Kelompok : C14
Tanggal Praktikum : 10 Juli 2021
Nama Anggota :
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2021
I. Tujuan Percobaan
1. Membuat ekstrak simplisia Daun kemuning dengan metode maserasi.
2. Menghitung DER-native dan rendemen ekstrak simplisia Daun kemuning.
Ekstraksi adalah penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari
bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Simplisia yang diekstrak mengandung
senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat,
karbohidrat, protein dan lain-lain. Senyawa aktif yang terdapat dalam berbagai simplisia
dapat digolongkan kedalam golongan minyak atsiri, alkaloid, flavanoid dan lain-lain.
Struktur kimia yang berbeda-beda akan mempengaruhi kelarutan serta stabilitas senyawa-
senyawa tersebut terhadap pemanasan, udara, cahaya, logam berat dan derajat keasaman.
Dengan diketahuinya senyawa aktif yang dikandung simplisia akan mempermudah
pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat. Simplisia yang lunak seperti rimpang dan
daun mudah diserap oleh pelarut, karena itu pada proses ekstraksi tidak perlu diserbuk
sampai halus. Simplisia yang keras seperti biji, kulit kayu dan kulit akar susah diserap
oleh pelarut, karena itu perlu diserbuk sampai halus. Disamping memperhatikan sifat fisik
dan senyawa aktif dari simplisia harus juga diperhatikan senyawa-senyawa lain yang
terdapat dalam simplisia seperti protein, karbohidrat, lemak dan gula, karena senyawa ini
akan mempengaruhi tingkat kejenuhan pelarut sehingga akan berpengaruh pula pada
proses pelarutan senyawa aktif. Keajegan kadar senyawa aktif merupakan syarat mutlak
mutu ekstrak yang diproduksi. Oleh sebab itu setiap ekstrak harus distandarisasi (Depkes,
2000).
Pada praktikum kali ini digunakan metode maserasi untuk pembuatan ekstrak
simplisia Rimpang Bengle.
Maserasi adalah salah satu jenis metoda ekstraksi dengan sistem tanpa pemanasan
atau dikenal dengan istilah ekstraksi dingin, jadi pada metoda ini pelarut dan sampel tidak
mengalami pemanasan sama sekali. Sehingga maserasi merupakan teknik ekstraksi yang
dapat digunakan untuk senyawa yang tidak tahan panas ataupun tahan panas (Hamdani,
2014). Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan
cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari.
Prinsip Maserasi
Prinsip maserasi adalah pengikatan/pelarutan zat aktif berdasarkan
sifatkelarutannya dalam suatu pelarut (like dissolved like). Langkah kerjanya
adalahmerendam simplisia dalam suatu wadah menggunakan pelarut penyari
tertentuselama beberapa hari sambil sesekali diaduk, lalu disaring dan diambil
beningannya. Selama ini dikenal ada beberapa cara untuk mengekstraksi zat aktif dari
suatu tanaman ataupun hewan menggunakan pelarut yang cocok. Pelarut-pelarut tersebut
ada yang bersifat “bisa campur air” (contohnya air sendiri, disebut pelarut polar) ada juga
pelarut yang bersifat “tidak campur air” (contohnya aseton, etil asetat, disebut pelarut non
polar atau pelarut organik).
Daun kemuning adalah daun Murraya paniculata (L) Jack, suku Rutaceae,
mengandung murangatin tidak kurang dari 0,20% dan atau kumarin total tidak kurang
dari 0,40 % dihitung sebagai skopoletin.
b Pemerian
Berupa helaian daun, berbentuk bulat telur sampai lonjong, pangkal daun
runcing, tepi daun rata atau agak beringgit sampai melekuk ke arah
permukaan bawah, ujung daun meruncing, permukaan daun licin dan
mengkilat, permukaan bawah jika dilihat dibawah sinar matahari terlihat
bercak- bercak transparan, pertulangan daun menyirip, ibu tulang daun
tampak jelas menonjol permukaan bawah, warna hijau kecoklatan, bau khas,
rasa pedas, pahit, kelat.
d Mikroskopis
Fragmen pengenal adalah kristal kalsium oksalat bentuk prisma,
mesofil dengan idioblas berupa sel minyak dan tetes minyak,
epidermis dengan palisade, epidermis atas, berkas penganggkut
dengan penebalan tipe tangga dan kristal kalsium oksalat bentuk
prisma dan epidermis bawah dengan stomata.
1. Simplisia
Simplisia adalah bahan alami yang digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang
telah dikeringkan (Depkes RI,1979). Kualitas bahan alami nabati (bahan
simplisia) dipengaruhi banyak faktor, salah satunya adalah faktor biologis.
Faktor biologis yang dimaksud adalah pengaruh dari lingkungan biologis
tempat tumbuh tanaman bahan simplisia, yaitu interaksi dengan lingkungan,
flora dan fauna setempat (Depkes RI, 1977). Faktor lain yang mempengaruhi
kualitas bahan alami nabati antara lain klimatik dan edafik, genetik,
lingkungan yang tercemar, budidaya dan perlakuan pasca panen, kultur
jaringan sebagai sumber bahan alam (Depkes RI,1977).
2. Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses penarikan komponen atau zat aktif
suatu simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang
sesuai. Prinsip ekstraksi adalah melarutkan senyawa polar dalam
pelarut polar dan senyawa non polar dalam pelarut non polar.
Pemilihan metode ekstraksi tergantung pada sifat bahan dan
senyawa yang akan diisolasi. Sebelum memilih suatu metode,
target ekstraksi perlu ditentukan terlebih dahulu. Ada beberapa
target ekstraksi, diantaranya (Sarker SD, dkk., 2006):
- Senyawa bioaktif yang tidak diketahui
- Senyawa yang diketahui ada pada suatu organisme
- Sekelompok senyawa dalam suatu organisme yang berhubungan secara
struktural.
3. Kadar Sari
Penetapan kadar sari adalah metode kuantitatif untuk jumlah
kandungan senyawa dalam simplisia yang dapat tersari dalam
pelarut tertentu. Penetapan ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
kadar sari yang larut dalam air dan kadar sari yang larut dalam
etanol. Kedua cara ini didasarkan pada kelarutan senyawa yang
terkandung dalam simplisia.
- Kadar sari larut air adalah sejumlah substansi simplisia yang dapat
larut dalam air, menunjukkan jumlah senyawa organik yang terdapat
di dalam simplisia.
- Kadar sari larut etanol adalah sejumlah substansi simplisia yang
dapat larut dalam etanol, menunjukkan jumlah senyawa organik
yang terdapat di dalam simplisia.
III. Metode Percobaan
A. Alat
1. Stirer + magnetic stirrer
2. Gelas piala 2 L
3. Rotavapor
4. Tangas air
B. Bahan
1. Etanol 96%
C. Cara Kerja
1. Diekstraksi sejumlah 250 g bahan/simplisia dengan 2,5 L etanol 96% dengan
beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperature ruangan
2. Dilakukan 3 (tiga) kali maserasi berturut-turutdengan cairan penyari lebih
kurang 4 bagian (±1L), 3 bagian (±750 mL), dan 3 bagian (±750 mL) volume
dari etanol 96% yang digunakan
3. Disaring setiap selesai ekstraksi dan dikumpulkan dalam suatu wadah. Filtrat
yang diperoleh diuapkan dengan rotavapor hingga konsistensi kental (apabila
perlu dilanjutkan pemanasan di atas tangas air)
Penimbangan Simplisia
Penimbangan Ekstrak
Bobot botol timbang kosong : 28,1762 g
B. Perhitungan
V. Pembahasan
(terlampir)
VI. Kesimpulan
(terlampir)