Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI DASAR

PERCOBAAN 1
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM
STERILISASI DAN DESINFEKSI

OLEH:
RAMADHAN NURCHOLIS (1500529)
AYU ARTI PUTRI HANDA (1500634)
RIZKI YANTI RAHAYU (1500753)
GHINA ANZALINA (1500769)
NOVITA PURNAMASARI HENDARMIN (1503646)

KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI


FAKULTAS PENDIDIKAN DAN TEKNOLOGI KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015

I. TEORI
Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan
memahami cara kerja serta fungsi dan alat-alat di laboratorium. Selain
untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja
dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan dapat melaksanakan
praktikum dengan sempurna (Walton, 1998).
Sebelum melakukan praktikum, hendaknya praktikan memeriksa alat-
alat yang akan digunakan. Untuk alat-alat gelas dalam penggunaannya
memerlukan ketelitian dan kehati-hatian, misalnya praktikan memeriksa
alat tersebut apa ada yang cacat atau rusak. Untuk memindahkan zat-zat
kimia yang berwujud cair kita sering menghadapi suatu kesulitan yang
mungkin disebabkan oleh tekanan biasa yang mempengaruhi dalam
menentukan volume cairan itu dengan tepat. Maka dari itu dapat
digunakan pipet dan buret yang gunanya untuk memindahkan volume
cairan (Arifin, 1996 : 9).
Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat
kaca yang tampaknya bersih belum tentu bersih dari sudut pandang
seorang analisis. Permukaan yang tampaknya tak ada kotoran sering masih
tercemari oleh lapisan tipis, tak tampak yang berminyak. Bila air
dituangkan dari dalam suatu wadah yang tercemar, air tidak terbuang
secara seragam dari permukaan kaca, tetapi menyisakan tetesan yang kecil,
yang merepotkan atau kadang-kadang mustahil dipulihkan. Alat kaca yang
bisa dimasuki sikat seperti bekker dan erlenmeyer paling baik dibersihkan
dengan sabun atau detergen sintetik. Pipet, buret, atau labu volumetri
mungkin memerlukan larutan detergen panas untuk bisa benar-benar
bersih. Jika permukaan kaca itu masih membuang airnya secara seragam,
mungkin perlu digunakan larutan pembersih, yang sifat oksidasi kuatnya
dapat memastikan kebersihan permukaan kaca keseluruhan. Setelah
dibersihkan, alat itu hendaknya dibilas beberapa kali dengan air kran,
kemudian dengan sedikit air suling, dan akhirnya mengering sendiri (Day
dan Underwood, 1999 : 577-578).
Salah satu bagian yang penting dalam mikrobiologi adalah
pengetahuan tentang cara-cara mematikan, menyingkirkan, dan
menghambat pertumbuhan mikroorganisme (Block, 2002). Cara yang
digunakan untuk menghancurkan, menghambat pertumbuhan
mikroorganisme dan menyingkirkan mikroorganisme berbeda-beda
tergantung spesies yang dihadapi. Selain itu lingkungan dan tempat
mikroba ini pun berbeda-beda misalnya dalam darah, makanan, air,
sampah, roil, dan tanah. Hal tersebut juga dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan untuk menentukan cara untuk menghancurkan
mikroorganisme yang digunakan tergantung pada pengetahuan,
keterampilan dan tujuan dari yang melaksanakannya, sebab tiap situasi
yang dihadapi merupakan kenyataan-kenyataan dasar yang dapat
menuntun pada cara atau prosedur yang harus dilakukan (Levine, 2000).
Tindakan untuk membebaskan alat atau media dari mikroba adalah
dengan sterilisasi. Secara umum, sterilisasi dapat dilakukan dengan cara
mekanik, fisik dan kimia. Teknik aseptis dibutuhkan untuk mencegah
ataupun mengurangi kontaminasi yang tidak diinginkan.Mikroba memiliki
karakteristik serta ciri yang berbeda dalam persyaratan pertumbuhannya.
Karakteristik persyaratan pertumbuhan mikroba inilah yang menyebabkan
bermacam-macamnya media penunjang pertumbuhan mikroba. Dalam
melakukan kegiatan tersebut diperlukan keahlian dan keterampilan khusus.
Keberhasilan mempelajari perikehidupan mikroorganisme dan bekerja
dalam bidang mikroorganisme bergantung pada kondisi kebersihan
medium dan alat serta kemurnian jenis mikroorgansime yang dipelihara.
Untuk menjamin kondisi demikian perlu dilaksanakan pembersihan atau
sterilisasi alat, medium dan prosedur kerja atau teknik penanganan
mikroorganisme. Sterilisasi adalah proses yang menyebabkan bahan,
medium atau alat terbebas dari semua bentuk kehidupan. (Subandi, 2010)
Tindakan sterilisasi juga dilakukan untuk mencegah kerusakan bahan
makanan dan hasil-hasil industri. Cara yang biasa dalam mengendalikan
mikroorganisme meliputi tindakan fisik dan kimiiawi yang dapat
mematikan fungsi dan merusak struktur mikroorganisme.
Zat kimiawi dan tindakan fisik tersebut menghasilkan efek mikrobisida
dan efek mikrobisida. Efek mikrobisida adalah efek yang menyebabkan
matinya mikroorganisme secara langsung dan efek mikrobiastik adalah
efek yang mencegah/menghambat kemampuan sel mikroorganisme untuk
berproduksi sehingga populasi mikroorganisme menjadi konstan. Metode
kimia untuk mengendalikan mikroorganisme meliputi: antiseptic adalah
bahan kimia yang digunakan terhadap jaringan hidup sehingga mencegah
pertumbuhan mikroorganisme. Disinfektan adalah bahan kimia yang dapat
menecegah pertumbuhan mikroorganisme yang aktif (bentuk fase
vegetatif) pada bahan/alat yang tidak hidup. Bahan Kemoterapetik adalah
bahan kimia yang dapat menghancurkan atau mencegah pertumbuhan
mikroorganisme pada jaringan hidup. Metode fisik untuk mengendalikan
perlakuan mikroorganisme meliputi :
1. Perlakuan temperature tinggi
a. Cara kering (udara panas), yaitu dengan penggunaan gas dan oven
listrik (suhu 160oC -180oC selama 1,5 jam-3,0 jam). Digunakan
untuk mensterilkan wadah/tabung gelas kosong, pipet dan
semacamnya.
b. Cara basah (panas basah), yaitu dengan uap air dengan tekanan
tinggi (Autoklaf) mencapai suhu diatas 100oC untuk mensterilkan
medium kultur, jarum suntik, larutan yang termostabil, dan lain-
lain; uap air mmengalir bebas (air mendidih, sterilisasi intermitten),
suhu 100oC untuk mensterilkan larutan termolabil, seperti susu,
gula dan lain-lain; dan pasteurisasi.
2. Perlakuan temperature rendah
a. Pendinginan
b. Liofilisasi
3. Radiasi
a. Radiasi ion (sinar-X; sinar Gamma)
b. Thymine dimerisasi (sinar ultraviolet)
4. Tekanan osmotik
5. Pengeringan/desikasi
6. Vibrasi sonic
7. Penyaringan/filtrasi (Subandi, mikrobiologi 2010, hal 144)
II. TUJUAN
1. Mahasiswa mengenal dan mengetahui fungsi dari tiap-tiap alat
laboratorium biologi dasar.
2. Mahasiswa mengetahui sterilisasi dengan autoklaf, laminar air flow,
dan oven.
3. Mahasiswa dapat melakukan kerja aseptis.

III. ALAT DAN BAHAN


1. Alat-alat laboraturium

Alat-alat elektrik Alat- alat gelas dan Alat-alat non gelas


keramik
Mikroskop cahaya Cawan petri Jarum inokulum/ ose
Mikroskop elektrik Pipet ukur Pinset
Autoklaf Pipet tetes Rubber bulb
Incubator Tabung reaksi pH meter universal
Hot plate & stirrer Labu Erlenmeyer Tabung durham
Laminar Air Flow Mortar & pestle Gelas ukur
Mikropipet Beaker glass Bunsen burner
Sudip Tabung ulir Batang pengaduk

2. Sterilisasi dan desinfeksi

ALAT BAHAN
Bunsen Air
Tabung reaksi Etanol 95%
Cawan petri Api spirtus
Semprotan
Labu Erlenmeyer

IV. PROSEDUR KERJA


1. Pengenalan alat-alat laboraturium
1. Mengamati alat-alat laboratorium yang biasa digunakan dalam
praktikum biologi.
2. Menggambar setiap alat-alat tersebut dan memberikan penjelasan
mengenai fungsinya.
2. Sterilisasi dan desinfeksi
A. Desinfeksi Meja kerja
1. Menyemprot sekitar meja kerja dengan alkohol 95% beberapa
kali, sampai merata.
2. Menyemprot tangan dengan alkohol 95%.
3. Meletakkan alat dan bahan yang diperlukan di atas meja kerja.
4. Menyemprot kembali semua permukaan alat dengan alkohol.
5. Sebelum bekerja, tangan disemprot kembali dengan alkohol
dan diusapkan ke seluruh permukaan tangan.
6. Pembakar spiritus diletakkan di atas meja kerja dan biarkan.
B. Sterilisasi alat gelas
1. Alat gelas dicuci (petri dish, tabung reaksi, erlenmeyer, gelas
ukur) menggunakan sabun pencuci piring dan bilas dengan air
sampai bersih.
2. Menunggu sampai kering dengan cara diangin-anginkan.
3. Membungkus dengan kertas.
4. Memasukkan ke dalam oven suhu 110oC,dan mengeringkan
selama 1 jam.
5. Dikeluarkan lalu simpan di dalam lemari.
C. Memindahkan biakan secara aseptis dari 2 tabung agar miring
1. Membakar ujung ose hingga memijar dan menunggu hingga
dingin.
2. Membuka tutup tabung reaksi yang berisi biakan sambil
didekatkan dengan bunsen/pembakar.
3. Mengambil satu ulasan biakan dengan posisi mendekatkan
mulut tabung dengan api.
4. Mulut tabung ditutup dengan sumbat kapas.
5. Menggoreskan biakan dari ose tersebut ke media di tabung
yang lain.
D. Memindahkan biakan dari Cawan ke cawan
1. Membakar ujung ose hingga memijar dan tunggu dingin.
2. Mendekatkan mulut cawan bagian tepi dengan memutarnya di
atas api.
3. Membuka mulut cawan, lalu mengambil koloni tunggal dengan
menempelkan ose.
4. Mengambil cawan petri yang baru lalu mendekatkannya cawan
dengan api.
5. Menggoreskan biakan di ose tadi ke media yang baru lalu
mendekatkannya kembali bagian tepi media ke api bunsen.
6. Menutup cawan, membakar ose sampai memijar, menyimpan
ose dan mematikan bunsen.
7. Memanaskan mulut cawan petri dan ose.
E. Memindahkan cairan dengan pipet
1. Melepaskan bungkus pipet, mendekatkan ujung pipet dengan
api.
2. Membuka tutup tabung reaksi sambil didekatkan dengan api.
3. Menyedot cairan dengan pipet dan mendekatkan mulut tabung
dengan api lalu tutup.
4. Membuka sumbat tabung lain lalu mendekatkan mulut tabung
dengan api.
5. Memindahkan cairan dari pipet ke tabung kedua lalu
mendekatkan mulut tabung ke api dan tutup kembali tabung
dengan sumbatnya.
F. Menuang media
1. Memanaskan bagian tepi cawan petri dan mulut Erlenmeyer.
2. Menuangkan media ke dalam cawan petri saat masih cair lalu
mendekatkannya ke api.
3. Meratakan dengan menggoyang cawan, lalu memanaskan tepi
cawan dengan api lalu tutup cawan.
4. Memanaskan kembali mulut erlenmeyer lalu tutup dengan
sumbat kapas.

V. Hasil Pengamatan
Berikut adalah fungsi alat-alat laboraturium:
1. Mikroskop cahaya & mikroskop elektron

Fungsinya yaitu untuk melihat dan mengamati objek dengan ukuran sangat
kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang secara langsung.
2. Autoklaf

Fungsinya yaitu alat pemanas tertutup yang


biasa gunakan untuk mensterilisasi suatu benda yang bersuhu dan
bertekanan tinggi sekitar 121̊ C.

3. Inkubator

Alat yang digunakan untuk menghangatkan mikroba,telur ataupun bayi


yang dialiri oleh listrik
4. Hot plate & stirrer
Fungsinya yaitu untuk menghomogenkan suatu larutan dengan
pengadukan.
5. Laminar air flow

Meja kerja steril yang di gunakan untuk melakukan kegiatan inokulasi atau
penanaman dengan bantuan lampu dan sinar UV
6. Mikropipet

Fungsinya yaitu untuk memindahkan cairan atau larutan dari suatu tempat
ke tempat yang lainnya.
7. Sudip
Fungsinya yaitu untuk mengaduk suatu zat dalam larutan atau bisa juga di
gunakan untuk mengambil serbuk dalam bentuk padat.
8. Cawan petri

Fungsinya yaitu sebagai tempat pengembangan kultur sel,bakteri,serta


virus yang harus di teliti.
9. Pipet ukur
Fungsinya untuk memindahkan larutan dengan jumlah tertentu yang akan
di gunakan dalam praktikum.
10. Pipet tetes
Fungsinya yaitu untuk mengambil atau memindahkan larutan yang akan di
gunakan dalam praktikum dalam jumlah yang sangat sedikit.
11. Tabung reaksi

Tempat untuk mereaksikan bahan kimia


12. Tabung Ulir

Fungsinya sama dengan tabung reaksi namun pada tabung ulir terdapat
tutup di bagian atas tabungnya.
13. Jarum ose

Untuk memindahkan bakteri yang akan di tanam atau di kembangkan


14. Pinset
Fungsinya untuk memindahkan objek benda dari suatu tempat ke tempat
lain.
15. Ruber bulb

Fungsinya untuk memindahan larutan dari suatu tempat ke tempat yang


lain dan memiliki fungsi yang sama seperti pipet namun berbeda bentuk.
16. pH meter universal

Fungsinya untuk mengukur pH suatu larutan


17. Tabung durham
Tempat menyimpan hasil fermentasi mikroorganisme berupa gas

18. Gelas ukur

Fungsinya untuk mengukur volume larutan


19. Bunsen burner
Fungsinya untuk memanaskan larutan dan mensterilkan jarum ose
20. Batang Pengaduk

Fungsinya yaitu untuk mengaduk suatu larutan


21. Mortar & pestle

Fungsinya untuk mengaduk larutan campuran atau larutan murni serta


menumbuk padatan menjadi serbuk
22. Labu Erlenmeyer

Untuk memgukur atau mencampur bahan-bahan analisa


,untuk menampung larutan padat atau cairan,serta untuk meracik dan
menghomogenkan bahan-bahan komposisi media tempat untuk melarutkan
titrasi.

23. Beaker glass


Fungsinya untuk mengukur dan mencampur bahan-bahan yang akan di
analisa.

VI. Pembahasan
Nama : Ghina Anzalina Tanggal Praktikum : 15 September 2015
NIM : 1500769 Tanggal Laporan : 15 Oktober 2015

Judul Praktikum : Pengenalan alat-alat laboratorium, Sterilisasi dan Disenfeksi

Sebelum melakukan praktikum tentu harus mengetahui semua alat yang


ada di laboratorium serta berbagai fungsinya masing-masing termasuk
bagaimana cara penggunaannya. Banyak alat-alat yang harus diketahui
sehingga perlu dilakukan pengenalan terhadap alat-alat yang akan digunakan
dalam praktikum. Pengenalan alat-alat praktikum sangat penting dilakukan
untuk mengurangi terjadinya kesalahan-kesalahan pada saat praktikum dan
juga untuk keselamatan kerja pada saat praktikum.

Pada saat praktikum harus menggunakan alat sesuai dengan fungsinya,


karena jika terdapat kesalahan pada penggunaan alat praktikum akan
mempengaruhi hasil praktikum itu sendiri.

Menurut Laila ( 2006). Pengetahuan alat merupakan salah satu faktor


yang penting untuk mendukung kegiatan praktikum. Mahasiswa akan terampil
dalam praktikum apabila mereka mempunyai pengetahuan mengenai alat-alat
praktikum yang meliputi nama alat, fungsi alat, dan cara menggunakannya.
Pengetahuan alat yang kurang akan mempengaruhi kelancaran saat praktikum.
Sebagai contoh, selama praktikum mahasiswa dilibatkan aktif dengan
pemakaian alat dan bahan kimia. mahasiswa yang menguasai alat dengan baik
akan lebih terampil dan teliti dalam praktikum sehingga mahasiswa
memperoleh hasil praktikum seperti yang diharapkan.

Menurut Plumer (1987), pada pembelajaran sains termasuk biologi di


dalamnya keberadaan laboratorium menjadi sangat penting. Pada konteks
proses belajar mengajar sains seringkali istilah laboratorium diartikan dalam
pengertian sempit yaitu ruangan yang  di dalamnya terdapat sejumlah alat-alat
dan bahan praktikum.Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui
media praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana
mahasiswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi
gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan membuktikan sendiri
sesuatu yang dipelajari.Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan
untuk keselamatan kerja saat melakukan penelitian.Alat-alat laboratorium
biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya jika penggunaannya tidak sesuai
dengan prosedur. Sebab pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat
laboratorium adalah agar dapat diketahui cara-cara penggunaan alat tersebut
dengan baik dan benar, Sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat
di minimalisir sedikit mungkin. Hal ini penting supaya saat melakukan
penelitian, data yang diperoleh akan benar pula.
Berikut nama alat-alat yang telah diperkenalkan beserta dengan
fungsinya masing-masing :
1. Beaker glass berfungsi untuk mengukur dan mencampurkan suatu larutan.
2. Tabung ulir berfungsi untuk mereaksikan bahan kimia dalam laboratorium.
3. Jarum ose berfungsi untuk memindahkan atau mengambil bakteri yang
akan dikembangbiakan.
4. Pinset berfungsi untuk menjepit atau memindahkan suatu objek.
5. Bulb berfungsi untuk memindahkan larutan yang dipasang pada pipet.
6. PH meter universal berfungsi untuk mengukur atau menentukan PH suatu
larutan.
7. Tabung durham berfungsi untuk menampung hasil fermentasi
mikroorganisme berupa gas.
8. Bunsen berfungsi untuk sterilisasi dengan memanaskan jarum ose.
9. Batang pengaduk berfungsi untuk mengaduk suatu larutan.
10. Mikroskop cahaya berfungsi untuk melihat benda atau objek yang
mikroskopis dengan perbesaran maksimal 100.000 kali.
11. Autoklaf berfungsi untuk proses sterilisasi berbagai macam alat dan bahan
yang akan digunakan menggunakan uap air panas bertekanan.
12. Inkubator berfungsi untuk menumbuhakan bakteri dalam suhu tertentu.
13. Hot plate dan striner berfungsi untuk mengaduk larutan dengan suhu atau
panas dan kecepatan motor yang dapat ditentukan.
14. Laminar air flow berfungsi untuk sterilisasi bahan-bahan mikrobiologi
menggunakan sinar uv agar tidak terkontaminasi dengan udara luar.
15. Mikroskop elektrik berfungsi untuk melihat benda atau objek yang
berukuran mikroskopis.
16. Mikropipet berfungsi untuk memindahkan larutan dengan ketelitian yang
lebih teliti dari pipet tetes.
17. Sudip berfungsi untuk mengambil serbuk atau benda lainnya dan untuk
mengaduk larutan.
18. Cawan petri berfungsi untuk wadah perkembangan bakteri, virus maupun
kultur sel yang akan diteliti.
19. Pipet ukur berfungsi untuk memindahkan larutan dengan jumlah tertentu.
20. Pipet tetes berfungsi untuk memindahkan larutan yang akan dipakai pada
praktikum dengan jumlah yang kecil tetes demi tetes.
21. Tabung reaksi berfungsi untuk mereaksikan larutan atau bahan kimia
dalam laboratorium.
22. Tabung Erlenmeyer berfungsi untuk mencampur bahan analisa, untuk
menampung larutan padat maupun cair, untuk meracik dan
menghomogenkan bahan-bahan.
23. Mortal dan perstele berfungsi untuk menumbuk menjadi serbuk serta
untuk mengaduj larutan campuran atau larutan murni.

Sebelum melakukan praktikum di laboratorium keadaan harus steril


baik dari alat, bahan, maupun tempat yang akan digunakan untuk praktikum.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi harus dalam keadaan
steril.Sterilisasi dan desinfeksi dapat membunuh atau menghilangkan berbagai
macam organisme yang ada termasuk bakteri. Sterilisasi dapat dilakukan
dengan berbagai cara seperti dengan pemijaran, panas kering, uap air panas,
sinar uv dan kimiawi.

Menurut Sanny (2007) Sterilisasi merupakan hal yang erat dengan


pembuatan medium isolasi dan pembiakan mikroorganisme secara murni.
Pengertian umum sterilisisasi adalah suatu proses yang berusaha
membebaskan bahan atau alat dari mikroorganisme. Namun perlu diketahui
bahwa bahan atau alat yang telah melalui proses sterilisasi tidak akan benar-
benar bebas dari mikroorganisme. Tujuan utama sterilisasi adalah untuk
meminimalkan gangguan oleh mikroorganisme yang tidak dikehendaki
(kontaminan), sekaligus meminimalkan gangguan akibat proses sterilisasi itu
sendiri sekecil mungkin.

Setelah praktikum, Berikut penjelasan mengenai berbagai cara


sterilisasi dan desinfeksi :

1. Pada pemijaran, sterilisasi menggunakan bunsen dan jarum ose.Posisi


jarum ose tidak boleh terlalu jauh dari Bunsen yaitu kurang lebih 25 cm
jarakanya. Hal tersebut agar tetap steril. Jarum ose diletakkan diatas
Bunsen hingga besi pada jarum ore berwarna merah.
2. Pada panas kering menggunakan oven, media yang akan di sterilisasi
dibungkus menggunakan kertas atau alumunium foil hingga tertutup rapat
dan dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 105oC selama 1 jam.
3. Pada uap air panas bertekanan menggunakan alat autoklaf, alat yang akan
disterilisasi diberi tutup dengan cara menggunakan kapas yang dibungkus
kertas atau alumunium foil. Misalnya sterilisasi pada tabung Erlenmeyer,
dapat dikatakan baik jika tutup dilepas dan terdengar bunyi yang khas. Hal
tersebut berfungsi agar air tidak masuk ke dalam media yang akan di
sterilkan. Setelah tertutup dengan baik, media yang akan disterilkan
dimasukkan ke dalam autoklaf dengan suhu 121oC selama 15-20 menit.
4. Pada sinar uv, terlebih dahulu membersihkan laminar air flow
menggunakan alkohol atau air lalu memasukkan media yang akan di
sterilkan dan menyalakan blower selama 5-10 menit. Setelah itu
mematikan blower lalu menututup laminar air flow menggunakan tirai
hitam kemudian menyalakan sinar uv selama 20-30 menit. Setelah itu
mematikan sinar uv dan menyalakan kembali blower. Menunggu 5-10
menit lalu media yang disterilkan dapat dikeluarkan.
5. Pada kimiawi menggunakan alkohol untuk mensterilisasi yaitu dengan
cara menyemprotkan alkohol pada tangan atau meja yang akan digunakan.
Hal ini biasa disebut dengan kerja aseptis.

Nama :Novita Purnamasari H. Tanggal Praktikum : 15 September 2015


NIM : 1503646 Tanggal Laporan : 15 Oktober 2015

Judul Praktikum : Pengenalan alat-alat laboratorium, Sterilisasi dan Disenfeksi

Kegiatan praktikum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam


pembelajaran biologi, karena dengan kegiatan ini akan diperoleh pengalaman
yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Didalam proses
pembelajaran alat-alat laboratorium dapat dimanfaatkan sebagai media atau
sarana baik di laboratorium, kelas maupun dibawa keluar kelas/lingkungan,
dengan keterampilan proses, siswa bukan hanya menjadi lebih terampil tetapi
juga mempengaruhi pembentukan sikap ilmiah dan juga pencapaian hasil
pengetahuannya (Freedman, 1997: 353). Pemanfaatan laboratorium secara
optimal diharapkan akan dapat mendukung pembelajaran biologi untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. Penelitian merupakan penelitian evaluasi
pemanfaatan laboratorium biologi, sedangkan pengertian laboratorium secara
umum adalah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan
(Nuryani, 2003: 163). Richardson (1957: 70) menyatakan laboratorium di
sekolah atau universitas sangat penting karena mempunyai berbagai fungsi
yaitu:
1. Dapat melahirkan berbagai macam masalah untuk dipecahkan
2. Tempat yang baik bagi mahasiswa untuk melakukan eksperimen, latihan,
demonstrasi atau metode yang lain
3. Dapat menyebabkan timbulnya pengertian dan kesadaran mahasiswa akan
peranan ilmuwan
4. Dapat menyebabkan timbulnya pengertian dan kesadaran mahasiswa akan
fakta, prinsip, konsep dan generalisasinya
5. Memberikan peluang kepada mahasiswa untuk bekerja dengan alat dan
bahan tertentu, bekerja sama dengan teman, termotivasi untuk
mengungkapkan dan menemukan dan kepuasan atas hasil yang dicapai
6. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Nomor 2, Tahun XII, 2008 200
Retna Sundari merintis perkembangan sikap, kebiasaan yang baik dan
keterampilan yang bermanfaat.

Secara garis besar aspek-aspek kemampuan yang perlu dinilai selama


mahasiswa melakukan kegiatan laboratorium antara lain:

1. Aspek kognitif, dilakukan melalui tes lisan maupun tertulis


2. Aspek afektif misalnya disiplin kerja, kreativitas, ketekunan, kejujuran,
kerjasama dan kepemimpinan
3. Aspek psikomotor bertujuan untuk mengukur sejauh mana siswa
memahami konsep-konsep dan menerapkannya dalam teknik eksperimen,
khususnya dalam penggunaan alat dan bahan, pengumpulan data,
klasifikasi data, generalisasi data, meramalkan dan menyimpulkan.

Oleh karena itu, pengetahuan tentang penggunaan dan fungsi alat-alat


laboraturium sangat diperlukan oleh praktikan sebelum melaksanakan
praktikum atau penelitian di laboratorium.Hal ini bertujuan agar
meminimalisir kesalahan, bahkan kecelakaan yang terjadi
laboratorium.Kehati-hatian, dan ketelitian pun harus dilakukan saat
menggunakan alat-alat praktikum. Alat-alat praktikum dibagi menjadi tiga,
yaitu :

1. Alat-alat elektrik, biasanya merupakan alat-alat yang menggunakan listrik


atau membutuhkan aliran listrik untuk dapat menjalankan fungsinya.
Hasilnya akan lebih efisien atau tepat dibandingkan dengan alat manual.
Alat-alat elektrik terdiri atas:
 Mikroskop cahaya
 Mikroskop elektrik
 Autoklaf
 Incubator
 Hot plate & stirrer
 Laminar Air Flow
 Mikropipet
 Sudip
2. Alat-alat gelas dan keramik, merupakan alat-alat yang terbuat dari bahan
kaca dan keramik. Perlu kehati-hatian dalam pemakaiannya karena alat-
alat ini dapat pecah. Contoh alat-alat gelas dan keramik:
 Cawan petri
 Pipet ukur
 Pipet tetes
 Tabung reaksi
 Labu Erlenmeyer
 Mortar & pestle
 Beaker glass
 Tabung ulir
3. Alat-alat non gelas, biasanya terbuat dari bahan yang bukan kaca dan
keramik. Misalnya :
 Jarum inokulum/ ose
 Pinset
 Rubber bulb
 pH meter universal
 Tabung durham
 Gelas ukur
 Bunsen burner
 Batang pengaduk

Dari hasil pengamatan dapat diketahui berbagai fungsi atau prinsip


kerja setiap alat yang ada di laboratorium Pendidikan Teknologi Agroindustri
gd baru lantai 4 Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas
Pendidikan Indonesia. Alat-alat ini terdiri dari autoklaf, laminar air flow,
stirrer, oven, tabung erlenmeyer, tabung reaksi, mikroskop, pipet, petridis, ose,
pengaduk, buret, bunsen, beaker glass dan gelas ukur. Didapatkan dalam
pengamatan bahwa setiap alat mempunyai fungsi dan cara kerja yang berbeda-
beda.

1. Autoklaf
Penguapan air dengan suhu tinggi/ uap air panas yang bertekanan.
Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 2 atm dan
dengan suhu 121º C (250º F). Jadi tekanan yang bekerja ke seluruh
permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi (15 Psi = 15 pounds per square
inch). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121º C.
2. Stirrer
Cara kerjanya yaitu menaruh alat yang akan dihomogenkan kemudian
menghidupkan stirrer dan alat tersebut akan berputar dan akan membuat
sempel menjadi homogen.
3. Oven
Media dan bakteri di masukkan dalam oven kemudian ditutup, di atur
suhu dan waktunya.
4. Erlenmeyer
Berupa gelas yang diameternya semakin keatas semakin kecil dengan
skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.
Biasa yang dipergunakan untuk titrasi adalah ukuran 250 mL agar mudah
dipegang dan lebih mudah melihat analit.
5. Tabung Reaksi
Tabung reaksi dapat diisi media padat maupun cair. Tutup tabung
reaksi dapat berupa kapas, tutup metal, tutup plastik atau aluminium
Media padat yang dimasukkan ke tabung reaksi dapat diatur menjadi 2
bentuk yaitu agar tegak dan agar miring.
6. Mikroskop
Biasanya digunakan untuk mengamati mikroorganisme yang memang
memiliki ukuran yang kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata secara
langsung.Mikroskop merupakan alat utama dalam melakukan pengamatan
dan penelitian dalam bidang biologi.Mikroskop terdiri dari bagian optik
dan non optik.Bagian optik meliputi lensa-lensa.Lensa-lensa mikroskop
merupakan lensa gabungan (compound lenses) yang disatukan menjadi
suatu unti kesatuan. Bagian non optik meliputi antara lain kaki, meja objek
dan lengan. Benda yang akan diamati diletakkan pada gelas objek
kemudian ditutup dengan deck glass. Penyinaran dilakukan dari bawah
oleh sinar lampu.Lensa okuler merupakan lensa terdekat dengan mata
pengamat.Lensa objektif merupakan lensa terdekat dengan benda yang
diamati.Bagian mikroskop yang dapat digerakkan mempunyai bonggol
pengaturnya sendiri-sendiri.
7. Pipet
Untuk mengambil larutan berdasarkan per tetes, dalam volume yang
kecil.
8. Cawan petri
Sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dari plastik atau
kaca yang digunakan untuk membiakkan sel. Cawan Petri selalu
berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih
besar merupakan tutupnya.
9. Ose
Ose cocok digunakan untuk inokulasi secara tusukan pada agar tegak.
Fungsinya untuk menginokulasi kultur mikrobia khususnya mikrobia
aerob dengan metode streak.
10. Pengaduk
Cara kerjanya dengan melarutkan dengan alat ini hingga terlarut
semua.
11. Bunsen
Bunsen ada yang dari alcohol, spirtus dan minyak gas. Bentuknya
seperti tabung yang berisi bahan bakar dan memiliki sumbu yang dapat
menghasilkan api.
12. Beker glass
Beker secara umum berbentuk silinder dengan dasar yang bidang dan
tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari 1 mL sampai beberapa liter.
Beker dapat terbuat dari kaca (umumnya kaca borosilikat
13. Gelas ukur
Berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya.Terbuat dari
kaca atau plastik yang tidak tahan panas.Ukurannya mulai dari 10 mL
sampai 2 L.

Pada dasarnya setiap alat memiliki nama yang menunjukkan kegunaan


alat, prinsip kerjaatau proses yang berlangsung ketika alat digunakan. Dalam
penggunaan peralatan Laboratorium sangat penting dilakukan proses
sterilisasi, agar dalam pelaksanaan didapatkan hasil yang mendekati benar.
Dengan dilakukan sterilisasi akan menghindarkan dari kontaminan-
kontaminan dari luar. Karena teknis aseptis erat hubunganya dengan
keberhasilan dalam analisa microbial (Sudarmadji, 1998) yang
harusdiketahuisebelummelakukan penganalisaan microbiologi. Menurut
Irwanto , sterilisasi dilakukan dalam 4 tahap, yaitu:

1. Pembersihan sebelum sterilisasi


2. Pembungkusan
3. Proses sterilisasi
4. Penyimpanan yang aseptik

Adapun hasil pengamatan tentang sterilisasi pada praktikum kali ini


adalah

1. Pemijaran
Menggunakan jarum ose yang dipanaskan hingga memijar, kemudian
ditunggu beberapa saat hingga dingin. Pemijaran dapat dilakukan untuk
memindahkan biakan secara aseptis dari 2 tabung agar miring, dan untuk
memindahkan biakan dari cawan ke cawan.
2. Panas Kering
Panas kering menggunakan oven dalam pengerjaannya. Alat-alat yang
akan disterilisasi dibungkus terlebih dahulu oleh kertas hingga sebisa
mungkin tak ada celah untuk mikroba dari luar dapat menempel di alat.
Alat-alat yang memiliki mulut, seperti tabung reaksi, dan tabung
erlenmeyer, disumbat terlebih dahulu dengan kapas yang digulung dan
dibungkus oleh alumunium foil hingga pejal dengan mulut tabung. Setelah
selesai, alat-alat dapat disimpan di dalam oven selama 1 jam pada suhu
105 ̊ - 110 ̊ C.
3. Uap Air Panas Bertekanan
Uap air panas bertekanan menggunakan autoklaf dalam
pengerjaannya.Alat-alat yang sudah dibungkus oleh kertas disimpan di
dalam autoklaf selama 15-30 menit, dengan suhu 121 ̊ C, bertekanan 1
atm.
4. Uap Air Panas
Alat-alat disimpan di atas wadah, kemudian disimpan di atas air yang telah
mendidih (dikukus).
5. Pemijaran dengan Sinar UV
Pengerjaannya menggunakan laminar air flow, langkah-langkanya adalah
sebagai berikut :
a. Laminar disemprot dengan alkohol, supaya laminar steril dari kuman.
b. Alat-alat yang sudah dibungkus disimpan di dalam laminar air flow.
c. Pintu ditutup hingga rapat.
d. Layar ditutup dengan kain hitam.
e. Blower dinyalakan selama 5 menit.
f. Sinar UV dinyalakan hingga 20-30 menit.
g. Blower dinyalakan kembali ± 10 menit.
h. Tunggu sekitar 15 menit.
6. Sterilisasi Kimiawi
Alat dan meja yang akan digunakan dalam praktikum disemprot
dengan alkohol, termasuk tangan kita sendiri, supaya steril dari mikroba
yang melekat pada alat-alat dan tangan.

Nama : Rizki Yanti Rahayu Tanggal Praktikum : 15 September 2015

NIM : 1500753 Tanggal Laporan : 15 Oktober 2015

Judul Praktikum : Pengenalan alat-alat laboratorium, Sterilisasi dan Disenfeksi


Sterilisasi yaitu bahan atau eralatan yang di perlukan dan di pergunakan
dalam mikrobiologi harus dalam keadaan steril. Steril artinya tidak di
dapatkan mikroba yang tidak di harapkan kehadirannya, baik yang
mengganggu kehidupan dan proses yang sedang di kerjakan. Setiap roses baik
sisika,kimia,dan mekanik yang membunuh semua bentuk hidup terutam
microorganism disebut dengan steriliasi
Sterlisasi secara fisik
Cara ini dapat diakai bila selama sterilisasi dengan bahan kimia tidak
akan berubah akibt temperature tinggi atau tekanan tinggi. Cara kerja dari
panas tersebut bahwa panas membunuh mikroba karena mendenaturasi
protein, terutama enzim-enzim dan membrane sel. Panas kering membunuh
bakteri karena oksidasi komponen-komponen sel. Daya bunuh panas kering
tidak sebaik biakan mikroba alam air mendidih akan cepat dimatikan daripada
dipanasi secara kering.
Pada saat kita melakukan praktikum keadaan alat-aat labratorium yang
kita akan pakai harus dalam keadaan steril tidak terkontaminasi oleh udara
kotor maupun bakteri. Hal tersebut dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan
dalam praktikum dan membiasakan kerja praktikum dengan aseptis.

*Pemijaran

Pembakaran merupakan cara sterlisasi yang 100% efektif., tetapi cara ini
terbatas penggunaannya. Cara ini biasa dipergunakan untuk mensterilkan alat
penanam kuman (jarum ose/sengkelit) yakni dengan membakarnya sampai
pijar.Fungsi proses kerja ini yaitu untuk membunuh bakteri agar tetap hidup
terjaga. Simpanlah jarum ose tidak lebih dari 25 cm agar stabil. Setelah ujung
ose merah/memijar kemudian tunggu sampai dingin. Ambil sampel/ bakteri
yang akan diteliti namun hal tersebut harus di lakukan didekat bunsen burner
agar kesterilannya tetap terjaga. Alat yang di gunakan dalam pemijaran ini
yaitu bahan utamanya menggunakan bunsen untuk sterilisasi agar tidak
terkontaminasi dengan udara sekitar ruangan. Jarum ose di panaskanhingga
berwarna merah mendakan sterilisasi selesai di lakukan.
*Uap air panas bertekanan

Autoklaf yaitu serupa tangki minyak yang dapat diisi dengan uap air.
Autoklaf memiliki ruangan yang mampu menahan tekanan 1 atm. Dalam
autoklaf yang mengsterilkannya adalah panas basah,bukan pada tekanannya.
Oleh karena itu setelah air didalam tangki mendidih dan mulai terbentuk uap
air, maka uap air ini akan mengalir ke ruangan pensteril gna mendesak keluar
semua udara didalamnya. Bila masih ada udara yang tersisa, maka udara ini
akan mengganggu naik nya suhu di dalam ruang tersebut.
Alat-alat dan bahan yang akan disterilkan lebih baik di tempatkan
dalam beberapa botol yang agak kecil daripada dikumpulkan dalam satu botol
yang besar. Lau ditutup rapat dam juga diatur dengan suhu 121 oC tekanan 1
atm, dengan waktu 12-20 menit dimulai smenjak terometer pada autoklaf
menunjuk 121o C. Autoklaf tidak boleh dibuka begitu saja agar tidak meluap
ke mana-mana. Hal ini bertujuan untuk mnghindari terurainya zat-zat tersebut.
Setelah alat-alat laboratorium disterilisasi menggunakan autoklaf
dengan suhu 121o selama 15-30 menit dengan kemudian simpan di rak dan
proses sterilisasi selesai di lakukan

*Uap panas kering

Sterilisasi ini menggunakan udara panas. Alat-alat yang disterilkan


dtempatkan didalam oven dimana suhunya dapat mencapai 160o-180o.
Caranya adalah dengan memanaskan udara dalam oven tersebut dengan gas
atau listrik Oleh karena daya penetrasi panas kering tidak sebaik panas basah,
maka waktu yang diperlukan pada sterilisasi cara ini lebih lama yakni selama
1-2 jam. Sterilisasi ini baik dipergunakan untuk mensterilkan alat-alat gelas
seperti can petri,pipet,tabung reaksi,labu dan lain sebainya. Alat yang akan
disterilisasikan yaitu dengan cara membungkus media bjek yaitu diantaranya
cawan petri dan pipet dengan kertas lalu simpan diatas loyang dan dimasukkan
kedalam oven dengan suhu 1050 C dengan waktu1 jam agar alat nya steril.

* Sterilisasi uap air panas


Konsep ini sama dengan megukus.Setelah di sterilisasi menggunakan uap
air panas tunggu sampai dingin dan simpan di rak . Dengan melakukan
sterilisasi ini semua bakteri dan jamur akan mati.

* Sterilisasi dengan sinar UV

Proses ini menggunakan laminar air flow selama 20-30 menit.


Sinar UV yang terdapat dalam laminar air flow akan membunuh bakteri dan
jamur yang menempel pada alat-alat laboratorium yang akan di gunakan
dalam praktikum. Perlu diketahui bahwa sinar UV bersifat karsinogen
sehingga ketika laminar air flow dinyalakan harus di tutup dengan kain hitam
dan kita tidak boleh berlalu lalang di hadapan laminar air flow. Setelah selesai
tunggu dulu selama 5 menit dan nyalakan blower nya agar debu-debu sisa
sterilisasi dengan sinar UV terbuang. Setelah itu barulah kita bisa
menstabilkan alatalat praktikum tersebut.

Sterlisasi secara kimiawi

Biasanya steriisasi secara kimiawi menggunakan senyawa desinfektan antara


lain alkohol. Antiseptik kimia biasanya dipergunakan dan dibiarkan menguap
seperti halnya alkohol. Umumnya isopropyl alkohol 70-90% adalah yang
termurah namun merupakan antiseptic yang sangat efisien dan efektif.
Penambahan yodium pada alkohol akan meningkatkan daya desinfeksinya.
Dengan iodium, isopropyl tidak efektif terhadap spora. Solusi terbaik untu
membunuh spora adalah campuran formaldehid dengn alkohol, tetapi solusi
ini terlalu toksik untuk di pakai sebagai antiseptik. Pemilihan antiseptik
terutama tergantung pada kebutuhan daripada tujuan tertentu serta efek yang
dikehendaki. Perlu juga diperhatikan bahwa beberapa senywa besifat iriatif
dan kepekaan ulit sangat bervarisi. Zat-zat kimia yang dapat dipakai untuk
sterilisasi antara lain yaitu halogen,alkhol,fenol,detergen,dan lain sebagainya.

* Desinfeksi meja kerja


Desinfeksi meja kerja di lakukan untuk mengsterilkan tempat kerja di
mana kita akan melakukan praktikum. Hal ini perlu di lakukan agar sampel
atau bakteri yang akan di gunakan dalam praktikum ini tidak terkontaminasi
apapun. Sehingga praktikum dapat di lakukan dengan steril. Cara melakukan
pada desinfeksi kerja ini yaitu:

1. Singkirkan semua barang yang tidak diperlukan dari meja dan ruang kerja.
2. Semprotkan meja kerja dengan alkohol 70% beberapa kali hingga merata
3. Kemudian semprotkan lagi alkohol pada telapak tangan.
4. Letakkan alat dan bahan-bahan yang diperlukan pada meja kerja dan
semprotkan kembali alkohol pada semua peralatan.
5. Setelah itu diamkan beberapa saat dan kembali semprotkan alkohol ke
seluruh permukaan tangan ketika hendak mulai bekerja.
6. Letakkan spirtus lalu biarkan.

Pembahasan alat alat laboratorium

a. Mikroskop cahaya & mikroskop elektron


Fungsinya yaitu untu melihat dan mengamati objek dengan ukuran sangat
kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang secara langsung. Mikroskop
ini memiliki perbesaran yang berbeda-beda yng fungsinya untuk memfokuskan
objek yang akan diteliti di atas object glass.

b. Autoklaf

Autoklaf yaitu serupa tangki minyak yang dapat diisi dengan uap air.
Autoklaf memiliki ruangan yang mampu menahan tekanan 1 atm. Dalam
autoklaf yang mengsterilkannya adalah panas basah,bukan pada tekanannya.
Oleh karena itu setelah air didalam tangki mendidih dan mulai terbentuk uap
air, maka uap air ini akan mengalir ke ruangan pensteril gna mendesak keluar
semua udara didalamnya. Bila masih ada udara yang tersisa, maka udara ini
akan mengganggu naik nya suhu di dalam ruang tersebut.
Alat-alat dan bahan yang akan disterilkan lebih baik di tempatkan
dalam beberapa botol yang agak kecil daripada dikumpulkan dalam satu botol
yang besar. Lau ditutup rapat dam juga diatur dengan suhu 121 oC tekanan 1
atm, dengan waktu 12-20 menit dimulai smenjak terometer pada autoklaf
menunjuk 121o C. Autoklaf tidak boleh dibuka begitu saja agar tidak meluap
ke mana-mana. Hal ini bertujuan untuk mnghindari terurainya zat-zat tersebut.

c. Incubator

Alat yang digunakan untuk menghangatkan mikroba,telur ataupun bayi yang


dialiri ole listrik

d. Hot plate & stirrer

Fungsinya yaitu untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan


dengan bantuan listrik.

e. Laminar air flow

Meja kerja steril yang di gunakan untuk melakukan kegiatan inokulasi atau
penanaman dengan bantuan lampu dan sinar UV.

f. Mikropipet

Fungsinya yaitu untuk memindahkan cairan atau larutan dari suatu tempat ke
tempat yang lainnya.

g. Sudip

Fungsinya yaitu untuk mengaduk suatu zat dalam larutan atau bisa juga di
gunakan untuk mengambil serbuk dalam bentuk padat.

H. Cawan petri

Fungsinya yaitu sebagai tempat pengembangan kultur sel,bakteri,serta virus


yang harus di teliti.

I. Pipet ukur

Fungsinya untuk memindahkan larutan dengan jumlah tertentu yang akan di


gunakan dalam praktikum.
J. Pipet tetes

Fungsinya yaitu untuk mengambil atau memindahkan larutan yang akan di


gunakan dalam praktikum dalam jumlah yang sangat sedikit.

K. Tabung reaksi

Tempat untuk mereaksikan bahan kimia pada praktikum tabung ini sering
dogunakan pada setiap praktikum.

L. Tabung Ulir

Fungsinya sama dengan tabung reaksi namun pada tabung ulir terdapat tutup
di bagian atas tabungnya.

M. Jarum ose

Untuk memindahkan bakteri yang akan di tanam atau di kembangkan

N. Pinset

Fungsinya untuk memindahkan objek benda dari suatu tempat ke tempat lain.

O. Ruber bulb

Fungsinya untuk memindahan larutan dari suatu tempat ke tempat yang lain
dan memiliki fungsi yang sama seperti pipet namun berbeda bentuk.

P. pH meter universal

Fungsinya untuk mengukur pH suatu larutan

Q.Tabung durham

Tempat menyimpan hasil fermentasi mikroorganisme berupa gas

R.Gelas ukur

Fungsinya untuk mengukur volume larutan

S. Bunsen burner
Untuk memanaskan larutan dan mensterilkan jarum ose

T. Batang Pengaduk

Fungsinya yaitu untuk mengaduk suatu larutan

U.Mortar & pestle

Fungsinya untuk mengaduk larutan campuran atau larutan murni serta


menumbuk padatan menjadi serbuk

V. Labu erlenmeyer

Untuk memgukur atau mencampur bahan-bahan analisa ,untuk


menampung larutan padat atau cairan,serta untuk meracik dan
menghomogenkan bahan-bahan komposisi media tempat untuk melarutkan
titrasi.

W. Beaker glass

Fungsinya untuk mengukur dan mencampur bahan-bahan yang akan di


analisa.

Nama : Ramadhan Nurcholis Tanggal Praktikum : 15 September 2015

NIM : 1500529 Tanggal Laporan : 15 Oktober 2015

Judul Praktikum : Pengenalan alat-alat laboratorium, Sterilisasi dan Disenfeksi

Pada praktikum ini kita dikenalkan pada peralatan dilaboratorium yang


berfungsi sebagai penunjang keberhasilan kerja saat dilaboratorium.Ini adalah
tahapan awal atau pengenalan sebelum kita bekerja di laboratorium. Berikut
beberapa peralatannya :

1. Autoclav : alat yang sering digunakan pada proses sterilisasi uap air anas
bertekanan. Bentuknya seperti panci presto yang sering kita jumpai namun
autoclav ini berukurn lebih besar.
2. Inkubator : perlatan yang digunakan untuk menginkubsi atau menyimpan
sampel pada temperatur tertentu dengan temperatur penyimpanan
maksimal 70°C
3. Hot plate/stirres : alat yang digunakan untuk menghomogenkan suatu
larutan dengan pengadukan.
4. Laminar air flow : tempat untuk penanaman media yang menciptakan
kondisi steril.
5. Mikropipet : untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil,
biasanya kurang dari 10 ml.
6. Sudip : alat ini berbentuk seperti sendok pengaduk dengan ukuran kecil
yang fungsinya mengambil sediaan yang telah dicampur dan juga untuk
membersihkan sisa bahan yang menempel.
7. Cawan petri : alat yang berbentuk seperti disc terbuat ari kaca dan gunanya
untuk mengembangbiakan (kultivasi) mikroorganisme.
8. Pipet ukur : alat bebentuk silinder kecil yang digunakan untuk
memindahkan larutan dengan ukuran yang diketahui.
9. Pipet tetes : untuk memindahkan cairan setetes demi setetes.
10. Tabung reaksi : alat yang berbentuk tabung kecil yang berfungsi sebagai
media penguji biokimiawi dan meumbuhkan mikroba.
11. Tabung erlenmeyer : untuk menampung larutan, bahan/cairan yang dapat
digunakan untuk meracik, dll.
12. Mortar dan pestle : sepasang alat yang digunakan untuk mengaduk larutan
campur atau larutan murni.
13. Beker glass : untuk mengukur mapun mencampur bahan yang akan
dianalisa.
14. Tabung ulir : untuk sterilisasi alat-alat yang akan digunakan dalam
percobaan
15. Jarum inokulum/ose : untuk memindahkan bahan untuk dittekan /
ditumbuhkan ke media.
16. Pipet : untuk menjepit benda kecil ataupun yang sangat kecil
17. Rubber bulb : untuk menginakulasi kultur mikroba khususnya mikroba
aerob.
18. pH meter universal : untuk mengukur pH atau derajat keaasaman/basa
suatau cairan.
19. Tabung durham : tabung yang berbentuk sangat kecil
20. Gelas ukur : untuk mengukur volume suatu cairan.
21. Bunsen : untuk menciptakan suasana steril dan bunsen sendiri meiliki
sumbu yang dapat menyala.

Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan


mikroorganisme.Target suatu metode inaktivasi tergantung dari metode dan
tipe mikroorganisme yaitu tergantung dari asam nukleat, protein atau
membrane mikroorganisme tersebut.Agen sterilisasi disebut sterilant (Pratiwi,
2006). Setiap proses sterilisasi (baik fisika, kimia maupun mekanik) yang
membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme disebut dengan
sterilisasi. Proses sterilisasi yang dilakukan pada saat uji praktikum kemarin
yaitu Sterilisasi secara fisik dan Sterilisasi secara kimiawi. Sterilisasi secara
fisik dilakukan dengan menggunakan pemanasan, penyinaran sinar UV, sinar
X, dan sinar-sinar yang memiliki panjang gelombang pendek (Ramona dkk,
2007). Sterilisasi secara fisik dengan metode pemanasan ada berbagai macam:

1. Pemijaran
Pemijaran adalah proses steilisasi alat dengan cara langsung membakarnya
pada api hingga alat memijar berwarna merah, biasanya dilakukan pada
alat yang tahan api atau tidak mudah meleleh. Contoh: jarum inokulum,
pinset, batang L, dll.
2. Panas kering
Panas kering adalah proses sterilisasi dengan panas tanpa kelembaba pada
suhu kira-kira 105-110°C selama satu jam. Sterilisasi ini berfungsi untuk
mematikan organisme dengan cara mengoksidasi komponen sel. Metode
ini tidak dipergunakan untuk alat yang mengandung karet dan plastik. Alat
yang akan disterilisasi sebelumnya dibungkus menggunakan kertas hingga
menyelimuti seluruh bagian alat sampai tidak ada lubang atau renggangan
sedikitpun.
3. Uap air panas
Uap air panas adalah proses sterilisasi dengan panas dari uap air yang telah
dipanaskan atau biasanya disebut dengan mengukus. Metode ini cocok
untuk bahan yang memiliki kandungan air sehingga tidak terjadi dehidrasi.
4. Uap air panas bertekanan
Uap air panas bertekanan adalah proses sterilisasi yang menngunakan suhu
panas dari uap air yang memiliki tekanan biasanya menggunakan alat yang
dinamakan Autoclave. Caranya, alat atau bahan yang akan di sterilisasi
dimasukan dalam Autoclave selama 15-30 menit dengan suhu 121°C dan
bertekanan 1 atm.

Selanjutnya sterilisasi yang dilakukan saat praktikum adalah


sterilisasi kimiawi. Sterilisasi kimiawi adalah proses sterilisasi dengan
senyawa desinfektan antara lain etanol 95% atau alkohol 95%. Caranya antara
lain semprotkan keseluruh permukaan meja dengan alkohol 95% dan
menyemprotkan alkohol pada tangan.

Nama : Ayu Arti Putri H Tanggal Praktikum : 15 September 2015

NIM : 1500634 Tanggal Laporan : 15 Oktober 2015

Judul Praktikum : Pengenalan alat-alat laboratorium, Sterilisasi dan Disenfeksi

Saat kita melakukan praktikum keadaan lab harus steril termasuk


alat-alat yang akan digunakan harus di sterilkan terlebih dahulu. Manfaat
sterilisasi adalah untuk menghilangkan mikroorganisme yang akan kita
gunakan. Banyak cara untuk mensterilisasi seperti pemijaran, sterilisasi
panas kering, uap air panas, uap air panas bertekanan, pemijaran sinar UV,
dan desinfeksi menggunakan alkohol.
1. Pemijaran
Pemijaran adalah sterilisasi pada alat secara langsung, dan digunakan
untuk membunuh bakteri agar tetap hidup terjaga saat digunakan
2. Sterilisasi Panas Kering
Sterilisasi menggunakan oven pada suhu 105oC– 110oCdalam waktu 1
jam
3. Sterilisasi Uap Air Panas Bertekanan
Uap air panas bertekanan menggunakan autoclave pada suhu 121o C,
tekanan 1 atm, dan dalam waktu 15 – 30 menit. ( hitung 15-30 menit
ketika suhu sudah mencapai 121o C )
4. Sterilisasi Sinar UV
Sterilisasi sinar UV menggunakan laminar airflow dan sebelum
digunakan harus dibersihkan menggunakan desinfekan atau alkohol

VII. KESIMPULAN
A. Ghina Anzalina (1500769)
1. Alat-alat yang ada di laboratorium sangatlah banyak dan beragam
dengan berbagai fungsinya masing-masing.
2. Sebelum praktikum, seorang praktikan wajib mengetahui alat-alat yang
ada di laboratorium dan juga fungsinya karena untuk meminimalisir
berbagai kesalahan-kesalahan pada saat praktukum.
3. Pengunaan alat-alat sangat mempengaruhi hasil dari praktikum itu
sendiri, sehingga praktikan harus mengetahuinya. Pengenalan alat-alat
praktikum sangat penting dilakukan untuk mengurangi terjadinya
kesalahan-kesalahan pada saat praktikum dan juga untuk keselamatan
kerja pada saat praktikum.
4. Sterilisasi adalah suatu proses menghingkan, membebaskan atau
memusnahkan berbagai macam mikroorganisme.
5. Sebelum melakukan praktikum, sangat diperlukan sterilisasi dan
desinfeksi untuk menghilangkan berbagai macam organisme yang ada
termasuk bakteri sehingga pada saat praktikum semua alat-alat maupun
tempat yang akan digunakan telah steril.
6. Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan
pemijaran, panas kering, uap air panas, sinar uv dan kimiawi.
7. Tujuan dilakukannya sterilisasi dan desinfeksi adalah agar alat, bahan
maupun tempat yang akan digunakan di laboratorium tidak
terkontaminasi oleh mikroorganisme.
8. Suatu alat ataupun bahan dapat dikatakan steril apabila alat ataupun
bahan tersebut telah terbebas dari berbagai macam mikroorganisme
termasuk bakteri.

B. Novita Purnamasari Hendarmin (1503646)


1. Praktikan harus memahami fungsi dan penggunaan alat-alat
laboraturium sebelum melakukan praktikum.
2. Alat-alat dalam laboraturium dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Alat-alat elektrik
b. Alat- alat gelas dan keramik
c. Alat-alat non gelas
3. Alat-alat yang digunakan dalam praktikum yang dalam keadaan bebas
dari kuman, yaitu dengan cara sterilisasi dan desinfeksi.
4. Sterilisasi dan desinfektan dapat dilakukan dengan pemijaran dengan
sinar UV, panas kering, uap air bertekanan, uap air panas,
dansterilisasi kimiawi
C. Ramadhan Nurcholis (1500529)
Kesimpulan dari praktikum Sterilisasi dan Desinfeksi adalah
semua alat dan bahan yang telah kita sterilisasi dengan beberapa metode
diatas telah berhasil membunuh atau menghilangkan bakteri dari alat dan
bahan tersebut sehingga dapat dikatakan semuanya telah steril dan dapat
digunakan dengan baik.
D. Rizki Yanti Rahayu (1500753)
1. Keseterilan pada alat laboratorium yang akan di gunakan pada
praktikum penting dan perlu di perhatikan
2. Membiasakan diri kerja dalam laboratorium dengan aseptis
3. Mengetahui berbagai macam komponen dalam metode sterilisasi yang
terdiri dari pemijiran, uap air anas bertekanan,uap air panas, sterilisasi
uap air panas, sterilisasi panas kering. Dan pada desinfektan terdapat
metode desinfksi meja kerja
4. Mengetahui macam-macam alat laboratorium yang di gunakan pada
saat kerja di laboratorium apa saja
5. Mengetahui karakteristik bentuk dari tiap alat-alat laboratorium yang
di gunakan.
6. Mengetahui fungsi dari tiap-tiap alat-alat laboratorium
E. Ayu Arti Putri H (1500634)
VIII. DAFTAR PUSTAKA
A. Ghina Anzalina
 Sany. 2007. Pembiakan Tanaman Melalui Kultur Jaringan. Jakarta:
Gramedia.
 Lay, et al. 1992. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Gramedia
B. Novita Purnamasari Hendarmin
Sundari, Retna. (2008). An Evaluation On The Use Of Laboratory In
Teaching Biologi In Public Madrasah Aliyahs In Sleman Regency. Sleman
C. Rizki Yanti Rahayu (1500753)
(Waluyo,Lud.2011.mikrobiologi umum.UPT Penerbitan Malang.Malang)
D. Ramadhan Nurcholis (1500529)
Pratiwi, S.T . 2006, Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga
E. Ayu Arti Putri H (1500634)

Anda mungkin juga menyukai