HASIL
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Mengikuti Ujian Sarjana
Pendidikan Jurusan Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan
DI SUSUN
OLEH:
proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Tujuan Pembangunan sebagaimana tertuang dalam
pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia. Untuk mencapai tujuan pembangunan tersebut maka diharapkan adanya partisipasi dari
Peraturan Menteri dalam negeri Nomor 5 Tahun 2007 menyebutkan bahwa partisipasi adalah
keikutsertaan atau keterlibatan masyarakat secara aktif dalam proses perencanaan pembangunan.
pelaku dalam rangka Menyusun rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan
Partisipasi memang telah lama menjadi penghias pemerintahan dari tingkat pusat sampai
tingkat daerah. Pembangunan dan kelestarian hasil pembangunan tidak akan berhasil bila tidak
didukung oleh adanya partisipasi masyarakat. Namun konsep partisipasi yang di pergunakan oleh
para penguasa agak berbeda dengan konsep partisipasi yang sebenarnya.Lahirnya Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah membuat kebijakan tentang desa dalam
memberi pelayanan, peningkatan peran serta dan pemberdayaan masyarakat desa yang ditujukan
bagi kesejahteraan masyarakat. Otonomi daerah serta dalam era globalisasi, pemerintah daerah
dituntut memberikan pelayanan yang lebih prima serta memberdayakan masyarakat sehingga
masyarakat ikut terlibat dalam pembangunan untuk kemajuan daerahnya, karena masyarakatlah
yang lebih tahu apa yang mereka butuhkan serta pembangunan yang dilakukan akan lebih efektif
dan efisien dan dengan sendirinya masyarakat akan mempunyai rasa memiliki dan tanggungjawab.
Proses pembangunan saat ini perlu memahami dan memperhatikan prinsip pembangunan yang
berakar dari bawah, memelihara keberagaman budaya, serta menjunjung tinggi martabat serta
kebebasan bagi manusia. Pembangunan yang dilaksanakan harus memuat proses pemberdayaa n
masyarakat yang mengandung makna dinamis untuk mengembangkan dalam pencapaian tujuan
(Mustanir, 2018)
Pemerintah desa mempunyai hak, wewenang dan kewajiban memimpin pemerintahan desa
tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
disebutkan bahwa desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan atau hak tradisional yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam pelaksanaan
pembangunan partisipasi masyarakat sangat diharapkan dalam setiap tahapan pembangunan yang
dimulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pemanfaatan dan tahap evaluasi. Melalui
pembangunan yang berbasis partisipasi masyarakat ini akan dapat dilaksanakan pembangunan
daerah yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Mekanisme
desa/kelurahan, tingkat kecamatan, tingkat kabupaten, yang selanjutnya di tingkat regional dan
nasional. Dalam setiap proses perencanaan pembangunan yang dilaksanakan secara berjenjang
diharapkan sesungguhnya adalah adanya peranan aparatur pemerintah dan partisipasi masyarakat
(Mustanir, 2018).
peran serta masyarakat, karena masyarakatlah yang dapat mengetahui permasalahan dan
didalamnya adalah pembangunan di tingkat desa. Selain itu juga, dalam melaksanakan
program pembangunan harus mampu meningkatkan efesiensi dan efektivitas alokasi sumber daya
Pelaksanaan otonomi daerah, secara empiris membawa perubahan dan inovasi dari sistem
penyelenggaraan pemerintah desa yang merupakan ujung tombak pemerintahan yang berfungsi
sebagai pengayom, pelayan dan pembina. Pergerakan partisipasi masyarakat dan sub-sistem dalam
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya berdasarkan adat istiadat setempat.
Sesuai dengan hal tersebut diatas, peran serta dan keterlibatan masyarakat dalam pembangunan
desa sangat diperlukan, hal ini dapat dijadikan sebagai bentuk kerjasama antara pemerintah dengan
masyarakat yang pada akhirnya akan menimbulkan kerjasama yang baik untuk memajukan
daerahnya. Justru bukan sebaliknya, antara pemerintah dan masyarakat saling mempertahankan
(partisipasi masyarakat), sementara masyarakat membiarkan tidak mau ambil pusing tentang
urusan-urusan pemerintahan.
Musrembang meruakan wahana untuk mensingkronisasikan pendekatan “top down”
dengan “bottom up” pendekatan penilaian kebutuhan masyarakat dengan penilaian yang bersifat
teknis. Musrenbang adalah wahana public yang penting untuk membawa stakeholder memahami
isu-isu dan permasalahan daerah mencapai kesepakatan atas prioritas pembangunan, dan konsesus
tingkat desa/kelurahan,kecamatan maupun tingkat kabupaten. Walaupun selama ini hasil dari
forum tersebut tidak dapt diimplementasikan dan formalitas saja. Pendekatan partsisipatif dalam
perencanaan melalui meknisme musrenbang masih cenderung menjadi retorika. (ahmad mustanir,
2017)
Dalam kegiatan musrenbang tersebut diperlukan sinergi antara Pemerintah Daerah, serta
masyarakat untuk menciptakan suatu kegiatan yang melibatkan keduanya agar tercipta
keseimbangan kewenangan antara Pemerintah Daerah Kecamatan Dusun Selatan dan masyarakat
yang difokuskan pada kegiatan Musrenbang sebagai salah satu kegiatan yang memerlukan
partisipasi masyarakat yang tinggi. Fenomena ini menjadi acuan bersama dalam membahas usul
kegiatan melalui Musrenbang tingkat Kecamatan agar dapat bekerja sama dengan masyarakat dan
Pemerintah Daerah dalam peningkatan kinerja demi kemajuan Desa Soguo Kec.Bolaang Uki
Berdasarkan dari hasil data yang telah dikumpulkan dari desa soguo kec.bolaang uki
kab.bolaang mongondow selatan dalam kegiatan musyawarah rencana pembangunan atau yang di
singkat dengan MUSRENBANG pada Bulan Desember Tahun 2021 yang bertempat di aula kantor
Selama Proses Berlangsungnya Kegiatan MurenbangDes diawasi langsung oleh Bapak Kepala
Desa Sampai Berakhirnya Kegiatan tersebut. Kecenderungan Tingkat Kehadiran Peserta memiliki
sedikit keaktifan dan peserta mengikuti sesuai dengan peraturan yang ada, sesuai yang di
sampaikan Sekertaris Desa Partisipasi Itu Ada tapi tidak masuk di kategori Tinggi. Adapun
pembahasan yang di bahas dalam MUSRENBANG yaitu tentang pembahasan RKPDes dan
Dari Latar Belakang di atas maka peneliti ingin mengetahui lebih dalam serta merasa
MONGONDOW SELATAN’’
Di samping tujuan yang yang ingin dicapai maka dalam setiap penelitian
mempunyai manfaat dan kegunaan tersendiri, adapun kegunaan dalam penelitian ini
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu pelajaran dan pemahaman bagi
LANDASAN TEORI
memiliki arti yang penting dalam kegiatan pembangunan, dimana pembangunan itu bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkn oleh masyarakat. Pentingnya partisipasi masyarakat
dalam penyelemggaraan pemerintahan, sebagaimana yang dikemukakan oleh Kaho (dalam Dirjen
PMD Depdagri, 2008 : 264) bahwa; partisipasi masyarakat merupakan salah satu faktor yang
biaya, informasi, peralatan, dan kewengangan yang sah. (Lukmanul Hakim, 2017)
Ada beberapa bentuk partisipasi yang dapat diberikan masyarakat dalam suatu program
pembangunan, dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu bentuk partisipasi yang diberikan
dalam bentuk nyata (memiliki wujud) dan juga bentuk partisipasi yang diberikan dalam bentuk
tidak nyata (abstrak). Bentuk partisipasi yang nyata misalnya uang, harta benda, tenaga sedangkan
bentuk partisipasi yang tidak nyata adalah partisipasi buah pikiran, pengambilan keputusan dan
partisipasi representatif. Menurut Holil (dalam Isbandi, 2007:21) mengemukakan adanya beberapa
bentuk partisipasi, antara lain : (a) Partisipasi dalam bentuk tenaga adalah partisipasi masyarakat
yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-usaha yang dapat menunjang
keberhasilan suatu program. (b) Partisipasi dalam bentuk uang adalah bentuk partisipasi
masyarakat yang diberikan untuk memperlancar usaha-usaha bagi pencapaian suatu program
pembangunan. Partisipasi ini dapat berupa sumbangan berupa uang tetapi tidak dipaksakan yang
diberikan oleh sebagian atau seluruh masyarakat untuk suatu kegiatan atau program pembangunan.
(c) Partisipasi dalam bentuk harta benda adalah partisipasi masyarakat yang diberikan dalam
bentuk menyumbang harta benda, biasanya berupa alat-alat kerja atau perkakas. Partisipasi
melibatkan lebih banyak mental dan emosi daripada fisik seseorang, sehingga pribadinya
diharapkan lebih banyak terlibat dari pada fisiknya sendiri. Partisipasi yang didorong oleh mental
dan emosi yang demikian itu, disebut sebagai partisipasi "sukarela". Sedangkan partisipasi dengan
paksaan disebut mobilisasi. Partisipasi mendorong orang untuk ikut bertanggung jawab di dalam
suatu kegiatan, karena apa yang disumbangkannya adalah atas dasar kesukarelaan sehingga timbul
Partisipasi dalam kamus besar Bahasa Indonesia yaitu tindakan ikut mengambil bagian,
keikutsertaan atau ikut serta. Menurut Juliantara (2004:84) partisipasi diartikan sebagai
keterlibatan setiap warga negara yang mempunyai hak dalam pembuatan keputusan, baik secara
partisipasi masyarakat merupakan kebebasan dan berbicara dan berpartisipasi secara konstruktif.
dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan
pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya
mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang
1. Partisipasi dalam tahap perencanaan (idea planning stage). Partisipasi pada tahap ini maksudnya
adalah pelibatan seseorang pada tahap penyusunan rencana dan strategi dalam penyusunan
kepanitiaan dan anggaran pada suatu kegiatan / proyek. masyarakat berpartisipasi dengan
memberikan usulan, saran dan kritik melalui pertemuan-pertemuan yang diadakan artisipasi dalam
tahap pelaksanaan (implementation stage). 2. Partisipasi pada tahap ini maksudnya adalah
pelibatan seseorang pada tahap pelksanaan pekerjaan suatu kegiatan/ proyek. Masyarakat dapat
memberikan bantuan tenaga, uang ataupun materia / barang serta ide-ide sebagai salah satu wujud
3. Partisipasi dalam pemanfaatan (utilization stage). Partisipasi pada tahap ini maksudnya adalah
pelibatan seseorang pada tahap pemanfaatan suatu pekerjaan/ proyek setelah proyek tersebut
selesai dikerjakan. Partisipasi masyarakat pada tahap ini berupa tenaga dan uang untuk
mengoprasikan dan memelihara proyek yyang telah dibangun. (Lukmanul Hakim, PARTISIPASI
Dalam penjelasan di atas saya dapat menyimpulkan bahwa partisipasi masyarakat ini
sangat menentukan keberhasilan suatu perencanaan atau program-program yang ada disekitar
mereka, keberhasilan suatu program tanpa adanya partisipasi masyarakat tidak akan berjalan
dengan baik, keikut sertaan masyarakat akan sangat dibutuhkan dalam perencanaan atau program,
agar program berjalan dengan mestinya Agar pembangunan berjalan sebagaimana yang kita
harapkan, maka diperlukan partisipasi dari masyarakat dalam menjalankan aktivitas pembangunan
warga masyarakat akan minat dan kepentingan yang samastrategi yang diterapkan adalah melalui
strategi penyadaran
2.2 Pengertian Pembangunan
ataupun perubahan (change) dalam kehidupan bersama (organisasi) sosial dan budaya. Hal ini
merupakan gambaran umum dari masyarakat luas (society). Menelaah pembangunan dalam
masyarakat adalah hal yang baru dalam sejarah. Pembangunan merupakan suatu proses yang
dilakukan secara terus menerus, pembangunan juga dilaksanakan secara bertahap dan berencana
yang berorientasi pada suatu pertumbuhan dan perubahan yang lebih baik dari keadaan
sebelumnya serta mencakup seluruh aspek kehidupan, baik lahiriah maupun batiniah.
Pembangunan itu sendiri kepada usaha mencapai tujuan Bangsa dan Negara yang telah ditentukan
sebelumnya. Dalam hal ini sesuai dengan hakekat Pembangunan Nasional, ialah Pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia (Deviyanti, STUDI
Berbagai hasil pembangunan yang sudah tercapai dapat dilihat berhasil apa tidaknya
apabila dalam penilaian orang banyak dianggap baik dan dapat memberikan manfaat yang sesuai
dengan kebutuhan kesejahteraan masyarakat banyak. Oleh karena itu, sepatutnya masyarakat di
Kelurahan Karang Jati dapat ikut serta dalam menilai hasil pembangunan yang ada sehingga
apabila ada suatu pembangunan yang memang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat pihak
pemerintah dapat mengetahuinya dan sebagai acuan untuk penyusunan program pembangunan
selanjutnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Isbandi (2007:27) bahwa partisipasi adalah
keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di
masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani
masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses
Setiap orang atau kelompok orang tentu akan mengharapkan perubahan yang mempunyai bentuk
lebih baik bahkan sempurna dari keadaan yang sebelumnya. Untuk mewujudkan harapan ini tentu
harus memerlukan suatu usaha yang lebih rasional dan teratur bagi pembangunan masyarakat yang
belum atau baru berkembang. Adapun pembangunan menurut beberapa ahli yaitu : Pembangunan
menurut Rogers (Rochajat,dkk. 2011) adalah perubahan yang berguna menuju suatu sistem sosial
dan ekonomi yang diputuskan sebagai kehendak suatu bangsa. Selanjutnya menurut Rostow
(Abdul,2004) pembangunan merupakan proses yang bergerak dalam sebuah garis lurus, yakni dari
masyarakat terbelakang ke masyarakat negara yang maju. Pembangunan mula-mula dipakai dalam
arti pertumbuhan ekonomi. Pembangunan pada hakikatnya adalah suatu proses transformasi
masyarakat dari suatu keadaan pada keadaan yang lain yang makin mendekati tata masyarakat
yang di cita citakan, dalam proses transformasi itu ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu
Menurut Lewwellen, Larrin, dan Kiely (Badruddin, 2009), teori pembangunan dalam ilmu
sosial dapat dibagi ke dalam dua paradigma besar, modernisasi dan ketergantungan. Paradigma
masyarakat dan teori-teori mikro mengenai mutu-mutu individu yang mendukung proses
development), ketergantungan (dependent development), dan sistem dunia (world system theory).
Arti dari pembangunan bias jadi merupakan hal yang sangat menarik untuk diperdebatkan.
Barangkali tidak ada satu bidang ilmu yang paling akurat untuk memaknai kata pembangunan.
Menurut Lewwellen, Larrin, dan Kiely (Badruddin, 2009), teori pembangunan dalam ilmu sosial
dapat dibagi ke dalam dua paradigma besar, modernisasi dan ketergantungan. Paradigma
masyarakat dan teori-teori mikro mengenai mutu-mutu individu yang mendukung proses
development), ketergantungan (dependent development), dan sistem dunia (world system theory).
Arti dari pembangunan bias jadi merupakan hal yang sangat menarik untuk diperdebatkan.
Barangkali tidak ada satu bidang ilmu yang paling akurat untuk memaknai kata pembangunan.
(bahua, 2018)
Dari penjelasan di atas yang bisa saya simpulkan adalah Pembangunan merupakan unsur
utama suatu Negara dalam membangun dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya melalui
berkelanjutan. Pembangunan adalah proses yang dilakukan secara sadar dan berkelanjutan
usaha sadar manusia untuk mengubah keseimbangan dari tingkat kualitas yang dianggap kurang
baik ke keseimbangan baru pada tingkat kualitas yang diangap lebih tinggi, sehingga dapat
populer dalam proses perencanaan pembangunan. Sebagaimana yang tertuang dalam Undang-
Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang dijelaskan
pada pasal 1 ayat 21 bahwasannya musrenbang menjadi forum bagi antar pelaku kepentingan
dalam menyusun rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah. Selanjutnya
dalam pasal 2 ayat 2 yang menjelaskan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana
pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu dan tanggap terhadap perubahan. Dengan
memiliki jenjang perencanaan yang berbeda, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Mentri Dalam
Negeri No 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2008 Tentang
Daerah yaitu perencanaan jangka panjang daerah yang disingkat RPJPD untuk periode 20 tahun
(pasal 1 ayat 9), selanjutnya rencana jangka menengah daerah yang disebut RPJMD untuk periode
5 tahun (pasal 1 ayat 12) , maupun rencana jangka pendek atau tahunan yaitu rencana kerja
pemerintah daerah yang biasa disebut RKPD 1 tahun (pasal 1 ayat 16 ) Pelaksanaan musrenbang
dilakukan secara berjenjang dari tingkat bawah hingga atas. Pelaksanaan musrenbang diawali
berikut: 1) Perencanaan sebagai serangkaian kegiatan analisis mulai dari indentifikasi kebutuhan
yang dilaksanakan berdasar pada masalah, kebutuhan, aspirasi dan sumber daya masyarakat
sendiri. 4) Terwujud peran serta masyarakat dalam perencanaan pembangunan [6]. Perencanaan
yang menghasilkan program pembangunan yang diharapkan dapat memberikan dampak terhadap
antara pemerintah dan pemangku kepentingan non pemerintah, sekaligus mencapai konsesus
kabupaten. Walaupun selama ini hasil dari forum tersebut di beberapa daerah tidak bisa
didominasi oleh kebijakan kepala daerah, hasil reses DPRD dan program SKPD. Kondisi ini
berakibat timbulnya akumulasi kekecewaan di tingkat kelurahan dan kecamatan yang sudah
memenuhi kewajiban membuat rencana tapi realisasi sangat minim1 . Musrenbang adalah forum-
forum multi-pihak terbuka yang secara bersama mengidentifikasi dan menentukan prioritas
kelurahan untuk menyepakati rencana kerja kelurahan tahun anggaran berikutnya15 . Musrenbang
merupakan forum perencanaan (program) yang diselenggarakan oleh lembaga publik yaitu
pemerintah kelurahan bekerjasama dengan warga dan para pemangku kepentingan lainnya.
tersedia baik dari dalam maupun dari luar daerah. (Ahmad Mustanir P. A., 2017)
1. Menurut R. Bintarto; Desa adalah perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur
fisiografis, sosial, ekonomis politik, kultural setempat dalam hubungan dan pengaruh timbal balik
dengan daerah lain. 2. Menurut Undang-undang nomor 22 tahun 1999; Desa adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkanasal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem
tahun 2014; Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya
disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang
berdasarkan prakarsa masyarakat hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
Desa sebagai salah satu satuan atau wujud pemerintahan terendah dengan sejumlah
mempunyai kewenangan yang cukup luas dan menjaditempat paling tepat bagi masyarakat untuk
memiliki hak melakukan pembangunan sosial sebagai satu sistem perencanaan pembangunan
mengingat bahwa desa merupakan satuan pemerintahan terkecil yang memiliki peranan
fundamental bagi negara. Pengertian desa sangat beragam, artinya sangat tergantung dari sudut
mana melihat desa. Perspektif geografi misalnya, desa dimaknai sebagai tempat atau daerah,
dimana penduduk berkumpul dan hidup bersama dan mereka dapat menggunakan lingkungan
memandang desa sebagai tempat dimana bermukim penduduk dengan peradaban yang dinilai lebih
terbelakang ketimbang kota. Dijelaskan desa bercirikan bahasa ibu yang kental, tingkat pendidikan
yang relative rendah, pencaharian umumnya dari sektor pertanian. Bahkan terdapat kesan bahwa
pemahaman umum memandang desa sebagai tempat bermukim para petani. Secara sosiologis,
definisi desa digambarkan sebagai bentuk kesatuan masyarakat atau komunitas penduduk yang
bertempat tinggal dalam suatu lingkungan yang saling mengenal. Corak kehidupan yang relatif
homogen serta banyak bergantung pada alam, mempunyai sifat sederhana dengan ikatan sosial dan
adat istiadat yang kuat (Soekanto Soerjono,1990). Perspektif antropologis melihat desa sebagai
suatu kumpulan manusia atau komunitas dengan latar suatu lingkungan atau geografis tertentu
yang memiliki corak kebiasaan, adat istiadat dan budaya dalam kehidupannya, adanya upaya
eksistensi hidup dan nilai estetika yang dimiliki mendorong adanya perbedaan karakter dan corak
budaya yang dimiliki antara satu desa dengan desa lainnya.Desa mempunyai mempunyai otonomi
yang disebut dengan otonomi desa dimana perlu ditegaskan bahwa otonomi desa bukan diberikan
oleh negara tetapi otonomi desa berasal dari desa itu sendiri. Hal tersebut didasarkan pada sejarah
ketatanegaraan Republik Indonesia dimana desa jauh lebih dulu terbentuk dari pada Negara
Republik Indonesia. Tetapi hukum positif Indonesia yang mengatur tentang desa diantaranya
hidup dalam masyarakat desa bukan diberikan oleh negara. Dengan disahkannya UU Desa maka
diprediksikan desa akan memasuki babak baru untuk penataan dan pembangunan wilayahnya
Adapun tujuan penataan desa seperti yang tertuang dalam Pasal 7 ayat (3) UndangUndang
e. Meningkatkan daya saing Desa. Pembangunan daerah, kota dan desa adalah satu kesatuan
dengan pembangunan nasional, dimana desa merupakan tempat tinggal sebagian besar masyarakat
dalam penjelasan di atas dapat saya simpulkan bahwa Desa mempunyai kewenangan
menata dan melayani warganya dalam semua aspek, baik dari segi pelayanan, pembangunan, serta
kehidupan masyarakatnya, perubahan baru dan perhatian pemerintah Desa pada sarana dan
prasarana desa.
2.4 Penelitian Relevan
Penelitian Sebelumnya
masyarakat dalam
perencanaan
pembangunan desa
jatimulya Kabupaten
Bpalemo. Sedangkan
penelitian saya
Partisipasi Masyarakat
dalam pembangunan
desa
2. Riyanti Samaun, Bala Dari hasil penelitian Persamaan penelitian
mongondow selatan
METODE PENELITIAN
deskriptif ini penelitian yang menggambarkan fenomena lingkungan penelitian yang terjadi agar
membantu pembaca dalam mengetahui apa yang terjadi di lingkungan bawah pengamatan.
Penelitian deskripitf kualitatif adalah metode penelitian yang mendiskripsikan masalah murni
mengenai program data/atau pengalaman yang dialami oleh peneliti. Peneliti dengan metode
deskriptif kualitatif ini duganakan agar peneliti bisa menjelaskan lebih mendalam dan menyeluruh
mengenai gambaran kasus yang tejadi di lapangan. Deskriptif ini nantinya akan ditulis dalam
bentuk narasi untuk melengkapi gambaran menyeluruh dan hasil penelitian yang dilakukan peneliti
(Emzir, 2012)
Lokasi ini direncakan di Desa Soguo Kec Bolaang Uki Kabupaten Bolsel. Peneliti
mengambil masalah tersebut karena belum ada peneliti yang meneliti masalah tentang
MONGONDOW SELATAN
Penelitian ini direncanakan 2 bulan juni-juli 2021 sejak dari persiapan lapangan sampai
Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai beberapa orang yang bisa dijadikan sebagai
sumber data. Sumber data itu sendiri merupakan orang-orang yang bisa dimanfaatkan untuk
Adapun sumber data yang didapatkan oleh peneliti adalah 4 orang aparat Desa,1 orang
pendamping Lokal desa Dan 2 orang masyarakat dari pemerintah Kelurahan yang berada
dilokasi penelitian, yang dalam hal ini berada di Desa Soguo Kecamatan Bolaang Uki.
1.3.1 Wawancara
Dalam hal ini tehnik pertama yang dilakukan adalah wawancara. Pada tahap wawancara
ini peneliti akan mengambil data yang diperoleh dengan cara komunikasi langsung dengan subjek
peneliti yang telah ditentukan. Menurut Esterberg dalam buku Sugiyono yang berjudul Memahami
Penelitian Kualitatif menyatakan bahwa wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
1.3.2 Observasi
Cara selanjutnya adalah dengan cara observasi. Observasi ini data yang diperoleh peneliti
guna mengetahui kesenjangan yang terjadi antara fakta di lapangan dengan harapan. Tehnik
pengumpulan data dengan obsevasi ini adalah perolehan data yang di dapatkan dari melakukan
observasi pada objek yang sudah di tetapkan. (Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,
Kuantitatif Dan Kombinasi, 2013) Observasi yang dilakukan oleh peneliti ini akan dilakukan di
mengamati kegiatan yang terjadi di masyarakat. Peran peneliti pada pelaksanaan observasi ini
yaitu peneliti hanya mengamati kegiatan sehari-hari objek penelitian yang dalam hal ini adalah
masyarakat dan aparat pemerintah dengan cara mengambil gambar, merekam dan mencatat hal-
Tujuan utama dari suatu penelitian adalah untuk mendapatkan data yang valid, akurat, dan
otentik hingga memiliki kredibilitas yang tinggi untuk dapat dipelihara dan
maksimal atau kegiatan-kegiatan tertentu guna menguji kevalidan data yang ada, sehingga
diketahui secara sungguh-sungguh latar belakang tersebut sekaligus ketahanan dan keampuhan
dan ketahanannya berdasarkan tehnik pemeriksaan yang dilandasi dengan kriteria tertentu. Criteria
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengumpulkan data ke dalam pola, kategori
dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
seperti yang disarankan oleh data. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah mengatur,
dan pengolahan data tersebut bertujuan untuk menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya
diangkat menjadi teori substantive. Analisis data kualitatif berkaitan dengan data berupa kata atau
kalimat yang dihasilkan dari objek penelitian serta berkaitan dengan kejadian yang melingkupi
Menurut Moleong, proses data analisis data kualitatif dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan
lapangan,dokumen pribadii, dokumen resmi, gambar foto dan sebagainya. Setelah ditelaah,
langkah selanjutnya adalah reduksi data, penyusunan satuan, kategorisasi dan yang terakhir adalah
penafsiran data.
Proses analisis data kualitatifyang dikemukakan oleh Moleong diatas sangat rumitdan terjadi
kategorisasi data menurut hemat penulis merupakan satu kesatuan proses yang bisa dihimpun
dalam reduksi data. Karena dalam proses ini, sudah terangkum penyusunan satuandan kategorisasi
data. Oleh karena itu, penulis lebih setuju kalau proses analisis data dilakukan melalui
tahapan;reduksi data, penyajian atau display data dan kesimpulan atau verivikasi. Untuk lebih
a. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-
hal yang penting. Dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Reduksi bisa
dilakaukan dengan jalan melakukan abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman
yang inti, proses dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada dalam data
penelitian. Dengan kata lain proses reduksi data ini dilakukan oleh peneliti secara terus menerus
saat melakukan penelitian untuk menghasilkan catatan-catatan inti dari yang diperoleh dari hasil
penggalian data.
b. Penyajian Data
Menurut miles dan Hubermen bahwa penyajian data adalah sekumpulan informasi
tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Langkah ini dilakukan
dengan menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang memberi kemungkinan adanya
penarikan kesimpulan. Hal ini dilakukan dengan alasan data-data yang diperoleh selama proses
mengurangi isinya.
Penyajian data dilakukan untuk dapat melihat gambaran keseluruhan atau bagian-
bagian tertentu dari gambaran keseluruhan. Pada tahap ini peneliti berupaya mengklasifikasikan
dan menyajikan data sesuai dengan pokok permasalahan yang diawali pada setiap subpokok
permasalahan.
Kesimpulan atau verifikasi adalah tahap akhir dalam proses analisi data. Pada
bagian ini peneliti mengutamakan kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan mencari hubungan,
persamaan, atau perbedaan. Penarikan kesimpulan bisa dilakukan dengan jalan membandingkan
kesesuaian pernyataan dari subjek penelitian dengan makna yang terkandung dengan konsep-
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Desa soguo merupakan salah satu desa dan 17 desa yang berada di kecamatan bolaang-uki
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan yang berjarak kurang dari 1 kilometer dari ibukota
kabupaten secara geografis terletak di 00 21 146 BT dan 1230 58118 LU. Secara Topografi Desa
soguo termasuk kategori dataran rendah dengan ketinggian + 2 meter dari permukaan laut dengan
luas wilayah 1740 hektar, desa soguo berbatasan langsung dengan Teluk Tomini di sebelah selatan
desa salongo timur sebelah barat desa toluaya di sebelah Timur serta berbatasan dengan hutan dan
Desa soguo sebelumnya adalah bagian dari Desa Toluaya yang masih berbentuk Dusun,
dan pada tahun 2008 dimekarkanlah Desa Toluaya menjadi Dua Desa Yaitu Desa Toluaya dan
Desa Soguo. Adapun nama desa soguo diambil dari sejarah perjalanan pada masa dulu, yaitu
hijrahnya masyarakat /penduduk beserta keluarga kerajaan Bolango Tapa Gorontalo melalui
wilayah pesisir Selatan mendapatkan suatu tempat dan mendirikan tempat tinggal berupa gubuk,
kemudian tempat tersebut dinamakan “ SOGUO” yang dipimpin oleh seorang JOGUGU.
Pada tahun 1998 sampai demgan 2007 masih merupakan Dusun yaitu Dusun III di kepalai
oleh bpk. Salim Hulinggi dan Dusun IV di kepalai oleh bpk.Sulaeman Ointu pada Tahun 2008 di
mekarkan menjadi Desa Soguo yang menjadi Pejabat Sangadi Pertama adalah Bpk. Kuntu Amas
Mane
b. Desa yang tentram mengandung pengertian bahwa masyarakat yang mampu menciptakan
c. Desa yang makmur mengandung pengertian bahwa masyarakat yang mampu mengelola
menciptakan rasa keadilan sehingga setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan yang
sama dan nyata untuk tumbuh dan belajar hidup pada kemampuan aslinya
e. Desa yang maju mengandung Pengertian bahwa masyarakat yang memiliki kemampuan
dan kekuatan sendiri yang berbasis pada keunggulan local di bidang ekonomi,menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta mampu memanfaatkannya secara cepat
f. Desa yang sejahtera adalah tercapainya kecukupan kebutuhan secara lahir dan bathin
Visi ini diharapkan dapat menemukan gambaran kondisi masa depan yang lebih
baik dan merupakan potret keadaan yang ingin dicapai. Rumusan visi ini diharapkan
mampu memberikan arah perubahan masyarakat pada keadaan yang lebih baik,
B. Misi
tercapainya sebuah visi. Dengan kata lain misi merupakan penjabaran lebih operatif dari visi.
Penjelasan dari visi ini di harapkan dapat mengikuti dan mengantisipasi setiap terjadinya
perubahan situasi dan kondisi lingkungan di masa yang akan datang dari usaha-usaha mencapai
Untuk meraih visi desa soguo seperti yang sudah dijabarkan di atas,dengan
mempertimbangkan aspek masalah dan potensi serta tujuan dan sasaran yang ada di desa
berdasarkan potensi desa,kalender musim dan kelembagaan desa, maka disusunlah misi dengan
lebih baik
Manusia (SDM).
mempunyai jumlah Penduduk sebanyak 1078 jiwa yang terdiri dari Laki-Laki 536 jiwa,penduduk
Data Penduduk
Penduduk Desa Soguo Dikelompokan dalam basis mata pencarian pada sektor
b. Mata Pencarian
3. Nelayan 7 Orang
6. Polri 2 Orang
Berdasarkan tabel di atas menentukan bahwa sebagian besar Mata pencarian di desa
soguo kecamatan bolaang uki kabupaten bolaang mongondow selatan adalah Petani dan Buruh
(MUSRENBANGdes)
masyarakat yang sejahtera sehingga posisi masyarakat merupakan posisi yang penting dalam
proses pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Pembangunan tidak akan
pernah mencapai tujuannya jika selalu meninggalkan masyarakat. Pembangunan akan dinilai
berhasil jika pembangunan tersebut membawa sebuah perubahan kesejahteraan dalam masyarakat
sehingga proses pembangunan merupakan proses tawar menawar antara kebutuhan masyarakat
dengan keinginan pemerintah. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pembangunan partisipasi
masyarakat merupakan hal yang sangat mempengaruhi keberhasilan proses pembangunan itu
sendiri.
mengenai kegiatan prioritas pembangunan di wilayah kecamatan terkait yang didasarkan pada
masukan dari hasil Musrenbang Kelurahan Mallilingi, serta menyepakati rencana kegiatan lintas
masyarakat yang ada di desa untuk membangun desa. Untuk itu dalam mengetahui bagaimana
Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Kepala Desa Yang Berinisial A.I
mengatakan bahwa :
“ Partisipasi masyarakat memang ada tapi masih kurang atau tidak aktif dalam pelaksanaan
musyawarah rencana pembangunan desa karena ada masih ada kendala pekerjaan dan hanya di
wakili oleh tokoh-tokoh masyarakat,namun sebagai kepala desa saya tetap berusaha untuk
terus meningkatkan partisipasi masyarakat bukan hanya dalam bidang musyawarah akan
tetapi dalam segala bidang kegiatan yang pemerintah adakan”
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pemerintah desa dalam hal peningkatan
partisipasi masyarakat di kegiatan MUSRENBANG masih terus berusaha untuk tetap
meningkatkan pasrtisipasi.
Pernyataan di atas juga di perkuat oleh sekretaris Desa yang berinisial M.P bahwa :
“ musrenbang ini di adakan setiap tahun dan memang benar Partisipasi Masyarakat di desa
soguo dalam kegiatan musrenbang memang masih sedikit hanya masuk dalam kategori
sedang,bahkan dalam penyebaran undangan sejumlah 40an yang datang hanya sekitaran 20an
itupun hanya di hadiri oleh Pemerintah Kecamatan,Ketua dan Anggota BPD,Pendamping
Desa,Pendamping Lokal Desa,Babinsa,Babinkamtibmas,Ketua RT,Ketua dan Anggota TP
PKK,Perwakilan Tokoh/Lembaga Adat,Perwakilan Tokoh Pendidik,Perwakilan Toko
Perempuan,Perwakilan Tokoh Pemuda,Kelompok Tani,Kelompok Nelayan,Kelompok
Pengrajin,Perwakilan Dasawisma,Pengurus BUMDES Rlipu Bagunia,Perwakilan Tokoh Agama.
Masyarakat yang ada hanya sekitar 3 atau 4.’’
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pasrtisipasi dalam kegiatan musrenbang di desa
soguo kecamatan bolaang uki kabupaten bolaan mongondow selatan masih belum aktif
Hal senada disampaikan juga oleh seorang masyarakat/informan berinisial H.B bahwa:
“Kadang saya tidak sempat ikut berpartisipasi karena adanya beberapa kendala pekerjaan
yang mengakibatkan saya tidak bisa ikut pada proses pengambilan keputusan pada saat
proses perumusan masalah yang terjadi dilingkungan setempat.”
Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa masyarakat terkadang tidak bisa ikut
berpartisipasi pada saat perumusan masalah yang terjadi di lingkungan setempat karena adanya
beberapa kendala masalah pekerjaan yang mengakibatkan masyarakat kurang berpartisipasi pada
proses tersebut.
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi faktor kuranganya
Hal yang sama di katakan oleh Pendamping Lokal Desa yang berinisial E.G bahwa :
“saya selaku Pendamping Lokal desa melihat bahwa Partisipasi Masyarakat Dalam
MUSRENBANG masih sedikit atau belum aktif, dan memang benar Faktor Pekerjaan
Mempengaruhi partisipasi mereka dalam mengikuti MUSRENBANG. Karena di desa
soguo itu masyarakatnya memang rata-rata memiliki pekerjaan dan mereka lebih
mementingkan itu “
Dari Hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa Masyarakat hanya mementingkan
pekerjaan mereka sendiri dibanding harus sama-sama menghadiri MUSRENBANG ini. Jadi faktor
pekerjaan dapat di sebut mempengaruhi partisipasi masyarakat.
Hal yang sama Juga di perkuat Oleh Bapak Ketua BPD Yang berinisial L.I bahwa :
Dari Hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa Faktor Pekerjaan Yang Dapat
Menimbulkan kurangnya Partisipasi Masyarakat.
Hal Yang sama Juga Disampaikan Masyarakat yang berinisial S.B bahwa :
Dari hasil wawancara di atas dapat saya simpulkan bahwa faktor pekerjaan memang
menyebabkan partisipasi masyarakat.
4.3 Pembahasan
Sedangkan menurut Soetomo Partisipasi merupakan pemberian peranan yang lebih besar
kepada masyarakat untuk terlibat dalam keseluruhan proses pembangunan juga dapat memberikan
a. Partisipasi berarti apa yang kita jalankan adalah bagian dari usaha bersama yang dijalankan
bahu-membahu dengan saudara kita sebangsa dan setanah air untuk membangun masa depan
bersama.
b. Partisipasi berarti pula sebagai kerja untuk mencapai tujuan bersama diantara semua warga
negara yang mempunyai latar belakang kepercayaan yang beraneka ragam dalam negara
pancasila kita, atau dasar hak dan kewajiban yang sama untuk memberikan sumbangan demi
kita mengenai pembangunan kita nilai-nilai kemanusiaan dan cita-cita mengenai keadilan sosial
d. Partisipasi dalam pembangunan berarti mendorong ke arah pembangunan yang serasi dengan
martabat manusia. Keadilan sosial dan keadilan Nasional dan yang memelihara alam sebagai
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat di tarik kesimpulan bahwa yang di maksud
dengan partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam menentukan program/proyek yang akan
Dan dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa persoalan partisipasi di
desa soguo kecamatan bolaang uki kabupaten bolaang mongondow selatan masih kurang.
4.3.2 Faktor Yang Mempegaruhi Kurangnya Partisipasi Dalam Musyawarah Rencana
Mongondow Selatan
Faktor yang mempengaruhi kurangnya partisipasi atau penghambat adalah faktor yang
bersifat negatif mempengaruhi masyarakat dan menghambat partisipasi masyarakat. dapat bersifat
negatif dan menjadi penghambat adanya partisipasi masyarakat, salah satu faktor yang
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dapat disimpulkan bahwa faktor pekerjaan yang
pekerjaan sehingga tidak memiliki waktu untuk menghadiri musyawarah akibatnya mereka hanya
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
sebagai berikut :
dikarenakan pekerjaan.
kegiatan musrenbang
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yag telah dilakukan, maka saran dari penulis
pembangunan
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Mustanir, M. R. (2017). Nilai Sosial Budaya Pada Partisipasi Masyarakat EtnikTowani. Asosiasi
Ahmad Mustanir, P. A. (2017). PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH. Jurnal Politik Profetik,
249-253.
ANDI UCENG, E. M. (2019). PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSREMBANG. JURNAL MODERAT, 20-
21.
Bonaraja Purba, M. F. (2021). Ekonomi Pembangunan. jakarta: Yayasan Kita Menulis, 2021.
deviyanti, D. (2013). STUDI TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM. eJournal Administrasi Negara,
2013, 389.
Deviyanti, D. (2013). STUDI TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM. eJournal Administrasi Negara,
2013,, 382.
Deviyanti, D. (2013). STUDI TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM. eJournal Administrasi Negara,
2013,, 384-385.
Mustanir, A. (2018). Peranan Aparatur Pemerintah Desa. Jurnal Ilmiah Clean Goverment, 72.
Samaun, R. (2022). Upaya Pemerintah Desa Mendorong Partisipasi Masyarakat. JURNAL ILMU
Sandu Siyoto, d. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media Publishing.
Siti Khoiriah*, U. M. (2017). ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN DANA DESA BERDASARKAN. Masalah -
Soleh, A. (2017). STRATEGI PENGEMBANGAN POTENSI DESA. Jurnal Sungkai Vol.5 No.1, Edisi Februari
2017, 35.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif Dan Kombinasi. Bandung: Alfabeta.