Anda di halaman 1dari 11

RANGKUMAN MATERI PENGANTAR HIGIENE INDUSTRI

A. Pengertian Higiene Industri dan hubungannya dengan ilmu yang lainnya?


1. Pengertian Higiene Industri dan Beberapa ilmu pendukungnya
a. Kesehatan Kerja adalah Ilmu kesehatan dan penerapannya yang bertujuan untuk
menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif dalam bekerja
b. Higiene Industri Spesialisasi ilmu higene dan prakteknya dengan mengadakan
penilaian terhadap faktor-faktor penyebab penyakit dalam lingkungan kerja dan
perusahaan melalui pengukuran yang hasilnya digunakan untuk tindakan korektif
agar pekerja dan masyarakat sekitar suatu perusahaan terhindar dari bahaya akibat
kerja
c. keselamatan kerja: Segala upaya yang dilakukan agar tenaga kerja selamat dari
kecelakaan akibat kerja.
2. Perbedaan hygiene industry dengan ilmu yang lainnya
a. Ilmu hygiene industry sasarannya adalah lingkungan kerja sedangkan ilmu
kesehatan kerja sasaranya adalah tenaga kerja
b. Ilmu hygiene Industri sasarannya adalah lingkungan kerja sedangkan keselamatan
kerja adalah mesin – mesin, alat – alat kerja dan cara – cara kerja yang aman

No Point Pembeda Kesehatan Masyarakat Higiene Industri


1 Biaya Pemerintah Perusahaan
2 Waktu Berkembang Setelah Ilmu jasad Renik Setelah Revolusi
pesat industri
3 Sasarannya Masyarakat umum Tenaga Kerja
4 Dasar Hukumnya Perundang – undangan dalam Perundang –
lingkup Ketenagakerjaan undangan dalam
lingkup ilmu
kesehatan

B. Sejarah, Komponen dan Ruang Lingkup Higiene Industri?


a. Tokoh yang berperan dalam perkembangan Higiene Industri di Indonesia dan dunia
1) Di dunia
a) Agricola (1556)
(1) menulis buku yang berjudul “De Re Metalica”
(2) menganjurkan ventilasi dan penggunaan tutup muka dari daun - daunan
(3) menjaurkan penggunaan ventilasi pada pekerjaan pertambangan
b) Paracelcus (1569)
(1) Penulis Buku Von der Bergucht und Anderen Berkrankheiten
(2) menguraikan tentang bahan-bahan kimia
(3) Bapak Toksikologi Modern tambang
c) Bernardine Ramazini (1933 – 1714)
(1) menulis buku “De Morbis Artificum Diatriba”
(2) yang berperan dalam peletakan dasar-dasar yang kuat bahwa pekerjaan
dapat menimbulkan penyakit termasuk cara menegakan diagnosa penyakit
akibat kerja
(3) merupakan bapak kesehatan kerja
2) Di Indonesia
DR. Suma’mur PK, MSc menerbitkan Buku yang membahas tentang Ilmu
Kesehatan Buruh pertama kali diterbitkan tahun 1967. dalam suatu Kongres
Nasional Hiperkes yang diadakan di Sahid Garden Hotel Yogyakarta tahun 1986
diangkat Bapak DR. dr. Suma’mur Prawira Kusuma., M.Sc sebagai Bapak
Hiperkes Indonesia.
b. Perkembangan Higiene industry berdasarkan era
1) Era Revolusi Industri
a) Sistem Kerja Yang Berubah
b) Pengorganisasian pekerjaan
c) Muncul penyakit yg berhubungan dengan pemajanan
2) Era Industrialisasi
Perkembangan Higiene industri mengikuti penggunaan teknologi (APD, safety
device dan alat-alat pengaman)
3) Era Manajemen
Sistem manajemen menuntut adanya kualitas yang terjamin baik. ISO 9000, ISO
14000 dan ISO 18000, SMK3, dan OHSAS
4) Era mendatang
a) Ruang lingkup Higiene Industri formal tidak hanya difokuskan pada Industri
b) Higiene Industri mulai menyentuh aspek yang sifatnya publik atau untuk
masyarakat luas.
c. Ruang Lingkup Higiene Industri
Ruang Lingkup Higiene Industri sekuen atau urutan langkah atau metode dalam
implementasi HI. Urutan tidak bisa dibolak-balik. Merupakan suatu siklus yang tidak
berakhir (selama aktivitas industri berjalan). Berikut merupakan Ruang Lingkup
Higiene Industri

Urutannya adalah sebagai berikut


1. Antisipasi (Memprediksi)
2. Rekognisi (Pengenalan)
3. Evaluasi
4. Pengendalian Bahaya
C. Antisipasi dan Rekognisi Bahaya?
a. Antisipasi Bahaya
1) Pengertian
Merupakan kegiatan untuk memprediksi potensi bahaya dan risiko di tempat kerja
yang berasal dari semua faktor lingkungan kerja dan aktivitas.
2) Tujuan Antisipasi Bahaya
a) Mengetahui potensi bahaya dan risiko lebih dini sebelum muncul menjadi
bahaya dan risiko yang nyata
b) Mempersiapkan tindakan yang perlu sebelum suatu proses dijalankan atau
suatu area dimasuki
c) Meminimalisasi kemungkinan risiko yang terjadi pada saat suatu proses
dijalankan atau suatu area dimasuki
3) Langkah – langkah antisipasi bahaya
a) Pengumpulan Informasi
(1) Melalui studi literatur
(2) Mempelajari hasil penelitian
(3) Dokumen-dokumen perusahaan
(4) Survey lapangan
b) Analisis dan diskusi
c) Pembuatan Hasil
b. Rekognisi bahaya
1) Pengertian
Serangkaian kegiatan untuk mengenali suatu bahaya lebih detil dan lebih
komprehensif dengan menggunakan suatu metode yang sistematis sehingga
dihasilkan suatu hasil yang objektif
2) Metode Rekognisi Bahaya
a) Laporan kejadian kecelakaan kerja dan atau penyakit akibat kerja
b) Pemeriksaan Fisik
c) Keluhan tenaga kerja
d) Pemeriksaan rutin
e) Diskusi Bersama tenaga ahli lainnya dan sumber lainnya
f) Walk through inspection
g) Pemeriksaan metode sampling
h) Analisis potensi bahaya awal
i) Metode review diagram alir produksi
j) Analisis pohon kesalahan
k) Critical incident technique
l) Model kesalahan dan efek
m) Analisis keselamatan kerja
3) Tujuan Rekognisi Bahaya
a) Mengetahui karakteristik suatu bahaya secara detil
b) Mengetahui sumber bahaya dan area yang berisiko
c) Mengetahui proses kerja yang berisiko
d) Mengetahui pekerja yang berisiko
D. Proses Evaluasi lingkungan Kerja?
1. Pengertian
Evaluasi Bahaya adalah Evaluasi lingkungan Kerja adalah suatu proses yang
dilaksanakan untuk dapat menempakan seberapa besar risiko bahaya kerja yang
ditemukan ditempat kerja. Bentuk evaluasi bahaya adalah dengan melakukan
pengukuran lingkungan kerja yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
lingkungan atau
2. Faktor – factor yang Mempengaruhi besarnya Pajanan yang Diterima Individu
Pada pajanan debu/uap dilingkungan kerja,dosis pajanan bahaya kerja yang diterima
individu tergantung dari faktor-faktor,yaitu:
a. Jenis bahaya kerja (toksisitas,ukuran partikel diudara,terdapatnya kontaminasi lain
ditempat kerja)
b. Derajat pajanan bahaya kerja
c. Lama terjadinya pajanan bahaya kerja
d. Kerentanan individu
e. Penggunaan alat pelindung diri (respirator,baju kerja,dan lain lain)
3. Pengukuran Pajanan Bahaya Kerja Dapat Dilakukan Dengan 2 Cara
a. Pemantauan lingkungan kerja
Informasi dasar tentang luas dan besarnya potensi suatu pajanan bahaya kerja
ditempat kerja. Hasil pengukuran konsentrasi / derajat pajanan direkomendasikan
dalam acuan resmi.
b. Pemantauan biologis
Pemantauan biologis (biological monitoring) merupakan pengukuran suatu zat
kimiawi tertentu / metabolitnya pada cairan tubuh (darah /urine/hembusan udara
pernafasan) untuk menilai derajat pajanan pada suatu bahaya kerja tertentu.
Pemantauan ini berperan penting dalam beberapa strategi evaluasi bahaya kerja,
terutama dalam menginformasikan secara kuantitatif jumlah zat kimiawi yang
diabsorbsi secara bersama-sama oleh tubuh dari beberaa jalan masuk ketubuh
(inhalasi,melalui kulit,peroral).
4. Manfaat Standar
a. Sebagai kadar standar untuk perbandingan
b. Pedoman untuk perencanaan alat kendali
c. Subtitusi bahan – bahan yang berbahaya dengan bahan yang kurang berbahaya
d. Membantu menetukan gangguan kesehatan
5. Alat Ukur Lingkungan Kerja
No Faktor Bahaya Jenis Gambar Alat
1 Faktor Bahaya a. Kebisingan Sound Level Meter
Fisik

b. Pencahayaan Lux Meter

c. Getaran Vibration Meter

d. Tekanan Panas Quest Temp


e. Radiasi

2 Faktor Bahaya Virus, Bakteri, Uji Laboratorium


Biologi Jamur
3 Faktor Bahaya Gas, debu, uap, Precision gas detector, mercury
vapor detector, gas air sampler,
Kimia
gas analyser, kromatograf gas,
Personal Dust Sampler, High
Volume sampler, midget
impinge, cascade impactor,
gravimetric dust sampler,
hexlet, electrostatic,
precipitator, mikroskop, atomic
absortion spectrometer,
peralatan dan bahan analis
laboratorium

4 Ergonomi Postur Kerja statis, Antropometer, REBA, RULA,


Manual Handling, OWAS, Flicker fusion
Kelelahan Kerja
5 Psikologi Stres Kerja, Kuesioner
Kelelahan Kerja,
Kebosanan Kerja

E. Faktor bahaya dan Hirarki Pengendalian Bahaya?


1. Faktor bahaya Higiene Industri
No Faktor Bahaya Jenis Contoh Pekerjaan
1 Faktor Bahaya Fisik Kebisingan Pekerja yang
bekerja di pabrik –
pabrik dengan
mesin, mesin
Iklim Kerja Pengecoran logam,
Pabrik dengan
mesin – mesin,
Dapur,
Pembakaran,
Pabrik es batu.
Atau tempat
penyimpanan
makanan
Penerangan Pekerjaan –
pekerjaan dengan
ketelitian
Radiasi Bekerja di depan
computer,
pengecoran logam
2 Faktor Biologi Virus Rumah sakit
Jamur Tempat – tempat
yang lembab
Bakteri Peternakan, tempat
– tempat dengan
sanitasi yang
burung
3 Faktor Kimia Debu, Gas, Uap, Pabrik – pabrik
kimia
4 Faktor Psikologi Stres kerja, Perkantoran,
kelelahan Kerja pekerjaan dengan
ruang
berkomunikasi
antar karyawan
yang terbatas
5 Faktor Ergonomi Pekerjaan dengan
kegitan kerja:
Berdiri atau duduk
dalam waktu yang
lama, pekerjaan
angkat angkut,
pekerjaan dengan
pekerjaan berulang

2. Hirarki Pengendalian Bahaya


F. Komunikasi Bahaya?
1. Pengertian
Suatu metode untuk menginformasikan atau menunjukkan bahwa suatu bahan atau
area kerja mengandung jenis bahaya tertentu.
2. Dasar Hukum
Di indonesia, menurut UU no. 1 tahun 1970 pasal 9 ayat 1 telah disyaratkan bahwa
setiap pengusaha wajib mengkomunikasikan bahaya di tempat kerja kepada seluruh
tenaga kerja
3. Metode komunikasi bahaya dan contohnya
a. Melalui lisan, contohnya melalui pelatihan-pelatihan
b. Memalui tulisan, contohnya melalui MSDS atau poster
c. Melalui visual, contohnya melalui pemasangan label, tanda bahaya serta rambu-
rambu bahaya
4. Isi Komunikasi Bahaya
a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya yang dapat timbul dalam tempat kerja
b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerja
c. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan; dan
d. Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
G. Organisasi dan kode Etik Higiene Industri?
1. Organisasi hygiene industry di tingkat dunia: OSHA, NIOSH, IAOH, ACGIH
2. Organisasi hygiene industry di Indonesia: IIHA
3. Kode etik hygiene industry
a. Bahwa kami mengutamakan kesehatan dan keselamatan setiap tenaga kerja atau
orang lain di tempat kerja.
b. Bahwa kami melaksanakan tugas sebai suatu amal ilmiah sebagai suatu yang
obyektif dan terpadu
c. Bahwa kami akan secara terus menerus berusaha agar penegetahuan hiperkes baik
mengenai tenaga kerja perseorangan maupun kelompok tenaga kerja dapat
ditingkatkan dan dikembangkan
d. Bahwa kami hanya membuat sesuatu pernyataan atau persetujuan atas dasar hasil
pengamatan dan pandangan yang jujur.
e. Bahwa kami menghindarkan dari tekanan atau pengaruh yang berasal dari
perbedaan kepentingan terhadap keputusan medis
f. Bahwa kami mengusahakan dengan penuh kesadaran untuk mengetahui segala
persyaratan kesehatan, kesegaran jasmani, dan lingkungan kerja yang perlu
diterapkan, segenap bahaya yang diakibatkan oleh pekerjaan, dan semua aspek
kesehatan dan keselamatan kerja yang menyangkut hasil dan kegiatan perusahaan
secara luas
g. Bahwa kami memegang teguh rahasia kesehatan atau keadaan sakit setiap orang
terhadap siapapun, kecuali apabila diperlukan atas dasar kekuatan undang –
undang atau pertimbangan kesehatan masyarakat yang lebih penting atau
kepentingan kesehatan penderita atau atau untuk pertolongan oleh dokter lainnya
h. Bahwa kami berpegang pada prinsip bahwa pengusaha mempunyai hak dan
kewajiban untuk berkonsultasi tentang kesehatan tenaga kerja dan keserasian
pekerjaan terhadap pekerjaanya, tetapi tidak memiliki hak untuk mengetahui
diagnosis penyakit atau hasil pemeriksaan medis terhadap tenaga kerja yang
bersangkutan.
i. Bahwa kami menyampaikan penjelasan yang mudah dipahami kepada tenaga
kerja tentang kesehatannyaanjuran pemeriksaan kesehatan lebih lanjut apabila
diperlukan, pemberian nasehat dan pengobatannya sesuai keperluan dan
pertimabangan medis.
j. Bahwa kami mengadakan konsultasi dengan pihak – pihak yang dapat
melengkapi keterangan dan pengetahuan apabila terdapat masalah yang diragukan
atau kurang jelas
k. Bahwa kami selalu menjalin kerja sama secara baik dengan setiap petugas
kesehatan lainnya di luar profesi hiperkes
l. Bahwa kami senantiasa menghindarkan diri terhadap penawaran dan penggunaan
jasa yang mendatangkan keuntungan bagi sesuatu pihak atau kerugian bagi pihak
lainnya
m. Bahwa kami memperhatikan nilai – nilai psikologis, kebudayaan dan agama yang
terdapat dalam masyarakat tenaga kerja dan menyerasikannya kepada tujuan
kesehatan dan keselamatan kerja tenaga kerja dengan sebaik – baiknya.
n. Bahwa kami juga memperhatikan masalah lain diluar lingkungan tempat kerja
yang dapat mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja.
o. Bahwa kami menjunjung tinggi ketentuan – ketentuan perundangan – undangan
yang berlaku dalam hiperkes dan keselamatan kerja
p. Bahwa kami secara aktif tidak membenarkan dan berusaha untuk memperbaiki
perbuatan yang menyalahi etik pelayanan hygiene perusahaan dan kesehatan
kerja
q. Bahwa kami melaksanakan pedoman etik hiperkes dengan penuh kesadaran dan
keyakinan dalam rangka menjunjung tinggi profesi hiperkes

Anda mungkin juga menyukai