Anda di halaman 1dari 45

Oleh:

Drs. H. Husen, BSc.


Ketua Pengurus Propinsi PPNI
Jawa Barat
PELAYANAN KEPERAWATAN
Pelayanan Profesional
Bagian integral pelayanan kesehatan
Ilmu dan kiat
Bio Psikososio Spiritual
Sistem klien
Sehat Sakit

Diberikan karena adanya:


Kelemahan fisik mental
Keterbatasan pengetahuan
Kurangnya kemampuan dan kemauan mandiri
KEPERAWATAN SEBAGAI
PROFESI
 Mengabdi pada manusia dan kemanusiaan
 Bersifat altruistik

Pelayanan humanistik
holistik
ilmu dan kiat keperawatan
etik dan standar profesi

Praktik Keperawatan Profesional


PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL
Pelayanan yang diberikan kepada sistem klien dan bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan klien secara holistik dan komprehensif dengan selalu
mempertahankan kehormatan, harga diri klien serta mendukung hak klien.

Trust
Empati
Caring
Kesetaraan (subyek bukan obyek)

PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL


OTORITAS
AKONTABILITAS
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANDIRI
KOLABORASI
ADVOCACY

FASILITAS SISTEM KLIEN


CIRI PRAKTIK KEPERAWATAN
PROFESIONAL

 Hubungan perawat klien


 Model pendekatan konseptual/teori keperawatan
 Penghargaan terhadap hak klien (peran advokasi)
 Sistem pemberian asuhan klien
 Pemenuhan kebutuhan klien melalui upaya mandiri dan
kolaborasi
 Diberikan oleh perawat berlisensi yang memiliki
kompetensi kritikal
Lingkup dan Pendekatan Praktik
Keperawatan

1. Lingkup Praktik :

 Batas Eksternal praktik keperawatan


 Persentuhan antara profesi
 Inti praktik keperawatan adalah fenomena keperawatan
 Objek materi : Manusia
 Objek forma : Kegiatan membantu
 Klien memperoleh kembali kesehatannya.
 Klien yang sehat untuk memelihara kesehatannya.
 Klien yang tidak dapat disembuhkan untuk menyadari
potensinya
 Klien yang menghadapi ajal untuk diperlakukan sebagai
manusia sampai meninggal.
 Dimensi praktik keperawatan (falsafah, etika,tanggung jawab, fungsi
& peran, teori, metoda, tempat dan waktu)
 Perilaku nurturan, generatif dan protektif
2. Lingkup kewenangan:
 Hak dan otonomi melaksanakan asuhan keperawatan di
berbagai tatanan.
 Menggunakan pendekatan dan metodologi ilmiah.
PROSES KEPERAWATAN
 Berlandaskan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
 Melaksanakan asuhan keperawatan berfokus pada klien,
meliputi: Askep anak, askep maternitas,askep medikal bedah,
askpe jiwa,askep keluarga,askep komunitas,askep gerontik.
 Sifat intervensi praktik keperawatan;caretif, hygienis,
rehabilitasi,supportif,preventif,observatif,memberikan informasi
yg akurat dan memuaskan tentang pengobatan.
 Berdasarkan hubungan ners-klien

3. Hubungan Ners – klien:

 Karakteristik : hubungan terapeutik


 Karakteristik perawat
 Karakteristik hubungan professional
Kemampuan yang perlu dimiliki oleh praktisi
keperawatan professional

 Kognitif
 Psikomotor
 Afektif
 Komunikasi
 Kepemimpinan
 Enterpreuner
 Pengambilan keputusan
 Mengambil resiko
Jenis praktik keperawatan
professional
 Praktik keperawatan di Rumah Sakit
 Praktik keperawatan di rumah (ekstensi Rumah Sakit)
 Home Care
 Praktik keperawatan berkelompok
 Praktik keperawatan individu/ perorangan

Lingkup legal dan sistem legalisasi


Apakah Aspek Legal???
PENGERTIAN

 Legal = Sah, berdasarkan hukum


 Legally= secara sah menurut hukum
 Legality= keabsahan, keadaan sah
 Legalize= mengesahkan
 Legislation (legislasi)= pembuatan undang-
undang atau undang-undang yang dibuat
 Legitimate= Sah menurut hukum
 Ligitimacy= sah, keabsahan, legitimasi
Apakah Aspek Legal???
 Tindakan sosial yang diberlakukan untuk mencegah
kerugian orang lain.
 Tujuan utamanya melindungi masyarakat dan perawat
 Konsekwensinya bersifat memaksa
 Semua kegiatan yang merugikan orang lain
 Tidak terpenuhinya standar kinerja yang berlaku dan
menimbulkan dampak kerugian bagi orang lain.
 Legislasi Keperawatan:
- Ketetapan hukum yang mengatur hak dan kewajiban
seseorang yang berhubungan erat dengan tindakan.
- Berada dalam payung legislasi kesehatan
- Mengendalikan mutu pendidikan dan praktik
keperawatan.
Peran legislasi keperawatan di Indonesia

 Menetapkan kriteria dan persyaratan


pelaksanaan praktik keperawatan (mandiri dll)
 Menjamin pelayanan diberikan oleh perawat
yang kompeten
 Menjamin pelayanan yang diberikan aman dan
melindungi klien
 Menegakkan hukum yang harus ditaati oleh
anggota profesi
 Menghargai hak-hak yang dimiliki oleh klien
 Memantau kuantitas pelayanan yang diberikan.
Makna Kep.MenKes. 1239/2001 tentang Registrasi dan
Praktik Perawat bagi anggota profesi

Pelaporan dan registrasi lulusan


Surat Ijin Perawat (SIP)
Surat Ijin Kerja (SIK) dan Surat Ijin Praktik Perawat (SIPP)

Pengakuan terhadap produk pendidikan tinggi keperawatan (min. DIII).


Pengakuan terhadap kompetensi
Permintaan jaminan keamanan pelayanan
Perlindungan terhadap hak-hak klien
Penerapan hukum  akuntabilitas profesi
Kompetensi perlu dipertahankan dan ditingkatkan  menghindarai masa lalu

Peningkatan KUALITAS PENDIDIKAN


Praktik keperawatan masa kini dan mendatang

- Bentuk pelayanan professional kepada sistem klien, yang diberikan


secara manusiawi, komprehensif, dan individualistic baik ditatanan
kesehatan maupun di komunitas, bersifat berkesinambungan sejak
menetapkan pelayanan sampai pada saat klien mampu melakukan
kegiatan sehari-hari secara produktif, untuk diri sendiri dan untuk
orang lain.

Diberikan oleh tenaga keperawatan professional yang:


 Telah memiliki ijin dan kewenangan untuk melakukan kegiatan
pelayanan keperawatan yang dibutuhkan oleh sistem klien.
 Berkemampuan untuk melakukan praktik keperawatan ilmiah.
 Mampu bekompetisi dalam aspek komunikasi (verbal dan tulisan),
berkolaborasi dan kompetensi teknis.
 Berkemampuan menjadi “agent of formal knowledge”
SURAT IJIN PERAWAT (SIP)
Adalah bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan
pekerjaan keperawatan di seluruh wilayah Indonesia.

S.I.P.
 Kepala Dinas Kesehatan Propinsi melakukan Registrasi
berdasarkan permohonan, dilampiri:
 Foto Copy Ijazah Pendidikan perawat (dilegalisir)
 Surat Keterangan Sehat dari Dokter
 Pas Photo berwarna ukuran 4x6 sebanyak 2 (dua) lembar.
 Kepala Dinas Kesehatan Propinsi menerbitkan SIP,
dalam waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak
permohonan diterima dan berlaku secara nasional.
 SIP berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperbaharui serta
merupakan dasar untuk memperoleh SIK dan atau SIPP.
SURAT IJIN KERJA (SIK)
Adalah bukti tertulis yang diberikan kepada perawat untuk melakukan
praktik keperawatan disarana pelayanan kesehatan.

S.I.K.
 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menerbitkan SIK atas
dasar permohonan dengan melampirkan:
 Foto copy SIP yang masih berlaku
 Surat Keterangan Sehat dari Dokter
 Pas Photo ukuran 4x6 , sebanyak 2 (dua) lembar.
 Surat Keterangan dari Pimpinan Sarana Pelayanan yang
menyatakan tanggal mulai bekerja.
 Rekomendasi dari Organisasi Profesi (PPNI)
 SIK hanya berlaku pada 1 (satu) sarana pelayanan kesehatan.
 Permohonan SIK, selambat-lambatnya satu bulan setelah
diterima bekerja.
SURAT IJIN PRAKTIK PERAWAT (SIPP)
Adalah bukti tertulis yang diberikan kepada perawat untuk menjalankan praktik
perawat perorangan/berkelompok.

S.I.P.P
 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menerbitkan SIPP atas dasar
permohonan dengan melampirkan:
 Foto copy Ijazah Ahli Madya Keperawatan atau Ijazah pendidikan
keperawatan dengan kompetensi lebih tinggi yang diakui pemerintah
 Surat Keterangan Pengalaman kerja minimal 3 (tiga) tahun dari
Pimpinan Sarana Tempat Kerja, khusus bagi Ahli Madya
Keperawatan.
 Foto copy SIP yang masih berlaku
 Surat Keterangan Sehat dari Dokter
 Pas Photo ukuran 4x6 sebanyak 2 (dua) lembar
 Rekomendasi dari Organisasi Profesi (PPNI)
 SIPP hanya diberikan kepada perawat yang memiliki pendidikan AHLI
MADYA KEPERAWATAN atau memiliki pendidikan keperawatan dengan
kompetensi lebih tinggi.
 Perawat yang telah memiliki SIPP dapat melakukan praktik berkelompok.
ETIKA PROFESI KEPERAWATAN
A. ETIKA
Asal kata : ETHOS (Yunani)  KESEDIAAN JIWA AKAN
KESUSILAAN.
ETIKA adalah Ilmu yang menyelidiki mana yang baik, mana yang
buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang
dapat diketahui oleh akal pikiran.
Etika cabang filsafat membicarakan tentang penilaian:
- Tingkah laku yang benar
- Mempergunakan predikat-predikat kesusilaan, seperti bai, buruk,
salah tidak salah.
B. MORAL
Asal kata: MORES (LATIN)  MOS  ADAT KEBIASAAN
MORAL (BHS. INDONESIA  SUSILA
MORAL adalah sesuai dengan ide-ide umum diterima tentang tindakan
manusia mana yang baik dan wajar sesuai dengan ukuran-ukuran
tindakan yang oleh umum diterima yang meliputi kesatuan sosial atau
lingkungan tertentu
BEDA ETIKA DAN MORAL

ETIKA MORAL
LEBIH BERSIFAT TEORI LEBIH BANYAK
BERSIFAT PRAKTIS
LAKU SECARA LOKAL
PERBUATAN MANUSIA (TERBATAS)
SECARA UNIVERSAL
(UMUM)
MENJELASKAN MENYATAKAN
UKURAN UKURAN
C. NILAI, NORMA, MORAL DAN SANKSI

1. Nilai

Istilah dari value (inggris ); value, valere (latin); worth


weorth, wurth (Amerika) yang berarti kuat atau
berharga.
Arti nilai adalah:
a. Sifat/hal yang penting berguna bagi
kemanusiaan.
b. Sesuatu yang paling didambakan
c. Sesuatu yang ingin dicapai
d. Sesuatu yang ingin dimuliakan atau
dikagumi
e. Kualitas atau fakta, sesuatu itu amat
baik, dan Bermanfaat dan diinginkan
Guna nilai adalah sebagai sumber dan tujuan
pedoman hidup manusia.
Macam-macam nilai adalah:

a. Nilai agama e. Nilai Politik


b. Nilai seni f. Nilai Hukum
c. Nilai ilmu pengetahuan g. Nilai Kebiasaan
d. Nilai ekonomi

2. Norma
Istilah norma : norm (Inggris), norma (Latin) berarti
aturan.
Arti norma adalah sebagai berikut :
a. Ukuran; egeran;
b. Suatu aturan atau pola suatu tindakan
c. Pedoman mengatur tingkah laku masyarakat
d. Standar pertimbangan/menetapkan penelitian
e. Penjabaran dari nilai
Tujuan/guna norma adalah :
a. Acuan atau alat;
b. Untuk menilai apakah perbuatan/tindakan:
- baik atau buruk
- sopan atau tidak sopan
- berdosa atau tidak berdosa
- dan sebagainya

Macam-macam norma dapat diperhatikan sebagai berikut di


bawah ini :
a. Norma agama
b. Norma kesopanan
c. Norma hukum
d. Kebiasaan (falk ways)
e. Mode (fashion)
3. Moral
Istilah moral : moral (Inggris); moralitas (Latin); mos/more (Yunani) yang berarti
tingkah laku kebiasaan.

Arti moral adalah sebagai berikut:


a. Prinsip-prinsip benar/salah, baik/buruk tentang tingkah laku
b. Karakter tentang benar/salah dan baik/buruk
c. Tingkah laku yang baik,mulia, benar
d. Suasana hati atau semangat yang menjunjung tinggi tugas
e. Yakin akan kebenaran apa yang dilakukan

Tujuan/guna moral adalah :


a. Memberikan pengarahan tingkah laku
b. Memberikan pedoman tingkah laku
c. Sebagai alat penilai tingkah laku
d. Menunjukkan sanksi terhadap perbuatan

Macam-macam moral antara lain :


a. Moral agama
b. Moral bangsa
c. Moral sosial
d. Moral pembangunan
e. Moral perorangan
4. Sanksi
Istilah sanksi : Sanction (Inggris); sanctio (Latin); sancire yang
berarti melakukan sesuatu yang suci yang tidak dapat
dilanggar.

Arti sanksi adalah antara lain:


a. Reaksi tentang tingkah laku, dibolehkan/tidak dibolehkan
b. Reaksi terhadap pelanggaran norma,menjagkeseimbangan
dlm kehidupan masyarakat.
c. Tanggapan berupa tindakan, hukuman & sebagainya
memaksa orang, untuk menepati janji atau menaati apa-
apa yang telah ditentukan
d. Persetujuan, dorongan tingkah laku dan sebagainya oleh
kebiasaan atau tradisi yang sudah umum.
Guna sanksi adalah sebagai berikut:
a. Pengukuhan perbuatan sesuai dengan norma
b. Alat pemaksa bertindak sesuai dengan norma
c. Untuk menghukum perbuatan/tindakan dianggap tidak
sesuai dengan norma
d. Merupakan ancaman terhadap pelanggaran norma

Macam-macam sanksi antara lain:


a. Sanksi agama
b. Sanksi moral
c. Sanksi sosial
d. Sanksi hukum
STANDAR PROFESI
KEPERAWATAN
A. PENGANTAR
Semua profesional dalam melaksanakan
pekerjaannya harus sesuai dengan apa yang
dinamakan standar ( ukuran ) profesi. tidak terkecuali
tenaga kesehatan termasuk perawat.
perawat dalam melakukan pekerjaannya selalu
berhubungan dengan Penderita yang Secara Fisik
Sakit Dan Emosinya Juga Sakit (PSIKIS).
Disamping itu juga obat adalah racun,
pemakaian yang tepat dapat menguntungkan,
meskipun kadang-kadang dalam tubuh pasien itu
sendiri terjadi penolakan.
Setiap tindakan medik, sekecil apapun selalu
mengandung resiko.
Oleh karena itu perawat sebagai tenaga kesehatan
profesional dalam melaksanakan tindakannya harus sesuai
standar profesi, seperti tercantum dalam pasal 53 uu no.
23/92 tentang kesehatan, yaitu:

PS. 53 (2) Tenaga kesehatan dalam melakukan


tugasnya berkewajiban untuk mematuhi
standar profesi dan menghormati hak pasien.
(4) Ketentuan mengenai standar profesi dan
hak pasien sebagaimana dimaksudkan dlm
ayat (2) ditetapkan dengan peraturan pemerintah
jadi standar profesi adalah pedoman yang
dipakai sebagai petunjuk untuk menjalankan
profesi secara baik.
B. STANDAR PROFESI KEPERAWATAN
Perawat dalam melakukan pekerjaannya harus sesuai dengan
pedoman atau ukuran tertentu yang dikenal dengan standar
profesi keperawatan.
PASAL 53 AYAT 2 UU No. 23/92 tentang Kesehatan
pemerintah belum membentuk peraturan pelaksanaan.
DUA HUKUM KESEHATAN YANG DIKEMUKAKAN OLEH:

1. PROF. DR. H.J.J.LEENAN:


Norma standar profesi medik dapat diformulasikan sebagai
berikut: bertindak teliti sesuai dengan standar medik sebagai
dilakukan seorang dokter yang memiliki kemampuan rata-rata dari
kategori keahlian medik yang sama dalam keadaan yang sama
dengan cara yg ada dalam perseimbangan yang pantas untuk mencapai
tujuan dari tindakan yang konkret.

2. PROF. MR. W.B. VAN DER MIJN


Berpendapat bahwa dalam melaksanakan profesinya, seorang
tenaga kesehatan perlu berpegang kepada tiga ukuran umum:
1. Kewenangan
2. Kemampuan rata-rata
3. Ketelitian yang umum
ETIKA KEPERAWATAN
ETIKA PROFESI KEPERAWATAN
ETIKA:
- Erat hubungannya dengan hukum, apakah
perbuatannya itu sesuai menurut hukum yang
dianggap selalu benar itu.
- Hanya mempersoalkan jenis tingkah laku
manusia yang dilakukan oleh seseorang yang
dapat dipertanggung jawabkan.
- Digariskan dalam kode etik yang bersumber
dari martabat dan hak manusia yang memiliki sikap
menerima dan kepercayaan dari profesi.
* Profesi menyusun kode etik berdasarkan
penghormatan atas nilai-nilai dan situasi orang yang
dilayani.

* Kode etik disusun dan disyahkan oleh


organisasi profesi yang bersangkutan (PPNI)

* Etika profesi keperawatan adalah filsafat yang


mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasari
pelaksanaan praktek keperawatan.

* Etika profesi keperawatan milik dan


dilaksanakan oleh semua anggota profesi keperawatan.
Dalam Praktek Keperawatan

 Setiap perawat harus mengambil keputusan


dalam upaya pelayanan keperawatan
klien/pasien.
 Keputusan yang diambil berdasarkan
pertimbangan dan kemampuan penalaran ilmiah
dan penalaran etika
 Apa yang baik bagi pelayanan keperawatan
klien/pasien diukur dari sudut keyakinannya
sendiri, norma masyarakat dan standar
profesional.
Kode Etik Keperawatan Menjadi Kerangka Pikir
Bagi Perawat untuk:
- Membuat Keputusan
- Bertanggung jawab kepada masyarakat, anggota tim kesehatan lain
dan kepada profesi.
Kode Etik Keperawatan Indonesia

Kehidupan profesi keperawatan di Indonesia selalu


berpedoman kepada sumber asalnya yaitu:
Kebutuhan masyarakat Indonesia akan pelayanan
keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Pelayanan yang diberikan oleh perawat selalu
berdasarkan kepada cita-cita yang luhur, niat yang
murni untuk kesejahteraan umat:
-Tanpa membedakan kebangsaan - Jenis
kelamin
-Kesukuan - Aliran politik
-Warna Kulit - Agama yg
Cakupan Tanggung Jawab Perawat Indonesia:
 Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
 Mencegah terjadinya penyakit
 Mengurangi dan menghilangkan penderitaan
 Memulihkan kesehatan
Atas dasar pelayanan yang paripurna dalam melakasanakan tugas
profesional, perawat mampu dan ikhlas memberikan pelayanan
yang bermutu dengan memelihara dan meningkatkan integritas
pribadi yangluhur dengan ilmu dan keterampilan yang memenuhi
standar
Dengan bimbingan Tuhan YME dlm melaksanakan tugas pengabdian
untuk kepentingan kemanusiaan, bangsa dan tanah air, PPNI
merasa terpanggil untuk menunaikan kewajibannya dalam bidang
keperawatan dengan penuh tanggung jawab berpedoman keapada
dasar-dasar berikut:
KODE ETIK KEPERAWATAN INDONESIA
Kode Etik Keperawatan Indonesia
- Perawat dan Klien
 Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
mengahargai harkat dan martabat manusia, keunikan klien,
dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan,
kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan
agama yang dianut serta kedudukan sosial.
 Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan
senantiasa memelihara suasana lingkungan yang
menghormati nilai-nilai budaya, adat-istiadat dan
kelangsungan hidup beragama dari klien.
 Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka
yang membutuhkan asuhan keperawatan.
 Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui
sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya
kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.
- Perawat dan Praktek
 Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi
dibidang keperawatan melalui belajar terus menerus.
 Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan
keperawatan yang tinggi disertai kejujuran professional
dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
 Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada
informasi yang adekuat dan mempertimbangkan
kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan
konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi
kepada orang lain.
 Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi
keperawatan dengan selalu menunjukkan perilaku
professional.
- Perawat dan Masyarakat
Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat
untuk memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam
memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat.

- Perawat dan Teman Sejawat


 Perawat senantiasa memlihara hubungan baik dengan
sesama perawat maupun dengan tenaga kesehatan
lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana
lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
 Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan
yang memberikan pelayanan kesehatan secara tidak
kompeten, tidak etis dan illegal.
- Perawat dan Profesi
Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar
pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya
dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan.

Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan


pengembangan profesi keperawatan

Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk


membangun dan memelihara kondisi kerja yang kondusif demi
terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.
KESIMPULAN
 HUKUM DAN ETIKA
 Hukum adalah kumpulan peraturan yang
berisi kaidah-kaidah hukum.
 Etika adalah kumpulan peraturan yang berisi
non hukum yaitu kaidah-kaidah tingkah laku

 PERSAMAANNYA
 Keduanya berisi ukuran/pedoman
 Keduanya mempunyai sanksi
 Keduanya mengatur tingkah laku manusia
 PERBEDAANNYA
HUKUM ETIKA
TUJUAN Membentuk Membentuk
PENGATURAN Masyarakat Ideal Manusia Yang
Ideal
JENIS Apa Yang Boleh Apa Yang Baik
PENGATURAN Dan Apa Yg Tdk Dan Apa Yang
Boleh Dilakukan Tidak Baik
PENAATAN Datang dari luar Datang dari dalam
yaitu dari hukum diri manusia itu
sendiri dan sendiri
sanksinya
HUKUM ETIKA
ISI Berisi/mengatur Berisi/mengatur
PENGATURAN hak dan kewajiban kewajiban saja
yg timbal balik
PERBUATAN Baru befungsi Memperhitungkan
YANG DIATUR kalau terjadi sejak adanya
perbuatan perbuatan
lahiriah batiniah lebih”
diperhitungkan bila terlaksana
perbuatan batiniah perbuatan lahiriah.
(rencana)
SANKSI Oleh penguasa Oleh
masyarakat
SUMBER BACAAN
1. MUNAS VI PPNI, Bandung, 2000
2. DepKes R.I. SK.Menkes RI No.1239/2001 tentang Registrasi dan
Praktik Perawat
3. Elly Nurachmah, Dra.,SKp.,MN.,DSCN
Peranan Legislasi Dalam Praktik Mandiri Keperawatan di
Indonesia, 17 September 2003
4. PPNI Jawa Barat “Standar Praktik Keperawatan”. Bandung,
September 2003
5. PPNI Jawa Barat “Standar Kompetensi Perawat Professional”.
Bandung, September 2003
6. PP.PPNI “Kode Etik Keperawatan dan Ikrar Keperawatan” Jakarta,
2000

Anda mungkin juga menyukai