Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENCEGAHAN DBD

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR


JURUSAN KEPERAWATAN
2016

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PENCEGAHAN DBD

Pokok Bahasan

: Demam Berdarah Dengue (DBD)

Sub Pokok Bahasan

: Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)

Waktu

: Pukul 08.00 08.45 Wita

Tempat

: Balai Banjar Menak, Desa Tulikup Gianyar, Bali.

Hari/Tgl

: Sabtu, 15 Oktober 2016

Penyuluh

: Mahasiswa Jurusan Keperawatan Poltekkes Denpasar

Sasaran

: Warga Banjar Menak Tulikup Gianyar

1. Latar Belakang
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh
infeksi virus dengue yang menempati posisi penting dalam deretan penyakit infeksi
yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Penyakit ini ditemukan nyaris di
seluruh belahan dunia terutama di Negara tropis dan subtropis baik secara endemic
maupun epidemic dengan outbreak yang berkaitan dengan datangnya musim
penghujan (Fandi, 2013).
Menurut World Health Organization (1995) populasi di dunia diperkirakan
berisiko terhadap penyakit DBD mencapai 2,5-3 miliar terutama yang tinggal di
daerah perkotaan di negara tropis dan subtropis. Saat ini juga diperkirakan ada 50 juta
infeksi dengue yang terjadi diseluruh dunia setiap tahun. Diperkirakan untuk Asia
Tenggara terdapat 100 juta kasus demam berdarah dengue (DBD) dan 500.000 kasus
DHF yang memerlukan perawatan di rumah sakit, dan 90% penderitanya adalah anakanak yang berusia kurang dari 15 tahun dan jumlah kematian oleh penyakit DHF
mencapai 5% dengan perkiraan 25.000 kematian setiap tahunnya (WHO, 2012).
Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam
jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak tahun 1968
hingga 2009, WHO mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD
tertinggi di Asia Tenggara dan tertiggi nomor dua di dunia setelah Thailand (Depkes,
2010).
DBD di Indonesia pertama kali ditemukan di Surabaya tahun 1968, tetapi
konfirmasi virologis baru diperoleh tahun 1970. Kasus pertama di Jakarta dilaporkan
tahun 1968, diikuti laporan dari Bandung (1972) dan Yogyakarta (1972) (Soedarmo,
2002). Epidemi pertama di luar Jawa dilaporkan tahun 1972 di Sumatera Barat dan
Lampung, disusul Riau, Sulawesi Utara, dan Bali (1973), serta kalimantan selatan dan

Nusa Tenggara Barat (1974). DBD telah menyebar ke seluruh provinsi di Indonesia
sejak tahun 1997 dan telah terjangkit di daerah pedesaan (Suroso T, 1999). Pada tahun
2011, terdapat 2.993 kasus, 1.662 kasus diantaranya berjenis kelamin laki-laki dan
sisanya (1.331) kasus berjenis kelamin perempuan, dengan jumlah kematian 8 orang,
menurun dibandingkan tahun 2010 sebanyak 35 orang. Sedangkan tahun 2012 terjadi
penurunan kasus namun tidak singnifikan menjadi 2.649 kasus, 1.517 diantaranya
berjenis kelamin laki-laki dan 1.132 berjenis kelamin perempuan, dan pada tahun
2013 terjadi peningkatan kasus yang signifikan sebesar 7.077 kasus. Dengan demikian
IR DBD pada tahun 2013 sebesar 174,5 per 100.000 penduduk dengan CFR 0,11%,
meningkat dengan CFR yang menurun dibandingkan tahun 2012 sebesar 65,55 per
100.000 penduduk dengan CFR 0,30 %,. Berikut ini gambaran IR DBD tahun 2004
2013.

Sumber : Profil Kesehatan kab/Kota Tahun 2013


Kondisi IR tahun 2013 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2012, akan
tetapi CFR tahun 2013 lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2012. IR tahun 2013
yang tinggi disebabkan karena terjadi perubahan cuaca yang ekstrim sehingga
memicu berjangkitnya DBD.

Sumber : Profil Kesehatan Kab/Kota Tahun 2013


Kalau dibandingkan dengan angka bebas jentik tahun 2013 sebesar 96,3 lebih
tinggi dibandingkan tahun 2012 sebesar 93,73 sebagai salah satu faktor yang
mempengaruhi IR DBD, IR DBD tahun 2013 telah mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2012, dan CFR nya mengalami penurunan. Ini berarti dalam
pelaksananan programnya telah berjalan dengan baik dan benar demikian juga dalam
penatalaksanaan kasusnya. Sedangkan CFR, kalau dibandingkan dengan target
Renstra Dinas tahun 2010-2014 sebesar < 1 %, CFR tahun 2013 sudah melampaui
target.
Pada musim hujan, hampir tidak ada didaerah Indonesia yang bebas dari
penyakit demam berdarah dengue. Hasil penelitian para ahli menyimpulkan bahwa
deman berdarah dengue merupakan penyakit infeksi yang dapat berakibat fatal.
Dalam waktu yang singkat, penyakit ini bisa merengut nyawa seseorang apabila
gejala-gejala sudah muncul , maka harus ditangani secepatnya (DediiviieLs, 2013).
Proses terjangkitnya penyakit demam berdarah adalah sebagai berikut : virus
dengue masuk ke tubuh manusia lewat gigitan nyamuk aedes aegypti betina.
Nyamuk demam berdarah tersebut membawa virus dengue pasca menghisap darah
orang lain yang sudah terinfeksi virus dengue sebelumnya. Setelah masa inkubasi
virus di dalam tubuh nyamuk selama 8 10 hari, nyamuk yang terinfeksi kemudian
mentransfer virus dengue itu ke manusia sehat yang digigitnya. Pada sisi lain, nyamuk
betina juga menyebarkan virus dengue tersebut pada keturunannya melalui telur
(transovarial). Selanjutnya, nyamuk-nyamuk kecil yang baru menetas itu kemudian
menyebarkan virus dengue pada manusia yang digigitnya. (info-kesehatan.net, 2012)

Untuk menanggulangi hal ini pemerintah memiliki beberapa kebijakan


diantaranya : Memerintahkan semua rumah sakit baik swasta maupun negeri untuk
tidak menolak pasien yang menderita DBD, Melakukan fogging secara massal di
daerah yang banyak terkena DBD, Membagikan bubuk Abate secara gratis pada
daerah-daerah yang banyak terkena DBD, Melakukan penggerakan masyarakat untuk
melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk melalui 3M dan merekrut juru
pemantau jentik (jumantik), Penyebaran pamflet lewat udara tentang pentingnya
melakukan gerakan 3 M (Menguras, Menutup, Mengubur) (Rubitnunibdu, 2009).
2. Tujuan

Tujuan Intruksional Umum


Setelah dilakukan proses penyuluhan kesehatan selama + 45 menit, diharapkan
masyarakat Banjar Menak Tulikup Gianyar sebagai peserta mampu mengerti dan

memahami cara pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) secara mandiri.


Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan masyarakat Banjar Menak
Tulikup Gianyar diharapkan mampu :
a. Menjelaskan pengertian demam berdarah dengue (DBD)
b. Mengetahui penyebab demam berdarah dengue (DBD)
c. Mengetahui pertolongan pertama yang dapat dilakukan terhadap pasien DBD
di rumah
d. Menyebutkan tanda dan gejala demam berdarah dengue (DBD)
e. Menjelaskan cara pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD)

3. Materi (terlampir)
Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD)
Tanda dan Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD)
Pertolongan pertama yang dapat dilakukan terhadap pasien DBD di rumah

Cara Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD)

4. Metode/ Strategi
Metode yang digunakan dalam penyuluhan tentang cara pencegahan penyakit demam
berdarah dengue (DBD) adalah :

Ceramah
Tanya jawab

5. Media/Alat/Sumber yang digunakan

Media yang digunakan dalam penyuluhan kesehatan adalah :

Powerpoint

Leaflet

Alat yang digunakan dalam penyuluhan kesehatan adalah :

LCD/Proyektor

Laptop

Sumber :
a. Agustiani, Titi. 2013. SAP Demam Berdarah Dengue (DBD). Diakses melalui
URL:
http://titimidewife.blogspot.com/2013/09/sap-demam-berdarah-dengue-dbd.html
(Tanggal 21 September 2016)

b. Ahmad, Fandi. 2013. DBD. Diakses melalui URL :


(http://fanepidemic.blogspot.com/2013_05_01_archive.html) (Tanggal 21
September 2016)
c. Bab I pendahuluan. Diakses melalui URL :
(www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1keperawatan/206312020/bab1.pdf) (Tanggal 22
September 2016)
d. Depkes RI. Diakses melalui URL :
(http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/buletindbd.pdf ) (Tanggal 22 September 2016)
e. DediiviieLs Dampak penyakit demam berdarah bagi lingkungan kita 2013.
(http://dedivielsbandaaceh.blogspot.com/2013/02/dampak-penyakit-demamberdarah-di.html) (Tanggal 22 September 2016)
f. Info-kesehatan. 2012. Diakses melalui URL :
(http://info-kesehatan.net/demam-berdarah-penyebab-gejala-dan-pencegahannya/)
(tanggal 23 September 2016)
g. Megumi, Trya. 2013. Laporan Swingfog dan Spraycan. Diakses melalui URL :
(http://triamegumi.blogspot.com/2013/06/laporan-swingfog-dan-spraycan.html)
(Tanggal 23 September 2016)
h. Gegtriee. 2010. Diakses melalui URL :
(http://gegtriee.wordpress.com/2010/10/04/demam-berdarah-dhf/) (Tanggal 23
September 2016)

i. Purba,D. 2012. Chapter 1. Diakses melalui URL :

(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/34758/5/Chapter%20I.pdf)
(Tanggal 23 September 2016)
j. Puskesmas Rapak Mahang, 2012. Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN) &
Penggunaan bubuk abate. Diakses melalui URL :
(http://pkmrapakmahang.blogspot.com/2012/09/pembersihan-sarang-nyamuk-psn
cara.html) (Tanggal 23 September 2016)
k. Rubithunipdu, 2009. Kebijakan pemerintah terhadap penyakit. Diakses melalui
URL :
(http://robithunipdu.blogspot.com/2009/12/kebijakan-pemerintah-terhadappenyakit.html) (Tanggal 23 September 2016)
6. Sasaran
Warga Banjar Menak Tulikup Gianyar
7. Waktu
Hari
Tanggal
Jam
Durasi

: Sabtu
: 15 Oktober 2016
: 08.00 08.45 wita
: + 45 Menit

8. Tempat
Balai Banjar Menak, Desa Tulikup Gianyar, Bali.
Setting tempat penyuluhan :
( Penyaji )
(Sekretaris)
(Moderator)

9. Pengorganisasian
Penyuluh
: Mahasiswa Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Denpasar
10. Rencana Kegiatan
NO
1.

KEGIATAN PENYULUH

KEGIATAN PESERTA

Tahap Pembukaan :
a.Memberi salam dan

WAKTU
10 menit

a. Menjawab salam,

memperkenalkan diri

mendengarkan dan

serta kontrak waktu

memperhatikan.

b.Menjelaskan tujuan
penyuluhan
c.Apersepsi

b. Mendengarkan dan
memperhatikan
c. Memberi tanggapan/
brainstorming

2.

Tahap Pelaksanaan
a. Menggali pengetahuan
peserta tentang DBD
b. Menjelaskan materi
DBD

3.

a. Memperhatikan dan
mengemukakan pendapat

25 menit

b. Mendengarkan dan
memperhatikan

Tahap Evaluasi dan Penutupan


a. Mengadakan evaluasi

a. Menjawab pertanyaan

dengan mengajukan
pertanyaan
b. Bersama peserta
menyimpulkan materi
c. Mengucapkan terimakasih
atas perhatian yang

b. Bersama penyuluh
menyimpulkan materi
c. Memperhatikan, menjawab

10
menit

5
6
7

salam

diberikan dan memberi


salam penutup

11. Rencana Evaluasi


1. Struktur
a. Persiapan Alat / Media
Media / alat yang digunakan dalam penyuluhan ini antara lain LCD, layar,
leaflet / brosur. Semua lengkap dan siap untuk digunakan.
b. Persiapan Materi

Materi disiapkan dalam bentuk makalah dan disajikan dalam bentuk Power
Point Presentation untuk mempermudah proses penyampaian kepada sasaran.
c. Undangan / Sasaran / Peserta
Adapun undangan yang akan menghadiri penyuluhan ini kurang lebih 40 orang.
2. Proses Penyuluhan
a. Kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan diharapkan dapat berjalan lancar
dan sasaran mampu memahami materi pencegahan DBD.
b. Dalam proses penyuluhan yanag akan berjalan, diharapkan terjadi interaksi
antara penyuluh dengan peserta / sasaran.
c. Para undangan yang datang diharapkan minimal 35 orang.
d. Sasaran diharapkan memperhatikan materi yang diberikan dan tidak
meninggalkan ruangan sebelum proses penyuluhan berakhir.
3. Hasil
a. Jangka Pendek
Sasaran, yaitu masyarakat peserta penyuluhan mampu memberi dan
menyampaikan kembali minimal 70 % materi yang diberikan.
Peserta dapat mengerti materi yang telah disampaikan dan dapat menjawab
pertanyaan penyaji dengan benar tanpa melihat leaflet.
Prosedur

: Tanya jawab

Jenis Tes

: Pertanyaan lisan (terlampir)

Hasil yang diharapkan:


a)
b)
c)
d)
e)

Peserta dapat menyebutkan pengertian demam berdarah dengue (DBD)


Peserta dapat menyebutkan penyebab demam berdarah dengue (DBD)
Peserta dapat menyebutkan ciri-ciri nyamuk Aedes Aegypty.
Peserta dapat menyebutkan 4 tanda gejala dari tanda gejala DBD yang ada.
Peserta dapat menyebutkan pengobatan demam berdarah dengue (DBD) di

rumah
f) Peserta dapat menyebutkan cara pencegahan demam berdarah dengue
(DBD)
b. Jangka Panjang
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Lampiran I
MATERI
PENCEGAHAN DBD
1.

Pengertian DBD
Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang
dapat menyerang pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi
yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama.

DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti.
2.

Penyebab DBD
Penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah karena adanya virus dengue dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty. DBD (Demam Berdarah Dengue) ini
banyak di temukan di daerah tropis yang curah hujannya cukup tinggi. Sebab nyamuk
akan mudah berkembang biak di daerah yang tergenang air.
Penularan DBD umumya melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Meskipun dapat juga
ditularkan oleh Aedes Albopictus yang biasanya hidup di kebun-kebun.
Ciri- ciri nyamuk DBD yaitu:
1)
2)
3)
4)

Loreng hitam putih pada seluruh tubuhnya


Berbadan kecil
Biasanya menggigit pada pagi dan sore hari
Hidup di dalam dan sekitar rumah (bak mandi,kaleng bekas,kolam ikan,ban bekas,pot

tanaman air,tempat minuman burung)


5) Senang hinggap pada pakaian yang digantung di kamar, kelambu dan ditempat yang
gelap dan lembab.
6) Jentik nyamuk berperan aktif dalam air
7) Posisi jentik nyamuk tegak lurus dengan permukaan air dan gerakan jentik nyamuk
naik turun ke atas pemukaan air untuk bernafas
8) Kemampuan terbang kira-kira 100 meter.
3.

Tanda dan Gejala DBD


1) Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari tampak lemah dan lesu suhu badan antar
380- 400 C, disertai menggigil, kurang nafsu makan, nyeri pada persendiaan,serta
sakit kepala.
2) Pendaran pada kulit berupa : tampak bintik-bintik merah pada kulit, seperti bekas
gigitan nyamuk disebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler dikulit, untuk
membedakannya kulit direnggangkan, bila bintik merah itu hilang, berarti bukan
3)
4)
5)
6)

tanda penyakit DBD.


Kadang-kadang terjadi perdarahan di hidung (mimisan)
Akan terjadi muntah darah/berak darah.
Kadang-kadang nyeri ulu hati, karena terjadi perdarahan di lambung.
Terjadi syok atau pingsan pada hari ke 3-7 secara berulang-ulang. Dengan tanda
syok yaitu lemah, kulit dingin , basah dan tidak sadar

7) Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin berkeringat, bila
tidak segera ditolong di Rumah Sakit dalam 2-3 hari dapat meninggal dunia.
Tanda Bahaya DBD
1)
2)
3)
4)
4.

Perdarahan gusi
Muntah darah
Penderita tidak sadar
Denyut nadi tidak teraba
Segara periksakan diri ke RS atau sarana pelayanan kesehatan terdekat.

Pertolongan pertama yang dapat dilakukan terhadap pasien DBD di rumah


Ada cara yang bisa ditempuh sebelum harus diopname di rumah sakit, cara itu adalah
sebagai berikut :
1) Minumlah air putih minimal 20 gelas berukuran sedang setiap hari (lebih banyak
lebih baik).
2) Cobalah menurunkan panas/demam dengan minum obat penurun panas
Demam diusahakan diturunkan dengan kompres dingin, atau pemberian antipiretika
Jika anda mengalami panas tinggi yang berkepanjangan (lebih dari 1 hari) dan tidak
sembuh dengan meminum obat, cobalah mendatangi rumah sakit terdekat dan cek
darah.
3) Minuman lain yang disarankan: Jus jambu merah untuk meningkatkan trombosit
(ada juga yang menyarankan: daun jambu, dsb).
4) Makanlah makanan yang bergizi dan usahakan makan dalam kuantitas yang banyak
(meskipun biasanya minat makan akan menurun drastis).

5.

Pencegahan DBD
Demam berdarah hanya ditularkan melalui nyamuk Demam berdarah (Aedesaegypti) yang berkembang biak didalam genangan air jernih di dalam maupun di sekitar
rumah. Bukan di got/comberan. Membunuh nyamuknya saja belumlah cukup selama
jentik-jentiknya masih dibiarkan hidup. Karena itu upaya yang paling tepat untuk
mencegah demam berdarah adalah membasmi jentik-jentiknya ini dengan cara sebagai
berikut :
1) Bersihkan ( kuras ) tempat penyimpanan air (seperti bak mandi/WC, drum dll)
seminggu sekali.
2) Tutuplah kembali tempayan rapat-rapat setelah mengambil airnya, agar nyamuk
Demam berdarah tidak dapat masuk dan bertelur disitu.
3) Gantilah air di vas bunga dan pot tanaman air setiap hari
4) Kubur atau buanglah sampah pada tempatnya, plastik dan barang-barang bekas yang
bisa digenangi air hujan

5) Untuk tempat-tempat air yang tidak mungkin atau sulit dikuras, taburkan bubuk
Abate ke dalam genangan air tersebut untuk membunuh jentik-jentik nyamuk.
Ulangi hal ini setiap 2-3 bulan sekali atau peliharalah ikan ditempat itu.
6) Takaran penggunaan bubuk Abate adalah sebagai berikut : untuk 10 liter air cukup
dengan 1 gram bubuk Abate atau 10 gram untuk 100 liter dan seterusnya. Bila tidak
ada alat untuk menakar, gunakan sendok makan. Satu sendok makan peres (yang
diratakan di atasnya) berisi 10 gram Abate. Anda tinggal membaginya atau
menambahnya sesuai dengan banyaknya air yang akan diabatisasi. Takaran tak
perlu.
Melakukan pemberantasan sarang nyamuk, dengan cara : 4 M PLUS
1) Menguras
Wadah air yang terdapat di dalam bangunan seperti bakmandi, ember vas bunga,
tempat penampung air kulkas agar telur dan jentik aedes mati.
2) Menutup
Menutup rapat semua wadah air agar nyamuk aedes tidak dapat masuk dan bertelur.
3) Mengubur
Semua barang bekas yang ada disekitar rumah yang dapat menampung air hujan
seperti ban bekas, kaleng bekas dll, agar tidak menjadi tempat bersarangnya nyamuk.
4) Memantau
Semua wadah air yang berpotensi sebagai tempat pembiakan nyamuk Aedes Aegypty.
Dengan jangan menggantung baju, membubuhkan larvasida, dan tidur menggunakan
kelambu.
Berantas nyamuk aedes aegypti dengan cara :
1) Fogging (Pengasapan)
Fogging (pengasapan) adalah salah satu teknis pengendalian nyamuk yang dilakukan
diluar ruangan. Alat yang digunakan adalah mesin fogging (Termal Fogger). Target
dari cara pengendalian ini adalah nyamuk dewasa yang berada diluar gedung. Area
yang biasa dilakukan pengasapan antara lain Garbage Area (tempat sampah), drainage
(STP), pengasapan tebal pada seluruh jalur got (drainage) yang tertutup treatment
dengan insektisida khusus termal fogger.
2) Spraying (Penyemprotan)
Spraying atau penyemprotan adalah salah satu cara pengendalaian nyamuk dengan
menggunakan alat semprot berupa knapsack sprayer atau hand sprayer dan mist
blower dengan sasaran nyamuk dewasa, cara ini dilakukan di dalam dan di luar
ruangan. Treatment dilakukan pada semua tempat yang menjadi persembunyian
nyamuk dan kecoa. Bagian bawah/sela (counter, dipan, meja, lemari, rak file),
ruangan yang terbuka (office, lobby, corridor), dan public area lainnya.
3)

Menaburkan serbuk ABATE

Cara menggunakan bubuk ABATE yang benar :

Takaran penggunaan bubuk ABATE adalah sebagai berikut: Untuk 10 liter air
cukup dengan 1 gram bubuk ABATE. Contoh:

Untuk 10 liter air, ABATE yang diperlukan = (100/10) x 1 gram = 10 gram


ABATE

Untuk menakar ABATE digunakan sendok makan. Satu sendok makan berisi 10
gram ABATE.

Bila memerlukan ABATE kurang dari 10 gram, maka dapat dilakukan sebagai
berikut:
Ambil 1 sendok makan ABATE dan tuangkan pada selembar kertas
Lalu bagilah ABATE menjadi 2, 3, atau 4 bagian sesuai dengan takaran yang
dibutuhkan

Setelah dibubuhkan ABATE maka:

Selama 3 bulan bubuk ABATE dalam air tersebut mampu membunuh jentik
Aedes Aegypti

Selama 3 bulan bila tempat penampungan air tersebut akan dibersihkan/diganti


airnya, hendaknya jangan menyikat bagian dalam dinding tempat penampungan
air tersebut

Air yang telah dibubuhi ABATE dengan takaran yang benar, tidak
membahayakan dan tetap aman bila air tersebut diminum

Lampiran 2
RENCANA EVALUASI
1. Pertanyaan :
1) Apa pengertian demam berdarah dengue (DBD)?
2) Apa penyebab demam berdarah dengue(DBD)?
3) Sebutkan 5 ciri-ciri nyamuk Aedes Aegypty dari 8 ciri-ciri yang ada!
4) Sebutkan tanda dan gejala demam berdarah dengue (DBD) !
5) Apa pertolongan pertama yang dapat dilakukan terhadap pasien DBD di rumah ?
6) Bagaimana cara pencegahan demam berdarah dengue (DBD)?
2. Jawaban
1) Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
yang dapat menyerang pada anak dan dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot
dan sendi yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama.
2) Penyebab Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah karena adanya virus dengue dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypty. DBD (Demam Berdarah Dengue)
ini banyak di temukan di daerah tropis yang curah hujannya cukup tinggi. Sebab
nyamuk akan mudah berkembang biak di daerah yang tergenang air.
3) Ciri nyamuk Aedes Aegypty
1. Loreng hitam putih pada seluruh tubuhnya
2. Berbadan kecil
3. Biasanya menggigit pada pagi dan sore hari
4. Hidup di dalam dan sekitar rumah (bak mandi,kaleng bekas,kolam ikan,ban
bekas,pot tanaman air,tempat minuman burung)
5. Senang hinggap pada pakaian yang digantung di kamar, kelambu dan ditempat
yang gelap dan lembab.
6. Jentik nyamuk berperan aktif dalam air
7. Posisi jentik nyamuk tegak lurus dengan permukaan air dan gerakan jentik
nyamuk naik turun ke atas pemukaan air untuk bernafas
8. Kemampuan terbang kira-kira 100 meter.
4) Tanda dan gejala DBD
1. Mendadak panas tinggi selama 2-7 hari, disertai menggigil. kurang nafsu makan,
nyeri pada persendiaan,serta sakit kepala.
2. Pendaran pada kulit berupa : tampak bintik-bintik merah pada kulit, seperti bekas
gigitan nyamuk disebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler dikulit, untuk

membedakannya kulit direnggangkan, bila bintik merah itu hilang, berarti bukan
3.
4.
5.
6.

tanda penyakit DBD.


Kadang-kadang terjadi perdarahan di hidung (mimisan)
Akan terjadi muntah darah/berak darah.
Kadang-kadang nyeri ulu hati, karena terjadi perdarahan di lambung.
Terjadi syok atau pingsan pada hari ke 3-7 secara berulang-ulang. Dengan tanda

syok yaitu lemah, kulit dingin , basah dan tidak sadar


7. Bila sudah parah, penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin berkeringat, bila
tidak segera ditolong di Rumah Sakit dalam 2-3 hari dapat meninggal dunia.
5) Pertolongan pertama pada pasien DBD di rumah
1 Minumlah air putih minimal 20 gelas berukuran sedang setiap hari (lebih banyak
lebih baik).
2 Cobalah menurunkan panas/demam dengan minum obat penurun panas
3 Demam diusahakan diturunkan dengan kompres dingin, atau pemberian
antipiretika Jika anda mengalami panas tinggi yang berkepanjangan (lebih dari 1
hari) dan tidak sembuh dengan meminum obat, cobalah mendatangi rumah sakit
terdekat dan cek darah.
4 Minuman lain yang disarankan: Jus jambu merah untuk meningkatkan trombosit
(ada juga yang menyarankan: daun jambu, dsb).
5 Makanlah makanan yang bergizi dan usahakan makan dalam kuantitas yang
banyak (meskipun biasanya minat makan akan menurun drastis).
6) Pencegah demam berdarah dengue
Melakukan pemberantasan sarang nyamuk, dengan cara : 4 M PLUS
1. Menguras
Wadah air yang terdapat di dalam bangunan seperti bakmandi, ember vas bunga,
2.

tempat penampung air kulkas agar telur dan jentik aedes mati.
Menutup
Menutup rapat semua wadah air agar nyamuk aedes tidak dapat masuk dan

bertelur.
3. Mengubur
Semua barang bekas yang ada disekitar rumah yang dapat menampung air hujan
seperti ban bekas, kaleng bekas dll, agar tidak menjadi tempat bersarangnya
nyamuk.
4. Memantau
Semua wadah air yang berpotensi sebagai tempat pembiakan nyamuk Aedes
Aegypty. Dengan jangan menggantung baju, membubuhkan larvasida, dan tidur
menggunakan kelambu.

LEMBAR PENGESAHAN

Mengetahui,

Denpasar, 26 September 2016

Pembimbing

Mahasiswa

Ns. I Wayan Suardana, S.Kep., M.Kep.

Komang Ayu Indri Mahesti

NIP. 197201091996031001

NIM. P07120015091

Anda mungkin juga menyukai