Anda di halaman 1dari 22

SOTK, TUPOKSI DAN POAC LAYANAN PRIMER LAIN

Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah


“Organisasi dan Manajemen Kesehatan”

Dosen Pengampu: Ibu Indah Doanita Hasibuan, SKM., M.Kes

Disusun Oleh:
DARMAYANTI (0801222364)
SITI ROMAITO SIREGAR (0801223400)
DWI ADELIA PUTRI HARAHAP(0801223377)
SUCI AULIA RAMADAN S (0801223358)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................2
KATA PENGANTAR.............................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................
1.2 Tujuan Penulisan Makalah..................................................................................................
1.3 Manfaat Penulisan Makalah................................................................................................
BAB II ISI DAN PEMBAHASAN..........................................................................5
2.1 Definisi Layanan Primer......................................................................................................
2.2 Pentingnya Layanan Primer dalam Sistem Kesehatan........................................................
2.3 Peran SOTK, Tupoksi, dan POAC dalam Layanan Primer.................................................
2.3.1 SOTK (Struktur Organisasi dan Tata Kerja)...........................................8
2.3.2 Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi)......................................................10
2.3.3 POAC (Perencanaan, Organisasi, Arahan, dan Koordinasi).................12
2.4 Pengggerakan Layanan Primer..........................................................................................
2.5 Evaluasi Layanan Primer...................................................................................................
BAB III PENUTUP...............................................................................................18
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................
3.2 Saran..................................................................................................................................
PERTANYAAN.....................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Tidak lupa
kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari seluruh
komponen yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, serta seluruh Masyarakat Indonesia
khususnya para mahasiswa untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami
yakin dalam pembuatan makalah kali ini masih banyak ditemukan
kekurangan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Sabtu, 7 Oktober 2023

Penulis

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Layanan primer dalam sistem pelayanan kesehatan memiliki peran sentral
dalam upaya menjaga dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Layanan ini
tidak hanya berfokus pada upaya pencegahan penyakit, promosi kesehatan, dan
perawatan dasar, tetapi juga menjadi fondasi bagi penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang komprehensif dan berkelanjutan. Untuk memastikan efektivitas
dan efisiensi layanan primer, perencanaan, organisasi, arahan, dan koordinasi
(POAC) yang baik sangat penting.
Selain itu, dalam konteks pelayanan kesehatan primer, Struktur Organisasi
dan Tata Kerja (SOTK) serta Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) merupakan
elemen-elemen yang mendasar dalam mengatur, mengelola, dan menjalankan
layanan tersebut. SOTK memberikan kerangka kerja yang jelas tentang hierarki,
tugas, dan tanggung jawab dalam organisasi layanan primer, sementara TUPOKSI
merinci peran dan fungsi setiap anggota tim atau unit dalam penyediaan
pelayanan kesehatan primer.

1.2 Tujuan Penulisan Makalah


Tujuan dari makalah ini adalah untuk menyelidiki SOTK, TUPOKSI, dan
POAC dalam konteks layanan primer. Penelitian ini bertujuan untuk mendalami
pemahaman tentang pengertian, fungsi, serta peran ketiga elemen ini dalam
menjalankan layanan kesehatan primer.

1.3 Manfaat Penulisan Makalah


1. Memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang SOTK,
TUPOKSI, dan POAC dalam layanan primer kepada pembaca.
2. Memberikan panduan dan pedoman bagi pihak yang terlibat dalam
perencanaan, organisasi, dan penggerakan layanan primer.
3. Mendorong peningkatan efektivitas dan efisiensi layanan kesehatan primer
melalui pemahaman yang lebih baik tentang elemen-elemen kunci ini.

4
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 Definisi Layanan Primer


Layanan primer adalah konsep kunci dalam sistem pelayanan kesehatan
yang berfokus pada upaya pencegahan, promosi, pengobatan, dan pemeliharaan
kesehatan masyarakat di tingkat pertama dalam sistem pelayanan. Definisi
layanan primer telah berkembang seiring waktu dan telah menjadi salah satu
elemen terpenting dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang komprehensif dan
berkelanjutan.1
Layanan primer memiliki ciri-ciri utama yang membedakannya dari
tingkat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi, seperti spesialisasi medis dan
rumah sakit. Beberapa ciri utama dari layanan primer meliputi:
1. Aksesibilitas: Layanan primer harus mudah diakses oleh masyarakat, baik
secara fisik maupun finansial. Ini berarti layanan primer harus terletak
dekat dengan penduduk dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
2. Pencegahan: Layanan primer berfokus pada pencegahan penyakit dan
promosi kesehatan. Ini termasuk kegiatan seperti imunisasi, penyuluhan
gizi, dan program deteksi dini.
3. Kontinuitas Perawatan: Layanan primer memberikan perawatan yang
berkelanjutan dan terkoordinasi. Pasien diarahkan untuk perawatan
lanjutan jika diperlukan, dan informasi medis diintegrasikan dengan baik.2
4. Perawatan Holistik: Layanan primer mengakui pentingnya melihat pasien
secara holistik, bukan hanya gejala atau penyakit tertentu. Ini melibatkan
perawatan fisik, mental, dan sosial.

1
Zainuddin, A. A., Faqih, D. M., Trisna, D. V., Waluyo, D. A., Ekayanti, F., Hariyani, I.,
... & Paranadipa, M. (2014). Panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan kesehatan
primer.
2
Lubis, Z. I. (2020). Analisis Kualitatif Penggunaan Telemedicine sebagai Solusi
Pelayanan Kesehatan di Indonesia pada Masa Pandemik COVID-19. Physiotherapy and Health
Science-PhysioHS, 2(2).

5
5. Kepuasan Pasien: Layanan primer harus mengutamakan kebutuhan dan
preferensi pasien, serta melibatkan mereka dalam proses pengambilan
keputusan terkait perawatan.
6. Pengobatan Dasar: Layanan primer menyediakan pengobatan dasar untuk
sebagian besar masalah kesehatan masyarakat, termasuk diagnosis dan
pengobatan penyakit umum, serta rujukan jika diperlukan.
7. Peran Koordinator: Layanan primer berperan sebagai koordinator
perawatan yang mengarahkan pasien ke spesialis atau rumah sakit jika
diperlukan, serta memantau perawatan jangka panjang.
Layanan primer memiliki peran yang krusial dalam menjaga dan
meningkatkan kesehatan populasi, mengurangi beban penyakit, dan meningkatkan
aksesibilitas layanan kesehatan. Definisi ini menjadi landasan untuk
pengembangan SOTK, TUPOKSI, dan POAC dalam konteks layanan primer.

2.2 Pentingnya Layanan Primer dalam Sistem Kesehatan


Layanan primer memainkan peran yang sangat penting dalam sistem
kesehatan karena memiliki dampak yang signifikan pada kesejahteraan
masyarakat dan efisiensi sistem kesehatan secara keseluruhan. Adanya layanan
primer yang kuat memiliki berbagai manfaat yang mendalam, termasuk:3
1. Pencegahan Penyakit: Layanan primer adalah fondasi utama untuk
pencegahan penyakit. Melalui vaksinasi, penyuluhan kesehatan, deteksi
dini, dan promosi gaya hidup sehat, layanan primer membantu
mengurangi angka penyakit yang dapat dicegah.
2. Aksesibilitas: Layanan primer sering kali menjadi titik awal dalam
perawatan kesehatan bagi masyarakat. Ketersediaan layanan primer yang
mudah diakses secara geografis dan finansial memastikan bahwa semua
orang memiliki kesempatan untuk mendapatkan perawatan dasar yang
diperlukan.
3. Koordinasi Perawatan: Layanan primer berperan sebagai koordinator

3
Setiawan, M. D., Fauziah, F., Edriani, M., & Gurning, F. P. (2022). Analisis Mutu
Pelayanan Kesehatan Program Jaminan Kesehatan Nasional (A: Systematic Review). Jurnal
Pendidikan Tambusai, 6(2), 12869-12873.

6
dalam perawatan pasien. Mereka mengelola informasi medis pasien,
mengarahkan pasien ke spesialis jika diperlukan, dan memastikan
perawatan yang berkelanjutan.
4. Efisiensi Sistem: Layanan primer membantu mengurangi beban sistem
kesehatan dengan menangani sebagian besar masalah kesehatan
masyarakat pada tingkat awal. Hal ini mengurangi kebutuhan akan
perawatan mahal dan rumah sakit.
5. Perawatan Holistik: Layanan primer mengadopsi pendekatan holistik
terhadap perawatan pasien, memerhatikan aspek fisik, mental, dan sosial
kesehatan. Ini membantu dalam pengobatan yang lebih komprehensif.4
6. Promosi Kesehatan: Layanan primer berperan penting dalam mendidik
masyarakat tentang praktik-praktik kesehatan yang baik dan
mengkampanyekan perilaku sehat, seperti berhenti merokok, pola makan
seimbang, dan aktivitas fisik.
7. Ketahanan Terhadap Wabah: Layanan primer memiliki peran kunci dalam
mendeteksi, melaporkan, dan mengatasi wabah penyakit. Mereka dapat
menjadi garda terdepan dalam mengendalikan penyebaran penyakit
menular.
8. Pengurangan Disparitas Kesehatan: Dengan memberikan akses yang
setara ke layanan kesehatan, layanan primer dapat membantu mengurangi
disparitas kesehatan antara berbagai kelompok masyarakat.
Pentingnya layanan primer dalam sistem kesehatan menunjukkan perlunya
perencanaan, pengorganisasian, dan koordinasi yang baik dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsi SOTK dan TUPOKSI. Selain itu, evaluasi yang
berkelanjutan juga diperlukan untuk memastikan bahwa layanan primer dapat
terus memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat.5

4
Fitasari, I. (2013). Kajian Sistem Manajemen Pelayanan Konseling dan Testing
HIV/AIDS secara Sukarela di Klinik VCT RSD Balung Kabupaten Jember Tahun 2013.
5
Nursofwa, R. F., Sukur, M. H., & Kurniadi, B. K. (2020). Penanganan Pelayanan
Kesehatan Di Masa Pandemi Covid-19 Dalam Perspektif Hukum Kesehatan. Inicio Legis, 1(1).

7
2.3 Peran SOTK, Tupoksi, dan POAC dalam Layanan Primer
2.3.1 SOTK (Struktur Organisasi dan Tata Kerja)
A. Pengertian SOTK
Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) adalah kerangka kerja yang
menentukan bagaimana organisasi atau institusi akan diorganisasi, dikelola, dan
beroperasi. Dalam konteks layanan primer, SOTK merujuk pada struktur
organisasi yang ditetapkan untuk menyelenggarakan dan mengkoordinasikan
layanan kesehatan primer di suatu wilayah atau unit pelayanan kesehatan.6
B. Fungsi dan Tujuan SOTK
SOTK dalam layanan primer memiliki beberapa fungsi dan tujuan utama,
antara lain:
1. Menyediakan Kerangka Kerja: SOTK memberikan kerangka kerja yang
jelas tentang tugas, tanggung jawab, dan hierarki dalam organisasi layanan
primer.
2. Mengatur Tata Kerja: SOTK menetapkan tata kerja yang efisien, termasuk
alokasi sumber daya, pembagian tugas, dan prosedur operasional standar.
3. Mengoptimalkan Koordinasi: SOTK membantu dalam mengkoordinasikan
berbagai komponen layanan primer, seperti klinik pertama, dokter
pelayanan primer, perawat, dan staf pendukung lainnya.
4. Mengarahkan Perencanaan: SOTK memandu perencanaan strategis dan
pengembangan layanan primer untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
masyarakat.
5. Meningkatkan Akuntabilitas: SOTK membantu dalam menentukan
akuntabilitas individu dan unit dalam organisasi layanan primer.
6. Meningkatkan Kualitas Layanan: Dengan memberikan pedoman tentang
standar dan prosedur, SOTK berkontribusi pada peningkatan kualitas
layanan primer.7
C. Komponen-komponen SOTK dalam Layanan Primer
6
Sumampouw, O. J., & Roebijoso, J. (2017). Pembangunan Wilayah Berwawasan
Kesehatan. Deepublish.
7
Aripa, L., & Sudarman, S. (2023). Implementasi Fungsi Manajemen Pelayanan
Kesehatan Pada Program Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Jurnal Promotif
Preventif, 6(1), 90-103.

8
Struktur Organisasi dan Tata Kerja dalam layanan primer mencakup
beberapa komponen penting, seperti:8
1. Pimpinan dan Manajemen: Menetapkan peran kepemimpinan dalam
mengelola organisasi serta memastikan bahwa tujuan dan strategi
organisasi diimplementasikan.
2. Divisi Tugas dan Fungsi: Menetapkan tugas, tanggung jawab, dan fungsi
setiap bagian dalam organisasi layanan primer, termasuk klinik pertama,
dokter pelayanan primer, dan staf pendukung.
3. Struktur Hierarki: Menentukan struktur hierarki dalam organisasi untuk
pengambilan keputusan dan pelaporan.
4. Koordinasi Antar Unit: Memastikan bahwa berbagai unit dan komponen
dalam layanan primer dapat berkoordinasi dengan baik untuk memberikan
pelayanan yang terpadu.
5. Sumber Daya Manusia dan Keuangan: Menetapkan alokasi sumber daya
manusia dan keuangan yang diperlukan untuk menjalankan layanan
primer.
D. Contoh Implementasi SOTK dalam Pelayanan Primer
1. Pembentukan Tim Kesehatan Primer: Menetapkan tim kesehatan primer
yang terdiri dari dokter pelayanan primer, perawat, ahli gizi, dan tenaga
kesehatan lainnya.9
2. Pengaturan Tugas Pokok: Menguraikan tugas pokok masing-masing
anggota tim, seperti diagnosis penyakit, perawatan pasien, penyuluhan
kesehatan, dan pemantauan kondisi pasien.
3. Pelatihan dan Pengembangan: Memastikan bahwa anggota tim
mendapatkan pelatihan yang diperlukan untuk menjalankan tugas mereka
secara efektif.
4. Koordinasi Rujukan: Menyusun prosedur untuk merujuk pasien ke
spesialis atau rumah sakit jika diperlukan.
8
Ansori, W. H., Sutadipura, N., & Nurhayat, E. (2015). Tingkat Pengetahuan Mahasiswa
FK Unisba tentang Dokter Layanan Primer di Era JKN. Prosiding Pendidikan Dokter, 210-218.
9
Sutrisno, E., Lambok, B. D., Sugiarti, T., & Mulyono, P. (2018). Akibat Hukum Dokter
Layanan Primer Dalam Perannya Sebagai Gate Keeper Untuk Sistem Rujukan
Berjenjang. HERMENEUTIKA: Jurnal Ilmu Hukum, 2(2).

9
5. Evaluasi dan Pemantauan: Menetapkan mekanisme evaluasi untuk
mengukur kinerja tim dan memastikan perbaikan berkelanjutan dalam
pelayanan.
Implementasi SOTK yang baik dalam layanan primer merupakan langkah
kunci untuk mencapai efektivitas dan efisiensi dalam penyediaan pelayanan
kesehatan dasar kepada masyarakat.

2.3.2 Tupoksi (Tugas Pokok dan Fungsi)


A. Pengertian TUPOKSI
Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) merujuk pada perincian tugas dan
tanggung jawab yang harus diemban oleh individu atau unit kerja dalam
organisasi layanan primer. TUPOKSI merupakan panduan yang jelas tentang apa
yang diharapkan dari setiap anggota tim atau unit dalam menjalankan peran
mereka dalam penyediaan layanan kesehatan primer.10
B. Pemberian Tugas Pokok dan Fungsi dalam Layanan Primer
Pemberian TUPOKSI dalam layanan primer melibatkan langkah-langkah
berikut:11
1. Analisis Kebutuhan: Identifikasi kebutuhan kesehatan masyarakat dan apa
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Penetapan Peran: Tentukan peran yang harus dijalankan oleh berbagai
anggota tim, seperti dokter pelayanan primer, perawat, petugas
administrasi, ahli gizi, dan lainnya.
3. Definisi Tugas: Rincikan tugas-tugas yang harus diemban oleh setiap
anggota tim sesuai dengan kualifikasi dan peran mereka.
4. Penugasan dan Delegasi: Tentukan prosedur pengalokasian tugas dan
tanggung jawab serta pembagian pekerjaan sesuai dengan TUPOKSI.

10
Haryani, S., Tandy, V., Vania, A., & Barus, J. (2018). Penatalaksanaan nyeri kepala
pada layanan primer. Callosum Neurology, 1(3), 83-90.
11
Rahma, A., Arso, S. P., & Suparwati, A. (2017). Implementasi fungsi pokok pelayanan
primer puskesmas sebagai gatekeeper dalam program JKN (Studi di puskesmas juwana kabupaten
pati). Jurnal Kesehatan Masyarakat, 3(3), 1-11.

10
5. Komunikasi dan Koordinasi: Pastikan bahwa semua anggota tim
memahami TUPOKSI mereka dan dapat berkomunikasi serta
berkoordinasi dengan baik dalam menjalankan tugas mereka.
C. Peran Pihak-pihak Terkait dalam Penentuan TUPOKSI
Penentuan TUPOKSI dalam layanan primer melibatkan berbagai pihak
terkait, termasuk:12
1. Manajemen Layanan Primer: Manajemen bertanggung jawab dalam
merancang, mengembangkan, dan menetapkan TUPOKSI yang sesuai
dengan misi dan visi organisasi.
2. Tenaga Kesehatan: Tenaga kesehatan seperti dokter pelayanan primer,
perawat, dan petugas medis berperan dalam memberikan masukan tentang
apa yang diperlukan dalam TUPOKSI mereka.
3. Pemerintah Daerah: Pemerintah daerah dapat memberikan pedoman dan
regulasi terkait dengan TUPOKSI layanan primer dalam wilayah mereka.
4. Masyarakat: Melibatkan masyarakat dalam penentuan TUPOKSI untuk
memastikan bahwa layanan primer mencerminkan kebutuhan dan
preferensi masyarakat setempat.
D. Contoh TUPOKSI untuk Klinik Pertama dan Dokter Pelayanan Primer
Contoh TUPOKSI untuk klinik pertama dan dokter pelayanan primer
dapat mencakup:13
1. Klinik Pertama:
a. Menerima dan mendaftarkan pasien yang datang untuk konsultasi.
b. Melakukan pemeriksaan awal dan diagnosis penyakit.
c. Merujuk pasien ke dokter pelayanan primer atau spesialis jika
diperlukan.
d. Memberikan perawatan dasar, seperti pengobatan, tindakan medis
sederhana, dan penyuluhan kesehatan.

12
Galstyan, M. H., Sargsyan, K. S., & Shahnazaryan, G. A. (2020). The Ecological and
Toxicological Condition of the Waters in the Sotk and Masrik Rivers under the Influence of the
Sotk Mine Exploitation. “AgriScience and Technology”, 4(72).
13
Kunze, R., Bobokhyan, A., Pernicka, E., & Meliksetian, K. (2011). Projekt Ushkiani.
Untersuchungen der Kulturlandschaft um das Prähistorische Goldrevier von Sotk. Archäologie in
Armenien II. Berichte zu den Kooperationsprojekten, 49-92.

11
e. Mencatat riwayat medis pasien dan menjaga rekam medis.
2. Dokter Pelayanan Primer:
a. Melakukan pemeriksaan medis menyeluruh pada pasien.
b. Menyusun rencana perawatan, termasuk pengobatan dan tindakan
medis lanjutan.
c. Memberikan konseling dan edukasi kesehatan kepada pasien.
d. Melakukan tindak lanjut terhadap pasien yang membutuhkan
perawatan jangka panjang.
e. Berkoordinasi dengan anggota tim kesehatan primer untuk perawatan
yang terintegrasi.
Contoh-contoh TUPOKSI ini memberikan gambaran tentang peran dan
tanggung jawab kunci dalam klinik pertama dan dokter pelayanan primer dalam
penyediaan layanan kesehatan primer kepada masyarakat. Penerapan TUPOKSI
yang baik membantu memastikan efisiensi dan efektivitas dalam pelayanan
kesehatan primer.14

2.3.3 POAC (Perencanaan, Organisasi, Arahan, dan Koordinasi)


A. Konsep POAC dalam Layanan Primer
Konsep POAC adalah suatu pendekatan yang menyatukan perencanaan,
organisasi, arahan, dan koordinasi dalam penyediaan layanan kesehatan primer.
Dalam konteks layanan primer, POAC mengacu pada serangkaian tindakan yang
diambil untuk memastikan bahwa layanan tersebut dapat diselenggarakan secara
efisien, terkoordinasi, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.15
B. Proses Perencanaan Layanan Primer
Proses perencanaan layanan primer melibatkan langkah-langkah berikut:
1. Identifikasi Kebutuhan: Mengidentifikasi kebutuhan kesehatan
masyarakat, prevalensi penyakit, dan masalah kesehatan yang perlu
diatasi.

14
Margaryan, A. A., Panosyan, H. H., Birkeland, N. K., & Trchounian, A. H. (2013).
Heavy metal accumulation and the expression of the copA and nikA genes in Bacillus subtilis
AG4 isolated from the Sotk Gold Mine in Armenia. Biolog J Armenia, 3(65), 51-57.
15
Pamungkas, E. (2017). SOTK, perlu dirampingkan?. ISEI Economic Review, 1(2), 46-
47.

12
2. Penetapan Sasaran: Menetapkan sasaran dan tujuan pelayanan primer yang
harus dicapai.
3. Perencanaan Strategis: Mengembangkan strategi untuk mencapai sasaran,
termasuk alokasi sumber daya, perencanaan anggaran, dan pengembangan
program pencegahan.
4. Pengembangan Program: Merancang program-program spesifik, seperti
program imunisasi, program deteksi dini, dan penyuluhan kesehatan.
5. Evaluasi Risiko: Menganalisis risiko yang mungkin muncul selama
pelaksanaan program dan merancang langkah-langkah mitigasi.
6. Pemantauan dan Evaluasi: Membuat sistem pemantauan dan evaluasi
untuk mengukur efektivitas program serta memastikan perbaikan
berkelanjutan.
C. Organisasi dan Koordinasi Layanan Primer
Organisasi dan koordinasi dalam layanan primer mencakup:
1. Struktur Organisasi: Menyusun struktur organisasi yang efisien dan
memastikan bahwa setiap komponen layanan primer memiliki peran dan
tanggung jawab yang jelas.
2. Arahan: Memberikan arahan yang jelas kepada semua anggota tim
kesehatan primer mengenai tugas dan tanggung jawab mereka dalam
menyelenggarakan program pelayanan.
3. Koordinasi Tim: Membangun komunikasi dan kerjasama yang efektif
antara anggota tim kesehatan primer, termasuk dokter pelayanan primer,
perawat, dan petugas pendukung lainnya.16
4. Koordinasi Rujukan: Membangun hubungan yang kuat dengan spesialis
dan rumah sakit untuk merujuk pasien yang memerlukan perawatan
lanjutan.

D. Peran Pihak Terkait dalam Pelaksanaan POAC


16
Darlin, D., Apriani, T., & Leiwakabessy, D. R. (2023). FUNGSI MANAJEMEN
DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PADA POLIKLINIK
DENKESYAH 17.04. 02 BIAK. Gema Kampus IISIP YAPIS Biak, 18(1), 16-28.

13
Dalam pelaksanaan POAC dalam layanan primer, peran pihak terkait
termasuk:
1. Manajemen Layanan Primer: Bertanggung jawab atas perencanaan
strategis, organisasi, dan pengembangan program layanan primer.
2. Tim Kesehatan Primer: Melaksanakan program-program layanan primer
sesuai dengan arahan dan koordinasi yang diberikan.
3. Pemerintah Daerah: Memberikan dukungan regulasi dan kebijakan yang
mendukung implementasi POAC dalam layanan primer.
4. Masyarakat: Terlibat dalam perencanaan program dan menyampaikan
masukan tentang kebutuhan kesehatan masyarakat.
Implementasi POAC yang baik dalam layanan primer adalah kunci untuk
menjalankan program-program pelayanan kesehatan primer secara efisien, merata,
dan berkelanjutan. Hal ini juga memungkinkan pemberian layanan kesehatan yang
lebih terintegrasi dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

2.4 Pengggerakan Layanan Primer


Penggerakan layanan primer merujuk pada upaya untuk
mengimplementasikan tugas pokok dan fungsi serta perencanaan layanan primer
dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan primer yang efektif dan efisien
kepada masyarakat. Penggerakan ini mencakup serangkaian langkah yang
dirancang untuk memastikan bahwa layanan primer dapat berjalan dengan baik
dan memberikan manfaat maksimal kepada masyarakat.17
A. Implementasi Tugas Pokok dan Fungsi
Implementasi tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) adalah langkah awal
dalam penggerakan layanan primer. Hal ini melibatkan pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab yang telah ditetapkan dalam TUPOKSI oleh setiap anggota tim
kesehatan primer. Contoh implementasi TUPOKSI meliputi:

1. Dokter pelayanan primer melakukan pemeriksaan medis rutin pada pasien.

17
Saputra, F., & Ali, H. (2022). Penerapan Manajemen Poac: Pemulihan Ekonomi Serta
Ketahanan Nasional Pada Masa Pandemi Covid-19 (Literature Review Manajemen Poac). Jurnal
Ilmu Manajemen Terapan, 3(3), 316-328.

14
2. Perawat memberikan perawatan dasar dan melaksanakan program
imunisasi.
3. Petugas administrasi melakukan pendataan dan administrasi rekam medis
pasien.
B. Pelaksanaan Perencanaan dan Koordinasi
Pelaksanaan perencanaan dan koordinasi adalah langkah penting untuk
memastikan bahwa program-program dan layanan-layanan dalam layanan primer
berjalan dengan lancar. Ini mencakup:
1. Pelaksanaan program-program pencegahan seperti penyuluhan tentang
gizi, program vaksinasi, dan program deteksi dini penyakit.
2. Koordinasi dengan unit kesehatan lain, seperti spesialis dan rumah sakit,
untuk rujukan pasien yang memerlukan perawatan lanjutan.
3. Pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi untuk mengukur
efektivitas layanan primer dan mengidentifikasi area perbaikan.
C. Monitoring dan Evaluasi Layanan Primer
Penggerakan layanan primer juga melibatkan pemantauan dan evaluasi
berkelanjutan untuk mengukur kinerja dan kualitas layanan. Ini mencakup:
1. Membuat indikator kinerja yang dapat diukur, seperti tingkat imunisasi,
tingkat pemeriksaan kesehatan rutin, atau tingkat kepuasan pasien.
2. Pemantauan berkala untuk memastikan bahwa program-program berjalan
sesuai dengan rencana dan target yang ditetapkan.
3. Evaluasi rutin terhadap efektivitas layanan primer dan perbaikan
berdasarkan temuan evaluasi.18
D. Solusi atas Tantangan dalam Penggerakan Layanan Primer
Penggerakan layanan primer seringkali dihadapkan pada berbagai
tantangan, seperti kurangnya sumber daya, masalah koordinasi, atau perubahan
dalam kebutuhan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, langkah-langkah
perbaikan dan adaptasi perlu diambil untuk mengatasi tantangan ini dan
memastikan kelancaran penggerakan layanan primer.
18
Hardhantyo, M., Armiatin, A., Utarini, A., & Djasri, H. (2016). Audit Mutu Layanan
Rujukan Primer Guna Mengurangi Jumlah Rujukan ke Layanan Sekunder. Studi Kasus pada
Provinsi DKI Jakarta. Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia: JKKI, 5(4), 158-162.

15
Penggerakan layanan primer merupakan langkah penting dalam
penyediaan pelayanan kesehatan primer yang efektif dan berkelanjutan. Dengan
implementasi TUPOKSI, perencanaan yang baik, koordinasi yang efisien, dan
pemantauan yang teratur, layanan primer dapat memberikan manfaat maksimal
kepada masyarakat dan membantu memenuhi kebutuhan kesehatan mereka
dengan baik.

2.5 Evaluasi Layanan Primer


Evaluasi layanan primer adalah proses sistematis yang bertujuan untuk
mengukur kinerja, efektivitas, dan kualitas layanan kesehatan primer yang
disediakan kepada masyarakat. Evaluasi ini merupakan langkah penting dalam
memastikan bahwa layanan primer dapat terus ditingkatkan, beradaptasi dengan
perubahan kebutuhan masyarakat, dan memberikan manfaat yang maksimal.
Berikut adalah beberapa aspek utama dalam evaluasi layanan primer:19
A. Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah proses penilaian terhadap hasil dan kinerja layanan primer
dengan menggunakan metode dan indikator yang sesuai. Evaluasi bertujuan untuk
mengidentifikasi keberhasilan, kendala, dan area perbaikan dalam penyediaan
layanan primer.
B. Metode Evaluasi Layanan Primer
Ada berbagai metode yang dapat digunakan untuk mengevaluasi layanan
primer, termasuk:
1. Survei dan Wawancara: Melibatkan pengumpulan data melalui survei dan
wawancara dengan pasien, staf medis, dan pemangku kepentingan lainnya.
2. Analisis Data: Menganalisis data kinerja, seperti tingkat kunjungan pasien,
tingkat kepatuhan pengobatan, dan hasil perawatan.
3. Studi Kasus: Mempelajari kasus-kasus individu untuk memahami
pengalaman pasien dan proses perawatan.
4. Pemantauan Kualitas: Menggunakan indikator kualitas untuk mengukur
19
Maduretno, T. W., & Fajri, L. (2019, February). The effect of optimization learning
resource based on Planning, Organizing, Actuating, Controlling (POAC) on contextual learning to
students’ conceptual understanding of motion and force material. In Journal of Physics:
Conference Series (Vol. 1171, No. 1, p. 012012). IOP Publishing.

16
efektivitas pelayanan, seperti kepuasan pasien, keselamatan pasien, dan
hasil klinis.
C. Pengukuran Kinerja Layanan Primer
Pengukuran kinerja dalam evaluasi layanan primer mencakup:
1. Kepuasan Pasien: Mengukur tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
yang diberikan, termasuk aspek-aspek seperti aksesibilitas, keramahan
staf, dan efektivitas pengobatan.
2. Indikator Klinis: Mengukur hasil klinis pasien, seperti tingkat pemulihan,
tingkat kepatuhan pengobatan, dan pengendalian penyakit kronis.
3. Efisiensi: Mengukur sejauh mana sumber daya digunakan dengan efisien
dalam penyediaan layanan primer, termasuk penggunaan waktu, tenaga,
dan anggaran.
D. Pengembangan Layanan Primer Berdasarkan Hasil Evaluasi
Evaluasi layanan primer harus diikuti oleh tindakan perbaikan yang
berkelanjutan. Langkah-langkah yang dapat diambil berdasarkan hasil evaluasi
mencakup:20
1. Perbaikan Proses: Mengidentifikasi proses-proses yang tidak efisien atau
kurang efektif dan mengambil tindakan untuk meningkatkannya.
2. Pengembangan Pelatihan: Memberikan pelatihan tambahan kepada staf
medis dan perawat untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan
mereka.
3. Pengembangan Program: Mengadaptasi program-program pencegahan dan
pengobatan sesuai dengan temuan evaluasi.
4. Komunikasi dan Informasi: Meningkatkan komunikasi dengan pasien dan
pemangku kepentingan lainnya tentang perubahan yang akan diterapkan
berdasarkan hasil evaluasi.
BAB III
PENUTUP

20
Sulaiman, E. S. (2021). Manajemen kesehatan: Teori dan praktik di puskesmas. Ugm
Press.

17
3.1 Kesimpulan
Evaluasi layanan primer adalah proses penting untuk mengukur kinerja,
efektivitas, dan kualitas pelayanan kesehatan primer. Metode evaluasi mencakup
survei, analisis data, studi kasus, dan pemantauan kualitas. Pengukuran kinerja
mencakup kepuasan pasien, indikator klinis, dan efisiensi. Hasil evaluasi
digunakan untuk mengembangkan layanan primer melalui perbaikan proses,
pelatihan, pengembangan program, dan komunikasi dengan pemangku
kepentingan.

3.2 Saran
Makalah ini masih dalam tahap pembelajaran. Masih banyak terdapat
kekurangan dan ketidaksempurnaan pada makalah ini. Untuk itu, saran dan kritik
dari pembaca sangatlah membantu dalam perkembangan dan peningkatan penulis
dalam membuat makalah kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

18
Sulaiman, E. S. (2021). Manajemen kesehatan: Teori dan praktik di puskesmas.
Ugm Press.
Maduretno, T. W., & Fajri, L. (2019, February). The effect of optimization
learning resource based on Planning, Organizing, Actuating, Controlling
(POAC) on contextual learning to students’ conceptual understanding of
motion and force material. In Journal of Physics: Conference Series (Vol.
1171, No. 1, p. 012012). IOP Publishing.
Hardhantyo, M., Armiatin, A., Utarini, A., & Djasri, H. (2016). Audit Mutu
Layanan Rujukan Primer Guna Mengurangi Jumlah Rujukan ke Layanan
Sekunder. Studi Kasus pada Provinsi DKI Jakarta. Jurnal Kebijakan
Kesehatan Indonesia: JKKI, 5(4), 158-162.
Saputra, F., & Ali, H. (2022). Penerapan Manajemen Poac: Pemulihan Ekonomi
Serta Ketahanan Nasional Pada Masa Pandemi Covid-19 (Literature
Review Manajemen Poac). Jurnal Ilmu Manajemen Terapan, 3(3), 316-
328.
Darlin, D., Apriani, T., & Leiwakabessy, D. R. (2023). FUNGSI MANAJEMEN
DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN
PADA POLIKLINIK DENKESYAH 17.04. 02 BIAK. Gema Kampus
IISIP YAPIS Biak, 18(1), 16-28.
Margaryan, A. A., Panosyan, H. H., Birkeland, N. K., & Trchounian, A. H.
(2013). Heavy metal accumulation and the expression of the copA and
nikA genes in Bacillus subtilis AG4 isolated from the Sotk Gold Mine in
Armenia. Biolog J Armenia, 3(65), 51-57.
Pamungkas, E. (2017). SOTK, perlu dirampingkan?. ISEI Economic Review, 1(2),
46-47.
Kunze, R., Bobokhyan, A., Pernicka, E., & Meliksetian, K. (2011). Projekt
Ushkiani. Untersuchungen der Kulturlandschaft um das Prähistorische
Goldrevier von Sotk. Archäologie in Armenien II. Berichte zu den
Kooperationsprojekten, 49-92.
Galstyan, M. H., Sargsyan, K. S., & Shahnazaryan, G. A. (2020). The Ecological
and Toxicological Condition of the Waters in the Sotk and Masrik Rivers

19
under the Influence of the Sotk Mine Exploitation. “AgriScience and
Technology”, 4(72).
Rahma, A., Arso, S. P., & Suparwati, A. (2017). Implementasi fungsi pokok
pelayanan primer puskesmas sebagai gatekeeper dalam program JKN
(Studi di puskesmas juwana kabupaten pati). Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 3(3), 1-11.
Haryani, S., Tandy, V., Vania, A., & Barus, J. (2018). Penatalaksanaan nyeri
kepala pada layanan primer. Callosum Neurology, 1(3), 83-90.
Sutrisno, E., Lambok, B. D., Sugiarti, T., & Mulyono, P. (2018). Akibat Hukum
Dokter Layanan Primer Dalam Perannya Sebagai Gate Keeper Untuk
Sistem Rujukan Berjenjang. HERMENEUTIKA: Jurnal Ilmu Hukum, 2(2).
Ansori, W. H., Sutadipura, N., & Nurhayat, E. (2015). Tingkat Pengetahuan
Mahasiswa FK Unisba tentang Dokter Layanan Primer di Era
JKN. Prosiding Pendidikan Dokter, 210-218.
Aripa, L., & Sudarman, S. (2023). Implementasi Fungsi Manajemen Pelayanan
Kesehatan Pada Program Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan
Akut. Jurnal Promotif Preventif, 6(1), 90-103.
Sumampouw, O. J., & Roebijoso, J. (2017). Pembangunan Wilayah Berwawasan
Kesehatan. Deepublish.
Fitasari, I. (2013). Kajian Sistem Manajemen Pelayanan Konseling dan Testing
HIV/AIDS secara Sukarela di Klinik VCT RSD Balung Kabupaten Jember
Tahun 2013.
Nursofwa, R. F., Sukur, M. H., & Kurniadi, B. K. (2020). Penanganan Pelayanan
Kesehatan Di Masa Pandemi Covid-19 Dalam Perspektif Hukum
Kesehatan. Inicio Legis, 1(1).
Setiawan, M. D., Fauziah, F., Edriani, M., & Gurning, F. P. (2022). Analisis Mutu
Pelayanan Kesehatan Program Jaminan Kesehatan Nasional (A:
Systematic Review). Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(2), 12869-12873.
Lubis, Z. I. (2020). Analisis Kualitatif Penggunaan Telemedicine sebagai Solusi
Pelayanan Kesehatan di Indonesia pada Masa Pandemik COVID-
19. Physiotherapy and Health Science-PhysioHS, 2(2).

20
Zainuddin, A. A., Faqih, D. M., Trisna, D. V., Waluyo, D. A., Ekayanti, F.,
Hariyani, I., ... & Paranadipa, M. (2014). Panduan praktik klinis bagi
dokter di fasilitas pelayanan kesehatan primer.

PERTANYAAN

21
1. Apa yang dimaksud dengan layanan primer dalam sistem pelayanan
kesehatan? Jelaskan beberapa ciri utama yang membedakan layanan primer
dari tingkat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi.
2. Mengapa pentingnya layanan primer dalam sistem kesehatan? Sebutkan dan
jelaskan beberapa manfaat utama dari adanya layanan primer yang kuat.
3. Bagaimana SOTK (Struktur Organisasi dan Tata Kerja) berperan dalam
layanan primer, dan mengapa itu penting? Berikan contoh implementasi
SOTK dalam pelayanan primer.
4. Apa itu TUPOKSI (Tugas Pokok dan Fungsi) dalam konteks layanan primer?
Bagaimana proses penentuan TUPOKSI dilakukan, dan mengapa itu
diperlukan? Berikan contoh TUPOKSI untuk klinik pertama dan dokter
pelayanan primer.

22

Anda mungkin juga menyukai