Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PRAKTIKUM VIII
PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN
MIKROBIA

OLEH:

NAMA : WD. LENI MARLINA


STAMBUK : F1D1 13 040
KELOMPOK : VI (ENAM)
ASISTEN PEMBIBING : HASANAH

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2015
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pertumbuhan mikroba pada umumnya sangat tergantung dan

dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Perubahan faktor lingkungan dapat

mengakibatkan perubahan sifat morfologi dan fisiologi. Hal ini dikarenakan,

mikroba selain menyediakan nutrient yang sesuai untuk kultivasinya, juga

diperlukan faktor lingkungan yang memungkinkan pertumbuhan mikroba

secara optimum.

Mikroba tidak hanya bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi

menunjukkan respon yang menunjukkan respon yang berbeda-beda. Untuk

berhasilnya kultivasi berbagai tipe mikroba diperlukan suatu kombinasi

nutrient serta faktor lingkungan yang sesuai. Kemampuan mikroorganisme

untuk tumbuh dan tetap hidup merupakan hal yang penting dalam ekosistem

pangan.

Suatu pengetahuan dan pengertian tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi kemampuan tersebut sangat penting untuk mengendalikan

hubungan antara mikroorganisme-makanan-manusia. Beberapa faktor utama

yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme meliputi suplai zat gizi,

waktu, suhu, air, pH dan tersedianya oksigen. Berdasarkan uraian tersebut

maka perlu dilaksanakan praktikum yang berjudul pengaruh faktor

lingkungan terhadap pertumbuhan bakteri.


B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimanmengetahui

pengaruh suhu, pH dan logam berat terhadap pertumbuhan bakteri ?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah mengetahui

pengaruh suhu, pH dan logam berat terhadap pertumbuhan bakteri.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat pada praktikum ini adalah dapat mengetahui pengaruh suhu,

pH dan logam berat terhadap pertumbuhan bakteri.


II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Faktor Pertumbuhan Mikrobia

Aktivitas mikroba dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungannya.

Perubahan lingkungan dapat mengakibatkan perubahan sifat morfologi dan

fisiologi mikroba. Beberapa kelompok mikroba sangat resisten terhadap

perubahan faktor lingkungan. Mikroba tersebut dapat dengan cepat

menyesuaikan diri dengan kondisi baru tersebut. Faktor lingkungan meliputi

faktor-fakto r abiotik (fisika dan kimia), dan faktor biotik (Sumarsih, 2003).

B. Faktor Biotik

Alam, jarang sekali ditemukan mikroba yang hidup sebagai biakan

murni, tetapi selalu berada dalam asosiasi dengan jasad-jasad lain. Antar jasad

dalam satu populasi atau antar populasi jasad yang satu dengan yang lain

saling berinteraksi. Interaksi dalam satu populasi mikroba antar jasad dalam

satu populasi yang sama ada dua macam, yaitu interaksi positif maupun

negatif. Interaksi positif menyebabkan meningkatnya kecepatan

pertumbuhan sebagai efek sampingnya. Meningkatnya kepadatan populasi,

secara teoritis meningkatkan kecepatan pertumbuhan. Interaksi positif disebut

juga kooperasi. Sebagai contoh adalah pertumbuhan satu sel mikroba menjadi

koloni atau pertumbuhan pada fase lag (fase adaptasi). Interaksi negatif

menyebabkan turunnya kecepatan pertumbuhan dengan meningkatnya

kepadatan populasi. Misalnya populasi mikroba yang ditumbuhkan dalam


substrat terbatas, atau adanya produk metabolik yang meracun. Interaksi

negatif disebut juga kompetisi. Sebagai contoh jamur Fusarium dan

Verticillium pada tanah sawah, dapat menghasilkan asam lemak dan H S yang

bersifat meracun (Tim Penyusun, 2014).

C. Faktor Abiotik

Faktor biotik meliputi, suhu. Kisaran suhu pertumbuhan dibagi menjadi

suhu minimum, suhu optimum, dan suhu maksimum. Suhu minimum adalah

suhu terendah tetapi mikroba masih dapat hidup. Suhu optimum adalah suhu

paling baik untuk pertumbuhan mikroba. Suhu maksimum adalah suhu

tertinggi untuk kehidupan mikroba. Berdasarkan kisaran suhu

pertumbuhannya, mikroba dapat dikelompokkan menjadi mikroba psikrofil

(kriofil), mesofil, dan termofil. Psikrofil adalah kelompok mikroba yang

dapat tumbuh pada suhu 0-300C dengan suhu optimum sekitar 150C. Mesofil

adalah kelompok mikroba pada umumnya, mempunyai suhu minimum 150C

suhu optimum 25-370C dan suhu maksimum 45-550C. Mikroba yang tahan

hidup pada suhu tinggi dikelompokkan dalam mikroba termofil. Mikroba ini

mempunyai membran sel yang mengandung lipida jenuh, sehingga titik

didihnya tinggi. Kelompok ini mempunyai suhu minimum 40 0C, optimum

pada suhu 55-600C dan suhu maksimum untuk pertumbuhannya 750C. Untuk

mikroba yang tidak tumbuh dibawah suhu 300C dan mempunyai suhu

pertumbuhan optimum pada 600C, dikelompokkan kedalam mikroba termofil

obligat. Mikroba termofil yang dapat tumbuh dibawah suhu 30 0C,

dimasukkan kelompok mikroba termofil fakultatif. Bakteri yang hidup di


dalam tanah dan air, umumnya bersifat mesofil, tetapi ada juga yang dapat

hidup diatas 500C (termotoleran) (Sumarsih, 2003).

D. Logam-logam berat

Logam berat berperan sebagai antimikroba, karena dapat

mempresipitasikan enzim-enzin atau protein esensial lain dalam sel. Logam-

logam berat yang digunakan secara umum adalah Hg, Ag, As, Zn dan Cu.

Daya antimikrobanya biasa disebut sebagai daya oligodinamik. Hg atau HgCl

pernah merupakan desinfektan yang populer, tapi kini sudah dianggap usang

dan tidak bermanfaat oleh karena dapat diinaktifkan oleh bahan organik.

Senyawa Hg organik efektif untuk mengobati luka-luka kecil (ringan) dan

sebagai preservatif di dalam serum dan vaksin. Ag pada konsentrasi 1%,

AgNO biasa digunakan untuk mencegah kemungkinan terjadinya infeksi

gonokokus pada mata bayi yang baru lahir. Selama beberapa tahun,

penggunaan AgNO3 telah diganti dengan penisilin, tetapi meningkatnya

resistensi kuman-kuman tersebut terhadap penisilin, kini telah dipakai

kembali. As Arsen pernah terkenal sebagai obat pertama untuk sifilis dan kini

masih dipergunakan dalam pengobatan infeksi oleh protozoa. Zn, dalam

bentuk pasta, dipakai untuk mengobati infeksi karena kuman atau jamur

(Yuwono, 2011).

E. Kadar ion hidrogen (pH)

Mikroba umumnya menyukai pH netral (pH 7). Beberapa bakteri dapat

hidup pada pH tinggi (medium alkalin). Contohnya adalah bakteri nitrat,

rhizobia, actinomycetes, dan bakteri pengguna urea. Hanya beberapa bakteri


yang bersifat toleran terhadap kemasaman, misalnya Lactobacilli,

Acetobacter, dan Sarcina ventriculi. Bakteri yang bersifat asidofil misalnya

Thiobacillus. Jamur umumnya dapat hidup pada kisaran pH rendah. Apabila

mikroba ditanam pada media dengan pH 5 maka pertumbuhan didominasi

oleh jamur, tetapi apabila pH media 8 maka pertumbuhan didominasi oleh

bakteri. Berdasarkan pH-nya mikroba dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu

mikroba asidofil, adalah kelompok mikroba yang dapat hidup pada pH 2,0-

5,0, mikroba mesofil (neutrofil), adalah kelompok mikroba yang dapat hidup

pada pH 5,5-8,0, dan mikroba alkalifil, adalah kelompok mikroba yang dapat

hidup pada pH 8,4-9,5 (Agustiyani, 2004).

F. Oksigen

Kebutuhan oksigen, oksigen tidak mutlak diperlukan mikroorganisme

karena ada juga kelompok yang tidak memerlukan oksigen bahkan oksigen

merupakan racun bagi pertumbuhan. Mikroorganisme terbagi atas empat

kelompok berdasarkan kebutuhan akan organisme, yaitu mikroorganisme

aerob yang memerlukan oksigen sebagai akseptor elektron dalam proses

respirasi. Mikroorganisme anaerob adalah mikroorganisme yang tidak

memerlukan O2 karena oksigen akan membentuk H yang bersifat toksik dan

meyebabkan kematian. Mikroorganisme anaerob tidak memiliki enzim

katalase yang dapat menguraikan H2O menjadi air dan oksigen.

Mikroorganisme fakultatif anaerob adalah mikroorganisme yang tetap

tumbuh dalam lingkungan kelompok fakultatif anaerob. Mikroorganisme

mikroaerofilik adalah mikroorganisme yang memerlukan oksigen dalam


jumlah terbatas karena jumlah oksigen yang berlebih akan menghambat kerja

enzim oksidatif dan menimbulkan kematian (Hamdiyati, 2003).


III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 25 April 2015,

pukul 13.00-17.00 WITA dan dilanjutkan kembali pada hari Minggu, tanggal

26 April 2015, pukul 13.00-17.00 WITA, bertempat di Laboratorium Unit

Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan dan kegunaannya.


No Nama Bahan Satuan Fungsi
.
1 2 3 4
1. Aquades steril mL Zat pelarut.
2. Nutrient Broth mL Medium pertumbuhan bakteri.
(NB) cair
3. HgCl2 0,1% mL Zat kimia untuk penguji
4. pH paper - Indikator pengukur pH
5. Alkohol 70 % mL Mensterilkan tangan.
6. Kapas - Menyumbat mulut tabung reaksi.
7. Kertas label - Menandai pada tabung reaksi.
8. Tissue - Membersihkan sisa-sisa larutan yang
ada di atas meja.

C. Alat Praktikum
Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat yang digunakan.


No. Nama Alat Satuan Kegunaan
1 2 3 4
1. Laminar Air - Tempat untuk bekerja secara
Flow aseptik agar tidak terkontaminasi.
2. Kulkas - Menumbuhkan mikroorganisme
pada suhu 4-50C
3. Lampu Bunsen - Sterilisasi dengan pemijaran
1 2 3 4
4. Inkubator - Menumbuhkan mikroorganisme
Tabel 2. (Lanjutan)

pada suhu 370C


5. Oven - Menumbuhkan mikroorganisme
pada suhu 55 0C
6. Tabung reaksi - Wadah untuk menumbuhkan
mikroorganisme.
7. Mikro pipet m Mengambil larutan dalam skala
kecil.
8. Botol ampul - Tempat larutan yang bervolume
kecil dan sebagai tempat
pengenceran.
9. Rak tabung reaksi - Meletakkan tabung reaksi
11. Kamera digital - Mengambil gambar hasil
pengamatan
12. Alat tulis - Mencatat hasil pengamatan

D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:

1. Menyiapkan pengenceran 106 sampel luka medis kedalam botol ampul


2. Memasukkan sampel yang telah diencerkan ke dalam media NB.
3. Menutup mulut tabung reaksi dengan silk dan kapas.
4. Menginkubasi sampel yang akan diamati pada suhu 4-5 0 C, 370 C, 450C

dan 550 C.
5. Mengamati pertumbuhan mikroorganisme pada sampel yang telah

diinkubasi setelah 24 jam.


6. Mengambil gambar hasil pengamatan dan mendokumentasikannya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 3.


Tabel 3. Hasil pengamatan
N Nama Faktor Lingkungan
o Isolat Suhu pH Logam Berat
1 2 3 4 5
1 Isolat Suhu 4-5 oC pH 3 50 ppm
Medis

- - +
Suhu 37 oC pH 5 75 ppm

+ + -
Suhu 45 oC pH 7 100 ppm

+ - -

Tabel 3. Lanjutan
1 2 3 4 5
Suhu 55 oC pH 8
- +
pH 10

Pertumbuhan mikroba pada umumnya sangat tergantung dan

dipengaruhi oleh faktor lingkungan, perubahan faktor lingkungan dapat

mengakibatkan perubahan sifat morfologi dan fisiologi. Hal ini dikarenakan,

mikroba selain menyediakan nutrient yang sesuai untuk kultivasinya, juga

diperlukan faktor lingkungan yang memungkinkan pertumbuhan

optimumnya. Mikroba tidak hanya bervariasi dalam persyaratan nutrisinya,

tetapi juga menunjukkan respon yang berbedabeda. Berhasilnya kultivasi

berbagai tipe mikroba, diperlukan suatu kombinasi nutrient serta faktor

lingkungan yang sesuai. Pertumbuhan bakteri pada umumnya akan

dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Pengaruh faktor ini akan memberikan


gambaran yang memperlihatkan peningkatan jumlah sel yang berbedadan

pada akhirnya memberikan gambaran pula terhadap kurva pertumbuhannya.

Pengamatan yang dilakukan dari suhu 4-50, 370C, 45, dan 550C, pH 3,

5, 7, 8, dan 10 sedangkan pada logam berat yaitu 50 ppm, 75, 100 ppm

dengan menggunakan isolat luka medis. Pengamatan pada isolat luka medis

untuk masing-masing suhu 40C tidak terdapat mkroba yag tumbuh, tetapi

pada suhu 50C tumbuhnya mikroba ditandai dengan keruhnya larutan pada

tabung reaksi. Pada suhu 4-50C mikroorganisme yang dapat hidup yaitu

psikrofil adalah kelompok mikroba yang dapat tumbuh pada suhu 0-300C

dengan suhu optimum sekitar 150C. Kemudian perlakuan pada suhu 37 0C

terdapat bakteri yang tumbuh, tipe bakteri yang tumbuh yaitu mesofil yaitu

mikrobia yang dapat tumbuh pada kisaran suhu 300C-500C. Suhu 450C ada

juga mikroba yang tumbuh tipenya yaitu mesofil. Sedangkan pada suhu 55 0C

tidak terdapat mikroba yang tumbuh. Perlakuan untuk pH, pada pH 3 tidak

terdapat mikroba yang tumbuh begitu pula dengan pH 5, dan pH 7 sedangkan

pH 8 dan pH 10 ada bakteri yang tumbuh tipenya yaitu mikroba basofil yang

hidup pada keadaan basa. Perlakuan terakhir dengan menggunakan logam

berat yaitu HgCl dengan 50 ppm, 75 ppm dan 100 ppm, pada 50 ppm terdapat

mikroba yang dapat hidup tetapi pada 75 ppm dan 100 ppm tidak terdapat inii

disebabkan karena Hg merupakan unsur yang bersifat toksin. Logam berat

terbagi atas 2 kelompok yaitu logam berat yang bersifat sangat beracun

(toksik) seperti: Arsen (As), Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Cadmium (Cd) dan

Chromium (Cr) dan logam esensial yang juga dapat menjadi racun apabila
dikonsumsi secara berlebihan, antara lain Tembaga (Cu), Besi (Fe), Zink (Zn)

dan Selenium (Se).

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh pada praktikum ini adalah suhu

sebagai faktor fisik berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri.Suhu 4-5 oC

tidak terjadi pertumbuhan mikrobia, suhu 37 oC terlihat adanya pertumbuhan

mikrobia, suhu 45 oC juga terjdi adanya pertumbuhan mikrobia, dan yang

terakhir suhu 55 oC tidak ditemukannya adanya pertumbuhan mikrobia.

Pengaruh pH juga berpengaruh untuk pH 3 sampai dengan pH 7 tidak

ditumbuhi oleh mikrobia, sedangkan pada pH 8 sampai dengan pH 10


ditemukannya adanya pertumbuhan mikrobia. Pengaruh logam berat pada 50

ppm ditemukan adanya pertumbuhan mikrobia, sedangkan 75 ppm dan 100

ppm tidak ditemukan adanya pertumbuhan mikrobia.

B. Saran

Saran yang dapat diajukan dalam praktikum inin adalah agar

praktikum selanjutnya lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Agustiyani D., Imamuddin H., Faridah E.N. Dan Oedjijono, 2004, Pengaruh pH
dan Substrat Organik Terhadap Pertumbuhan dan Aktivitas Bakteri
Pengoksidasi Amonia, Jurnal Biodiversitas, 5(2),43-47

Hamdiyati Y., 2003, Mikrobiologi (Common Teksbook), Biologi FPMIPA UPI,


IMSTEP.

Sumarsih S., 2003, Mikrobiologi Dasar, Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian
UPNVeteran, Yogyakarta.
Tim Penyusun, 2014, Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi, Jurusan Biologi,
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana
Malik Ibrahim, Malang.
Yuwono, 2011, Mikrobiologi Kedokteran, Laboratorium Mikrobiologi FKUnsri,
Palembang.

Anda mungkin juga menyukai