Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PROMOSI K3
PROGRAM GIZI PADA PEKERJA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
ADITYA ABDURRAHMAN TUAH (2013201026)
FARHAN A. DG. MATONA (2013201015)
HERNITA FITRIANI (2013201022)
NI KOMANG JULIANTI (2013201059)
NURMAYANTI KUSIKA (2013201050)
SOFIATY DEWI A. BASYIR (2213201076)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS TOMPOTIKA LUWUK
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah tentang "Program Gizi pada Pekerja".
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Caca Sudarsa,
SKM., M.Kes selaku dosen pengampu mata kuliah Promosi K3 yang telah
memberikan tugas makalah ini sehingga dapat menambah wawasan
penyusun terkait materi Promosi K3.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian
dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan
manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Luwuk, 10 November 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 3
C. Tujuan ............................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 4
A. Menilai Kecukupan Gizi Pekerja ...................................................... 4
B. Gizi Seimbang Untuk Pekerja ........................................................... 5
C. Program Gizi ..................................................................................... 10
D. Weight Control Program ................................................................... 12
BAB III PENUTUP ..................................................................................... 15
A. Kesimpulan ....................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Gizi tenaga kerja adalah gizi yang diperlukan oleh tenaga kerja
untuk melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban
kerjanya atau ilmu gizi yang diterapkan kepada masyarakat tenaga kerja
dengan tujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan tenaga kerja sehingga
tercapai tingkat produktivitas dan efisiensi kerja yang setinggi-tingginya.
Pengelolaan makan bagi tenaga kerja adalah suatu rangkaian kegiatan
penyediaan makan bagi tenaga kerja di perusahaan yang dimulai dari
rencana perencanaan menu hingga penyajiannya dengan memperhatikan
kecukupan kalori dan zat gizi, pemilihan jenis dan bahan makanan, santasi
tempat pengolahan dan tempat penyajian, waktu dan teknis penyajian bagi
tenaga kerja. Produktivitas merupakan sikap mental yang selalu
mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari esok harus lebih baik
dari hari ini atau perbandingan antara output (keluaran atau jumlah yang
dihasilkan) dengan input (masukan atau setiap sumber daya yang
digunakan). Tenaga kerja di Indonesia rata-rata memerlukan waktu 40 jam
perminggu/8-10 jam per hari untuk bekerja. Sebagian masukan zat gizi
dipenuhi di tempat kerja. Angkatan kerja di Indonesia 57,3% dari seluruh
penduduk Indonesia & 98%-nya masih mencari pekerjaan tambahan
80,8% pekerja hanya berpendidikan sekolah dasar.
Produktivitas kerja dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya
yang mempunyai peranan sangat penting dan menentukan adalah
kecukupan gizi. Faktor ini akan menentukan prestasi kerja tenaga kerja
karena adanya kecukupan dan penyebar kalori yang seimbang selama
bekerja. Seseorang yang berstatus gizi kurang tidak mungkin mampu
bekerja dengan hasil yang maksimal karena prestasi kerja dipengaruhi oleh
derajat kesehatan seseorang. Tenaga kerja yang sehat akan bekerja lebih
giat, produktif, dan teliti sehingga dapat mencegah kecelakaan yang

1
mungkin terjadi dalam bekerja. Status gizi mempunyai korelasi positif
dengan kualitas fisik manusia. Makin baik status gizi seseorang semakin
baik kualitas fisiknya. Ketahanan dan kemampuan tubuh untuk melakukan
pekerjaan dengan produktivitas yang memadai akan lebih dipunyai oleh
individu dengan status gizi baik.
Selain itu, peranan gizi dengan produktivitas juga ditunjukkan oleh
Darwin Karyadi (1984) dalam penelitiannya dimana dengan penambahan
gizi terjadi kenaikan produktivitas kerja. Hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa para penyadap getah yang tidak menderita anemia memiliki
produktivitas 20% lebih tinggi daripada yang menderita anemia.
Pemberian diet yang mengandung kalori sejumlah yang diperlukan oleh
pekerja berat dapat meningkatkan produktivitasnya. Pada dasarnya zat gizi
yang dibutuhkan oleh seseorang sangat ditentukan oleh aktivitas yang
dilakukannya sehari-hari. Makin berat aktivitas yang dilakukan maka
kebutuhan zat gizi akan meningkat pula terutama energi. Sebagai contoh,
seorang pria dewasa dengan pekerjaan ringan membutuhkan energi
sebesar 2.800 kilokalori. Sedangkan pekerja dengan pekerjaan yang berat
membutuhkan 3.800 kilokalori. Manfaat yang diharapkan dari pemenuhan
gizi kerja adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan ketahanan
tubuh serta menyeimbangkan kebutuhan gizi dan kalori terhadap tuntutan
tugas pekerja. Gizi kerja erat bertalian dengan tingkat kesehatan tenaga
kerja maupun produktivitas tenaga kerja yang berarti akan meningkatkan
produktivitas perusahaan serta peningkatan produktivitas nasional.
Penerapan gizi kerja di perusahaan khususnya dalam
penyelenggaraan makanan akan berjalan dengan baik tergantung dari
manajemen pengelolanya. Manajer atau pemimpin dalam penyelenggaraan
makanan merupakan orang yang bertugas mengawasi jalannya
penyelenggaraan makanan. Penyelenggara makanan hendaknya seseorang
yang terlatih, terampil, dan mempunyai ketrampilan yang cukup tentang
gizi, sanitasi, tehnis praktis dalam penyelenggaraan makanan serta dapat
menerapkan fungsi manajemen didalam pekerjaan tersebut. Adanya

2
program kerja yang tersusun dan terarah serta pegawai yang terlatih,
dengan peralatan yang mencukupi dan layak sangat dibutuhkan dalam
menciptakan efisiesi kerja. Kantin perusahaan merupakan salah satu sarana
dalam penerapan gizi kerja, dimana kantin perusahaan merupakan
tanggung jawab pihak manajemen.

B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka
kami merumuskan beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini, antara lain:
1. Bagaimana cara menghitung kecukupan gizi pekerja?
2. Bagaimana pengaturan gizi seimbang pada pekerja?
3. Program apa saja yang perlu dilakukan untuk membantu gizi pekerja
tetap terkontrol?
4. Bagaimana cara pengendalian berat badan pada pekerja?

C. Tujuan
Dari rumusan masalah di atas, ada beberapa tujuan penyusunan
makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan cara menghitung kecukupan gizi pada pekerja
2. Untuk menjelaskan pengaturan gizi seimbang pada pekerja
3. Untuk mengetahui program gizi yang dapat dilakukan untuk
membantu gizi pekerja agar tetap terkontrol
4. Untuk menjelaskan cara pengendalian berat badan pada pekerja

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Menilai kecukupan gizi pekerja


Angka kecukupan gizi (AKG) adalah nilai yang menunjukkan
kebutuhan rata-rata zat gizi tertentu yang harus dipenuhi setiap hari bagi
hampir semua orang yang masih dalam kondisi sehat. Gizi yang harus
dicukupi adalah energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, air, vitamin,
dan mineral.
Angka kecukupan gizi tiap orang berbeda-beda, tergantung jenis
kelamin, usia, tingkat aktivitas fisik, hingga kondisi fisiologisnya. Namun,
pemerintah sudah memetakan rata-rata AKG bagi orang Indonesia lewat
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 28 Tahun 2019
tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat
Indonesia.
Angka kecukupan gizi dibagi menjadi kebutuhan gizi makro dan
kebutuhan gizi mikro. Kebutuhan gizi makro mencakup kebutuhan
protein, lemak, dan karbohidrat.
Kebutuhan protein yang diperlukan tubuh adalah 10-15 persen dari
kebutuhan kalori total tubuh, 1 gram protein sama dengan 4 kalori.
Sementara untuk kebutuhan lemak adalah 10-25 persen dari kebutuhan
kalori total tubuh, dengan 1gram lemak sama dengan 9 kalori. Terakhir,
kebutuhan karbohidrat adalah 60-75 persen dari kebutuhan kalori total
tubuh, dengan 1gram karbohidrat sama dengan 4 kalori.
Di sisi lain, kebutuhan gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan
tubuh dalam jumlah kecil, contohnya fosfor, magnesium, kalsium,
natrium, zat besi, kalium, yodium, dan vitamin. Untuk menentukan jumlah
kebutuhan kalori total per hari, biasanya para ahli gizi menggunakan
rumus Harris Benedict, yakni:
 Pria = 66 + (13,7 x berat badan) + (5 x tinggi badan) – (6,8 x usia)

4
 Wanita = 655 + (9,6 x berat badan) + (1,8 x tinggi badan) – (4,7 x
usia).
Berat badan di atas dicantumkan dengan angka dalam kilogram
(kg) dan tinggi badan diisii dalam satuan centimeter (cm).
Kemudian, hasilnya dikali dengan aktivitas fisik sehari-hari dengan
kategori berikut:
 Sangat jarang berolahraga: dikali 1,2
 Jarang olahraga (1-3 kali per minggu): dikali 1,375
 Cukup olahraga (3-5 kali per minggu): dikali 1,55
 Sering olahraga (6-7 kali per minggu): dikali 1,725
 Sangat sering olahraga (sekitar 2 kali dalam sehari): dikali 1,9.
Untuk mengetahui Angka Kecukupan Gizi, kita dapat mengunjungi
atau mengunduh tabel kecukupan gizi yang dibuat oleh Kementerian
Kesehatan. Selain itu, dapat pula dilihat pada lampiran di Permenkes
Nomor 28 Tahun 2019 tersebut.

B. Gizi seimbang untuk pekerja


Status kesehatan seorang pekerja harus optimal agar didapatkan
performa yang optimal sehingga diperlukan kontrol terhadap kesehatan
pekerja baik secara berkala maupun tahunan dan pemeriksaan sebelum
kerja. Status kesehatan secara berkala yang dilihat antara lain jenis
penyakit, tekanan darah, status gizi, virus dan kebugaran karyawan. Status
gizi (kebutuhan gizi), seharusnya dipenuhi oleh setiap tenaga kerja karena
dapat berpengaruh untuk meningkatkan derajat kesehatan dan
mengoptimalkan daya kerja pekerja. Pemenuhan kecukupan gizi pekerja
selama bekerja merupakan salah satu bentuk penerapan syarat keselamatan
dan kesehatan kerja sebagai bagian dari upaya meningkatkan derajat
kesehatan pekerja.
Gizi merupakan salah satu aspek kesehatan kerja yang memiliki
peran penting dalam peningkatan produktivitas kerja.  Hal ini perlu

5
menjadi perhatian semua pihak, terutama pengelola tempat kerja
mengingat para pekerja umumnya menghabiskan waktu sekitar 8 jam
setiap harinya di tempat kerja. Rendahnya produktivitas kerja dianggap
akibat kurangnya motivasi kerja, tanpa menyadari faktor lainnya seperti
gizi pekerja. Perbaikan dan peningkatan gizi mempunyai makna yang
sangat penting dalam upaya mencegah morbiditas, menurunkan angka
absensi serta meningkatkan produktivitas kerja. Berat ringannya beban
kerja seseorang ditentukan oleh lamanya waktu melakukan pekerjaan dan
jenis pekerjaan itu sendiri. Semakin berat beban kerja, sebaiknya semakin
pendek waktu kerjanya agar terhindar dari kelelahan dan gangguan
fisiologis yang berarti atau sebaliknya. 
Penyediaan makanan bagi tenaga kerja merupakan bagian dari
kegiatan pemilik tempat kerja yang dalam penyelenggaraannya
diperhitungkan dengan teliti diperhitungkan sesuai beban kerja, lama
pekerjaan, serta pertimbangan situasi kerja .Berbagai faktor yang
memengaruhi keadaan gizi tenaga kerja seperti jenis kegiatan (beban
kerja), faktor internal tenaga kerja (jenis kelamin, usia, keadaan fisiologis,
tingkat kesehatan dan kebiasaan makan) serta lingkungan kerja (fisik,
kimia, biologi, fisiologi, psikologi dan ergonomi)
Usia dewasa (19-55 tahun) merupakan rentang usia terpanjang
dalam alur kehidupan manusia. Usia ini dikenal sebagai usia produktif,
yang ditandai dengan pencapaian tingkat pendidikan, kesuksesan dalam
berkarier, kemapanan hidup, dan lain-lain. Kebutuhan gizi pada usia
dewasa berubah sesuai kelompok usia tersebut. Peranan gizi pada usia
dewasa adalah untuk pencegahan penyakit dan meningkatkan kualitas
hidup yang lebih sehat. Makanan merupakan salah satu kesenangan dalam
kehidupan, pemilihan makanan secara bijak di masa usia ini dapat
menunjang kemampuan seseorang dalam menjaga kesehatan fisik,
emosional, mental dan mencegah penyakit. Tujuan utama kesehatan dan
gizi usia dewasa adalah meningkatkan kesehatan secara menyeluruh,

6
mencegah penyakit dan memperlambat proses menua (Kemenkes RI,
2017).
Adapun pesan umum gizi seimbang yang berlaku untuk usia
dewasa dari berbagai lapisan masyarakat dalam kondisi sehat termasuk
para pekerja adalah sebagai berikut (Kemenkes RI, 2014):
 Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan. Konsumsi lima
kelompok pangan setiap hari atau setiap kali makan. Kelima
kelompok pangan tersebut adalah makanan pokok, lauk-pauk,
sayuran, buah-buahan dan minuman. Mengonsumsi lebih dari
satu jenis untuk setiap kelompok makanan (makanan pokok,
lauk pauk, sayuran dan buah-buahan) setiap kali makan akan
lebih baik. Setiap orang diharapkan selalu bersyukur dan
menikmati makanan yang dikonsumsinya untuk mendukung
terwujudnya cara makan yang baik, tidak tergesa-gesa
 Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan. Bagi orang
Indonesia dianjurkan konsumsi sayuran dan buah-buahan 300-
400 g perorang perhari bagi anak balita dan anak usia sekolah,
dan 400-600 g perorang perhari bagi remaja dan orang dewasa.
Sekitar dua-pertiga dari jumlah anjuran konsumsi sayuran dan
buah-buahan tersebut adalah porsi sayur.
 Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein
tinggi. Kebutuhan pangan hewani 2-4 porsi, setara dengan 70-
140 g (2-4 potong) daging sapi ukuran sedang; atau 80-160 g
(2-4 potong) daging ayam ukuran sedang; atau 80-160 g (2-4
potong) ikan ukuran sedang sehari. Kebutuhan pangan protein
nabati 2-4 porsi sehari, setara dengan 100-200 g (4-8 potong)
tempe ukuran sedang; atau 200-400 g (4-8 potong) tahu ukuran
sedang. Porsi yang dianjurkan tersebut tergantung kelompok
umur dan kondisi fisiologis. Susu sebagai bagian dari pangan
hewani yang dikonsumsi berupa minuman dianjurkan terutama
bagi ibu hamil, ibu menyusui serta anak-anak setelah usia satu

7
tahun. Mereka yang mengalami diare atau intoleransi laktosa
karena minum susu tidak dianjurkan minum susu hewani.
Konsumsi telur, susu kedele dan ikan merupakan salah satu
alternatif solusinya.
 Biasakan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok.
Mengonsumsi lebih dari satu jenis makanan pokok (beras,
jagung, singkong, ubi, talas, garut, sorgum, jewawut, sagu, dan
produk olahannya) dalam sehari atau sekali makan.
 Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak. Peraturan
Menteri Kesehatan nomor 30 tahun 2013 tentang Pencantuman
Informasi Kandungan Gula, Garam dan Lemak serta Pesan
Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji
menyebutkan bahwa konsumsi gula lebih dari 50 g (4 sendok
makan), natrium lebih dari 2000 mg (1 sendok teh) dan
lemak/minyak total lebih dari 67 g (5 sendok makan) per orang
per hari akan meningkatkan risiko hipertensi, stroke, diabetes,
dan serangan jantung.
 Biasakan sarapan. Sarapan adalah kegiatan makan dan minum
yang dilakukan antara bangun pagi sampai jam 9 untuk
memenuhi sebagian kebutuhan gizi harian (15-30% kebutuhan
gizi) dalam rangka mewujudkan hidup sehat, aktif, dan
produktif. Sarapan yang baik terdiri dari pangan karbohidrat,
pangan lauk-pauk, sayuran atau buah-buahan dan minuman.
Bagi orang yang tidak biasa makan kudapan pagi dan kudapan
siang, porsi makanan saat sarapan sekitar sepertiga dari total
makanan sehari. Bagi orang yang biasa makan kudapan pagi
dan makanan kudapan siang, jumlah porsi makanan sarapan
sebaiknya seperempat dari makanan harian.
 Biasakan minum air putih yang cukup dan aman. Sebagian
besar (dua-pertiga) air yg dibutuhkan tubuh dilakukan melalui
minuman yaitu sekitar dua liter atau delapan gelas sehari bagi

8
remaja dan dewasa yang melakukan kegiatan ringan pada
kondisi temperatur harian di kantor/rumah tropis. Pekerja yang
berkeringat, olahragawan, ibu hamil dan ibu menyusui
memerlukan tambahan kebutuhan air selain dua liter
kebutuhan dasar air.
 Biasakan membaca label pada kemasan pangan
 Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir
 Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat
badan normal

Pemberian makan untuk tenaga kerja di tempat kerja perlu di


pikirkan besarnya kalori makanan di tempat kerja yang dianjurkan
sebanyak 40% dari kebutuhan total kalori perhari yang diperlukan oleh
tenaga kerja. Waktu pemberian makanan di tempat kerja perlu mendapat
perhatian khusus. Pemberian makanan di tempat kerja di berikan dua kali
yaitu pemberian makanan selingan dan makan di tempat kerja. Pedoman
untuk makanan tenaga kerja memerlukan tenaga atau energi yang
digunakan untuk melakukan kegiatan ataupun kerja dan hal ini tergantung
dari (Kemenkes RI, 2017):

1. Umur
2. Jenis kelamin (laki-laki, dan perempuan)
3. Keadaan khusus (sakit, menyusui, melahirkan, dan lain-lain)
4. Metabolisme
5. Jenis pekerjaan (ringan, sedang, berat) yang merupakan suatu
beban kerja
6. Keadaan lingkungan sebagai beban tambahan, yang meliputi
fisik, kimia, biologi, fisiologi (ergonomi) dan psikologi.

Selain faktor di atas faktor tenaga kerja, yang meliputi


ketidaktahuan, jenis kelamin, umur, hamil, menyusui,kebiasaan makan
yang kurang baik, tingkat kesehatan karena tingginya penyakit parasit dan
infeksi oleh bakteri pada alat pencernaan, kesejahteraan tinggi tanpa

9
perhatian pada asupan gizi, mengakibatkan terjadinya masalah gizi,
disiplin, motivasi dan dedikasi (Kemenkes RI, 2017).

Zat gizi pekerja perlu diatur untuk mencapai tingkat produktivitas


dan efisiensi kerja setinggi-tingginya. Zat gizi yang harus diperhatikan
ialah energi, karbohidrat, protein, lemak, zat besi, dan air. Adapun tata
laksanan pemberian makan tenaga kerja adalah sebagai berikut (Kemenkes
RI, 2017):

1. Menyediakan kantin perusahaan dengan tujuan meningkatkan


dan memperbaiki gizi tenaga kerja dan tanpa disadari
memberikan pengetahuan tentang gizi terhadap tenaga kerja
2. Pemberian makanan atau snack secara cuma-cuma pada jam-jam
tertentu dimana hal ini akan memperlambat munculnya
kelelahan, meningkatkan kecepatan dan ketelitian kerja dan
menghindari waktu istirahat curian.
3. Pemberian makanan tambahan dan adanya kantin di perusahaan
dapat mencegah terjadinya penyakit sehingga kehilangan waktu
kerja karena absensi sakit dapat ditekan.
4. Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan dan gizi secara
teratur sehingga kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya
dapat dicapai dan dipertahankan.
5. Menerapkan hasil penelitian tentang gizi kerja yang telah
dilakukan untuk meningkatkan status gizi tenaga kerja dalam
upaya peningkatan efisiensi dan produktivitas kerja yang
setinggi-tingginya.

C. Program gizi
Pekerja sama halnya dengan masyarakat umum yang berhak untuk
mendapatkan persamaan hak-hak dasar, salah satunya hak untuk dapat
hidup sehat. Beragamnya masalah gizi tenaga kerja adalah tantangan yang
harus dihadapi dan dikendalikan seoptimal mungkin. Gizi kerja
merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi

10
produktivitas kerja. Tubuh memerlukan zat-zat makanan untuk
pemeliharaan tubuh, perbaikan dari kerusakan sel-sel maupun jaringan
tubuh. Zat-zat makanan ini diperlukan untuk pekerjaan dan meningkatkan
berbanding lurus dengan beratnya pekerjaan. Pekerjaan memerlukan
tenaga yang sumbernya adalah makanan. Gizi kerja sebagai salah satu
aspek penting dari Kesehatan kerja mempunyai peran penting, baik bagi
kesejahteraan maupun dalam rangka meningkatkan disiplin dan
produktivitas. Program gizi di perusahaan diharapkan dapat memberikan
dampak positif bagi pekerja agar mampu meningkatkan produktivitasnya
sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan. Beberapa program
gizi di perusahaan, antara lain:
a. Nutrition awareness program
Nutrition awareness program adalah program untuk
meningkatkan pengetahuan pada pekerja dengan cara mengedukasi
pekerja melalui presentasi, seminar ataupun lokakarya. Materi yang
disampaikan terkait dengan isu-isu kesehatan dan gizi. Hal ini
perlu dilakukan karena pekerja shift menghabiskan waktunya di
tempat kerja lebih dari sekitar 35% setiap harinya. Pola
mengonsumsi snack ringan yang mengandung tinggi lemak, garam,
kalori, dan rendah serat atau makan berlebihan rentan terjadi saat
shift malam. Pengetahuan gizi yang cukup serta pola konsumsi
yang baik akan menghasilkan status gizi yang baik.
b. Behavior change program
Berbagai faktor yang memengaruhi keadaan gizi tenaga kerja
seperti jenis kegiatan (beban kerja), faktor internal tenaga kerja
(jenis kelamin, usia, keadaan fisiologis, tingkat kesehatan dan
kebiasaan makan) serta lingkungan kerja (meliputi: fisik, kimia,
biologi, fisiologi, psikologi dan ergonomi). Adapun masalah gizi
tenaga kerja terutama di Indonesia cukup kompleks, diantaranya
pola makan yang kurang baik (seperti melewatkan sarapan), belum
tersedianya ruang makan khusus bagi tenaga kerja, pemberian

11
insentif makan dalam bentuk uang dan belum jelasnya pembagian
antara waktu istirahat dengan waktu kerja. Permasalahan terkait
gizi pada pekerja dapat memunculkan risiko penyakit, seperti
tekanan darah tinggi, obesitas, darah tinggi, bahkan gangguan
toleransi glukosa yang dipengaruhi kurang olahraga, stress,
merokok umur dan jenis kelamin.
Maka dari itu, diperlukan progam gizi kerja ‘behavior change
program’ yang diharapkan dapat mencegah, mengubah dan bahkan
mengobati masalah Kesehatan pekerja yang berhubungan dengan
gizi.
c. Program design
Program yang dilaksanakan dengan rencana perawatan yang
bertujuan mengidentifikasi kebutuhan khusus pekerja dan
bagaimana kebutuhan tersebut akan ditangani oleh sistem
perawatan kesehatan atau fasilitas perawatan yang terampil.
Penilaian evaluasi status kesehatan dengan melakukan pemeriksaan
fisik setelah mengambil riwayat kesehatan pekerja. Ini dilakukan
untuk mendeteksi penyakit secara dini pada pekerja yang mungkin
terlihat dan merasa sehat.

D. Weight Control Program


Manajemen berat badan atau program pengendalian berat badan
merupakan salah satu metode yang digunakan untuk dapat meningkatkan
kesehatan serta mengontrol atau mengurangi kenaikan berat badan. Dalam
manajemen berat terdapat cara untuk meningkatan pengeluaran energi,
memodifikasi nutrisi, merubah gaya hidup. Tinjauan sistematis
mengindikasikan bahwa aktifitas fisik yang dikombinasikan dengan
manajemen nutrisi lebih efektif dibandingkan dengan intervensi tanpa
kombinasi.

12
Memulai sebuah program diet tidak jarang membuat sebagian
orang kebingungan untuk memulai dari mana dan sumber mana yang harus
dipercaya. Program diet yang sering beredar sekarang, tidak hanya
membuat kebingungan namun sering membuat adanya misinformation
yang terjadi pada masyarakat padahal belum tentu program diet tersebut
cocok untuk dirinya. Pada dasarnya, program diet baik untuk karyawan
atau untuk siapapun itu, tidak dapat di sama ratakan. Program diet bersifat
personal dan individual disesuaikan dengan kebutuhan, aktifitas fisik, jam
istirahat dan kondisi tubuh setiap orang. Maka dari itu, dalam menentukan
program diet, diperlukan kehati-hatian dalam mengikuti trend yang ada.
Program diet untuk karyawan sangatlah dibutuhkan, tidak hanya
menyehatkan karyawannya namun akan berpengaruh terhadap banyak
aspek salah satunya produktifitas dan kinerja dalam bekerja. Tidak hanya
untuk perorangan, perusahaan juga bisa merasakan manfaat dari
pemberian program diet bagi karyawannya, karena hal ini tentunya bisa
mencegah terjadinya penyakit-penyakit denegeratif, mencegah pension
dini, serta dapat mengurangi biaya reimbursement untuk menangani
penyakit-penyakit serius yang pastinya akan berpengaruh terhadap kineja
di kantor dan lain-lain. 
Rata-rata jumlah jam kerja pada karyawan adalah delapan jam
sehingga peranan sarapan dan makan siang sangat berperan penting disini
dalam program dietnya, atau bahkan tak jarang juga karyawan yang
menghabiskan waktu makan malamnya juga di kantor. Point penting
dalam menjalani program diet bagi karyawan adalah tepat dalam memilih
jenis makanan yang akan dikonsumsi dan porsi yang dikonsumsi.
Jenis makanan yang sering dikonsumsi oleh karyawan adalah
makanan instan dan mudah didapatkan. Makanan ini cenderung
mengandung tinggi gula, garam dan lemak yang pastinya tidak baik untuk
tubuh dan dapat menyebabkan terjadinya penyakit dikemudian hari. Tanpa
disadari, hal ini tidak hanya didapatkan dari makanan saja, namun bisa saja
berasal dari minuman yang dikonsumsi sehari-hari. Penting untuk program

13
diet bagi karyawan untuk mengonsumsi makanan tinggi serat dan vitamin,
karbohidrat kompleks, protein hewani dan nabati yang seimbang serta
menghindari asupan gula sederhana, makanan tinggi lemak serta garam
yang biasanya terdapat pada makanan kemasan dan siap saji.  Porsi
konsumsi juga perlu diperhatikan. Tidak jarang, mereka yang menjalani
aktifitas yang padat merasa bahwa makan dengan porsi berlebih tidak
menjadi masalah, dan menjadikan aktifitas padat sebagai alasan. 

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Angka kecukupan gizi (AKG) adalah nilai yang menunjukkan
kebutuhan rata-rata zat gizi tertentu yang harus dipenuhi setiap hari bagi
hampir semua orang yang masih dalam kondisi sehat. Gizi yang harus
dicukupi adalah energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, air, vitamin,
dan mineral. Untuk menentukan jumlah kebutuhan kalori total per hari,
biasanya para ahli gizi menggunakan rumus Harris Benedict, yakni:
 Pria = 66 + (13,7 x berat badan) + (5 x tinggi badan) – (6,8 x
usia)
 Wanita = 655 + (9,6 x berat badan) + (1,8 x tinggi badan) – (4,7
x usia).
Berat badan di atas dicantumkan dengan angka dalam kilogram
(kg) dan tinggi badan diisii dalam satuan centimeter (cm), kemudian,
hasilnya dikali dengan aktivitas fisik sehari-hari.
Adapun pengaturan gizi seimbang pada pekerja adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan lima kelompok pangan setiap hari pada pekerja yaitu
terdiri atas, makanan pokok, lauk pauk, buah-buahan, sayuran,
dan minuman.
2. Membatasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak
3. Membiasakan sarapan antara bangun pagi sampai jam 9
4. Membiasakan minum air putih yang cukup dan aman
5. Membiasakan membaca label pada kemasan pangan
6. Mencuci tangan pakai sabun
7. Melakukan aktivitas fisik yang cukup dan mempertahankan berat
badan normal

15
Program gizi yang dilaksakan untuk mengontrol gizi pekerja adalah
Nutrition awareness program, Behavior change program dan Program
design.
Pengendalian berat badan pada pekerja dapat dilakukan dengan
cara meningkatkan aktivitas fisik, memodifikasi nutrisi, dan mengubah
gaya hidup.

B. Saran
Tenaga kerja merupakan salah satu aset yang dimiliki perusahaan,
keberadaannya secara langsung ikut menentukan maju mundurnya
perusahaan. Suatu perusahaan mempunyai peluang maju lebih besar atau
cepat dibandingkan perusahaan lain apabila ia memiliki tenaga kerja yang
tingkat kesehatan dan produktivitasnya tinggi. Salah satu faktor yang
mendorong produktivitas tinggi pada pekerja adalah gizi kerja, sehingga
penyediaan gizi seimbang pada pekerja sangat dibutuhkan di perusahaan.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
apabila dalam makalah ini terdapat kesalahan atau kekeliruan, kami selaku
penyusun mohon maaf dan berharap pembaca dapat memberikan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya penyusunan
makalah berikutnya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Harismi, A. 2020. Memahami angka kecukupan gizi (AKG) dan cara


memenuhinya. https://www.sehatq.com/artikel/memahami-angka-
kecukupan-gizi-dan-cara-memenuhinya Diakses pada 2022.
https://kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/021411-pemenuhan-kecukupan-gizi-
bagi-pekerja
Kemenkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang.
Jakarta: Kemenkes RI.
Pritasari dkk. 2017. Gizi dalam daur kehidupan. Pusat Pendidikan sumber daya
manusia Kesehatan. Jakarta selatan.

17

Anda mungkin juga menyukai