Anda di halaman 1dari 5

Safety Bulletin

Dampak Risiko Dari Kerja Panas - Pencahayaan


Sumber bahaya yang ditemukan di tempat kerja sangat beragam, salah satunya adalah potensi bahaya fisik
berupa iklim kerja panas. Kondisi ini dapat ditemui pada perusahaan industri di Indonesia seperti industri
besi dan pengecoran logam baja, batu bata dan keramik, konstruksi, pertambangan, kaca dan gelas, tekstil,
pabrik karet, utilitas listrik (terutama kamar boiler), pabrik roti, pabrik kembang gula, dapur komersial,
binatu, pabrik pengkalengan makanan, pabrik bahan kimia tanaman, pertambangan, peleburan, dan
terowongan uap dll.

Negara Indonesia merupakan negara tropis dengan ciri utamanya adalah suhu dan kelembaban yang tinggi,
kondisi awal seperti ini seharusnya sudah menjadi perhatian karena iklim kerja yang panas dapat
mempengaruhi kondisi pekerja. Iklim kerja panas merupakan beban bagi tubuh pekerja ditambah lagi
apabila pekerja harus mengerjakan pekerjaan-pekerjaan fisik yang berat, hal tersebut dapat memperburuk
kondisi kesehatan dan stamina pekerja.

Banyak orang yang terkena panas pada beberapa jenis pekerjaan, di luar atau di dalam lingkungan ruangan
panas. Operasi yang melibatkan suhu udara tinggi, sumber radiasi panas, kelembaban tinggi, kontak fisik
langsung dengan benda panas, atau kegiatan fisik yang berat memiliki potensi tinggi untuk menyebabkan
penyakit yang berhubungan dengan panas.

Operasi terbuka yang dilakukan dalam cuaca panas dan sinar matahari langsung, seperti pekerjaan pertanian,
konstruksi, operasi minyak dan sumur gas, pemindahan asbes, lansekap, operasi tanggap darurat, dan
kegiatan pengolahan limbah berbahaya, juga meningkatkan risiko penyakit yang berhubungan dengan panas
pada pekerja yang terpapar.

Setiap tahun, ribuan pekerja menjadi sakit dari paparan risiko kerja panas, dan beberapa bahkan meninggal
dan seharusnya penyakit dan kematian dapat dicegah sedini mungkin.
 Mengapa panas bahaya bagi pekerja?
 Siapa yang bisa terpengaruh oleh panas?
 Bagaimana saya tahu jika terlalu panas?
 Bagaimana cara panas-terkait penyakit dapat dicegah?
 Bagaimana cara mencari tahu tentang tanggung jawab perusahaan dan hak-hak pekerja?
 Mengapa panas sangat bahaya bagi pekerja?

Ketika seseorang bekerja di lingkungan yang panas, tubuh harus membuang kelebihan panas untuk
mempertahankan suhu internal yang stabil. Hal ini terutama melalui sirkulasi darah ke kulit dan melalui
keringat.

Ketika suhu udara mendekati atau lebih hangat dari suhu tubuh normal, pendinginan tubuh menjadi lebih
sulit. Darah diedarkan ke kulit tidak bisa kehilangan panas. Berkeringat kemudian menjadi cara utama tubuh
mendingin. Tapi berkeringat efektif hanya jika tingkat kelembaban cukup rendah untuk memungkinkan
penguapan, dan jika cairan dan garam yang hilang diganti secara memadai.

Jika tubuh tidak dapat membuang kelebihan panas, itu akan menyimpannya. Ketika ini terjadi, suhu inti
tubuh naik dan detak jantung meningkat. Sebagian tubuh terus menyimpan panas, orang mulai kehilangan
konsentrasi dan mengalami kesulitan berfokus pada tugas pekerjaannya, mungkin menjadi mudah marah
atau sakit, dan sering kehilangan keinginan untuk minum. Tahap berikutnya yang paling sering terjadi
adalah pingsan dan bahkan kematian jika suhu tubuh orang tersebut tidak didinginkan.

Paparan berlebihan terhadap panas dapat menyebabkan berbagai penyakit yang berhubungan dengan panas,
dari ruang panas dan panas yang mengakibatkan kram atau kelelahan dan stroke panas. stroke panas dapat
mengakibatkan kematian dan memerlukan penanganan medis dengan sesegera mungkin.

Paparan panas juga dapat meningkatkan risiko cedera karena telapak tangan yang berkeringat, kacamata
keselamatan yang digunakan menjadi berkabut, pusing, dan luka bakar dari permukaan yang panas atau
yang teruap.

Siapa yang bisa terpengaruh oleh panas?


Pekerja yang terpapar dalam lingkungan ruangan panas atau kondisi panas dan lembab di luar ruangan dapat
beresiko menyebabkan penyakit yang berhubungan dengan panas, terutama yang melakukan tugas-tugas
pekerjaan berat atau menggunakan pakaian pelindung khusus yang kedap udara dan penggunaan peralatan
yang spesifik. Beberapa pekerja mungkin berada pada risiko yang lebih besar daripada yang lainnya jika
mereka tidak membangun toleransi untuk kondisi panas tersebut atau jika mereka memiliki kondisi
kesehatan tertentu. Tabel di bawah menunjukkan beberapa faktor lingkungan dan pekerjaan khusus yang
meningkatkan risiko penyakit yang berhubungan dengan panas.

Faktor-faktor Yang Termasuk Berisiko Besar Bagi Pekerja


lingkungan Suhu tinggi dan kelembaban
Sumber panas radiasi
Kontak dengan benda panas
Paparan sinar matahari langsung (dengan tidak ada warna)
Gerakan udara terbatas (tidak ada angin, angin atau ventilasi)
Job-Specific Aktivitas fisik
Penggunaan pakaian pelindung khusus atau kedap udara dan
penggunaan peralatan spesifik
Pekerja yang tiba-tiba bekerja di lingkungan yang panas menghadapi bahaya tambahan pada umumnya hal
ini dihindari untuk keselamatan dan kesehatan mereka. Pekerja baru dan orang-orang yang kembali dari
pekerjaan sebelumnya jauh sangat rentan terkena dampak penyakit. Itulah mengapa pentingnya kita untuk
mempersiapkan diri jika kerja panas berlangsung, tujuannya mendidik para pekerja tentang bahaya kerja
panas, pekerja diaklimatisasi(suatu upaya penyesuaian fisiologis atau adaptasi dari suatu organisme terhadap
suatu lingkungan baru yang akan dimasukinya), secara bertahap meningkatkan beban kerja atau memungkinkan
lebih sering istirahat untuk membantu para pekerja baru dan mereka yang kembali ke pekerjaan sebelumnya
untuk membangun toleransi kondisi dari kerja panas tersebut.

Bagaimana saya tahu jika terlalu panas?

KET : 91°F = (91°F – 32) / 1.8 = 32.7°C

 Suhu naik
 Kelembaban meningkat
 Matahari menjadi lebih kuat
 Tidak ada gerakan udara
 Tidak ada kontrol berada di tempat untuk mengurangi dampak dari peralatan yang memancarkan
panas
 Pakaian pelindung atau peralatan yang dipakai
 Pekerjaan berat

Indeks panas, yang membutuhkan suhu dan kelembaban ke pada tabel adalah alat ukur yang berguna bagi
pekerja diluar ruangan (lihat Menggunakan Indeks Panas : Sebuah Panduan untuk Perusahaan anda atau
pada sistem yang nantinya bisa anda terapkan).

Gejala–gejala Serangan Hawa Panas


 Kehausan, kelelahan, kelesuan
 Mual dan sakit kepala
 Hampir pingsan dan sejenak kemudian kehilangan kesadaran
 Kulit yang lembab dan pucat
 Lemah dan detak nadi yang cepat, dan bahkan
 kekejangan otot

Tekanan panas dapat memberikan efek negatif bagi kesehatan manusia antara lain seperti heat
exhaustion, heat cramps, heat rash, fainting, transient heat fatigue dan yang paling buruk dapat
menyebabkan kematian yaitu heat stroke. Pekerja yang sedang hamil dan terpapar panas, apabila suhu inti
tubuhnya mencapai lebih dari 39 oC, dapat menyebabkan kecacatan pada bayinya. Selain itu, suhu tubuh
lebih dari 38 oC dapat mengakibatkan kemandulan baik bagi pria maupun wanita.

Adapun penjelasan dari beberapa efek heat stress di atas antara lain sebagai berikut :

1. Heat stroke
Heat stroke adalah efek heat stress yang paling berat. Hal ini terjadi karena sistem pengatur suhu tubuh
(thermoregulatory) tidak mampu mempertahankan suhu tubuh dengan mengeluarkan keringat (keringat
terhenti). Gejala dari penyakit ini adalah detak jantung cepat, suhu tubuh naik secara dramatis mencapai
40oC atau lebih, panas, kulit kering dan tampak kebiruan atau kemerahan, tidak ada keringat di tubuh
korban, pening, menggigil, mual, pusing, gangguan mental dan pingsan/hilangnya kesadaran. Jika hal ini
terjadi, korban harus segera dikeluarkan dari area panas dan ditempatkan diarea dingin,tubuhnya harus
dibasahi dengan kain basah untuk menurunkan suhu tubuhnya sebagai pertolongan pertama. Selanjutnya
korban harus dibawa kerumah sakit untuk mendapat pertolongan lebih lanjut. Jangan sampai terlambat
karena bisa berakibat kematian.

2. Heat exhaustion
Disebut juga kelelahan panas, diakibatkan oleh hilangnya sejumlah besar cairan tubuh melalui keringat,
terkadang juga disertai kehilangan cairan elektrolit yang berlebihan. Pekerja yang mengalami kelelahan
panas masih berkeringat tetapi mengalami kelelahan, pusing, mual atau sakit kepala. Dalam kasus yang
lebih serius, korban bisa muntah atau hilang kesadaran, kulit basah atau lembab, pucat atau memerah. Suhu
tubuh antara (37 oC - 40°C). Pada kondisi ini korban harus segera dipindahkan ketempat yang dingin untuk
mendapatkan perawatan dan istirahat yang cukup.

3. Heat cramps
Heat cramps atau kram panas adalah terjadinya kram atau kejang pada otot-otot akibat kehilangan cairan
elektrolit, meskipun sudah minum air secukupnya namun tidak bisa menggantikan garam didalam tubuh,
bahkan air yang diminum mengencerkan cairan elektrolit yang ada didalam tubuh dan semakin
mempermudah cairan elektrolit tersebut keluar dari tubuh sehingga kadar cairan elektrolit makin rendah,dan
hal ini menyebabkan otot mengalami kram yang menyakitkan. Biasanya kram dapat terjadi pada otot kaki,
lengan, atau perut. Biasanya otot-otot yang lelah akan lebih mudah kram. Kram dapat terjadi selama satu
atau setengah jam, dan dapat dipulihkan dengan meminum cairan yang mengandung elektrolit atau garam.

4. Heat Rash
Heat Rash atau preckly heat atau mikaria rubra dapat terjadi pada lingkungan panas yang lembab. Gejala ini
terjadi karena fungsi kelenjar keringat terganggu dimana keringat tidak bisa menguap dan menempel di kulit
atau kulit tetap basah, sehingga memunculkan biang keringat (bintik-bintik merah di kulit dan agak gatal).
Untuk menghindari biang keringat pekerja bisa beristirahat di ruangan yang dingin dan mandi bersih serta
mengeringkan kulit. Jika biang keringatnya parah, maka sebaiknya berobat ke dokter kulit.

5. Fainting

Fainting atau pingsan bisa terjadi bagi pekerja yang tidak terbiasa bekerja di lingkungan panas. Pada saat
bekerja terjadi pembesaran pembuluh darah dibawah kulit dan bagian bawah tubuh untuk mempertahankan
suhu tubuh,sehingga darah terkumpul disana dan otak mengalami kekurangan suplai darah. Untuk
menanganinya, pekerja yang pingsan dipindahkan ke ruangan yang lebih dingin dan dibaringkan untuk
membiarkan darah mengalir ke otak agar korban sadar kembali.
6. Transient Heat Fatigue
Transient heat fatigue adalah kelelahan panas sementara yang terjadi karena ketidaknyamanan akibat
paparan panas yang dapat menyebabkan ketegangan mental atau psikologis. Biasanya terjadi pada pekerja
yang rentan terhadap panas,dan dapat mengganggu kinerja, koordinasi dan kewaspadaan. Tingkat ketahanan
terhadap panas dari pekerja yang suka mengalami transient heat fatigue dapat dinaikkan secara bertahap
dengan menyesuaikan diri dengan lingkungan panas.

Bagaimana cara mencegah penyakit terkait dengan kerja panas?


Penyakit yang berhubungan dengan panas dapat dicegah. Cara penting untuk mengurangi paparan panas dan
risiko penyakit yang berhubungan dengan panas termasuk kontrol rekayasa, seperti AC dan ventilasi, yang
membuat lingkungan kerja yang lebih dingin, dan praktek kerja seperti siklus kerja / istirahat, sering
mengkonsumsi air minum dan memberikan kesempatan bagi pekerja untuk membangun tingkat toleransi
terhadap bekerja di kondisi panas. Secara spesifik, untuk iklim kerja panas tidak memiliki APD. Namun untuk
mengurangi efeknya terhadap tubuh pekerja disarankan kepada pekerja untuk menggunakan pakaian kerja yang tipis
atau terbuat dari katun dengan tujuan agar dapat mengurangi penguapan dan keringat mudah meresap.

Pengusaha harus mencakup langkah-langkah untuk pencegahan hal ini dan perlu dilakukan pelatihan
ditempat kerja. Serta penting untuk mengetahui dan melihat gejala penyakit yang berhubungan dengan kerja
panas pada diri sendiri dan orang lain saat cuaca panas terjadi. Rencana keadaan darurat dan penanganan apa
yang harus dilakukan (bertindak cepat dapat menyelamatkan nyawa seseorang..!)

Kesiagaan dalam Perubahan Suhu dan Iklim

Dampak perubahan iklim termasuk peningkatan jangka waktu suhu ekstrim, hujan deras, peningkatan
kebakaran hutan, kekeringan parah, pencairan lapisan es, pengasaman laut, dan kenaikan permukaan laut
adalah sudah mempengaruhi masyarakat, ekonomi, dan kesehatan masyarakat di seluruh Bangsa. Dampak
tersebut seringkali paling signifikan bagi masyarakat yang sudah menghadapi tantangan ekonomi atau yang
berhubungan dengan kesehatan.

Mengelola risiko ini membutuhkan persiapan, kerja sama yang erat, dan perencanaan yang terkoordinasi
oleh Pemerintah, serta para pemilik kepentingan, untuk memfasilitasi Negara, daerah, suku, sektor swasta,
dan upaya sektor nirlaba untuk meningkatkan kesiapan perubahan iklim dan ketahanan. Kegiatan ini
dirancang untuk membantu dan menjaga perekonomian kita, infrastruktur, lingkungan, dan sumber daya
alam, serta menyediakan untuk kelangsungan departemen dan badan operasi eksekutif, layanan, dan
program. Departemen Tenaga Kerja secara aktif terlibat dalam upaya terkoordinasinya untuk meningkatkan
kesiapan perubahan iklim dan ketahanan ini.

Iklim kerja merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses kerja yang dilakukan oleh pekerja.
Pengaturan iklim kerja sangat penting dilakukan agar tercipta kondisi tempat kerja yang nyaman dan sesuai,
sehingga pekerja dapat bekerja dengan optimal serta tidak mengalami gangguan kesehatan dan menerima
resiko kecelakaan kerja. Dengan meningkatnya kinerja dari para pekerja tentunya produktivitas perusahaan
pun akan meningkat, dan pada akhirnya untuk penerapan secara global dapat meningkatkan produktivitas
nasional. Salam K3, semoga bermanfaat, terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai