Anda di halaman 1dari 6

MKK141402/ILMU BIOMEDIK II

Modul #3 Lembar Kegiatan Mahasiswa

Nama: Lina, S.Kp, M.Biomed Tanggal: 16 – 07 - 2021


Tingkat: I/I

Pokok Bahasan/ Pembelajaran : Materi:


Sasaran Pembelajaran: Kontrol pengendalian pertumbuhan
mikroba
Di akhir modul, mahasiswa akan dapat
memahami mengenai: Referensi:
1. Cara pengontrolan mikroba
2. Cara pembunuhan mikroba Cre, Laurie & Rischmiller, Sandra, 2006,
Sains Dalam Keperawatan, EGC,
1. Jakarta
Gould D & Brooker Ch, 2003, Alih
Bahasa Pendit, Bram U, Mikrobiologi
Terapan Untuk Mahasiswa Perawat,
EGC, Jakarta
Hasyimi, M, 2010, Mikrobiologi &
Parasitologi, CV Trans Info Media,
Jakarta
A. TINJAUAN PENDAHULUAN (Introduction)

Assalamualaikum Wr. Wb/ Selamat pagi/siang semuanya, semoga dalam keadaan


sehat. Hari ini kita akan mempelajari bersama topik konrol pengendalian pertumbuhan
mikroba. Salah satu bentuk kerugian akibat mikroorganisme adalah timbulnya infeksi
atau penyakit pada manusia. Mikroorganisme ini harus dideteksi, dikendalikan, atau
bahkan dihancurkan. Berikut ini akan dipelajari praktikum pengendalian infeksi yang
penting dilakukan di tempat pelayanan kesehatan. Klien dengan penyakit infeksi secara
teratur berkunjung ke fasilitas kesehatan untuk pengobatan. Sebagai perawat yang
melayani dari klien satu ke klien lain untuk memberikan perawatan termasuk melakukan
prosedur klinik berpotensi terjadi penularan penyakit dari klien ke perawat atau dari
perawat ke klien bila tidak melakukan tindakan protektif (pencegahan). Pengendalian
infeksi dan tindakan medikal aseptis ataupun bedah merupakan hal krusial dalam
fasilitas kesehatan untuk mencegah penyebaran penyakit dan infeksi. Tindakan
medikal aseptis adalah proses membuat suatu area bersih dan bebas mikroorganisme
penyebab infeksi. Tindakan yang melibatkan bagian tubuh yang normalnya tidak steril
memerlukan medikal aseptis. Teknik medikal aseptik dirancang untuk meningkatkan
kebersihan dan mencegah kontaminasi. Penggunaan teknik aseptik dalam tempat
pelayanan kesehatan mengurangi berpindahnya patogen. Cuci tangan dan pemakaian
sarung tangan merupakan bagian penting dalam tindakan medikal asepsis. Higiene
tangan (hand hygiene) adalah istilah umum untuk tindakan pembersihan tangan yaitu
pengangkatan kotoran yang tampak dan pengangkatan atau pembunuhan
mikroorganisme dari tangan. Higiene tangan bisa dilakukan dengan menggunakan
sabun dan air mengalir atau penggosokan tangan dengan alkohol. Surgikal asepsis
adalah pengangkatan semua mikroorganisme, baik patogenik atau nonpatogenik dari
suatu obyek. Surgikal asepsis adalah penerapan semua teknik untuk mempertahankan
suatu lingkungan yang steril. Dalam nyatakan steril, suatu alat harus bebas dari semua
mikroorganisme termasuk spora. Ada tiga teknik yang digunakan untuk mencegah
penyebaran infeksi dalam tempat pelayanan kesehatan yang meliputi sanitasi,
desinfeksi dan sterilisasi.
B. MATERI PEMBELAJARAN (Content Notes)
1. Kontrol Pertumbuhan Mikroba
Menjaga kebersihan dan sanitasi umum dengan cara sterilisasi dan desinfeksi
a. Sterilisasi
Berasal dari kata “steril “ yang artinya bebas. Sterilisasi merupakan suatu
proses yang bertujuan untuk menghilangkan atau membebaskan semua alat,
bahan dan tempat/media dari mikroorganisme yang bersifat tetap. Dapat
dengan fisika, kimiawi ataupun mekanik. Sterilisasi Secara Fisik secara fisik
yaitu:
1) Sterilisasi dengan Panas
 Pembakaran : Cara ini paling mudah dan sederhana, tetapi hanya
terbatas pada alat dan bahan yang tahan api.contohnya sterilisasi pada
alat penanam bakteri (ose)
 Pemanasan kering : dilakukan dengan menggunakan oven, yang
suhunya antara 150 - 180derajat celcius atau dengan menggunakan
incinerator dengan suhu sampai 1000 derajat celsius. Cara ini cocok
untuk sterilisasi barang-barang yang terbuat dari bahan gelas, alat-alat
logam, minyak dan jelly. Dengan pemanasan kering ini asam nukleat
dan protein kuman akan hancur. Pemanasan dengan oven untuk
mensterilkan alat – alat gelas dan metal, sedangkan dengan incinerator
dipakai untuk sisa-sisa sampah rumah sakit dan laboratorium seperti
jarum suntik, jaringan tubuh dll

Gambar 1. Mesin sterilisasi

 Panas basah : biasa dilakukan dengan cara merebus. Misalnya untuk


alat suntik dan alat lain yang terbuat dari logam. Waktu yang diperlukan
sekitar 30 menit dari waktu mendidih, sedangkan untuk membunuh
sampai dengan sporanya bisa sampai 1 – 2 jam.Selain dengan direbus,
dapat juga dikukus dan dengan penguapan dengan tekanan tinggi (2
atmosfer) dengan menggunakan alat autoklaf dengan suhu 120 derajat
celsius hanya dengan 4 – 20 menit
 Dengan Pasteurisasi : untuk mematikan kuman vegetatif dengan suhu
66 derajat celsius selama 30 menit, dilakukan selama satu jam 3 kali
selama 3 hari berturut-tururt.Biasa dilakukan pada proses industri
makanan karena tidak akan merubah dan merusak rasa makanan
2) Sterilisasi dengan Pengeringan
Biasanya kuman-kuman vegetatif pada umumnya tidak akan tahan
kekeringan, tetapi tergantung juga jenis kuman tersebut. Contohnya
kuman TBC dan Kolera dapat bertahan peka terhadap pengeringan
3) Sterilisasi dengan Radiasi
Gelombang elektromagnetik/radiasi dapat merusak mikroorganisme,
dengan menyebabkan mutasi gen samapai kematian. Contohnya sinar
gamma dan sinar x dipergunakan untuk mensterilkan bahan plastik dan
karet, sinar ultraviolet dengan frekwensi 250 nm dapat mematikan kuman
diudara
4) Sterilisasi secara Kimiawi
Digunakan apabila dengan sterilisasi panas dapat merusak objek tersebut
atau jika peralatan untuk tehnik sterilisasi lain tidak tersedia, bahan yang
sering digunakan yaitu alkohol
5) Sterilisasi secara Mekanik
 Sterilisasi dengan Filtrasi
Bahan yang disterilkan dengan filter terutama bahan yang berbentuk
cair dan dingin. Prinsip kerjanya hanya menahan kuman. Filter biasanya
terbuat dari selulosa, acetat dan plastik dengan ukuran macam-macam,
contohnya untuk bakteri 2 um, ragi 1 um dan virus 2 um.Biasanya untuk
sterilisasi menggunakan filter 0,2 um tetapi harganya mahal dan dapat
menyaring pertikel besar seperti protein yang masih dibutuhkan.
Biasanya digunakan untuk pembuatan vaksin, serum atau cairan
lainnya

Gambar 2. Alat sterilisasi dengan filtrasi

 Sterilisasi dengan Tekanan Osmosis


Laju lewatnya air dari larutan satu ke larutan lainnya hasil dari
perbedaan kadar antara kedua larutan atau dikenal dengan tekanan
osmosis. Apabila bakteri ditempatkan pada larutan garam atau
garanm yang berkadar tinggi dapat menyebabkan air dari sel bakteri
akan keluar kedalam larutan garam atau gula tersebut, sehingga akan
mencegah pertumbuhan bakteri tersebut
 Sterilisasi dengan Vibrasi Sonik
Istilah supersonik dan ultrasonik digunakan untuk menunjukkan
gelombang suara yang bernada tinggi yang tidak dapat didengar oleh
manusia. Gelombang suara ultra dan supersonik dapat merusak
bakteri sehingga bahan intraseluler dan dinding selnya dapat
dipisahkan
b. Desinfeksi
Adalah suatu cara membunuh mikroorganisme patogen dengan cara fisika
atau kimia terhadap benda mati. Bahan kimia yang digunakan untuk desinfeksi
disebutb desinfektan. Desinfeksi dapat mengurangi kemungkinan terjadinya
infeksi. Desinfeksi dilakukan apabila sterilisasi sudah tidak mungkin dilakukan

Gambar 3. Tahapan disinfeksi

Kriteria disenfektan ideal


1. Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar
2. Tidak toksik pada hewan dan manusia
3. Tidak bersifat korosif
4. Tidak berwarna dan meninggalkan n oda
5. Tidak berbau (baunya disenangi)
6. Bersifat biodegradable/mudah diurai
7. Larutan stabil
8. Mudah digunakan dan ekonomis
9. Aktivitas berspektrum luas
10. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, ttemperatur dan
kelembaban
c. Antisepsis
Adalah suatu cara mencegah pertumbuhan atau aktivitas mikroorganisme
dengan cara menghambat atau mematikan kuman/mikroorganisme. Zat
kimianya disebut antiseptik , yang dapat mencegah pertumbuhan
mikroorganisme dengan menghalangi atau merusaknya. Antiseptik dan
desinfektan pada dasarnya sama, hanya desinfektan digunakan untuk bnenda
mati. Istilah antibakterial dipakai untuk antiseptik yang hanya dipakai untuk
melawan bakteri

Macam-Macam Desinfektan & Antiseptik


 Yodium : yodium baik dalam air dan alkohol bersifat antiseptik. Sudah lama
digunakan sebagai desinfektan dan antiseptik kulit sebelum proses
pembedahan. Pada konsentrasi yang tepat tidak mengganggu /mengiritasi
kulit. Yodium efektif untuk protozoa, tetapi tincture yodii yang digunakan
untuk pewarnaan jaringan dapat menyebabkan iritasi kulit
 Fenol (asam karbol) : fenol dapat mempersipirasikan protein secara aktif
dan dapat membran sel dengan cara menurunkan tegangan
permukaan.Digunakan untuk pemakaian eksternal (cuci ruangan) dan
bersifat sangat toksik.
 Khlorin : di rumah sakit dipakai untuk mendesinfeksi ruangan-
ruangan.Sering juga dipakai untuk desinfeksi pada air minum paada
konsentrasi 4-8 mg/l mampu mendesinfeksi air yang mengandung
salmonella thypii dalam waktu 30 menit. Larutan hipokhlorit digunakan
untuk membersihkan ruangan dan peralatan non bedah
 Alkohol : zat yang paling efektif dan dapat diandalkan untuk sterilisasi dan
desinfeksi. Alkohol dapat melarutkan lemak dan mesinfeksi
mikroorganisme, tetapi tidak dapat membunuh spora. Paling sering
digunakan yaitu alkohol 70-80 persen dalam air.Konsentrasi diatas 90%
dan dibawah 50% biasanya kurang efektif. Biasa digunakan untuk piset,
gunting, kulit dll
 Formaldehida : desinfektan yang baik apabila digunakan sebagai gas. Zat
ini sangat efektif di daerah tertutup sebagai bakterisida dan fungisida.
Dalam larutan cair sekitar 37 %, dikenal dengan formalin
 Etilen oksida : digunakan sebagai gas atau cairan. Merupakan agen
pembunuh bakteri, spora, jamur dan virus yang sangat efektif. Senyawa ini
mampu menembus tempat tertutup yang tidak terlalu rapat, misalnya dapat
mensterilkan tong-tong tanpa membukanya dengan menyemprotkannya
melalui pompa vakum
 Hidrogen peroksida : mempunyai sifat antiseptiknya sedang, karena dapat
mengoksidasi. Biasanya ½ % untuk desinfektan, 6-25% untuk sterilisasi.
Sering digunakan sebagai pembersih luka dengan konsentrasi 3 %,
terutama untuk luka oleh mikroorganisme aerob
 Sabun/detergen : bertindak sebagai agen anti permukaan dengan cara
menurunkan tegangan permukaan. Efek mekanik ini penting karena
bakteri, bersama minyak dan partikel lain menjadi terjaring dalam sabun
dan dibuang melalui proses pencucian
 Zat pewarna : zat pewarna tertentu dapat bersifat bakteriostatik seperti ;
akrilin, rosanilin, akriflavin dan crystal violet.Biasanya selektif terhadap
bakteri gram positif, walaupun pada beberapa jamur bisa juga dimatikan
tergantung pada konsentrasi zat tersebut. Diperkirakan zat pewarna
tersebut dapat berkombinasi dengan protein atau mengganggu
mekanisme reproduksi sel
 Garam logam berat : beberapa logam berat seperti air raksa dn perak
dalam jumlah yang kecil saja dapat membunuh bakteri. Namun garam dari
logam berat mudah merusak kulit dan harganya mahal. Meskipun
demikian, orang masih biasa menggunakan merkuroklorida (sublimat)
sebagai desinfektan.

Skill Buliding Activities


Setelah mempelajari materi tersebut dan untuk meningkatkan pengetahuan
mahasiswa... Petunjuk untuk menjawab: buatlah video mengenai hand hygiene,
silahkan upload video ke medsos yang kalian punya. Kirim link video ke google
classroom

B. MENGECEK PEMAHAMAN (Checking for Understanding)


1. Jelaskan perbedaan disinfeksi dan sterilisasi
2. Sebutkan macam – macam disinfeksi

C. PENUTUP PEMBELAJARAN
1. Kesimpulan
Perawat sebagai salah satu tenaga pemberi pelayanan kesehatan berpotensi
terpapar atau menyebarkan mikroorganisme patogen yang berakibat terjadinya
infeksi pada klien atau pada dirinya. Untuk mengendalikan mikroorganisme patogen
dilakukan pencegahan infeksi dan penerapan asepsis baik medis atau bedah. Tiga
teknik yang digunakan untuk mencegah penyebaran infeksi dalam tempat pelayanan
kesehatan meliputi: sanitasi, desinfeksi (secara fisik atau kimiawi), dan sterilisasi
(fisik, kimiawi, radiasi dan filtrasi).Praktek cuci tangan dan penggunaan sarung
tangan merupakan cara yang paling efektif mencegah penyebaran infeksi.

Anda mungkin juga menyukai