Anda di halaman 1dari 12

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Lumbung Pustaka UNY (UNY Repository)

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI BANK SAMPAH DI DUSUN SERUT, DESA


PALBAPANG, KECAMATAN BANTUL, KABUPATEN BANTUL

JURNAL

Disusun Oleh:

PITRI NURHIDAYAH
13416241072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
2 |Pemberdayaan Masyarakat…(Pitri Nurhidayah)

PEMBERDYAAN MASYARAKAT MELALUI BANK SAMPAH DI DUSUN SERUT, DESA


PALBAPANG, KECAMATAN BANTUL, KABUPATEN BANTUL

Oleh: Pitri Nurhidayah, Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta,
pitrinh20@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui


bank sampah di Dusun Serut, Desa Palbapang, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul; 2) Faktor-faktor
yang mempengaruhi pemberdayaan masyarakat di Dusun Serut, Desa Palbapang, Kecamatan Bantul,
Kabupaten Bantul; 3) Dampak pemberdayaan masyarakat melalui bank sampah di Dusun Serut, Desa
Palbapang, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul.

Penelitian ini menggunakan penelitian pendekatan deskriptif kualitatif dengan lokasi


penelitian di Bank Sampah Azola Dusun Serut. Subyek penelitian ini adalah nasabah bank sampah,
informan adalah pengurus bank sampah dan kepala dusun selaku penasehat bank sampah.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Peneliti melakukan penelitian yang dibantu oleh pedoman wawancara, pedoman observasi, dan
pedoman dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Triangulasi yang digunakan untuk
menjelaskan keabsahan data dengan menggunakan triangulasi teknik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui


bank sampah di Dusun Serut memiliki kegiatan yang meliputi sosialisasi bank sampah, penabungan
sampah, pemilihan sampah, pelatihan keterampilan dan evaluasi yang dilakukan seminggu sekali akan
tetapi masih terdapat kekurangan antara lain rencana-rencana tersebut belum diikuti oleh seluruh
anggota bank sampah; 2) Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberdayaan masyarakat melalui bank
sampah di Dusun Serut yaitu kinerja pengurus yang tidak maksimal, pembagian kerja yang kurang
spesifik, serta partisipasi masyarakat yang kurang; 3) Dampak dari pemberdayaan masyarakat melalui
bank sampah di Dusun Serut pada aspek lingkungan cukup memberikan dampak yang baik yaitu
terlihat dari semakin bersihnya lingkungan, pada aspek ekonomi cukup untuk memberikan
penghasilan tambahan bagi anggota yang aktif, dan pada aspek sosial semakin mengakrabkan antar
masyarakat.

Kata kunci : Pemberdayaan Masyarakat, Bank Sampah, Dusun Serut


3 |Pemberdayaan Masyarakat…(Pitri Nurhidayah)

COMMUNITY EMPOWERMENT THROUGH A GARBAGE BANK IN SERUT HAMLET,


PALBAPANG VILLAGE, BANTUL DISTRICT, BANTUL REGENCY

By: Pitri Nurhidayah, Social Studies Education, Yogyakarta State University, Pitrinh20@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to investigate: 1) the implementation of community empowerment through a
garbage bank in Serut Hamlet, Palbapang Village, Bantul District, Bantul Regency; 2) factors
affecting community empowerment in Serut Hamlet, Palbapang Village, Bantul District, Bantul
Regency; and 3) effects of community empowerment through a garbage bank in Serut Hamlet,
Palbapang Village, Bantul District, Bantul Regency.

This study used the qualitative descriptive approach and the research setting was Azola
Garbage Bank in Serut Hamlet. The research subjects were the garbage bank customers and the
informants were the garbage bank administrators and the head of the hamlet as the garbage bank
advisor. The data were collected through interviews, observations, and documentation. The researcher
conducted the study assisted by interview guides, observation guidelines, and documentation
guidelines. The data analysis technique consisted of data collection, data reduction, data display, and
conclusion drawing and verification. The triangulation to enhance the data trustworthiness was the
technique triangulation.

The results of the study are as follows. 1) The community empowerment through a garbage
bank in Serut Hamlet is implemented through activities such as garbage bank socialization, garbage
saving, garbage selection, and skill training and evaluation conducted once a week, but there are still
weaknesses because the plans have not been followed by all members of the garbage bank. 2) The
factors affecting the community empowerment through a garbage bank in Serut Hamlet is the
performance of the administrators which is not maximal, the division of work which is not specific
enough, and people’s participation which is not maximal. 3) The impact of the community
empowerment through a garbage bank in Serut Hamlet on environmental aspect is good enough,
indicated by the environment which is cleaner, that on the economic aspect is enough to provide
additional incomes for active members, and that on social aspect is that community members are more
familiar with each other.

Keywords: Community Empowerment, Garbage Bank, Serut Hamlet


4 |Pemberdayaan Masyarakat…(Pitri Nurhidayah)

A. PENDAHULUAN (TPA) sampah sebesar 11,6 juta ton/tahun,


Pembangunan merupakan masalah dibuat kompos 1,2 juta ton/tahun, dibakar
yang kompleks. Dilihat dari sisi bidang yang 0,8 juta ton/tahun, dan sampah yang dibuang
dibangun sangat luas, misalnya aspek ke sungai 0,6 juta ton/tahun.
kehidupan politik, ekonomi, sosial dan Sampah yang dibiarkan
budaya serta pertahanan dan keamanan. menggunung dan tidak di kelola dengan baik
Masa sekarang ini sudah saatnya menjadikan maka akan menimbulkan berbagai penyakit.
masyarakat sebagai subyek pembangunan. Tercatat lebih dari 25 jenis penyakit yang
Subyek pembangunan berarti bahwa disebabkan oleh buruknya pengelolaan
masyarakat harus mempunyai andil atau sampah. Dampak pengelolaan sampah yang
peran aktif dalam rangka menyukseskan buruk menimbulkan pencemaran terhadap
pembangunan. Salah satu strategi yang tepat air, udara dan tanah. Tidak hanya
serta diharapkan dapat meningkatkan pemukimam dikota, sampah juga dihasilkan
kemampuan dan kemandirian masyarakat dari pedesaan. Umumnya, sampah pedesaan
yaitu dengan cara memberdayakan sebagian besar berasal dari lahan pertanian
masyarakat (Cholisin, 2011:1). berupa sampah organik dan sampah rumah
Pemberdayaan masyarakat tangga. Sampah organik desa dapat berupa
diartikan sebagai upaya untuk membantu jerami padi, sekam padi, sisa sayuran,
masyarakat dalam mengembangkan ataupun dedaunan (Sucipto, 2012: 1-2)
kemampuan sendiri sehingga bebas dan
mampu untuk mengatasi masalah dan Tabel 1. Data Jumlah Penduduk di
mengambil keputusan secara mandiri. Yogyakarta
Tujuan dari pemberdayaan masyarakat yaitu
untuk mendorong terciptanya kekuatan dan Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk menurut Kabupaten/Kota
di D.I. Yogyakarta
kemampuan lembaga masyarakat sehingga 2015 2014 2013 2012
secara mandiri mampu mengelola dirinya D.I. Yogyakarta 3679176 3637116 3594854 3552462
sendiri berdasarkan kebutuhan masyarakat Kulonprogo 412198 407709 403179 398672
itu sendiri, serta mampu mengatasi Bantul 971511 959445 947072 934674
tantangan persoalan di masa yang akan
Gunungkidul 715282 707794 700191 692579
datang (Sunartiningsih, 2004:50).
Sleman 1167481 1154501 1141733 1128943
Sampah adalah suatu benda yang
tidak digunakan dan harus dibuang, sampah Yogyakarta 412704 407667 402679 397594

tersebut di hasilkan oleh kegiatan manusia Sumber :www.bps.go.id


yang berasal dari kegiatan industri,
pertambangan, pertanian, peternakan, Menurut data yang dimiliki oleh
perikanan, transportasi, rumah tangga, Badan Pusat Statistika (BPS), jumlah
perdagangan, dan kegiatan manusia lainnya penduduk Kabupaten Bantul dari tahun
(Manik, 2003: 67). Bertambahnya jumlah ketahun semakin meningkat yakni pada
penduduk serta berubahnya pola konsumsi tahun 2014 ke 2015 meningkat sebanyak
masyarakat, maka sampah yang dihasilkan 12.066 jiwa dan menempati peringkat ke-2
manusia juga meningkat, sehingga tidak dari 5 kabupaten yang ada di D.I
mengherankan jika produksi sampah dari Yogyakarta. Meningkatnya jumlah
tahun ke tahun semakin bertambah. Jumlah penduduk dari tahun ke tahun tidak
timbunan sampah kota diperkirakan diimbangi dengan pelatihan pengelolaan
meningkat lima kali lipat pada tahun 2020 sampah kepada masyarakat. Pengelolaan
yaitu menjadi 2,1 kg perkapita (Sucipto, sampah adalah kegiatan yang dilakukan
2012: 11). untuk menangani sampah, kegiatan tersebut
Menurut Suwerda (2012: 3) meliputi pengendalian timbulan sampah,
Jumlah sampah di Indonesia berdasarkan pengumpulan sampah, transfer dan
data statistik persampahan di Indonesia transport, pengolahan, dan pembuangan
tahun 2008, sistem penanganan sampah, akhir. Pengolahan sampah diantaranya
setelah sampah dikumpulkan masyarakat transformasi fisik, pembakaran (incinerate),
dari pemukiman jumlah sampah yang pembuatan kompos (composting) dan energy
diangkut ke Tempat Penampungan Sampah recovery. Masyarakat dapat memilih dalam
(TPS) atau Tempat Penampungan Akhir pengolahan sampah tersebut berdasarkan
5 |Pemberdayaan Masyarakat…(Pitri Nurhidayah)

pada jenis dan komposisi sampah (Sejati, kecamatan yang ada di bantul dengan total
2009: 24-26). timbulan sampah 39,41 ton per hari. Dusun
Pengelolaan sampah di TPA Serut yang merupakan bagian dari
Piyungan yang merupakan TPA satu- Kecamatan Bantul berupaya untuk
satunya yang dimiliki oleh Pemerintah memanfaatkan sampah melalui program
Daerah Istimewa Yogyakarta sudah tidak bank sampah yang bertujuan untuk
memadai lagi. TPA Piyungan tersebut memberdayakan masyarakat khususnya ibu
melayani tiga wilayah, yaitu Kabupaten rumah tangga yang memiliki waktu luang.
Sleman, Kabupaten Bantul dan Kota Berdasarkan observasi di Dusun
Yogyakarta. Sebanyak 300-500 ton Serut didapatkan informasi bahwa masih ada
sampah/hari dibuang ke TPA Piyungan, beberapa masalah dalam pelaksanaan bank
sehingga kapasitas TPA piyungan seluas 10 sampah. Masalah tersebut antara lain belum
hektar tersebut sudah tidak memadai. Hal terbentuknya struktur pengurus yang
tersebut memunculkan TPA liar yang terpadu, masyarakat belum sadar akan
disebabkan oleh warga yang membuang pentingnya memilah dan mengelola sampah,
sampah sembarangan, sehingga menjadi pengetahuan masyarakat mengenai Bank
sumber penyakit. Kebiasaan masyarakat Sampah juga masih terbatas. kurangnya
membakar sampah terutama sampah plastik, partisipasi masyarakat dalam mengelola
juga menjadi masalah yang perlu mendapat bank sampah juga menjadi penyebab
perhatian. Pembakaran sampah berakibat pelaksanaan yang belum optimal. Informasi
pada pencemaran udara yang memicu lain didapatkan dari masyarakat sekitar
adanya pemanasan global dan mengganggu Dusun Serut bahwa mereka belum
kesehatan masyarakat terutamaanak-anak merasakan dampak positif yang signifikan
(Suwerda, 2012: 5-6). sejak adanya bank sampah, Menurut hasil
observasi didapatkan fakta-fakta seperti
Tabel 2 : Data Perkiraan Timbulan uraian di atas, sehingga penulis tertarik
Sampah Rata-rata per hari Tahun 2015 di untuk meneliti pemberdayaan masyarakat
Kabupaten Bantul. melalui bank sampah di Dusun Serut, Desa
Rata-rata Timbulan sampah Palbapang, Kecamatan Bantul, Kabupaten
No Kecamatan Bantul.
Jumlah m3/hari ton/hari
penduduk
B. METODE PENELITIAN
1 Banguntapan 105.278 267,59 66,90 1. Jenis Penelitian
2 Sewon 95.979 241,79 60,45 Pendekatan penelitian yang digunakan
3 Kasihan 97.533 238,14 59,54 dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif dan metode penelitian yang
4 Bantul 62.727 157,66 39,41
5 Imogiri 61.958 155,18 38,79
dipergunakan adalah metode penelitian
6 Jetis 57.090 143,57 35,89 deskriptif kualitatif. Melalui pendekatan ini
7 Pandak 51.089 127,91 31,98 diharapkan peneliti dapat menghasilkan data
8 Piyungan 49.962 125,93 31,48 yang deksriptif guna mengungkapkan sebab dan
9 Pleret 46.552 116,24 29,06 proses terjadinya.
10 Sedayu 45.624 107,11 26,78
11 Bambanglipuro 40.862 102,69 25,67
2. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa
12 Dlingo 39.061 97,53 24,38 Hargowilis, Kecamatan Kokap, Kabupaten
13 Pundong 34.558 87,65 21,91 Kulonprogo. Lokasi tersebut dipilih sebagai
14 Pajangan 33.551 85,37 21,34 lokasi dan sumber penelitian karena lokasi
15 Sanden 32.650 81,55 20,39
tersebut terdapat perubahan sosial ekonomi
16 Srandakan 31.166 78,10 19,53
17 Kretek 31.159 77,63 19,41
masyarakat sekitar objek wisata Waduk Sermo
Jumlah 913.051 2291,64 572,91 di Desa Hargowilis, Kecamatan Kokap,
Kabupaten Kulonprogo pada tahun 2014-2016.
Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul Penelitian ini dilaksanakan mulai dari awal
pengajuan judul pada bulan Oktober 2016
Tabel 2. menunjukkan bahwa sampai penyelesaian laporan pada bulan
timbulan sampah di kabupaten bantul Agustus 2017.
mencapai 572,91 ton per hari. Kecamatan 3. Informan Penelitian
bantul menempati urutan ke 4 dari 17
6 |Pemberdayaan Masyarakat…(Pitri Nurhidayah)

Subyek penelitian ini adalah nasabah berupa wawancara semi terstruktur. Tujuan dari
bank sampah, informan adalah pengrus bank wawancara ini adalah untuk menemukan
sampah dan kepala dusun selaku penasehat permasalahan secara lebih terbuka, di mana
Bank Sampah Azola. Adapun klasifikasi pihak yang diajak wawancara diminta pendapat,
informan penelitian ini sebagai berikut: dan ide-idenya. Peneliti menggunakan bantuan
a. Bapak Tb sebagai Kepala Dusun Serut dan pedoman wawancara untuk memudahkan dan
penasehat bank sampah memfokuskan pertanyaan yang akan diutarakan
b. Ibu JM selaku ketua Bank Sampah Azola kepada informan mengenai perubahan
c. Ibu MM selaku sekertaris Bank Sampah pemberdayaan masyarakat melalui bank
Azola sampah di Dusun Serut. Peneliti juga
d. Ibu AR selaku bendahara Bank Sampah menggunakan alat bantu rekam untuk
Azola memudahkan dalam proses pengolahan data
e. Ibu IS selaku anggota dan pengrajin Bank c. Dokumentasi
Sampah Azola Teknik dokumen ini dengan
Pemilihan subjek penelitian ini dilakukan memperoleh data dari berbagai instansi yang
dengan purposive sampling. berkaitan dengan permasalahan penelitian yaitu
Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul
5. Fokus Penelitian dan Kelurahan Desa Palbapang. Penelitian ini
Fokus penelitian merupakan suatu menggunakan dokumentasi yang berbentuk
nilai dari orang, objek atau kegiatan yang foto-foto, catatan-catatan, tabel, skema, bagan,
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan peristiwa-peristiwa tertentu dan data-data
oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik berbentuk tulisan yang berkaitan dengan
kesimpulannya. Fokus penelitian dalam pemberdayaan masyarakat di Dusun Serut
penelitian ini adalah:
a. Pelaksanaan Catatan lapangan merupakan alat
1. Rencana kegiatan yang sangat penting dalam penelitian kualitatif.
2. Pembentukan pengurus Menurut Moleong (2008: 208), catatan
3. Kegiatan rutin lapangan ini berupa coretan seperlunya yang
4. Evaluasi kegiatan sangat dipersingkat, berisi kata-kata kunci,
b. Faktor – faktor yang mempengaruhi frasa, pokok-pokok isi pembicaraan atau
1. Kinerja pengurus pengamatan. Catatan lapangan dilakukan setiap
2. Pembagian jobdesk kali selesai mengadakan pengamatan atau
3. Partisipasi masyarakat wawancara, tidak boleh dilalaikan karena akan
c. Hasil tercampur dengan informasi lain dan ingatan
1. Lingkungan seseorang itu sifatnya terbatas. Catatan ini
2. Sosial digunakan untuk alat perantara mengenai apa
3. Ekonomi yang dilihat, didengar, dirasakan, dialami, dan
dipikirkan yang berkaitan dengan
6. Teknik Pengumpulan Data pemberdayaan masyarakat melalui bank
Adapun teknik pengumpulan data dalam sampah di Dusun Seut.
metode penelitian kualitatif ini yaitu:
a. Observasi 6. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan observasi Peneliti kualitatif sebagai human
non partisipatif, dimana peneliti bukan instrumen menurut Sugiyono (2009: 222),
merupakan bagian dari kelompok yang berfungsi menetapkan fokus penelitian,
ditelitinya dan peneliti hanya datang di tempat memilih informan sebagai sumber data,
kegiatan orang yang diamati tetapi tidak ikut melakukan pengumpulan data dan membuat
terlibat dalam kegiatan tersebut. Teknik ini kesimpulan atas temuannya melalui observasi
merupakan teknik yang dilakukan dengan cara dan wawancara. Instrumen yang digunakan
mengamati secara langsung kondisi fisik dan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi,
aktivitas kegiatan pemberdayaan masyarakat lembar wawancara dan dokumentasi terstruktur
melalui bank sampah di Dusun Serut. yang dibuat sendiri oleh peneliti.
a. Wawancara 7. Keabsahan Data
Penelitian ini menggunakan pedoman Dalam penelitian ini, peneliti
wawancara mendalam (in depth interviewe) menggunakan teknik keabsahan data dengan
7 |Pemberdayaan Masyarakat…(Pitri Nurhidayah)

triangulasi teknik. Menurut Sugiyono (2009: dengan membuat sebuah jadwal piket dalam
373) triangulasi teknik untuk menguji pemilihan sampah maupun melakukan
kredibilitas data yang dilakukan dengan cara pelatihan bank sampah di daerah lain. Tujuan
mengecek data kepada sumber yang sama dari pembentukan jadwal piket ini adalah untuk
dengan teknik yang berbeda. Misalnya data meningkatkan kualitas kerja pengurus dan
diperoleh melalui wawancara, kemudian dicek anggota dalam mengelola bank sampah, disisi
dengan observasi, dokumentasi, atau kuisioner. lain pengurus dan anggota diberikan wewenang
Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas dalam menentukan jadwal piket sendiri untu
data tersebut, menghasilkan data yang berbeda- mengantisipasi terbenturnya jadwal piket
beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih dengan kesibukan di keluarga masing-masing.
lanjut kepada sumber data yag bersangkutan b. Pembentukan Pengurus
atau yang lain, untuk memastikan data mana Pembentukan pengurus Bank Sampah
yang dianggap benar. atau mungkin semuanya Azola secara sukarela dan tidak ada pergantian
benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda. pengurus karena belum ada yang siap untuk
8. Teknik Analisis Data menggantikan tugas-tugas pengurus yang lama.
Teknik yang akan digunakan dalam Pemilihan secara sukarela ini didasarkan karena
penelitian ini adalah teknik analisis interaktif pekerjaan ini berkecimpung dengan sampah
yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, dimana tidak semua orang mau dan mampu
penyajian data dan penarikan kesimpulan. masuk didalamnya. Bank Sampah Azola
Triangulasi yang digunakan untuk menjelaskan dikelola oleh 3 orang pengurus yang menjabat
keabsahan data dengan menggunakan sebagai ketua, sekertaris, dan bendahara.
triangulasi teknik. Ketiganya berperan aktif dalam pelaksanaan
bank sampah Pengurus yang secara sukarela
C. HASIL DAN PEMBAHASAN tersebut menyebabkan pembentukan
1 Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat kepengurusan yang tidak sesuai dengan
Melalui Bank Sampah di Dusun Serut keahlian yang dimiliki oleh individu.
a. Rencana Kegiatan c. Kegiatan Rutin
Bank Sampah Azola belum memiliki Berdasarkan hasil observasi yang
rencana yang terstruktur, sehingga dalam dilakukan oleh peneliti di Dusun Serut bahwa
pencapaian tujuan-tujuan seperti yang kegiatan rutin yang dilakukan yaitu arisan rutin,
diinginkan masih belum terwujud. Berdasarkan pemilihan sampah, sosialisasi, menabung
penelitian yang dilakukan oleh peneliti, rencana sampah, dan membuat kerajianan daur ulang
kegiatan yang ada di Bank Sampah Azola tidak sampah. Arisan dilakukan setiap senin sebulan
mampu berjalan sesuai yang diharapkan dua kali pukul 14.00 WIB sampai pukul 15.30
dikarenakan masyarakat masih menganggap WIB. Penabungan sampah juga merupakan
sampah adalah barang yang tidak ada harganya. rangkaian dari kegiatan bank sampah,
Anggapan seperti itu menghambat rencana masyarakat dapat membawa sampah rumah
kegiatan yang awalnya di rencanakan tidak tangga yang telah terkumpul ke bank sampah.
berjalan namun tetap saja tidak memunculkan Kegiatan penabungan sampah kemudian
alternatif pemecahan masalah yang terbaik. dilanjutkan dengan pemilihan sampah
Cara yang terus dilakukan oleh dilakukan setiap hari selasa dan sabtu dimulai
pengurus bank sampah yaitu hanya dengan pukul 11.00 WIB dan selesei pukul 12.00 WIB.
terus memberikan semangat kepada para Kegiatan lain yang dilakukan oleh
anggota dan memberikan sosialisasi bank para pengurus bank sampah yaitu sosialisasi
sanpah kepada masayarakat Dusun Serut. oleh pengurus bank sampah. Sosialisasi
Pengembangan rencana kegiatan serta dilakukan agar masyarakat di Dusun Serut
pengorganisasian pelaksanaannya juga belum dapat ikut serta dalam kegiatan pengelolaan
dilakukan oleh pengurus. Kegiatan yang sampah dan menanamkan pentingnya kesadaran
direncanakan oleh pengurus bank sampah masyarakat untuk menjaga kebersihan
antara lain sosialisasi, penabungan sampah, lingkungan. Sosialisasi juga bertujuan untuk
arisan rutin, pelatiahan membuat kerajinan dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya
pemilihan sampah. mengelola sampah dan untuk mengenalkan
Salah satu bentuk dari perencanaan manfaat adanya bank sampah. Pelatihan
dalam meningkatkan dan mengembangkan pembuatan kerajinan juga dilakukan dengan
ketrampilan pengurus dan anggota adalah mendatangkan pengrajin dibidangnya sehingga
8 |Pemberdayaan Masyarakat…(Pitri Nurhidayah)

diharapkan ibu-ibu yang sudah diberi pengelolaan sampah diperoleh dari pelatihan
keterampilan dapat membuat kerajinan tersebut dan penyuluhan yang diberikan oleh Dinas
dan hasilnya akan diberikan kepada mereka. Lingkungan Hidup dan oleh Bapak Bambang
d. Evaluasi Kegiatan Suwerda selaku pencetus Bank Sampah.
Berdasarkan hasil penelitian, evaluasi b. Pembagian Kerja
yang dilakukan di Bank Sampah Azola sudah Berdasarkan hasil penelitian memang
dilakukan secara berkala yaitu pada saat arisan sudah terdapat pembagian kerja seperti
rutin setiap hari senin dua kali dalam sebulan. dibentuknya ketua bank sampah, sekertaris dan
Terdapat peningkatan kerja setelah dilakukan bendahara. Permbagian kerja untuk yang lebih
evaluasi dari pertama dibentuknya bank sampah spesifik seperti siapa yang akan mengumpulkan
sampai saat ini, namun peningkatan tersebut sampah, memilah sampah, menimbang sampah,
tidak signifikan. Peningkatan yang cenderung mengolah sampah dan lain-lain belum ada.
datar ini dikarenakan masih susahnya Pekerjaan rata-rata dilakukan oleh ketiga
memberikan pemahaman kepada masyarakat pengurus tersebut. Ketiga pengurus itu pun
akan kebersihan lingkungan dan mengelola tidak sepenuhnya bekerja sesuai dengan
sampah. Pelaksanaan evaluasi yang dilakukan tanggung jawab mereka.
saat arisan tersebut tidak terlalu membahas Faktor penghambat yang
mengenai evaluasi bank sampah dan hanya diisi menyebabkan kurang berjalannya pembagian
dengan obrolan santai. Sulitnya menyadarkan kerja di Bank Sampah Azola yang pertama
masyarakat pedesaan akan pentingnya adalah dalam pemilihan pengurus tidak
pengelolaan sampah menjadi kendala dalam didasarkan pada keahlian setiap individu,
proses evaluasi. Meskipun demikian, pengurus karena pemilihan hanya dilakukan secara
terus berusaha menyadarkan dan memberikan sukarela. Faktor kedua yaitu kurangnya
motivasi saat evaluasi. Evaluasi juga dilakukan partisipasi masyarakat di luar pengurus
untuk mengecek kinerja pengurus dalam sehingga kegiatan di Bank Sampah Azola
menjalankan proses pengelolaan sampah di hanya bertumpu pada pengurusnya.
bank sampah Dusun Serut tersebut. c. Partisipasi Masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian yang
2.Faktor-faktor yang Mempengaruhi dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank masyarakat kurang antusias dengan adanya
Sampah di Dusun Serut Bank Sampah Azola.
a. Kinerja Pengurus Beberapa faktor yang menghambat
Pengurus di Bank Sampah Azola dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat
terdiri dari ketua, bendahara dan sekertaris. melalui pengelolaan Bank Sampah Azola dapat
Beberapa pengurus sudah bekerja dengan rajin, disimpulkan, yaitu :
tetapi pekerjaan tersebut belum dapat dikatakan 1) Kesadaran dan kemauan masyarakat masih
sebagai pekerjaan utama, mereka hanya rendah meski sudah mengetahui program
gunakan untuk mengisi waktu luang. Kinerja bank sampah yang disampaikan saat
pengurus yang rajin tersebut juga belum sosialisasi. Beberapa warga cenderung tidak
diimbangi dengan keaktifan anggota yang mau tahu dan kurang peduli dengan
lainnya, dari 40 orang, hanya sekitar 15 orang kegiatan lingkungan, terutama yang
yang aktif. Pekerjaan dan tanggunga jawab dilaksanakan di Bank Sampah Azola.
pengurus itupun lebih banyak di handle oleh 2) Kendala waktu dan kesibukan masing-
ketua bank sampah. Ketua bank sampah masing nasabah sehingga tidak bisa
dianggap lebih mampu mengurusi semua maksimal dalam mengikuti kegiatan di
kebutuhan dan kegiatan bank sampah. Hal ini bank sampah.
menyebabkan beberapa pekerjaan didominasi
oleh ketua. 3. Dampak Pemberdayaan Masyarakat
Berdasarkan hasil penelitian yang Melalui Bank Sampah di Dusun Serut
dilakukan peneliti ditemukan bahwa pengurus a. Lingkungan
menjalankan programnya dengan memberikan Berdasarkan penelitian didapatkan
pelatihan-pelatihan dan penyuluhan kepada informasi bahwa dengan adanya bank sampah
masyarakat Dusun Serut mengenai berbagai maka lingkungan menjadi semakin bersih sebab
cara yang dapat dilakukan untuk mengolah sampah-sampah yang dihasilkan rumah tangga
sampah sementara pengetahuan dasar tentang dapat ditampung di bank sampah dan beberapa
9 |Pemberdayaan Masyarakat…(Pitri Nurhidayah)

dapat dibuat kerajianan. Dampak tersebut yang ada di Bank Sampah Azola seperti
terutama dirasakan oleh para anggota bank sosialisasi, penabungan sampah, pemilihan
sampah, namun belum semua masyarakat dapat sampah, dan pelatihan membuat kerajinan.
merasakannya mengingat tidak semua orang Sosialisasi terus dilakukan pada acara-acara
sadar akan mengelola sampah. tertentu seperti PKK, dasawisma, KWT.
b. Sosial Bank Sampah Azola dikelola oleh 3
Berdasarkan penelitian diketahui orang pengurus yang menjabat sebagai ketua,
bahwa dengan adanya bank sampah setidaknya sekertaris, dan bendahara. Pembentukan
sedikit demi sedikit menyadarkan masyarakat pengurus awalnya suka rela tanpa
tentang mengelola sampah. Selain itu, secara memperhatikan keahlian calon pengurus
tidak langsung dapat memberikan edukasi terlebih dahulu. Kurangnya keahlian setiap
tentang pentingnya pengelolaan sampah, bidang tersebut menyebabkan Bank Sampah
meskipun memang belum semua warga dapat Azola kurang berjalan secara optimal. Pengurus
merasakan hal ini. Masyarakat yang dahulunya yang terbentuk tersebut tidak dibayar dan jam
kurang berinteraksi antara warga satu dengan kerjanya pun fleksibel dengan menyesuaikan
yang lainnya maka adanya Bank Sampah Azola kesibukan rumah tangga mereka. Pekerjaan ini
yang sering melakukan kegiatan berkumpul hanya sebagai pekerjaan sampingan sehingga
dengan anggota dan pengurus menyebabkan pikiran dan tenaga tidak sepenuhnya diberikan
mereka sering berinteraksi dan terjalin untuk kemajuan bank sampah.
silahturahmi antar anggota maupun pengurus Koordinasi antar pengurus juga
c. Ekonomi kurang yang disebabkan tidak adanya rapat
Berdasarkan hasil penelitian yang khusus yang diselenggarakan untuk
dilakukan diketahui bahwa adanya bank mengevaluasi setiap pekerjaan. Sebagian besar
sampah di Dusun Serut belum memberikan pekerjaan di tangani oleh ketua bank sampah,
pengaruh yang terlihat dengan jelas di bidang sehingga adanya dominasi pekerjaan. Hal itu
ekonomi. Bank sampah masih menjadi terjadi sebab memang ketua bank sampah dirasa
pekerjaan sampingan yang hanya digunakan cukup mumpuni dalam mengelola bank
untuk menumpuk sampah bagi para anggota sampah. Ketua bank sampah juga memiliki
dan mengelola kembali menjadi kerajinan bagi kelebihan dalam hal keterampilan dari pada
mereka yang memiliki keahlian dan kemauan. pengurus dan anggota yang lain. Bank Sampah
Sebagian besar yang telah memiliki Azola sampai saat ini belum terdapat pergantian
keterampilan membuat kerajinanpun terkadang pengurus dikarenakan masyarakat belum ada
tidak konsisten dalam menjalankan usaha daur yang mau untuk diberikan tanggungjawab.
ulang sampah. Hal ini berimbas pada Tidak adanya pergantian pengurus tersebut
pendapatan mereka yang tidak menentu dari menyebabkan tidak adanya berubahan pola
hasil pengelohan sampah. Padahal apabila kerja maupun ide-ide yang inovatif yang
pengolahan sampah tersebut ditekuni akan seharusnya dapat di berikan oleh orang baru.
sangat memberikan kontribusi penghasilan Pengurus Bank Sampah Azola juga
yang dapat digunakan untuk menutup melakukan evaluasi secara berkala yaitu pada
kebutuhan keluarga. Oleh karena itu, mereka saat arisan, akan tetapi belum terdapat
perlu diberikan motivasi untuk terus semangat peningkatan yang signifikan. Saat evaluasi,
dalam menjalankan usaha pengolahan sampah pengurus juga selalu memberikan semangat dan
menjadi kerajinan yang bernilai ekonomi. motivasi kepada anggota bank sampah
mengingat sampai saat ini semangat para
D. PEMBAHASAN anggota masih harus terus di ingatkan. Hal ini
1. Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat disebabkan sulitnya memberikan pemahaman
Melalui Bank Sampah dan menyadarkan kepada masyarakat akan
Tujuan dari pembentukan bank kebersihan lingkungan dan mengelola sampah.
sampah selain agar masyarakat dapat mengelola Evaluasi dilakukan untuk mengecek
sampah yaitu merupakan salah satu pelaksanaan kinerja pengurus, pengadministrasian seperti
dari program pemerintah yakni bantul bebas pembukuan, catatan buku tabungan agar tidak
sampah pada tahun 2020. Rencana kegiatan terjadi kesalahan dalam laporan keuangan.
yang terdapat di Bank Sampah Azola belum Evaluasi juga dilakukan untuk mendampingi
terstruktur sehingga tujuan yang diinginkan lebih ekstra kepada para anggota untuk
belum terwujud dengan baik. Rencana kegiatan mempertahankan karya-karya mereka. Selain
10 |Pemberdayaan Masyarakat…(Pitri Nurhidayah)

itu juga mempertahankan kepercayaan yang 3.Dampak Pemberdayaan Masyarakat


diberikan oleh Badan ingkungan Hidup yang Melalui Bank Sampah di Dusun Serut
selama ini juga memberikan bantuan dan Dampak adanya bank sampah dapat
pendampingan kepada Bank Sampah Azola. dilihat dari beberapa aspek yakni lingkungan,
2.Faktor-faktor yang Mempengaruhi ekonomi, dan sosial. Pada aspek lingkungan
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Bank adanya bank sampah memberikan dampak yang
Sampah baik, yakni lingkungan menjadi bersih dan
Faktor-faktor yang mempengaruhi bebas dari sampah. Awalnya sebagian besar
berjalannya Bank Sampah Azola antara lain masyarakat masih menggunakan cara praktis
kinerja pengurus, pembagian kerja, dan dalam mengelola sampah seperti di bakar
partisipasi masyarakat. Pengurus yang memang maupun ditimbun. Pencemaran udara semakin
awalnya dibentuk tanpa memperhatikan setiap berkurang seiring dengan intensitas kebiasaan
keahlian individu menjadi masalah karena membakar sampah mulai berkurang dan jumlah
terkadang mereka tidak mampu menyelesaikan sampah plastik semakin berkurang karena
suatu pekerjaan. Pekerjaan yang rumit biasanya sampah palastik dibuat kerajinan oleh
dilakukan oleh ketua bank sampah, seperti masyarakat.
membuat proposal yang seharusnya adalah Dampak adanya bank sampah juga
tugas sekertaris tapi dikerjakan oleh ketua. Hal- dirasakan pada aspek sosial, nilai-nilai sosial
hal tersebut menyebabkan pengurus tidak yang semakin memudar merupakan masalah
mampu bekerja secara optimal, kendala yang yang harus diatasi. Adanya bank sampah sedikit
lain adalah pengurus yang masih harus demi sedikit memupuk dan mengembalikan
mengatur waktu antara pekerjaan rumah tangga nilai-nilai sosial yang ada di masyarakat, salah
dan pekerjaan di Bank Sampah Azola satunya dengan kegiatan-kegiatan perkumpulan
sementara mereka tidak diberikan upah. Kinerja yang diadakan Bank Sampah Azola, dengan
pengurus berhubungan juga dengan pembagian perkumpulan tersebut maka meningkatkan
kerja, Bank Sampah Azola memang sudah interaksi antar warga masyarakat terutama bagi
terdapat pembagian kerja yakni ketua, mereka yang tergabung di dalam Bank Sampah
sekertaris, dan bendahara. Pembagian kerja Azola. Interaksi yang terjadi menimbulkan
untuk yang lebih spesifik seperti memilih kedekatan antar anggota bank sampah.
sampah, menimbang sampah belum ada dan Pada aspek ekonomi adanya bank
dikerjakan oleh ketiga pengursu tersebut secara sampah belum mampu untuk memenuhi
bergantian dengan dibantu oleh beberapa kebutuhan sehari-hari. Penghasilan dari bank
anggota lainnya. Pengurus juga belum bekerja sampah dan pembuatan kerajinan hanya sebagai
sesuai dengan tanggung jawab mereka penghasilan tambahan. Pendapatan dari
mengingat keahlihan yang terbatas. kerajinan pun tidak menentu, apabila
Faktor terakhir yaitu mengenai masyarakat konsisten dalam mengerjakannya
partisipasi masyarakat terhadap adanya bank maka akan memperoleh hasil yang lumayan.
sampah. Berdasarkan penelitian bahwa Masyarakat yang memiliki berbagai kesibukan
masyarakat kurang antusias dengan adanya membuat semangat mereka turun naik untuk
bank sampah. Anggapan bahwa sampah adalah membuat kerajinan sehingga pemberian
hal yang tidak memiliki nilai merupakan salah semangat dan motivasi terus dilakukan oleh
satu faktor penyebab kurangnya partisipasi pengurus bank sampah. Produk yang telah
masyarakat di Dusun Serut. Kesadaran dihasilkan oleh masyarakat antara lain topi
masyarakat juga masih rendah mekipun sudah plastik, tas plastik, pin, piring plastik dan lain-
mengetahui program bank sampah. Selain itu, lain. Masyarakat akan memperoleh uang dari
kendala waktu dan kesibukan masyarakat produk yang telah terjual pada acara-acara
sehingga tidak bisa maksimal dalam mengikuti pameran dan acara-acara desa.
kegiatan bank sampah. Bank Sampah Azola Pelaksanaan jual beli sampah
hanya diikuti oleh ibu-ibu rumah tangga yang memiliki kekurangan yaitu harga beli yang
memiliki waktu luang. Sebenarnya Bank diterapkan oleh pengurus terhadap nasabah dan
Sampah Azola juga menginginkan agar bapak- pengepul kepada pengurus tidak ada selisih atau
bapak juga dapat bergabung di Bank Sampah perbedaan harga pada keduanya. Hal ini jika
Azola, akan tetapi sampai saat ini masih susah ditinjau tentu akanmenyebabkan bank sampah
untuk menyadarkan dan memberikan rentan dalam keberlanjutannya mengingat tidak
pemahaman pentingnya mengelola sampah.
11 |Pemberdayaan Masyarakat…(Pitri Nurhidayah)

adanya keuntungan bagi pengurus dan biaya sampah di Bank Sampah Azola yaitu
operasional bank sampah tersebut. memberikan penghasilan tambahan
meskipun belum mampu untuk mencukupi
E. SIMPULAN DAN SARAN kebutuhan.
1. Simpulan 2. Saran
Berdasarkan uraian dari hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian ini
dan analisis data yang telah dilakukan maka dapat diajukan kesimpulan beberapa saran
dapat disimpulkan bahwa: sebagai berikut
a. Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat a. Bagi pengurus
melalui bank sampah di Dusun Serut 1) Dilakukan pemilihan pengurus kembali
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran yang sesuai dengan keahlian, pelatihan
kritis masyarakat. Kegiatan rutin yag kepada pengurus agar pengadministrasian
dilakukan antara lain arisan rutin, pemilihan dan perencanaan kegiatan di Bank Sampah
sampah, menabung sampah dan sosialisasi. Azola dapat lebih inovatif sehingga dapat
Evaluasi kegiatan dilaksanakan pada saat memaksimalkan kinerja pengurus serta
arisan rutin akan tetapi belum memiliki sosialisasi tentang pembagian tugas
dampak yang maksimal. Bentuk masing-masing pengurus.
pemandirian atau pendampingan yang 2) Membentuk rencana kerja atau program
dilakukan pengurus Bank Sampah Azola kerja yang sesuai dengan visi misi
kepada masyarakat dengan sering organisasi, sehingga setiap kegiatan dapat
mengadakan pelatihan-pelatihan mengenai berjalan sesuai dengan rencana yang telah
pengelolaan sampah dan pembuatan ditetapkan dan dapat mencapai tujuan dari
kerajinan yang berbahan dasar sampah pembentukan bank sampah.
kepada warga masyarakat Dusun Serut. 3) Merencanakan pertemuan setiap minggu
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam atau setiap bulan sesuai yang sudah
pelaksanaan masyarakat melalui pengelolaan disepakati anggota kelompok dan dilakukan
Bank Sampah Azola di Dusun serut yakni evaluasi mengenai kegiatan dan kinerja
pembagian kerja, kinerja pengurus dan pengurus yang sudah dilakukan.
partisipasi masyarakat. Bank Sampah Azola 4) Mem-follow up hasil dari sosialisasi
sudah terdapat pembagian kerja namun kegiatan untuk memperbaiki rencana
belum spesifik, sehingga pengurus belum kegiatan kedepannya.
mampu bekerja secara optimal sesuai dengan 5) Mengadakan kegiatan yang menarik dan
tugas dan tanggungjawabnya. Pembagian bermakna sehingga bisa meningkatkan
pengurus hanya sebatas formalitas. partisipasi masyarakat.
Partisipasi masyarakat terhadap Bank b. Bagi masyarakat.
Sampah Azola juga masih kurang, hal ini 1) Masyarakat hendaknya ikut dalam
dikarenakan beberapa hal yaitu kesadaran pemilihan pengurus, sehingga dapat
dan kemauan masyarakat masih rendah, diketahui masyarakat yang memang
masyarakat cenderung tidak mau tahu dan memiliki keahlian sesuai dengan bidang
kurang peduli dengan lingkungan, kendala yang dibutuhkan.
waktu dan kesibukan masing-masing 2) Masyarakat hendaknya turut berpatisipasi
nasabah sehingga tidak bisa maksimal dalam aktif dalam kegiatan-kegiatan yang
mengikuti kegiatan bank sampah. dilakukan oleh Bank Sampah Azola, guna
c. Dampak pelaksanaan pemberdayaan memajukan bank sampah secara kualitas
masyarakat melalui Bank Sampah Azola di maupu kuantitas.
Dusun Serut dapat dilihat dari aspek 3) Masyarakat sebaiknya berpartisipasi dalam
lingkungan, sosial, dan ekonomi. Aspek memberikan saran untuk kemajuan bank
lingkungan dengan adanya Bank Sampah sampah.
Azola dapat menciptakan lingkungan 4) Meningkatkan intensitas kerja bakti dan
disekitar rumah warga menjadi lebih bersih, bersih lingkungan agar kebersihan
sehat, dan bebas dari sampah. Kegiatan bank lingkungan tetap terjaga
sampah juga memberikan dampak pada 5) Pemberian bonus kepada untuk
aspek sosial yaitu menambah keakraban meningkatkan semangat pengurus dalam
antara pengurus dan anggota. Dampak dari menjalankan tugasnya.
aspek ekonomi dengan adanya penabungan c. Bagi Dusun Serut
12 |Pemberdayaan Masyarakat…(Pitri Nurhidayah)

1) Bagi dusun hendaknya terus melakukan


sosialisasi dan pemberian motivasi kepada
masyarakat agar jumlah nasabah meningkat Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul.
dan masyarakat menjadi tahu mengenai 2015. Data Perkiraan Timbulan Sampah
cara pengelolaan sampah yang benar. Rata-rata Per hari Tahun 2015 di
2) Memberikan pelatihan mengelola Kabupaten Bantul.
organisasi, soft skills, manajemen, serta
pelatihan untuk meningkatakan kerjasama Manik. 2003. Pengelolaan Lingkungan Hidup.
antar pengurus. Kemampuan yang baik Jakarta: Djambat
dibidangnya akan meningkatkan kinerja
pengurus. Kinerja pengurus yang Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian
meningkat tentu akan berdampak lebih baik Kualitatif. Bandung: Remaja
terhadap kemajuan bank sampah di Dusun Rosdakarya
Serut. Sucipto, C.D. (2012). Teknologi Pengolahan
d. Bagi peneliti selanjutnya, alangkah lebih Daur Ulang Sampah. Yogyakarta:
baik jika lebih fokus untuk meneliti Goysen.
partisipasi masyarakat di Dusun Serut. Hal
itu dikarenakan oleh akar dari semua Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
masalah yaitu ada pada partisipasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta
masyarakat. Peneliti juga dapat melakukan
penelitian yang bertujuan untuk Sunartiningsih, A. 2002. Pemberdayaan
membandingkan masyarakat dalam satu Masyarakat Desa. Yogyakarta: Aditya
desa yang mempunyai program bank Media
sampah dengan desa yang tidak memiliki
proram bank sampah, dilihat dari aspek Suwerda, B. 2012. Bank Sampah Kajian Teori
kebersihan, ekonomi, pendidikan dan dan Penerapannya. Yogyakarta:
sosial. Rihama-Rohima.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. Data Jumlah Penduduk


di Yogyakarta. Diambil pada tanggal
10 Desember 2016 pukul 11.00 WIB,
dari http://www. bps.go.id/.

Cholisin. ( Desember 2011). Pemberdayaan


Masyarakat. Makalah disajikan dalam
Gladi Manajemen Pemerintah Desa Bagi
Kepala Bagian/Kepala Urusan, di
Lingkungan Kabupaten Sleman.

Yogyakarta, 5 Oktober 2017


Reviewer Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Dr. Nasiwan, M.Si


NIP. 19650417200212 1 001 Drs. Agus Sudarsana, M.Pd
NIP. 1953042 198011 1 001

Anda mungkin juga menyukai