Anda di halaman 1dari 39

ISOLASI MIKROBA lia ardyta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mikroba seperti makhluk hidup lainnya memerlukan nutrisi pertumbuhan. Pengetahuan akan nutrisi pertumbuhan ini akan membantu di dalam mengkultivasi, mengisolasi dan

mengidentifikasi mikroba. Mikroba memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda-beda di dalam persyaratan pertumbuhannya. Ada mikroba yang bisa hidup hanya pada media yang mengandung sulfur dan ada pula yang tidak mampu yang hidup dan seterusnya. Karakteristik bermacam-

persyaratan pertumbuhan mikroba inilah

menyebabkan

macamnya mediapenunjang pertumbuhan mikroba. Media adalah substansi yang memenuhi kebutuhan nutrisi mikroorganisme. Populasi mikroorganisme dialam tidak terpisah menjadi spesies-spesies tersendiri, melainkan merupakan populasi campuran dari berbagai mikroorganisme atau disebut juga biakan campuran. Populasi campuran tersebut dapat dipisahkan menjadi kultur murni yang mengandung hanya satu mikroorganisme saja dilaboratorium. Teknik pemisahan tersebut dikenal sebagai teknik isolasi, gunanya untuk mempermudah pengamatan terhadap sifat-sifat setiap jenis mikroorganisme yang diinginkan. Di dalam bidang ilmu mikrobiologi, untuk dapat menelaah bakteri khususnya dalam skala laboratorium, maka terlebih dahulu kita harus dapat menumbuhkan mereka dalam suatu biakan yang mana di dalamnya hanya terdapat baktri yang kita butuhkan tersebut tanpa adanya kontaminasi dari mikroba lain. Biakan yang semacam ini biasanya dikenal dengan istilah biakan murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah di mengerti jenis- jenis nutrien yang disyaratkan bakteri dan juga macam ligkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhan bakteri tersebut. B. Rumusan masalah Rumusan masalah dalam melakukan praktikum ini adalah :

1.

bagaimana metode-metode yang dilakukan dalam memisahkan mikroba tertentu dari populasi campurannya dan mendapatkan kultur murni ?

2.

bagaimana karakteristik mikroba yang tumbuh pada kultur murni ?

C. Tujuan Tujuan dalam melakukan praktikum ini adalah : 1. Untuk mengetahui metode-metode dalam memisahkan mikroba tertentu dari populasi campurannya dan mendapatkan kultur murni. 2. Untuk mengetahui karakteristik mikroba yang tumbuh pada kultur murni.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Mikroorganisme adalah sumber enzim yang paling banyak digunakan dibandingkan dengan tanaman dan hewan. Sebagai sumber enzim, mikroorganisme lebih menguntungkan karena

pertumbuhannya cepat, dapat tumbuh pada substrat yang murah, lebih mudah ditingkatkan hasilnya melalui pengaturan kondisi pertumbuhan dan rekayasa genetik, serta mampu menghasilkan enzim yang ekstrim (Buckle,2003:78 ). Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, suubstrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, kapng dan sebagainya. Populasi dari mikroba yang ada di linkungan ini sangatlah beraneka ragam sehinga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni yang tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk menngisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah resisten terhadap suatu antibiotik. Atau untuk mengetahui mikroba yang dipakai untuk bioremediasi holokarbon (Ferdiaz, 1992:321). Isolasi mikroba berarti memisahkan satu jenis mikroba dari biakkan campuran menjadi biakan murni. (populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel individu). Mikroorganisme dibiakkan dilaboratorium pada bahan nutrien yang disebut medium. Banyak sekali medium yang tersedia, macamnya yang dipakai bergantung pada beberapa faktor salah satu diantaranya ialah macam organisme yang akan ditumbuhkan (Schegel, 1994 :41). Ada beberapa metode dalam mengisolasi bakteri, fungi dan khamir (miroorganisme) yaitu dengan menggunakan metode gores, metode tuang, metode sebara, metode pengenceran serta micromanipulator.

Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah teknik cawan dan cawan gores. Kedua metode ini berdasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan mikroorganisme sedemikian rupa sehingga tiap individu spesies dapat dipisahkan dengan lainnya (Hadioetomo, 1993 :17). Metode piringan tuangan (pour-plate metod) pertama kali mengadakan piaraan biasanya diperoleh dari piaraan campuran, piaraan pertama disebut primary culture dan sifatnya murni. Piaraan semacam ini dapat disimpan tetapi harus diadakan peremajaan dengan memindahkannya ke medium baru yang disebut piaraan turunan (Sub-culture) yaitu piaraan yang diperoleh dari piaraan pertama. Persyaratan utama bagi isolasi dan kultivasi fage ialah harus adanya kondisi optimum untuk pertumbuhan organisme inangnya. Sebelum diinokulasi tangan dan tempat kerja disemprot dengan alkohol dengan menggunakan metode aseptik, jarum inokulasi disterilkan dengan membakarnya, dengan api sampai jarum tersebut pijar (Irianto, 2006:87). Kulturisasi bakteri untuk keperluan yang bermanfaat, pada umumnya dilakukan dengan biakan murni. Biakan murni hanya mengandung satu jenis. Untuk mengisolasi bakteri dalam biakan murni, umumnya digunakan dua prosedur yaitu: metode agar cawan dengan goresan dan metode agar tuang. Sebelum bakteri diinokulasi, tangan dan tempat kerja disemprot dengan alkohol dengan menggunakan metode aseptik, jarum inokulasi disterilkan dengan membakarnya, dengan api sampai jarum tersebut pijar (Volk, 1993:98). Medium pertumbuhan mikroba adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran nutrient yang diperlukan mikroba untuk pertumbuhannya. Dengan menggunakan medium pertumbuhan, aktivitas mikroba dapat dipelajari dandengan medium tumbuh dapat dilakukan isolasi mikroba menjadi kultur murni, perbanyakan, pengujian sifat fisiologis, dan perhitungan jumlah mikroba (Pelczar,1986 :51).

B. Pembahasan

Ada beberapa metode dalam mengisolasi mikroba bakteri, fungi dankhamir (mikroorganisme) yaitu dengan menggunakan metode gores, metode tuang, metode sebar.Pada praktikum ini teknik yang digunakan adalah teknik cawan gores. Metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga tiap individu spesies dapat dipisahkan dengan lainnya. Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari metode yang digunakan untuk memisahkan mikroba dari populasi campurannya untuk mendapatkan kultur murni, dan bisa mengetahui karakteristik mikroba yang tumbuh apad kultur murni. Sampel yang digunakan untuk mendapatkan mikroba adalah sampel somay, es kelapa dan pangsit. Sedangkan sampel air yang digunakan adalah aquades. Dilakukan serangkaian pengenceran pada sampel untuk mengisolasi bakteri dari beberapa sampel (Somay, pangsit dan es kelapa) yang mudah tersuspensi atau terlarut atau zat cair. Pengenceran dilakukan dengan suatu sampel dari suatu suspense yang berupa campuran diencerkan dalam suatu tabung tersendiri secara berkelanjutan dari suatu tabung ke tabung lain. Pengenceran ini bertujuan untuk mempermudah dalam perhitungan dalam jumlah koloni mikroba yang tumbuh, baik warna maupun karakteristik lainnya. Dari hasil praktikum dapat diketahui bahwa bentuk, tepian,warna dan elevasi dari bakteri dan fungi. Untuk bakteri, bentuknya ada yang bundar, rizoid,tidak beraturan dan menyebar dengan yang tepian siliat, berlekuk, bercabang, berombak dan licin. Warna yang dapat dilihat dari koloni bakteri pada beberapa sampel ini adalah bervariasi, diantaranya ada yang berwarna keruh, putih dan ada juga yang bening. Akan tetapi terdapat sekitar dua sampelair yang tidak terkontaminasi oleh bakteri. Menurut data SNI ( Standar Nasional Indonesia ) pada batasan maksimum cemaran mikroba dalam pangan, pada somay dan es batas maksimum cemaran mikrobanya yaitu 1 x 104 koloni/gram. Sedangkan hasil yang didapat melebihi batas maksimum yaitu pada somay pada media Na 1x10 6 CFU/g dan pada PCA 5x106 CFU/g, kemudian pada es kelapa muda didapatkan Na 2x106 CFU/g. sedangkan pada standar Mie yaitu 1x106 dan hasil yang didapat juga melebihi standar yaitu pada media PCA 54x106 CFU/g dan pada media Na dan PDA berturut-turut 124x106 dan 108x106. Hal ini menunjukkan bahwa makanan tersebut tidak layak dikonsumsi oleh masyarakat karena cemaran mikrobanya cukup banyak dan dapat menyebabkan penyakit pada manusia yang mengkonsusinya. Didapatkannya hasil diatas yang melebihi SNI kemungkinan terjadi beberapa factor, yaitu mungkin pada saat pengenceran telah terkontaminasi dan bisa saja alat-alat yang digunakan kurang steril dilaboratorium. Di alam bebas tidak ada bakteri yang hidup sendiri terlepas dari spesies lainnya. Di laboratorium, supaya kita hanya mendapat satu spesies saja dalam suatu biakan campuran menjadi biakan murni memerlukan teknik-teknik untuk mengisolasi. Populasi campuran menjadi satu populasi sel. Biakan murni adalah biakan yang hanya terdiri dari satu populasi jenis mikroba yang semuanya berasal dari satu sel induk. Isolasi bakteri artinya memisahkan satu jenis bakteri dari biakan campuran menjadi biakan murni. Untuk mengisolasi suatu spesies dikenal beberapa cara, yaitu : cara cawan gores, cara cawan tuang dan cara cawan sebar.

Pada praktikum ini juga, ada beberapa metode yang dilakukan dalam pengisolasian mikroba, yaitu isolasi pada agar cawan, dan isolasi pada medium cair. Pada isolasi agar cawan dengan prinsip mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: Metode gores kuadran, dan metode agar cawan tuangdan Metode gores kuadran. Bila metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satusel. Metode isolasi pada medium cair kita dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. Jika semakin tinggi pengenceran yang dilakukan maka peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar. Koloni-koloni yang telah ditemukan pada masing-masing medium kemudian diidentifikasikan morfologinya yaitu bentuk luar, warna, struktur dalam koloni, tepi koloni, elevasi serta jumlah koloninya. Pada masing-masing media sendiri terdapat keanekaragaman dalam morfologi tersebut. Koloni bakteri dapat dengan mudah dibedakan dari koloni lainnya dengan adanya penampakan umum berupa lender dan agak mengkilap. Bakteri adalah salah satu contoh mikroorganisme yang penting dan memiliki bentuk yang beragam. Pada umumnya bakteri berhubungan dengan makanan. Adanya bakteri dalam bahan pangan dapat mengakibatkan pembusukan yang tidak diinginkan atau menimbulkan penyakit yang ditularkan melalui makanan atau dapat melangsungkan fermentasi yang menguntungkan. Sifat-sifat koloni pada agar-agar lempengan mengenai bentuk, permukaan dan tepi. Sedangkan sifatsifat koloni pada agar-agar miring berisikan pada bentuk dan tepi koloni. Jamur merupakan salah satu anggota dari fungi. Kadang pertumbuhannya pada makanan mudah dilihat karena tampak berserabut seperti kapas. Mula-mula berwarna putih jika sudah ada spora terbentuk warna (tergantung jenis jamurnya). Ada tiga macam morfologi hifa, yaitu :

aseptat atau senosit, Septat dengan sel-sel uninukleat, septat dengan sel-sel multinukleat. Kontaminasi dalam praktikum isolasi dan pemurnian mikroba dapat mungkin terjadi jika kondisi dari alat, bahan maupun praktikan tidak steril. Oleh karena itu dalam setiap prosedur kerja, baik saat pengenceran ataupun saat menyebar mikroba ke dalam medium perlu kehati-hatian agar tidak terjadi kontaminasi yang dapat merusak hasil percobaan. Kultur murni atau biakkan murni sangat berguna didalam mikrobiologi yaitu untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme, termasuk penelaahan ciri-ciri kultural, morfologis, fisiologis maupun serologis, memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme

BAB V PENUTUP A. Simpulan 1. Teknik isolasi mikroba yang dilakukan menggunakan metode kuadran untuk mendapatkan biakan murni 2. Sebelum diisolasi biakan bakteri berbentuk irregular, bertepi undulate, elevation convex, berwarna cream dan berlendir. Hasil yang diperoleh juga sama dengan bakteri sebelum diisolasi. B. Saran Dalam pengerjaan isolasi dan pemurnian mikroba ini harus benar-benar steril sehingga tidak tejadi kontaminasi dan kerusakan media dan dan didapatkan kultur murni sesuai diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA Schegel, H., 1994. Mikrobiologi Umum. UGM-Press. Yogyakarta. Buckle, K.A. 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia. Jakarta Fardiaz, S. 1992.Mikrobiologi Pangan I . PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Hadioetomo,R.S.1993 .Mikrobiologi Dasar dalam Praktek : Teknik dan Prosedur Praktek. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Pelczar,M.J dan E.C.S Chan. 1986.Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia Press. Jakarta Dasar dalam

Irianto, K. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. CV. Yrama Widya. Bandung.

Volk & Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar. Erlangga. Jakarta

PERCOBAAN VI PENANAMAN DAN ISOLASI MIKROBA

OLEH:
NAMA NIM KELOMPOK PRODY AS. PEMBIMBING : LIA ARDYTA : F1F1 10 059 : I ( SATU ) : FARMASI : ANGGRAENI PUSVITA, S.Si

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2012
BAB III METODE PRAKTIKUM A. Waktu dan tempat Praktikum ini dilaksanakana pada hari kamis tanggal 29 maret 2 april 2012 bertempat dilaboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Haluoleo, Kendari. B. Alat dan bahan 1. Alat Alat yang digunakan dalam praktikum penanaman dan isolasi mikroba dapat dilihat pada tabel : Tabel 1 : Alat yang digunakan beserta fungsi

No 1 2

Nama alat Lampu Spiritus Jarum inokulasi

Fungsi Untuk sterilisasi secara fisik dan untuk memijarkan ose Untuk pada medium mengambil mikroorganisme yang tumbuh

Cawan petri

Sebagai wafah yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba dan tempat untuk agar cawan

4 5 6 7 8

Tabung reaksi Incubator Mikro pipet/pipet volume Botol ampul Laminar air flow

Sebagai

wadah

untuk

menumbuhkan mikroba Sebagai tempat menginkubasi media Untuk meindahkan larutan pada volume tertentu Sebagai wadah aquades yang telah disterilkan Sebagai tempat kerja yang memungkinkan lingkungan luar 9 Ose bulat Untuk menggores pada tidak terjadinya kontaminasi dengan

permukaan medium yang telah ditumbuhi mikroorganisme


2. Bahan

http://lia-ardyta.blogspot.com/2012/04/isolasi-mikroba-lia-ardyta.html

Isolasi Mikroorganisme
oleh: NurfiLaila Pengarang : Wadimas

Summar y rating: 3 stars

(3 Tinjauan)

Kunjungan : 893 kata:300

More About : isolasi mikroba

Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Adapun prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam - macam mikroba. Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba di antaranya: 1. Isolasi pada agar cawan Yaitu dengan cara mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. 2. Isolasi pada medium cair Isolasi ini dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar cawan, tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Dalam metode ini perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. 3. Isolasi sel tunggal Hal ini dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan. Sel mikroorganisme dapat dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. Menurut Nuniek (2002), isolasi mikroba dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: - Isolasi mikroba dengan cara penggoresan Tujuannya untuk menghasilkan koloni - koloni bakteri yang terpisah dengan baik dari suspensi sel yang pekat. - Isolasi mikroba dengan cara penaburan Cara penaburan merupakan cara kedua di samping penggoresan untuk memperoleh biakan murni dan biakan campuran mikroba.
Diterbitkan d

Sumber:http://id.shvoong.com/exact-sciences/bioengineering-and-biotechnology/2255854-isolasimikroorganisme/#ixzz2MO2EreOZ

Laporan Mikrobiologi Isolasi dan Identifikasi Dasar Mikroba


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan sangat komplek. Beratus-beratus spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan dan kulit. Sebagai contoh, sekali bersin dapat menyebarkan beribu-ribu mikroorganisme (pelzar, 1986). Bakteri tersebar sangat luas baik ditanah, air dan udara, bila hendak mengisolasi bakteri dari tanah/ benda padat yang mudah tersuspensi atau terlarut, atau zat cair lain, maka dilakukan serangkaian pengenceran (dilution series) terhadap zat tersebut. Sumber isolat dari bakteri benda yang liat atau padat, misatnya daging maka zat tersebut dihancurkan terlebih dahulu. Tehadap bakteri yang hanya terdapat dipermukaan maka pengenceran dilakukan terhadap air tempat zat tersebut dicelupkan/ direndam.Dan jika bakteri hendak diisolasi dari udara, cukup dengan membuka cawan petri yang berisi media agar steril beberapa saat. Di dalam laboratorium mikrobiologi, populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifatdan kemampuan biokimiawinya (sutedjo, 1996). Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan, sehingga diperoleh kultur murni atau biakkan murni. Kultur murni ialah kultur yang selsel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Beberapa cara yang dilakukan untuk mengisolasi mikrooraganisme antara cara goresan (streak plate), cara taburan/tuang (pour plate), cara sebar (spread plate), cara pengenceran ( dilution plate) serta micromanipulator (Pleczar, 1986). Oleh karena itu yang melatar belakangi percobaan isolasi dan morfologi koloni mikroba ialah untuk memelihara suatu mikroorganisme yaitu bakteri dan jamur dari media yang ada serta membedakan bahwasetiap mikroorganisme memiliki bentuk, tepi serta permukaan koloni yang berbeda beda.

1.2 Tujuan

Mengetahui metode - metode isolasi Mengetahui teknik isolasi mikroba Mengetahui fungsi isolasi mikroba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Populasi mikroorganisme yang ada di alam sekitar kita ini sangatlah besar dan cukup kompleks. Beratus spesies mikroba menguasai setiap bagian tubuh kita seperti mulut, saluran pencernaan dan kulit. Mereka terdapat dalam jumlah yang cukup besar. Sebagai contoh, sekali kita bersin dapat menebarkan beribu- ribu mikroorganisme. Udara, tanah, dan air yang merupakan komponen alam sebagai tempat tinggal kita juga dihuni oleh beragam mikroorganisme. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, kapang dan sebagainya. Populasi dari mikroba yang ada di lingkungan ini sangatlah beraneka ragam dan masih dalam bentuk campuran Oleh karena itu, di dalam penelaahan terhadap suatu mikroorganisme, selain ditumbuhkan juga perlu dilakukan isolasi. Isolasi mikroba berarti memisahkan satu jenis mikroba dari biakan campuran menjadi satu biakan murni (populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk) Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik untuk memisahkan populasi campuran yang rumit ini, atau yang biasanya dikenal dengan istilah biakan campuran, menjadi spesies yang berbeda- beda yang dikenal dengan istilah biakan murni, dengan kata lain terdiri dari beberapa jenis mikroorganisme atau belum murni. Biakan murni ini terdiri dari satu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk (Hans, 1996) Di dalam keadaaan yang sebenarnya dapat dikatakan bahwa tidak ada bakteri yang hidup secara tersendiri terlepas dari spesies yang lainnya. Kerap kali bakteri patogen kedapatan bersamasama dengan bakteri saprob. Untuk menyendirikan atau mengasingkan suatu spesies dikenal beberapa cara, yaitu : 1. Dengan pengenceran. Cara ini dilakukan pertama kali oleh Lister pada tahun 1865. Ia berhasil memelihara Streptococcus lactis dalam piraan murni yang diisolasi dari sampel susu Yang sudah masam. Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies diencerkan dalam suatu tabung tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian di ambil kirakira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 mL untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar akan didapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam medium tersebut, akan tetapi ada juga kemungkinan hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal ini dapat kita jadikan piaraan murni. Jika kita belum yakin, Bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel. 2. Dengan penuangan Robert Koch (1843- 1905) mempunyai metode yang lain, yaitu dengan mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang mudah diencerkan, kemudian sampel tersebut di sebar dalam suatu medium yang terbuat dari kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian dia memperoleh suatu piaraan adukan. Setelah medium tersebut mengental maka selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni- koloni yang masing- masing dapat dianggap murni. Dengan mengulang pekerjaan di atas, maka akhirnya akan diperoleh piaraan murni yang lebih terjamin. Dalam mengisolasi bakteri,kapang dan khamir dapat menggunakan beberapa metode yaitu dengan menggunakan metode gores, metode tuang, metode sebar, metode pengenceran serta micromanipulator. Tetapi, yang paling sering digunakan adalah metode cawan tuang dan cawan gores. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga individu spesies individu spesies dapat dipisahkan dari lainnya : 1. Metode cawan gores Metode ini mempunyai dua keuntungan yaitu

menghemat bahan dan waktu. Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Dua macam kesalahan yang sering dilakukan adalah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik- baiknya untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi kurang lanjut dan cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel- sel yang digores. 2. Metode cawan tuang Cara lain untuk memperoleh biakan koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme ialah dengan mengencerkan eksperimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan yang kemudian di cawankan. Karena konsentrasi sel- sel mikroba di dalam eksperimen pada umumnya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang- kurangnyya satu di antara cawan cawan tersebut mengandung koloni- koloni terpisah baik di atas permukaan maupun di dalam agar. Metode ini memboroskan waktu dan bahan namun tidak memerlukan keterampilan yang terlalu tinggi. Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Teknik tersebut dikenal dengan Isolasi Mikroba (sandjaja, 1994). Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu: isolasi pada agar cawan, isolasi pada medium cair, dan Isolasi sel tunggal. 1) Isolasi pada agar cawan Prinsip isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: Metode gores kuadran, dan metode agar cawan tuang Metode gores kuadran. Bila metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satu sel. Metode agar tuang Berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan (50oC), yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah di atas permukaan/di dalam cawan. 2) Isolasi pada medium cair Metode ini dapat dilakukan apabila mikroorganisme tidak dapet tumbuh pada agar cawan. Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa kali pengenceran. Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar. 3) Isolasi sel tunggal Metode ini dilakukukan apabila mikroorganisme berukuran besar dan tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan atau medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara aseptis (gandjar, 2006).

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat Pada pratikum mikrobilogi ini tentang isolasi dan morfologi koloni mikroba yang dilaksanakan pada hari rabu, tanggal 30 Maret 2011 pada pukul 10.00 12.00 WITA dan dilanjutkan pengamatan pada pada hari jumat, pada tanggal 1 April 2011 pada pukul 16.00 17.00 WITA. Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman Samarinda.

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Neraca analitik Sepatula Bunsen Tabung reaksi Labu erlenmeyer Blue tip Mikro pipet Cawan petrids Vortex Rak tabung reaksi Almunium foil Inkubator 3.2.2 Bahan Media PDA Media NA

Tanah bengkel Tanah humus Air kolam Air minum Air sungai Garam fiologi 0,9%

3.3 Cara Kerja 3.3.1 pengenceran bertingkat sampel 1. 2. 3. Di seterilkan tangan terlebih dahul dengan menggunakan alkohol sebelum melakukan kegiatan. Di siapkan sempel tanah bengkel yang sudah di timbang dengan neraca analaitik sebanyak 1 gram. Di ambil 3 tabuung reaksi yang di tutup almunium foil dengan label pengenceran 10-1 sampai 103 yang telah di isi denga larutan garam fisiologi 9 ml. Di ambil tabung 10-1 di buka almunium foilnya kemudian di panaskan mulut tabung reaksi di atas lampu bunsen. Di ambil sampelyang sudah di timbang kemudian di masukan ke dalam tabung reaksi 10-1. Di hompgenkan dengan vortex. Di ambil 1 ml campuran pada pengenceran 10-1 dan di masukan ke dalam tabung pengenceran 10-2. Di homogenkan menggunakan vortex. Di ambil 1ml campuran pada pengenceran 10-2 dan di masukan ke dalam tabung reaksi pengenceran 10-3.

4.

5. 6. 7. 8. 9.

10. Di homogenkan. 3.3.2 pembuatan biakan pada medi NA 1. 2. 3. Di ambil cawan petri dipanaskan di pinggirnya pada lampu bunsen. Di ambil tabung reaksi pengenceran 10-2 dan di buka tutup almunium foil di dekat lampu bunsen. Di panaskan mulut tabung reaksi kemudian di ambil 1 ml campuran dari pengencerran 10-2 lalu di masukan ke cawan petri. Di ambil media NA yang sudah di seterilkan di buka tutup almunium foil kemudian dipanskan mulut labu erlenmeyer dengan lampu bunsen. Di tuangkan media NA sampai menutupi seluruh permukaan cawan petri.

4.

5.

6. 7. 8. 9.

Di tutup rapat mulut erlenmeyer dan cawan petri di dekat bunsen. Di beri label pada cawan petri dengan label NA 10-2. Di ulangi langkah diatas pada pengenceran 10-3. Di homogenkan dengan bentuk angka delapan

10. Di inkubasi pada suhu 37 0C selam 48 jam. 11. Di amati perubaha yang terjadi. 3.3.3 pembuatAn biakan pada media PDA 1. 2. 3. Di ambil cawan petri dipanaskan di pinggirnya pada lampu bunsen. Di ambil tabung reaksi pengenceran 10-2 dan di buka tutup almunium foil di dekat lampu bunsen. Di panaskan mulut tabung reaksi kemudian di ambil 1 ml campuran dari pengencerran 10 -2 lalu di masukan ke cawan petri. Di ambil media PDA yang mencair di buka tutup almunium foilnya. Di panaskan mulut labu erlenmeyer didekat lampu bunsen. Di tuangkan media PDA sampai menutupi seluruh permukaan cawan petri. Di tutup rapat mulut erlenmeyer , dan di panaskan lagi pinggirnya cawan petri di dekat lampu bunsen. Di beri label pada cawan petri dengan label PDA 10-2. Di ulangi langkah dan perlakuan diatas pada pengenceran 10-3.

4. 5. 6. 7.

8. 9.

10. Di homogenkan dengan bentuk angka delapan 11. Di inkubasi pada suhu 37 0C selam 48 jam. 12. Di amati perubaha yang terjadi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengammatan 4.1.1 Tabel hasil pengamatan isolasi dan identifikasi mikroba Pengenceran PDA 10-2 Jumlah spesies Sp -1 : form Pengamatan :2 : filamentous

Elevation : convex Margin warna : filamentous : putih susu

Sp -2 : form

: circular

Elevation : convex Margin warna : Undulate : putih bening

PDA 10-3

Jumlah spesies Sp -1 : form

:1 : filamentous

Elevation : flat Margin warna : filamentous : putih

NA 10-3

Jumlah spesies Sp -1 : form

:4 : punchtiform

Elevation : convex Margin warna : entire : putih tua

Sp -2 : form

: irregular

Elevation : convex Margin warna : lobate : putih susu

Sp -3 : form

: punchtiform

Elevation : convex Margin warna : undulate : kuning susu

Sp -4 : form

: circular

Elevation : flat Margin warna : Undulate : putih bening

NA 10-3

Jumlah spesies Sp -1 : form

:3 : irreguler

Elevation : convex Margin warna : lobate : putih bening

Sp -2 : form

: circular

Elevation : convex Margin warna : Undulate : putih susu

Sp -3 : form

: circular

Elevation : convex Margin warna : undulate : kuning putih

4.2 Pembahasan Isolasi mikroba adalah memisah satu jenis mikroba denga mikroba lainya yang terdapat dialam dan menumbuhkannya dalam satu medium buatan (sutedjo, 1996). Prinsip isolasai mikroba adalah memisahkan satu jenis mikrba dengan mikroba lainnya yang berasal dari bermacam macam campuran mikroba (sutedjo, 1996) Metode yang digunakan pada percobaan kali ini menggunakan metode isolasi tuang yang merupakan metode metode isolasi dengan cara mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang telah di encerkan dans empel tersebut kemudian di sebarkan atau di tuang dari medium dari kaldu dan gelatin encer (sandjaja, 1994). Bakteri adalah kelompok besar Prokariota, selain Archaea, yang berukuran sangat kecil serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakanuniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organ - organ lain seperti mitokondria dan kloroplas. Struktur sel bakteri memiliki sel lebih kompleks, yang disebut eukariota. Seperti prokariota (organisme yang tidak memiliki membran inti) pada umumnya, semua bakteri memiliki struktur sel yang relatif sederhana. Struktur bakteri yang paling penting adalah dinding sel. Bakteri dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu Gram positif dan Gram negatif didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel. Bakteri Gram positif memiliki dinding sel yang tersusun dari lapisan peptidoglikan yang tebal dan asam teikoat. Sementara bakteri Gram negatif memiliki lapisan luar dari lipopolisakarida: terdiri dari membran dan lapisan peptidoglikan yang tipis dan terletak pada periplasma (di antara lapisan luar dan membran sitoplasma). Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel lainnya seperti flagela dan fimbria yang digunakan untuk bergerak, melekat dankonjugasi. Beberapa bakteri juga memiliki kapsula atau lapisan lendir yang membantu pelekatan bakteri pada suatu permukaan dan struktur biofilm. Bakteri juga memiliki kromosom, ribosom, dan beberapa spesies lainnya

memiliki granula makanan, vakuola gas, dan magnetosom. Berdasarkan berntuknya, bakteri dibagi menjadi tiga golongan besar, yaitu:
1. Kokus (Coccus) dalah bakteri yang berbentuk bulat seperti bola, dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut: Mikrococcus jika kecil dan tunggal, Diplococcus jka bergandanya duadua, Tetracoccus jika bergandengan empat dan membentuk bujursangkar, Sarcina jika bergerombol membentuk kubus, Staphylococcus jika bergerombol, Streptococcus jika bergandengan membentuk rantai 2.

Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut: Diplobacillus jika bergandengan dua-dua, Streptobacillus jika bergandengan membentuk rantai. Spiril (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut:Vibrio (bentuk koma) jika lengkung kurang dari setengah lingkaran, Spiral jika lengkung lebih dari setengah lingkaran (Gandjar, 2006) Media NA (Nutrien Agar) adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni (Sandjaja, 1994). Media PDA (Potatos Dexstose Agar) adalah merupakan media yang umum digunakan dalam kultuvasi bakter. Media PDA terdapat macam zat nutrisi organik yang di gunakan dalam media biakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dalam suatu sampel atau produk makanan. Media PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Ada beberapa metode yang digunakan dalam percobaan isolasi dan identifikasi dasar mikroba dan metode yang diunakan antara lain, teknik pengenceran bertingkat tujuan dari teknik pengenceran bertingkat yaitu memeperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang trsusupensi dalam cairan. Penentuan besar atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung pada prkiraan jumlah mikroba dan sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganismedan pengenceran sebelumnya. Dan metode ppour plate atau agar tuang dalam teknik ini memerlukan agar yang belum padat (> 450C) untuk di tuang bersama susupensi bakteri kedalam ke cawan petri lalu kemudian di homogenkan dan di biarkan memadat. Hal ini akan menyebabkan sel sel bakteri tidak hanya pada permukaan agar saja melainkan sel yang ada di dalam agar sehingga terdapat oksigen dan ada yang tumbuh didalam agar yang tidak banyak mengandung oksigen (pleczar. 1986) Hasil percobaan pada isolasi dan identifikasi mikroba. Pada cawan petri dengan label NA 10 terdapat tiga jumlah sepesies mikroba. Spesies yang pertama memiliki bentuk irreguler permukaan convex dan tepi lobate dengan warna putih bening. Spesies yang ke dua memiliki bentuk carcular, permukaan convex dan tepi undulate, dengan warna putih susu. epesies yang ke tiga
-2

3.

memiliki bentuk yang circular, permukaan convex, dan tepi undulate, dengan warna kuning putih. Pada cawaan petri dengan label NA 10-3 terdapat empat jumlah spesies mikroba. Spesies yang pertama memiliki bentu punchtiform, permukaan convex, dan tepi entire, dengan warna kuning tua.spesies yang ke dua memiliki bentuk irreguler. Permukaan convex dan tepi lobate, dengan warna putih susu. Spesies yang ke tiga memiliki bentuk punchtiform, permukaan convex dan tepi undulate dengan warna kuning putih. Spesies yang ke empat memiliki bentuk circular, permukaan flat, tepi undulate, dan warna putih bening. Pada cawan petri dengan label PDA 10-2 terdapat dua jumlah spesies mikroba. Spesies yang pertama memiliki bentuk filamentaous, permukaan convex, tepi filamentous dan warna putih susu. Spesies yang kedua ini memiliki bentuk cicular, permukaan convex dan tepi undulate, dengan warna puti bening. Pada cawan petri dengan label PDA 103 terdaat satu jumlah spesies mikroba. Spesies mikroba ini memiliki bentuk filamentous, permukaan flat, tepi filamentous, dengan warna putih. Faktor kesalahan pada percobaan kali ini yaitu, pengambilan bahan atau sampel yang akan digunakan salah, kedua metode pengambilan sampel yang tidak benar, ketiga kecerobohan dalam melakukan percobaan, tergesa gesa dan kurang teliti.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan Dari hasil percobaan tentang isolasi dan identifikasi dasar mikroba dapat disimpulkan bahwa : 1. 2. 3. 1. 2. 3. 4. 5. Metode metode untuk melakukan isolasi mikroba itu ada tiga yaitu : Isolasi pada agar cawan Isolasi pada medium cair Isolasi sel tunggal Teknik teknik untuk melakukan isolasi mikroba antara lain : Teknik goresan Teknik tuang / taburan Teknik sebar Teknik pengenceran Micromanipilator Fungsi isolasi mikroba adalah untuk memisahkan satu jenis mikroba yang berasal dari biakan campuran menjadi biakan murni.

5.2 Saran Cobalah dalam pratikum digunakan teknik isolasi yang lain contohnya tekik gores atau teknik taburan. http://itatrie.blogspot.com/2012/10/laporan-mikrobiologi-isolasi-dan.html

Teknik Isolasi Mikroba


BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Dalam bidang ilmu mikrobiologi, untuk dapat menelaah bakteri khususnya dalam skala laboratorium, maka terlebih dahulu kita harus menumbuhkan mereka dalam suatu biakan yang mana di dalamnya hanya terdapat bakteri yang kita butuhkan tersebut tanpa adanya kontaminasi dari mikroba lain. Biakan yang semacam ini biasanya dikenal dengan istilah biakan murni, untuk melakukan hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang di isyaratkan oleh bakteri dan juga macam-macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhan bakteri tersebut. Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba diluar dari lingkungan alamiahnya. Pemisahan mikroorganisme dari lingkungannya ini bertujuan untuk memperoleh biakan bakteri yang sudah tidak bercampur lagi dengan bakteri lainnya dan disebut biakan murni. Kegagalan dalam pemindakan mikroba dapat menyebabkan kontaminasi pada pertumbuhan mikroba, sehingga yang melatar belakangi pengadaan praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik isolasi mikroorganisme agar tidak terjadi kontaminasi dalam pertumbuhan mikroba. I.2 Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik-teknik isolasi mikroorganisme. I.3 Waktu Dan Tempat Praktikum dilaksanakan pada hari kamis tanggal 5 januari 2012, pukul 13.00-13.45 WITA, di laboratorium biologi dasar FMIPA universitas hasanuddin makassar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Populasi mikroorganisme yang ada di alam sekitar kita ini sangatlah besar dan cukup kompleks. Beratus spesies mikroba menguasai setiap bagian tubuh kita. Terdapat dalam jumlah yang cukup besar, sebagai contoh sekali kita bersin dapat menyebarkan beribu-ribu mikroorganisme (Pelczar, 1988). Teknik isolasi mikroba adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba diluar dari lingkungan alamiahnya. Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, substrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, jamur, kapang dll. Populasi mikroba di lingkungan sangan beranekaragam sehingga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk mengisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah resistem terhadap suatu antibiotik.atau untuk mengetahui mikroba yang dipakai untuk bioremediasi holokarbon (Ferdiaz, 1992). Teknik Pemindahan Biakan Tujuan dari pemindahan biakan untuk menguasai teknik pemindahan biakan bakteri dari satu wadah ke wadah lain, secara aseptik sehingga hanya biakan murni yang diharapkan yang tumbuh.

Hal ini sangat penting dalam tahap awal pekerjaan isolasi mikroba terutama yang berasal dari stok kultur ( bukan dari substrat). Kegagalan dalam hal pemindahan biakan dapatmenyebab kankontaminasi dari pertumbuhan mikroba yang tidak diharapkan (Dwyana dan Asadi, 2012). Pemindahan bakteri dari medium lama kemedium baru memerlukan banyak ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar semua alat-alat yang kan digunakan untuk mengerjakan medium dan pengerjaan inokulasi benar-benar steril. Hal ini untuk menghindari kontaminasi yaitu masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan sehingga biakkan yang tumbuh di dalam medium adalah benar-benar biakan murni ( Dwidjoseputro, 1990). Teknik Pertumbuhan Mikroorganisme 1. Teknik Piringan Goresan (Streak plate method) Medium agar dicairkan, didinginkan pada suhu 45 C, dituang ke dalam cawan petri steril (cawan gelas dengan garis tengag tiga inci) dan dibiarkan sampai menjadi padat. Kemudian dengan kawat gelang menginokulasi yang penuh dengan biakan campuran (misalnya specimen ludah atau bahan lain), goresan dilakukan diatas permukaan agar. Ada beberapa metode penggorean yang berbeda, namun kesemua metode bertujuan untuk meletakkan sebagian besar organism pada beberapa goresan pertama. Apabila sebaran dilakukan dengan menggerakkan kawat gelang kian kemari dari satu bagian ke bagian lain. Cawan petri, bakteri yang tertinggal pada kawat gelang semakin berkurang. Jika dilakukan secara sempurna, goresan akhir akan meninggalkan bakteri individual cukup terpisah satu sama lain, sehingga setelah mengalami pertumbuhan, koloni yang berasal dari bakteri individual akan benar-benar terpisah satu sama lain. Kemudian koloni tunggal dapat ditinggalkan kemedium steril, dan akan tumbuhlah biakan murni. (Dwiyana, 2011) Ada beberapa teknik goresan yang biasa dipakai yaitu : A. Goresan Sinambung Seperti gambar di bawah ini :

B. Goresan T

Seperti gambar di bawah ini :

C. Goresan Kuadran (Streak quadrant) Seperti gambar di bawah ini :

2. Metode Tuang (pour-plate method) Terdiri atas penginokulasian biakan campuran kedalam tabung uji yang mengandung agar mencair yang telah didinginkan pada suhu 450c. isinya diaduk untuk memencarkan bakteri keseluruh medium. Campuran itu kemudian ditungkan kedalam cawan petri steril dan dibiarkan padat pertumbuhan koloni terjadi baik dalam medium tujuan pada kedua proses ialah untuk memisahkan bakteri satu sama lain sehingga sel-sel itu akan tumbuh menjadi koloni-koloni yang terpisah didalam medium yang padat. Kemudian dapat diambil sel-sel dari satu koloni untuk mendapatkan biakan murni. Dalam praktek, sering piringan kedua digores kembali dengan organism yang berasal dari koloni yang diidolasi untuk menjamin bahwa hasil yang diperoleh adalah biakan murni (Dwiyana, 2011). 3. Teknik Sebar (spread plate) Teknik isolasi dan mikroba dengan cara menyebarkan mikroba pada permukaan media yang akan digunakan (Trianda, 2011). 4. Teknik Pengenceran (dilution method) Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian di ambil kirakira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 mL untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam mdium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat kita jadikan piaraan murni. Jika kita belum yakin, Bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel (Trianda, 2011) 5. Teknik Micromanipulator

Mengambil satu bakteri dengan mikropipet yang ditempatkan dalam mikro manupulator, kemudian ditempatkan dalam mikromanupulator. Kemudian ditempatkan dalam medium encer untuk dibiakkan ( Trianda, 2011). Menurut Admin (2008), terdapat berbagai cara untuk mengisolasi mikroba yakni : 1) Isolasi pada cawan Prinsip pada metode isolasi pada cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada cawan, yaitu : metode gaores kuadran dan metode agar cawan tuang. Metode gores kuadran , bila metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari setiap sel. Metoe agar tuang berbeda dengan metoe gores kuadran, cawan tunag menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan yang kemudian dicawankan, pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah di atas permukaan atau di dalam cawan. 2) Isolasi pada medium cair Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga perlu dilakukan pengencaran dengan beberapa serial pengenceran. Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar . 3) Isolasi sel tunggal Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar yang tiak dapat diisolasi dengan metode agar cawan atau medium cair, sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan pembesaran sekitar 100 X, kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator yang dilakukan secara aseptik.

BAB III METODE PRAKTIKUM III.1 Alat Alat yang digunakan pada praktikum petri, Bunsen, Swab, Enkas,Spoit, Batang L dan Inkubator. III.2 Bahan Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah : Biakan bakteri, Medium NA,dan Alkohol 70%. III.3 Cara Kerja Isolasi mikroba dialam sekitar 1. Tangan dibersihakan dengan menggunakan alkohol 70%, kemudian dimasukkan kedalam enkas. ini adalah : Cawan

2. Cawan petri yang berisi medium NA dilidah apikan agar mikroba yang menempel pada cawan petri mati. 3. Kemudian dengan menggunakan swab sampel diambil dari belakang leher. 4. Sampel yang telah diambil dioleskan kepermukaan cawan petri yang telah berisi medium NA. 5. Setelah itu kembali dilidah apikan dan diberi label sesuai perlakuan kemudian dibungkus dengan posisi terbalik agar uap dalam cawan petri tidak menetes pada medium. 6. Diinkubasi dalam incubator selama42-48 jam pada suhu 37 C. Isolasi mikroorganisme dengan metode tuang 1. Tangan dibersihkan dengan menggunakan alkohol 70% sebelum mengerjakan percobaan dalam enkas. 2. Cawan petri disterilkan dengan cara dilidah apikan mulut cawan petri 3. Biakan bakteri diambil dengan menggunakan spoit sebanyak 1 ml kemudian disemprotkan kedalam cawan petri lalu mendium NA dituangkan kedalamnya. 4. Cawan petri ditutup dan dilidah apikan kembali lalu diberi label sesuai perlakuan. 5. Cawan petri digoyangkan memutar dengan teknik 8 agar merata kemudian didiamkan sampai padat. 6. Dibungkus lalu diinkubasi dalam incubator selama 24-48 jam dengan suhu 37 C. Isolasi mikroorganisme dengan cara tabur 1. Tangan terlebih dahulu debersihkan dengan menggunakan alkohol 70% sebelum melakukan percobaan dalam enkas. 2. Medium NA dituang kedalam cawan petri tunggu beberapa saat lalu dengan menggunakan spoit biakan bakteri diambil sebanyak 1 ml dan disemprotkan kedalam cawan petri yang berisi medium NA lalu diratakan dengan menggunakan batang L. 3. Cawan petri ditutup lalu dilidah apikan kembali. 4. Cawan petri didiamkan sampai padat lalu dibungkus. 5. Diinkubasi dalam incubator selama 24-48 jam dengan suhu 37 C.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil Pengamatan Isolasi mikroba di sekitar kita

(Dibelakang telinga)

Metode tabur

Mikroba tumbuh berbentuk koloni goresan sinambug

Mikroba tumbuh pada Mikroba tumbuh hanya pada permukaan medium

Metode Tuang

Seluruh bagian medium IV.2 Pembahasan Pengisolasian merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Manfaat dilakukannya kultur murni adalah untuk menelaah atau mengidentifikasi mikroba, termasuk penelaahan ciri-ciri kultural, morfologis, fisiologis, maupun serologis, yang memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme saja.
Metode tuang adalah suatu teknik dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara mencampurkan media agar yang masih cair dengan stok kultur bakteri. Dimana kelebihan metode ini adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada media agar, metode ini cocok

untuk isolasi mikroba yang bersifat anaerob. Kekurangan metode ini adalah kurang cocok apabila digunakan untuk isolasi mikroba yang bersifat aerob. Metode sebar adalah teknik dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur murni atau menghapuskannya di atas media agar yang telah memadat. Bedanya dengan metode tuang adalah pencampuran stok kultur bakteri dilakukan setelah media agar memadat, sedangkan metode tuang kultur dicampurkan ketika media masih cair (belum memadat).

Dari hasil pengamatan pada Isolasi mikroba disekitar kita, digunakan medium NA (Nutrient Agar) dengan mengisolasi mikroba yang berasal dari belakang telinga. Setelah melakukan pengerjaan dan diinkubasi diinkubator, diperoleh hasil bahwa ditemukannya bentuk zig-zag dalam cawan petri atau berbentuk goresan sinambung berwarna putih yang menandakan adanya mikroba, sedangkan nama dan jumlah bakteri tidak dapat kami ketahui karena tidak adanya pengamatan yang dilakukan. Pertumbuhan mikroba pada belakang telinga sangat mungkin terjadi. Paparan keringat, debu, kotoran, dan polusi dapat menyebabkan pertumbuhan mikroba pada belakang telinga. Belakang telinga pertumbuhan mikrobanya sedikit kemungkinan karena jarang kontak dengan lingkungan atau benda-benda yang merupakan sumber mikroba. Pada percobaan isolasi dengan cara penuangan menggunakan medium NA (Nutrien Agar). Dimana terlebih dahulu biakan mikroba disemprotkan pada cawan petri kemudian diberi medium NA, setelah diinkubasi dalam inkubator dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa terdapat mikroba di seluruh bagian media (dasar dan permukaan) danpertumbuhan mikroba tidak merata. Hal ini mungkin disebabkan karena pada saat mengisolasi medium tersebut tidak rata. Adanya mikroba yang tumbuh diseluruh permukaan medium disebabkan karena pemberian biakan bakteri terlebih dahulu kemudian pemberian NA. Pada percobaan isolasi dengan cara tabur juga menggunakan medium NA, dimana medium NA yang terlebih dahulu dimasukkan kedalam cawan petri dan didiamkan beberapa saat sampai memadat kemudian biakan bakteri dimasukkan lalu diratakan dengan menggunakan batang L. setelah diinkubasi dari hasil pengamatan diperoleh hasil bahwa terdapat cukup banyak mikroba yang tumbuh disekitar permukaan cawan petri secara merata. Hal tersebut terjadi karena sel yang terletak di atas atau dalam perbenihan padat tidak dapat bergerak, maka tiap sel yang ditaruh pada atau dalam perbenihan padat akan tumbuh dan membentuk koloni dipermukaan cawan petri saja.

BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa : Dalam suatu substrat atau media dapat tumbuh dari satu jenis mikroorganisme,dengan demikian lalu dikembangkan suatu teknik pemisahan yang disebut teknik isolasi. Ada beberapa macam teknik isolasi diantaranya yaitu 1. Teknik menggores adalah apabila mikroorganisme berada dalam suatu suspense atau suatu padatan, lalu dengan jarum inokulasi diambil dan digoreskan pada medium tertentu maka cara ini disebut cara menggores.

2. Teknik menuang yaitu apabila mikroorganisme yang akan dipisahkan berada dalam satu suspensi, untuk memisahkan dituangkan kedalam medium tertentu maka disebut teknik menuang. 3. Metode sebar adalah teknik dalam menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur murni atau menghapuskannya di atas media agar yang telah memadat. V.2 Saran Sebaiknya sebelum melakukan percobaan, praktikan diberi waktu untuk membaca buku penuntun praktikum agar dalam proses praktikum sudah ada bayangan mengenai percobaan yang akan dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Dwyana Z,. Nurhaedar. 2011. Mikroobiologi Dasar. Universitas Hasanuddin. Makassar Dwyana Z,. Abdullah. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Universitas Hasanuddin. Makassar Firebiology. 2009. Teknik Isolasi Mikroorganisme. www.Firebiology.wordpress.com. Diakses pada tanggal 15 Januari 2012. Campalagian Pelczar. 1988. Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI-Press. Jakarta Sadiqul iman. 2010. Isolasi Dan Pemurnian Mikroba. www.Sadiqul Iman.4shared.com. Diakses pada tanggal 15 Januari 2012. Campalagian Trianda. 2011. Inokulasi Mikroba Mkrobiologi. www.Trianda.herisonsurbakti.com. Diakses pada tanggal 15 Januari 2012. Campalagian http://maskiahbiologi09.blogspot.com/2012/05/teknik-isolasi-mikroba.html

laporan mikrobiologi teknik isolasi mikroba


BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada umumnya mikroba yang hidup di alam terdapat dalam bentuk populasi campuran. Sangat jarang mikroba di alam dijumpai sebagai spesies yang tunggal. Dengan demikian, agar mikroba tersebut dapat diidentifikasikan, sehingga mudah dipelajari sifat pertumbuhan, morfologis, dan fisiologis masing-masing mikroba maka langkah pertama yang harus dilakukan yaitu spesies tersebut dipisahkan dari organisme lain yang umum dijumpai dalam habitatnya, kemudian ditumbuhkan menjadi biakan murni yaitu suatu biakan yang terdiri dari sel-sel dari satu spesies. Mikroorganisme tersebar luas di dalam lingkungan baik di tanah, air,maupun udara. Keberadaan mikroorganisme baru dapat kita rasakan melewatimakanan yang kita konsumsi dan sebagai akibatnya

produk pangan jarang sekali yang steril dan umumnya tercemar oleh berbagai mikroorganisme. Bahan panganselain merupakan sumber gizi bagi manusia, juga sebagai sumber makanan bagi perkembangan mikroorganisme. Pertumbuhan atau perkembangan mikroorganisme dalam makanan sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia. Mikroorganisme merupakan mahluk hidup yang sangat banyak, baik ditanah, air maupun udara. Untuk itu perlunya isolasi maupun permurnian untuk mendapatkan mikroorganisme tersebut. Populasi yang besar dan kompleks dengan berbagai mikroba terdapat dalam tubu manusia termasuk dimulut, saluran pencernaan dan kulit. Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan dari satu seltunggal. Kultur murni atau biakan murni diperlukan karena semua metode mikrobiologis yang digunakan untuk menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme, termasuk penelaahan ciri-ciri kultural, morfologis, fisiologis,maupun serologis, memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Adapun yang melatar belakangi sehingga peraktikum ini dilaksanakan adalah untuk mengetahui dan menguasai teknik isolasi mikroba dari wadah yang satu ke wadah yang lain sehingga hanya biakan murni yang dapat tumbuh.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan Teknik Isolasi Mikroba adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan memahami teknik pengisolasian mikroba. 2. Untuk mengetahui teknik pemindahan biakan mikroba dari wadah satu ke wadah yang lain sehingga tidak bercampur dengan bakteri lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya (Nur, I. dan Asnani, 2007). Dikenal beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari suatubiakan campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan gores dan metode cawan tuang. Yang didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat diamati (Afrianto, 2004). Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis, antara lain digunakan dalam mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri kultural morfologi, fisiologi dan serologi dibutuhkan mikroba yang berasal dari satu spesies (Dwidjoseputro, 2005). Menurut Hadioetomo (1993), ada dua metode yang dilakukan untuk memperoleh biakan murni yaitu : 1. Metode cawan gores Metode ini mempunyai dua keuntungan, yaitu menghemat bahan dan waktu. Metode cawan gores yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. 2. Metode cawan tuang Cara lain untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme adalah dengan mengencerkan spesimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan ( 50 oC ) yang kemudian dicawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba di dalam spesimen pada umunya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnya satu di antara cawan tersebut mengandung koloni terpisah di atas permukaan ataupun di dalam agar. Metode ini memboroskan bahan dan waktu namun tidak memerlukan keterampilan yang tinggi. Metode cawan gores memiliki dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu. Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme seperti yang diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum sekali dilakukan

oleh para mahasiswa yang baru mulai mempelajari mikrobiologi ialah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik-baiknya untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi kurang lanjut dan cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan selsel yang digoreskan (Ratna, 1990). Menurut Dwidjoseputro (1980), sifat-sifat koloni yang tumbuh pada agar-agar lempengan, pada agaragar miring dan pada tusukan gelatin adalah sebagai berikut : 1. Sifat-sifat koloni pada agar-agar lempengan mengenai bentuk, permukaan dan tepi. Bentuk koloni dilukiskan sebagai titik-titik, bulat berbenang, tak teratur, serupa akar, serum kumparan. Permukaan koloni dapat datar, timbul mendatar, timbul melengkung, timbul mencembung, timbul membukit dan timbul berkawah. Tepi koloni ada yang utuh, ada yang berombak, ada yang berbelah-belah, ada yang bergerigi, ada yang berbenang-benang dan ada yang keriting. 2. Sifat-sifat koloni pada agar-agar miring. Sifat ini berkisar pada bentuk dan tepi koloni dan sifat itu dinyatakan dengan kata-kata seperti : serupa pedang, serupa duri, serupa tasbih, serupa titik-titik, serupa batang dan serupa akar. 3. Sifat koloni tusukan dalam gelatin. Ada bakteri yang dapat mengencerkan gelatin. Karena itu, maka bentuk-bentuk koloninya juga berbeda-beda. Lagipula bentuk koloni yang tidak dapat mengencerkan gelatin. Bila dilihat dari samping koloni yang tidak mengencerkan gelatin dapat serupa pedang, tasbih, bertonjol-tonjol dan berjonjot. Jika bakteri mampu mengencerkan gelatin, maka bentuk koloninya dapat serupa kawah, serupa mangkuk, serupa corong, pundi-pundi dan berlapis. Setelah mikroba ditumbuhkan pada media agar tabung maupun cawan dan estelah inkubasi akan terlihat pertumbuhan bakteri dengan berbagai macam bentuk, ukuran, sifat, dan berbagai ciri khas yang lain. Ciri-ciri ini akan mengarahkan ke sifat-sifat mikroba tersebut pada media pertumbuhan, sehingga pengamatan morfologi ini sangat penting untuk diperhatikan (Ratna,1990). Bakteri yang memiliki flagella sering kali membentuk koloni yang menyebar terutama jika menggunakan lempengan agar basah, untuk mencegah menyebarnya koloni maka harus digunakan agar benar-benar kering (Djida, N., 2000).

BAB III METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum adalah sebagai berikut : Hari/Tanggal : Rabu, 04 April 2012

Waktu Tempat

: 13.15 Selesai WITA : Laboratorium Mikrobiologi Dasar FMIPA UNTAD

B. Alat dan Bahan 1. Alat


Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :

1. Hot plate 2. Jarum ose 3. Cawan Petri 4. Bunsen 5. Inkubator 6. Hand sprayer 7. Kertas 8. Erlenmeyar

2. Bahan
Adapun bahan-bahan yang dipakai adalah sebagai berikut : 1. Alkohol (ethanol) 2. Sampel bakteri 3. Medium NA 4. Medium PDA

C. Prosedur Kerja a. Membuat PCA (Plating Count Agar)

1. Mensterilkan tangan dengan menyemprotkan alcohol 70 % secara menyeluruh pada telapak sampai permukaan lengan. 2. Mensterilkan cawan petri dengan melidah-apikan cawan petri secara merata. 3. Mensterilkan mulut Erlenmeyer dengan cara melidah-apikan pada api Bunsen. 4. Memasukkan medium dengan cara membuka penutup cawan petri dengan sudut 30o dan mendekatkannya pada api Bunsen. 5. Menutup kembali cawan petri lalu member label pada bagian bawahnya. 6. Menunggu sampai medium yang telah dibuat memadat. b. Isolasi Bakteri (Teknik Goresan Langsung) 1. Mensterilkan jarum ose dengan membakar sampai pijar pada api bunsen lalu mencelupkan ke dalam larutan alkohol 70 % Melidah-apikan kembali jarum ose pada api Bunsen. Menyentuhkan jarum ose ke atas bakteri, lalu menggoreskan secara langsung keagar cawan. Model goresan langsung seperti gambar :

2. 3.

4.

Membungkus agar cawan tersebut dengan menggunakan kertas secara terbalik dan setelah itu menyimpan ke inkubator dengan suhu 37 oC selama 48 jam.

B. Pembahasan Percobaan kali ini membahas tentang cara-cara atau teknik yang biasa digunakan dalam mengisolasi mikroba dari habitat alaminya. Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba di luar lingkungan alamiahnya. Pemisahan mikroorganisme dari lingkungannya ini bertujuan untuk memperoleh biakan bakteri yang sudah tidak bercampur lagi dengan bakteri lainnya atau yang disebut biakan murni. Di kehidupan normalnya atau di habitat alamiahnya mikroba sulit ditemukan dalam bentuk koloni sendiri. Mikroba ini pasti ditemukan dalam bentuk koloni yang hidup bersama-sama dengan koloni mikroba yang lainnya. Oleh karena itu, pengisolasian ini dilakukan. Percobaan ini diawali dengan tahap pengenceran. Dalam hal ini, medium agar yang digunakan diencerkan terlebih dahulu selama 15 menit pada Hot Plate dengan suhu 300C. Hal ini bertujuan agar medium yang digunakan dapat mencair setelah disimpan selama beberapa hari di refrigerator. Setelah diencerkan dengan menggunakan Hot Plate, medium ini didinginkan sekitar 5 menit namun tidak jangan sampai dingin sekali.Hal ini dilakukan untuk menghindari medium agar tidak kembali mengeras. Setelah agak dingin, medium ini pun siap untuk digunakan. Pengisolasian ini dilanjutkan dengan pembuatan medium tempat mikroba ini nantinya akan tumbuh atau dengan kata lain membuat habitus sintetisnya. Medium initerlebih dahulu disterilkan dengan cara melidah-apikan mulut botol tempat penyimpanan medium agar tersebut. Begitupun dengan cawan petri itu sendiri. Sebelum semua prosedur kerja dilakukan terlebih dahulu tangan harus disterilkan menggunakan alcohol 70% yang disemprotkan ke seluruh permukaan tangan.

Dalam percobaan ini, kami menggunakan jarum ose sebagai media untuk memindahkan mikroba tersebut dari habitus alaminya. Jarum ose tersebut terlebih dahulu harus disterilkan dengan cara membakarnya pada bunsen sampai jarumnya pijar. Lalu jarum ose tersebut didiamkan selama 2 menit, tujuan hal ini yaitu untuk mendinginkan jarum ose-nya yang habis dipijarkan tadi agar ketika jarum ose itu digoreskan ke dalam cawan petri yang berisi objek mikroba yang akan diisolasi, tidak segera mematikan mikrobanya. Praktikum kali ini adalah mempelajari teknik isolasi mikroba dengan cara goresan. Teknik goresannya dilakukan dalam cawan petri. Dengan menggunakan jarum ose yang sebelumnya dipanaskan pada api bunsen lalu dicelupkan pada alkohol untuk sterilisasi jarumnya. Goresan diberikan sangat tipis sekali pada permukaan atas medium dalam cawan petri secara zig-zag, Pada percobaan ini mikroba yang digunakan hanya satu jenis yaitu bakteri dan menggunakan dua medium yakni medium NA dan medium PDA. Medium NA berfungsi untuk membiakan berbagai macam mikroorganisme serta kultur bakteri. Sedangkan medium PDA berfungsi untuk menumbuhkan fungi jenis kapang. Pada praktikum ini kita mempelajari bagaimana melakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril sehingga bisa mendefinisikan bahwa teknik inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium lama kemedium baru dengan tingkat ketelitian sangat tinggi dan dituntut untuk bekerja secara aseptic yaitu bebas dari pengaruh kontaminan mikroorganisme yang lain. Teknik aseptic dilakukan dengan penyediaan alat-alat kerja yang steril dan bekerja didekat api Bunsen agar terhindar dari kontaminan udara.pada waktu inokulasi jarum yang digunakan untuk meindahkan mikroba harus dipijarkan diatas api segera sebelum dan sesudah melakukan pemindahan. Pemanasan ini menghancurkan semua bentuk kehidupan yang ada pada permukaan jarum atau alat pemindahan, setelah di inokulasi biakan bakteri disimpan dan diinkubasi dalam lingkungan yang sesuai untuk petumbuhan. Setelah diinkubasi selama 48 jam diperoleh hasil pertumbuhan mikroba hanya pada medium NA, sedangkan pada medium PDA tidak mengalami pertumbuhan sama sekali. Hal ini dikarenakan mikroba yang diisolasi adalah jenis bakteri, dan bakteri hanya dapat tumbuh pada medium NA. Jadi yang akan dibahas pada kali ini adalah bagaimana pertumbuhan mikroba pada medium NA. Pada cawan petri pertama, jumlah koloni yang tumbuh adalah sebanyak 8 koloni dan memiliki morfologi seperti warna putih susu, tepi berlekuk, bentuk tak beraturan dan menyebar, permukaan timbul, dan tekstur kusam. Pada cawan petri kedua, jumlah koloni yang ditemukan adalah sebanyak 4 koloni dan berwarna kream, tepi berlekuk, bentuk tak beraturan dan menyebar, permukaan timbul, dan tekstur kusam. Pada cawan petri ketiga dan keempat, masing-masing ditemukan mikroba dengan jumlah 5 koloni dan 1 koloni, dan untuk morfologinya sama dengan pada cawan petri kedua. Untuk cawan petri terakhir ditemukan mikroba sebanyak 6 koloni, dan memiliki morfologi seperti warna kream, tepi tak beaturan, bentuk tak beraturan dan menyebar, permukaan timbul dan tekstur kusam.

Berdasarkan hasil percobaan tersebut diatas maka dapat dikatakan percobaan tersebut belum berhasil. Menurut Ratna (1990), bila menggunakan teknik menggores yang baik maka pada suatu area tertentu pada permukaan medium yang digores, sel-sel bakteri akan terpisahkan satu dari lainnya. Sel-sel tunggal yang terpisahkan seperti ini disebut sel induk. Bagi kebanyakan bakteri, setelah masa inkubasi selama 24 jam, satu koloni murni dapat terdiri dari 50-72 generasi sel yang timbul dari satu sel induk tunggal. Dengan perkataan lain, satu koloni murni terdiri dari bermilyarmilyar sel anak. Karena itu, hendaklah dipahami bahwa pertumbuhan bakteri sesungguhnya merupakan pertambahan jumlah sel dan bukan ukuran sel.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan Adapun yang dapat disimpulkan dari percobaan Teknik Isolasi Mikroba adalah sebagai berikut: 1. Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkan mikroba diluar dari lingkungan alamiahnya, untuk memperoleh biakan murni. Biakan murni yaitu mikroba yang sudah tidak bercampur lagi dengan mikroba lainnya. 2. Teknik yang digunakan untuk teknik isolasi mikroba adalah teknik goresan, yaitu metode goresan radian, langsung dan kuadran. 3. Medium yang digunakan untuk biakkan murni adalah medium NA untuk biakkan bakteri dan medium PDA untuk biakkan kapang.

B. Saran
Pada praktikum selanjutnya sebaiknya praktikan lebih memperhatikan lagi pada saat praktikum dilaksanakan. Agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan kecil yang bisa mempengaruhi hasil yang diperoleh.

DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, L., 2004, Menghitung Mikroba Pada Bahan Makanan, Cakrawala (Suplemen pikiran rakyat untuk iptek), Farmasi FMIPA ITB : Bandung.

Djida, N., 2000, Metode Instrumental dalam Mikrobiologi Umum, UNHAS

Press: Makassar.

Dwidjoseputro, 1980, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan : Jakarta.

Hadioetomo, R. S., 1993, Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Gramedia : Jakarta.

Nur Indriyani, Asnani, 2007, Penuntun Praktikum Mikrobiologi Akuatik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Unhalu : Kendari. Ratna, Sri, 1990, Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Jakarta : Gramedia.

http://disachem.blogspot.com/2012/04/laporan-mikrobiologi-teknik-isolasi.html

Anda mungkin juga menyukai