A. Perkembangan awal
Pada zaman dahulu masyarakat sudah sadar akan efek toksik.
Beberapa diantaranya sebenarnya sengaja dimanfaatkan untuk
membunuh atau bunuh diri. Untuk mencegah peracunan, orang
senantiasa berusaha menemukan dan mengembangkan upaya
pencegahan dan menawarkan racun.
Namun, evaluasi yang lebih kritis terhadap usaha ini baru dimulai
oleh Maimoindes (1135-1204) dalam bukunya yang terkenal Racun
dan Antidotumnya pada tahun 1198.
Sumbangan yang lebih penting bagi kemajuan toksikologi terjadi
dalam abad ke-16 dan sesudahnya. Paracelsus menyatakan :”Tidak
ada zat yang dengan sendirinya bersifat racun. Dosislah yang
membuat suatu zat menjadi racun:. Pernyataan-pernyataan ini
menjadi dasar bagi konsep “hubungan dosis-respons” dan “indeks
terapeutik” yang dikembangkan dikemudian hari.
B. Perkembangan mutakhir
Dalam menghadapi perkembangan penduduk, masyarakat modern menuntut
perbaikan kondisi kesehatan dan kehidupan, diantaranya gizi, pakaian,
tempat tinggal, dan transportasi.
Untuk memenuhi tujuan ini, berbagai jenis bahan kimia harus diproduksi
dan digunakan, banyak diantaranya dalam jumlah besar.
Dalam perkembangan selanjutnya muncullah kasus-kasus keracunan akut
dan kronis. Beberapa kasus, antara lain :Kasus keracunan Tri-o-kresil
posfat dalam ginger joke di Detroit, Mich. tahun 1930 dengan efek
neurotoksisitas dengan julmah kasus 16.000. Kasus smog dari belerang
dioksida dan partikel tersuspensi di udara di Inggris tahun 1952 yang
terkenal dengan London Smog menyebabkan meningkatnya kematian
akibat penyakit jantung dan paru-paru sebanyak 3000 orang. Kasus
minamata di Jepang tahun 1950-an akibat keracunan metil merkuri pada
ikan yang menyebabkan penyakit neurologik berat menewaskan 200 orang.
Saat ini, media massa masih dihiasi dengan kasus keracunan melamin pada
susu dan produk-produk biskuit lainnya. Termasuk juga kasus formalin
dalam beberapa jenis makanan tertentu.
C. Beberapa tantangan dan keberhasilan
Apa yang disebut tumor anilin ditemukan oleh Rehn (1895), seorang ahli
bedah Jerman, dalam kandung kencing 3 orang pekerja pabrik anilin.
Tetapi, peran anilin dan bahan pewarna anilin baru dipastikan sekitar 40
tahun kemduain, setelah dilakukan banyak penelitian pada hewan coba.
Penelitian ini mengakibatkan membaiknya standar kerja dan pengawasan
yang lebih ketat terhadap pewarna makanan yang disentesis dari ter
batubara.
Keracunan timbal yang dulu banyak ditemukan di daerah tertentu di negara-
negara industri kini hampir sama sekali hilang. Sukses besar dalam bidang
kesehatan masyarakat ini dicapai berkat diterapkannya berbagai upaya
pengendalian yang dirancang berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari
berbagai penelitian toksikologik terhadap timbal.
Di lain pihak, penyebab penyakit aneh lainnya seperti di Jepang, yang
dikenal sebagai penyakit itai-itai, tetap tak terpecahkan, meskipun
kadmium nampaknya memainkan peran. Penderita penyakit ini tinggal
selama bertahun-tahun di daerah sekitar tambang yang tingkat kadmiumnya
dalam beras dan udara sangat tinggi.
Dasar yang lebih kuat dalam penilaian risiko karsinogen kimia terbentuk
dari perkembangan mutakhir dalam penelitian epidemiologik, penelitian
jangka panjang pada hewan, uji mutagenesis/ karsinogenesis jangka pendek
dan penelitian mekanistik.
D. Definisi
1. Toksikologi
Toksikologi adalah suatu ilmu yang mempelajari efek zat-zat
yang merugikan organisme hidup dan sistim biologiknya
2. Toskikologi industri
Toksikologi industri adalah salah satu cabang ilmu toksikologi
yang menaruh perhatian pada pengaruh pemajanan
bahan-bahan yang dipakai dari sejak awal sebagai bahan baku,
bahan produksi, hasil produksi serta penanganannya terhadap
tenaga kerja yang bekerja di unit produksi tersebut.
Gambar 1.1 : Lapangan pembahasan Toksikologi
Industri
ABSORPSI,
ZAT AKTIF
PENGGU- ABSORPSI Siap mem
ZAT AK DISTRIBUSI, Beri Efek INTERAKSI
TOKSIN EFEK
NAAN Biologi
TIF/ Biotrans
DG RESEPTOR
(SEL,ENZIM,
Pada Sel,
enzim.,
TOKSIN formasi
TRNSPOR O2,
DNA/RNA,DLL.)
Transpor O2,
DNA/RNA,DLL
EKSRESI