengan yang lain yang biasanya digunakan untuk memurnikan
suatu isolat bakteri dan meremajakan. Teknik ini yaitu mengambil suspensi bakteri menggunakan
jarum ose secara aseptis dan digoreskan dipermukaan media agar.

5
Cara ini lebih menguntungkan bila ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi
memerlukan keterampilan yang diperoleh dari latihan. Penggoresan yang sempurna akan
menghasilkan koloni yang terpisah. Tetapi kelemahan cara ini adalah bakteri-bakteri anaerob
tidak dapat tumbuh. Ada beberapa teknik penggesekan, yakni:

- Goresan T
- Goresan kuadran
Bila metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme,
dimana setiap koloni berasal dari satu sel.
- Goresan radian
- Goresan sinambung

Metode ini mempunyai dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu. Namun untuk
memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan yang biasanya
diperoleh dari pengalaman.

6
Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan
terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum sekali
dilakukan adalah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik-baiknya untuk digores
sehingga pengenceran mikroorganisme menjafi kurang lanjut dan cenderung untuk menggunakan
inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel-sel yang digores.

Isolasi harus memperhatikan hal penting, yaitu:

- Sifat spesies mikroba yang akan diisolasi.


- Tempat hidup atau asal mikroba.
- Medium untuk pertumbuhan yang sesuai.
- Cara menanam mikroba tersebut.
- Cara inkubasi mikroba.
- Cara menguji bahwa mikroba yang diisolasi telah berupa biakan murni dan sesuai dengan
yang dimaksud.
- Cara memelihara agar mikroba yang telah diisolasi tetap merupakan biakan murni.
Mikroorganisme yang dibiakan mengalami beberapa fase pertumbuhan, yaitu:
- Fase Lag
Setelah inokulasi, terjadi peningkatan ukuran sel, mulai pada waktu sel tidak atau sedikit
mengalami pembelahan. Fase ini, ditandai dengan peningkatan komponen makromolekul,
aktivitas metabolik, dan kerentanan terhadap zat kimia dan faktor fisik.
- Fase Log atau Pertumbuhan Eksponensial
Pada fase eksponensial atau logaritmik, sel berada dalam keadaan pertumbuhan yang
seimbang. Selama fase ini, masa dan volume sel meningkat oleh faktor yang sama dalam arti
rata-rata komposisi sel dan konsentrasi relatif metabolit tetap konstan.
- Fase Stasioner
Pada saat digunakan kondisi biakan rutin, akumulasi produk limbah, kekurangan nutrien,
perubahan pH, dan faktor lain yang tidak diketahui akan mendesak dan mengganggu biakan,
mengakibatkan penurunan kecepatan pertumbuhan. Selama fase ini, jumlah sel yang hidup

7
tetap konstan untuk periode yang berbeda, bergantung pada bakteri, tetapi akhirnya menuju
periode penurunan populasi.
- Fase Penurunan Populasi atau Fase Kematian
Pada saat medium kehabisan nutrien maka populasi bakteri akan menurun jumlahnya, Pada
saat ini jumlah sel yang mati lebih banyak daripada sel yang hidup.

2.2 JAMUR
Jamur adalah organisme kecil, umunya mikroskopis, eukariotik, berupa filament
(bening), bercabang, menghasilkan spora, tidak mempunyai klorofil, dan mempunyai dinding sel
yang mengandung kitin, selulosa atau keduannya.
Jamur atau fungi hidup diantara jasad hidup (biotik) atau mati (abiotik), dengan sifat hidup
heterotrop (organisme yang hidupnya tergantung dari organisme lain) dan saprofit (organisme
yang hidup pada zat organik yang tidak diperlukan lagi atau sampah). Jamur merupakan
organisme yang mempunyai inti sel, dapat membentuk spora, tidak berkrolofil, terdapat benang –
benang tunggal atau benang – benang yang bercabang dengan dinding selulosa atau khitin
(Suarnadwipa, et al., 2008). Jamur benang atau biasa disebut jamur merupakan organisme
anggota Kingdom Fungi dan tubuh jamur berupa benang yang disebut hifa, sekumpulan hifa
disebut miselium.
Jamur diklasifikasikan menjadi 5 divisi yang berbeda yaitu yaitu Chytridiomycota, Zygomycota,
Glomeromycota, Ascomycota, dan Basiodiomicota. Pengelompokan jamur ini didasarkan pada
adanya perbedaan cara perkembangbiakan seksualnya.

Purifikasi isolat jamur dilakukan untuk memperoleh koloni murni dari isolat
jamur tanpa ada kontaminan atau mikroba lainnya. Pemurnian dilakukan dengan
menginokulasi isolat jamur menggunakan metode titik ke dalam media PDA. Media PDA
dituang hingga menutupi permukaan cawan petri. Diambil sedikit hifajamur dari koloni
jamur hasil isolasidengan menggunakan jarum ose yang telah dipanaskan diatas nyala api
bunsen. Kemudian dipindahkan kedalam media PDA yang baru dengan menggunakan metode
titik. Setelah itu pinggiran dari cawan petri ditutup menggunakan plastic wrap dan diberi label
kode isolat pemurnian dan dimasukkan kedalam inkubator dengan suhu 25-27 oC.

8
JAMUR SACCHAROMYCES CEREVICIAE
Klasifikasi

Menurut Agustining (2012) klasifikasi Saccharomyces cerevisiae adalah sebagai berikut.

- Kingdom : Fungi
- Filum : Ascomycota
- Subfilum : Saccharomycotina
- Kelas : Saccharomycetes
- Ordo : Saccharomycetales
- Famili : Saccharomycetaceae
- Genus : Saccharomyces
- Spesies : Saccharomyces cerevisiae

Saccharomyces cerevisiae merupakan khamir yang dikenal dimasyarakat umum sebagai


ragi tape dengan fungsi sebagai fermentor dalam industri rumahan. Khamir mampu tumbuh
pada media limbah atau bahkan bahan buangan. Salah satu bahan buangan yang mampu
dimanfaatkan sebagai media pertumbuhan khamir ialah limbah air kelapa. Penggunaan
air kelapa sebagai media perbanyakan khamir sudah banyak di gunakan pada beberapa jenis
khamir. Unsur karbon dalam air kelapa berupa karbohidrat sederhana seperti glukosa,
sukrosa, fruktosa, inositol, dan sorbitol sehingga mudah digunakan sebagai media
pertumbuhan S. cerevisiae. Air kelapa juga mengandung protein, mineral, vitamin B,
dan vitamin C . Hal ini di ini memungkinkan bahwa air kelapa mampu menjadi media
alternatif yang dapat digunakan dalam menumbuhkan S. cerevisiae secara massal dan lebih
ekonomis.

Saccharomyces cerevisiae dapat menghasilkan enzim ekstraseluler salah satu contoh


enzim yang di hasilkan yaitu Katalase. Pada penelitian dilakukan beberapa uji dari
Saccharomyces cerevisiae, salah satu pengujiannya yaitu katalase, dari hasil pengujian,
khamir dapat mereduksi peroksida, secara kualitatif dilakukan dengan cara 3% hidrogen
peroksida diteteskan pada isolat khamir.

9
Saccharomyces cereviciae secara morfologi hanya membentuk blastospora yang
berbentuk bulat lonjong, silindris, oval atau bulat telur yang dipengaruhi oleh starinnya.
Berkembang biak dengan membelah diri melalui “budding cell”. Saccharomyces cereviciae
tumbuh baik pada suhu 30oC dan pH 4,8. Saccharomyces cereviciae yang mempunyai
kemampuan fermentasi telah lama dimanfaatkan untuk pembuatan berbagai produk makanan
dan sudah banyak digunakan sebagai probiotik.

2.3 BAKTERI

Bakteri adalah organisme prokariotik yang umumnya tidak mempunyai klorofil, dan
produksi aseksualnya terjadi melalui pembelahan sel. Bakteri pada umumnya merupakan
makhluk hidup yang juga memiliki DNA, akan tetapi DNA bakteri tidak berada pada nukleus
yang juga tidak mempunyai membran sel. DNA ekstrakromosomal dari bakteri tergabung
menjadi satu plasmid yang berbentuk kecil dan sirkuler ( Jawetz, 2004) . Menurut Dwidjoseputro
(1985) Ukuran sel bakteri pada umumnya adalah 0,5-1,0 µm, dan mempunyai tiga bentuk dasar
yaitu bulat atau kokus, batang atau Bacillus, dan bentuk spiral.
Bakteri memiliki peran penting dalam bidang kesehatan. Beberapa bakteri digunakan
dalam produksi obat-obatan, seperti antibiotik, yang dapat membunuh atau menghambat
pertumbuhan bakteri patogen dalam tubuh manusia. Bakteri juga digunakan dalam proses
fermentasi makanan dan minuman, seperti yoghurt dan anggur

Secara umum, bakteri berbahaya biasanya menjadi salah satu faktor penyebab penyakit.
Salah satu bakteri penyebab penyakit yang paling populer adalah Staphylococcus epidermidis,
yang biasanya muncul dari interaksi berbagai jaringan tubuh. Bakteri Staphylococcus tidak
hanya menginfeksi jaringan tubuh secara langsung, tetapi juga secara tidak langsung
menyebabkan penyakit dengan menghasilkan toksin yang menyebabkan keracunan makanan dan
sindrom syok toksik.

Identifikasi bakteri dapat dilakukan dengan dua cara baik secara morfologi ataupun
secara fisiologi, identifikasi yang dilakukan secara morfologi dapat meliputi bentuk koloni,
struktur koloni, bentuk sel, ukuran sel, dan pewarnaan bakteri. Pengamatan morfologi kemudian
dapat dibagi lagi menjadi dua yaitu pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis, pengaman
makroskopis dilakukan dengan cara mengamati mikroorganisme pada bagian-bagian yang
nampak dan dapat dilihat dengan mata telanjang, seperti bentuk koloni, tepian koloni, elevasi

10
koloni dan permukaan koloni (Cappucino & Sherman, 1987). Sedangkan pengamatan
mikroskopis digunakan pada saat ingin mengamati pergerakan, dan pembelahan secara biner,
mengamati bentuk dan ukuran sel yang alami, yang pada saat mengalami fiksasi panas serta
selama proses pewarnaan mengakibatkan beberapa perubahan. Pengamatan secara fisiologi dapat
dilakukan dengan uji biokimia, pengamatan fisiologi dapat dilakukan dengan cara pengujian
seperti fermentasi karbohidrat, pengujian Metyl red, pengujian Vogest Paskauer, pengujian
oksidase, pengujian protease dan lain-lain.

2.3.1 BAKTERI STAPHYLOCOCCUS EPIDERMIDIS

Staphylococcus epidermidis adalah salah satu mikroorganisme yang terletak pada kulit
manusia dan permukaan mukosa dengan kemampuan menyebabkan infeksi nosokomial karena
penggunaan yang luas dari implan dan perangkat medis. Staphylococcus epidermidis dianggap
sebagai patogen oportunistik yaitu tidak menyebabkan penyakit pada orang dengan sistem
kekebalan tubuh yang normal, akan tetapi dapat menyerang orang dengan sistem kekebalan
tubuh yang lemah. Staphylococcus epidermidis memproduksi biofilm berupa susunan matriks
polimerik yang dapat melekat pada permukaan inert atau hidup. Biofilm berfungsi untuk
melindungi sel-sel bakteri terhadap mekanisme pertahanan inang dan agen antimikroba.
Kemampuan bakteri Staphylococcus epidermidis dalam membentuk lapisan biofilm pada
perangkat prostetik menjadi faktor utama timbulnya infeksi.

Klasifikasi bakteri Staphylococcus epidermidis

Staphylococcus epidermidis (Garrity, 2004: 24-187)

Domain : Bacteria

Filum : Firmicutes

Kelas : Bacilli

Bangsa : Bacillales

Suku : Staphylococcaceae

11
Marga : Staphylococcus

Jenis : Staphylococcus epidermidis

Staphylococcus epidermidis merupakan bakteri gram positif, kokus berkelompok tidak


teratur, koloni berwarna putih bakteri ini tumbuh optimum pada suhu 30 oC -37oC. koloni pada
pembenihan padat berbentuk bulat halus,menonjol, berkilau, tidak menghasilkan pigmen,
berwarna putih porselen sehingga Staphylococcus epidermidis disebut Staphylococcus albus.
Staphylococcus epidermidis terdapat pada kulit, selaput lendir dan luka. Dapat menyebabkan
penyakit melalui kemampuannya berkembang biak dan menyebar luas dalam jaringan. Bakteri
ini memiliki ciri-ciri morfologi yaitu tidak bespora, tidak motil, warna koloni putih susu atau
agak krem, bentuk koloni bulat, tepian timbul, serta sel berbentuk bola, diameter 0,5-1,5 μm dan
bersifat anaerob fakultatif. Staphylococcus epidermidis dapat menyebabkan infeksi kulit ringan
yang disertai dengan pembentukan abses. Staphylococcus epidermidis adalah bakteri cocci gram
positif koagulase negatif yang membentuk kelompok. Ini juga merupakan anaerob katalase-
positif dan fakultatif. spesies Staphylococcus negatif-koagulase paling umum yang hidup di kulit
manusia. Dalam lingkungan alaminya seperti kulit atau mukosa manusia, mereka biasanya tidak
berbahaya. Sering kali, spesies staph koagulase-negatif ini menyerang tubuh manusia melalui
perangkat prostetik.

Staphylococcus epidermidis adalah salah satu penyebab paling umum dari infeksi nosokomial,
dengan tingkat infeksi setinggi Staphylococcus aureus. Staphylococcus masuk ke jaringan lokal
atau ke dalam aliran darah melalui luka kulit.

BAB III

12
METODE PRAKTIKUM

3.1 LOKASI PERCOBAAN

Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Program Studi Farmasi Sekolah


Tinggi Ilmu Kesehatan Senior Medan.

3.2 ALAT DAN BAHAN

Alat : cawan petri, tabung reaksi, pipet serologi, pro pipet, jarum ose bengkok, hockey stick,
spatula dan vortex.

Bahan : Media Potato Dextrose Agar (PDA), media Nutrient Agar (NA), biakan campuran,
aquadest steril, alkohol 70% dan wipol.

3.3 PROSEDUR PERCOBAAN

Media yang digunakan ada dua jenis yaitu:


1. NA untuk mengkultur tunggal bakteri
2. PDA untuk mengkultur tunggal jamur
Bakteri yang digunakan adalah :
1.Pada PDA Sacharomyces cereveciae
2.Pada NA Staphylococus epidermidis

a.Sterilisasi
Sebelum melakukan praktikum, disterilkan area kerja dengan menggunakan wipol dan
tangan dengan alkohol 70%.
b. Metode Cawan Gores
Disiapkan sebuah cawan petri steril, kemudian dituang media NA ke dalam petri secara
aseptis. Diratakan dengan memutar membentuk angka 8, lalu dibiarkan memadat. Diambil 1 ose
bakteri yang telah ditentukan dari biakan campuran, kemudian diinokulasi kedalam media NA

13
tadi yang telah memadat dengan cara menggores sesuai tipe goresan yang diinginkan (sinamung,
radian, kuadran, tipe goresan T). Lalu dibungkus dengan kertas pembungkus, diinkubasi selama
1x24 jam, diamati goresan yang terbentuk.
Prosedur Metode Cawan Gores (Streak Plate)
 Sterilisasi alat dan bahan yang akan digunakan
 Dimasukkan media steril kedalam cawan petri, lalu lalu dihomogenkan perlahan-lahan
dengan membentuk angka 8, dan didiamkan sampai memadat
 Diambil 1 ose biakan mikroba yang akan dimurnikan, lalu digoreskan pada media yang
telah memadat.
 Dibungkus dengan plastik wrap atau kertas steril
 Diinkubasi dalam inkubator pada suhu optimum (37oC), selama 24 jam
 Diamati pertumbuhan koloni dan hitung.

d. Metode Cawan Tuang


Dari pengenceran 10-1, diambil larutan sebanyak 0,1 ml, kemudian dimasukkan kedalam
media NA cair yang terdapat didalam tabung secara aseptis. Suhu media NA sebaiknya berkisar
45-50oC. Kemudian media NA divortex agar homogen. Dituang media yang telah berisi suspensi
bakteri kedalam cawan petri steril. Diratakan dengan memutar membentuk angka 8, lalu
dibiarkan. memadat. Lalu dibungkus dengan kertas pembungkus, diinkubasi selama 1 x24 jam,
diamati dan dihitung jumlah koloni yang tumbuh.
 Metode Tuang cara 2
- Diambil 1 ml suspensi pengenceran pengenceran 10-3, dimasukkan kedalam tabung
reaksi steril
- Dimasukkan 9 ml media cair
- Divortex sampai homogen dengan kecepatan 2500 rpm selama 1 menit
- Dituangkan kedalam cawan petri steril dan dihomogenkan membentuk angka 8
- Dibungkus dengan plastik wrap atau kertas steril
- Diinkubasi dalam inkubator pada suhu optimum (37oC), selama 24 jam
- Diamati pertumbuhan koloni dan hitung
-

BAB IV

14
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

Pada Percobaan biakan murni tahap pertama yang harus dilakukan adalah sterilisasi alat dan
bahan.Adapun alat-alat yang disterilisasi harus menggunakan oven

Gambar 1. Alat-alat yang disterilisasi

Tahap selanjutnya adalah proses penuangan media. Media yang digunakan adalah media NA dan
PDA.

15
1 2

Gambar 2. Proses penuangan media 1. Media PDA, 2. Media NA

selanjutnya adalah pengambilan bakteri SE untuk metode gores. Proses pengembilan


bakteri dan proses metode cawan gores dapat diliat pada Gambar 3.

1 2

Gambar 3. Metode Cawan Gores 1. Pengambilan bakteri, 2. Penggoresan bakteri


pada media

Tahap selanjutnya yaitu metode cawan sebar. Proses pengambilan Jamur Sc dan proses
penyebaran jamur dapat dilihat pada gambar 4.

16
1 2 3

Gambar 4. Metode Cawan Sebar 1. Proses pengenceran Kembali hingga


pengenceran 10−6 , 2. Pengambilan sebanyak 1 ml dari pengenceran 10−6 , 3.
Memasukkan 1 ml kedalam cawan petri, 4. Penyebaran menggunakan hockey stick
hingga merata pada semua media

Tahap berikutnya adalah pembungkusan media dengan plastic wrap dan di inkubasi dalam
incubator.

17
1 2 3
Gambar 5. Proses pembungkusan dan inkubasi media 1. Proses pembungkusan media
PDA, 2. Proses pembungkusan media NA, 3. Proses inkubasi media PDA dan NA

Selanjutnya adalah hasil yang didapat dari metode cawan gores dan cawan sebar.
Dokumentasi dapat dilihat pada gambar 6.

1 2
Gambar 6. Hasil Praktikum Teknik biakan murni 1. Hasil pada media NA, 2. Hasil
pada media PDA

18
Pada media PDA metode yang dilakukan seharusnya adalah metode tuang2, tetapi adanya
kesalahan prosedur yang dilakukan akhirnya menggunakan metode sebar. Terdapat 3
spesies yaitu;

No SPESIES BENTUK JUMLAH KOLONI


.
1. Spesies 1 Berbentuk bulat dengan tengah 33
berwarna kuning
2. Spesies 2 Berbentuk serabut 5
3. Spesies 3 Berbentuk Spora 1

Spesies pertama berbentuk bulat dengan tengah berwarna kuning, Spesies kedua
berbentuk serabut , dan Spesies ketiga berbentuk spora besar.

Untuk media NA, hanya terdapat 1 jenis spesies bakteri dan perhitungannya sebagai
berikut;
1 6
33 x −6 = 33 x 10
10

4.2 PEMBAHASAN

Kultur murni bakteri dilakukan setelah bakteri-bakteri tumbuh.Kultur murni ini di


maksudkan untuk membedakan jenis-jenis bakteri sesuai dengan warna yang ada .Kultur
mikrobiologi, adalah suatu metode memperbanyak mikroba pada media kultur dengan
pembiakan di laboratorium yang terkendali. Seringkali berguna untuk mengisolasi kultur murni
dari mikroba. Kultur murni (atauaxenic) adalah populasi dari sel-sel atau organisme multisel
yang tumbuh tanpakehadiran yang lainnya.Setelah di kultur media kemudian didiamkan lagi
sampai bakteri-bakteri tumbuh.9

19
Dalam Praktikum Teknik biakan murni denngan sampel Bakteri Staphylococcus epidermidis
dan Jamur Saccharomyces cerevisiae seharusnya menggunakan metode cawan gores dan cawan
tuang2, tetapi akan adanya kesalahan prosedur yang kelompok kami lakukan, sehingga kami
menggunakan metode cawan gores dan cawan sebar.

Pada prinsipnya metode cawan gores merupakan salah satu teknik untuk mengisolasi dan
memperoleh koloni murni dari mikroorganisme yang diinginkan. Metode ini menggunakan alat
kawat ose yang biasanya terbuat dari platina atau logam lain yang tahan panas. Sedangkan
metode cawan sebar juga merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam praktikum untuk
mengisolasi dan memperoleh koloni murni dari mikroorganisme yang diinginkan. Metode ini
melibatkan penyebaran sampel mikroorganisme yang telah diencerkan secara seragam pada
permukaan media agar dalam cawan petri.

Pada hasil, media PDA terkontaminasi terbukti dari terdapatnya beberapa spesies yang
berbeda jenis. Pada media NA tidak terkontaminasi oleh bakteri lain.9

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

20
5.1 KESIMPULAN

Kesimpulan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

Teknik kultur murni merupakan metode untuk mengisolasi dan memperoleh mikroorganisme
murni atau tunggal dalam praktek mikrobiologi.

Metode kultur murni seperti metode cawan gores dan metode cawan sebar memungkinkan
isolasi koloni murni dari sampel yang mengandung campuran mikroorganisme. Dalam isolasi
biakan murni, karakteristik dan perilaku mikroorganisme dapat dipelajari dengan lebih tepat.

Setelah di kultur maka bakteri-bakteri akan tumbuh di media kultu rmurni (atau axenic)
adalah populasi dari sel-sel atau organisme multisel yangtumbuh tanpa kehadiran yang lainnya.

Penggunaan teknik biakan murni sangat penting dalam penelitian mikrobiologi dalam
identifikasi dan karakterisasi mikroorganisme baru, dalam studi interaksi mikroorganisme
dengan lingkungan, dalam pengembangan obat-obatan atau bahan bioteknologi, dan dalam
memantau kelestarian lingkungan. karakteristik fisiologis dan genetik mikroorganisme.

Metode cawan gores: merupakan metode yang relatif sederhana dan cepat untuk isolasi
murni mikroorganisme. Pada metode ini, sampel mikroorganisme dioleskan berulang kali pada
media agar dengan menggunakan goresan steril. Koloni murni dapat diisolasi dan ditandai
dengan goresan berulang.

Metode cawan: Metode spread plate juga merupakan cara yang efektif untuk
mendapatkan biakan murni mikroorganisme. Pada metode ini, sampel mikroorganisme yang
telah diencerkan disebarkan secara merata pada permukaan media agar dalam cawan petri.
Setelah inkubasi, koloni murni tumbuh dan dapat diisolasi.

Selama praktek Teknik biakan murni memerlukan kehati-hatian dalam menjaga


kebersihan dan sterilisasi. Kontaminasi silang dapat mengganggu hasil isolasi dan memberikan
data yang tidak akurat.

21
5.2 SARAN

Adapun saran untuk praktikum teknik biakan murni adalah ;

1. Perhatikan Kebersihan dan Sterilisasi: Pastikan area kerja, peralatan, dan bahan-bahan yang
digunakan steril sebelum dimulainya praktikum. Gunakan teknik aseptik yang tepat, seperti
memanaskan alat-alat yang digunakan, menggunakan api Bunsen untuk sterilisasi, dan
menggunakan sarung tangan steril.
2. Lebih paham dengan prosedur yang akan dilakukan agar tidak melakukan kesalahan prosedur

DAFTAR PUSTAKA

Hibbing, M.E., Fuqua, C., Parsek, M.R. and Peterson, S.B.,

22
2010. Bacterial competition: Surviving and thriving

in the microbial jungle. Nature Review Microbiology,

8(1), pp.15–25.

Ghoni, Achmad.2013.”Isolasi dan Inokulasi Bakteri”.http://www.nvtech.ac.id/

isolasi-dan inokulasi bakteri/2007/com.(Diakses 23November 2014)

Trie. Wahyuni. 2012.Laporan Mikrobiologi Pembuatan Biakan.

http://itatrie.blogspot.com/2012/10/laporan-mikrobiologi-pembuatan-biakan.html Diakses

pada 09 November 2019Dwidjoseputro, D. 2005.Dasar-dasar Mikrobiologi..

Pelczar. 2007. Analisis Mikroba pada Inokulasi. Edisi Kelima Erlangga Jakarta

Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar : Makassar.

Hussain M, Herrmann M, von Eiff C, Perdreau-Remington F, Peters G. A 140-kilodalton


extracellular protein is essential for the accumulation of Staphylococcus
epidermidis strains on surfaces. Infect Immun 1997;65:519–524. [PubMed: 9009307]

Fitri L, Yekki Yasmin. 2011. Isolasi dan Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri
Kitinolitik. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi Vol. 3(2): 20-25
Fitri L, Yekki Yasmin. 2011. Isolasi dan Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri
Kitinolitik. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi Vol. 3(2): 20-25
Fitri L, Yekki Yasmin. 2011. Isolasi dan Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri
Kitinolitik. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi Vol. 3(2): 20-25
Fitri L, Yekki Yasmin. 2011. Isolasi dan Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri

23
Kitinolitik. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi Vol. 3(2): 20-25
Isolasi bakteri merupakan proses pengambilan bakteri dari medium atau
lingkungan asalnya, dan menumbuhkan pada medium buatan sehingga
diperoleh biakan atau kultur murni.
2. Pengisolasian dilakukan dengan menggunakan beberapa sampel, yaitu
sampel tanah, air laut, dan biota laut.
3. Isolasi mikroba dengan cara pengenceran terdiri dari teknik preparasi
suspensi dan teknik pengenceran bertingkat. Setelah teknik pengenceran
bertingkat, dilanjutkan dengan teknik penanaman.
4. Pada teknik penanaman terdiri dari spread plate (agar tabung ulas) dan pour
plate (agar tuang).
5. Dilakukannya teknik pengenceran bertingkat dengan tujuan untuk
memperkecil jumlah isolat yang tersuspensi di dalam cairan, sehingga
mempermudah identifikasi mikroba
Isolasi bakteri merupakan proses pengambilan bakteri dari medium atau
lingkungan asalnya, dan menumbuhkan pada medium buatan sehingga
diperoleh biakan atau kultur murni.
2. Pengisolasian dilakukan dengan menggunakan beberapa sampel, yaitu
sampel tanah, air laut, dan biota laut.
3. Isolasi mikroba dengan cara pengenceran terdiri dari teknik preparasi
suspensi dan teknik pengenceran bertingkat. Setelah teknik pengenceran
bertingkat, dilanjutkan dengan teknik penanaman.
4. Pada teknik penanaman terdiri dari spread plate (agar tabung ulas) dan pour
plate (agar tuang).
5. Dilakukannya teknik pengenceran bertingkat dengan tujuan untuk
memperkecil jumlah isolat yang tersuspensi di dalam cairan, sehingga
mempermudah identifikasi mikroba

24
Fitri L, Yekki Yasmin. 2011. Isolasi dan Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri
Kitinolitik. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi Vol. 3(2): 20

WALKER, L. J.; ALDHOUS, M. C.; DRUMMOND, H. E.; SMITH, B. R. K.; NIMMO, E. R.;
ARNOTT, I. D. R.; SATSANGI, J. (2004-03).  "Anti-Saccharomyces cerevisiae
antibodies (ASCA) in Crohn's disease are associated with disease severity but not
NOD2/CARD15 mutations". Clinical and Experimental Immunology. 135 (3): 490–496.

Jayus, J., Noorvita, I.V., Nurhayati. (2016 ). Produksi Bioetanol oleh Saccharomyces Cerevisiae
Fncc 3210 pada Media Molases dengan Kecepatan Agitasi dan Aerasi yang Berbeda.
Jurnal Agroteknologi vol.10( 02): 184 – 192

Murtiningsih S, Nurbaeti SN, Kusharyanti I. Efektivitas gel antijerawat ekstrak metanol daun
pacar air (Impatiens balsamina L.) terhadap bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus
epidermidis secara in vitro.
Journal of Tropical Pharmacy and Chemistry. 2014. 2(4):225-234.
https://doi.org/10.25026/ jtpc.v2i4.68.

Darojah, P., 2019, ‘Pengaruh asap cair berbagai konsentrasi terhadap viabilitas Staphylococcus
epidermidis’, Skripsi, Semarang, Universitas Diponegara. Diakses pada tanggal 1
Desember 2018. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/medico/article/view/23370.

25

Anda mungkin juga menyukai