Anda di halaman 1dari 16

SISTEM MANAJEMEN K3 di RUMAH SAKIT

Dalam Mata Kuliah

Manajemen Rumah Sakit

Disusun Oleh:

Kelompok 8 :

1. Sarah 161111010
2. Delvina 161111010
3. Putra Lupa 161111010
4. Renaldy Lahiwu 16111101218
5. Evitalin Luas 16111101041
6. Destina Ambat 1611110103
7. Feibri Watulangkow 16111101045

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kelompok panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena perkenaan dan
penyertaanNya kelompok bisa menyelesaikan tugas makalah dalam mata kuliah
Manajemen Rumah Sakit. Dengan judul “Sistem Manajemen K3 di Rumah Sakit”
Kelompok juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
kelompok dalam penyusunan makalah guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Rumah Sakit.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan kelompok sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk menambah pengetahuan kita
bersama dan memperbaiki makalah lebih baik lagi. terimakasih.

Manado, Mei 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanpa kita sadari apa yang kita laukakan dalam kehidupan merupakan suatu proses
secara alamiah atau secara bawah sadar sudah menjadi bagian langkah-langkah
yang terencana. Sehingga dalam kegiatan apa saja , agar kegiatan tersebut dapat
mencapai tujuan dengan efektif diperulakan pengaturan yang baik.
Rumah sakit merupakan tempat kerja yang unik dan kompleks, tidak saja
menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga merupakan tempat
pendidikan dan penelitian kedokteran. Semakin luas pelayanan kesehatan dan fungsi
suatu rumah sakit maka semakin kompleks peralatan dan fasilitasnya. Kerumitan
yang meliputi segala hal tersebut menyebabkan rumah sakit mempunyai potensi
yang bahaya yang sangat besar, tidak hanya bagi pasien dan tenaga medis, risiko ini
juga membahayakan pengunjung rumah sakit tersebut.

Khusus di Indonesia, data penelitian sehubungan dengan bahaya-bahaya di


rumah sakit belum terganbar dengan jelas namun diyakini bahwa banyak keluhan-
keluhan dari para petugas di rumah sakit, sehubungan dengan bahaya-bahaya yang
ada di rumah sakit. Selain itu, Gun (1983) memberikan catatan bahwa terdapat
beberapa kasus penyakit kronis yang diderita petugas rumah sakit, yaitu hipertensi,
varises, anemia (kebanyakan wanita), penyakit ginjal dan saluran kemih (69%
wanita), dermatitis dan urtikaria (57% wanita), serta nyeri tulang belakang dan
pergeseran discus intervertebrae. Ditambahkan juga bahwa terdapat beberapa kasus
penyakit akut yanng diderita petugas rumah sakit lebih besar 1,5 kali dari petugas
atau pekerja lain, yaitu penyakit infeksi dan parasit, saluran pernapasan, saluran
cerna, dan keluhan lain seperti sakit telinga, sakit kepala, gangguan saluran kemih,
masalah kelahiran anak, gangguan pada saat kehamilan, penyakit kulit dan sistem
otot dan tulang rangka.
Oleh karena itu, diperlukan sistem manajemen K3 yang benar-benar jelas,
kontinyu, serta konsekuen dengan misi yang diemban, yaitu mengurangi nilai
kecelakaan kerja, termasuk penyakit akibat kerja, bahkan dapat dieliminasikan.

1.2 Rumusan Masalah


1 Apa yang dimaksud dengan system manajemen?
2 Apa yang dimaksud dengan K3?
3 Apa yang dimaksud dengan Rumah sakit?
4 Bagaimana system manajemen K3 dirumah sakit?
5 Apa tujuan system manajemen K3 di rumah sakit?
6 Apa Potensi bahaya dan bagaimana penanggulangannya?

3.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan system manajemen
2. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan K3
3. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Rumah sakit
4. Untuk mengetahui Bagaimana system manajemen K3 dirumah sakit
5. Untuk mengetahui Apa tujuan system manajemen K3 di rumah sakit
6. Untuk mengetahui Apa Potensi bahaya dan bagaimana penanggulangannya
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Manajemen

Pada dasarnya sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, yang disusun sesuai dengan skema yang menyeluruh untuk melaksanakan
suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan yang dihasilkan oleh suatu proses
tertentu yang bertujuan untuk menyediakan informasi untuk membantu mengambil
keputusan manajemen operasi perusahaan dari hari ke hari serta menyediakan informasi
yang layak untuk pihak di luar perusahaan.

Arsyad (2002;1) menyatakan “Manajemen adalah suatu proses dimana kelompok secara
kerjasama mengerahkan tindakan atau kerjanya untuk mencapai tujuan bersama. Proses
tersebut mencakup teknik-teknik yang digunakan oleh para manajer untuk
mengkoordinasikan kegiatan atau aktifitas orang lain menuju tercapainya tujuan
bersama”. Manajemen adalah setiap kerjasama dua orang atau lebih guna mencapai
tujuan bersama dengan cara seefektif dan seefisien mungkin. (Kusnandi, dkk).

2.2 Pengertian K3

Suma’mur (1981: 2), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk


menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di
perusahaan yang bersangkutan.

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun
kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses
produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak
pada masyarakat luas. Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di
kalangan petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam
dengan baik.

2.3 Pengertian Rumah Sakit

Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral
dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan
paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit
(preventif) kepada masyarakat.

UU 44-2009 : Rumah Sakit. Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:


Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat.

Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan


secara merata dengan mengutamakan upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan, yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit dalam suatu tatanan rujukan, serta dapat
dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga dan penelitian. Rumah Sakit juga merupakan
institusi yang dapat memberi keteladan dalam budaya hidup bersih dan sehat serta
kebersihan lingkungan (Depkes RI, 2003).

2.4 Sistem Manajemen K3 di Rumah Sakit

Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dapat diberikan batasan


sebagai berikut: SMK3 adalah merupakan bagian dari sistem manajemen secara
keseluruhan meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab pelaksanaan
prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan,
pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya kerja yang aman, efisien dan produktif.
Kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit merupakan upaya untuk
memberikan jaminan kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh
dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di
tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi. Manajemen K3 di rumah
sakit adalah suatu proses kegiatan yang dimulai dengan tahap perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian yang bertujuan untuk memberdayakan
K3 di rumah sakit.

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) tidak terlepas


dari pembahasan manajemen secara keseluruhan. Manajemen merupakan suatu proses
pencapaian tujuan secara efisien dan efektif, melalui pengarahan, penggerakan dan
pengendalian kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang yang tergabung dalam
suatu bentuk kerja. Sedangkan sistem manajemen merupakan rangkaian proses kegiatan
manajemen yang teratur dan integrasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Masalah keselamatan dan kesehatan kerja akhir-akhir ini terus berkembang seiring
dengan kemajuan sains dan teknologi dalam bidang industri. Keadaan ini merubah
pandangan masyarakat industri terhadap pentingnya penerapan K3 secara sungguh-
sungguh dalam kegiatannya.

Manajemen adalah pencapaian tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya,


dengan mempergunakan bantuan orang lain. Hal tersebut diharapkan dapat mengurangi
dampak kelalaian atau kesalahan ( malprektek) serta mengurangi penyebaran langsung
dampak dari kesalahan kerja.

Untuk mencapai tujuan tersebut, dimembagi kegiatan atau fungsi manajemen


tesebut menjadi :

A. Planning /(perencanaan)
B. Organizing/ (organisasi)
C. Actuating /(pelaksanaan)
D. Controlling /(pengawasan)
A. Planning/ (Perencanaan)

Fungsi perencanaan adalah suatu usaha menentukan kegiatan yang akan dilakukan di
masa mendatang guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini adalah
keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit dan instansi kesehatan.perencanaan ini
dilakukan untuk memenuhi standarisasi kesehatan pacsa perawatan dan merawat
( hubungan timbal balik pasien – perawat / dokter, serta masyarakat umum lainnya ).

Dalam perencanaan tersebut, kegiatan yang ditentukan meliputi:

1 Hal apa yang dikerjakan


2 Bagaiman cara mengerjakannya
3 Mengapa mengerjakan
4 Siapa yang mengerjakan
5 Kapan harus dikerjakan
6 Dimana kegiatan itu harus dikerjakan
7 hubungan timbal balik ( sebab akibat)

Kegiatan kesehatan ( rumah sakit / instansi kesehatan ) sekarang tidak lagi hanya di
bidang pelayanan, tetapi sudah mencakup kegiatan-kegiatan di bidang pendidikan dan
penelitian, juga metode-metode yang dipakai makin banyak ragamnya. Semuanya
menyebabkan risiko bahaya yang dapat terjadi dalam ( rumah sakit / instansi kesehatan )
makin besar. Oleh karena itu usaha-usaha pengamanan kerja di rumah sakit / instansi
kesehatan harus ditangani secara serius oleh organisasi keselamatan kerja rumah sakit /
instansi kesehatan.

B. Organizing/ (Organisasi)

Organisasi keselamatan dan kesehatan kerja rumah sakit / instansi kesehatan dapat
dibentuk dalam beberapa jenjang, mulai dari tingkat rumah sakit / instansi kesehatan daerah
(wilayah) sampai ke tingkat pusat atau nasional. Keterlibatan pemerintah dalam organisasi
ini baik secara langsung atau tidak langsung sangat diperlukan. Pemerintah dapat
menempatkan pejabat yang terkait dalam organisasi ini di tingkat pusat (nasional) dan
tingkat daerah (wilayah), di samping memberlakukan Undang-Undang Keselamatan Kerja.
Di tingkat daerah (wilayah) dan tingkat pusat (nasional) perlu dibentuk Komisi Keamanan
Kerja rumah sakit / instansi yang tugas dan wewenangnya dapat berupa :

1. Menyusun garis besar pedoman keamanan kerja rumah sakit / instansi kesehatan .
2. Memberikan bimbingan, penyuluhan, pelatihan pelaksana- an keamanan kerja
rumah sakit / instansi kesehatan .
3. Memantau pelaksanaan pedoman keamanan kerja rumah sakit / instansi kesehatan .
4. Memberikan rekomendasi untuk bahan pertimbangan penerbitan izin rumah sakit /
instansi kesehatan.
5. mengatasi dan mencegah meluasnya bahaya yang timbul dari suatu rumah sakit /
instansi kesehatan. Dan lain-lain.

Perlu juga dipikirkan kedudukan dan peran organisasi /Cermin Dunia Kedokteran No.
154, 2007 5/ background image Manajemen keselamatan kerja profesi (PDS-Patklin)
ataupun organisasi seminat (Patelki, HKKI) dalam kiprah organisasi keselamatan dan
kesehatan kerja rumah sakit / instansi kesehatan ini. Anggota organisasi profesi atau
seminat yang terkait dengan kegiatan rumah sakit / instansi kesehatan dapat diangkat
menjadi anggota komisi di tingkat daerah (wilayah) maupun tingkat pusat (nasional). Selain
itu organisasi-organisasi profesi atau seminar tersebut dapat juga membentuk badan
independen yang berfungsi sebagai lembaga penasehat atau Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit / Instansi Kesehatan.

C. Actuating/ (Pelaksanaan)

Fungsi pelaksanaan atau penggerakan adalah kegiatan mendorong semangat kerja,


mengerahkan aktivitas, mengkoordinasikan berbagai aktivitas yang akan menjadi aktivitas
yang kompak (sinkron), sehingga semua aktivitas sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan sebelumnya. Pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja rumah
sakit / instansi kesehatan sasarannya ialah tempat kerja yang aman dan sehat.

Untuk itu setiap individu yang bekerja maupun masyarakat dalam rumah sakit /
instansi kesehatan wajib mengetahui dan memahami semua hal yang diperkirakan akan
dapat menjadi sumber kecelakaan kerja dalam rumah sakit / instansi kesehatan, serta
memiliki kemampuan dan pengetahuan yang cukup untuk melaksanakan pencegahan dan
penanggulangan kecelakaan kerja tersebut. Kemudian mematuhi berbagai peraturan atau
ketentuan dalam menangani berbagai spesimen reagensia dan alat-alat. Jika dalam
pelaksanaan fungsi penggerakan ini timbul permasalahan, keragu-raguan atau pertentangan,
maka menjadi tugas semua untuk mengambil keputusan penyelesaiannya.

D. Controlling/ (Pengawasan)

Fungsi pengawasan adalah aktivitas yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan


terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan atau hasil yang dikehendaki.

Untuk dapat menjalankan pengawasan, perlu diperhatikan 2 prinsip pokok, yaitu :

1. Adanya rencana
2. Adanya instruksi-instruksi dan pemberian wewenang kepada bawahan.

Dalam fungsi pengawasan tidak kalah pentingnya adalah sosialisasi tentang perlunya
disiplin, mematuhi segala peraturan demi keselamatan kerja bersama di rumah sakit /
instansi kesehatan. Sosialisasi perlu dilakukan terus menerus, karena usaha pencegahan
bahaya yang bagaimanapun baiknya akan sia-sia bila peraturan diabaikan. Dalam rumah
sakit / instansi kesehatan perlu dibentuk pengawasan rumah sakit / instansi kesehatan yang
tugasnya antara lain :

1. Memantau dan mengarahkan secara berkala praktek- praktek rumah sakit / instansi
kesehatan yang baik, benar dan aman.
2. Memastikan semua petugas rumah sakit / instansi kesehatan memahami cara- cara
menghindari risiko bahaya dalam rumah sakit / instansi kesehatan.
3. Melakukan penyelidikan / pengusutan segala peristiwa berbahaya atau kecelakaan.
4. mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan tentang keamanan kerja rumah
sakit / instansi kesehatan .
5. Melakukan tindakan darurat untuk mengatasi peristiwa berbahaya dan mencegah
meluasnya bahaya tersebut. Dan lain-lain.
2.5 Tujuan Sistem Manajemen K3 RS

Tujuan dari diterapkannya Sistem Manajemen K3 ini pada Rumah Sakit adalah
terciptanya cara kerja, lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman, dan dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan karyawan RS. Kesehatan kerja menurut Suma’mur
didefinisikan sebagai spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya,
agar masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik
atau mental maupun sosial dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit-
penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan
lingkungan kerja serta terhadap penyakit-penyakit umum.

Adapun tujuan keselamatan kerja menurut Suma’mur (1987) adalah sebagai berikut :

1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan


untuk kesejahteraan hidup dan untuk meningkatkan produksi serta produktivitas
nasional.
2. Menjamin setiap keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.
3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

Menurut WHO / ILO (1995), Kesehatan kerja bertujuan,

1. Untuk peningkatan dan pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan sosial yang
setinggi-tingginya bagi pekerja disemua jenis pekerjaan
2. Pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan
3. Perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari resiko akibat faktor yang
merugikan kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu
lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya.

2.6 Potensi Bahaya RS dan Penanggulangannya

Rumah sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan


pelayanan kesehatan serta dapat berfungsi sebagai tempat pendidikan tenaga kesehatan
dan penelitian. Rumah sakit merupakan salah satu tempat bagi masyarakat untuk
mendapatkan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan dengan berbagai fasilitas dan
peralatan kesehatannya. Rumah sakit sebagai tempat kerja yang unik dan kompleks
tidak saja menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga merupakan
tempat pendidikan dan penelitian kedokteran. Semakin luas pelayanan kesehatan dan
fungsi suatu rumah sakit maka semakin kompleks peralatan dan fasilitasnya.

Potensi bahaya di rumah sakit, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi
bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah sakit, yaitu
kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi
listrik, dan sumber-sumber cedera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya,
gas-gas anestesi, gangguan psikososial, dan ergonomi. Semua potensi-potensi bahaya
tersebut jelas mengancam jiwa bagi kehidupan bagi para karyawan di rumah sakit, para
pasien maupun para pengunjung yang ada di lingkungan rumah sakit.

Rumah sakit mempunyai karakteristik khusus yang dapat meningkatkan peluang


kecelakaan. Misalnya, petugas acapkali menggunakan dan menyerahkan instrumen
benda-benda tajam tanpa melihat atau membiarkan orang lain tahu apa yang sedang
mereka lakukan. Ruang kerja yang terbatas dan kemampuan melihat apa yang sedang
terjadi di area operasi bagi sejumlah anggota tim (perawat instrumen atau asisten) dapat
menjadi buruk. Hal ini dapat mempercepat dan menambah stres kecemasan, kelelahan,
frustasi dan kadang-kadang bahkan kemarahan. Pada akhirnya, paparan atas darah
acapkali terjadi tanpa sepengetahuan orang tersebut, biasanya tidak diketahui hingga
sarung tangan dilepaskan pada akhir prosedur yang memperpanjang durasi paparan.
Pada kenyataannya, jari jemari acap kali menjadi tempat goresan kecil dan luka,
meningkatkan risiko infeksi terhadap patogen yang ditularkan lewat darah. Kondisi
gawat darurat dapat terjadi setiap waktu dan mengganggu kegiatan rutin. Mencegah
luka dan paparan (agen yang menyebabkan infeksi) pada kondisi ini sesungguhnya
suatu yang menantang (Advanced Precaution for Today’s OR).

Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untuk mengendalikan,
meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya, oleh karena itu K3 rumah sakit perlu
dikelola dengan baik. Agar penyelenggaraan K3 rumah sakit lebih efektif, efesien dan
terpadu diperlukan sebuah manajemen K3 di rumah sakit baik bagi pengelola maupun
karyawan rumah sakit

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun
kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses
produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan
berdampak pada masyarakat luas. Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan
Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di
Indonesia belum terekam dengan baik.

Manajemen adalah pencapaian tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya,


dengan mempergunakan bantuan orang lain. Hal tersebut diharapkan dapat mengurangi
dampak kelalaian atau kesalahan ( malprektek) serta mengurangi penyebaran langsung
dampak dari kesalahan kerja.

Untuk mencapai tujuan tersebut, dimembagi kegiatan atau fungsi manajemen


tesebut menjadi :

A. Planning /(perencanaan)
B. Organizing/ (organisasi)
C. Actuating /(pelaksanaan)
D. Controlling /(pengawasan

Menurut WHO / ILO (1995), Kesehatan kerja bertujuan,

1. Untuk peningkatan dan pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan sosial yang
setinggi-tingginya bagi pekerja disemua jenis pekerjaan
2. Pencegahan terhadap gangguan kesehatan pekerja yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan
3. Perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaannya dari resiko akibat faktor yang
merugikan kesehatan; dan penempatan serta pemeliharaan pekerja dalam suatu
lingkungan kerja yang disesuaikan dengan kondisi fisiologi dan psikologisnya.

Potensi bahaya di rumah sakit, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya-
bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah sakit, yaitu kecelakaan
(peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan sumber-
sumber cedera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anestesi,
gangguan psikososial, dan ergonomi. Semua potensi-potensi bahaya tersebut jelas
mengancam jiwa bagi kehidupan bagi para karyawan di rumah sakit, para pasien maupun
para pengunjung yang ada di lingkungan rumah sakit.

3.1 Saran
DAFTRA PUSTAKA

Azhar Susanto.2013.Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya


Azhar Asyad.2002. Pokok-Pokok Manajemen.Yogyakarta: Pustaka Belajar

Suma’mur. 1981.Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta:


Gunung Agung.

UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada Pasal 1.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2003.

Suma'mur.1987.Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta:CV


Haji Masagung. 

Putri, Dkk.2010.Sistem Manajemen K3 RumahSakit.


(https://ariagusti.wordpress.com/2010/11/04/makalah-kelompok-5-smk3-rumah-
sakit/). Diakses pada tanggal 21 Mei 2019.

Anda mungkin juga menyukai