Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM

STERILISASI

Nama : Meniwati
Nim : 1908531040
Kelompok : XVII
Tanggal Praktikum : 21 Mei 2021
Asisten Dosen : Fernando Putra

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
I. PENDAHULUAN
1.1.LatarBelakang

Kegiatan sterilisasi merupakan usah yang dilakukan guna mencegah dan


menghindari kontaminasi (Shofiyani, 2015)dengan tujuan membebaskan suatu
produk dari kontaminasi mikroorganisme hidup, seperti ragi, bakteri dan virus
(Dai, 2016).

Mikroorganisme dapat dikendalikan dengan cara dihambat atau dimatikan


menggunakan berbagai proses (Metode sterilisasi meliputi metode fisik dan
metode kimia. Metode fisik dengan menggunakan metode sterilisasi panas, yang
meliputi penggunaan panas lembab ( autoklaf/ uap bertekakanan dan uap
langsung), penggunaan panas kering seperti oven/ udara panas dan pembakaran.
Metode kimia menggunakan agen kimia seperti metil bromida dan formaldehida (
Cahyani, 2013) dan metode mekanik menggunakan filter atau saringan
(Kawuri,2021)

Metode fisik sterilisasi menggunakan panas, ini merupakan metode yang


paling sering digunakan dalam sterilisasi, dilakukan dengan kogulasi protein
mikroba. Beberapa patogen akan mati apabila dipanaskan pada suhu 700C selama
5-10 menit. Spora (resistensi mikroba) dapat dihancurkan pada suhu lebih dari
1200C dalam waktu 15 menit, namun ini tergantung pada ketebalan pelindung
membran dan keadaan dehidrasi mikroba (Balan, 2017). yaitu menggunakan UV (
ultra violet).

UV adalah cahaya yang memiliki rata-rata panjang gelombang 254 nm dan


bersifat monokromatik yang dapat menyerang patogen (Leon, 2020). Penggunaan
sinar UVC lebih efektif dibandingkan disinfektan karena tidak meninggalkan
residu, tetapi dalam penggunaannya perlu berhati-hati karena sinar UVC tidak
boleh terpapar langsung ke manusia (Buonanno, 2017)

1.2.Tujuan
1. Mengetahui metode sterilisasi.
2. Mengetahui tempat pertumbuhan mikroba paling banyak.
II. MATERI DAN METODE

Semua alat dan bahan dipersiapkan seperti cawan petri dan lampu UV.
Langkah pertama yaitu mencairkan NA tegak, selanjutnay NA dituangkan k
dalam cawan petri. Selanjutnya NA dibiarkan mebeku dalam suhu kamar. Buka
tutup cawan petri selama 1 menit, tutup kembali cawan petri, cawan petri pertama
dijadiin kontrol, cawan petri kedua disinari UV selama 1 menit. Setelah
penyinaran selsai inkubasi cawan petri selama 24 jam pada suhu 37oC, dan di
letakkan dalam posisi terbalik, selanjutnya amati apakah ada mikroba yang
tumbuh.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1.Hasil
(Terlampir)
3.2.Pembahasan
Sterilisasi adalah proses menghancurkan, memindahkan atau membuang
mikroorganisme yang mencermai bahan kemasan dan berbahaya bagi
kesehatan (Luliano,2021)
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh kelompok 17,
sterilisasi menggunakan sinar UV, hasil yang diperoleh menndakan banyaknya
mikroba yang tumbuh disekitar media. Banyknay mikroba yang hidup pada
hasil pengamatan dapat dipengaruhi oleh lamanya penyinaran dan juga jarak
penyinaran yang terlalu jauh, karena jarak dapat mempengaruhi intensitas dari
lampu ultraviolet. Maka dari itu dapat kita ketahui apabila jarak penyinaran
semakin dekat maka intensitasnya akan semakin besar ( Risky, 2021).
Untuk hasil pengamatan kelompok 12 menggunakan sabun sebagai
sterilisasinya. Hasil menunjukkan bahwa sabun memiliki keefektifan untuk
membunuh mikroba, karena sabun mengandung linalool, linalool merupakan
golongan monoterpen fenol yang mampu mempresipitasikan protein secara
aktif dan mampu merusak membran sel bakteri dengan cara menurunkan
tegangan permukaan (Febriyenti, 2014).
Pada percobaan yang dilakuakn oleh kelpmpok 13, dengan Hand
Sanitaizer sebagai sterilisasinya menunjukkan bahwa mikroba yang tumbuh
pada media sedikit. Dari hasil pengamatan tersebut dapat diketahui efektifitas
Hand Sanitaizer dalam membunuh bakteri cukup cepat, dikarnakan Hand
Sanitaizer banyak mengandung senyawa alkohol (etanol, propanol,
isopropanol) dengan konsentrasi ± 60% sampai 80% dan golongan fenol
(klorheksidin, triklosan) (Holifah, 2020).
Percobaan yang dilakukan oleh kelompok 14 dengan wipol sebagai
sterilisasi, pada wipol mengandung fenol yang berfunsi sebagai desinfektan.
Fenol bekerja dengan cara agen membran aktif yang menyebabkan koagulasi
intraseluler dari sitoplasma. Fenol berinteraksi dengan sel bakteri melalui
proses adsorpsi yang melibatkan ikatan hidrogen. Pada kadar rendah terbentuk
kompleks proteinfenol dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami
peruraian, diikuti penetrasi fenol ke dalam sel dan menyebabkan presipitasi
serta denaturasi protein. Pada kadar tinggi fenol menyebabkan koagulasi
protein dan sel membran mengalami lisis (Shufyani, 2018).
Pada pengamatan yang dilakukan oleh kelompok 15 dengan sterilisasi
menggunakan alkohol dengan kadar 40%, 70 % dan 95%. Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa menunjukkan mikroba paling banyak terdapat pada
alkohol dengan kada 40%, dan alkohol 95% dan mikroba paling sedikit
terdapat pada alkohol dengan kadar 70%. Pada Alkohol 70 % terdapat
mikroba paling sedikit hal ini terjadi karena pada alkohol 70% terdapat etanol.
Etanol berfungsi untuk merusak sel bakteri dengan cara mendenaturasi
protein. Kerja ini akan lebih efektif jika ada air di dalamnya. Etanol 70%
merupakan campuran antara etanol sebanyak 70% volume dan air 30%
volume (v/v). Air tersebut digunakan sebagai pelarut protein yang
terdenaturasi, inilah yang menyebabkan mengapa harus ada air di dalam cairan
alkohol yang digunakan. Selain itu pada alkohol konsentrasi sangat tinggi
hanya akan mampu mendenaturasi protein di luar sel bakteri. Tidak mampu
menembus membran sel bakteri dan mendenaturasi protein di dalam sel
bakteri yang sebenarnya merupakan target utamanya (Susatyo, 2016).
Hasil percobaan darikelompok 16 mlakukan sterilisasi dengan cara
menswab. Swab dilakukan pada belakang telinga dan lipatan tangan. Hasil
menunjukkan bahwa pada swab belakang telinga menunjukan mikroba banyak
mikroba dan pada swab lipatan tanagan menunjukana mikroba paling banyak.
Hal ini terjadi karena kurang menjaga kebersihan, yang menyebabkan mikroba
mudah hidup di lipatan tangan.

IV. KESIMPULAN
1. Jenis sterilisasi ada 3 yaitu metode fisika yang menggunakan panas kering
seperti oven dan sinar UV, dan panas basah menggunakan autoklaf/ uap
bertekakanan. Metode kimia menggunakan agen kimia seperti metil
bromida dan formaldehida dan metode mekanik menggunakan filter atau
saringan.
2. Mikroba paling banyak ditemukan pada perlakuan UV, alkohol%, dan
swab lipatan tangan, pada perlakuain UV hal ini terjadi karena jarak
intensitas yang terlalu jauh, sedangkan pada alkohol 40% banyaknya
mikroba dipengaruhi oleh kurangnya fenol dalam alkohol, banyaknay
mikroba pada lipatan tangan terjadi karena kurang menjaga kebersihan.
DAFTAR PUSTAKA

Balan. G., Grigore. C. A., Budacu. C.C, Calin. A., Constantin. M. & Luca. C. M.
2017. Antisepsis, Disinfection Sterilization - Methods Used In Dentistry
.Rev Chim. 68(1): 186-191
Buonanno. M., Ponnaiya. B., Welch. D., Stanislauskas. M., Pehrson. G.,
Smilenov. L.D., Lowy. F. D., Owens. D. M. & Brenner. D. J. 2017.
Germicidal Efficacy and Mammalian Skin Safety of 222-nm UV Light.
Radiation Research.(9187): 493–501
Cahyani. V. R. 2013. Pengaruh beberapa metode sterilisasi tanah terhadap status
har, populasi mikrobiota, potensi infeksi mikorisa dan pertumbuhan
tanaman. Jurnal Ilmiah Ilmu Tanah dan Argoklimatologi. 6(1): 43-52
Dai. Z., Ronholom. J., Tian., Sethi. B. & Cao. X. 2016. Sterilization tecniques for
biodegradable scaffolds in tissueengineering applications. Journal of
Tissue Engineering. 7: 1-13
Desak Putu Risky VA., I Gst. AA Ratnawati I. G. A.A. & Kawuri. R. 2021.
Engaruh Sinar Ultraviolet Terhadap Pertumbuhan Bakteri Enterotoxigenic
E.Coli (ETEC) Penyebab Penyakit Diare. Jurnal Biologi Makassar. 6(1):
66-73
Febriyenti, Sari. L. I. & Nofita. R. 2014. Formulasi Sabun Transparan Mintak
Ylang-Ylang dan Uji Efektivitasterhadap Bakteri Penyebab Jerawat.
Jurnal Sains Farmasi & Klinis. 1(1)-: 61-71
Holifah, Ambari. Y., Ningsih. A. W., Sinaga. B. & Nurrosyidah. I. H. 2020.
Efektifitas Antiseptik Gel Hand Sanitizer Ekstrak Etanol Pelepah Pisang
Kepok (Musa Paradisiaca L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus
DAN Escherichia coli. Jurnal Ilmiah Medicamento.6 (2): 123-134
Kawuri, R., Ramona Y. & Darmayasa I.B.G. 2021. Penuntun Praktikum
Mikrobiologi Umum. Laborartorium Mikrobiologi Program Studi Biologi
FMIPA UNUD. Bukit Jimbaran
Kemenkes. 2017. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan.
Leon. F. A. J., Sanchez. A. G. S., Licea., M. A. R. & Pinal. F. J. 2020. Design and
Implementation of a Germicidal UVC-LED Lamp. IEEE Access. 8:
196951- 196962
Luliano. A., Fabiszewska. A., Kozik. K., Rzepna. M., Ostrowska., Debowski. M.
& Plichta. A. 2021. Effect of Electron- Beam Radiation and Other
Sterilization Tecniques on Structural, Mechanical and Microbiological
Properties of Thermoplastic Starch Blend. Journal of Polymer and the
Environment. 29: 1489-1504
Setiani. N. A., Nurwinda. F. & Astriany. D. 2018. Pengaruh Desinfektan dan
Lama Perendaman pada sterilisasi Eksplan Daun Suku ( Artocarpus altilis
(parkinson ex. F. A. Zorn) Fosbreg). Jurnal of Tropical Biology. 6(3): 78-
82
Shofyani. A. & Damajanti. N. 2015. Pengembangan Metode Sterilisasi pada
Berbagai Eksplan Guna Meningkatkan Keberhasilan kultur Kalus Kencur
(Kaemferia galangal L). Jurnal Agritech. 17(1): 55-64
Shufyani. F., Pratiwi. A. & Siringoringo. W. P. 2018. Koefisien Fenol Produk
Desinfektan Yang Beredar Di Salah Satu Supermarket Kota Lubuk Pakam.
Jurnal Penelitian Farmasi Herbal. 1(1): 11-16
Susatyo. J. H. 2016. Perbedaan Pengaruh Pengolesan Dan Perendaman Alkohol
70% Terhadap Penurunan Angka Hitung Kuman Pada Alat Kedokteran
Gigi. Jurnal Vokasi kesehatan. 2(2): 160-164
LAMPIRAN

Gambar1. Alat dan bahan:


1. Sinar UV
2. Cawan petri
Gambar2. Kontrol sebelum inkubasi Gambar3. kontrol sesudah inkubasi

Gambar4. UV sebelum inkubasi Gambar 5. UV sesudah inkubasi

Anda mungkin juga menyukai