Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

STERILISASI

Nama : Gede Wiswa Fahardisa Satria Wiyasa


NIM : 2005561054
Kelas :2
Sesi / Kelompok : C / 6
Tanggal : 16 April 2021
Asisten Dosen : Khotima Dwi Cahya

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan tentang kehidupan makhluk hidup
berukuran kecil (Ahmad Syauqi, 2017). Mikroorganisme adalah makhluk hidup
yang berukuran sangat kecil dengan satuan mikron (µ). Organisme ini pertama
kali ditemukan oleh Anthony van Leeuwenhoek dengan alat yang bernama
mikroskop. Mikroorganisme diasosikan sebagai organize yang hanya dapat
menimbulkan infeksi, kontaminasi alat/bahan, dan penyebab utama penyakit (Nur
Hidayat, 2018). Untuk menghilangkan keberadaan mikroorganisme dalam alat
dan bahan tertentu agar tidak tercemar digunakanlah teknik sterilisasi.
Sterilisasi adalah merupakan proses untuk membunuh mikroorganisme hingga
ke spora dan inti selnya, yang terdapat di alat dan bahan (Tri Yuni dkk., 2017).
Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention) Sterilisasi meliputi
penggunaan ilmu fisika dan kimia dalam membunuh mikroba (Laurence, 2018).
Sterilisasi dapat tercapai dengan menambahkan panas berintensitas tinggi (121°C
- 140°C) pada produk makanan (Deak 2014 dalam Xiang Li 2016). Sterilisasi
memiliki banyak metode dalam pelaksanaannya, metode tersebut memiliki
keefektivitasan yang berbeda pada alat dan bahan tertentu. Oleh karena itu
penggunaan berbagai metode sterilisasi dapat meningkatkan persentase kematian
mikroorganisme untuk mencapai tujuan dari teknik sterilisasi ini.

1.2 Tujuan
1. Untuk membebaskan peralatan atau bahan tertentu dari mikroorganisme
yang tidak dikehendaki kehadirannya.
2. Untuk mengetahui keefektivitasan dan hasil dari masing – masing
metode sterilisasi.
3. Untuk membandingkan data yang sudah ada menurut berbagai refrensi
dengan data yang didapatkan pada praktikum.
II. MATERI DAN METODE
Praktikum sterilisasi dilakukan dengan 6 metode yang berdasar pada ilmu
fisika dan kimia yaitu sabun, wipol, alcohol, hand sanitizer, swab tubuh, dan sinar
UV. Metode sterilisasi yang kelompok 6 gunakan adalah metode sterilisasi
dengan sinar UV. Alat dan bahan yang digunakan adalah tiga cawan Petri,
medium agar tegak, lampu UV, dan lampu Bunsen. Pertama, sterilisasi alat-alat
terlebih dahulu terutama cawan Petri dengan autoclave. Kemudian buat medium
agar tegak pada ketiga cawan Petri yang sudah disterilisasi dengan autoclave.
Biarkan ketiga cawan Petri terpapar udara bebas sehingga bakteri mikroorganisme
dapat tumbuh pada medium agar tegak kemudian ditutup kembali. Masing-masing
cawan Petri diberikan perlakuan yang berbeda terhadap metode sterilisasi dengan
sinar UV. Perlakuan yang pertama adalah membiarkan mikroorganisme hidup
dalam medium agar tegak tanpa disterilisasi (control). Perlakuan kedua adalah
mensterilisasi mikroorganisme dalam medium agar tegak selama 5 menit dengan
sinar UV. Perlakuan terakhir adalah mensterilisasi mikroorganisme dengan sinar
UV selama 10 menit. Kemudian masing-masing sampel akan diinkubasi selama
24 jam dan dapat ditentukan hasilnya
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
(Terlampir).
3.2 Pembahasan
Metode sterilisasi yang digunakan kelompok 1 adalah sabun. Perlakuan yang
diterapkan adalah dengan control dan penggunaan sabun (perlakuan). Hasil yang
didapatkan oleh kelompok 1 setelah dilakukannya inkubasi selama 24 jam adalah
pada sampel control jumlah mikrobanya banyak (+++) sementara pada sampel
perlakuan jumlah mikrobanya (+). Hadi (2013) menyatakan bahwa mencuci
tangan menggunakan sabun memiliki efektivitas yang lebih tinggi daripada hanya
mencuci tangan dengan air mengalir. Jika dikaitkan, dengan sampel kelompok 1,
dapat dikatakan bahwa data kelompok 1 sesuai dengan data yang ada pada
referensi.
Kelompok 2 menggunakan metode sterilisasi dengan wipol dengan sampel
kontrol, 2 menit, 3 menit, dan 5 menit. Hasil yang didapatkan adalah sampel
kontrol terdapat sangat sedikit (+) mikroorganisme, sampel 2 menit dengan hasil
tidak ada (-), sampel 3 menit dengan hasil tidak ada (-), dan sampel 5 menit
dengan hasil tidak ada (-). Beberapa disinfektan yang digunakan sebagai
pembersih lantai adalah Lysol (klorofenol dan kresol), karbol (fenol), dan kreolin
(Rasmika 2008 dalam Supandi 2019). Menurut Supandi (2019) pembersih lantai
yang mengandung Lysol, karbol, dan kreolin efektif untuk membunuh mikroba.
Sehingga uji yang dilakukan kelompok 2 sesuai dengan data dari referensi yang
ada.
Kelompok 3 menggunakan metode sterilisasi dengan alkohol. Hasil yang
didapatkan adalah kontrol dengan jumlah mikroba sedikit (++), 40% dengan
jumlah mikroba banyak (+++), 70% dengan jumlah mikroba sangat sedikit (+),
dan 90% dengan jumlah mikroba sangat sedikit (+). Menurut Fajar (2013)
efektivitas alcohol dalam membunuh bakteri berada pada persentase 60–80%.
Sehingga hasil yang didapatkan kelompok 3 pada sampel 70% memiliki
efektivitas lebih tinggi sehingga hasilnya sesuai dengan data dari referensi yang
ada. Kelompok 4 dengan metode hand sanitizer dengan persentase alcohol 60-
80%. Hasil yang didapatkan adalah sampel kontrol dengan jumlah mikroba
banyak (+++) dan sampel perlakuan dengan jumlah mikroba sedikit (++).
Memiliki data yang sesuai dengan referensi yang ada karena kandungan
pembunuh mikrobanya merupakan alkohol.
Kelompok 5 dengan metode sterilisasi swab tubuh. Hasil yang didapatkan
adalah sampel belakang telingan dengan jumlah mikroba sangat banyak (++++),
sampel pipi dengan jumlah mikroba banyak (+++), dan sampel lipatan siku
dengan jumlah mikroba banyak (+++). Dilansir dari Alodokter (2020) bagian
belakang telinga merupakan bagian yang jarang dibersihkan, berbeda dengan
bagian pipi dan lipatan siku yang selalu dibersihkan.
Kelompok 6 dengan metode sterilisasi menggunakan sinar UV. Hasil yang
didapatkan adalah sampel kontrol dengan jumlah mikroba sangat banyak (++++),
sampel 5 menit dengan jumlah mikroba banyak (+++), dan sampel 10 menit
dengan jumlah mikroba sedikit (++). Menurut Asheesh et al. (2012) radiasi sinar
UV dapat memecah protein yang ada pada DNA & RNA mikroba, sehingga
mikroba tersebut dapat mengalami kematian. Hasil dari uji yang dilakukan
kelompok 6 sesuai dengan data yang ada pada referensi terkait efektivitas sinar
UV.
KESIMPULAN
1. Mikroba dapat secara baik dihilangkan dari medium agar tegak pada
cawan Petri. Sehingga jumlah mikroba yang ada dapat berkurang.
2. Metode sterilisasi sabun efektif membunuh mikroba pada bagian tubuh.
Metode sterilisasi wipol sangat efektif dalam membunuh mikroba pada
alat dan bahan karena pada setiap sampel hasilnya tidak ada. Metode
sterilisasi alcohol efektif pada konsentrasi alcohol 70%. Metode
sterilisasi hand sanitizer efektif dalam membunuh mikroba pada bagian
tubuh. Metode sterilisasi swab tubuh bagian belakang telinga terdapat
lebih banyak mikroba daripada 2 sampel lainnya. Metode sinar UV
efektif dalam membunuh mikroba seiring lamanya mikroba terpapar
sinar UV.
3. Seluruh metode sterilisasi yang dilakukan oleh masing-masing
kelompok dinyatakan sesuai dengan data dari berbagai referensi dan
sumber yang sudah terverifikasi kebenarannya.

DAFTAR PUSTAKA

Gupta, Asheesh, Pinar Avci, Tianhong Dai, Ying-Ying Huang, Michael R.


Hamblin. Ultraviolet Radiation in Wound Care: Sterilization and
Stimulation. Advances In Wound Care. Vol. 2, No. 2: 422-437.

Li, Xiang, Mohammed Farid. 2016. A Review on Recent Development in Non-


Conventional Food Sterilization Technologies. Journal of Food
Engineering. 1-55.

Laurence McKeen. 2018. The Effects of Sterilization Methods on Plastics and


Elastomers. Elsevier. Cambridge.
Ahmad Syauqi. 2017. Mikrobiologi Lingkungan Peranan Mikroorganisme dan
Kehidupan. Penerbit ANDI. Yogyakarta.

Nur Hidayat, Irene Meitiniarti, Neti Yuliana. 2018. Mikroorganisme dan


Pemanfaatannya. UB Press. Malang.

Hendrawati, Tri Y., Suratmin Utomo. 2017. Optimasi Suhu dan Waktu Sterilisasi
pada Kualitas Susu Segar di Kabupaten Boyolali. Jurnal Teknologi.
Volume 9 No. 2: 97-102.

Desiyanto, Fajar A., Sitti Nur Djannah. 2013. Efektivitas Mencuci Tangan
Menggunakan Cairan Pembersih Tangan Antiseptik (Hand Sanitizer)
Terhadap Jumlah Angka Kuman. KESMAS. Vol.7, No.2: 55 – 112.

Supandi, Pramulani Mulya Lestari, Ani Pahriyani. 2019. Pembuatan Karbol


sebagai Desinfektan Lantai. Jurnal SOLMA. Vol. 8, No. 2: 193-200.

Nareza, Meva. 2020. Ketahui Penyebab di Balik Telinga Bau.


https://www.alodokter.com/ketahui-penyebab-di-balik-telinga-bau
(diakses tanggal 25 April 2021).
LAMPIRAN

Foto alat & bahan

Gambar 1 Alat Lampu UV


1

Gambar 2 Cawan Petri (1) & Medium Agar Tegak (2)

Gambar 3 Lampu Bunsen

Foto before after


Gambar 4 Sampel control sebelum diinkubasi selama 24 jam

Gambar 5 Sampel 5 menit sebelum diinkubasi selama 24 jam


Gambar 6 Sampel 10 menit sebelum diinkubasi selama 24 jam
Gambar 7 Sampel control sesudah diinkubasi selama 24 jam

Gambar 8 Sampel 5 menit sesudah diinkubasi selama 24 jam


Gambar 9 Sampel 10 menit sesudah diinkubasi selama 24 jam

Anda mungkin juga menyukai