BIOLOGI DASAR
PERCOBAAN 1
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM
STERILISASI DAN DESINFEKSI
OLEH:
RAMADHAN NURCHOLIS (1500529)
AYU ARTI PUTRI HANDA (1500634)
RIZKI YANTI RAHAYU (1500753)
GHINA ANZALINA (1500769)
NOVITA PURNAMASARI HENDARMIN (1503646)
KELOMPOK 2
I. TEORI
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan
memahami cara kerja serta fungsi dan alat-alat di laboratorium. Selain
untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja
dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan
praktikum dengan sempurna (Walton, 1998).
Sebelum melakukan praktikum, hendaknya praktikan memeriksa alat-
alat yang akan digunakan. Untuk alat-alat gelas dalam penggunaannya
memerlukan ketelitian dan kehati-hatian, misalnya praktikan memeriksa
alat tersebut apa ada yang cacat atau rusak. Untuk memindahkan zat-zat
kimia yang berwujud cair kita sering menghadapi suatu kesulitan yang
mungkin disebabkan oleh tekanan biasa yang mempengaruhi dalam
menentukan volume cairan itu dengan tepat. Maka dari itu dapat
digunakan pipet dan buret yang gunanya untuk memindahkan volume
cairan (Arifin, 1996 : 9).
Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat
kaca yang tampaknya bersih belum tentu bersih dari sudut pandang
seorang analisis. Permukaan yang tampaknya tak ada kotoran sering masih
tercemari oleh lapisan tipis, tak tampak yang berminyak. Bila air
dituangkan dari dalam suatu wadah yang tercemar, air tidak terbuang
secara seragam dari permukaan kaca, tetapi menyisakan tetesan yang kecil,
yang merepotkan atau kadang-kadang mustahil dipulihkan. Alat kaca yang
bisa dimasuki sikat seperti bekker dan erlenmeyer paling baik dibersihkan
dengan sabun atau detergen sintetik. Pipet, buret, atau labu volumetri
mungkin memerlukan larutan detergen panas untuk bisa benar-benar
bersih. Jika permukaan kaca itu masih membuang airnya secara seragam,
mungkin perlu digunakan larutan pembersih, yang sifat oksidasi kuatnya
dapat memastikan kebersihan permukaan kaca keseluruhan. Setelah
dibersihkan, alat itu hendaknya dibilas beberapa kali dengan air kran,
kemudian dengan sedikit air suling, dan akhirnya mengering sendiri (Day
dan Underwood, 1999 : 577-578).
Salah satu bagian yang penting dalam mikrobiologi adalah
pengetahuan tentang cara-cara mematikan, menyingkirkan, dan
menghambat pertumbuhan mikroorganisme (Block, 2002). Cara yang
digunakan untuk menghancurkan, menghambat pertumbuhan
mikroorganisme dan menyingkirkan mikroorganisme berbeda-beda
tergantung spesies yang dihadapi. Selain itu lingkungan dan tempat
mikroba ini pun berbeda-beda misalnya dalam darah, makanan, air,
sampah, roil, dan tanah. Hal tersebut juga dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan untuk menentukan cara untuk menghancurkan
mikroorganisme yang digunakan tergantung pada pengetahuan,
keterampilan dan tujuan dari yang melaksanakannya, sebab tiap situasi
yang dihadapi merupakan kenyataan-kenyataan dasar yang dapat
menuntun pada cara atau prosedur yang harus dilakukan (Levine, 2000).
Tindakan untuk membebaskan alat atau media dari mikroba adalah
dengan sterilisasi. Secara umum, sterilisasi dapat dilakukan dengan cara
mekanik, fisik dan kimia. Teknik aseptis dibutuhkan untuk mencegah
ataupun mengurangi kontaminasi yang tidak diinginkan.Mikroba memiliki
karakteristik serta ciri yang berbeda dalam persyaratan pertumbuhannya.
Karakteristik persyaratan pertumbuhan mikroba inilah yang menyebabkan
bermacam-macamnya media penunjang pertumbuhan mikroba. Dalam
melakukan kegiatan tersebut diperlukan keahlian dan keterampilan khusus.
Keberhasilan mempelajari perikehidupan mikroorganisme dan bekerja
dalam bidang mikroorganisme bergantung pada kondisi kebersihan
medium dan alat serta kemurnian jenis mikroorgansime yang dipelihara.
Untuk menjamin kondisi demikian perlu dilaksanakan pembersihan atau
sterilisasi alat, medium dan prosedur kerja atau teknik penanganan
mikroorganisme. Sterilisasi adalah proses yang menyebabkan bahan,
medium atau alat terbebas dari semua bentuk kehidupan. (Subandi, 2010)
Tindakan sterilisasi juga dilakukan untuk mencegah kerusakan bahan
makanan dan hasil-hasil industri. Cara yang biasa dalam mengendalikan
mikroorganisme meliputi tindakan fisik dan kimiiawi yang dapat
mematikan fungsi dan merusak struktur mikroorganisme.
Zat kimiawi dan tindakan fisik tersebut menghasilkan efek mikrobisida
dan efek mikrobisida. Efek mikrobisida adalah efek yang menyebabkan
matinya mikroorganisme secara langsung dan efek mikrobiastik adalah
efek yang mencegah/menghambat kemampuan sel mikroorganisme untuk
berproduksi sehingga populasi mikroorganisme menjadi konstan. Metode
kimia untuk mengendalikan mikroorganisme meliputi: antiseptic adalah
bahan kimia yang digunakan terhadap jaringan hidup sehingga mencegah
pertumbuhan mikroorganisme. Disinfektan adalah bahan kimia yang dapat
menecegah pertumbuhan mikroorganisme yang aktif (bentuk fase
vegetatif) pada bahan/alat yang tidak hidup. Bahan Kemoterapetik adalah
bahan kimia yang dapat menghancurkan atau mencegah pertumbuhan
mikroorganisme pada jaringan hidup. Metode fisik untuk mengendalikan
perlakuan mikroorganisme meliputi :
1. Perlakuan temperature tinggi
a. Cara kering (udara panas), yaitu dengan penggunaan gas dan oven
listrik (suhu 160oC -180oC selama 1,5 jam-3,0 jam). Digunakan
untuk mensterilkan wadah/tabung gelas kosong, pipet dan
semacamnya.
b. Cara basah (panas basah), yaitu dengan uap air dengan tekanan
tinggi (Autoklaf) mencapai suhu diatas 100oC untuk mensterilkan
medium kultur, jarum suntik, larutan yang termostabil, dan lain-
lain; uap air mmengalir bebas (air mendidih, sterilisasi intermitten),
suhu 100oC untuk mensterilkan larutan termolabil, seperti susu,
gula dan lain-lain; dan pasteurisasi.
2. Perlakuan temperature rendah
a. Pendinginan
b. Liofilisasi
3. Radiasi
a. Radiasi ion (sinar-X; sinar Gamma)
b. Thymine dimerisasi (sinar ultraviolet)
4. Tekanan osmotik
5. Pengeringan/desikasi
6. Vibrasi sonic
7. Penyaringan/filtrasi (Subandi, mikrobiologi 2010, hal 144)
II. TUJUAN
1. Mahasiswa mengenal dan mengetahui fungsi dari tiap-tiap alat
laboratorium biologi dasar.
2. Mahasiswa mengetahui sterilisasi dengan autoklaf, laminar air flow,
dan oven.
3. Mahasiswa dapat melakukan kerja aseptis.
ALAT BAHAN
Bunsen Air
Tabung reaksi Etanol 95%
Cawan petri Api spirtus
Semprotan
Labu Erlenmeyer
V. Hasil Pengamatan
Berikut adalah fungsi alat-alat laboraturium:
1. Mikroskop cahaya & mikroskop elektron
Fungsinya yaitu untuk melihat dan mengamati objek dengan ukuran sangat
kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang secara langsung.
2. Autoklaf
3. Inkubator
Meja kerja steril yang di gunakan untuk melakukan kegiatan inokulasi atau
penanaman dengan bantuan lampu dan sinar UV
6. Mikropipet
Fungsinya yaitu untuk memindahkan cairan atau larutan dari suatu tempat
ke tempat yang lainnya.
7. Sudip
Fungsinya yaitu untuk mengaduk suatu zat dalam larutan atau bisa juga di
gunakan untuk mengambil serbuk dalam bentuk padat.
8. Cawan petri
Fungsinya sama dengan tabung reaksi namun pada tabung ulir terdapat
tutup di bagian atas tabungnya.
13. Jarum ose
VI. Pembahasan
Nama : Ghina Anzalina Tanggal Praktikum : 15 September 2015
NIM : 1500769 Tanggal Laporan : 15 Oktober 2015
1. Autoklaf
Penguapan air dengan suhu tinggi/ uap air panas yang bertekanan.
Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan
dengan suhu 121º C (250º F). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh
permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi (15 Psi = 15 pounds per square
inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121º C.
2. Stirrer
Cara kerjanya yaitu menaruh alat yang akan dihomogenkan kemudian
menghidupkan stirrer dan alat tersebut akan berputar dan akan membuat
sempel menjadi homogen.
3. Oven
Media dan bakteri di masukkan dalam oven kemudian ditutup, di atur
suhu dan waktunya.
4. Erlenmeyer
Berupa gelas yang diameternya semakin keatas semakin kecil dengan
skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.
Biasa yang dipergunakan untuk titrasi adalah ukuran 250 mL agar mudah
dipegang dan lebih mudah melihat analit.
5. Tabung Reaksi
Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup tabung
reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium
Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2
bentuk yaitu agar tegak dan agar miring.
6. Mikroskop
Biasanya digunakan untuk mengamati mikroorganisme yang memang
memiliki ukuran yang kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata secara
langsung.Mikroskop merupakan alat utama dalam melakukan pengamatan
dan penelitian dalam bidang biologi.Mikroskop terdiri dari bagian optik
dan non optik.Bagian optik meliputi lensa-lensa.Lensa-lensa mikroskop
merupakan lensa gabungan (compound lenses) yang disatukan menjadi
suatu unti kesatuan. Bagian non optik meliputi antara lain kaki, meja objek
dan lengan. Benda yang akan diamati diletakkan pada gelas objek
kemudian ditutup dengan deck glass. Penyinaran dilakukan dari bawah
oleh sinar lampu.Lensa okuler merupakan lensa terdekat dengan mata
pengamat.Lensa objektif merupakan lensa terdekat dengan benda yang
diamati.Bagian mikroskop yang dapat digerakkan mempunyai bonggol
pengaturnya sendiri-sendiri.
7. Pipet
Untuk mengambil larutan berdasarkan per tetes, dalam volume yang
kecil.
8. Cawan petri
Sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dari plastik atau
kaca yang digunakan untuk membiakkan sel. Cawan Petri selalu
berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih
besar merupakan tutupnya.
9. Ose
Ose cocok digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak.
Fungsinya untuk menginokulasi kultur mikrobia khususnya mikrobia
aerob dengan metode streak.
10. Pengaduk
Cara kerjanya dengan melarutkan dengan alat ini hingga terlarut
semua.
11. Bunsen
Bunsen ada yang dari alcohol, spirtus dan minyak gas. Bentuknya
seperti tabung yang berisi bahan bakar dan memiliki sumbu yang dapat
menghasilkan api.
12. Beker glass
Beker secara umum berbentuk silinder dengan dasar yang bidang dan
tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari 1 mL sampai beberapa liter.
Beker dapat terbuat dari kaca (umumnya kaca borosilikat
13. Gelas ukur
Berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya.Terbuat dari
kaca atau plastik yang tidak tahan panas.Ukurannya mulai dari 10 mL
sampai 2 L.
1. Pemijaran
Menggunakan jarum ose yang dipanaskan hingga memijar, kemudian
ditunggu beberapa saat hingga dingin. Pemijaran dapat dilakukan untuk
memindahkan biakan secara aseptis dari 2 tabung agar miring, dan untuk
memindahkan biakan dari cawan ke cawan.
2. Panas Kering
Panas kering menggunakan oven dalam pengerjaannya. Alat-alat yang
akan disterilisasi dibungkus terlebih dahulu oleh kertas hingga sebisa
mungkin tak ada celah untuk mikroba dari luar dapat menempel di alat.
Alat-alat yang memiliki mulut, seperti tabung reaksi, dan tabung
erlenmeyer, disumbat terlebih dahulu dengan kapas yang digulung dan
dibungkus oleh alumunium foil hingga pejal dengan mulut tabung. Setelah
selesai, alat-alat dapat disimpan di dalam oven selama 1 jam pada suhu
105 ̊ - 110 ̊ C.
3. Uap Air Panas Bertekanan
Uap air panas bertekanan menggunakan autoklaf dalam
pengerjaannya.Alat-alat yang sudah dibungkus oleh kertas disimpan di
dalam autoklaf selama 15-30 menit, dengan suhu 121 ̊ C, bertekanan 1
atm.
4. Uap Air Panas
Alat-alat disimpan di atas wadah, kemudian disimpan di atas air yang telah
mendidih (dikukus).
5. Pemijaran dengan Sinar UV
Pengerjaannya menggunakan laminar air flow, langkah-langkanya adalah
sebagai berikut :
a. Laminar disemprot dengan alkohol, supaya laminar steril dari kuman.
b. Alat-alat yang sudah dibungkus disimpan di dalam laminar air flow.
c. Pintu ditutup hingga rapat.
d. Layar ditutup dengan kain hitam.
e. Blower dinyalakan selama 5 menit.
f. Sinar UV dinyalakan hingga 20-30 menit.
g. Blower dinyalakan kembali ± 10 menit.
h. Tunggu sekitar 15 menit.
6. Sterilisasi Kimiawi
Alat dan meja yang akan digunakan dalam praktikum disemprot
dengan alkohol, termasuk tangan kita sendiri, supaya steril dari mikroba
yang melekat pada alat-alat dan tangan.
*Pemijaran
Pembakaran merupakan cara sterlisasi yang 100% efektif., tetapi cara ini
terbatas penggunaannya. Cara ini biasa dipergunakan untuk mensterilkan alat
penanam kuman (jarum ose/sengkelit) yakni dengan membakarnya sampai
pijar.Fungsi proses kerja ini yaitu untuk membunuh bakteri agar tetap hidup
terjaga. Simpanlah jarum ose tidak lebih dari 25 cm agar stabil. Setelah ujung
ose merah/memijar kemudian tunggu sampai dingin. Ambil sampel/ bakteri
yang akan diteliti namun hal tersebut harus di lakukan didekat bunsen burner
agar kesterilannya tetap terjaga. Alat yang di gunakan dalam pemijaran ini
yaitu bahan utamanya menggunakan bunsen untuk sterilisasi agar tidak
terkontaminasi dengan udara sekitar ruangan. Jarum ose di panaskanhingga
berwarna merah mendakan sterilisasi selesai di lakukan.
*Uap air panas bertekanan
Autoklaf yaitu serupa tangki minyak yang dapat diisi dengan uap air.
Autoklaf memiliki ruangan yang mampu menahan tekanan 1 atm. Dalam
autoklaf yang mengsterilkannya adalah panas basah,bukan pada tekanannya.
Oleh karena itu setelah air didalam tangki mendidih dan mulai terbentuk uap
air, maka uap air ini akan mengalir ke ruangan pensteril gna mendesak keluar
semua udara didalamnya. Bila masih ada udara yang tersisa, maka udara ini
akan mengganggu naik nya suhu di dalam ruang tersebut.
Alat-alat dan bahan yang akan disterilkan lebih baik di tempatkan
dalam beberapa botol yang agak kecil daripada dikumpulkan dalam satu botol
yang besar. Lau ditutup rapat dam juga diatur dengan suhu 121 oC tekanan 1
atm, dengan waktu 12-20 menit dimulai smenjak terometer pada autoklaf
menunjuk 121o C. Autoklaf tidak boleh dibuka begitu saja agar tidak meluap
ke mana-mana. Hal ini bertujuan untuk mnghindari terurainya zat-zat tersebut.
Setelah alat-alat laboratorium disterilisasi menggunakan autoklaf
dengan suhu 121o selama 15-30 menit dengan kemudian simpan di rak dan
proses sterilisasi selesai di lakukan
1. Singkirkan semua barang yang tidak diperlukan dari meja dan ruang kerja.
2. Semprotkan meja kerja dengan alkohol 70% beberapa kali hingga merata
3. Kemudian semprotkan lagi alkohol pada telapak tangan.
4. Letakkan alat dan bahan-bahan yang diperlukan pada meja kerja dan
semprotkan kembali alkohol pada semua peralatan.
5. Setelah itu diamkan beberapa saat dan kembali semprotkan alkohol ke
seluruh permukaan tangan ketika hendak mulai bekerja.
6. Letakkan spirtus lalu biarkan.
b. Autoklaf
Autoklaf yaitu serupa tangki minyak yang dapat diisi dengan uap air.
Autoklaf memiliki ruangan yang mampu menahan tekanan 1 atm. Dalam
autoklaf yang mengsterilkannya adalah panas basah,bukan pada tekanannya.
Oleh karena itu setelah air didalam tangki mendidih dan mulai terbentuk uap
air, maka uap air ini akan mengalir ke ruangan pensteril gna mendesak keluar
semua udara didalamnya. Bila masih ada udara yang tersisa, maka udara ini
akan mengganggu naik nya suhu di dalam ruang tersebut.
Alat-alat dan bahan yang akan disterilkan lebih baik di tempatkan
dalam beberapa botol yang agak kecil daripada dikumpulkan dalam satu botol
yang besar. Lau ditutup rapat dam juga diatur dengan suhu 121 oC tekanan 1
atm, dengan waktu 12-20 menit dimulai smenjak terometer pada autoklaf
menunjuk 121o C. Autoklaf tidak boleh dibuka begitu saja agar tidak meluap
ke mana-mana. Hal ini bertujuan untuk mnghindari terurainya zat-zat tersebut.
c. Incubator
Meja kerja steril yang di gunakan untuk melakukan kegiatan inokulasi atau
penanaman dengan bantuan lampu dan sinar UV.
f. Mikropipet
Fungsinya yaitu untuk memindahkan cairan atau larutan dari suatu tempat ke
tempat yang lainnya.
g. Sudip
Fungsinya yaitu untuk mengaduk suatu zat dalam larutan atau bisa juga di
gunakan untuk mengambil serbuk dalam bentuk padat.
H. Cawan petri
I. Pipet ukur
K. Tabung reaksi
Tempat untuk mereaksikan bahan kimia pada praktikum tabung ini sering
dogunakan pada setiap praktikum.
L. Tabung Ulir
Fungsinya sama dengan tabung reaksi namun pada tabung ulir terdapat tutup
di bagian atas tabungnya.
M. Jarum ose
N. Pinset
Fungsinya untuk memindahkan objek benda dari suatu tempat ke tempat lain.
O. Ruber bulb
Fungsinya untuk memindahan larutan dari suatu tempat ke tempat yang lain
dan memiliki fungsi yang sama seperti pipet namun berbeda bentuk.
P. pH meter universal
Q.Tabung durham
R.Gelas ukur
S. Bunsen burner
Untuk memanaskan larutan dan mensterilkan jarum ose
T. Batang Pengaduk
V. Labu erlenmeyer
W. Beaker glass
1. Autoclav : alat yang sering digunakan pada proses sterilisasi uap air anas
bertekanan. Bentuknya seperti panci presto yang sering kita jumpai namun
autoclav ini berukurn lebih besar.
2. Inkubator : perlatan yang digunakan untuk menginkubsi atau menyimpan
sampel pada temperatur tertentu dengan temperatur penyimpanan
maksimal 70°C
3. Hot plate/stirres : alat yang digunakan untuk menghomogenkan suatu
larutan dengan pengadukan.
4. Laminar air flow : tempat untuk penanaman media yang menciptakan
kondisi steril.
5. Mikropipet : untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil,
biasanya kurang dari 10 ml.
6. Sudip : alat ini berbentuk seperti sendok pengaduk dengan ukuran kecil
yang fungsinya mengambil sediaan yang telah dicampur dan juga untuk
membersihkan sisa bahan yang menempel.
7. Cawan petri : alat yang berbentuk seperti disc terbuat ari kaca dan gunanya
untuk mengembangbiakan (kultivasi) mikroorganisme.
8. Pipet ukur : alat bebentuk silinder kecil yang digunakan untuk
memindahkan larutan dengan ukuran yang diketahui.
9. Pipet tetes : untuk memindahkan cairan setetes demi setetes.
10. Tabung reaksi : alat yang berbentuk tabung kecil yang berfungsi sebagai
media penguji biokimiawi dan meumbuhkan mikroba.
11. Tabung erlenmeyer : untuk menampung larutan, bahan/cairan yang dapat
digunakan untuk meracik, dll.
12. Mortar dan pestle : sepasang alat yang digunakan untuk mengaduk larutan
campur atau larutan murni.
13. Beker glass : untuk mengukur mapun mencampur bahan yang akan
dianalisa.
14. Tabung ulir : untuk sterilisasi alat-alat yang akan digunakan dalam
percobaan
15. Jarum inokulum/ose : untuk memindahkan bahan untuk dittekan /
ditumbuhkan ke media.
16. Pipet : untuk menjepit benda kecil ataupun yang sangat kecil
17. Rubber bulb : untuk menginakulasi kultur mikroba khususnya mikroba
aerob.
18. pH meter universal : untuk mengukur pH atau derajat keaasaman/basa
suatau cairan.
19. Tabung durham : tabung yang berbentuk sangat kecil
20. Gelas ukur : untuk mengukur volume suatu cairan.
21. Bunsen : untuk menciptakan suasana steril dan bunsen sendiri meiliki
sumbu yang dapat menyala.
1. Pemijaran
Pemijaran adalah proses steilisasi alat dengan cara langsung membakarnya
pada api hingga alat memijar berwarna merah, biasanya dilakukan pada
alat yang tahan api atau tidak mudah meleleh. Contoh: jarum inokulum,
pinset, batang L, dll.
2. Panas kering
Panas kering adalah proses sterilisasi dengan panas tanpa kelembaba pada
suhu kira-kira 105-110°C selama satu jam. Sterilisasi ini berfungsi untuk
mematikan organisme dengan cara mengoksidasi komponen sel. Metode
ini tidak dipergunakan untuk alat yang mengandung karet dan plastik. Alat
yang akan disterilisasi sebelumnya dibungkus menggunakan kertas hingga
menyelimuti seluruh bagian alat sampai tidak ada lubang atau renggangan
sedikitpun.
3. Uap air panas
Uap air panas adalah proses sterilisasi dengan panas dari uap air yang telah
dipanaskan atau biasanya disebut dengan mengukus. Metode ini cocok
untuk bahan yang memiliki kandungan air sehingga tidak terjadi dehidrasi.
4. Uap air panas bertekanan
Uap air panas bertekanan adalah proses sterilisasi yang menngunakan suhu
panas dari uap air yang memiliki tekanan biasanya menggunakan alat yang
dinamakan Autoclave. Caranya, alat atau bahan yang akan di sterilisasi
dimasukan dalam Autoclave selama 15-30 menit dengan suhu 121°C dan
bertekanan 1 atm.
VII. KESIMPULAN
A. Ghina Anzalina (1500769)
1. Alat-alat yang ada di laboratorium sangatlah banyak dan beragam
dengan berbagai fungsinya masing-masing.
2. Sebelum praktikum, seorang praktikan wajib mengetahui alat-alat yang
ada di laboratorium dan juga fungsinya karena untuk meminimalisir
berbagai kesalahan-kesalahan pada saat praktukum.
3. Pengunaan alat-alat sangat mempengaruhi hasil dari praktikum itu
sendiri, sehingga praktikan harus mengetahuinya. Pengenalan alat-alat
praktikum sangat penting dilakukan untuk mengurangi terjadinya
kesalahan-kesalahan pada saat praktikum dan juga untuk keselamatan
kerja pada saat praktikum.
4. Sterilisasi adalah suatu proses menghingkan, membebaskan atau
memusnahkan berbagai macam mikroorganisme.
5. Sebelum melakukan praktikum, sangat diperlukan sterilisasi dan
desinfeksi untuk menghilangkan berbagai macam organisme yang ada
termasuk bakteri sehingga pada saat praktikum semua alat-alat maupun
tempat yang akan digunakan telah steril.
6. Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan
pemijaran, panas kering, uap air panas, sinar uv dan kimiawi.
7. Tujuan dilakukannya sterilisasi dan desinfeksi adalah agar alat, bahan
maupun tempat yang akan digunakan di laboratorium tidak
terkontaminasi oleh mikroorganisme.
8. Suatu alat ataupun bahan dapat dikatakan steril apabila alat ataupun
bahan tersebut telah terbebas dari berbagai macam mikroorganisme
termasuk bakteri.