Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN DASAR MEDIA KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN

EDUKASI
“SEMUA KARMA SAMPAH”

DOSEN PEMBIMBING :
Hario Megatsari, S.KM, M.Kes.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1 IKM A 2017

Fira Zafirah 101711133007


Shelvi Indah Ayu Puspita 101711133013
Princessa Aulia Faradiela 101711133030
Wardatul Raihan 101711133032
Dewi Kusuma Wardani 101711133043
Siti Marifatul Ulubiah 101711133045
Andika Savira Putri 101711133051
Ainayya Rizky Savitri 101711133052
Maulidyatun Nafiisah 101711133065
Siti Nurul Aini 101711133071

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I P-1 (ANALISIS)
1.1 Analisis Situasi dan Masalah
1.1.1 Analisis Keparahan dan Penyebab Masalah
1.1.2 Analisis Pendukung dan Halangan Perubahan Perilaku
1.2 Analisis Sasaran
1.2.1 Kemungkinan Kerjasama
1.2.2 Analisis Karakteristik Responden
1.2.3 Analisis Sosial dan Perilaku (KAP)
1.2.4 Analisis Media Komunikasi
1.2.5 Analisis Kebutuhan Penelitian
1.3 Analisis Kebijakan dan Program
1.4 Analisis Media Komunikasi yang Tersedia
1.5 Problem Statement
BAB II P-2 (DESAIN STRATEGI)
2.1 Tujuan Komunikasi
2.2 Pendekatan Program dan Positioning
2.2.1 Model Perubahan Perilaku
2.2.2 Dasar Strategi dan Pendekatan
2.2.3 Upaya Mengubah Perilaku
2.2.4 Penentuan Posisi
2.3 Saluran Komunikasi
2.3.1 Media Offline
2.3.2 Media Online
2.4 Susunan Rencana Implementasi
2.4.1 Tahap Kegiatan dan Waktu Rencana Implementasi
2.4.2 Rincian Anggaran Biaya
2.5 Rencana Monitoring dan Evaluasi
2.5.1 Indikator Keberhasilan

ii
2.5.2 Ukuran Hasil dan Dampak
BAB III P-3 (PENGEMBANGAN DAN UJI COBA)
3.1 Pengembangan
3.1.1 Alat dan Bahan yang Dibutuhkan
3.1.2 Media
3.2 Uji Coba
3.2.1 Hasil Awal Pembuatan Tote Bag
3.2.2 Uji Coba Publik
3.2.3 Rencana Expert Review
3.2.4 Hasil Expert Review
3.2.5 Revisi Media Utama 1
3.2.6 Hasil Uji Coba
3.2.7 Revisi Media Utama 2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Naskah Penampilan Film Pendek
Lampiran 3 Naskah Pementasan Drama
Lampiran 4 Dokumentasi Uji Coba Media Utama

iii
DAFTAR TABEL

iv
BAB 1
P-1 ANALISIS MASALAH DAN SASARAN
1.1. Analisis Situasi dan Masalah
1.1.1. Analisis Keparahan dan Penyebab Masalah
Indonesia adalah negara kedua terbesar setelah Tiongkok sebagai
penyumbang sampah plastik yang dibuang ke laut. Di Surabaya sendiri, sampah
plastik menjadi jenis sampah harian terbesar setelah sampah organik sebesar
19.44% dari keseluruhan jenis sampah lainnya. Menurut data BPS, 2018
dinyatakan bahwa hanya 1.2% sampah di Indonesia didaur ulang, sehingga
diperlukan adanya penanganan terkait permasalahan sampah, khususnya sampah
plastik yang sulit terurai dan dapat mencemari lingkungan. Sampah plastik
membutuhkan waktu 200 sampai 1.000 tahun untuk dapat terurai (Qodriyatun,
2018).
Menurut Kompas.com, sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton
dimana sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut.
Kantong sampah plastik yang terbuang ke lingkungan sebanyak 10 miliar lembar
per tahun atau sebanyak 85.000 ton kantong plastik, sehingga sampah plastik yang
masuk ke laut terbelah menjadi partikel kecil dengan ukuran 0,3-5 milimeter,
dimana partikel tersebut dapat membahayakan biota atau hewan-hewan laut.
CNN Indonesia (2019) mengatakan, saat ini diperkirakan terdapat 150
juta ton plastik di lautan. Plastik merupakan bahan yang tak mudah terurai dan
memiliki masa hidup yang panjang. Saat terurai, plastik menyisakan partikel-
partikel kecil bernama mikroplastik yang bisa mengancam lingkungan. Sejumlah
komuntas telah beramai-ramai mengampanyekan gaya hidup less plastic karena
ancaman bahwa sampah plastik dapat membahayakan hidup manusia. Kampanye
less plastic dilakukan untuk memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang
perlunya mengubah gaya hidup.
“Tumpukan sampah menghasilkan limpasan cairan beracun yang disebut
leachate, yang dapat mengalir ke sungai, air tanah, dan tanah” (BPS, 2018) yang
artinya dengan tumpukan sampah maka pencemaran akan terjadi tidak hanya di
sungai, tetapi juga pada air tanah dan juga tanah. Dewasa ini, kualitas air sungai di
Indonesia terpantau dalam status tercemar berat berdasarkan data dari BPS tahun

v
2018. Selain pencemaran di lingkup sungai, pencemaran sampai pada tanah dan
berdampak pada GRK.
Jumlah timbulan sampah di Jawa Timur pada tahun 2017 mencapai
17.498,17 ton/hari atau 6.386.832,05 ton/tahun dengan jumlah penduduk sebesar
39.292.972 jiwa, dengan asumsi komposisi sampah organik 56,29%, sampah
kertas 11,93%, sampah plastik 18,87%, sampah logam 2,61%, sampah kain
2,82%, sampah karet dan kulit 2,16%, sampah kaca 1,43% serta 3,89% berupa
sampah lain-lain (adipura,2017 dalam DIKPLHD Jatim, 2017). Selain sampah
organik, sampah plastik mendominasi urutan pertama. Plastik menjadi suatu
materi yang akrab dengan kehidupan sehari-hari. Meskipun plastik memiliki
banyak manfaat, tetapi sampah plastik yang dibuang sembarangan menjadi
ancaman bagi keberlanjutan kehidupan manusia.
Produksi sampah per hari yang cukup tinggi terjadi di Pulau Jawa, antara
lain Jakarta, Surabaya dan Semarang, sedangkan di luar Pulau Jawa terjadi di
Medan, Denpasar, Makasar dan Manokwari. Surabaya menjadi salah satu kota
yang menghasilkan sampah terbanyak per harinya. Surabaya merupakan salah
satu kota metropolitan dengan jumlah penduduk lebih dari 3 juta jiwa. Dengan
jumlah penduduk disertai banyaknya para pendatang dari daerah lain yang tinggal
di Surabaya, membuat sampah harian kota tersebut meningkat.
Menurut BPS (2018), di tahun 2016 didapati Surabaya menghasilkan
sampah anorganik sebesar 2.393.11 ton dan meningkat di tahun 2017 menjadi
2.479,80 ton. Tercatat di SIPN (2018), bahwa total timbulan sampah di TPA
mencapai 1.477.000 ton per hari. Hal tersebut menyatakan bahwa jumlah sampah
yang dihasilkan Surabaya tinggi, terlebih lagi menurut data DKLH, 2017
didapatkan jumlah sampah kota metropolitan meningkat dari tahun ke tahun.
Menurut berita dari greeners.co, sebanyak 10.378 ton sampah di
sepanjang Pantai Kenjeran, Surabaya, berhasil dibersihkan oleh 16 ribu warga
dalam puncak peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2017. Jumlah
sampah di Pantai Kenjeran semakin meningkat setiap tahunnya. Pada Agustus
2019 lalu, ditemukan di Pantai Kenjeran sampah sebanyak 15 truk atau sekitar
23,5 ton sampah yang berhasil dikumpulkan. Jenis sampah yang paling banyak
terkumpul ialah jenis sampah plastik dan botol.

vi
Timbulan sampah paling banyak adalah rumah tangga, sementara jenis
sampah yang paling banyak adalah sisa makanan dan disusul dengan plastik. Sisa
makanan lebih mudah dalam proses pengolahannya apabila dibandingkan dengan
sampah plastik. Dengan melihat bahaya yang ditimbulkan, sampah plastik dan
volume sampah plastik yang besar, perlu adanya intervensi terkait masalah
sampah plastik. Dapat disimpulkan, bahwa rumah tangga merupakan kontributor
sampah terbesar di Surabaya.
1.2.Analisis Sasaran
1.2.1. Karakteristik Sasaran
Menurut Badan Pusat Statistik Kota Surabaya (2017), letak geografis
Kecamtan Kenjeran terletak di dalam wilayah geografis Kota Surabaya yang
menjadi bagian dari Surabaya Utara dengan luas wilayah seluruhnya ± 7,72
km2 , terbagi menjadi 4 (empat) kelurahan: Tambak Wedi, Bulak Banteng,
Sidotopo/Sidoropo Wetan, dan Tanah Kali Kedingding. Kecamatan Kenjeran
memiliki ketinggian daratan kurang lebih dua meter di atas permukaan laut.
Kecamatan Kenjeran berbatasan dengan beberapa wilayah di sekitarnya, yaitu:
sebelah utara berbatasan dengan Selat Madura, sebelah timur berbatasan
dengan Kecamatan Bulak, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan
Tambaksari, dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Semampir.
Tabel 1. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk
Per Kelurahan Hasil Registrasi Tahun 2016

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Surabaya (2017)

vii
Jumlah penduduk wilayah Kecamatan Kenjeran mencapai 161.367 jiwa dan
memiliki kepadatan penduduk mencapai 20,902 jiwa/Km2.

Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Hasil
Registrasi Per Kelurahan Tahun 2016

Sumber : Kantor Kecamatan Kenjeran


Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Kecamatan Kenjeran pada
Tahun 2016 memiliki jumlah penduduk laki-laki sebanyak 81.609 jiwa dan
jumlah penduduk perempuan sebanyak 79.758 jiwa.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Hasil


Registrasi Per Kelurahan Tahun 2016

Sumber : Kantor Kecamatan Kenjeran

viii
Tingkat pendidikan di Kecamatan Kenjeran tertinggi berada di tingkat
pendidikan tidak/belum tamat SD, yaitu mencapai 49.261 jiwa.

Tabel 4. Karakteristik Sosial Ekonomi Komunitas Nelayan


Kenjeran Berdasarkan Hasil Survei

Sumber : Rhofita, E.I., dan N. Naily. (2018)

Tabel di atas menunjukkan mayoritas komunitas nelayan di pesisir


Kenjeran berusia antara 31-60 tahun, 41,67% responden berusia antara 31-40
tahun dengan pendidikan responden mayoritas SD. Rendahnya tingkat pendidikan
responden dipengaruhi oleh kurangnya kesadaran mengenai pentingnya
pendidikan dan banyak komunitas berpersepsi bahwa pendidikan tinggi akan
memerlukan banyak biaya dan tidak untuk bekerja sebagai nelayan. Dari segi
ekonomi diketahui mayoritas responden memiliki pendapatan per bulan Rp
2.000.001-Rp 3.000.000 dengan persentase sebesar 36,11%.

Dengan wilayah yang memiliki wisata alam berupa pantai Kenjeran,


Kecamatan Kenjeran memiliki penduduk yang bermatapencaharian sebagai
nelayan. Menurut Rhofita, E.I., dan N. Naily (2018), rata-rata hasil tangkapan
komunitas nelayan per hari mencapai 50-400 kg. Tingginya hasil tangkapan
kerang tersebut menyebabkan penumpukan limbah kulit kerang di pesisir
Kenjeran yang belum terselesaikan dengan baik. Untuk itu diperlukan upaya
konservasi lingkungan dalam mengatasi permasalahan tersebut. Upaya
pengelolaan limbah kulit kerang yang telah dilakukan oleh komunitas sebatas
pemanfaatan secara sederhana seperti untuk bahan baku kerajinan tangan (lampu

ix
hias, gantungan kunci dan pigura) dan sebagai bahan pengganti urug tanah.
Pemanfaatan limbah kulit kerang sebenarnya tidak hanya sebagai bahan baku
kerajinan tangan, tetapi juga dapat dimanfaatkan untuk bidang pertanian,
peternakan, pangan, bangunan dan konstruksi serta energi alternatif. Setiap
minggunya limbah kerang di pesisir Kenjeran mencapai antara 2000 sampai 2400
kg. Jumlah tersebut bertambah jika terjadi musim kerang yaitu pada bulan Juni
sampai Oktober setiap tahunnya (Rhofita, E.I., dan N. Naily (2018)).

Tabel 5. Banyaknya Sarana Kebersihan Menurut


Kelurahan Tahun 2016

Sumber : Kantor Kecamatan Kenjeran


Berdasarkan data Kantor Kecamatan Kenjeran, Kecamatan Kenjeran tidak
memiliki TPA, memiliki 9 TPS, 111 pasukan kuning, dan 111 kendaraan/gerobak
sampah.

1.2.2. Analisis Kemungkinan Kerjasama


Kegiatan promosi kesehtaan mengenai pengurangan sampah plastic
di pesisir pantai kenjeran bekerjasama dengan masyarakat yang tinggal di
daerah pesisir pantai kenjeran. Penyebaran kuisioner dilakukan pada
masyarakat pesisir pantai kenjeran sebagai sasaran dan sumber data
primer. Berdasarkan data sekunder yang ditemukan masih banyak sampah
plastic didaerah pesisir pantai kenjeran sehingga sekelompok sepakat
untuk menjalin kerjasama dengan masyarakat peisir pantai kenjeran.

x
Berikut merupakan beberapa komunitas yang giat
mengampanyekan gaya hidup dengan pengurangan pemakaian plastik :
1. Bye Bye Plastic Bags (BBPB)
2. Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik
3. Zero Waste Nusantara
1.2.2. Analisis pengetahuan responden
Tabel 1. Hasil Pengetahuan Responden
No Soal Pengetahuan Responden
skor hasil
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Baik
2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 Baik
3 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 5 Buruk
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Baik
5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Baik
6 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8 Baik
7 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 5 Buruk
8 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 5 Buruk
9 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 Baik
10 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 7 Baik
11 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 7 Baik
12 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 6 Baik
13 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 5 Buruk
14 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 Baik
15 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Baik
Sumber : Hasil Penelitian Primer
Gambar 1. Tingkat Pengetahuan Responden

Tingkat Pengetahuan Responden

27%
Baik
Bu…

73%

Sumber : Hasil Penelitian Primer


Hasil dari Interview terkait pengetahuan responden terkait sampah, 27%
pengetahuan responden buruk dan 73% pengetahuan responden baik. Sehingga

xi
dapat disimpulkan bahwa pengetahuan yang dimiliki responden terkait sampah
masuk dalam kategori Baik.

1.2.3. Analisis Sikap Responden


Tabel 2. Hasil Sikap Responden
No Soal Sikap Responden
Skor Hasil
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 5 Buruk
2 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 5 Buruk
3 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 Baik
4 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 3 Buruk
5 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8 Baik
6 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 Baik
7 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 Buruk
8 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 5 Buruk
9 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 7 Baik
10 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 4 Buruk
11 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 5 Buruk
12 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 7 Baik
13 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 Baik
14 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 4 Buruk
15 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 Baik
Sumber : Hasil Penelitian Primer
Gambar 2. Tingkat Sikap Responden

Tingkat Sikap Responden

47% Baik
53% Buruk

Sumber : Hasil Penelitian Primer


Hasil dari Interview terkait sikap responden terkait sampah, 53%
pengetahuan responden buruk dan 47% sikap responden baik. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa sikap yang dimiliki responden terkait sampah masuk dalam
kategori Buruk.

xii
1.2.4. Analisis Tindakan Responden

Gambar 3. Diagram Kebiasaan Membuang Sampah Sampah

kebiasaan Membuang Sampah


Sembarangan
13%

Ya
Tidak
87%

Sumber : Hasil Penelitian Primer


Berdasarkan hasil interview kepada masyarakat pesisir pantai kenjeran
terhadap pembuangan sampah menujukkan bahwa 87% responden tidak
membuang sampah sembarangan. Sedangkan 13% responden masih membuang
sampah sembarangan. Hal tersebut menujukkan bahwa sebagian besar masyarakat
pesisir pantai kenjeran memiliki kebiasaan membuang sampah yang baik.
Gambar 4. Diagram Sampah yang sering dihasilkan

Sampah yang sering dihasilkan

27%
Plastik
Sisa Makanan
73%

Sumber : Hasil Penelitian Primer


Berdasarkan hasil interview kepada masyarakat pesisir pantai kenjeran
terhadap sampah yang dihasilkan menujukkan bahwa 73% responden
menghasilkan sampah plastic dan 27% responden menghasilkan sampah dari sisa
makanan. Hal tersebut menujukkan bahwa sebagian besar masyarakat pesisir

xiii
pantai kenjeran lebih sering membuang sampah plastic (anorganik) daripada
membuang sampah makanan (organic)
Gambar 5. Diagram Keberaan TPA di Lingkungan Masyarakat Pesisir Pantai
Kenjeran
Keberadaan TPA

47% Ada
53% Tidak Ada

Sumber : Hasil Penelitian Primer

Berdasarkan hasil interview kepada masyarakat pesisir pantai kenjeran


terhadap keberadaan TPA di lingkungan pemukiman masyarakat pesisir pantai
kenjeran menujukkan bahwa 53% responden menyatakan telah tersedia TPA di
sekitar lingkungan rumahnya . Sedangkan, 47% responden menyatakan tidak
tersedia di lingkungan rumahnya. Hal tersebut menujukkan bahwa TPA yang
berada di lingkungan pemukiman msayarakat pesisir panti kenjeran belum merata.
Gambar 6. Diagram Tindakan terhadap Sampah yang Ada di Laut

Tindakan terhadap Sampah yang


Ada di Laut
6%
Dibiarkan
27% Didaur ulang

67% Dikumpulkan
0% Lainnya

Sumber : Hasil Peneltian Primer


Berdasarkan hasil interview kepada masyarakat pesisir pantai kenjeran terhadap
tindakan mengenai sampah yang ada di laut menujukkan bahwa 67% responden
hanya membiarkan ketika terdapat sampah dilaut dan 27% responden
mengumpulkan sampah yang ada di laut. Selanjutnya 6% responden melakukan

xiv
daur ulang terhadap sampah yang ada di laut. Hal tersebut menujukkan bahwa
tindakan responden terhadap sampah yang ada di laut masih buruk karena
sebagian besar masyarakat masih membiarkan sampah yang ada di laut.
1.2.5 Analisis Kebutuhan Penelitian
Hasil dari analisis yang telah dilakukan, pengetahuan yang dimiliki
responden sudah baik, namun sikap responden masih buruk. Dan juga perilaku
yang dimiliki responden sudah baik, tetapi terdapat perilaku terhadap sampah
yang ada dilaut belum baik. Sehingga promosi kesehatan yang akan kita lakukan
lebih mengutamakan terhadap perubahan sikap terhadap sampah yang ada dilaut.
1.3 Analisis Media
1.3.1 Analisis Media Audio
Tabel 3. Hasil Media Audio
No.Resp Media Genre Judul/penyanyi

1 Lagu Dangdut Elvi Sukaesih

2 Lagu Dangdut Sambalado

3 Youtube - -

4 Radio - -

5 Lagu - -

6 Radio - -

7 Lagu Dangdut Baper

8 Radio Indie Dep Khan

Lagu Dangdut Penrjuangan, Mansyur


9
S

10 Lagu Dangdut Roma Irama, Ida laila

11 Lagu Dangdut Roma Irama

Lagu Dangdut Malaysia, Shara


12
Bunga

13 Radio Pop Inka Christin

14 Radio Dangdut Roma Irama

15 Lagu Pop Judika

xv
Sumber : hasil Penelitian Primer
Gambar 3. Grafik Hasil Audio

Media Audio

33% Lagu
Youtube
60% Radio

7%

Sumber : Hasil penelitian Primer


Gambar 4. Grafik Genre Audio

Genre

27% Dangdut
Indie
53% Pop
13%
Tidak Tahu

7%

Sumber : Hasil Penelitian Primer

Berdasarkan hasil interview kepada masyarakat pesisir terkait


dengan media audio yang diinginkan, didapatkan bahwa 60% masyarakat
tersebut menyukai media audio berupa lagu, 33% media audio berupa radio
dan 7% media audio berupa youtube. Untuk mempermudah merealisasikan
media audio tersebut dan agar sesuai dengan harapan masyarakat sasaran
pada saat wawancara ditanyakan juga terkait genre lagu yang disukai
sehingga dari 60% sasaran yang menyukai media audio berupa lagu 53%

xvi
menyukai lagu bergenre dangdut, 27% menyukai lagu bergenre tidak tahu,
13% menyukai lagu bergenre Pop dan 7% menyukai lagu bergenre indie.

1.3.2 Analisis Media Visual


Tabel 5. Analisis Media Visual
Warna Yang
No.res Warna Yang Disukai
Media Contoh Tidak Disukai
p
1 2 3 1 2
1 Totebag Bunga brown Fuchsi Mustard Navy emeral
a d
2 Totebag Gambar Red Plum Blue Gray White
dan Tulisan
3 Totebag Doraemon Dark Red Navy Black Green
Gantung Brow
an kunci n
4 Totebag Pemandang fuchsi red Teal cream Banan
Telenan an a a
5 Totabag Kartun Red Plum Teal Black Carco
al
6 Poster Gambar Black seafoa Green Pink purple
Sampah m
7 Poster Alam Beige Peach Mustard Purple Blue
Green
8 Gantung Alam Fuchsi navy Blue Dark Red
an Kunci a green Brow
n
9 Telenan Alam Pink Red Periwink Black Purple
le
10 Gantung Terserah fuchsi Orang - blue -
an Kunci a e
11 Telenan Terserah Dark Coppe Emerald Black Red
gray r
12 poster - Pink Blue Chart Carco Navy
reuse al
13 Poster Alam Pink red Turquois Hunte black
e r
14 Totabag Bunga Red Purple Chart Black Brown
reuse
15 Totabag Alam Fuchsi Green Turquois Gray Black
a e
Sumber : Hasil Penelitian Primer

xvii
Gambar 13. Grafik Media Visual

Media

Totebag
23%
41% Gantungan kunci
18% telenan

18% poster

Sumber : Hasil Penelitian Sekunder

Berdasarkan hasil interview dengan masyarakat pesisir, didapatkan


bahwa media visual yang paling banyak diinginkan adalah totebag (7 dari
15 responden / 41%).

Berdasarkan hasil interview dengan masyarakat pesisir, didapatkan


bahwa gambar pada media visual yang paling banyak diinginkan adalah
alam (5 dari 15 responden / 33,33%).

Berdasarkan hasil interview dengan masyarakat pesisir, didapatkan


bahwa mayoritas warna untuk media visual yang paling disukai adalah red
dan fuschia.

Berdasarkan hasil interview dengan masyarakat pesisir, didapatkan


bahwa mayoritas warna untuk media visual yang paling tidak disukai adalah
black dan purple.

1.3.3 Analisis Media Audio-Visual

Tabel 4. Hasil Media Audio-Visual

No Media Genre Judul/Pemeran


Resp
1 Drama india Mahligai Cinta/ Nandini
2 Drama Romantic Orang Ketiga, Cinta
Suci/ Naishila Mirdad

xviii
3 Drama Romantis Love in paris/ ayu Ting
ting
4 Iklan - -
5 Talk Show Komedi Net TV/ Sule
6 Talk Show komedi Net TV/ Sule
7 Film Pendek Drama Azab
8 Drama Romantis Salman Khan
9 Film Pendek Drama Sedih
10 Film pendek Romantis Cinta Suci
11 Film Pendek Romantis Cinta Suci
12 Film Pendek Romantis Cinta Suci
13 Berita - Patroli
14 Iklan - Sule
15 Talk Show - 4 Mata
Sumber : Hasil Penelitian Primer

Gambar 8. Grafik Media Audio Visual

Media
7%

Drama
27% Iklan
33% Talk Show
13% Film Pendek

20% Berita

Sumber : Hasil Penelitian Primer


Berdasarkan hasil interview dengan masyarakat pesisir, didapatkan
bahwa media audio-visual (AV) yang mereka inginkan adalah film pendek
(33%) disusul dengan drama (27%). Sementara itu, responden lain
menjawab dengan talk show (20%), iklan (13%), dan berita (7%).

Gambar 9. Grafik Genre Media Audio-Visual

xix
Genre
7%
India
27% Romantis
Komedi
40%
13% Drama
Tidak Tahu
13%

Sumber : Hasil Penelitian Primer


Berdasarkan hasil interview dengan masyarakat pesisir, didapatkan
bahwa genre media audio-visual (AV) yang mereka inginkan adalah
romantis (40%). Sementara itu, responden lain menjawab tidak tahu (27%),
drama (13%), komedi (13%), dan india (7%).

1.3.4. Analisis Sosial Media


Gambar 10. Grafik Media Sosial

Media Sosial

Fb

26% Twit
42% Ig
0% Line
11%
Wa
21% 0% Tidak Punya

Sumber : Hasil Penelitian Primer


Berdasarkan hasil interview dengan masyarakat pesisir, didapatkan
bahwa media sosial yang mereka gunakan paling banyak adalah tidak punya
(42%), disusul dengan Facebook (26%). Sementara itu, responden lain
menjawab WhatsApp / WA (21%) dan Instagram (11%).

Gambar 11. Grafik Waktu Menggunakan Sosial Media

Waktu Menggunakan
0%
xx
14% 0% Pagi
Siang
Sore
Sumber : Hasil Penelitian Primer
Berdasarkan hasil interview dengan masyarakat pesisir, didapatkan
bahwa waktu penggunaan media sosial paling banyak adalah tidak ada
karena tidak punya media social (57%), disusul dengan malam hari (29%)
dan pagi hari (14%).

Gambar 12. Grafik Tampilan

Tampilan
0%
0% gambar,100%
7% Tulisan
13%
25% gambar,75%
Tulisan
27%
50% Gambar,50%
Tulisan

53% 75% Gambar,25%


Tulisan
100% Gambar,0%
Tulisan

Sumber : Hasil Penelitian Primer


Berdasarkan hasil interview dengan masyarakat pesisir, didapatkan
bahwa tampilan media sosial yang mereka inginkan berupa 75% gambar
dan 25% tulisan (53%). Sementara itu, responden lain menjawab 50%
gambar dan 50% tulisan (27%), tidak memilih (13%), dan 25% gambar 75%
tulisan (7%).

xxi
1.3.Analisis Kebijakan
Terdapat banyak peraturan yang mengatur mengenai sampah serta
upaya dan strategi pemerintah dalam menanggulangi masalah sampah. Salah
satu upaya pemerintah untuk mengurangi sampah yaitu dengan kebijakan
kantong plastik berbayar, dimana setiap pasar ritel modern di seluruh
Indonesia menetapkan harga Rp 200 untuk setiap pembelian kantong belanja
plastik. Keseriusan pemerintah ini sayangnya belum berjalan secara optimal
karena masih sedikit masyarakat yang membawa kantong belanja sendiri, serta
kebijakan tersebut belum ditindaklanjuti lagi dengan regulasi yang lebih
tinggi.
Pemerintah juga menetapkan berbagai strategi serta target yang
harus dilakukan agar Indonesia dapat mengurangi, bahkan menghilangkan
permasalahan sampah. Target dan strategi yang dibuat secara nasional
diharapkan dapat diikuti oleh kebijakan tiap daerah dengan fokus pengurangan
dan penanganan masalah sampah. Pengurangan sampah dapat dilakukan
dengan berbagai cara, salah satunya dengan membentuk sekolah adiwiyata.
Sekolah adiwiyata dapat diterapkan dari tingkat SD hingga SMA.
Kota Surabaya sendiri memiliki peraturan daerah terkait sampah,
Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 1 Tahun 2019 adalah perubahan
atas Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Sampah dan Kebersihan di Kota Surabaya. Di dalam peraturan
daerah tersebut, telah diatur terkait kebijakan dan strategi yang harus dipenuhi
dalam usaha pengurangan timbunan sampah yang ada di kota Surabaya.
Peraturan terkait pengelolaan sampah di Kota Surabaya, meliputi:

a. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 10 Tahun 2012 Tentang


RetribusiPelayanan Persampahan/Kebersihan.
b. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
PengelolaanSampah dan Kebersihan di Kota Surabaya.
c. Peraturan Walikota Kota Surabaya Nomor 87 Tahun 2016 Tentang
Pembentukandan Susunan Organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas
Pemanfaatan Sampah PadaDinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau
Kota Surabaya.

xxii
d. Instruksi Walikota Kota Surabaya Nomor 8 Tahun 2012 Tentang
PelaksanaanPeraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 10 Tahun 2012
Tentang RetribusiPelayanan Persampahan/Kebersihan
1.4. Analisis Media Komunikasi yang Tersedia
Masyarakat di daerah pesisir pantai Kenjeran masih banyak yang
menggunakan plastik sebagai tempat untuk bahan makanan, botol air mineral,
tas belanja yang berbahan plastik sekali pakai, dan kuantitas sampah plastik
dilaut yang masih banyak. Sehingga perlu adanya tindakan promosi kesehatan
terkait pengurangan penggunaan benda yang berbahan plastik sekali pakai.
Penugasan dari mata kuliah Dasar Media Promosi Kesehatan dapat membantu
dalam melakukan promosi kesehatn kepada masyarakat di daerah pesisir
pantai Kenjeran. Media komunikasi semakin canggih dan mayoritas sasaran
sering menggunakan alat komunikasi untuk mengakses hal-hal tertentu,
dengan adanya akses internet tersebut memungkinkan intervensi promosi
dilakukan secara online diberbagai jejaring media sosial, khususnya facebook.
1.5. Problem Statement

Indonesia menjadi penghasil sampah terbesar kedua di dunia. Sampah


plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton dan sebanyak 3,2 juta ton merupakan
sampah plastik yang dibuang ke laut. Salah satu kota besar penghasil sampah
terbanyak perharinya di Indonesia adalah Kota Surabaya dengan presentase
sampah plastik sebesar 19,44% dari keseluruhan jenis sampah. Di Kota Surabaya
terdapat beberapa wilayah yang banyak ditemukan sampah plastik yang masih
berserakan salah satunya adalah wilayah pesisir Pantai Kenjeran. Dimana pada
bulan Agustus 2019 yang lalu, ditemukan sebanyak 15 truk atau sekitar 23,5 ton
sampah plastik.

Dari permasalahan dan data yang telah dilampirkan, kelompok 1 mata


kuliah Dasar Media Komunikasi, Informasi dan Edukasi kelas IKM A 2017
sasaran yang akan menjadi responden yaitu masyarakat pesisir Pantai Kenjeran

Kami mengambil sampel dari populasi tersebut yaitu dengan total


sebanyak 16 data online dan 15 data offline dengan penjabaran sebagai berikut:

1. Data online

xxiii
Diperoleh dengan mencari data-data sekunder mengenai jumlah
produksi sampah di Indonesia, khususnya di pesisir Pantai Kenjeran,
Surabaya
2. Data offline
Dilakukan dengan cara in depht interview dan pengisian kuesioner
dengan responden sebanyak 15 masyarakat pesisir Pantai Kenjeran,
Surabaya.

Pesan yang ingin kami sampaikan pada sasaran mengingat masih besarnya
produksi sampah plastik di pesisir Pantai Kenjeran yaitu, “Pentingnya menjaga
kebersihan pantai Kenjeran, Surabaya dengan mengurangi penggunaan sampah
plastik serta tidak membuang sampah di pantai guna menjaga kesehatan
lingkungan Pantai”.

xxiv
BAB 2
P-2 ANALISIS MASALAH DAN SASARAN
2.1 Tujuan Komunikasi
Untuk membuat masyarakat pesisir Pantai Kenjeran mampu
mengurangi penggunaan sampah plastik serta mampu membuang sampah
yang dihasilkan pada tempatnya (tidak membuang sampah di pantai) dalam
kurun waktu satu bulan sejak bulan November-Desember 2019.
2.2 Pendekatan Program dan Positioning
2.2.1 Model Perubahan Perilaku
Perilaku merupakan tindakan atau aktivitas manusia yang timbul
akibat dari berbagai faktor internal (faktor bawaan yang dimiliki oleh
seseorang) dan faktor eksternal (faktor dari lingkungan sekitar)
(Irlianti, Ayu, dkk. 2014). Lingkungan menjadi faktor yang penting
dalam mempengaruhi perilaku seseorang. Hal itu disebabkan karena
saat manusia terbiasa berkumpul dengan manusia lainnya di suatu
lingkungan, maka secara langsung maupun tidak mereka akan saling
mengadopsi perilaku yang ada di sekitar mereka itu.
Terdapat berbagai macam model perubahan perilaku yang
digunakan untuk mengetahui dan mempelajari perubahan perilaku
manusia. Salah satunya adalah teori ABC yang dikemukakan oleh
Sulzer, Azaroff, Mayer (1977) (Silaniherlina, Uneng (2012)). Dalam
teori ini, manusia merupakan suatu proses sekaligus hasil interaksi
antara:
1. Antecedent
Antecedent merupakan hal yang mendahului atau memicu
terjadinya suatu perilaku atau behavior. Sebuah peristiwa dapat
menjadi pemicu seseorang untuk berperilaku. Dalam intervensi
yang kelompok kami berikan, hal yang memicu terjadinya
perubahan perilaku masyarakat pesisir Pantai Kenjeran yaitu
dengan melakukan penyebaran media visual berupa poster
“Jangan Ada Sampah di Antara Kita” yang akan disebar
melalui media online yaitu facebook dan totebag. Media audio

xxv
berupa aransemen lirik lagu “Pujangga” dari Rhoma Irama
serta audio-visual berupa film pendek dan drama bergenre
romance.
2. Behavior (Perilaku)
Behaviour (perilaku) merupakan reaksi atau tindakan yang
muncul setelah adanya antecedent atau faktor pemicu yang
diberikan. Dimana teori behavior ini dapat mempengaruhi
perilaku tiap individu untuk melakukan penyesuaian terhadap
lingkungan baru, sehingga nantinya perilaku tersebut dapat
dibentuk menjadi suatu kebiasaan atau perilaku yang baru.
Dengan demikian akan terjadi suatu proses pembelajaran baik
bagi individu, masyarakat maupun suatu organisasi. Perubahan
perilaku yang kami harapkan setelah mengintervensi
masyarakat pesisir Pantai Kenjeran, yaitu masyarakat dapat
mengurangi penggunaan sampah plastik serta mampu
membuang sampah yang dihasilkan pada tempatnya (tidak
membuang sampah di pantai) demi lingkungan pesisir pantai
yang sehat.
3. Consequence (Konsekuensi)
Konsekuensi adalah hasil nyata yang didapatkan dari perilaku
individu yang mempengaruhi kemungkinan perilaku dapat
muncul kembali, baik meningkatkan perilaku atau menurunkan
perilaku. Pada teori ini juga bisa menimbulkan sesuatu hal yang
positif ataupun negatif. Konsekuensi dari penyebaran media
yang kami lakukan adalah sampah plastik berkurang bahkan
tidak ada lagi sampah plastik yang ditemukan di pesisir Pantai
Kenjeran.
2.2.2 Dasar Strategi dan Pendekatan
Strategi dan pendekatan dilakukan ketika sudah mengetahui
model perubahan perilaku oleh responden. Bentuk strategi dan
pendekatan yang dilakukan adalah melalui perubahan secara afektif.
Strategi ini dilakukan melalui media sosial offline dan online yang

xxvi
sering diakses oleh sasaran. Media sosial offline yang terbanyak
digunakan dalam bentuk audio berupa lagu bergenre dangdut, visual
berupa tote bag, dan audio-visual berupa perpaduan film pendek dan
drama. Sementara itu, media online yang terbanyak digunakan oleh
masyarakat di pesisir Pantai Kenjeran adalah Facebook
2.2.3 Upaya Mengubah Perilaku
Surabaya merupakan salah satu kota penyumbang sampah
harian terbesar di Indonesia. Adapula data sekunder yang didapat
menunjukkan bahwa terdapat banyak sampah plastik di pesisir
Kenjeran. Salah satu penyumbang sampah terbesar berasal dari
sampah rumah tangga. Sehingga sasaran perubahan perilaku kami
ialah ibu rumah tangga di pesisir pantai Kenjeran. Interview dilakukan
pada masyarakat sekitar pesisir pantai Kenjeran sebagai sasaran dan
sumber data primer.
Hasil interview menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat
khususnya ibu rumah tangga di sekitar pesisir pantai Kenjeran sudah
baik yaitu sebesar 73%. Sedangkan sikap masyarakat pesisir pantai
Kenjeran khususnya terhadap sampah plastik menunjukkan bahwa
sikap masyarakat disana masih buruk.
Hasil interview menunjukkan bahwa 73% ibu rumah tangga di
sekitar pesisir pantai kenjeran menghasilkan sampah plastik.
Berdasarkan survey yang dilakukan di pesisir pantai Kenjeran
menghasilkan informasi bahwa mayoritas masyarakat di sekitar pesisir
pantai Kenjeran yang membiarkan sampah dilaut sebesar 67%. Maka
dari itu, diperlukan upaya peningkatan afektif pada masyarakat
Kenjeran guna merubah sikap dan perilaku buruk seperti membuang
ataupun membiarkan sampah plastik dilaut.
2.2.4 Penentuan Posisi
Bagi masyarakat pesisir pantai Kenjeran akan mendapat
keuntungan berupa upaya perubahan perilaku dan sikap terhadap
penggunaan plastik. Secara spesifik, keuntungan bagi sasaran antara
lain:

xxvii
1. Meningkatkan responden akan pengetahuan dan dorongan emosi
untuk meminimalisir penggunaan plastik.
2. Merubah perilaku dari responden untuk lebih selektif dalam
menurangi sampah dengan membuat kebiasaan menggunakan barang
seperti tas keranjang saat berbelanja, membawa kotak makan, dan
botol tumblr.
3. Mengurangi penggunaan plastik yang tidak dapat digunakan kembali,
karena akan berpengaruh langsung pada lingkungan yang bisa
tercemar.
2.3 Saluran Komunikasi
2.3.1 Media Online
Media online digunakan untuk mempengaruhi afektif sasaran
terkait perilaku membuang sampah sehingga sasaran sadar dan mampu
untuk mengurangi penggunaan serta pembuangan sampah plastik di
laut. Berdasarkan hasil kuisioner yang telah dibagikan kepada
responden, media online terbanyak yang dipilih yaitu facebook sebesar
26%, lalu whatsapp sebesar 21%, dan instagram sebesar 11%. Oleh
karena itu, dibuatlah akun facebook sebagai media online promosi
kesehatan kepada masyaraakat pesisir Pantai Kenjeran, Surabaya. Isi
dari akun facebook tersebut memuat informasi tentang data hasil dari
survei penggunaan sampah plastik di pesisir Pantai Kenjeran Surabaya,
kampanye zero waste, dan film pendek tentang zero waste. Media
online berupa pembuatan akun facebook tersebut dibuat agar sasaran
dapat menambah dan menyebarkan informasi,serta membangun
komunikasi dengan masyarakat lainnya yang terhubung dalam media
online tersebut
2.3.2 Media Offline
a. Model visual
Berdasarkan hasil kuisioner mengenai media visual
menunjukan bahwa sebagian besar masyarakat pesisir Pantai
Kenjeran yang menjadi responden menyukai totebag sebagai
media promosi kesehatan dengan presentase 41%. Selain itu,

xxviii
sasaran juga memilih gambar sebesar 75% dan tulisan sebesar 25%
untuk dijadikan konten pada totebag tersebut. Gambar dan tulisan
yang diinginkan sasaran yaitu pemandangan alam yang dipadukan
dengan sampah dan diberi pesan agar mengurangi sampah. Media
visual dibuat agar masyarakat pesisir Pantai Kenjeran mudah
termotivasi untuk merubah sikap dan perilaku terkait membuang
sampah plastik di laut.

b. Model audio
Berdasarkan hasil kuisioner terkait media audio
menunjukkan bahwa sebanyak 60% sasaran memilih lagu dengan
genre dangdut sebesar 53%. Oleh karena itu, kami mengadopsi
lagu dangdut Indonesia yang dinyanyikan oleh Rhoma Irama
dengan judul “Pujangga”, namun kami aransemen sedemikian rupa
untuk mempermudah komunikasi.
c. Model audio visual
Berdasarkan hasil kuisioner terkait media audio visual
menunjukkan bahwa masyarakat pesisir Pantai kenjeran memilih
film pendek sebesar 33%, drama sebesar 27%, talkshow sebesar
20%, iklan sebesar 13%dan berita sesbar 7%. Oleh karena itu,
media audio visual yang kami angkat yaitu film pendek yang
berjudul ”…………………..”. Namun, kami akan menampilkan
film pedndek tersebut dalam sebuah drama saat performance Dasar
Media. Informasi yang ingin disampaikan dalam film pendek dan
drama ini bertujuan untuk mempengaruhi afektif masyarakat
pesisir Pantai kenjeran sehingga mereka dapat merubah perilaku
membuang sampah plastik di laut.

2.4 Susunan Rencana Implementasi


2.4.1 Tahap Kegiatan dan Waktu Rencana Implementasi
Tabel 6. Jadwal Rencana Kegiatan
Kegiatan Agustus September Oktober

I II III IV I II III IV I II III IV

xxix
Pencarian ide dan
analisis situasi
Penyusunan
proposal P1 dan
kuisioner
Konsultasi dosen
pembimbing
Pengambilan dan
analisis data
primer dari
kuisioner
Penyusunan
proposal P2
Perencanaan
program dan
pembuatan media
Uji coba media
Revisi media
Pencetakan
Persiapan
Penampilan

2.4.2 Rincian Anggaran Biaya

xxx
Tabel 7. Tabel Anggaran Dana

2.4.3 Pemasuka Rincian Total


n
Iuran anggota 10 x @ Rp100.000,00 Rp1.000.000,00
Pengeluaran
- Snack = Rp58.500,00 + Rp139.100,00
Rp42.100,00
- Obat-obatan =
Rp6.500,00
Konsumsi
- Properti untuk film =
Rp8.000,00
- Air minum =
Rp24.000,00
- Konsumsi talent = Rp128.000,00
Rp22.000,00 +
Rp20.000,00
Talent - Parkir talent =
Rp3.000,00 + Rp3.000,00
- Fee talent =
Rp80.000,00
Tote bag 1 lusin 12 x @ Rp2.083,00 Rp25.000,00
Sablon tote bag 1 lusin 12 x @ Rp15.833,00 Rp190.000,00
Editing film Rp200.000,00
Properti performance Rp317.900,00
Total Rp 231.000,00

2.5 Rencana Monitoring dan Evaluasi


2.5.1 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dari program ini adalah :
Tabel 5. Indikator Keberhasilan Program

xxxi
Aspek Target % Cara mengukur
Pemahaman peserta 80% Pembagian kuesioner secara offline
Manfaat pesan untuk 50 % peserta Pembagian kuesioner secara offline
peserta memberikan
nilai >5
Kebagusan acara 50 % peserta Pembagian kuesioner secara offline
memberikan
nilai >5

2.5.2 Ukuran Hasil dan Dampak


Hasil dari program pemberian media promosi kesehatan diukur melalui
pencapaian indikator keberhasilan. Apabila indikator yang ditetapkan
berhasil tercapai, maka program ini berhasil untuk meningkatkan Afektif
dari masyarakat Pesisir Kenjeran

xxxii
BAB 3

P-3 PENGEMBANGAN DAN UJI COBA

3.1 Pengembangan
3.3.1 Alat dan Bahan yang Dibutuhkan
Alat dan bahan yang digunakan untuk mendukung dalam pelaksanaan
kegiatan ini adalah laptop, kamera, kuisioner, alat tulis, tote bag, aplikasi
Adobe Premier, canva, Corel Draw dan property lainnya.
3.3.2 Media
Berikut adalah jenis media yang kami gunakan berdasarkan hasil
kuisioner :
a. Audio : Lagu bergenre dangdut
b. visual : Totebag
c. Audio-Visual : Film pendek dan pementasan drama
d. Media online : Facebook

Hal yang mendasari kami untuk memilih media tersebut adalah


kesesuaian dengan kuisioner yang telah dibagikan dan diisi oleh
sasaran, yaitu sebanyak 15 orang yang merupakan Masyarakat pesisir
Pantai kenjeran

Berikut merupakan deskripsi dari setiap media :

a. Lagu
Lagu merupakan media audio yang paling banyak dipilih
oleh sasaran menurut hasil penghitungan kuisioner. Lagu yang
dibuat bertujuan untuk mengajak Masyarakat pesisir Pantai
kenjeran agar tidak membuang sampah plastik di laut khususnya
di daerah Pantai Kenjeran. Genre lagu yang terpilih berdasarkan
hasil kuisioner yaitu dangdut. Adapun liriknya adalah sebagai
berikut :

Lagu

b. Totebag

xxxiii
Media totebag dipilih berdasarkan dari hasil indepth
interview yang kami lakukan pada masyarakat pesisir Pantai
Kenjeran selaku sasaran kelompok kami. Mayoritas sasaran kami
memilih dan menyukai media yang memiliki dominasi gambar.
Pada desain totebag terdapat gambar dan tulisan tentang sampah
dan dampak membuang sampah di laut serta ajakan agar berhenti
membuang sampah di laut. Totebag ini akan dipromosikan
kesasaran melalui media online yaitu facebook. Berikut desain
totebag sebelum dan sesudah dilakukan uji coba:

Gambar 1. Hasil awal desain totebag (sebelum revisi)

c. Film pendek dan pementasan drama


Media audio-visual yang dipilih oleh kelompok kami yaitu
film pendek yang dikolaborasikan dengan pementasan drama saat
performance dengan judul “SEMUA KARMA SAMPAH”.
Pementasan drama ditampilkan di awal performance dan
menceritakan tentang kejadian saat ini . Lalu, dilanjutkan dengan
pemutaran film pendek yang menceritakan masa lalu pemeran
utama. Setelah pemutaran film pendek, dilanjutkan dengan
pementasan drama yang kembali menceritakan kejadiaan saat ini .

xxxiv
Pementasan drama dilaksanakan pada Rabu, 27 November 2019
di Laboratorium AVA Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga.
d. Facebook
Media online yang paling banyak digunakan oleh Masyarakat pesisir
Pantai Kenjeran yaitu Facebook. Oleh karena itu, kelompok kami
membuat akun dan halaman facebook bernama “Jagalah Sampahmu”
sebagai media untuk mempromosikan dan menyebarkan informasi
terkait Data mengenai sampah di Indonesia dan Surabaya, Jenis dan
perlakuan terhadap sampah, Dampak sampah, zero waste, serta
informasi terkait film pendek yang di posting dalam bentuk poster.
agar dapat menarik perhatian sasaran. Konten disebarkan setiap
seminggu sekali setiap hari Rabu.
3.2 Uji Coba
3.2.1 Hasil Awal Pembuatan Poster

Gambar 1. Hasil awal desain totebag (sebelum revisi)


3.2.2 Uji Coba Publik
1. Alat dan Bahan
1. Media uji coba berupa Handphone

xxxv
2. Alat tulis
2. Waktu dan Tempat
Waktu : Jumat, 19 September 2019 pukul 01:00 WIB
Tempat : Pesisir Pantai Kenjeran Surabaya
Sample : 3 dari 15 Responden yang dipilih secara acak
3. Pelaksanaan
Berikut adalah beberapa tahapan dalam proses uji coba desain
totebag dan lagu :
a. Memperkenalkan diri kepada responden.
b. Menjelaskan maksud dan tujuan akan melaksanakan uji coba
media promosi kesehatan untuk kepentingan mata kuliah dasar
media komunikasi dan informasi.
c. Mengajukan pertanyaan kepada responden terkait konten yang
ada di dalam desain totebag dan juga mengajukan pertanyaan
terkait dengan lirik lagu. Responden juga diberi pertanyaan
mengenai isi pesan di dalam media promosi totebag dan lirik
lagu.
d. Mencatat respon atau jawaban seluruh responden untuk
perbaikan atau revisi media promosi totebag dan lagu.

Dibawah ini merupakan daftar pertanyaan uji coba kepada


responden :

A. Identitas Responden
1. Siapa nama responden ?
2. Berapa umur responden ?
B. Pertanyaan mengenai unsur-unsur media promosi
1. Media promosi visual totebag
a) Apakah warna totebag sesuai ?
b) Apakah design totebag ada yang perlu dirubah ?
c) Apakah tulisan dalam totebag dapat dipahami ?
d) Apa isi pesan di dalam totebag tersebut ?
e) Apakah ada hal yang tidak dipahami di dalam totebag ?
f) Apa kritik dan saran untuk totebag tersebut ?

xxxvi
2. Media promosi audio lagu
a) Apakah lirik dalam lagu tersebut dapat dipahami ?
b) Apakah lirik dalam lagu tersebut saling berhubungan ?
c) Apa kritik dan saran untuk lagu tersebut ?
3.2.3 Rencana Expert Review
Hasil dari media utama yaitu totebag kami konsultasikan dengan expert
review untuk mendapatkan saran dan kritik yang lebih lanjut agar media
utama kami dapat diterima dengan baik oleh sasaran kami. Selain itu,
dengan adanya expert review kami berharap pesan dari media utama
kami dapat diterima dan tersampaikan dengan baik. Expert review kami
adalah salah satu dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat dari departemen
Kesehatan Lingkungan yaitu Retno Adriyani, S.T., M. Kes.
3.2.4 Hasil Expert Review
Berdasarkan hasil expert review dengan Bu Retno Adriyani, S.T., M.
Kes., desain pada totebag mendapat beberapa saran, yaitu:
a. Pada gambar jam pasir, bagian atas ditambahkan gambar sampah
hingga terlihat penuh.
Gambar ikan hiu di bagian bawah jam pasir ditambahkan air mata agar
ikan hiu tersebut terlihat lebih menderita karena sampah
3.2.5 Hasil Uji Coba
Berdasarkan hasil uji coba media visual kepada responden di
pesisir Pantai Kejeran, maka didapatkan beberapa saran untuk desain
totebag sebagai media utama, yaitu
1. Sebagian responden akan lebih tertarik menggunakan totebag
nya apabila diberi tambahan bunga-bunga berwarna merah
muda di samping gambar jam pasir sebagai gambar utama
totebag

xxxvii
Gambar 2. Hasil Akhir Revisi Pembuatan Desain Totebag

xxxviii
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statisik. 2017. Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2017.


Indonesia: Badan Pusat Statistik/BPS-Statistic Indonesia

Badan Pusat Statistik. 2018. Statistik Lingkungan Hidup Indonesia 2018


Pengolalaan Sampah di Indonesia, wastemanagement. Badan Pusat
Statistik/BPS–Statistics Indonesia. Diakses pada 27 Agustus 2019, pukul
21.58 WIB.

CNN Indonesia, 2019. Mereka yang Berupaya Mengurangi Sampah Plastik.


https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190629164456-284-
407610/mereka-yangberupaya-mengurangi-sampah-plastik. Diunduh 27
Agustus 2019. Pukul 23:35 WIB.
DIKPLHD Jatim. 2017. Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan
Hidup Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2017. Dinas Lingkungan Hidup
Provinsi Jawa Timur. Diakses pada 10 September 2019, pukul 02.53 WIB.

DKLH. 2017. Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasonal. 2017. Direktorat


Kementerian Hidup dan Kehutanan Jakarta. Diakses pada 10 September
2019, pukul 08.00 WIB.

Hadi, Syaikhul. 2019. 23,5 Ton Sampah Diangkut dari Pesisir Pantai Kenjeran.
https://www.google.com/amp/s/www.medcom.id/amp/akWVxyab-23-5-
ton-sampah-diangkut-dari-pesisir-pantai-kenjeran. Diakses pada 10
September 2019, pukul 12.34 WIB.

Irlianti, Ayu, dkk. 2014. The Indonesian Journal of Occupational Safety Health.
Surabaya

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2016. Hari Peduli Sampah
Nasional Semua Bergerak Tanggulangi Masalah Darurat Sampah, Edisi 2.
Buletin Cipta Karya.

xxxix
Mufarida, Binti. 2019. Saat Ini Indonesia Darurat Sampah Plastik.
https://jatim.sindonews.com/read/12988/1/saat-ini-indonesia-darurat-
sampah-plastik-1564315664. Diakses pada 30 Agustus 2019, pukul 17.06
Pandebesie, Erlina S. 2018. Evaluasi Kelayakan Sektor Persampahan Kecamatan
Kenjeran. Surabaya.

Pemerintah Daerah Kota Surabaya. 2019. Peraturan Daerah Kota Surabaya


Nomor 1 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota
Surabaya Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Sampah dan
Kebersihan di Kota Surabaya. Surabaya : Pemerintah Kota Daerah
Surabaya.
Puspita, Sherly. 2018. Indonesia Penyumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua di
Dunia.
www.kompas.com.https://amp.kompas.com/megapolitan/read/2018/08/19/2
1151811/indonesia-penyumbang-sampah-plastik-terbesar-kedua-di-dunia.
Diakses pada 27 Agustus 2019, pukul 22.15 WIB.
Qodriyatun, Sri Nurhayati. 2018. Sampah Plastik: Dampaknya Terhadap
Pariwisata dan Solusi. Info Singkat Bidang Kesejahteraan Sosial, Vol. X,
No. 23. Jakarta : Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI.

Salman, Ghinan. 2019. Risma Pimpin Aksi Bersih-bersih di Pantai Kenjeran,


Terkumpul Sampah 14 Ton.
https://surabaya.kompas.com/read/2019/03/01/13300081/risma-pimpin-
aksi-bersih-bersih-di-pantai-kenjeran-terkumpul-sampah-14-ton?page=all.
Diakses pada 10 September 2019, pukul 12.39 WIB.

SIPSN. 2018. Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional : Data


Pengelolaan Sampah. http://sipsn.menlhk.go.id. Diakses pada 30 Agustus
2019, pukul 17.39 WIB.

Silaniherlina, Uneng. 2012. Teori Perubahan Perilaku.


https://www.slideshare.net/charkelima/teori-perubahan-perilaku. Diakses
pada tanggal 6 September 2019 pukul 20.53

xl
Rhofita, E.I., dan N. Naily. 2018. Persepsi komunitas nelayan Kenjeran terhadap
kegiatan konservasi lingkungan pesisir berdasarkan perspektif ekoteologi
Islam. Surabaya.

xli

Anda mungkin juga menyukai