Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MAKALAH MIKROBIOLOGI

“ PENGENDALIAN MIKROORGANISME”

DI SUSUN OLEH :

NAMA : ZULFAJRIYAH

NIM : G70117208

KELAS :B

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2021

BAB I
PEMBAHASAN

A. Pengendalian Mikroorganisme
Mikroorganisme merupakan suatu kelompok organisme yang tidak dapat dilihat dengan
menggunakan mata telanjang, sehingga diperlukan alat bantu untuk dapat
melihatnya seperti mikroskop, lup dan lain-lain. Cakupan dunia mikroorganisme
sangat luas, terdiri dari berbagai kelompok dan jenis, sehingga diperlukan suatu
cara pengelompokan atau pengklasifikasian. Hal itu Nampak dari kemampuannya
menginfeksi manusia, hewan, serta tanaman, menimbulkan penyakit yang berkisar
dari infeksi ringan sampai pada kematian. Pengendalian mikroorganisme sangat
esensial dan penting di dalam industri dan produksi pangan, obat-obatan, kosmetika
dan lainnya. Alasan utama pengendalian organisme adalah :
 Mencegah penyebaran penyakit dan infeksi
 Membasmi mikroorganisme pada inang yang terinfeksi
 Mencegah pembusukan dan perusakan bahan oleh mikroorganisme.

Pengendalian mikroba merupakan upaya pemanfaatan mikroba dalam


mengoptimalkan keuntungan peran mikroba dan memperkecil kerugiannya.
Mikroba selain memberikan keuntungan juga dapat member kerugian pada
manusia berupa penyakit atau racun. Pengendalian mikroba bertujuan mencegah
penyebaran penyakit dan infeksi, membasmi mikroorganisme pada inang yang
terinfeksi dan mencegah pengrusakan serta pembusukan bahan oleh mikroba,
menghambat pertumbuhan bakteri dan mencegah kontaminasi bakteri yang tidak
dikehendaki kehadirannya dalam suatu media. (Anonim. 2008)

Cara pengendalian pertumbuhan mikroba secara umum terdapat dua prinsip, yaitu: 1)
dengan membunuh mikroba, 2) menghambat pertumbuhan mikroba.
Pengendalian mikroba, khususnya bakteri dapat dilakukan baik secara kimia
maupun fisik, yang keduanya bertujuan menghambat atau membunuh mikroba yang
tidak dikehendaki. Cara pengendalian mikroba:
 Cleaning (kebersihan) dan Sanitasi
Cleaning dan Sanitasi sangat penting di dalam mengurangi jumlah
populasi bakteri pada suatu ruang/tempat. Prinsip cleaning dan sanitasi adalah
menciptakan lingkungan yang tidak dapat menyediakansumber nutrisi
bagi pertumbuhan mikroba sekaligus membunuh sebagian besar populasi
mikroba.Sanitasi dilakukan untuk mengurangi patogen pada peralatan makan
untuk mengamankan kesehatan masyarakat dengan cara pencucian secara
mekanik/kimia.
 Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses pengaplikasian bahan kimia (desinfektans) terhadap
peralatan, lantai, dinding atau lainnya untuk membunuh sel vegetatif
mikrobial. Desinfeksi diaplikasikan pada benda dan hanya berguna untuk
membunuh sel vegetatif saja, tidak mampumembunuh spora.

Mekanisme desinfektan mungkin beraneka dari satu desinfektan ke desinfektan


yang lain dapat menyebabkan kerusakan pada membran sel atau oleh tindakan
pada protein sel atau pada gen yang khas yang berakibat kematian atau mutasi. Faktor
yang mengubah laju desinfeksi mencakup macam agen konsentrasi, waktu dan
suhu, jumlah mikroorgansime dengan ciri-cirinya (misalnya perbedaan jenis, spora,
dan kapsul) dan keadaan medium yang mengelilinginya.

Dalam merencanakan desinfeksi, desinfektan harus dipilih sesuai organisme yang


akan dihancurkan dan material yang akan diperlakukan. Keamanan selalu
menjadi pertimbangan utama, dan variabel perlu ditangani sebagaimana diperlukan
untuk menjamin hasil yang aman. Berbagai uji dalam penggunaan untuk menilai agen-
agen kimia. Semuanya menyediakan jumlah tertentu informasi yang berguna namun
harus diingat keterbatasan uji yang digunakan.
 Antiseptis
Antiseptis merupakan aplikasi senyawa kimia yang bersifat antiseptis
terhadap tubuh untuk melawan infeksi atau mencegah pertumbuhan
mikroorganisme dengan cara menghancurkan atau menghambataktivitas
mikroba.
 Sterilisasi
Proses menghancurkan semua jeniskehidupan sehingga menjadi steril. Sterilisasi
seringkali dilakukan dengan pengaplikasian udara panas.
 Bakteriostatis
Suatu kondisi pertumbuhan bakteri dan multiplikasinya dihambat, namun bakteri
tersebut tidak mati.
 Asepsis
Kondisi ketiadaan patogen pada suatu obyek atau daerah. Teknik aseptik
dirancang dengan tujuan untuk mencegah masuknya patogen ke dalam tubuh.
Filtrasi udara, sinar UV, penggunaan masker, sarung tangan, dan sterilisasi
peralatan merupakan keseluruhan faktor yang dibutuhkan untuk mencapai
asepsis.
 Status Fisiologis
Bakteri dalam pertumbuhan mudah terbunuh karena sel-sel belum tumbuh
secara sempurna. Ketika mikroba telah membentuk endospora,
endospora tersebut bersifat lebih resisten dibanding sel vegetati. Contohnya
Endospora clostridiumbotulinomtahan dalam airmendidih selama berjam-jam.
Umumnya Endospora clostridium botulinum tinggal dibawah tanah.
 Lingkungan
Dengan menggunakan tingkat keasaaman pH.

B. Steril dan Sterilisasi


Steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibat penghancuran dan
penghilangan semua mikroorganisme hidup. Pengendalian bakteri dapat dilakukan
dengan cara sterilisasi. Sterilisasi adalah proses membunuh semua bentuk kehidupan
terutama mikroorganisme yaitu bakteri. Sterilisasi dilakukan dengan berbagai cara
tergantung macam dan sifat bahan. Secara mekanik misalnya dengan penyaringan. Secara
kimia misalnya dengan cara desinfektan dan secara fisik misalnya dengan pemanasan.
Penyinaran ultraviolet, sinar x dan lain-lain (Hollender, 1995)

C. Prinsip sterilisasi
Sterilisasi adalah suatu proses pembebasan suatu bahan atau alat dari semua bentuk
organisme hidup. Sterilisasi dapat dilakukan tergantung dari bahan atau alat yang akan
disteril. Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu:
Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu cara mekanik, cara fisik, dan cara
kimiawi.
1. Sterilisasi cara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori
sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada
saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas,
misalnya larutan enzim dan antibiotik.Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan
dengan pemanasan dan penyinaran.
a. Pemanasan
o Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara
langsung, contoh alat: jarum inokulum (jarum ose), pinset, batang L.
o Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-180oC. Sterilisasi panas
kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca, misalnya erlenmeyer,
tabung reaksi, cawan.
o Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang
mengandung air lebih tepat menggunakan metode ini supaya tidak terjadi
dehidrasi.
o Uap air panas bertekanan: menggunakan autoklaf.
b. Penyinaran dengan Ultra Violet (UV) Sinar UV juga dapat digunakan untuk
proses sterilisasi, misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada
permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV.
2. Sterilisasi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan, antara
lain alkohol.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008.Genetika dan Pengendalian Mikrobiologi.


http://massofa.wordpress.com/2008/02/05/genetika-dan-pengendalian mikrobiologi/ Diakses 21
November 2018

Anonim. 2006. Pengendalian Mikroorganisme


http://rachdie.blogsome.com/2006/10/14/prngrndalian-mikroorganisme/Diakses 21 November
2018

Anda mungkin juga menyukai