Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

ACARA 1 DAN 2
PENGENALAN TEKNIK ASEPTIS DAN STERILISASI ALAT

Disusun Oleh :
Nama : Defani Ihsa Izzaty
NPM : 1810401049
Kelompok : B5
Asisten :
1. Siti Rahma Wati
2. Natasha Choirunnisa Priwardana

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang berukuran sangat kecil
sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melainkan harus menggunakan bantuan
mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau sering
disebut mikroba ataupun jasad renik. Mikroba meliputi semua jasad mikroskopik yang terdiri
dari Arkhaebakteri, Khamir, Bakteri, Fungi, Sianobakteri, dan Protozoa. Mikrobia
merupakan jasad uniseluler dengan sifatnya yang berbeda dari tumbuhan maupun hewan.
Mikrobia mampu hidup dimana saja, di lingkungan yang lembab, kering, suhu tinggi,
maupun suhu rendah. Sel mikrobia mampu melakukan proses untuk kelangsungan hidupnya
tanpa tergantung pada sel-sel yang lain dan sel mikrobia dapat memproduksi tenaga maupun
berkembang biak tanpa tergantung sel lain.
Saat ini, mikrobiologi sangat berkembang luas pada berbagai bidang ilmu pengetahuan,
misalnya pertanian, industri, kesehatan, lingkungan hidup, bidang pangan, bahkan bidang
antariksa (Waluyo, 2009). Dalam pertanian, Mikrobiologi mempelajari pertumbuhan ataupun
gejala penyakit tumbuhan dari sel yang paling kecil. Di dalamnya termasuk bioteknologi
pertanian yang menjadi otak dasar perkembangan kultur jaringan.
Pengertian alat dan sterilisasi merupakan hal mendasar yang harus diketahui dan dikuasai
karena penting dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan mikrobiologi selanjutnya. Obyek
yang terbebas dari mikroba disebut dengan steril. Sterilisasi sangat diutamakan baik alat-
alat yang siap pakai maupun medianya agar terhindar dari mikroba ataupun patogen yang
mungkin mengganggu sehingga dilakukanlah praktikum dengan judul sterilisasi alat ini.
Selain sterilisasi, hal yang penting dilakukan pada kegiatan di laboratorium adalah teknik
aseptis. Aseptik sangat diperlukan untuk menghindarkan mikroorganisme dari
kontaminan yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Teknik aseptik
diperlukan selama membuat dan mensterilkan medium kultur dalam membiakan mikroba, hal
yang perlu dipertimbangkan salah satunya adalah mempertimbangkan bagaimana cara
menghindari dari kontaminan. Kita mengerti bahwa mikroorganisme terdapat dimana-mana
dan karenanya harus sangat berhati-hati untuk mencegah masuknya organisme yang tidak
dikehendaki kedalam biakan murni. Sehingga dilakukan pula praktikum dengan judul
Pengenalan teknik aseptis pada praktikum mikrobiologi ini.

1.2 Tujuan
1.2.1 Sterilisasi Alat
Mahasiswa dapat mensterilkan alat-alat di laboratorium dengan benar
1.2.2 Pengenalan Teknik Aseptis
Mahasiswa dapat melakukan kegiatan di laboratorium secara aseptis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sterilisasi Alat
Sterilisasi adalah suatu usaha untuk membebaskan alat-alat dan bahan-bahan dari
segala macam mikroorganisme terutama mikroba. Fungsi sterilisasi adalah usaha untuk
menginaktifkan mikroba yang dapat menghambat pertumbuhan (Rochman, 2015). Secara
umum sterilisasi dapat dilakukan secarafisik (misalnya pengeringan dan pembekuan), secara
kimia (misalnya disinfektandan antibiotik) atau secara mekanik (misalnya penyaringan).
Pemilihan sterilisasi yang akan digunakan sesuai dengan dari macam alat dan bahan yang
dipakai,ketahanan panas, bentuk bahan (Waluyo, 2008).
Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara kering dan basah. Alat-alat yang digunakan
untuk sterilisasi kering adalah oven dan sterilisasi basah menggunakan autoclave
(Manggelea, 2015). Sterilisasi kering dapat dilakukan dengan beberapa cara meliputi
pembakaran,radiasi gelombang pendek, seperti sinar ultra violet, pemanasan dalam
ovendengan suhu 170 derajat selsius. Sedangkan sterilisasi basah melalui penggunaan zat
kimia seperti pemanasan dengan autoclave dengan suhu 121 derajat selsius (Yuliarti, 2010).
Cara kerja sterilisasi ialah cara kerja agar terhindar dari kontaminasi, cara steril ini
digunakan pada pembuatan media, dan pembuatan preparat. Sterilisasi dapat dilakukan
dengan cara: (Anonim, 2009)
1. Fisik yang dibagi menjadi beberapa bagian:
a. Dengan hot air sterilisasion oven, bahan dan gelas dibungkus dengan
alumunium foil, dengan suhu 170-120 derajat selsius selama 2 jam
b. Panas basah dengan tekanan suhu 121 derajat selsius selama 15 menit. Alat
yang digunakan adalah autoclave
c. Pressure cooker, dengan alat dan air yang mendidih
2. Kimia, dengan menggunakan zat-zat kimia seperti disinfektan, antiseptik
3. Radiasi dengan sinar ultra violet, biasanya digunakan pada ruangan dan alat-alat
plastic
4. Filter dengan membran filter dan vacum pump
Sterilisasi sangat dibutuhkan untuk inaktivasi total seluruh bentuk kehidupan
mikroba, yang berkaitan dengan kemampuan reproduksi mikroba. Desinfektan adalah
sterilisasi kimia yang merupakan salah satu germisida berupa bahan yang mampu membunuh
mikroba penyebab infeksi (Kusnadi, 2003). Selain itu juga terdapat antiseptik yaitu
kemampuan suatu bahan antimikroba yang dapat menghambat (inaktivasi) atau mematikan
mikroorganisme dengan cara kimiawi. Antimikroba yang menghambat tersebut adalah
bakteriostatik.
Risiko utama dari semua cara sterilisasi adalah pengenalan mikroba patogen yang
dapat menyebabkan infeksi. Kesalahan melakukan disinfeksi atau sterilisasi peralatan yang
akan digunakan kembali membawa risiko yang terkait dengan kontaminasi. Sterilisasi harus
selalu melalui disinfeksi yang baik dan benar. Pengguna harus mempertimbangkan
keuntungan dan kerugian dari metode khusus ketika memilih proses disinfeksi atau sterilisasi
(Rutala 2013)

2.2 Pengenalan Teknik Aseptis


Salah satu teknik dasar dalam analisa mikrobiologi adalah teknik transfer aseptis (suatu
metode atau teknik di dalam memindahkan atau mentransfer kultur bakteria dari satu tempat
ke tempat lain secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam
kultur). Teknik aseptis atau steril adalah suatu sistem cara bekerja (praktek) yang menjaga
sterilitas ketika menangani pengkulturan mikroorganisme untuk mencegah kontaminasi
terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan.teknik ini sangat esensial dan kunci
keberhasilan prosedur mikrobial yang harus diketahui oleh seorang yang hendak melakukan
analisis mikrobiologi.
Sebelum membiakkan mikroba hal yang pertama kali dilakukan adalah melakukan
sterilisasi media segera setelah disipakan yang biasanya dipanaskan. Hal tersebut dilakukan
untuk menghilangkan mikroba dari kontaminan, sehingga bahan dan semua alat labiratorium
harus steril. Untuk mensterilkan alat dan bahan menggunkan teknik sterilisasi.
Teknik aseptik harus digunakan selama prosedur invasif yang pertahanan alami tubuh,
misalnya kulit atau selaput lendir. Asepsis harus selalu dilakukan pada kondisi aapun.
Mempertahankan sterilitas bisa sulit tetapi penting untuk mencegah kontaminasi pada
peralatan yang digunakan (Dawe 2011).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum dilaksanakan pada hari Senin 23 September 2019 pada pukul 18.15 – 20.15
WIB Bertempat di Laboratorium Universitas Tidar Ruang P203
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum Sterilisasi Alat dan Pengenalan Teknik Aseptis
adalah tissue, Bunsen, Korek api, Cawan Petri, Meja Kerja, Masker, Erlenmeyer, Kapas,
Kain kassa, Spirtus, Oven, Autoclave . Sedangkan Bahan yang digunakan adalah alkohol
70%.
3.3 Langkah Kerja
3.3.1 Sterilisasi alat :
1. Semua alat dari kaca yang akan digunakan dicuci menggunakan sabun dan dibilas air
mengalir sampai bersih selanjutnya dikeringkan
2. Setelah kering, untuk cawan Petri dibungkus kertas sampul coklat, tabung reaksi dan
Erlenmeyer disumbat kapas / aluminium foil / tutup karet. Tahapan ini dilakukan
dengan tujuan mengurangi kontaminan yang masuk ke cawan Petri, tabung reaksi
dan Erlenmeyer
3. Semua alat yang telah siap disterilkan menggunakan autoclave dan oven
3.3.2 Sterilisasi meja kerja :
1. Membersihkan atau memindahkan alat maupun bahan yang terdapat di atas meja
hingga kosong
2. Menyiapkan Alkohol 70% dalam wadah semprotan dan menyemprotkannya ke atas
meja secukupnya secara hati-hati
3. Mengelap meja tersebut dengan menggunakan tissue
4. Membiarkan meja kering selama beberapa saat dan meja kerja pun steril
3.3.3 Teknik Aseptis :
1. Dapat dilakukan dengan menyemprot seluruh permukaan LAF dengan alkohol 70%
2. Memijarkan jarum Ose ketika akan digunakan diatas lampu Bunsen
3. Kemudian untuk yang menggunakan cawan petri yaitu dengan menempelkan atau
membakar bagian tepi cawan petri dan memutarnya di atas api
4. Membuka mulut cawan petri setengah dan memasukkan bahan misalnya media PDA
dengan hati-hati dan keadaan dekat dengan sumbu Bunsen.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Autoclave untuk mensterilkan alat praktikum :

Bunsen untuk mensterilkan dan memindahkan media untuk pembiakkan mikroba dengan cara
membakar alatnya pada api Bunsen (teknik aseptic) :
Sterilisasi tangan dan meja kerja dilakukan agar tempat dalam percobaan tidak terganggu oleh
mikroba yang tidak diperlukan . dilakukan dengan menyemprotkan alkohol 70% dan mengelap
dengan tissue :

4.2 Pembahasan
Menurut Esmiyati,dkk (2012), autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan
untuk sterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi.
Autoclave yang dapat digunakan untuk sterilisasi ada bermacam-macam mulai dari yang
sederhana sampai digital (terprogram). Autoclave yang sederhana menggunakan sumber uap dari
pemanasan air yang ditambahkan ke dalam autoklaf. Pemanasan air dapat menggunakan kompor
atau api Bunsen. Pada autoklaf sederhana ini tekanan dan temperatur diatur dengan jumlah panas
dari api. Kelemahan autoklaf ini adalah bahwa perlu penjagaan dan pengaturan panas secara
manual selama masa sterilisasi dilakukan. Keuntungan autoklaf ini adalah sederhana, harga
relatif murah, tidak tergantung dari aliran listrik yang sering merupakan problema pada negara-
negara yang sedang berkembang, serta lebih cepat dari autoclave listrik yang seukuran dan
setaraf (Dwijosaputo, 2009).
Autoclave yang bertipe yang lebih canggih menggunakan sumber energy dari listrik.
Alatnya dilengkapi dengan timer dan thermostat. Bila pengatur automatis ini berjalan dengan
baik maka autoklaf dapat dijalankan sambal mengerjakan pekerjaan lain. Kelemahan dari
autoclave ini adalah bila salah satu pengatur tidak bekerja maka pekerjaan persiapan media
menjadi sia-sia dan kemungkinan menyebabkan kerusakkan total pada autoclave (Mulyaningsih
dan Alluh, 2009).
Keunggulan autoklaf adalah dapat mensterilkan alat dan bahan hingga tidak ada
oraganisme yang hidup lagi. Autoklaf memerlukan waktu yang singka tuntuk sterilisasi.
Autoklaf mengggunakan suhu dan tekanan tinggi sehingga memberikan kekuatran yang lebih
besar untuk membunuh sel dibandingkan dengan udara panas biasa. Autoclave memiliki
kelebihan yaitu alat perebus yang bertekanan tinggi (Permatasari dkk., 2013)
Menurut Prasetyo (2010) pada saat sumber panas dinyalakan air dalam autoclave lama
kelamaan akan mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoclave.
Setelah semua udara dalam autoclave diganti dengan uap air katup uap, udara ditutup sehingga
tekanan udara dalam autoclave naik.Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai. maka
proses sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung ,aktu mundur. Setelah proses sterilisasi
selesai sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun perlahan hingga mencapai 0 psi.
Autoclave tidak boleh dibuka sebelum tekanan mencapai 0 psi.
Cara menggunakan autoclave yaitu :
1. Sebelum kita menggunakan autoklaf, terlebih dahulu kita harus memahami bagian-bagian
yang ada pada autoklaf beserta fungsi -fungsinya.
2. Bahan yang akan disterilkan diletakan pada wadah alumunium, disusunan dengan rapi,
dan diantara wadah-wadah tersebut diberi rongga untuk pergerakan uap air dan udara.
3. Autoklaf diisi dengan akuades sampai elemen pemanas terendam air.
4. tubuh sterilisator telah cocok dengan tempatnya, yang terletak pada tutup.
5. Tutup autoklaf dengan rapat, pastikan baut-baut yang ada dibagian atas tutup sudah
terpasang.
6. Putar serentak secara bersama-sama baut-baut yang berlawanan letaknya, agar tutup
autoklaf ini berada pada posisi yang tepat.
7. Pengatur katup pengaman dibuka, agar udara yang ada di dalam autoklaf keluar.
8. Setelah itu, pasanglah sumber pemanas.
9. Nyalakan autoklaf (tombol autoklaf dibawah dinaikkan ke atas tuasnya), diatur timer
dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121 oC (suhu optimal dimana mikroba akan
terdenaturasi).
10. Setelah itu, katup ditutup apabila uap air sudah keluar cukup banyak akan terdengar bunyi
desis dari katup pengaman. Suhu dan tekanan autoklaf akan naik.
11. Skala suhu dan tekanan dibaca sampai mencapai suhu 121 oC dengan tekanan 15 Psi atau
sekitar 2 atm. Suhu distabilkan selama 15 menit dengan cara mengatur sumber panas.
12. Matikan autoklaf, tunggu hingga tekanan dan suhunya turun hingga mencapai nol. Autoklaf
tidak boleh dibuka sebelum tekanan menjadi nol.
13. Katup pengaman dibuka setelah tekanan autoklaf mencapai nol, katup pengaman dibuka
dengan cara meluruskannya untuk mengeluarkan sisa uap air yang masih ada dalam autoklaf.
14. Buka tutup autoklaf dengan cara kendurkan terdahulu bautnya, kemudian tutup autoklaf
diputar kemudian diangkat.
15. Jika suhu dan tekananya sudah nol, dan tutupnya sudah dibuka, keluarkan bahan yang telah
diserilkan, kemudian didinginkan
Bunsen berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril adalah pembakar bunsen dan
juga mempunyai fungsi lain, yakni mengamankan praktikan pada saat melakukan penanaman
medium. Bahan yang disterilkan yang terbuat dari kaca dan juga dipakai mensterilkan alat
lainnya seperti ose dan jarum inocolom dengan cara memanaskan.
Cara penggunaan bunsen yaitu dengan cara menyalakan sumbu yang terdapat pada
Bunsen dengan api. Jika tidak ingin api terlalu besar maka dapat menarik sumbu bunsennya ke
dalam. Untuk mematikan sumbunya dengan menutup sumbu dengan tutup Bunsen yang sudah
ada.
Teknik aseptis adalah suatu metode atau teknik didalam memindahkan atau menstranfer
kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar tidak terjadi kontaminasi oleh
mikroba lain ke dalam kultur. Teknik transfer aseptis ini sangat esensial dan kunci keberhasilan
prosedur microbial yang harus diketahui oleh seorang yang hendak melakukan analisis
mikrobiologi
Teknik aseptic sangat diperlukan untuk menghindarkan mikroorganisme dari kontaminan
yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Teknik aseptic digunakan sepanjang kegiatan
berlangsung baik alat, bahan, lingkungan sekitar maupun praktikannya, untuk alat dan bahan
praktikum dapat diterapkan metode sterilitas. Penguasaan teknik aseptic ini sangat diperlukan
dalam keberhasilan laboratorium mikrobiologi dan hal tersebut merupakan salah satu metode
permulaan yang dipelajari oleh ahli mikrobiolog.
Teknik aseptic sangat penting dalam pengerjaan mikrobiologi yang memerlukan
ketelitian dan keakuratan disamping kestrilan yang harus dijaga selalu agar terbebas dari
kontaminan yang dapat mencemari. Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan
komplek. Beratur-ratus spesies berbagai mikroba biasanya menghuni bermacam-macam bagian
tubuh kita, termasuk mulut, saluran pencernaan, dan kulit. Sekali bersin terdapat beribu-ribu
mikroorganisme sehingga diperlukan teknik yang dapat meminimalisir seperti pengisolasian.
Alat yang akan digunakan dalam suatu penelitian atau praktikum harus disterilisasi terlebih
dahulu untuk membebaskan semua bahan dan peralatan tersebut dari semua bentuk kehidupan.
Sterilisasi merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada suatu
benda.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Sterilisasi Alat dan Meja kerja
Jadi berdasarkan Praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
bahwa Sterilisasi adalah suatu usaha untuk membebaskan alat-alat dan bahan-bahan dari
segala macam mikroorganisme terutama mikroba. Fungsi sterilisasi adalah usaha untuk
menginaktifkan mikroba yang dapat menghambat pertumbuhan . Sterilisasi alat dapat
menggunakan autoclave maupun oven. Sterilisasi alat yang dimasukkan ke autoclave
harus ditutup permukaannya dengan kapas yang dilapisi dengan kain kassa pada bagian
luarnya.
Sterilisasi meja kerja dilakukan dengan menyemprotkan alkohol 70% pada meja dan
tangan agar steril dan pada meja dielap dengan tissue bersih.
5.2 Teknik aseptis
Jadi berdasarkan Praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
bahwa Teknik aseptis atau steril adalah suatu sistem cara bekerja (praktek) yang menjaga
sterilitas ketika menangani pengkulturan mikroorganisme untuk mencegah kontaminasi
terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan. Dilakukan dengan cara membakar
mulut cawan petri dengan api Bunsen. Dan disaat memindahan media pertumbuhan
mikroba juga didekatkan dengan api Bunsen agar tetap steril. Setelah itu cawan petri
ditutup atau dilapisi dengan plastik warp.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Esmiyati, dkk .2012. Pembudidayaan Bandeng Juwana Bebasis kearifan local sebagai
Muatan lokal untuk Menumbuhkan Sikap konservasi siswa. Jurnal sains Universitas Negeri
Semarang. 1(1): Hal 21-25
Manggelea, F.P, Jimmy. P, Mona P.W, dan Robert. B. 2015. Uji Efek Anti bakteri Jamur
Endosimbion Spons Laut Callyspongia sp. Terhadap Bakteri Pseudomonas aeruginosa dan
Eschericia coli. Jurnal e-Biomedik (eBm)3(1) : 376-380
Mulyaningsih T. dan Aluh. 2009. Sterilisasi Alat Media. Jakarta: Andi.
Permatasari T., Sumarlan S., dan Susilo B. 2013. Uji Pembuatan Marning Jagung dengan
Menggunakan Autoclave. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis Dan Biosistem 1 (1) : 69-75.
Prasetyo.R.J. 2010. Sterilisasi Alat dan Bahan Percobaan. Jakarta: Angkasa.
Rochman, A. 2015. Perbedaan Proporsi Dedak dalam Media Tanam
terhadapPertumbuhan Jamur Tiram Putih (Pleuetus florida). Jurnal Agribisnis Fakultas
Pertanian Unil 11(13) : 56 -67
Rutala WA, Weber DJ. 2013. Guideline for Disinfection and Sterilization in
Healthcare Facilities. New York :
Healthcare Infection Control Practices Advisory Committee (HICPAC).
Waluyo, L. 2009. Mikrobiologi Lingkungan. Malang: UMM Press.
Yuliarti, N. 2010. Kultur Jaringan Tanaman Skala Rumah Tangga. Yogyakarta: Andi.
LAMPIRAN
0-

Anda mungkin juga menyukai