Dosen Pengampu :
Erwin Nur Rif’ah, S. Sos., M. A., Ph. D.
UNIVERSITAS JEMBER
2022/2023
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami haturkan kehadirat tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat Menyusun dan
menyelesaikan makalah yang berjudul “Penentuan Institusi Kemitraann dan
Peranannya” dengan tepat waktu. Penyusunan makalah ini dibuat guna untuk
memenuhi syarat pengumpulan tugas mata kuliah Advokasi Kesehatan.
Dalam penulisan makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Erwin Nur Rif’ah, PhD. Selaku dosen pengampu mata kuliah Advokasi Kesehatan
yang telah memberikan arahan serta petunjuk dalam teknis pengerjaan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca dan tidak lupa juga kami mengharap kritik dan saran yang bersifat
membangun.
Kami berharap para pembaca dapat memahami apa yang telah dijelaskan dan
dapat menambah wawasan bagi kita semua, khususnya teman-teman mahasiswa. Kami
meminta maaf apabila dalam makalah ini masih banyak kekurangan baik penulisan
maupun materi yang dijelaskan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN
Kemitraan adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk mencapai
tujuan bersama, dimana masing-masing pihak memiliki hak dan tanggung
jawab sesuai dengan kesepakatan (Direktorat Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat, 2019a).
Sedangkan menurut (Tumurang N. Marjes, 2018) dalam bukunya, disebutkan
beberapa pengertian terkait dengan kemitraan:
1. Adanya interaksi dua pihak atau lebih, dimana kedua pihak merupakan
mitra atau partner.
2. Upaya melibatkan berbagai komponen baik sektor, kelompok
masyarakat, Lembaga pemerintah atau non pemerintah untuk bekerja
sama mencapai tujuan Bersama berdasarkan atas kesepalkatan, prinsip,
dan peran masing-masing.
3. Suatu bentuk ikatan Bersama anntara dua atau lebih pihak yang
bekerjasama mencapai tujuan dengan cara berbagi kewenangan dan
tanggungjawab dala bidang Kesehatan, saling mempercayai, berbagi
pengelolaan, investasi dan sumber daya untuk program Kesehatan
memperoleh keuntungan Bersama dari kegiatan yang dilakukan.
3. Media
Media menjadi salah satu komponen penting yang tidak dapat ditinggalkan
dalam upaya kemitraan dan advokasi kesehatan. Kemitraan dengan media
dapat membantu menyebarluaskan informasi dalam upaya advokasi.
Bertujuan agar semakin luas masyarakat yang dapat mengakses informasi
kesehatan dan program-program kesehatan yang gencar dijalankan.
Kemudian diharapkan masyarakat dengan akses informasi yang semakin
baik dapat terus meningkatkan dan mempertahakan status dan pola hidup
sehat. Kemitraan dengan media ini dapat meliputi media cetak, media
elektronik, bahkan media social dan internet.
dan memberi perbaikan tentang tujuan dan target yang telah dibuat. Catat
dan konfirmasi kembali mengenai perbaikan yang diusulkan diterima atau
tidak karena usulan atau pendapat yang diberikan harus menguntungkan
dari kedua belah pihak.
Setelah menyepakati tujuan dan target capaian hal selanjutnya
adalah berbagi peran dan sumber daya dari masing-masing mitra.
Pembagian peran dan sumber daya ini adalah wujud nyata dari komitmen
kemitraan yang sebenarnya juga dapat disebut sebagai titik yang
mendasar dalam sebuah jalinan kemitraan. Dalam diskusi penentuan
peran ini dapat dibantu dengan pembuatan matriks yang memudahkan
proses ini karena dalam pembagian peran ini memerlukan waktu yang
cukup lama untuk memberi gambaran peran dan sumber daya yang
diperuntukkan untuk kepentingan kemitraan ini.
6. Menegaskan komitmen dalam perjanjian kerja sama
Bentuk komitmen dalam perjajian kerja yang dimaksud dapat
berupa adanya MOU (Memorandum of Understanding) yang kemudian
bisa ditetapkan dalam bentuk perjanjian kerja sama. Pembuatan MOU ini
bisa memerlukan banyak waktu karena harus memiliki kesepakatan yang
dirinci dari kedua belah pihak dan membutuhkan tanda tangan yang
melibatkan proses hukum yang legal. Dalam menyusun perjanjian
kemitraan ini dapat dilakukan dengan beberapa tahap yaitu sebagai
berikut:
a. Menyusun draft perjanjian yang dapat berupa rincian secara detail
menurut pada kesepakatan peran dan alur pembagian kerja yang
telah disepakati sebelumnya.
b. Menyepakati draft perjanjian yang telah dibuat. Draft nantinya
dikirimkan terlebih dahulu untuk dipelajari oleh calon mitra.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kesepakatan draft
yang dibuat yaitu mengenai anggaran, bagaimana cara pencairan
pendanaan, kepemilikan, logo yang dimuat, dan lainnya.
12
dan misi. Hal tersebut agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai
beriringan dan menghindari konflik di pertengahan jika dari awal sudah
memiliki arah yang berbeda.
3. Mitra Dapat Menjadi Pendukung
Jalinan kerja sama berfungsi untuk saling melengkapi satu sama lain yang
diharapkan dapat membuahkan hasil yang maksimal. Mitra yang baik
dapat menjadi penguat kelebihan dan pelengkap kekurangan. Jadi,
sebelum bermitra harus saling mengetahui satu sama lain agar menemukan
kecocokan untuk menjalin kerja sama yang baik.
4. Memahami Arti Kata The Power of Two
Kerja sama harus sama-sama berjalan keduanya agar tujuan yang ingin
divapai berhasil, tidak bisa dijalankan sendiri-sendiri. Semakin banyak
program kerja yang dijalankan bersama, maka semakin banyak pula
kemungkinan konflik yang terjadi. Maka, pimpinan kedua belah pihak
harus membuat keputusan yang sepakat dan berdampak baik bagi
keduanya.
5. Memilih Mitra Faktor Pertemanan
Memilih mitra karena pertemanan tidak boleh dilakukan karena dalam
memilih mitra harus objektif dan sesuai kebutuhan. Faktor pertemanan
dalam kemotraan dapat mengganggu jalinan kerja sama yang dipengaruhi
urusan pribadi. Apabila kemitraan selesai, pertemanan juka akan ikut
selesai berdasarkan beberapa pengalaman. Maka dari itu, dalam memilih
mitra tidak dianjurkan bersama orang-orang terdekat agar dapat berjalan
sesuai tujuan.
6. Mengatahui Kapan Harus Berpisah
Saat awal ingin bermitra harus ada perjanjian secara tertulis hingga
berpisah untuk memudahkan saat memutus hubungan di kemudian hari.
Hal tersebut dikarenakan jalinan kerja sama pasti akan ada saatnya selesai
karena beberapa hal. Jadi, sebelum memutuskan bermitra pastikan mitra
15
yang akan diajak kerja sama menyetujui adanya perjanjian secraa tertulis
di awal hingga akhir atau tidak.
2.6 Kunci Keberhasilan Kemitraan
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Darwis and Lagora, M. R. (2022). Membangun Kemitraan Kesehatan. 1st edn, CV.
Green Publisher Indonesia. 1st edn. Edited by Komarudin. Cirebon: CV. Green
Publisher.