Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik 2 (1) (2014): 90-98

Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA

Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/jppuma

Analisis Perkembangan Desa Mburidi Kecamatan


Kutabuluh Kabupaten Karo

Elpitarina Bangun dan Asnidar*

Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, Indonesia

Abstrak
Penelitian bertujuan untuk mengetahui perkembangan Desa Mburidi dilihat dari: mata pencaharian, produksi,
pendidikan, kelembagaan, sarana dan prasarana, teknologi, adat istiadat dan tingkat perkembangan Desa
Mburidi. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mburidi Kecamatan Kutabuluh Kabupaten Karo. Populasinya
adalah seluruh wilayah Desa Mburidi sekaligus sekaligus menjadi sampel penelitian (total sampling). Teknik
pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis
deskriptif kualitatif. Penelitian menunjukan bahwa: (1) mata pencaharian adalah di sektor pertanian 62.60 %, (2)
produksi mencapai di atas 100 juta rupiah pertahun, (3) tingkat pendidikan 60% telah lulus SD bahkan ada
beberapa yang sudah menamatkan perguruan tinggi, (4) lembaga yang ada terdiri dari lembaga pemerintahan,
lembaga sosial, lembaga pendidikan, lembaga perekonomian, lembaga kesehatan, lembaga adat dan lembaga
keagamaan, dan ke 7 lembaga tersebut sudah berjalan dengan baik, (5) sarana dan prasarana sudah tersedia lebih
dari 4 yaitu sarana dan prasarana transportasi, sarana pendidikan, sarana kesehatan, sarana listrik, sarana
komunikasi dan sarana air bersih, (6) penerapan teknologi pertanian sudah diterapkan, (7) upacara adat 4 jenis
dilaksanakan yaitu upacara adat perkawinan, kematian, sistem hubungan keluarga dan upacara adat kelahiran
bayi.

Kata Kunci: Analisis; Perkembangan; Desa.

Abstract
The study aims to determine the development of the village Mburidi seen: livelihoods, production, education,
institutions, infrastructure, technology, customs and levels of development Mburidi village. The research was
conducted in the village of Karo Kutabuluh Mburidi Subdistrict. The population is all Mburidi Village area as well as
well as sample (total sampling). Data collection technique used documentation study. The analysis technique used
is descriptive qualitative analysis techniques. Research shows that: (1) livelihood is in agriculture 62.60%, (2)
production reached over 100 million per year, (3) the level of education 60% have graduated from primary school
there are even some who have graduated from college, (4) institute is composed of government agencies, social
agencies, educational institutions, economic institutions, medical institutions, traditional institutions and religious
institutions, and to 7 the agency has been running well, (5) infrastructure already provided more than 4, namely
infrastructure and transport infrastructure, education facilities, health facilities, electric utilities, communications
and clean water supply, (6) the application of agricultural technology has been applied, (7) ceremonies are 4 types
implemented namely traditional wedding ceremony, death, the system of family relationships and ceremonies of
birth baby.

Keywords: Analysis; Development; Village.

How to Cite: Bangun, E. Dan Asnidar (2014). Analisis Perkembangan Desa Mburidi Kecamatan
Kutabuluh Kabupaten Karo, Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik, 1 (1): 90-98

*Corresponding author: p-ISSN: 2549 1660


E-mail: asnidargeo@gmail.com
Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik, 2 (1) (2014): 90-98

PENDAHULUAN Kertertinggalan desa ini disebabkan oleh:


Indonesia merupakan salah satu (1) Kurangnya partisipasi masyarakat
negara sedang berkembang yang harus akibat kurangnya kerjasama, (2) Selama ini
mengalami perubahan, baik kota-kota pola perencanaan pembangunan
besar maupun daerah - daerah yang mengartikan makna partisipasi sebagai
terbelakang. Banyak faktor yang dukungan rakyat terhadap rencana/
menentukan perkembangan suatu daerah, proyek pembangunan yang dirancang dan
hal ini tergantung pada keadaan fisik ditentukan tujuannya dan (3) Kurangnya
maupun keadaan sosial yang ada di daerah kesiapan masyarakat atau sumberdaya
tersebut. Rumusan di dalam Garis-garis manusia padahal jumlah sumberdaya alam
Besar Haluan Negara secara eksplisit telah jumlahnya relative besar, ini memerlukan
menyebutkan bahwa ideologi pengelolaan yang lebih intensif agar
pembangunan yang dianut Indonesia mampu mempunyai produktivitas yang
adalah pembangunan manusia seutuhnya. tinggi (Junaedi, 1999).
Pada dasarnya pembangunan adalah usaha Pembangunan dalam konteks
menciptakan kemakmuran dan pelaksanaanya dapat berhasil apabila
kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, masyarakat ikut berpartisipasi didalamnya,
hasil-hasil pembangunan harus dapat berhasil tidaknya pembangunan
dinikmati oleh seluruh rakyat sebagai tergantung pada partisipasi seluruh rakyat.
peningkatan lahir dan batin secara adil Dengan kata lain partisipasi dijadikan
dan merata. pemicu semangat oleh masyarakat yang
Pembangunan nasional bertujuan dapat digunakan membantu pemerintah
untuk mewujudkan suatu masyarakat adil menjalankan program-program
dan makmur yang merata materil dan pembangunan desa. Partisipasi masyarakat
spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD dalam pembangunan desa diartikan
1945. Pembangunan ini yang dilaksanakan sebagai kesediaan membantu berhasilnya
secara berkesinambungan. Dalam rangka setiap program sesuai kemampuan orang
pemerataan pembangunan keseluruh tanpa berarti mengorbankan kepentingan
wilayah pedesaan, hal ini diarahkan pada beban dirinya.
perluasan kesempatan kerja, pembinaan Selain pembangunan nasional,
dan pengembangan lingkungan pemerintah juga turut berpartisipasi dalam
pemukiman yang sehat serta peningkatan pembangunan dengan cara memberikan
kemampuan penduduk untuk bantuan moril dan materi dengan
memanfaatkan kekayaan alam meluncurkan berbagai program - program
Pembangunan yang dilaksanakan salah satunya ialah dengan adanya
telah banyak membuahkan hasil bagi program IDT merupakan bantuan
kehidupan penduduk ke arah yang lebih pemerintah terhadap desa-desaa tertinggal
baik, sebagain besar telah mengalami di Indonesia untuk melakukan
perubahan dari desa tradisional/desa pembangunan, sehingga lambat laun akan
swadaya, menjadi swakarya ataupun desa mengubah ciri-ciri desa tersebut kearah
swasembada. Perubahan itu dapat dilihat yang lebih baik. Dengan adanya
dari ciri - cirinya pada indikator mata perubahan tersebut maka desa juga akan
pencaharian, produksi, pendidikan, mengalami perkembangan dengan
kelembagaan, sarana dan prasarana, berbagai tingkatan yang berbeda seperti
penerapan teknologi baru, serta adat desa swadaya menjadi swkarya dan
istiadat (Wardyatmoko, 2003). swasembada. Secara umum berkembang
Namun demikian pembangunan tidaknya suatu desa dapat dilihat dengan
yang dilaksanakan belum berhasil secara indikator perkembangan desa sebagai
merata pada seluruh wilayah masih berikut: (1) Mata pecaharian, (2) Produksi,
banyaknya terdapat desa yang (3) Pendidikan (4) Sarana dan prasarana,
perkembangannya masih tertinggal.

91
Elpitarina Bangun dan Asnidar, Analisis Perkembangan Desa Mburidi Kecamatan

(5) Kelembagaan, (6) Penerapan teknologi,


(7) Adat istiadat. METODE PENELITIAN
Desa Mburidi, yang terletak di Penelitian ini dilaksanakan di Desa
Kecamatan Kutabuluh Kabupaten Karo Mburidi Kecamatan Kutabuluh Kabupaten
tergolong sebagai desa swadaya sejak Karo. Alasan penulis menetapakan lokasi
tahun 1995 yang dinyatakan melalui SK tersebut sebagai lokasi penelitian adalah
dari BPS Sumut No 04410.9604. Letak karena daerah ini merupakan desa
Desa Mburidi ±19 km dari Kecamatan swadaya yang harusnya sudah berkembang
Kutabuluh. Sejak dinyatakan Desa karena telah banyak menerima program-
Mburidi sebagai desa tertinggal, telah program dari pemerintah, selain itu belum
mendapat bantuan program dari pernah dilakukan penelitian pada
pemerintah seperti program IDT (Inpres permasalahan yang sama di daerah
Desa tersebut.
Tertinggal) pada tahun 1995, 1996, Populasi dalam penelitian ini adalah
1997 dan tahun 2001, 2002, 2003 (9 tahun) seluruh wilayah Desa Mburidi
dengan bantuan dana sebesar Kecamatatan Kutabuluh Kabupaten Karo
Rp.20.000.000 pertahun. Dana yang yang sekaligus menjadi sampel penelitian
diberikan kepada masyarakat Desa (total sampling).
Mburidi sebagai modal usaha/kerja sesuai Variabel penelitian ini adalah 1).
dibidang meraka masing-masing serperti Perkembangan desa mencakup mata
modal usaha mereka untuk bertani, pencahariaan, produksi, pendidikan,
berternak dan berdagang. Pada tahun 2005 kelembagaan, saran dan prasarana,
Desa Mburidi juga telah mendapat teknologi, adat istiadat. 2). Tingkat
bantuan program BLT (Bantuan Langsung perkembangan Desa Mburidi.
Tunai) pemberian kepada 50 KK sebesar Definisi operasional penelitian pada
Rp.700.000 dalam 1 tahun yang diberikan penelitian ini adalah: 1) Perkembangan
kepada masyarakat secara bergiliran. desa adalah ciri-ciri desa yang dilihat
Selain bantuan modal Desa Mburidi juga berdasarkan penggolongannya yaitu desa
mendapat bantuan program P3DT swadaya, swakarya maupun swasembada
(Pembangunan Prasarana Pendukung yang dilihat dari segi mata pencaharian,
Desa Tertinggal) pada tahun 2005/2006 – produksi, pendidikan, kelembagaan,
2006/2007 prasarana yang dibangun sarana dan prasarana, teknologi serta adat
berupa prasarana air bersih, kamar mandi istiadat; 2) Mata pencaharian adalah
umum, dan perbaikan jalan. perkerjaan yang dilakukan masyarakat
Bantuan program yang sudah untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari.
diberikan kepada Desa Mburidi Mata pencaharian pada penelitian ini
Kecamatan Kutabuluh Kabupaten Karo dilihat dari mata pencaharian pokok
diharapkan betul-betul dapat merubah masyarakat; 3) Produksi adalah
kondisi kehidupan masyarakat penduduk penghasilan barang-barang yang dibuat
ketaraf yang lebih baik dalam sumber atau dihasilkan dalam satu tahun; 4)
kehidupan, produksi, prilaku hidup sehat, Pendidikan adalah pendidikan formal
pengetahuan, teknologi, adat istiadat, masyarakat yang dilihat pada setiap
sarana dan prasarana. jenjang pendidikan SD, SMP, SMA, dan
Banyak bantuan dana yang sudah PT; 5) Kelembagaan adalah suatu wadah
diterima oleh masyarakat Mburidi untuk organisasi yang merupakan motor
mengembangkan penghidupanya, penggerak di dalam pembangunan desa.
diharapkan berdampak positif bagi Kelembagaan pada penelitian ini dilihat
perkembagan desa secara umum. Hal ini dari jenisnya lembaga pemerintahan,
membuat penulis tertarik untuk melihat lembaga ekonomi, lembaga sosial,
kondisi perkembangan Desa Mburidi saat lembaga pendidikan, lembaga kesehatan,
ini, melalui penelitian ini. lembaga adat, lembaga keagamaan,

92
Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik, 2 (1) (2014): 90-98

lembaga kebudayaan serta fungsi yang pertanian, kerajinan industri rumah


telah dijalankan oleh masing-masing tangga, perdagangan dan lain-lainnya.
lembaga yang ada. 6) Sarana dan Mata pencaharian penduduk Desa
Prasarana, adalah ketersediaan jenis Mburidi sebagian besarnya adalah petani
sarana dan prasarana kehidupan berjumlah 246 jiwa (62,60%) dan yang
masyarakat yang tersedia di daerah paling sedikit adalah penduduk yang
penelitian berupa sarana dan prasarana berkerja pada bidang industri rumah
transportasi, pendidikan, kesehatan, olah tangga, yaitu 4 orang (1,02%). Besarnya
raga, listrik, air bersih, dan komunikasi. 7) jumlah penduduk yang berkerja sebagai
Teknologi adalah teknologi pertanian yang petani menandakan desa ini sebagai desa
digunakan penduduk dalam kegiatan agraris dengan jenis pertanian ladang dan
pertanian. Pendekatan yang dilakukan kebun.
yakni mencermati teknologi yang Produksi adalah penghasilan
digunakan petani dalam pengolahan barang-barang yang dibuat atau
tanah, penggunaan bibit unggul, dihasilkan. Hasil produksi yang dimaksud
pemupukan, penggunaan pestisida, irigasi, yakni hasil produksi pertanian yang
dan pasca panen. 8) Adat istiadat adalah diperoleh para petani oleh masyarakat
tradisi atau kebiasaan yang dilakukan desa. Produksi yang ada di sektor
penduduk desa tersebut. Yang dimaksud pertanian meliputi padi, jagung, kacang
dengan adat istiadat pada penelitian ini tanah, cabe, tomat, kelapa, kapi, coklat
adalah jenis upacara adat yang dan buncis.
dilaksanakan oleh masyarakat yaitu Sesuai dengan produksi yang ada
upacara adat mengenai kelahiran bayi, pada tabel 8 harga padi Rp 3000/kg,
upacara adat mengantar anak jadi dewasa, jagung Rp 2500/Kg, kacang tanah Rp
upacara adat perkawinan, upacara 10.000/Kg, kopi 20.000/Kg, coklat
kematian, upacara khususnya antara pria 15.000/kg, cabe Rp 15.000/kg, kemiri
dan wanita, upacara penanaman dan 4000/kg, tomat 3500/kg, buncis 2500/kg.
pemetikan padi, pantangan- pantangan dari tabel 8 juga dapat dilihat hasil
adat dan sistem hubungan keluarga. produksi yang paling banyak yaitu jagung,
Teknik pengumpulan data yang kacang dan cabe dan hasil produksi yang
digunakan pada penelitian ini adalah paling sedikit adalah kelapa.
komunikasi tidak langsung atau teknik Distribusi tingkat pendidikan
documenter yaitu mengumpulkan data masyarakat 148 orang (37,65%) telah
penelitian melalui dokumentasi yang ada menyelesaikan pendidikannya di sekolah
di kantor kepala desa (data sekunder). Alat menengah pertama dan atas bahkan ada 6
pengumpul data yang digunakan adalah orang (1,52%) yang telah menyelesaikan
pendoman wawancara. tingkat perguruan tinggi. Komposisi
Teknik analisa data yang digunakan penduduk menurut umur, dimana
pada penelitian ini adalah menggunakan penduduk usia < 15 tahun berjumlah 70
teknik analisis deskritif kualitatif yakni orang, berarti yang tamat SD pada tabel 13
menganalisis dan menyajikan fakta- fakta sebagaian besar adalah penduduk yang
secara sistematis melalui table frekwensi. berusia dewasa yang sudah tidak
melanjutkan pendidikannya lagi pada
HASIL DAN PEMBAHASAN jenjang yang lebih tinggi.
Mata pencaharian adalah jenis Maju tidaknya suatu daerah dapat
perkerjaan yang dilakukan masyarakat didukung oleh lembaga-lembaga yang ada
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. di daerah tersebut. Dengan adanya
Mata pencaharian yang dimaksud adalah berbagai jenis kelembagaan maka akan
seberapa besar masyarakat bermata banyak pula peran sertanya dalam
pencaharian pada bidang tertentu seperti mengembangkan dan membawa daerah
tersebut kepada kemajuan. Semakin

93
Elpitarina Bangun dan Asnidar, Analisis Perkembangan Desa Mburidi Kecamatan

banyak jumlah lembaga di pedesaan maka listrik, komunikasi, penyediaan air bersih,
diharapkan desa tersebut akan semakin dan olah raga.
maju. Jenis kelembagan yang ada di Desa Sarana dan prasarana yang tersedia
Mburidi. di Desa Mburidi, dari ketujuh sarana dan
Jumlah jenis lembaga di Desa prasarana yang ada, prasarana jalan
Mburidi sebanyak 7. Hal ini mengaratikan belum memadai atau masih kurang baik
bahwa desa ini telah mengalami untuk digunakan, prasarana jalan di desa
perkembangan yang lebih baik, dimana Mburidi dengan panjang 18 Km yang
dari 8 lembaga yang ada sebagai kriteria terdiri dari jalan aspal, batu dan tanah.
perkembangan desa, Desa Mburidi Jalan beraspal di desa Mburidi
memiliki 7 Kelembagaan dan ada 1 panjangnya 3,5 Km, dulunya jalan ini
lembaga yang belum ada yaitu lembaga adalah jalan batu yang diperkeras, pada
kesenian dan olahraga. tahun 2007 pemerintah memberikan
Dari ke 7 lembaga yang ada di desa bantuan program P3DT (Pembangunan
Mburidi sudah berfungsi dan berjalan Prasarana Desa Tertinggal) untuk
dengan baik, dari lembaga pemerintahan pembangunan jalan, maka dibangunlah
sudah ada perangkat desa, yaitu Kepala jalan beraspal dengan panjang 3,5 Km saja.
desa yang dipimpin oleh Sukendi Untuk Lebih jelas dapat dilihat jalan
perangin-angin beserta stafnya, adanya beraspal gambar berikut:
karang taruna yang dipimpin oleh musa Selain jalan beraspal terdapat 9 km
ginting, lembaga sosial adaya STM (Serikat jalan yang diperkeras dengan
Tolong Menolong) dimana setiap adanya menggunakan batu, kondisi jalan batu di
kemalangan di desa Mburidi maka desa Mburidi ini sudah parah dan hancur,
masyarakat setempat akan memberikan karena sering dilalui truk untuk
bantuan atau sumbangan berupa uang dan mengangkat hasil panen warga yang dijual
tenaga. lembaga perekonomian adanya CU ke pasar. Para pengendara sepeda
atau koperasi simpan pinjam. lembaga bermotor sering kali kewalahan karena
pendidikan tersedianya sarana atau serpihan-serpihan batu yang tajam
fasilitas sekolah yang cukup memadai dan menancap ban sepeda motor meraka, dan
tersedianya tenaga pengajar (Guru-guru), pada saat musim kemarau jalan ini
Lembaga kesehatan adaya 1 unit polides berdebu karena batu-batu yang ditanam
dan 1 tenaga medis (bidan) dengan sebagian sudah hancur dan
pelayanan yang baik dan masyarakat memperlambat aktivitas warga.
setempat juga memanfaatkanya apabila Di desa Mburidi juga ditemukan 5,5
meraka dalam keadaan sakit maka meraka km jalan tanah, jalan tanah ini sangat sulit
akan berobat ke polides, lembaga adat dilalui pada saat musim hujan karena jalan
adanya kumpulan-kumpulan marga ini sangat becek dan banyak sekali
(persadaan marga) yang saling tolong ditemukan lubang- lubang yang digenangi
menolong. lembaga keagamaan air sehingga transportasi yang lewat
tersedianya 1 sarana mesjid, 3 gereja untuk sering tidak bisa jalan dan menghambat
tempat peribadatan orang islam dan orang aktivitas masyarakat dan pada saat musim
kristen, kemarau jalan ini sangat berdebu
Sarana adalah sesuatu yang menggangu perjalanan masyarakat
digunkan sebagai alat untuk mencapai setempat.
maksud dan tujuan seperti peralatan. Masyarakat di Desa Mburidi pada
Prasarana adalah segala yang menunjukan umumnya bermata pencaharian di bidang
terlaksananya suatu proses usaha atau pertanian. Petani di desa ini telah
usaha. Sarana prasarana yang dimaksud menerapkan teknologi pertanian dalam
dalam hal ini adalah sarana dan prasarana pengolahan tanah, penggunaan bibit
transportasi, kesehatan, pendidikan, unggul, pemupukan, penggunaan
pestisida, irigasi dan pasca panen.

94
Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik, 2 (1) (2014): 90-98

Untuk mengolah lahan para petani (sebagian kecil petani) atau tiga kali
diDesa Mburidi hampir semua sudah (sebagian besar petani) dalam satu tahun.
menggunakan jektor atau traktor. Adat istiadat penduduk di Desa
Pengolahan lahan dengan menggunakan Mburidi berjalan dengan baik. Sebagian
jektor dan teraktor lebih cepat karena masyarakat desa penduduk desa ini sangat
tidak memakan waktu yang lama erat memegang aturan adat meraka,
dibandingkan dengan memakai alat sehingga tatanan hidup bermasyarakat
trdisional (cangkul, bajak) membutuhkan dapat berjalan dengan baik.
waktu 1-3 hari. Di Desa Mburidi sudah ada Di Desa Mburidi upacara adat
1 unit jektor, jektor digunakan untuk perkawinan masih kuat, dimana setiap
mengolah tanah sawah dan traktor pasangan yang akan menikah , meraka
digunakan untuk mengolah lahan akan selalu melangsungkan upacara adat
pertanian. Jektor dan traktor milik pribadi perkawinan (tumbuk erdemu bayu), baik
tapi dapat digunakan semua para petani upacara yang besar maupun upacara kecil,
jika membutuhkannya kedua traktor milik sebelum melangsungkan upacara
pribadi juga tapi seluruh warga setempat perkawinan, maka pihak dari laki-laki dan
dapat menggunakannya dengan pihak dari perempuan akan berembuk
membayar uang sewa kepada pemiliknya (runggu) terlebih dahulu untuk
sesuai dengan harga yang telah menentukan tanggal yang bagus sesuai
ditetapakan. dengan kalender orang karo, berapa hari
Informasi dari kepala desa acaranya dan dana yang dibutuhkan,
menyatakan bahwa masyarakat Mburidi biasanya untuk orang Karo dana selalu
juga sudah menggunakan bibit unggul dari pihak laki-laki, tapi jika ada
dengan sifat umur pendek yang kesempakatan antara pihak laki-laki dan
didapatkan dengan mudah di Desa ini, perempuan maka, pihak perempuan dapat
untuk mendapatkan pupuk dan pestisida meringkan pihak laki-laki.
juga sudah tersedia di desa ini, karena di Setelah tanggal ditentukan maka
desa ini sudah ada 2 pedagang yang upacara perkawinan akan dilangsungkan,
khusus hanya menjual pupuk, bibit unggul upacara perkawinan untuk orang karo
dan pestisida, selain itu di desa Mburidi biasnya akan dilaksanakan atau
juga tersedia pupuk subsidi bantuan dari dilangsungkan di tempat perempuan dan
pemerintah yang harganya lebih murah. laksanakan di Jambur, pengantin laki-laki
Untuk pengairan, di desa Mburidi dan pengantin perempuan akan
sudah ada pengairan teknis yang telah berangakat dari pengantin perempuan dan
dibangun masyarakat desa Mburidi, diantar kedua orang tua mempelai.
meraka telah menggunakan bendungan Hasil penelitian tingkatan
yang dialirkan ke sawah-sawah warga perkembangan desa Mburidi dengan
sehingga ketersediaan air pada pengairan menggunakn indikato-indikator tingkat
sudah dapat memenuhi kebutuhan air perkembangan desa meliputi mata
untuk padi sawah terutama pada musim pencaharian, prouksi, pendidikan,
kemarau dating. Bila musim kemara kelembagaan, sarana dan prasarana,
dating maka pintu bendungan ibuka teknologi, dan adat istiadat. Hasil
seluruhnya agar dapat mengalir ke sawah- penelitian menunjukan mata pencaharian,
sawah penduduk, sedangkan jika musim sarana dan prasarana, teknologi, adat
hujan pintu bendungan hanya dibuka istiadat berada pada tingkatan desa
setengah agar tidak membanjiri sawah swakarya dan produksi pendidikan dan
penduduk. kelembagaan berada pada tingkatan desa
Demikian juga dalam swasembada.
penanamannya, para petani telah Pembahasan ini meliputi
melaksanakan dua kali penanaman perkembangan Desa Mburidi ditinjau dari
mata pencaharian, produksi, pendidikan,

95
Elpitarina Bangun dan Asnidar, Analisis Perkembangan Desa Mburidi Kecamatan

kelembagaan, sarana dan prasarana termasuk desa swadaya. Berdasarkan


transportasi, komunikasi, teknologi, adat kriteria ini tingkat perkembangan Desa
istiadat penduduk. Mburidi berada pada tingkat desa
Mata Pencaharian masyarakat Desa swasembada karena hasil produksi yang
Mburidi merupakan mata pencaharian dihasilkan mencapai lebih dari 100 (Rp
pokok yang dimiliki masyarakat untuk 363.946.000) juta rupiah dalam 1 tahun.
memenuhi kebutuhan hidupnya. Mata Kemajuan suatu bangsa atau Negara
pencaharian ini salah satu indikator dalam tergantung pada mutu pendidikan, untuk
tingkatan perkembangan desa. Dari hasil itu perlu diperhatikan kemajuan
penelitian menunjukan bahwa sebagaian pendidikan di pedesaan karena pendidikan
besar masyarakat Desa Mburidi bermata merupakan sarana untuk mengisi
pencaharian sebagai petani yaitu sebanyak keterbelakangan masyarakat di segala
62,60 % dan sebagaian kecilnya bermata bidang kehidupan. Pendidikan merupakan
pencaharian sebagai pedagang, pegawai salah satu hal yang paling penting dalam
negeri dan industri rumah tangga. perubahan moral penduduk suatu wilayah.
Sesuai dengan Intruksi Dalam Negeri Pendidikan merupakan salah satu cara
No 11 Tahun 1972 (Sumpeno, 2004) manusia untuk dapat meningkatkan
menyatakan bahwa menentukan tingkat kualitas hidupnya. Dengan adanya
perkembangan desa pada pendidikan, manusia akan mempunyai
penggolongannya maka salah satu wawasan yang lebih luas dalam hidupnya
indikatornya adalah mata pencaharian atau akan mampu melihat dan
dimana apabila mata pencaharian menyesuikan diri dengan segala
masyarakat > 50% berada pada sektor perkembangan dan perubahan-perubahan
pertanian maka dapat dikatagorikan pada yang ada didalam masyarakat. Oleh
golongan primer. Selanjutnya apabila mata karenanya dengan semakin tingginya
pencaharian masyarakat > 50 % berada tingkat pendidikan penduduk dapat
pada sektor kerajian/ indusrti maka dapat menunjukan tingginya tingkat
dikategorikan pada golongan sekunder, kesejahteraan dan tingkat perkembangan
dan apabila mata pencaharian masyarakat desa di daerah tertentu.
> 50% berada pada sektor Hasil penelitian menunjukkan
perdagangan/jasa maka dapat banyaknya penduduk yang sudah
dikategorikan pada golongan tertier. melanjutkan pendidikanya kejenjang
Berdasarkan kriteria ini tingkat sekolah menengah yaitu 148 orang 37,65 %
perkembangan Desa Mburidi berada pada dan ke pendidikan tinggi 6 orang (1,52%),
tingkat desa swakarya dilihat dari cara menunjukan kemajuan desa ini di bidang
becocok tanam sudah menggunakan pendidikan. Menurut tingkat
teknologi pertanian. perkembangan desa sesuai dengan
Produksi merupakan penghasilan Intruksi Menteri Dalam Negeri 1972
barang-barang yang yang dibuat dan (Wahyudin, 2004), pendidikan pada
dihasillkan sehingga menghasilkan uang. tingkat 60% telah lulus SD, sekolah
Sehubungan dengan masyarakat Desa lanjutan bahkan ada beberapa yang telah
Mburidi dominan bermata pencaharian lulus perguruan termasuk dalam tingkatan
pada sektor pertanian, sehingga produksi desa swasembada. Desa Mburidi 60%
yang dihasilkan juga berasal dari pertanian penduduknya telah lulus SD bahkan ada
seperti padi, jagung, kacang tanah, kopi beberapa yang telah lulus perguruan
dan coklat. Sesuai Intruksi Dalam Negeri tinggi.
1972 (Sumpeno,2004) produksi desa tinggi Kelembagaan adalah suatu wadah
dengan penghasilan di atas 100 juta rupiah organisasi yang merupakan motor
termasuk dalam Desa Swasembada, 50 – penggerak didalam pembangunan desa.
100 juta rupiah termasuk dalam desa Dari hasil penelitian mengenai
swakarya, dibawah 50 juta rupiah kelembagaan yang ada di Desa Mburidi

96
Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik, 2 (1) (2014): 90-98

menunjukan bahwa ada 7 jenis umum yang tersedia di masyarakat


kelembagaan yang ada yaitu 1. Lembaga termasuk dalam kategori desa swakarya.
pemerintahan, 2. Lembaga pendidikan, 3. Teknologi dimaksud adalah
Lembaga kesehatan, 4. Lembaga teknologi yang digunakan penduduk
keagamaan, 5. Lembaga adat, 6. lembaga dalam usaha pertanian. Teknologi itu
perekonomian, 7. Lembaga social. merupakan teknologi, penggunaan bibit
Dengan semakin banyaknya lembaga unggul, pemupukan, penggunaan pestisida
yang ada di desa, berarti akan semakin dan pengolaha lahan /tanah. Adapun
banyak kepedulian dan perhatian penerapana teknologi bertujuan untuk
masyarakat akan desa itu karena ada yang meningkatkan produksi dan dapat
mengatur dan membina masyarakat untuk mengambarkan perkembagan suatu desa.
lebih maju. Sesuai dengan Instruski Teknologi yang diterapkan antara lain:
Menteri Dalam Negeri 1972 (Wahyudin, penggunaan jektor untuk mengolah tanah,
2004) apabila kelembagaan di desa 4-6 menggunakan bibit unggul, pemupukan
sudah ada dan mulai berkembang maka dilakukan dengan penyemprotan pestisida
desa itu termasuk desa swakarya. tergantung pada jenis hama, pengairan
Ketersediaan sarana dan prasarana setengah teknis dan melakukan
desa sangat erat hubungannya dengan penanaman dua samapai tiga kali dalam
aktivitas penduduk. Tersedianya sarana satu tahun, Sesuai dengan tingkat
dan prasarana akan mempermudah perkembangan desa dalam intruksi Dalam
penduduk dalam melakukan aktivitasnya negeri 1972 (Sumpeno, 2004) desa ini
baik di dalam desa, antar desa maupun tergolong pada desa swakarya dimana
dari desa ke kota. penyediaan teknologi pertanian yang
Dari hasil penelitian sarana dan lengkap nilai dari alat pengelolahan tanah,
prasarana transportasi di Desa Mburidi bibit, pupuk dan teknologi pasca panen
terdiri dari sarana angkutan umum 2 unit, Adat adalah kebudayaan atau
sepeda motor 97 unit. Hal ini menunjukan kebiasaaan yang dilakukan masyrakat
bahwa sarana transportasi (mobil dalam bentuk perayaan yang di dalamnya
penumpang) di Desa Mburidi masih terdapat aturan atau norma-norma sebagai
sangat minim. Demikian juga prasarana tanda kehormatan yang tujuannya untuk
jalan panjangnya 18 km dengan perincian mengunkapkan rasa syukur maupun sedih
3,5 km jalan beraspal, 9 km jalan terhadap apa yang dirayakan tersebut.
diperkeras/dibatui dan 5,5 jalan tanah Dengan adanya perkembangan zaman
yang kondisinya masih kurang baik. sekarang ini banyak masyrakat Indonesia
Sarana pendidikan terdiri dari sekolah tidak lagi mementingkan adanya adat
dasar dengan jumlah 1 unit dengan jumlah termasuk di desa-desa juga banyak
guru 9 orang. Sarana kesehatan terdiri dari upacara adat yang sudah terlupakan/
1 polides dengan 1 bidan desa. Sarana hilang dengan sendirinya. Begitu juga
lisrik masih menggunakan tenaga genset, dengan masyarakat Desa Mburidi dimana
138 KK sudah menggunakan gandset berdasarkan penelitian mengenai adat
sebagai penerangnya dan 5 KK masih istiadat, hanya ada 4 upacara adat yang
menggunakan lampu teplok sebagai masih dilaksanakan yaitu upacara adat
penerangnya. Sarana Komunikasi di Desa mengenai kelahiran bayi, upacara adat
Mburidi terdiri dari hand phone 204 unit. mengenai perkawinan, upacara kematian,
TV 56 unit, radio 98 unit Penyediaan air upacara sistem hubungan keluarga.
bersih Desa Mburidi langsung dari sumber Sesuai dengan Intruksi Dalam Negeri
mata air dan disalurkan ke kamar mandi Tahun 1972 (Sumpeno,2004) menyatakan
umum. Menurut Intruksi Dalam Negeri bahwa indikator tingkat perkembangan
1972 (Wahyudin, 2004) apabila sarana dan desa berdasarkan adat istiadat yaitu 1.
prasarana sudah ada meski tidak begitu Mengikat apabila ada 7-9 adat yang masih
lengkap, paling tidak ada 4-6 sarana dilakukan, transisi (adat istiadat mulai

97
Elpitarina Bangun dan Asnidar, Analisis Perkembangan Desa Mburidi Kecamatan

longgar) yaitu apabila 4-6 adat yang masih Dryakarya, 1980. Tentang Pendidikan.
dilakukan, tidak mengikat yaitu apabila 1-3 Yogyakarta: Kanisius.
adat masih dilakukan. Maka tingkat Daljoneni. 1984. Pengantar Geografi Desa.
perkembangan Desa Mburidi berada pada Yogyakarta: Up Spring.
Desa Tertinggal 1995. Badan Pusat Stastik.
desa swakarya., dimana 4 jenis upacara
Medan.
adat masih dilaksanakan Hasibuan, A.B., 1984. Psikologi Pendidikan.
Medan: Pustaka
SIMPULAN Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan Mentalitas
Masyarakat Desa Mburidi ditinjau dan Pembangunan. Jakarta: Gamedia.
dari mata pencaharian adalah mayoritas Kusnedi. 1995. Membangun Desa. Jakarta:
berkerja pada sektor pertanian 62,60%, Panerbit Swadaya.
produksi sudah mencapai diatas 100 juta Marbun. 1944. Geografi Sosial. Yogyakarta:
Up Spring.
rupiah pertahun, tingkat pendidikan 60%
Mubyarto, 1989. Pengantar Ilmu Ekonomi
telah lulus SD bahkan ada beberapa yang Pertanian. Jakarta: LP3S
sudah menamatkan perguruan tinggi, Mujahid, S. dan Lubis, D.P. (2013). Analisis
lembaga yang ada terdiri dari lembaga Potensi Kecamatan Sipirok sebagai
pemerintahan, lembaga sosial, lembaga Ibukota Kabupaten Tapanuli Selatan,
pendidikan, lembaga perekonomian, Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial
lembaga kesehatan, lembaga adat dan Politik, 1 (1): 88-97.
lembaga keagamaan, dan ke 7 lembaga Ndraha. 1944. Demensi- dimensi Pemerintahan
tersebut sudah berjalan dengan baik, Desa. Jakarta: Bina Aksara.
sarana dan prasarana sudah tersedia lebih Purba, I.A., dan Ponirin, (2013). Perkembangan
Amal Usaha Organisasi Muhammadiyah
dari 4 yaitu sarana dan prasarana
di Bidang Pendidikan dan Kesehatan,
transportasi, sarana pendidikan, sarana Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial
kesehatan, sarana listrik, sarana Politik, 1 (2): 112-122.
komunikasi dan sarana air bersih, Sajogyo, P. 1983. Sosiologi Pedesaan.
penerapan teknologi pertanian sudah Yogyakarta: Universitas Gajah
diterapkan, upacara adat 4 jenis Mada press.
dilaksanakan yaitu upacara adat Sari, V.K. dan Nahor S., (2013). Analisis
perkawinan, kamatian, sistem hubungan Perubahan Karakteristik Desa Bandar
keluarga dan upacara adat kelahiran bayi. Klippa–Percut Sei Tuan–Deli Serdang
Dari 7 indikator perkembangan desa Tahun 2005-2010, Jurnal Ilmu
Pemerintahan dan Sosial Politik, 1 (1): 48-
Mburidi yang diteliti 4 indikator
64.
menunjukan Desa Mburidi tergolong pada Sitompul, M dan Anggreini A.L., (2013),
tingkatan desa swakarya, dan 3 indikator Analisis Sumber-sumber Pendapatan
tergolong pada desa swasembada, dan Asli Daerah sebagai Modal
untuk prasarana jalan dan sarana Pembangunan, Jurnal Ilmu
angkutan umum masih tergolong pada Pemerintahan dan Sosial Politik, 1 (1): 1-
desa swadaya. 10.
Sumpeno, W. (2004). Perancanaan Desa
Terpadu. Jakarta: CRS Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Bintarto. R. (1984). Interaksi Desa Kota dan
Permasalahannya. Jakarta: Ghalia
Indonesia

98

Anda mungkin juga menyukai