Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

DAYA KERJA ANTIMIKROBA DAN OLIGODINAMIK

Disusun oleh :

David Saefulloh Mustakim

1804020028

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2019
Selasa, 23 April 2019

ACARA 10

DAYA KERJA ANTIMIKROBA DAN OLIGODINAMIK

A. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian desinfektan
2. Untuk mengetahuipengertian zat antibiotik
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh logam terhadap pertumbuhan
mikroba
B. DASAR TEORI
Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan, bebrapa
diantaranya bermanfaat dan yang lain merugikan. Banyal diantaranya
menjadi penghuni dalam tubuh manusia. Beberapa mikroorganisme
menyebabkan penyakit dan yang lain terlibat dalam kegiatan manusia
sehari-hari seperti misalnya pembuatan anggur, keju, yoghurt, produksi
penicillin, serta proses-proses perlakuan yang berkaitan degan pembuangan
limbah (Irianto, 2006).
Mikrobiostatis menyatakan suatu keadaan mikroorganisme yang
meskipun masih hidup tetapi tidak mengadakan multiplikasi. Terjadinya
keadaan mikrobostatis dapat disebabkan oleh pengaruh fisik seperti
pengeringan, immobilitasi air sel dengan larutan yang tekanan osmotiknya
tinggi, atau dengan gabungan dari cara-cara tersebut. Mikrobiostatis kimia
dan disinfeksi adalah dua uangkapan yang perbedaannya terletak pada apa
yang diartikan dengan mematikan secara lambat. Zat-zat kimia yang
merupakan tipe umum dari mikrobiostatis kimia terdiri dari tiga macam zat
yaitu zat warna aniline, sulfonamide, dan antibiotic (Irianto,2006).
Menurut Pelczar (1998), suatu zat antibiotik kemoterapeutik yang
idealnya hendaknya memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
1. Harus mempunyai kemampuan untuk merusak atau menghambat
mikroorganisme patogen spesifik. Makin besar jumlah dan macam
mikroorganisme yang dipengaruhi akan semakin baik.
2. Tidak mengakibatkan berkembangnya bentuk-bentuk resisten parasit.
3. Tidak menimbulkan efek sampingan yang tidak dikehendaki pada inang
seperti alergis, kerusakan pada saraf, iritasi pada ginjal, atau saluran
gastrointestin.
4. Tidak melenyapkan mikroba normal pada inang.
Pada umumnya bakteri yang muda kurang daya tahannya terhadap
desinfektan dari pada bakteri yang tua. Faktor-faktor yang mempengaruhi
daya desinfektan antara lain pekat encernya konsentrasi, kenaikan
temperatur menambah daya desinfektan, medium juga dapat menawarkan
desinfektan. Susu, plasma darah, dan zat-zat lain yang serupa protein sering
melindungi bakteri terhadap desinfektan tertentu. Beberapa desinfektan dan
antiseptic, zat-zat yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan
bakteri dapat dibagi atas gram-gram logam, fenol, san senyawa-senyawa
lain yang sejenis, formal dehida, alkohol, yodium klor dan persenyawaan
klor, zat warna, detergen, sulfona muda, dan antibiotik (Dwidjoseputro,
2005).
Desinfektan adalah bahan kimia yang dapat dipakai guna menghambat
pertumbuhan mikroorgnaisme. Faktor utama yang menentukan bagaimana
desinfektan bekerja ialah kadar dan suhu desinfektan, waktu yang diberikan
kepada desinfektan untuk bekerja, jumlah dan tipe mikroorganisme yang
ada, dan keadaan bahan yang didesinfeksi. Jadi terlihat sejumlah faktor
harus diperhatikan untuk melaksanakan tugas sebaik mungkin beraneka dari
satu desinfektan ke yang lain. Akibatnya mungkin disebabkan oleh
kerusakan pada membran sel atau oleh tindakan pada protein sel atau pada
gen yang khas yang berakibat kematian atau mutasi (Volk dan Wheeler,
1993).
Zat antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain, bahkan dapat
memusnahkannya. Faktor yang mempengaruhi aktifitas mikroba invitro
antara lain pH lingkungan, komponen-komponen medium, takaran
inokulum, lamanya inkubasidan aktifitas metabolisme organisme (Volk dan
Wheeler, 1993).
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
- Buku petunjuk praktikum mikrobiologi
- Log book
- Alat tulis
- Kamera HP
- Cawan petri
- Tabung reaksi
- Pinset
- Inkubator
- Mikrometer sekrup
- Plastik wrapping
- Tissu
- Pipet ukur
- Bunsen burner
- LAF
2. Bahan
- Medium NA
- Bakteri E. coli dan B. cereus
- Alkohol 70% dan 96%
- Kertas cakram
- Biosol
- Bayclin
- Sabun cair
- Betadine
- Kawat tembaga
D. CARA KERJA
1. Uji kekuatan desinfektam
a. Mensterilkan pipet ukur di dekat bunsen burner
b. Mengambil 1 ml bakteri E. coli dan B. cereus
c. Memasukkan masing-masing bakteri ke medium NA ke dalam
cawan dengan metode pourplate
d. Membagi atau memberi nomor pada bagian luar dasar cawan 1
sampai 5 yang masing-masing nomor ialah 1 biosol, 2 betadine, 3
alkohol 70%, 4 bayclin dan 5 sabun cair
e. Memsukkan kertas cakram ke masing-masing larutan desinfektan
f. Mengambil kertas cakram dengan pinset dan meletakkannya pada
sesuai nomor dan melakukan di LAF
g. Menginkubasi selama 48 jam
h. Mengamati perubahan yang terjadi
2. Uji daya oligodinamik terhadap bakteri
a. Mensterilkan pipet ukur di dekat bunsen burner
b. Mengambil 1 ml bakteri E. coli dan B. cereus
c. Memasukkan masing-masing bakteri ke medium NA ke dalam
cawan dengan metode pourplate
d. Memasukkan tembaga ke tengah-tengah medium yang berisi bekteri
tersebut
e. Menginkubasi selama 1x24 jam dan mengamatinya

E. HASIL PENGAMATAN
1. Uji desinfektan
No Perlakuan Lebar diamter
E.coli B. cereus
1. Biosol - 7,6 + 6,3 + 7,2 + 6,4
4
= 6, 875
2. Betadine - -
3. Alkohol 70% - -
4. Bayclin - -
5. Sabun cair - 5,4 + 6,7 + 6,1 + 5,1
4
= 5,825

2. Uji oligodinamik
Nama bakteri panjang lebar
E.coli 34 mm 0,3 mm
B. cereus 32 mm 0,6 mm

F. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini didapatkan prinsip dari percobaan ini ialah
penghambatan antimikroba teradap pertumbuhan mikroorganisme, yaitu
zona hambatan akan terlihat sebagai daerah jernih di sekitar daerah yang
mengandung antibakteri. Diameter zona hambatan pertumbuhan bakteri
menunjukkan sensivitas bakteri terhadap zat antibakteri. Selanjutnya
dikatakan bahwa semakin lebar diameter zona hambatan yang terbentuk
bakteri tersebut semakin sensitif.
Praktikum ini dilakukan dengan menggunakan medium NA karena
medium ini dispesifikasikan untuk pembiakan bakteri. Metode yang
diapakai ialah cakram kertas yang direndam dalam cairan desinfektan yang
digunakan untuk kontrol. Lalu meletakkan kertas cakram pada cawan petri
yang sudah diberi nomor sesuai petunjuk.
Berdasarkan hasil pengamatan setelah sample diinkubasi selama
1x24 jam, diperoleh hasil bahwa isolat terdapat zona hambat yang ditandai
dengan daerah disekitas kertas cakram berwarna bening. Untuk desinfektan
jenis biosol memiliki diameter zona bening 6,875 mm dan untuk sabun cair
memiliki diameter 5,825 mm. Terdapat koloni bakteri di bagian tepi cawan
petri tepatnya sebelah bayclin, betadine, dan alkohol tetapi tidak mengenai
kertas cakram tersebut.
Kemudian untuk uji oligodinamik menggunakan kabel tembaga
yang diletakkan di tengah-tengah medium yang berisi isolat mikroba.dari
hail pengamatan dan pengukuran diperoleh panjang dan lebar dari zona
bening. Untuk bakteri E. coli memiliki panjang 34 mm dan lebar 0,3 mm.
Dan untuk bakteri B. cereus memiliki panjang 32 mm dan lebar 0,6 mm.
Logam-loham berat seperti Hg, Cu, Ag dan Pb bersifat racun terhadap sel
meskipun hanya dalam kadar rendah. Logam mengalami ionisasi dan ion-
ion tersebut bereaksi dengan bagian sulfihidril pada protein sel sehingga
menyebabkan denaturasi. Daya hambat atau mematikan mikroba dengan
logam dengan konsentrasi yang rendah inilah yang disebut daya
oligodinamik.
Terdapatnya zona hambat pada percobaan disebabkan karena
bakteri tersebut tidak resisten terhadap desinfektan yang diberikan pada
media. Resistensi ini merupakan suatu sifat tidak terganggunya kehidupan
sel mikroba oleh antimikroba. Sifat ini merupakan suatu mekanisme
alamiah untuk bertahan hidup.
G. KESIMPULAN
1. Desinfektan adalah bahan kimia yang dapat dipakai guna menghambat
pertumbuhan mikroorgnaisme. Faktor utama yang menentukan
bagaimana desinfektan bekerja ialah kadar dan suhu desinfektan, waktu
yang diberikan kepada desinfektan untuk bekerja, jumlah dan tipe
mikroorganisme yang ada, dan keadaan bahan yang didesinfeksi.
2. Zat antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain, bahkan dapat
memusnahkannya. Faktor yang mempengaruhi aktifitas mikroba invitro
antara lain pH lingkungan, komponen-komponen medium, takaran
inokulum, lamanya inkubasi dan aktifitas metabolisme organisme.
3. Pada praktikum kali ini menggunakan desinfektan jenis biosol, bayclin,
alkohol 70%, sabun cair serta betadine.
4. Logam mengalami ionisasi dan ion-ion tersebut bereaksi dengan bagian
sulfihidril pada protein sel sehingga menyebabkan denaturasi. Daya
hambat atau mematikan mikroba dengan logam dengan konsentrasi
yang rendah inilah yang disebut daya oligodinamik.
H. DAFTAR PUSTAKA
Djide, M.N. 2003. Mikroiologi Farmasi. Makassar: Unhas Press
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatvana
Irianto, Koes.2006. Menguak Dunia Mikroorganisme. Bandung: Wyrama
Widya
Pelczar. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi 2. Jakarta: UI-Press
Volk, A.W dan Wheeler, M.F.1993. Mikrobiologi dasar jilid 1. Jakarta:
Erlangga
I. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai