Anda di halaman 1dari 84

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan merupakan agenda utama pemerintah sejak kemerdekaan

Republik Indonesia di proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Tujuan

Pembangunan sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945 yaitu

mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.

Untuk mencapai tujuan pembangunan tersebut maka diharapkan adanya

partisipasi dari masyarakat yang dapat mendukung kegiatan-kegiatan pembangunan

yang akan dilaksanakan. Peraturan Menteri dalam negeri Nomor 5 Tahun 2007

menyebutkan bahwa partisipasi adalah keikutsertaan atau keterlibatan masyarakat

secara aktif dalam proses perencanaan pembangunan. Musyawarah perencanaan

pembangunan selanjutnya disingkat musrenbang adalah forum antar pelaku dalam

rangka Menyusun rencana pembangunan nasional dan rencana pembangunan

daerah.Musrenbang diatur dalam UU Nomor 25 tahun 2004 tentang system

perencanaan pembangunan Nasional/Bappenas untuk tingkat Nasional dan Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) (ANDI UCENG, 2019, pp. 20-21)

i
Partisipasi memang telah lama menjadi penghias pemerintahan dari tingkat

pusat sampai tingkat daerah. Pembangunan dan kelestarian hasil pembangunan tidak

akan berhasil bila tidak didukung oleh adanya partisipasi masyarakat. Namun konsep

partisipasi yang di pergunakan oleh para penguasa agak berbeda dengan konsep

partisipasi yang sebenarnya.Lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah membuat kebijakan tentang desa dalam memberi pelayanan,

peningkatan peran serta dan pemberdayaan masyarakat desa yang ditujukan bagi

kesejahteraan masyarakat. Otonomi daerah serta dalam era globalisasi, pemerintah

daerah dituntut memberikan pelayanan yang lebih prima serta memberdayakan

masyarakat sehingga masyarakat ikut terlibat dalam pembangunan untuk kemajuan

daerahnya, karena masyarakatlah yang lebih tahu apa yang mereka butuhkan serta

pembangunan yang dilakukan akan lebih efektif dan efisien dan dengan sendirinya

masyarakat akan mempunyai rasa memiliki dan tanggungjawab. Proses pembangunan

saat ini perlu memahami dan memperhatikan prinsip pembangunan yang berakar dari

bawah, memelihara keberagaman budaya, serta menjunjung tinggi martabat serta

kebebasan bagi manusia. Pembangunan yang dilaksanakan harus memuat proses

pemberdayaa n masyarakat yang mengandung makna dinamis untuk mengembangkan

dalam pencapaian tujuan (Mustanir, 2018, p. 72)

Pemerintah desa mempunyai hak, wewenang dan kewajiban memimpin

pemerintahan desa yaitu menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dan merupakan

penyelenggara dan penanggungjawab utama di bidang pemerintahan, pembangunan

dan kemasayarakat dalam rangka penyelenggaraan urusan pemerintahan desa. Dalam

ii
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa desa adalah

kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk

mengatur dan mengurus Urusan Pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan atau hak tradisional yang diakui

dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam pelaksanaan pembangunan partisipasi masyarakat sangat diharapkan dalam

setiap tahapan pembangunan yang dimulai dari tahap perencanaan, tahap

pelaksanaan, tahap pemanfaatan dan tahap evaluasi. Melalui pembangunan yang

berbasis partisipasi masyarakat ini akan dapat dilaksanakan pembangunan daerah

yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Mekanisme

perencanaan tersebut dimulai dari kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan

tingkat desa/kelurahan, tingkat kecamatan, tingkat kabupaten, yang selanjutnya di

tingkat regional dan nasional. Dalam setiap proses perencanaan pembangunan yang

dilaksanakan secara berjenjang diharapkan sesungguhnya adalah adanya peranan

aparatur pemerintah dan partisipasi masyarakat (Mustanir, 2018, p. 72).

Segala program perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi pembangunan harus

melibatkan peran serta masyarakat, karena masyarakatlah yang dapat mengetahui

permasalahan dan kebutuhan dalam rangka membangun wilayahnya. Masyarakatlah

yang nantinya akan memanfatkan dan menilai berhasil atau tidaknya pembangunan di

wilayahnya, termasuk didalamnya adalah pembangunan di tingkat desa. Selain itu

juga, dalam melaksanakan pembangunan, pemerintah daerah selaku penyelenggara

iii
pemerintahan dan pelaksana program-program pembangunan harus mampu

meningkatkan efesiensi dan efektivitas alokasi sumber daya serta dapat meningkatkan

transparansi dan akuntabilitas penegelolaan pembangunan.

Pelaksanaan otonomi daerah, secara empiris membawa perubahan dan inovasi

dari sistem penyelenggaraan pemerintah desa yang merupakan ujung tombak

pemerintahan yang berfungsi sebagai pengayom, pelayan dan pembina. Pergerakan

partisipasi masyarakat dan sub-sistem dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan

Nasional, sehingga kelurahan/desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan

mengurus kepentingan masyarakatnya berdasarkan adat istiadat setempat. Sesuai

dengan hal tersebut diatas, peran serta dan keterlibatan masyarakat dalam

pembangunan desa sangat diperlukan, hal ini dapat dijadikan sebagai bentuk

kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat yang pada akhirnya akan

menimbulkan kerjasama yang baik untuk memajukan daerahnya. Justru bukan

sebaliknya, antara pemerintah dan masyarakat saling mempertahankan egonya.

Pemerintah merasa mampu membangun wilayahnya tanpa melibatkan masyarakat

(partisipasi masyarakat), sementara masyarakat membiarkan tidak mau ambil pusing

tentang urusan-urusan pemerintahan.

Musrembang meruakan wahana untuk mensingkronisasikan pendekatan “top

down” dengan “bottom up” pendekatan penilaian kebutuhan masyarakat dengan

penilaian yang bersifat teknis. Musrenbang adalah wahana public yang penting untuk

membawa stakeholder memahami isu-isu dan permasalahan daerah mencapai

kesepakatan atas prioritas pembangunan, dan konsesus untuk pemecahan berbagai

iv
masalahpembangunan daerah. Musrenbang dilaksanakan baik pada tingkat

desa/kelurahan,kecamatan maupun tingkat kabupaten. Walaupun selama ini hasil dari

forum tersebut tidak dapt diimplementasikan dan formalitas saja. Pendekatan

partsisipatif dalam perencanaan melalui meknisme musrenbang masih cenderung

menjadi retorika. (ahmad mustanir, 2017, p. 249)

Dalam kegiatan musrenbang tersebut diperlukan sinergi antara Pemerintah

Daerah, serta masyarakat untuk menciptakan suatu kegiatan yang melibatkan

keduanya agar tercipta keseimbangan kewenangan antara Pemerintah Daerah

Kecamatan Dusun Selatan dan masyarakat yang difokuskan pada kegiatan

Musrenbang sebagai salah satu kegiatan yang memerlukan partisipasi masyarakat

yang tinggi. Fenomena ini menjadi acuan bersama dalam membahas usul kegiatan

melalui Musrenbang tingkat Kecamatan agar dapat bekerja sama dengan masyarakat

dan Pemerintah Daerah dalam peningkatan kinerja demi kemajuan Desa Soguo

Kec.Bolaang Uki Kab.Bolaang Mongondow Selatan yang lebih baik dan Mandiri.

Berdasarkan dari hasil data yang telah dikumpulkan dari desa soguo

kec.bolaang uki kab.bolaang mongondow selatan dalam kegiatan musyawarah

rencana pembangunan atau yang di singkat dengan MUSRENBANG pada Bulan

Desember Tahun 2021 yang bertempat di aula kantor desa soguo di hadiri oleh

Pemerintah Kecamatan,Ketua dan Anggota BPD, ,Pendamping Lokal

Desa,Babinsa,Babinkamtibmas,Ketua’’ RT,Ketua dan Anggota TP PKK,Perwakilan

Tokoh/Lembaga Adat,Perwakilan Tokoh Pendidik,Perwakilan Toko

Perempuan,Perwakilan Tokoh Pemuda,Kelompok Tani,Kelompok

v
Nelayan,Kelompok Pengrajin,Perwakilan Dasawisma,Pengurus BUMDES Rlipu

Bagunia,Perwakilan Tokoh Agama. Selama Proses Berlangsungnya Kegiatan

MurenbangDes diawasi langsung oleh Bapak Kepala Desa Sampai Berakhirnya

Kegiatan tersebut. Kecenderungan Tingkat Kehadiran Peserta memiliki sedikit

keaktifan dan peserta mengikuti sesuai dengan peraturan yang ada, sesuai yang di

sampaikan Sekertaris Desa Partisipasi Itu Ada tapi tidak masuk di kategori Tinggi.

Adapun pembahasan yang di bahas dalam MUSRENBANG yaitu tentang

pembahasan RKPDes dan Pembahasan Perubahan RPJMDes.

Dari Latar Belakang di atas maka peneliti ingin mengetahui lebih dalam serta

merasa tertarik untuk mengangkat judul tentang ‘Partisipasi Masyarakat Dalam

Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (MUSREMBANG

DESA) DI DESA Soguo Kec. Bolaang Uki Kab.Bolaang Mongondow Selatan’’

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah Rencana
Pembangunan (Musrenbang) Di Desa Soguo Kecamatan.Bolaang Uki
Kab.Bolaang Mongondow Selatan ?
2. Factor Yang Menghambat Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah
Rencana Pembanguna (Musrenbang) Di Desa Soguo Kec.Bolaang Uki
Kab.Bolaang Mongondow Selatan ?

vi
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut dapat ditentukan tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Untuk Mengetahui Bagaimana Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah


Rencana Pembangunan (Musrenbang) Di Desa Soguo Kecamatan Bolaang
Uki
2. Untuk Mengetahui Faktor Yang Menghambat Partisipasi Masyarakat Dalam
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Di Desa Soguo
Kecamatan Bolaang Uki Kab.Bolaang Mongondow Selatan

1.4 Manfaat Penelitian

Di samping tujuan yang yang ingin dicapai maka dalam setiap penelitian

mempunyai manfaat dan kegunaan tersendiri, adapun kegunaan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Manfaat bagi masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu pelajaran dan pemahaman

bagi masyarakat Desa Soguo Kec Bolaang Uki Kab Bolsel

2. Manfaat bagi pemerintah

Sebagi sumbangsih pemikiran agar memperhatikan kelangsungan

Masyarakatnya Dalam Partisipasi Pembangunan Desa.

vii
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Partisipasi Masyarakat

Kata partisipasi sering dikaitkan dengan kegiatan-kegiatan yang berhubungan

dengan pembangunan, pengambilan keputusan, kebijakan dan pelayanan pemerintah.

Partisipasi itu memiliki arti yang penting dalam kegiatan pembangunan, dimana

pembangunan itu bertujuan untuk memenuhi kebutuhan yang diinginkn oleh

masyarakat. Pentingnya partisipasi masyarakat dalam penyelemggaraan

pemerintahan, sebagaimana yang dikemukakan oleh Kaho (dalam Dirjen PMD

Depdagri, 2008 : 264) bahwa; partisipasi masyarakat merupakan salah satu faktor

yang menentukan kebeerhasilan pembangunan, disamping faktor-faktor lain, seperti

tenaga terlatih, biaya, informasi, peralatan, dan kewengangan yang sah. (Lukmanul

Hakim, PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN, 2017, p. 43)

Ada beberapa bentuk partisipasi yang dapat diberikan masyarakat dalam suatu

program pembangunan, dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu bentuk

partisipasi yang diberikan dalam bentuk nyata (memiliki wujud) dan juga bentuk

partisipasi yang diberikan dalam bentuk tidak nyata (abstrak). Bentuk partisipasi yang

nyata misalnya uang, harta benda, tenaga sedangkan bentuk partisipasi yang tidak

viii
nyata adalah partisipasi buah pikiran, pengambilan keputusan dan partisipasi

representatif. Menurut Holil (dalam Isbandi, 2007:21) mengemukakan adanya

beberapa bentuk partisipasi, antara lain : (a) Partisipasi dalam bentuk tenaga adalah

partisipasi masyarakat yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-

usaha yang dapat menunjang keberhasilan suatu program. (b) Partisipasi dalam

bentuk uang adalah bentuk partisipasi masyarakat yang diberikan untuk

memperlancar usaha-usaha bagi pencapaian suatu program pembangunan. Partisipasi

ini dapat berupa sumbangan berupa uang tetapi tidak dipaksakan yang diberikan oleh

sebagian atau seluruh masyarakat untuk suatu kegiatan atau program pembangunan.

(c) Partisipasi dalam bentuk harta benda adalah partisipasi masyarakat yang diberikan

dalam bentuk menyumbang harta benda, biasanya berupa alat-alat kerja atau

perkakas. Partisipasi melibatkan lebih banyak mental dan emosi daripada fisik

seseorang, sehingga pribadinya diharapkan lebih banyak terlibat dari pada fisiknya

sendiri. Partisipasi yang didorong oleh mental dan emosi yang demikian itu, disebut

sebagai partisipasi "sukarela". Sedangkan partisipasi dengan paksaan disebut

mobilisasi. Partisipasi mendorong orang untuk ikut bertanggung jawab di dalam suatu

kegiatan, karena apa yang disumbangkannya adalah atas dasar kesukarelaan sehingga

timbul rasa bertanggung jawab kepada organisasi. (Deviyanti, STUDI TENTANG

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM, 2013, p. 382)

Partisipasi dalam kamus besar Bahasa Indonesia yaitu tindakan ikut

mengambil bagian, keikutsertaan atau ikut serta. Menurut Juliantara (2004:84)

partisipasi diartikan sebagai keterlibatan setiap warga negara yang mempunyai hak

ix
dalam pembuatan keputusan, baik secara langsung maupun melalui intermediasi

institusi legitimasi yang mewakili kepentingannya, partisipasi masyarakat merupakan

kebebasan dan berbicara dan berpartisipasi secara konstruktif. Sementara Partisipasi

masyarakat menurut Isbandi (2007:27) adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses

pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan

pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah,

pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses

mengevaluasi perubahan yang terjadi. (Deviyanti, STUDI TENTANG PARTISIPASI

MASYARAKAT DALAM, 2013, p. 382)

Adapun bentuk-bentuk partisipasi yang diberikan masyarakat dalam tahap

pembangunan menurut Ericson (dalam Slamet, 1994:89), yaitu :

1. Partisipasi dalam tahap perencanaan (idea planning stage). Partisipasi pada tahap

ini maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap penyusunan rencana dan

strategi dalam penyusunan kepanitiaan dan anggaran pada suatu kegiatan / proyek.

masyarakat berpartisipasi dengan memberikan usulan, saran dan kritik melalui

pertemuan-pertemuan yang diadakan artisipasi dalam tahap pelaksanaan

(implementation stage). 2. Partisipasi pada tahap ini maksudnya adalah pelibatan

seseorang pada tahap pelksanaan pekerjaan suatu kegiatan/ proyek. Masyarakat dapat

memberikan bantuan tenaga, uang ataupun materia / barang serta ide-ide sebagai

salah satu wujud partisipasi pada pekerjaan tersebut.

3. Partisipasi dalam pemanfaatan (utilization stage). Partisipasi pada tahap ini

maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap pemanfaatan suatu pekerjaan/

x
proyek setelah proyek tersebut selesai dikerjakan. Partisipasi masyarakat pada tahap

ini berupa tenaga dan uang untuk mengoprasikan dan memelihara proyek yyang telah

dibangun. (Lukmanul Hakim, PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM

PEMBANGUNAN , 2017, p. 43)

Dalam penjelasan di atas saya dapat menyimpulkan bahwa partisipasi

masyarakat ini sangat menentukan keberhasilan suatu perencanaan atau program-

program yang ada disekitar mereka, keberhasilan suatu program tanpa adanya

partisipasi masyarakat tidak akan berjalan dengan baik, keikut sertaan masyarakat

akan sangat dibutuhkan dalam perencanaan atau program, agar program berjalan

dengan mestinya Agar pembangunan berjalan sebagaimana yang kita harapkan, maka

diperlukan partisipasi dari masyarakat dalam menjalankan aktivitas pembangunan

tersebut. Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program pembangunan

memerlukan kesadaran warga masyarakat akan minat dan kepentingan yang

samastrategi yang diterapkan adalah melalui strategi penyadaran.

2.2 Pengertian Pembangunan

Pengertian pembangunan disini diartikan sebagai suatu "proses"

pembangunan sebagai proses menggambarkan adanya pengembangan, baik meliputi

proses pertumbuhan (growth) ataupun perubahan (change) dalam kehidupan bersama

(organisasi) sosial dan budaya. Hal ini merupakan gambaran umum dari masyarakat

luas (society). Menelaah pembangunan dalam masyarakat adalah hal yang baru dalam

sejarah. Pembangunan merupakan suatu proses yang dilakukan secara terus menerus,

pembangunan juga dilaksanakan secara bertahap dan berencana yang berorientasi

xi
pada suatu pertumbuhan dan perubahan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya

serta mencakup seluruh aspek kehidupan, baik lahiriah maupun batiniah.

Pembangunan itu sendiri kepada usaha mencapai tujuan Bangsa dan Negara yang

telah ditentukan sebelumnya. Dalam hal ini sesuai dengan hakekat Pembangunan

Nasional, ialah Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan

seluruh masyarakat Indonesia (Deviyanti, STUDI TENTANG PARTISIPASI

MASYARAKAT DALAM, 2013, pp. 384-385)

Dalam konteks pembangunan Adisasmita (2006: 38) mengatakan partisipasi

masyarakat adalah keterlibatan dan pelibatan anggota masyarakat dalam

pembangunan, meliputi kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan (implementasi)

program/proyek pembangunan yang dikerjakan di masyarakat lokal.Berbagai hasil

pembangunan yang sudah tercapai dapat dilihat berhasil apa tidaknya apabila dalam

penilaian orang banyak dianggap baik dan dapat memberikan manfaat yang sesuai

dengan kebutuhan kesejahteraan masyarakat banyak. Oleh karena itu, sepatutnya

masyarakat di Kelurahan Karang Jati dapat ikut serta dalam menilai hasil

pembangunan yang ada sehingga apabila ada suatu pembangunan yang memang tidak

sesuai dengan kebutuhan masyarakat pihak pemerintah dapat mengetahuinya dan

sebagai acuan untuk penyusunan program pembangunan selanjutnya. Hal ini sesuai

dengan pendapat Isbandi (2007:27) bahwa partisipasi adalah keikutsertaan

masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di

masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk

menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan

xii
masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi. (deviyanti, 2013, p.

389)

Konsep pembangunan biasanya melekat dalam konteks kajian suatu

perubahan,pembangunan disini diartikan sebagai bentuk perubahan yang sifatnya

direncanakan. Setiap orang atau kelompok orang tentu akan mengharapkan

perubahan yang mempunyai bentuk lebih baik bahkan sempurna dari keadaan yang

sebelumnya. Untuk mewujudkan harapan ini tentu harus memerlukan suatu usaha

yang lebih rasional dan teratur bagi pembangunan masyarakat yang belum atau baru

berkembang. Adapun pembangunan menurut beberapa ahli yaitu : Pembangunan

menurut Rogers (Rochajat,dkk. 2011) adalah perubahan yang berguna menuju suatu

sistem sosial dan ekonomi yang diputuskan sebagai kehendak suatu bangsa.

Selanjutnya menurut Rostow (Abdul,2004) pembangunan merupakan proses yang

bergerak dalam sebuah garis lurus, yakni dari masyarakat terbelakang ke masyarakat

negara yang maju. Pembangunan mula-mula dipakai dalam arti pertumbuhan

ekonomi. Pembangunan pada hakikatnya adalah suatu proses transformasi

masyarakat dari suatu keadaan pada keadaan yang lain yang makin mendekati tata

masyarakat yang di cita citakan, dalam proses transformasi itu ada dua hal yang perlu

diperhatikan, yaitu keberlanjutan (continuity) dan perubahan (change), tarikan antara

keduanya menimbulkan dinamika dalam perkembangan masyarakat (Bonaraja Purba,

2021, p. 10)

Menurut Lewwellen, Larrin, dan Kiely (Badruddin, 2009), teori pembangunan

dalam ilmu sosial dapat dibagi ke dalam dua paradigma besar, modernisasi dan

xiii
ketergantungan. Paradigma modernisasi meliputi teoriteori makro mengenai

perkembangan ekonomi dan perubahan masyarakat dan teori-teori mikro mengenai

mutu-mutu individu yang mendukung proses perubahan. Sedangkan, paradigma

ketergantungan merangkum teoriteori keterbelakangan (under-development),

ketergantungan (dependent development), dan sistem dunia (world system theory).

Arti dari pembangunan bias jadi merupakan hal yang sangat menarik untuk

diperdebatkan. Barangkali tidak ada satu bidang ilmu yang paling akurat untuk

memaknai kata pembangunan. Menurut Lewwellen, Larrin, dan Kiely (Badruddin,

2009), teori pembangunan dalam ilmu sosial dapat dibagi ke dalam dua paradigma

besar, modernisasi dan ketergantungan. Paradigma modernisasi meliputi teoriteori

makro mengenai perkembangan ekonomi dan perubahan masyarakat dan teori-teori

mikro mengenai mutu-mutu individu yang mendukung proses perubahan. Sedangkan,

paradigma ketergantungan merangkum teoriteori keterbelakangan (under-

development), ketergantungan (dependent development), dan sistem dunia (world

system theory). Arti dari pembangunan bias jadi merupakan hal yang sangat menarik

untuk diperdebatkan. Barangkali tidak ada satu bidang ilmu yang paling akurat untuk

memaknai kata pembangunan. (bahua, 2018, pp. 7-8)

Dari penjelasan di atas yang bisa saya simpulkan adalah Pembangunan

merupakan unsur utama suatu Negara dalam membangun dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakatnya melalui berbagai program pembangunan yang dapat

memenuhi kepentingan masyarakat secara berkelanjutan. Pembangunan adalah proses

yang dilakukan secara sadar dan berkelanjutan mencakup berbagai aspek kehidupan

xiv
masyarakat. Pada hakekatnya pembangunan merupakan usaha sadar manusia untuk

mengubah keseimbangan dari tingkat kualitas yang dianggap kurang baik ke

keseimbangan baru pada tingkat kualitas yang diangap lebih tinggi, sehingga dapat

diartikan bahwa tujuan pembangunan adalah pemerataan dalam mensejahterakan

rakyat,

2.3 Pengertian Musrenbang

Musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) telah menjadi istilah

yang sangat populer dalam proses perencanaan pembangunan. Sebagaimana yang

tertuang dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional yang dijelaskan pada pasal 1 ayat 21 bahwasannya

musrenbang menjadi forum bagi antar pelaku kepentingan dalam menyusun rencana

pembangunan nasional dan rencana pembangunan daerah. Selanjutnya dalam pasal 2

ayat 2 yang menjelaskan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan

daerah secara sistematis, terarah, terpadu dan tanggap terhadap perubahan. Dengan

memiliki jenjang perencanaan yang berbeda, sebagaimana tertuang dalam Peraturan

Mentri Dalam Negeri No 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah

nomor 8 tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah yaitu perencanaan jangka

panjang daerah yang disingkat RPJPD untuk periode 20 tahun (pasal 1 ayat 9),

selanjutnya rencana jangka menengah daerah yang disebut RPJMD untuk periode 5

tahun (pasal 1 ayat 12) , maupun rencana jangka pendek atau tahunan yaitu rencana

xv
kerja pemerintah daerah yang biasa disebut RKPD 1 tahun (pasal 1 ayat 16 )

Pelaksanaan musrenbang dilakukan secara berjenjang dari tingkat bawah hingga atas.

Pelaksanaan musrenbang diawali dengan musrenbang kelurahan, kemudian

dilanjutkan dengan musrenbang kecamatan, lalu musrenbang pada tingkat

kabupaten/kota kemudian musrenbang provinsi, selanjutnya pelaksanaan musrenbang

terakhir yaitu musrenbang tingkat nasional. (karuniawaty, 2018, p. 6)

Partisipasi masyarakat dalam musrembang bisa dijadikan salah satu cerminan

fenomena yang masih melekat di dalam masyarakat Indonesia saat ini. Saat

didengung-dengungkannya partisipasi masyarakat, ternyata hal tersebut masih jauh

dari keadaan yang diinginkan. Masyarakat masih saja mengalami kesenjangan dalam

kaitannya dengan keberadaan mereka ketika akan memasuki area-area publik. Bila

dilihat dari sisi peran, akses, manfaat, maupun kontrol.Pelaksanaan Musrembang

mengutamakan partisipasi dan peran serta warga daerah dalam proses perencanaan

dan penetapan suatu rancangan pembangunan di daerah mereka. Dengan adanya

musyawarah yang melibatkan partisipasi aktif warga daerah tersebut diharapkan

selain pembangunan yang akan dilaksanakan benarbenar merupakan aspirasi warga

dan aparat daerah, selain itu masyarakat juga mendapat pendidikan politik di tingkat

dasar dan lebih diberdayakan dalam artian ikut berpartisipasi aktif tidak sebagai

pelaksana sajaSecara garis besar musyawarah rencana pembangunan mengandung

pengertian sebagai berikut: 1) Perencanaan sebagai serangkaian kegiatan analisis

mulai dari indentifikasi kebutuhan masyarakat hingga penetapan program

pembangunan. 2) Perencanaan pembangunan lingkungan, semua program

xvi
peningkatan kesejahteraan, ketenteraman, kemakmuran dan perdamaian masyarakat

di lingkungan pemukiman dari tingkat RT/RW, dusun dan kelurahan. 3) Perencanaan

yang dilaksanakan berdasar pada masalah, kebutuhan, aspirasi dan sumber daya

masyarakat sendiri. 4) Terwujud peran serta masyarakat dalam perencanaan

pembangunan [6]. Perencanaan yang menghasilkan program pembangunan yang

diharapkan dapat memberikan dampak terhadap peningkatan kesejahteraan,

kemakmuran dan perdamaian masyarakat dalam jangka panjang. Musrenbang dapat

digunakan sebagai proses bernegosiasi, berekonsiliasi dan berharmonisasi antara

pemerintah dan pemangku kepentingan non pemerintah, sekaligus mencapai konsesus

bersama mengenai prioritas kegiatan pembangunan. (Ahmad Mustanir M. R., 2017,

pp. 3-4)

Musrenbang dilaksanakan baik pada tingkat desa/kelurahan, kecamatan,

maupun tingkat kabupaten. Walaupun selama ini hasil dari forum tersebut di

beberapa daerah tidak bisa dimplementasikan dan formalitas saja. Pendekatan

partisipatif dalam perencanaan melalui mekanisme musrenbang masih cenderung

menjadi retorika. Perencanaan pembangunan didominasi oleh kebijakan kepala

daerah, hasil reses DPRD dan program SKPD. Kondisi ini berakibat timbulnya

akumulasi kekecewaan di tingkat kelurahan dan kecamatan yang sudah memenuhi

kewajiban membuat rencana tapi realisasi sangat minim1 . Musrenbang adalah

forum-forum multi-pihak terbuka yang secara bersama mengidentifikasi dan

menentukan prioritas kebijakan pembangunan masyarakat. Musyawarah perencanaan

pembangunan (musrenbang) kelurahan adalah forum musyawarah tahunan para

xvii
pemangku kepentingan (stakeholders) kelurahan untuk menyepakati rencana kerja

kelurahan tahun anggaran berikutnya15 .

Musrenbang merupakan forum perencanaan (program) yang diselenggarakan

oleh lembaga publik yaitu pemerintah kelurahan bekerjasama dengan warga dan para

pemangku kepentingan lainnya. Musrenbang bermakna, akan mampu membangun

kesepahaman tentang kepentingan dan kamajuan kelurahan dengan cara memotret

potensi dan sumber-sumber pembangunan yang tersedia baik dari dalam maupun dari

luar daerah. (Ahmad Mustanir P. A., 2017, pp. 249-253)

2.3 Pengertian Desa

perlu dipahami dahulu tentang pengertian desa menurut beberapa sumber.

1. Menurut R. Bintarto; Desa adalah perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh

unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomis politik, kultural setempat dalam hubungan

dan pengaruh timbal balik dengan daerah lain.

2. Menurut Undang-undang nomor 22 tahun 1999; Desa adalah kesatuan masyarakat

hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat berdasarkanasal usul dan adat istiadat setempat yang diakui

dalam sistem pemerintahan Nasional dan berada di daerah Kabupaten.

3. Menurut Undang-undang nomor 6 tahun 2014; Desa adalah desa dan desa adat atau

yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan

masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan

mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan

prakarsa masyarakat hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati

xviii
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Soleh, 2017, p.

35)

Desa sebagai salah satu satuan atau wujud pemerintahan terendah dengan

sejumlah pendudukyang merupakan kesatuan masyarakat dan bermukimdalamsuatu

daerah tertentu. Desa mempunyai kewenangan yang cukup luas dan menjaditempat

paling tepat bagi masyarakat untuk mengaktualisasikankepentingannya guna

menjawab keperluanseluruh masyarakat setempat.Desa memiliki hak melakukan

pembangunan sosial sebagai satu sistem perencanaan pembangunan daerah

kabupaten/kota.Pemerintah daerah kabupaten/kota menyerahkan sepenuhnya kepada

desa tentangpelaksanaan pembangunan yang ada di setiap desa. (Samaun, 2022, p.

19)

Desa memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam sistem pemerintahan

Indonesia mengingat bahwa desa merupakan satuan pemerintahan terkecil yang

memiliki peranan fundamental bagi negara. Pengertian desa sangat beragam, artinya

sangat tergantung dari sudut mana melihat desa. Perspektif geografi misalnya, desa

dimaknai sebagai tempat atau daerah, dimana penduduk berkumpul dan hidup

bersama dan mereka dapat menggunakan lingkungan setempat untuk

mempertahankan, melangsungkan dan mengembangkan kehidupannya. Suhartono

memandang desa sebagai tempat dimana bermukim penduduk dengan peradaban

yang dinilai lebih terbelakang ketimbang kota. Dijelaskan desa bercirikan bahasa ibu

yang kental, tingkat pendidikan yang relative rendah, pencaharian umumnya dari

sektor pertanian. Bahkan terdapat kesan bahwa pemahaman umum memandang desa

xix
sebagai tempat bermukim para petani. Secara sosiologis, definisi desa digambarkan

sebagai bentuk kesatuan masyarakat atau komunitas penduduk yang bertempat

tinggal dalam suatu lingkungan yang saling mengenal.

Corak kehidupan yang relatif homogen serta banyak bergantung pada alam,

mempunyai sifat sederhana dengan ikatan sosial dan adat istiadat yang kuat

(Soekanto Soerjono,1990). Perspektif antropologis melihat desa sebagai suatu

kumpulan manusia atau komunitas dengan latar suatu lingkungan atau geografis

tertentu yang memiliki corak kebiasaan, adat istiadat dan budaya dalam

kehidupannya, adanya upaya eksistensi hidup dan nilai estetika yang dimiliki

mendorong adanya perbedaan karakter dan corak budaya yang dimiliki antara satu

desa dengan desa lainnya.Desa mempunyai mempunyai otonomi yang disebut dengan

otonomi desa dimana perlu ditegaskan bahwa otonomi desa bukan diberikan oleh

negara tetapi otonomi desa berasal dari desa itu sendiri. Hal tersebut didasarkan pada

sejarah ketatanegaraan Republik Indonesia dimana desa jauh lebih dulu terbentuk dari

pada Negara Republik Indonesia.

Tetapi hukum positif Indonesia yang mengatur tentang desa diantaranya

Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang tentang Desa

menekankan bahwa negara yang memberikan otonomi kepada desa padahal otonomi

tersebut memang sudah hidup dalam masyarakat desa bukan diberikan oleh negara.

Dengan disahkannya UU Desa maka diprediksikan desa akan memasuki babak baru

untuk penataan dan pembangunan wilayahnya

xx
Adapun tujuan penataan desa seperti yang tertuang dalam Pasal 7 ayat (3)

UndangUndang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa adalah:

a. Mewujudkan efektivitas penyelenggaraan Pemerintahan Desa;

b. Mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa;

c. Mempercepat peningkatan kualitas pelayanan publik;

d. Meningkatkan kualitas tata kelola Pemerintahan Desa; dan

e. Meningkatkan daya saing Desa. Pembangunan daerah, kota dan desa adalah satu

kesatuan dengan pembangunan nasional, dimana desa merupakan tempat tinggal

sebagian besar masyarakat Indonesia. (Siti Khoiriah*, 2017, pp. 20-22)

dalam penjelasan di atas dapat saya simpulkan bahwa Desa mempunyai

kewenangan menata dan melayani warganya dalam semua aspek, baik dari segi

pelayanan, pembangunan, serta pemberdayaan masyarakat.Peran pemerintah Desa

amat dibutuhkan dalam berbagai segi kehidupan masyarakatnya, perubahan baru dan

perhatian pemerintah Desa pada sarana dan prasarana desa.

2.4 Penelitian Relevan

Tabel 1 : Penelitian Relevan


No Nama Hasil Penelitin Persamaan Dan

Penelitian / Judul Perbedaan

Penelitian Dengan Penelitian

Sebelumnya

1. Muh. Firyal Dari hasil penelitian Persamaan

Akbar, yang dilakukan di penelitian

xxi
Srihandayani desa jatimulya di sebelumnya

Suprapto, Surati ketahui bahwa dengan penelitian

(2018) partisipasi ini yaitu sama

“Partisipasi masyarakat di Desa sama menelti

Masyarakat Jatimulya di tentang Partisipasi

Dalam pengaruhi oleh Masyarakat.

Perencanaan kepemimpinan, Sedangkan yang

Pembangunan di komunikasi dan membedakan

Desa Jatimulya pendidikan. adalah peneliti

Kabupaten sebelumnya

Boalemo” tantang Partisipasi

masyarakat dalam

perencanaan

pembangunan desa

jatimulya

Kabupaten

Bpalemo.

Sedangkan

penelitian saya

Partisipasi

Masyarakat dalam

xxii
pembangunan desa

2. Riyanti Samaun, Dari hasil penelitian Persamaan

Bala Bakri, menunjukkan bahwa penelitian

Achmad Risa upaya pemerintah sebelumnya

Mediansyah desa mendorong dengan penelitian

(2022) Upaya partisipasi ini yaitu sama

Pemerintah Desa masyarakat dalam sama menelti

Mendorong pembangunan desa tentang Partisipasi

Partisipasi yaitu: 1) melakukan Masyarakat dalam

Masyarakat pembinaan kepada pembangunan

Dalam masyarakat tentang desa. Sedangkan

Pembangunan kepedulian terhadap yang membedakan

Desa Oluhuta lingkungan denga adalah peneliti

Kecamatan nmenjaga lingkungan sebelumnya

Atinggola tetap bersih dari tentang Upaya

Kabupaten sampah, 2) Pemerintah Desa

Gorontalo Utara pembinaan Mendorong

kemampuan Partisipasi

masyarakat dalam Masyarakat Dalam

mengembangkan Pembangunan

usaha ternak sapi dari Desa Oluhuta

xxiii
pemerintah desa, dan Kecamatan

3) pembinaan proses Atinggola

pengambilan Kabupaten

keputusan melalui Gorontalo Utara.

musyawarah desa. Sedangkan

penelitian saya

tentang Partisipasi

masyarakat dalam

pembangunan

Desa di desa soguo

kec bolaang uki

kab bolaang

mongondow

selatan

2.5 Kerangka Fikir

Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah


Rencanaxxiv
Pembangunan Desa
partisipasi masyarakat Factor kurangnya partisipasi
dalalm Musyawarah rencana masyarakat menurut Pangestu
Dalam Satria Mentari Tumbel.
pembangunan yuni kurniati
2017: 17) terbagi atas dua yaitu::
2019:45) yaitu:
1.Perencanaan 1. Factor Pekerjaan
2. Faktor Pendidikan
2. Pelaksanaan

Partisipasi Masyarakat dalam Musyawarah lebih di


tingkatkan

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sifat Penelitian

xxv
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Pendekatan deskriptif ini penelitian yang menggambarkan fenomena

lingkungan penelitian yang terjadi agar membantu pembaca dalam mengetahui apa

yang terjadi di lingkungan bawah pengamatan. Penelitian deskripitf kualitatif adalah

metode penelitian yang mendiskripsikan masalah murni mengenai program data/atau

pengalaman yang dialami oleh peneliti. Peneliti dengan metode deskriptif kualitatif

ini duganakan agar peneliti bisa menjelaskan lebih mendalam dan menyeluruh

mengenai gambaran kasus yang tejadi di lapangan. Deskriptif ini nantinya akan

ditulis dalam bentuk narasi untuk melengkapi gambaran menyeluruh dan hasil

penelitian yang dilakukan peneliti (Emzir, 2012)

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi ini direncakan di Desa Soguo Kecamatan Bolaang Uki Kabupaten

Bolsel. Peneliti mengambil masalah tersebut karena belum ada peneliti yang meneliti

masalah tentang Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah Rencana Pembangunan

Desa Di Desa Soguo Keca,atan Bolaang Uki Kab.Bolaang Mongondow Selatan

Penelitian ini direncanakan 2 bulan April-mei 2022 sejak dari persiapan

lapangan sampai dengan penyusunan laporan penelitian dalam bentuk laporan

proposal.

3.2.3 Sumber Data

xxvi
Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai beberapa orang yang bisa dijadikan

sebagai sumber data. Sumber data itu sendiri merupakan orang-orang yang bisa

dimanfaatkan untuk bisa memberikan gambaran/informasi mengenai kondisi saat

berada di lingkungan penelitian. Adapun sumber data yang didapatkan oleh peneliti

adalah 4 orang aparat Desa,1 orang pendamping Lokal desa Dan 2 orang masyarakat

dari pemerintah Kelurahan yang berada dilokasi penelitian, yang dalam hal ini berada

di Desa Soguo Kecamatan Bolaang Uki.

3.3 Tehnik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Dalam hal ini tehnik pertama yang dilakukan adalah wawancara. Pada tahap

wawancara ini peneliti akan mengambil data yang diperoleh dengan cara komunikasi

langsung dengan subjek peneliti yang telah ditentukan. Menurut Esterberg dalam

buku Sugiyono yang berjudul Memahami Penelitian Kualitatif menyatakan bahwa

wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu (sugiyono, 2015, p. 72)

2. Observasi

Cara selanjutnya adalah dengan cara observasi. Observasi ini data yang

diperoleh peneliti guna mengetahui kesenjangan yang terjadi antara fakta di lapangan

dengan harapan. Tehnik pengumpulan data dengan obsevasi ini adalah perolehan data

xxvii
yang di dapatkan dari melakukan observasi pada objek yang sudah di tetapkan.

(Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif Dan Kombinasi, 2013)

Observasi yang dilakukan oleh peneliti ini akan dilakukan di Desa Soguo Kecamatan

Bolaang Uki.

Dalam penelitian ini, observasi akan dilakukan dengan cara formal dan non-

formal untuk mengamati kegiatan yang terjadi di masyarakat. Peran peneliti pada

pelaksanaan observasi ini yaitu peneliti hanya mengamati kegiatan sehari-hari objek

penelitian yang dalam hal ini adalah masyarakat dan aparat pemerintah dengan cara

mengambil gambar, merekam dan mencatat hal-hal yang diperlukan untuk

melengkapi data.

3.4 Tehnik Penjamin Keabsahan Data

Tujuan utama dari suatu penelitian adalah untuk mendapatkan data yang valid,

akurat, dan otentik hingga memiliki kredibilitas yang tinggi untuk dapat dipelihara

dan dipertanggungjawabkan kebenarannya. Untuk absahnya suatu data diperlukan

usaha-usaha maksimal atau kegiatan-kegiatan tertentu guna menguji kevalidan data

yang ada, sehingga diketahui secara sungguh-sungguh latar belakang tersebut

sekaligus ketahanan dan keampuhan dan ketahanannya berdasarkan tehnik

pemeriksaan yang dilandasi dengan kriteria tertentu. Criteria tersebut dibedakan

menjadi 4 kriteria yaitu derajat kepercayaan (credibility), kebergantungan

(transferability), dan kepastian (compimability). (Sugiyono, 2010, p. 92)

3.5 Analisis Data

xxviii
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengumpulkan data ke

dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan

dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Pekerjaan analisis

data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan

kode dan mengkategorikannya. Pengorganisasian dan pengolahan data tersebut

bertujuan untuk menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat

menjadi teori substantive. Analisis data kualitatif berkaitan dengan data berupa kata

atau kalimat yang dihasilkan dari objek penelitian serta berkaitan dengan kejadian

yang melingkupi sebuah objek penelitian. (Siyoto, 2015)

Menurut Moleong, proses data analisis data kualitatif dimulai dengan

menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara,

pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan,dokumen pribadii,

dokumen resmi, gambar foto dan sebagainya. Setelah ditelaah, langkah selanjutnya

adalah reduksi data, penyusunan satuan, kategorisasi dan yang terakhir adalah

penafsiran data.

Proses analisis data kualitatifyang dikemukakan oleh Moleong diatas sangat

rumitdan terjadi tumpang tindih dalam tahapan-tahapannya.tahapan reduksi data

sampai kepada tahapan kategorisasi data menurut hemat penulis merupakan satu

kesatuan proses yang bisa dihimpun dalam reduksi data. Karena dalam proses ini,

sudah terangkum penyusunan satuandan kategorisasi data. Oleh karena itu, penulis

lebih setuju kalau proses analisis data dilakukan melalui tahapan;reduksi data,

xxix
penyajian atau display data dan kesimpulan atau verivikasi. Untuk lebih jelasnya

penulis akan menjelaskan proses analiss tersebut sebagai berikut:

3.6 Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dicari tema dan polanya dan membuang

yang tidak perlu. Reduksi bisa dilakaukan dengan jalan melakukan abstraksi.

Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-

pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada dalam data penelitian. Dengan

kata lain proses reduksi data ini dilakukan oleh peneliti secara terus menerus saat

melakukan penelitian untuk menghasilkan catatan-catatan inti dari yang diperoleh

dari hasil penggalian data.

3.7 Penyajian Data

Menurut miles dan Hubermen bahwa penyajian data adalah sekumpulan

informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan.

Langkah ini dilakukan dengan menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Hal ini dilakukan dengan

alasan data-data yang diperoleh selama proses penelitian kualitatif biasanya

berbentuk naratif, sehingga memerlukan penyederhanaan tanpa mengurangi isinya.

Penyajian data dilakukan untuk dapat melihat gambaran keseluruhan atau

bagian-bagian tertentu dari gambaran keseluruhan. Pada tahap ini peneliti berupaya

mengklasifikasikan dan menyajikan data sesuai dengan pokok permasalahan yang

diawali pada setiap subpokok permasalahan.

xxx
3.8 Kesimpulan atau Verifikasi

Kesimpulan atau verifikasi adalah tahap akhir dalam proses analisi data. Pada

bagian ini peneliti mengutamakan kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan

mencari hubungan, persamaan, atau perbedaan. Penarikan kesimpulan bisa dilakukan

dengan jalan membandingkan kesesuaian pernyataan dari subjek penelitian dengan

makna yang terkandung dengan konsep-konsep dasar dalam penelitian tersebut.

xxxi
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambar Umum Lokasi Penelitian


4.1.1. Letak dan Luas Wilayah
Desa soguo merupakan salah satu desa dan 17 desa yang berada di kecamatan

bolaang-uki Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan yang berjarak kurang dari 1

kilometer dari ibukota kabupaten secara geografis terletak di 0 0 21 146 BT dan 1230

58118 LU. Secara Topografi Desa soguo termasuk kategori dataran rendah dengan

ketinggian + 2 meter dari permukaan laut dengan luas wilayah 1740 hektar, desa

soguo berbatasan langsung dengan Teluk Tomini di sebelah selatan desa salongo

timur sebelah barat desa toluaya di sebelah Timur serta berbatasan dengan hutan dan

desa molibagu di sebelah barat.

4.1.2 Sejarah Desa

Desa soguo sebelumnya adalah bagian dari Desa Toluaya yang masih

berbentuk Dusun, dan pada tahun 2008 dimekarkanlah Desa Toluaya menjadi Dua

Desa Yaitu Desa Toluaya dan Desa Soguo. Adapun nama desa soguo diambil dari

sejarah perjalanan pada masa dulu, yaitu hijrahnya masyarakat /penduduk beserta

keluarga kerajaan Bolango Tapa Gorontalo melalui wilayah pesisir Selatan

mendapatkan suatu tempat dan mendirikan tempat tinggal berupa gubuk, kemudian

tempat tersebut dinamakan “ SOGUO” yang dipimpin oleh seorang JOGUGU.

Pada tahun 1998 sampai demgan 2007 masih merupakan Dusun yaitu Dusun

III di kepalai oleh bpk. Salim Hulinggi dan Dusun IV di kepalai oleh bpk.Sulaeman

xxxii
Ointu pada Tahun 2008 di mekarkan menjadi Desa Soguo yang menjadi Pejabat

Sangadi Pertama adalah Bpk. Kuntu Amas Mane

4.1.3 Visi Dan Misi Desa Soguo

a. Visi

Terwujudnya masyarakat Desa Soguo Sebagai desa yang

Berbudaya,Tentram,Makmur,Berkeadilan,Maju dan sejahtera

Dengan penjelasan sebagai berikut :

a. Desa yang berbudaya mengandung pengertian bahwa masyarakat lebih

menghargai, melestarikan budayanya dan terlepas dari pengaruh budaya

asing.

b. Desa yang tentram mengandung pengertian bahwa masyarakat yang mampu

menciptakan rasa aman,damai dalam bekerja dan dalam kehidupan ekonomi

c. Desa yang makmur mengandung pengertian bahwa masyarakat yang mampu

mengelola potensi kekayaan yang dimiliki desa untuk keperluan masyarakat

desa;

d. Desa yang berkeadilan mengandung pengertian bahwa masyarakat yang

mampu menciptakan rasa keadilan sehingga setiap anggota masyarakat

memiliki kesempatan yang sama dan nyata untuk tumbuh dan belajar hidup

pada kemampuan aslinya

e. Desa yang maju mengandung Pengertian bahwa masyarakat yang memiliki

kemampuan dan kekuatan sendiri yang berbasis pada keunggulan local di

bidang ekonomi,menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta

xxxiii
mampu memanfaatkannya secara cepat dan tepat guna mengatasi setiap

permasalahan kehidupan pada umumnya.

f. Desa yang sejahtera adalah tercapainya kecukupan kebutuhan secara lahir dan

bathin (pengetahuan,agama,sandang,pangan,papan,pendidikan kesehatan rasa

aman dan damai.

Visi ini diharapkan dapat menemukan gambaran kondisi masa depan yang

lebih baik dan merupakan potret keadaan yang ingin dicapai. Rumusan visi ini

diharapkan mampu memberikan arah perubahan masyarakat pada keadaan yang lebih

baik, menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mengendalikan dan mengontrol

perubahan-perubahan yang akan terjadi, mendorong masyarakat untuk meningkatkan

kinerja yang lebih baik,menciptakan daya dorong untuk perubahan serta

mempersatukan masyarakat.

b. Misi

Misi merupakan turunan/penjabaran dari visi yang akan menunjang

keberhasilan tercapainya sebuah visi. Dengan kata lain misi merupakan penjabaran

lebih operatif dari visi. Penjelasan dari visi ini di harapkan dapat mengikuti dan

mengantisipasi setiap terjadinya perubahan situasi dan kondisi lingkungan di masa

yang akan datang dari usaha-usaha mencapai visi desa selama masa jabatan sangadi.

Untuk meraih visi desa soguo seperti yang sudah dijabarkan di atas,dengan

mempertimbangkan aspek masalah dan potensi serta tujuan dan sasaran yang ada di

desa berdasarkan potensi desa,kalender musim dan kelembagaan desa, maka

disusunlah misi dengan penjelasan sebagai berikut :

xxxiv
1. Penyelenggaraan pemerintahan Desa yang Bersih, Demokratis, Agamais, dan

Terbebas Dari korupsi,kolusi dan Nepotisme.

2. Pengembangan Perekonomian Masyarakat Melalui Permanfaatan potensi

Desa.

3. Meningkatkan Mutu Kesejahteraan Masyarakat untuk mencapai taraf

kehidupan yang lebih baik

4. Pemerataan pembangunan masyarakat Baik Fisik Dan pembangunan Sumber

daya Manusia (SDM).

5. Mengembangkan Nilai-Nilai kebudayaan

4.1.4 Jumlah Penduduk Desa Soguo

Desa Soguo Kecamatan Bolaang Uki Kabupaten Bolaang Mongondow

Selatan mempunyai jumlah Penduduk sebanyak 1078 jiwa yang terdiri dari Laki-Laki

536 jiwa,penduduk perempuan 543 jiwa dan Kepala Keluarga 306 KK

Jumlah laki-laki 536 jiwa


Jumlah perempuan 543 jiwa
Jumlah Kepala Keluarga 306 KK
Jumlah total 1078 Jiwa
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa Desa Soguo Jumlah Laki-laki
Lebih Banyak dari Jumlah Perrmpuan

4.1.5 Kondisi Ekonomi

a. Secara Sosial Dan Ekonomi

xxxv
Penduduk Desa Soguo Dikelompokan dalam basis mata pencarian pada sektor

pertanian, ASN, TNI Polri, Nelayan, Peternakan, pengrajin, pekerja seni,

pedagang. dll. namun mata pencaharian penduduk desa soguo terbanyak yaitu

Pertanian.

c. Mata Pencarian Desa Soguo

Tabel 3 : Mata Pencarian Desa Soguo


No. Jenis Pekerjaan Jumlah
1. Buruh Tani 605 Orang
2. Petani 190 orang
3. Nelayan 7 Orang
4. Pegawai Negeri Sipil 41 Orang
5. Pegawai Swasta 22 Orang
6. Polri 2 Orang
7. Perawat Swasta 2 Orang
(Sumber: Kantor Desa Soguo)

Berdasarkan tabel di atas menentukan bahwa sebagian besar Mata pencarian

di desa soguo kecamatan bolaang uki kabupaten bolaang mongondow selatan adalah

Petani dan Buruh.

4.2 Hasil Penelitian

xxxvi
4.2.1 Bagaimana Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah Rencana

Pembangunan Desa (MUSRENBANGdes)

Menurut Yuni Kurniyari, 2019:45 partisipasi atau peran serta, pada dasarnya

merupakan suatu bentuk keterlibatan dan keikutsertaan secara aktif dan sukarela baik

karena alasan-alasan dari dalam maupun dari luar. Bersangkutan, mencakup

perencanaan,pelaksanaan,pemanfaatan

xxxvii
4.2.1.1 Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Musyawarah Rencana

Pembangunan Desa

Perencanaan pembangunan sangat membutuhkan masyarakat sebagai titik

berat pelaksanaan pembangunan,Musrenbang merupakan forum bagi masyarakat

untuk berpatisipasi dalam perumusan perencanaan pembangunan yang dimulai dari

tingkat Dusun,Desa/Kelurahan,Kecamatan, Kabupaten/Kota. Pemerintah Desa Soguo

dalam hal ini telah mengupayakan pelaksaanaan Musrenbang secara berjenjang yang

dimulai dari tingkatan paling bawah sampai kepada tingkatan atas.

Tabel 4 : Daftar Nama Undangan Musyawarah Rencana Pembangunan Desa

No. Nama Umu Jenis Kelamin Dusun Jabatan/Kedudukan


r
1. Hilal Sulaeman 40th Laki-Laki 1 Kepala Dusun 1

2. Ramdhan Dalusa 29th Laki-Laki 2 Kepala Dusun 2

3. Didi Badu 42th Perempuan 1 Anggota BPD

4. Andi langgango 35th Laki-laki 1 Anggota BPD

5. Loan Inaku 30th Laki-Laki 1 Ketua BPD

6. Asron Imbran 50th Laki-Laki 1 Kepala Desa

7. Lilis Gobel 47th Perempuan 1 Ibu Kepala Desa

8. Hapida Balowa 40th Perempuan 1 Anggota BPD

9. Misna Asuke 33th Perempuan 1 Kaur Keuangan

10. Ranty Sulaeman 29th Perempuan 1 Bendahara

11. Tiar Badu 30th Laki-Laki 2 Kaur Pemerintahan

12. Teriska Mokoginta 27th Perempuan 1 Kaur Umum

xxxviii
13. Rita ayuba 50th Perempuan 1 Masyarakat

14. Amelia Hulinggi 25th Perempuan 1 Masyarakat

15. Endang Sutisna 51th Laki-Laki 1 Masyarakat

16. Ise Pansu 51th Perempuan 1 Masyarakat

17. Abdullah Tino 51th Perempuan 1 Masyarakat

18. Jufri day 49th Laki-laki 1 Anggota BPD

19. Anwar Gobel 50th Laki-laki 1 Masyarakat

20. Ella Ayuba 29th Perempuan 1 Masyarakat

21. Ayub Ismail 29th Laki-laki 1 Masyarakat

22. Roha Tino 29th Laki-laki 1 Masyarakat

23. Jun Badu 35th Laki-Laki 1 Masyarakat

24. Munawir 30th Laki-laki 1 Sekertaris Desa


paputungan
25. Yanti langgango 50th Laki-Laki 1 Masyarakat

26. Toni potale 50th Laki-Laki 1 Masyarakat

27. Nun Musa 49th Perempuan 1 Masyarakat

28. Inang hulinggi 43th Perempuan 1 Masyarakat

29. Ridwan dontili 40th Laki-laki 1 Masyarakat

30. Ajiz hulinggi 40th Laki-laki 1 Masyarakat

31. Andri Ismail 35th Laki-Laki 1 Masyarakat

32. Nando Higa 35th Laki-laki 1 Masyarakat

33. Hayati ismail 35th Perempuan 1 Masyarakat

34. Ansar gobel 32th Laki-laki 1 Masyarakat

xxxix
35. Warni ladiku 56th Perempuan 1 Masyarakat

36. Pulu tino 56th Laki-laki 1 Masyarakat

37. Nunu Tino 50th Laki-laki 1 Masyarakat

38. Kartini 40th Perempuan 1 Masyarakat

39. Niko Mateli 45th Laki-Laki 1 Masyarakat

40. Arjuna Tumulawa 50th Laki-laki 1 Masyarakat

41. Iwan Tumulawa 34th Laki-laki 1 Masyarakat

42. Sela sulaeman 30th Perempuan 1 Masyarakat

43. Anas syaban 30th Laki-laki 1 Masyarakat

44 Apit molamahu 29th Laki-laki 2 Masyarakat

45 Yuli hulinggi 30th Perempuan 2 Masyarakat

46 Anita 55th Perempuan 2 Masyarakat

47 Hajir nadjamudin 55th Laki-Laki 2 Masyarakat

48 Julla badu 40th Perempuan 2 Masyarakat

49 Ica ilyas 30th Perempuan 2 Masyarakat

50 Yani mokodompit 30th Perempuan 2 Masyarakat

51 Dewi mokodompit 35th Perempuan 2 Masyarakat

52 Rua ayuba 40th Perempuan 2 Masyarakat

53 Salman Dalangko 45th Laki-laki 2 Masyarakat

54 Apit bakari 45th Laki-laki 2 Masyarakat

55 Edi mahmud 45th Laki-laki 2 Masyarakat

56 Nining abubakar 35th Perempuan 2 Masyarakat

xl
57 Hamsia 45th Perempuan 2 Masyarakat

58 Layla abubakar 50th Perempuan 2 Masyarakat

59 Ondong 54th Perempuan 2 Masyarakat

60 Otta 54th Perempuan 2 Masyarakat

61 Monu ayuba 54th Perempuan 2 Masyarakat

62 Mimi Badu 54th Perempuan 2 Masyarakat

63 Lana Thalib 55th Perempuan 2 Masyarakat

64 Osin Pansu 50th Perempuan 2 Masyarakat

65 Sartina Langgai 55th Perempuan 2 Masyarakat

66 Andi langgango 30th Laki-laki 2 Masyarakat

67 Randi Dalusa 29th Laki-laki 2 Kepala Dusun 2

68 Rakuti 30th Laki-laki 2 Aparat Desa

69 Masna Paputungan 30th Perempuan 2 Masyarakat

70 Icha Abdullah 30th Perempuan 2 Masyarakat

71 Lian Bonde 35th Perempuan 2 Masyarakat

72 Arman Ayuba 30th Laki-laki 2 Masyarakat

73 Alfiah Ismail 30th Perempuan 2 Masyarakat

74 Tatang Pansu 30th Laki-laki 2 Masyarakat

75 Tri 35th Laki-laki 2 Masyarakat

76 Hamila 39th Perempuan 2 Masyarakat

77 Nur Gobel 40th Perempuan 2 Masyarakat

78 Rangga 35th Laki-laki 2 Masyarakat

xli
79 Jufri 35th Laki-laki 2 Masyarakat

80 Lahati 45th Laki-laki 2 Masyarakat

81 Wayan Gobel 40th Laki-laki 2 Masyarakat

82 Yeyet Umar 40th Perempuan 2 Masyarakat

83 Lely 49th Perempuan 2 Masyarakat

84 Asep Murtono 40th Laki-laki 2 Masyarakat

85 Lulung ode 45th Perempuan 2 Masyarakat

86 Fatma 45th Perempuan 2 Masyarakat

87 Indri ismail 40th Perempuan 2 Masyarakat

88 Hadisa 59th Perempuan 2 Masyarakat

89 Foni 50th Perempuan 2 Masyarakat

90 Asni Gei 45th Perempuan 2 Masyarakat

91 Fatma Gei 45th Perempuan 2 Masyarakat

92 Gilang Djama 49th Perempuan 2 Masyarakat

93 Apin Thalib 55th Laki-laki 2 Masyarakat

94 Helmi Mohune 55th Perempuan 2 Masyarakat

95 Saidin 55th Laki-laki 2 Masyarakat

96 Hendra Saleh 55th Laki-laki 2 Masyarakat

97 Sartin ballowa 59th Perempuan 1 Masyarakat

98 Risna 55th Perempuan 2 Masyarakat

99 Fatriana 45th Perempuan 2 Masyarakat

100 Annisa Djurumudi 35th Perempuan 2 Masyarakat

xlii
101 Nuryani 45th Perempuan 2 Masyarakat

102 Roy 45th Laki-laki 2 Masyarakat

103 Asni 40th Perempuan 2 Masyarakat

104 Serlita 45th Perempuan 2 Masyarakat

105 Iyha Mateli 45th Perempuan 2 Masyarakat

106 Afriani 40th Perempuan 2 Masyarakat

107 Yanto Sulaeman 45th Laki-laki 2 Kaur pembangunan

108 Selviana Sulaeman 45th Perempuan 2 Masyarakat

109 Resturia 40th Perempuan 2 Masyarakat

110 Irmawati 40th Perempuan 2 Masyarakat

111 Ulin Balowa 40th Laki-laki 2 Ketua RT 2

112 Roni 45th Laki-laki 2 Masyarakat

113 Risna 45th Laki-laki 2 Masyarakat

114 Femy 45th Perempuan 2 Masyarakat

115 Sahrain 48th Laki-laki 2 Masyarakat

116 Erick Gobel 49th Laki-laki 2 Masyarakat

117 Sardin Haki 45th Laki-laki 2 Masyarakat

118 Yanti Moo 55th Perempuan 2 Masyarakat

119 Amelia 30th Perempuan 1 Masyarakat

120 Ahadu 49th Laki-laki 1 Masyarakat

121 Ipul 45th Laki-laki 1 Masyarakat

(Sumber : Draft RKP-Des 2021 Kantor Desa Soguo)

xliii
Tabel 5 : Daftar Nama Yang Hadir Dalam Perencanaan Musrenbang Desa Soguo
No Nama Umur Jenis Dusun Jabatan
Kelamin
1 Arson Imran 50th Laki-Laki 1 Kepala Desa
2 Munawir 30th Laki-Laki 1 Sekertaris Desa
Paputungan
3 Misna Asuke 33th Perempuan 1 Kaur Keuangan
4 Hilal Suleman 40th Laki-laki 1 Kepala Dusun 1
5 Ramdhan Dalusa 29th Laki-laki 2 Kepala Dusun 2
6 Loan Inaku 30th Laki-laki 1 Ketua BPD
7 Didi Badua 42th Laki-laki 1 Anggota BPD
8 Andi Langgango 30th Laki-Laki 2 Anggota BPD
9 Jufri Day 49th Laki-Laki 2 Anggota BPD
10 Ranty Sulaeman 29th Perempuan 1 Bendahara
11 Yanto Sulaeman 45th Laki-laki 1 Kaur
Pembangunan
12 Tiar Badu 30th Laki-laki 2 Kaur
Pemerintahan
13 Nando Higa 30th Laki-laki 1 Kaur Umum
14 Rakuti 30th Laki-laki 2 Masyarakat
15 Hapida Balowa 40th Perempuan 1 Anggota BPD
16 Ella Ayuba 40th Perempuan 1 Masyarakat
17 Amelia Hulinggi 29th Perempuan 1 Masyarakat
18 Sahrain 48th Laki-laki 2 Masyarakat
19 Erick Gobel 49th Laki-laki 2 Masyarakat
20 Sardin Haki 45th Laki-laki 2 Masyarakat
21 Annisa Djurumudi 35th Perempuan 2 Masyarakat
22 Nuryani 45th Perempuan 2 Masyarakat
23 Roy 45th Laki-laki 2 Masyarakat
24 Asni 40th Perempuan 2 Masyarakat
25 Serlita 45th Perempuan 2 Masyarakat
26 Ansar gobel 32th Laki-laki 1 Masyarakat
27 Warni ladiku 56th perempuan 1 Masyarakat
28 Rua ayuba 40th Perempuan 2 Masyarakat
29 Salman Dalangko 45th Laki-laki 2 Masyarakat
30 Apit bakari 45th Laki-laki 2 Masyarakat
31 Edi mahmud 45th Laki-laki 2 Masyarakat
32 Nining abubakar 35th Perempuan 2 Masyarakat
33 Hamsia 45th Perempuan 2 Masyarakat
34 Layla abubakar 50th Perempuan 2 Masyarakat
35 Ondong 54th Perempuan 2 Masyarakat

xliv
36 Otta 54th Perempuan 2 Masyarakat
37 Monu ayuba 54th Perempuan 2 Masyarakat
(Sumber : Draft RKP-Desa Soguo thn 2021 )

Peneliti dapatkan di lapangan Bahwa partisipasi masyarakat dalam

Perencanaan Masih Kurang Karena Dari 100lebih Undangan yang Datang

hanya 30 lebih dan dapat di benarkan melalui tabel atau data di Atas

Tabel 6 : usulan dusun Kegiatan perencanaan pembangunan


No Jenis Kegiatan Lokasi
1. Pembangunan Jalan Menuju Pasar Dusun 2

2. Pembangunan Lapangan Voly Dusun 1

3. Pembangunan Jalan Makam Dusun 1

4. Pembangunan Jalan paving Block Dusun 2

5. Pembangunan Bak sampah Dusun 1

6. Penambahan Tempat Cuci Tangan Pencegahan Covid Dusun 1 dan Dusun 2


19
(Sumber: Draft RKP-Desa Soguo Tahun 2021)

Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Kepala Desa Yang

Berinisial A.I mengatakan bahwa :

xlv
“Sebelum dilaksanakan Musrenbang Desa terlebih dahulu Diselenggarakan
Pra atau perencanaan di tingkat Dusun yang hanya di libatkan aparat desa
beserta kepala dusun dan anggota masyarakat. Setiap dusun menyampaikan
kebutuhan dari masing-masing Dusun dan kami sudah menampung itu . Tapi
disini yang saya lihat hanya sedikit masyarakat yang hadir padahal ini juga
termasuk kebaikan dari mereka sendiri. Bahkan yang kami undang sampai
100 lebih yang datang malah tidak sampai dengan 40jiwa”
(wawancara 04 april 2022)

Hal yang sama juga di tambahkan oleh ketua BPD yang berinisial L.I :

“Tugas Kami selaku Pemerintah desa Dan juga Perwakilan dari masyarakat
hanya bisa menampung apa yang mereka butuhkan namun saya juga disini
melihat bahwa masyarakat sangat kurang dalam kehadiran pafahal ini masih
dalam perencanaan belum masuk di dalam pelaksanaan Partisipasi masyarakat
memang ada tapi masih kurang atau tidak aktif dalam pelaksanaan musyawarah
rencana pembangunan desa.”
(wawancara 05 april 2022)

Pernyataan di atas juga di perkuat oleh sekretaris Desa yang berinisial M.P bahwa :
“padahal dalam tahap perencanaan ini sangat bermabfaat bagi masyarakat karena
mereka bisa menyampaikan langsung apa apa yang di butuhkan namun disini
masyarakat masih kurang kehadirannya hanya beberapa orang saja yang hadir. Tapi
Dibalik sedikit masyarakat yang datang berpartisipasiada masyarakat yang hadir dan
memberikan usulan apa-apa saja yang meereka butuhkan.
(wawancara 04 april 2022)

Hal senada disampaikan juga oleh seorang masyarakat/informan berinisial

R.A bahwa:

“Kadang saya tidak sempat ikut berpartisipasi karena adanya beberapa kendala
pekerjaan bahkan mengurus anak yang mengakibatkan saya tidak bisa ikut pada
proses Musyawarah atau pada saat proses perumusan masalah yang terjadi
dilingkungan setempat.”
(wawancara 07 April 2022)

Berdasarkan beberapa wawancara di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

didalam Perencanaan MUSRENBANG pemerintah masih mengadakan tahap Pra-

Musrenbang yang hanya di libatkan kepala dusun beserta anggotanya dan juga aparat

xlvi
desa tapi masyarakat masih kurang berpartisipasi bahkan yang di undang 100 lebih

yang datang malah tidak sampai 40 padahal Pemerintah Desa Telah mengupayakan

untuk memajukan desa tetapi masih ada beberapa orang yang tidak mau peduli dalam

hal itu,dan semua juga termasuk keaikan masyarakat.

4.2.1.2 Partisipasi Masyarakat di Dalam Pelaksanaan Musrenbang

Tujuan Pembangunan sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945

yaitu mencerdaskan kehidupan bangssa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.

Untuk mencapai tujuan pembangunan tersebut maka diharapkan adanya partisipasi

dari masyarakat yang dapat mendukung kegiatan-kegiatan pembangunan yang akan

dilaksanakan

Tabel 7 : Daftar Nama Undangan Pelaksanaan Musrenbang

No. Nama Umur Jenis Kelamin Dusun Jabatan/Kedudukan


1. Hilal Sulaeman 40th Laki-Laki 1 Kepala Dusun 1

2. Ramdhan Dalusa 29th Laki-Laki 2 Kepala Dusun 2

3. Didi Badu 42th Perempuan 1 Anggota BPD

4. Andi langgango 35th Laki-laki 1 Anggota BPD

5. Loan Inaku 30th Laki-Laki 1 Ketua BPD

6. Asron Imbran 50th Laki-Laki 1 Kepala Desa

7. Lilis Gobel 47th Perempuan 1 Ibu Kepala Desa

xlvii
8. Hapida Balowa 40th Perempuan 1 Anggota BPD

9. Misna Asuke 33th Perempuan 1 Kaur Keuangan

10. Ranty Sulaeman 29th Perempuan 1 Bendahara

11. Tiar Badu 30th Laki-Laki 2 Kaur Pemerintahan

12. Teriska 27th Perempuan 1 Kaur Umum


Mokoginta
13. Rita ayuba 50th Perempuan 1 Masyarakat

14. Amelia Hulinggi 25th Perempuan 1 Masyarakat

15. Endang Sutisna 51th Laki-Laki 1 Masyarakat

16. Ise Pansu 51th Perempuan 1 Masyarakat

17. Abdullah Tino 51th Perempuan 1 Masyarakat

18. Jufri day 49th Laki-laki 1 Anggota BPD

19. Anwar Gobel 50th Laki-laki 1 Masyarakat

20. Ella Ayuba 29th Perempuan 1 Masyarakat

21. Ayub Ismail 29th Laki-laki 1 Masyarakat

22. Roha Tino 29th Laki-laki 1 Masyarakat

23. Jun Badu 35th Laki-Laki 1 Masyarakat

24. Munawir 30th Laki-laki 1 Sekertaris Desa


paputungan
25. Yanti langgango 50th Laki-Laki 1 Masyarakat

26. Toni potale 50th Laki-Laki 1 Masyarakat

27. Nun Musa 49th Perempuan 1 Masyarakat

28. Inang hulinggi 43th Perempuan 1 Masyarakat

29. Ridwan dontili 40th Laki-laki 1 Masyarakat

xlviii
30. Ajiz hulinggi 40th Laki-laki 1 Masyarakat

31. Andri Ismail 35th Laki-Laki 1 Masyarakat

32. Nando Higa 35th Laki-laki 1 Masyarakat

33. Hayati ismail 35th Perempuan 1 Masyarakat

34. Ansar gobel 32th Laki-laki 1 Masyarakat

35. Warni ladiku 56th Perempuan 1 Masyarakat

36. Pulu tino 56th Laki-laki 1 Masyarakat

37. Nunu Tino 50th Laki-laki 1 Masyarakat

38. Kartini 40th Perempuan 1 Masyarakat

39. Niko Mateli 45th Laki-Laki 1 Masyarakat

40. Arjuna Tumulawa 50th Laki-laki 1 Masyarakat

41. Iwan Tumulawa 34th Laki-laki 1 Masyarakat

42. Sela sulaeman 30th Perempuan 1 Masyarakat

43. Anas syaban 30th Laki-laki 1 Masyarakat

44 Apit molamahu 29th Laki-laki 2 Masyarakat

45 Yuli hulinggi 30th Perempuan 2 Masyarakat

46 Anita 55th Perempuan 2 Masyarakat

47 Hajir nadjamudin 55th Laki-Laki 2 Masyarakat

48 Julla badu 40th Perempuan 2 Masyarakat

49 Ica ilyas 30th Perempuan 2 Masyarakat

50 Yani mokodompit 30th Perempuan 2 Masyarakat

51 Dewi mokodompit 35th Perempuan 2 Masyarakat

xlix
52 Rua ayuba 40th Perempuan 2 Masyarakat

53 Salman Dalangko 45th Laki-laki 2 Masyarakat

54 Apit bakari 45th Laki-laki 2 Masyarakat

55 Edi mahmud 45th Laki-laki 2 Masyarakat

56 Nining abubakar 35th Perempuan 2 Masyarakat

57 Hamsia 45th Perempuan 2 Masyarakat

58 Layla abubakar 50th Perempuan 2 Masyarakat

59 Ondong 54th Perempuan 2 Masyarakat

60 Otta 54th Perempuan 2 Masyarakat

61 Monu ayuba 54th Perempuan 2 Masyarakat

62 Mimi Badu 54th Perempuan 2 Masyarakat

63 Lana Thalib 55th Perempuan 2 Masyarakat

64 Osin Pansu 50th Perempuan 2 Masyarakat

65 Sartina Langgai 55th Perempuan 2 Masyarakat

66 Andi langgango 30th Laki-laki 2 Masyarakat

67 Randi Dalusa 29th Laki-laki 2 Masyarakat

68 Rakuti 30th Laki-laki 2 Aparat Desa

69 Masna 30th Perempuan 2 Masyarakat


Paputungan
70 Icha Abdullah 30th Perempuan 2 Masyarakat

71 Lian Bonde 35th Perempuan 2 Masyarakat

72 Arman Ayuba 30th Laki-laki 2 Masyarakat

73 Alfiah Ismail 30th Perempuan 2 Masyarakat

l
74 Tatang Pansu 30th Laki-laki 2 Masyarakat

75 Tri 35th Laki-laki 2 Masyarakat

76 Hamila 39th Perempuan 2 Masyarakat

77 Nur Gobel 40th Perempuan 2 Masyarakat

78 Rangga 35th Laki-laki 2 Masyarakat

79 Jufri 35th Laki-laki 2 Masyarakat

80 Lahati 45th Laki-laki 2 Masyarakat

81 Wayan Gobel 40th Laki-laki 2 Masyarakat

82 Yeyet Umar 40th Perempuan 2 Masyarakat

83 Lely 49th Perempuan 2 Masyarakat

84 Asep Murtono 40th Laki-laki 2 Masyarakat

85 Lulung ode 45th Perempuan 2 Masyarakat

86 Fatma 45th Perempuan 2 Masyarakat

87 Indri ismail 40th Perempuan 2 Masyarakat

88 Hadisa 59th Perempuan 2 Masyarakat

89 Foni 50th Perempuan 2 Masyarakat

90 Asni Gei 45th Perempuan 2 Masyarakat

91 Fatma Gei 45th Perempuan 2 Masyarakat

92 Gilang Djama 49th Perempuan 2 Masyarakat

93 Apin Thalib 55th Laki-laki 2 Masyarakat

94 Helmi Mohune 55th Perempuan 2 Masyarakat

95 Saidin 55th Laki-laki 2 Masyarakat

li
96 Hendra Saleh 55th Laki-laki 2 Masyarakat

97 Sartin ballowa 59th Perempuan 1 Masyarakat

98 Risna 55th Perempuan 2 Masyarakat

99 Fatriana 45th Perempuan 2 Masyarakat

100 Annisa Djurumudi 35th Perempuan 2 Masyarakat

101 Nuryani 45th Perempuan 2 Masyarakat

102 Roy 45th Laki-laki 2 Masyarakat

103 Asni 40th Perempuan 2 Masyarakat

104 Serlita 45th Perempuan 2 Masyarakat

105 Iyha Mateli 45th Perempuan 2 Masyarakat

106 Afriani 40th Perempuan 2 Masyarakat

107 Yanto Sulaeman 45th Laki-laki 2 Kaur pembangunan

108 Selviana 45th Perempuan 2 Masyarakat


Sulaeman
109 Resturia 40th Perempuan 2 Masyarakat

110 Irmawati 40th Perempuan 2 Masyarakat

111 Ulin Balowa 40th Laki-laki 2 Ketua RT 2

112 Roni 45th Laki-laki 2 Masyarakat

113 Risna 45th Laki-laki 2 Masyarakat

114 Femy 45th Perempuan 2 Masyarakat

115 Sahrain 48th Laki-laki 2 Masyarakat

116 Erick Gobel 49th Laki-laki 2 Masyarakat

117 Sardin Haki 45th Laki-laki 2 Masyarakat

lii
118 Yanti Moo 55th Perempuan 2 Masyarakat

119 Amelia 30th Perempuan 1 Masyarakat

120 Ahadu 49th Laki-laki 1 Masyarakat

121 Ipul 45th Laki-laki 1 Masyarakat

122 Erna Ballowa 59th Perempuan 1 Tokoh Adat

123 Salim Hulinggi 67th Laki-laki 1 Tokoh pendidik

125 Sartin Balowa 56th Perempuan 1 Tokoh Pendidik

126 Sarjon Ointu 59thn Laki-laki 2 Tokoh Adat

127 Salim Ayuba 67th Laki-laki 2 Tokoh Agama

128 Helmi Mohune 68th Laki-laki 2 Tokoh Agama

129 Empo Gobel 50th perempuan Pendamping Desa

130 Hasan Gobel 55th Laki-laki Babinsa

131 Marlina pansu 45th perempuan 1 Tokoh Perempuan

132 Ari ayuba 39th Laki-laki 2 Tokoh pemuda

133 Fajrian 40th Laki-laki 1 Pengurus Bumdes

134 Salman 40th Laki-laki 2 Kel.tani

135 Arman dalusa 45th Laki-laki 1 Kel.Nelayan

136 Linda Pansu 46th Perempuan 1 Pengurus DSW

(Sumber: Draft RKP-Desa Tahun 2021 Kantor Desa Soguo)

Tabel 8 : Daftar Nama Undangan Yang Hadir di Pelaksanaan Musrenbang

No Nama Umur Jenis Dusun Jabatan


Kelamin

liii
1 Arson Imran 50th Laki-Laki 1 Kepala Desa
2 Munawir 30th Laki-Laki 1 Sekertaris Desa
Paputungan
3 Misna Asuke 33th Perempua 1 Kaur Keuangan
n
4 Hilal Suleman 40th Laki-laki 1 Kepala Dusun 1
5 Ramdhan Dalusa 29th Laki-laki 2 Kepala Dusun 2
6 Loan Inaku 30th Laki-laki 1 Anggota BPD
7 Didi Badua 42th Laki-laki 1 Anggota BPD
8 Andi Langgango 30th Laki-Laki 2 Anggota BPD
9 Jufri Day 49th Laki-Laki 2 Anggota BPD
10 Ranty Sulaeman 29th Perempua 1 Bendahara
n
11 Yanto Sulaeman 45th Laki-laki 1 Kaur
Pembangunan
12 Tiar Badu 30th Laki-laki 2 Kaur
Pemerintahan
13 Nando Higa 30th Laki-laki 1 Kaur Umum
14 Ella Ayuba 30th Laki-laki 2 Masyarakat
15 Erna Ballowa 59th Perempuan 1 Tokoh Adat
16 Salim Hulinggi 67th Laki-laki 1 Tokoh pendidik
17 Sartin Balowa 56th Perempuan 1 Tokoh Pendidik
18 Sarjon Ointu 59thn Laki-laki 2 Tokoh Adat
19 Salim Ayuba 67th Laki-laki 2 Tokoh Agama
20 Helmi Mohune 68th Laki-laki 2 Tokoh Agama
21 Empo Gobel 50th Perempuan Pendamping
Desa
22 Hasan Gobel 55th Laki-laki Babinsa
23 Marlina pansu 45th Perempuan 1 Tokoh
Perempuan
24 Ari ayuba 39th Laki-laki 2 Tokoh pemuda
25 Fajrian 40th Laki-laki 1 Pengurus
Bumdes
26 Salman 40th Laki-laki 2 Kel.tani
27 Arman dalusa 45th Laki-laki 1 Kel.Nelayan
28 Mimi Badu 54th Perempuan 2 Masyarakat
29 Lana Thalib 55th Perempuan 2 Masyarakat
30 Osin Pansu 50th Perempuan 2 Masyarakat
31 Ansar gobel 32th Laki-laki 1 Masyarakat
32 Warni ladiku 56th Perempuan 1 Masyarakat
33 Pulu tino 56th Laki-laki 1 Masyarakat
34 Nunu Tino 50th Laki-laki 1 Masyarakat

liv
35 Kartini 40th Perempuan 1 Masyarakat
36 Niko Mateli 45th Laki-Laki 1 Masyarakat
37 Arjuna Tumulawa 50th Laki-laki 1 Masyarakat
38 Iwan Tumulawa 34th Laki-laki 1 Masyarakat
(sumber : Draft RKP-Desa Soguo 2021 Kantor Desa Soguo)

Berdasarkan tabel diatas dalam pelaksanaan sudah dihadiri langsung

oleh Tokoh-tokoh Masyarakat maupun Babinsa dan Pendamping lokal Desa

namun Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan tidak beda jauh dengan

perencanaan dimana masih kurangnya partisipasi masyarakat dan tidak ada

perubahan .

Tabel 9 : Usulan dusun Kegiatan perencanaan pembangunan

No Jenis Kegiatan Lokasi


1. Pembangunan Jalan Menuju Pasar Dusun 2

2. Pembangunan Lapangan Voly Dusun 1

3. Pembangunan Jalan Makam Dusun 1

4. Pembangunan Jalan paving Block Dusun 2

5. Pembangunan Bak sampah Dusun 1

6. Penambahan Tempat Cuci Tangan Pencegahan Covid Dusun 1 dan Dusun 2


19
(Sumber: Draft RKP-Desa Soguo Tahun 2021 Kantor Desa Soguo)

Tabel 10 : usulan dusun Kegiatan perencanaan pembangunan Yang Di Ceklis


PemDes Dan Akan Diusulkan Di Kecamatan
No Jenis Kegiatan Lokasi
1. Pembangunan Jalan Menuju Pasar Dusun 2

lv
2. Pembangunan Jalan Makam Dusun 1

3. Pembangunan Bak Sampah Kering dan Basah Dusun 1 Dan Dusun 2

(Sumber: Draft RKP-Desa Soguo Tahun 2021 Kantor Desa Soguo)

Berdasarkan Tabel Di atas bahwa dari 5 usulan yang di tamping Pemdes dari

hasil perencanaan Bersama masing-masing dusun bahwa hany 3 usulan yang di ambil

atau di ceklis dengan keputusan Bersama dan lebih mengutamakan yang lebih penting

Dari hasil yang penulis dapatkan dari seorang yang berinisial M.P selaku

sekertaris desa bahwa :

“di dalam pelaksanaan Musrenbang beda dari Perencaan dimana langsung


melibatkan tokoh-tokoh masyarakat seperti tokoh agama,tokoh pendidik,tokoh
adat,pengurus Bumdes,Tokoh Perempuan,Tokoh pemuda,maupun pendamping
Lokal Desa dan anggota Babinsa sedangkan di dalam perencanaan hanya
melibatkan masing-masing dusun saja nah di dalam pelaksanaan ini kami
Bersama-sama memutuskan usulan apa yang akan di bawah langsung di
kecamatan. ”
(wawancara 04 april 2022)

Hal itu juga di tambahkan Oleh anggota BPD berinisial H.B bahwa :
“Ada 5 usulan dari perencanaan namun hanya 3 usulan saja yang kami
pemdes sepakati di karenakan itu lebih penting untuk di utamakan dari pada
yang lainnya. Tetapi lagi dan lagi tidak ada bedanya di dalam perencanaan
dengan pelaksanaan tetp saja masih ada masyarakat yang kurang
berpartisipasi padahal ini semua kebaikan mereka dan nantinya mereka yang
menggunakan juga, tapi yang saya lihat disini masyarakat partisipasinya
sangat sedikit dan belum ada peningkatan”
(wawancara 05 april 2022)

Hal yang sama di tambahkan oleh bapak Ketua BPD yang berinisial L.I bahwa :

“bagaimana bisa kami mewujudkan apa yang mereka mau sedangkan dalam tahap
pelaksanaan Musrenbang ini Partisipasi masyarakat sangat kurang penyebab itu lah
yang membuat kami selaku pemdes kebingungan. Padahal tujuan dari pelaksanaan

lvi
Musrenbang ini untuk menyampaikan ide ide dan aspirasi dari mereka dan juga tidak
lain dan tidak bukan untuk kepentngan masyarakat juga”
(wawancara 05 april 2022)

Hal yang sama di tambahkan oleh seorang masyarakat yang berinisial E.A bahwa :

“memang saya selaku masyarakat juga berpendapat bahwa kegiatan


pelaksanaan musrenbang ini sangat berguna bagi kami masyarakat yang dalam
hal ini bisa mengeluarkan ide-ide ataupun aspirsasi,tetapi saya selaku
masyarakat selalu tidak menghadiri karena ada hal lain yang lebih penting
yang tidak bisa di tinggalkan daripada musrenbang.”
(wawancara 07 april 2022)

Hal yang sama juga Di tambahkan oleh kaur pemerintahan yang berinisial A.B

“yang saya lihat memang begitu masyarakat ini memang dalam hal partisipasi
Pelaksanaan Musrenbang pembangunan mereka memang sangat kurang akan tetapi
jika dalam hal pembangunan mereka sangart antusias apalagi kalau menurut mereka
ini bisa bermanfaat juga untuk mereka kedepannya,Namun saya berharap bahwa
dalam hal perencanaan pembangunan atau sama halnya dengan Musyawarah
Rencana Pembangunan Desa Masyarakat dapat meningkatkan partisipasi mereka
karena itu juga kebaikan masyarakat”
(wawancara 04 april 2022)

Hal yang sama juga di tambahkan oleh Tokoh pendidik Berinisial S.B bahwa :

“entah apa yang membuat masyarakat ini merasa tidak mau hadir di dalam
pelaksanaan MUSRENBANG ini padahal ini sangat berguna untuk Masyarakat
Tentunya juga sangat Bermanfaat kedepannya,padahal musyawarah in ikan hanya
setahun sekali tetapi tidak ada perubahan sama sekali kalau berbicara mengenai
partisipasi masyarakat”
(wawancara 06 april 2022)

Hal itu juga di tambahkan oleh Tokoh adat Yang Berinisial E.B Bahwa :
“padahal kegiatan ini sangat berpengaruh baik bagi masyarakat tapi entah kenapa
masyarakat tidak hadir bahkan ada yang tidak mau ambil pusing,karena mereka piker
masih banyak yang lebih luas pengetehauannya di banding mereka”
(wawancara 07 april 2022)
Hal yang sama juga ditambahkan oleh Kaur Keuangan yang berinisial M.A :
“ Saya Selaku Kaur keuangan Juga melihat bahwa masyarakat ini masih tidak sadar
akan pentingnya musyawarah,toh itu juga sangat berpengaruh baik dan bermanfaat bagi
mereka. Padahal kai pemerintah desa sudah sangat mengupayakan agar partisipasi masyrakat
ini meningkat tetapi tidak pernah ada perubahan sama sekali, kalau hanya mengenai bantuan
baru mereka sangat bersemngat untuk hadir di aula kantor desa”

lvii
(wawancara 05 april 2022)

Berdasrkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa partisipasi


masyarakat sangat di perlukan, hal tersebut karena selain sebagai yang bisa di
andalkan bisa menjadi generasi perubahan, tanpa sumbangsih dan kontribusi dalam
suatu pembangunan maka tujuan pembangunan tidak bisa dicapai secara maksimal.
Pada kenyataan yang ada sekarang ini, keterlibatan mayrakat dalam pelaksanaan
musyawarah rencana pembangunan masih rendah

4.2.2 Factor Yang Mempengaruhi Kurangnya Partisipasi Masyarakat Dalam


Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) di Desa Soguo Kecamatan
Bolaang Uki Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan

Menurut Pangestu (2017:17) terdapat beberapa factor yang mempengaruhi


kurangnya partisipasi masyarakat :
4.2.1.1 Faktor pekerjaan

Dari hasil Penelitian yang penulis lakukan,Penulis mendapatkan beberapa


informasi mengenai faktor yang mempengaruhi kurangnya pasrtisipasi masyarakat
dalam Musrenbang yang ada di Desa Soguo. Informasi Tersebut di dapatkan dari Staf
yang berada di Kantor Desa Soguo.

Berdasarkan hasil Wawancara Yang Disampaikan Oleh Kaur Pemerintahan Yang


Berinisial A.B bahwa :
“Faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya partisipasi masyarakat dalam
MUSRENBANG yaitu Faktor pekerjaan atau mata pencarian, dimana hanya
mementingkan pekerjaan dibandingkan mereka datang dalam musyawarah sebab
bagi mereka pekerjaan itu penting. Mata pencaharian masyarakat Desa Soguo
beragam, kebanyakan sebagai Buruh Tani, ada juga pegawai negeri,

lviii
pedagang,Nelayan dan lainnya, tapi sama-sama pulang sore, jadi tidak bisa
membantu saat ada Musyawarah pembangunan Padahal kalau menurut saya
musyawarah ini penting untuk di dengarkan bersama’’
(wawancara 05 april 2022)

Hal yang sama di katakan oleh Pendamping Lokal Desa yang berinisial E.G

bahwa :

“saya selaku Pendamping Lokal desa melihat bahwa Partisipasi Masyarakat Dalam
MUSRENBANG masih sedikit atau belum aktif, dan memang benar Faktor
Pekerjaan Mempengaruhi partisipasi mereka dalam mengikuti MUSRENBANG.
Karena di desa soguo itu masyarakatnya memang rata-rata memiliki pekerjaan dan
mereka lebih mementingkan itu “
(wawancara 05 April 2022)

Hal yang sama Juga di perkuat Oleh Bapak Ketua BPD Yang berinisial L.I
bahwa :

“saya Juga melihat memang Masyarakat desa soguo hanya lebih mengutamakan
pekerjaan mereka, tapi dengan begitu kami selaku pemerintah desa tidak bisa
memaksa mereka untuk meninggalkan pekerjaan mereka demi mengahdiri
MUSRENBANG. Tapi terlepas dari itu semua kami akan terus meningkatkan
partisipasi masyarakat desa soguo.”
(wawancara 05 April 2022)

Hal Yang sama Juga Disampaikan Masyarakat yang berinisial R.A bahwa :

“salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya partisipasi masyarakat yaitu faktor
pekerjaan karena itu terjadi dengan saya sendiri. Karena di setiap undangan
musrenbang saya selalu berhalangan hadir karena pekerjaan yang tidak bisa saya
tinggal”.
(wawancara 06 april 2022)

Hal Yang sama juga di tambahkan oleh Masyarakat berinisial A.H Bahwa :
“kadang saya tidak sempat ikut karena masih mengajar dan jam pulang itu
sore jadi saya rasa pekerjaan saya tidak bisa di tinggalkan,tapi apapun keputusan
yang dibuat di dalam musyawarah itu saya menerimanya karena saya ikut alur saja”
(wawancara 06 april 2022)

lix
Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa Pekerjaan

berpengaruh terhadap waktu luang seseorang untuk terlibat dalam pembangunan

diDesa soguo , misalnya dalam hal menghadiri pertemuan, membantu proses

konstruksi, lain-lain. waktu luang seseorang untuk terlibat dalam organisasi atau

kegiatan di masyarakat juga dipengaruhi jenis pekerjaannya, banyak warga yang telah

disibukkan oleh pekerjaan utama atau kegiatannya sehari – hari kurang tertarik untuk

mengikuti pertemuan, diskusi atau seminar.

4.2.1.1 Faktor pendidikan

Jika masyarakat mempunyai pendidikan yang rendah, maka mereka sulit

untuk mengerti akan pentingnya perencanaan pembangunan yang dilakasanakan.

Akibat ketidaktahuan itulah yang maka timbul sikap kurang kepedulian.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa yang berinisial A.I bahwa :

“Mungkin pendidikan juga berpengaruh, karena disini rata-rata lulusan SMA jadi
tidak punya pengetahuan kalau ada perencanaan-perencanaan seperti ini.
Kabanyakan hanya mengikuti atau mengiyakan saran dari tokoh mayasrakat saja,
padahal sudah diberitahu kalau bisa mengajukan saran pada ketua RT/RW masing-
masing”
(wawancara 06 april 2022)

Hal yang sama juga di tambahkan oleh kaur pemerintahan yang berinisial A.B
bahwa :

“pendidikan sangat berpengaruh bagi keinginan dan kemampuan masyarakat


untuk berpartisipasi serta untuk memahami dan melaksanakan tingkatan dan bentuk
partisipasi yang ada.Padahal untuk mewujudkan pembangunan peran serta
masyarakat secara aktif dalam merencanakan sangat diperlukan sebab tujuan akhir
untuk rakyat dan partisipasi mereka sangat diperlukan untuk mewujudkannya. Hal ini
menyebabkan kesadaran mereka terhadap pembangunan desa soguo masih kurang
optimal karena mereka menganggap bahwa pembangunan merupakan tugas dan
tanggung jawab pemerintah. Padahal untuk mewujudkan pembangunan peran serta

lx
masyarakat secara aktif sangat diperlukan sebab tujuan akhir dari pembangunan
adalah untuk rakyat dan partisipasi mereka sangat diperlukan untuk mewujudkannya”
(wawancara 07 April 2022)

Hal yang sama juga di tambahkan oleh pendamping lokal desa yang berinisial E.G bahwa :

“ memang desa soguo ini memiliki rata rata lulusa SMA dan bahkan ada
juga yang Lulusan SD. tapi bagi kami pemerintah desa,yang menjadi tolak ukur
untuk berpartisipasi tidak di lihat dari lulusan apapun itu kami hanya mau masyarakat
ini berpartisipasi di dalam perencanaan atau musrenbang ini karena toh nantinya juga
ini bisa berguna bagi mereka di suatu hari nanti. Tapi masyarakat tidak mau perduli
akan hal itu mereka hanya berfikir kalau masih adayang lebih berpengatahuan dari
mereka kalau dalam istilah kami masyarakat ini hanya memntingkan ego mereka,
padahal Dalam Musrenbang Masyarakat mempunyai kesempatan untuk
mengungkapkan pendapatnya, kesempatan membantu dalam pelaksanaan, menilai
program dan kesempatan menggunakan hasil dari pembangunan
(wawancara 07 april 2022)

Berdasarkan hasil wawancara penelitian di atas dapat di tarik kesimpulan

bahwa pendidikan sangat berpengaruh bagi keinginan dan kemampuan masyarakat

untuk berpartisipasi serta untuk memahami dan melaksanakan tingkatan dan bentuk

partisipasi yang ada.Padahal untuk mewujudkan pembangunan peran serta

masyarakat secara aktif dalam merencanakan sangat diperlukan sebab tujuan akhir

untuk rakyat dan partisipasi mereka sangat diperlukan untuk mewujudkannya dan

faktor pendidikan sangat mempengaruhi partisipasi masyrakat dalam kegiatan

Musrenbang Desa dalam jangka waktu yang cukup lama dalam menunjang

pembangaunan Desa menuju kearah yang labih baik dana juga lebih maju dalam

kurang waktu yang lama demi terlaksananya musyawarah Desa. Dengan melihat

kegiatan yang berda di desa seharusnya partisipasi masyarakat lebih maju dan lebih

baik.

lxi
4.3 Pembahasan

4.3.1 Bagaimana Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah Rencana

Pembangunan Desa

Menurut Yuni Kurniyari, 2019:45 partisipasi atau peran serta, pada dasarnya

merupakan suatu bentuk keterlibatan dan keikutsertaan secara aktif dan sukarela baik

karena alasan-alasan dari dalam maupun dari luar. Bersangkutan, mencakup

perencanaan,pelaksanaan

4.3.1.1 Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Musrenbang

Menurut Elida Imro’atin(2017) Perencanaan adalah keseluruhan proses

pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang

akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan, perencanaan

partisipatif yang melibatkan masyarakat akan mempunyai dampak yang sangat

penting dalam pembangunan, yaitu: terhindar dari peluang terjadinya manipulasi,

memberikan nilai tambah pada legitimasi rumusan perencanaan, serta meningkatkan

kesadaran dan ketrampilan politik masyarakat. (Laily, 2017, p. 300)

Menurut Deviyanti (2017 : 1) Bentuk partisipasi masyarakat yang diharapkan

dalam tahap ini adalah masyarakat tidak hanya berpartisipasi dengan sekedar

lxii
menyampaikan usulan kegiatan proyek pembangunan tetapi mereka juga mampu

menggali, memahami dan mengungkapkan persoalan atau permasalahan yang

sebenarnya mereka hadapi, partisipasi masyarakat merupakan peristiwa psikologis

yang mencakup keterlibatan mental dan emosional. Dalam hal ini masyarakat

diharapkan dapat mengamati, memilih, menafsirkan, memahami berbagai jenis

informasi yang diterimanya untuk kemudian dilaksanakan dalam bentuk tindakan.

Menurut Abe (2019 : 15-16) mengemukakan pengertian perencanaan adalah,

perencanaan yang dalam tujuannya melibatkan kepentingan masyarakat, dan dalam

prosesnya melibatkan rakyat (baik secara langsung maupun Tidak Langsung) Tujuan

dan cara harus di pandang sebagai satu kesatuan. Suatu tujuan untuk kepentingan

rakyat dan bila di rumuskan tanpa melibatkan masyarakat, maka akan sangat sulit di

pastikan bahwa rumusan akan berpihak pada rakyat. (setiyawan, 2019, pp. 15-16)

Menurut Hariyono (2013) Perencanaan pembangunan adalah suatu bentuk

perencanaan yang berkaitan dengan upaya meningkatkan pertumbuhan tingkat

ekonomi dan kesejahteraan masyarakat . tidak dapaat di pungkiri indonesia telah

mengalami perubahan pradigma dalam perencanaan pembangunan dari masa ke

masa, ternyata Negara Indonesia telah mengalami perubahan pradigma dalam

perencanaan pembangunan. Setidaknya sejak dimulainya era reformasi, pradigma

perencanaan pembangunan berganti dari perencanaan (maulana, 2013, p. 1)

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa

partisipasi mengandung makna sebagai suatu bentuk keikutsertaan dalam

memberikan sumbangan baik dalam berbentuk tenaga, uang dan material, sumbangan

lxiii
pikiran baik tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pencapaian tujuan yang

diharapakan. Terkait dengan partisipasi pemuda maka partisipasi dapat diartikan

sebagai suatu bentuk keterlibatan aktif dan bermakna yang dilakukan pemuda dalam

proses kegiatan yang dilakukan secara sukarela guna mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

4.3.1.2 Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan

Musrenbang

Menurut Koentjaraningrat (Lukmanul Hakim, 2017:50) mengemukakan bahwa

dalam pelaksanaan pembangunan masyarakat diajak untuk berpartisipasi dengan jalan

menyumbangkan tenaga. Partisipasi masyarakat seringkali dianggap sebagai bagian

yang tidak terlepas dari upaya pemberdayaan masyarakat. Partisipasi masyarakat

dalam pelaksanaan pembangunan ini harus melibatkan semua pihak, harus

bekerjasama dan bertanggungjawab agar semua tujuan yang telah direncanakan dan

disepakati sebagai hasil dari keputusan dapat berjalan sesuai dengan perencanaan.

Dalam program pembangunan desa, pemerintah desa harus mengikutsertakan

masyarakat, karena masyarakat bukan hanya dapat menikmati hasil pembangunan

saja, akan tetapi masyarakat pun ikut terlibat dalam proses pelaksanaan

pembangunan. Hal ini diharapkan agar masyarakat dapat mengetahui bagaimana

pelaksanaan pembangunan yang telah direncanakan dapat berhasil sesuai target atau

tidak.

Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan hal ini dimaksudkan

agar masyarakat mengetahui bagaimana proses pelaksanaan pembangunan,

lxiv
tanggungjawab pemerintah desa dan keterbukaan, sehingga dapat meminimalisir

berbagai masalah yang akan timbul di masyarakat khususnya dengan program-

program pembangunan (Hakim, 2017)

Menurut Cohen dan Uphoff (dalam Nur Islamiah, 2018:14) partisipasi dalam

pelaksanaan dengan wujud yang nyata partisipasi dalam bentuk tenaga, partisipasi

dalam bentuk uang, partisipasi dalam bentuk harta benda (Islamiah, 2018)

Menurut Yadav (dalam Diradimalata Kaehe, dkk, 2019:20) partisipasi masyarakat

dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan, seringkali diartikan sebagai partisipasi

masyarakat banyak (yang umunya lebih miskin) untuk secara sukarela

menyumbangkan tenaga kerja didalam kegiatan pembangunan. Partisipasi masyarakat

dalam pelaksanaan pembnagunan harus diartikan sebagai pemeratan sumbangan

masyarakat dalam bentuk tenaga kerja, uang tunai, dan atau beragam bentuk

korbanan yang lainnya yang sepadan dengan manfaat yang akan diterima oleh

masing-masing warga masyarakat yang bersangkutan (Diradimalata Kaehe, dkk,

2019)

Menurut Yuni Kurniyati (2019:48) partisipasi dalam pembangunan, seringkali

diartikan sebagai partisipasi masyarakat banyak secara sukarela menyumbangkan

tenaganya di dalam kegiatan pembangunan. Karena itu pertisipasi masyarakat dalam

pelaksanaan pembangunan harus diartikan sebagai pemeratan sumbangan masyarakat

dalam bentuk tenaga kerja, makanan, dan beragam bentuk korbaan lainnya yang

sepadan dengan manfaat yang diterima oleh masing-masing-masing warga

masyarakat bersangkutan (Kurniyati, 2019)

lxv
Berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli di atas disimpulkan bahwa dalam

program pembangunan desa, pemerintah desa harus mengikutsertakan masyarakat,

karena masyarakat bukan hanya dapat menikmati hasil pembangunan saja, akan tetapi

masyarakat pun ikut terlibat dalam proses pelaksanaan pembangunan. Masyarakat

akan diajak untuk berpartisipasi dengan jalan menyumbangkan tenaga , makanan, dan

beragam bentuk korbaan lainnya yang sepadan dengan manfaat yang diterima oleh

masing-masing-masing warga masyarakat bersangkutan

Berdarkan hasil wawancara di atas dapat dikatakan bahwa pelaksanaan

pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan Musrenbang di Desa

soguo, masyarakat selalu dilibatkan dalam pelaksanaan pembangunan baik itu dalam

bentuk pemberian makanan maupun tenaga kerja. Hal ini sesuai dengan apa yang

dikatakan oleh Yuni Kurniyati (2019:48) bahwa pelaksanaan pembangunan

masyarakat ikut berpartisipasi baik itu dalam bentu tenaga kerja, makanan, dan

beragam bentuk korbaan lainnya yang sepadan dengan manfaat yang diterima oleh

masing-masing-masing warga masyarakat bersangkutan

lxvi
4.3.2 Faktor Yang Mempegaruhi Kurangnya Partisipasi Dalam Musyawarah

Rencana Pembangunan Desa di Desa Soguo Kecamatan Bolaang Uki

Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan

Menurut Pangestu Menurut Pangestu (dalam Satria Mentari Tumbel.

2017:17) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kurangnya partisipasi

masyarakat

4.3.2.1 Faktor Pekerjaan

Menurut Yuliyanti (dalam Wayan Ardi Andika, dkk,

2021:222) partisipasi berkaitan dengan tingkat penghasilan seseorang dengan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa mata pencarian dapat

mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Hal ini

disebabkan pekerjaan akan berpengaruh terhadap waktu luang seseorang

untuk terlibat dalam pembangunan, misalnya dalam hal menghadiri

pertemuan, kerja bakti dan sebagainnya (Wayan Ardi Andika, Dkk, 2021)

Menurut Novia Laudina, dkk (2021:8) jenis pekerjaan seseorang

berpengaruh dalam berpartisipasi. Kesibukan masing-masing terhadap

lxvii
pekerjaan menghalangi seseorang untuk turut berpartisipasi dalam

pembangunan (Novia Laudina, dkk, 2021)

Menurut Ayu Wastiti, dkk (2021:9) faktor ekonomi ini menjadi

alasan bagi masyarakat untuk tidak berpartisipasi dalam kegiatan

pembangunan, dimana mereka lebih mengutamakan pekerjaan mereka dari

pada berpartisipasi dalam kegiatan program pembangunan. Masyarakat lebih

mementingkan kebutuhan sehari-hari dari pada ikut terlibat dalam proses

pembangunan, pekerjaan berpengaruh terhadap waktu luang seseorang untuk

terlibat dalam pembngunan. Menurut Budiharjo& Sujarto (dalam Nurbaiti,

2017:227) waktu luang seseorang untuk terlibat dalam organisasi atau

kegiatan di masyarakat juga dipengaruhi jenis pekerjannya, banyak warga

yang telah disibukan oleh pekerjaan utama dan kegiatannya sehari-hari

sehinganya mereka kurang tertarik untuk mengikuti pertemuan, diskusi atau

semenar (Ayu Wastiti, Dkk, 2021)

Menurut Plummer (dalam Safila 2019:16) mata pencarian pencarian

atau pekerjaan bisa menjadi salah sata faktor yang menghambat partisipasi

masyarakat. Jika dilihat dari pekerjaan tertentu yang memiliki atau tidak

memiliki waktu luang untuk berpartisipasi. Mayoritas masyarakat mempunyai

latar belakang pekerjaan sebagai buruh, petani dilahan sendiri, buruh

bangunan dan lain sebagainnya. Hal ini yang menjadi faktor penghambat

tingkat partisipasi masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakat tidak memiliki

waktu luang untuk bepartisipasi, namun semua kembali lagi pada individu

lxviii
masing-masing karana ada pula yang menyebutkan bahwa seberapapaun ke

sibukan dan keterbatasan waktu luang jika merasa ingin dan berniat

berpartisipasi pasti akan ikut berpartisipasi. Dengan demikian pekerjaan

masyarakat dapat dikatakan sebagai faktor menghambat (Sefila, 2019)

Menurut Pangestu (dalam Satria Mentari Tumbel. 2017:17) jenis

pekerjaan sangat menyita waktu masyarakat karena ketika masyarakat

diundang waktu rapat mereka tidak datang dikarenakan mereka letih.

Pekerjaan memang secara tidak langsung turut andil dalam mempengarihu

tingkat pemahaman seseorang, hal ini dikarenakan pekerjaan berhubungan

erat dengan faktor interaksi social dan budaya berhubungan erat dengan

proses pertukaran informasi, hal ini tentunya mempengaruhi tingkat

pemahaman seseorang (Tumbel, 2017)

Berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli di atas

disimpulkan bahwa pekerjaan dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat

dalam pembangunan desa, Masyarakat lebih mementingkan kebutuhan sehari-

hari dari pada ikut terlibat dalam proses musrenbang, Hal ini yang menjadi

faktor pensghambat tingkat partisipasi masyarakat. dikarenakan masyarakat

tidak memiliki waktu luang untuk bepartisipasi banyak warga yang telah

disibukan oleh pekerjaan utama dan kegiatannya sehari-hari sehinganya

mereka kurang tertarik untuk mengikuti pertemuan, diskusi atau seminar.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dapat disimpulkan bahwa faktor

pekerjaan yang mempengaruhi kurangnya partisipasi masyarakat karena masyarakat

lxix
lebih mementingkan pekerjaan sehingga tidak memiliki waktu untuk menghadiri

musyawarah akibatnya mereka hanya bisa berpartisipasi saat waktu luang saja.

4.3.2.2 Faktor pendidikan

Menurut Nomina (2017 : 71) Pendidikan menengahi masyarakat atau

hubungan pendidikan dengan masyarakat. Harus disadari bahwa masyarakat memiliki

peranan yang sangat penting terhadap keberadaan, kelangsungan, bahkan kemajuan

pendidikan. Setidaknya salah satu parameter penentu nasibmasyarakat adalah

pendidikan. Bila ada pendidikan yang maju, hampir bisa dipastikan salah satu faktor

keberhasilan tersebut adalah keterlibatan dan partisipasi masyarakat yang maksimal.

Begitu pula sebaliknya, bila ada pendidikan yang bernasib memprihatinkan, salah

satu penyebabnya bisa jadi karena masyarakat enggan mendukung. (nominah, 2017)

Menurut yudan (2017:98) Pendidikan sebagai salah satu bagian dalam

upaya pembangunan nasional memiliki kedudukan strategis untuk pengembang-an

sumber daya manusia. Dalam pendekatan sumber daya manusia, tujuan-tujuan dari

pembangunan adalah optimalisasi dan mem-bentuk manusia yang seutuhnya dalam

akti-vitas yang lebih produktif dan pengembang-an sepenuh mungkin pengetahuan

(know-ledge), sikap (uptitude), dan keterampila (skill), dari setiap kekuatan yang

berhubungan dengan aktivitasnya setiap individu masing-masing.

Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pendidikan menjadi salah satu kurangya partisipasi masyarakat dalam

Musyawarah Rencana Pembangunan Desa. Masyarakat hanya berharap

kepada mereka yang pendidikan nya lebih tinggi dan dari pada ikut terlibat

lxx
dalam proses musrenbang. Hal ini yang menjadi faktor kurangnya partisipasi

masyarakat. Dikarenakan masyarakat hanya berharap kepada orang lain

sehingga tidak memperdulikan kegiatan tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara penelitian di atas dapat di tarik

kesimpulan bahwa faktor pendidikan sangat mempengaruhi partisipasi

masyrakat dalam kegiatan Musrenbang Desa dalam jangka waktu yang cukup

lama dalam menunjang pembangaunan Desa menuju kearah yang labih baik

dana juga lebih maju dalam kurang waktu yang lama demi terlaksananya

lxxi
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan Pembahasan dari hasil penelitian maka peneliti menarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Partisipasi masyarakat dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Desa Di

Desa Soguo Kecamatan Bolaang Uki kabupaten Bolaang Mongondow

Selatan Terdapat 2 partisipasi masyarakat yaitu yang pertama Perencanaan

yaitu pemerintah atau aparat desa selalu mengundang masyarakat untuk

hadir bersama dalam rapat perencanaan.

Kedua, pelaksanaan yaitu hanya ada sedikit masyarakat yang berpartisipasi

di dalam pelaksanaan kegiatan musrenbang yang ada hanya beberapa orang

itupun hanya tokoh masyarakat dan sebgaian dari aparat desa.

2. Faktor Yang Menghambat partisipasi dalam musyawarah perencana

pembangunan desa di Desa soguo Kecamatan Bolaang uki Kabupaten

Bolaang Mongondow Selatan terdapat dua faktor,pertama Faktor

lxxii
pekerjaan, masyarakat lebih mementingkan kepentingan pribadi yaitu

pekerjaan dari pada mengikuti kegiatan musrenbang. masyarkat terlalu

sibuk dalam pekerjaannya maka setiap kali pemerintah desa atau aparat

desa mengundang masyarakat untuk menghadiri rapat ada sebagian

masyarkat yang malas untuk menghadiri rapat dikarenakan mereka lebih

mementingkan pekerjaan mereka dibandingkan untuk duduk bersama

dalam rapat yang ada di desa. Kedua, factor Pendidikan juga dapat

mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam Musyawarah Rencana

Pembangunan Desa di karenakan pendidikan sangat berpengaruh bagi

keinginan dan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi serta untuk

memahami dan melaksanakan tingkatan dan bentuk partisipasi yang

ada.Padahal untuk mewujudkan pembangunan peran serta masyarakat

secara aktif dalam merencanakan sangat diperlukan sebab tujuan akhir

untuk rakyat dan partisipasi mereka sangat diperlukan untuk

mewujudkannya

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yag telah dilakukan, maka saran dari

penulis adalah sebagai berikut :

1. Disarankan kepada pemerintah Desa Soguo agar Terus berusaha dan berupaya

untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Karena dengan partisipasi

masyarakatlah bisa memajukan pembnagunan desa yang lebih baik dan

lxxiii
optimal, tanpa adanya partisipasi masyarakat maka pembangunan akan sulit di

lakukan dan tidak berjalan dengan baik

2. Untuk masyarakakat di harapkan rasa empati itu ada di setiap pertemuan yang

di selenggarakan oleh pemerintah desa sebab pemerintah desa juga selalu

berusaha untuk partisipasi masyarakat lebih baik namun semua itu

dikembalikan lagi kepada masyarakat

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Mustanir, M. R. (2017). Nilai Sosial Budaya Pada Partisipasi Masyarakat


EtnikTowani. Asosiasi Program Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhammadiyah, 3
Ahmad Mustanir, P. A. (2017). Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah. Jurnal
Politik Profetik, 249-253.
ahmad mustanir, p. a. (2017). Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah Rencana
Pembangunan. Jurnal Politik Profeik, 249.
Andi Uceng, E. M. (2019). Partisipasi Masyarakat Dalam Musrembang. Jurnal
Moderat, 20-21.
bahua, M. I. (2018). perencanaan partisipatif pembangunan masyarakat. perencanaan
partisipatif pembangunan masyarakat, 7-8.
Bonaraja Purba, M. F. (2021). Ekonomi Pembangunan. jakarta: Yayasan Kita
Menulis, 2021.
deviyanti, D. (2013). Studi Tentang Partisipasi Masyarakat Dalam. eJournal
Administrasi Negara, 2013, 389.
Deviyanti, D. (2013). Studi Tentang Partisipasi Masyarakat Dalam. eJournal
Administrasi Negara, 2013,, 382.

lxxiv
Deviyanti, D. (2013). Studi Tentang Partisipasi Masyarakat Dalam. eJournal
Administrasi Negara, 2013,, 384-385.
Emzir. (2012). Metode Penelitian. jakarta: Raja Grafindo.
karuniawaty, r. d. (2018). Efektivitas Sitem Electronic Musyawarah Rencana
Pembangunan (Emusrenbang) Di Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya.
ilmu administrasi negara, 6.
Lukmanul Hakim, S. M. (2017). Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan. Jurnal
Politikom Indonesiana, Vol. 2 No. 2 November 2017, 43.
Lukmanul Hakim, S. M. (2017). Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan .
Jurnal Politikom Indonesiana, Vol. 2 No. 2 November 2017, 43.
Mustanir, A. (2018). Peranan Aparatur Pemerintah Desa. Jurnal Ilmiah Clean
Goverment, 72.
muhammad ikbal, dkk. (2019). partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan
desa dongi kecamatan pitu riawa kabupaten sindendereng rappang , 583.

Novia Laudina, dkk. (2021). Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam
Pengembangan Wisata Rajati Flower Garden DI kabupaten Kuburaya , 8.

Ompusunggu, V. (2017). Peranan Partisipasi Masyarakat Terhadap Pembangunan Desa


(Studi pada Pembangunan Irigasi di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu) , 96.

Ompusunggu, V. (2017). Peranan Partisipasi Masyarakat Terhadap Pembangunan Desa


(Studi pada Pembangunan Irigasi di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu) , 96-97.

Ompusunggu, V. (2017). Peranan Partisipasi Masyarakat Terhadap Pembangunan Desa


(Studi di Pembangunan Irigasi di Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu) , 97.

Rahman, K. (2016). Pemberdayaan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembanguna Desa , 190-


191.
Sefila. (2019). Agenda Baru Pembangunan Indonesia Berbasis Local Knowledge , 16.

Sembel, T. (2017). Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa (Studi di Desa


Sinsingon Barat Kecamatan Passi Timur Kabupaten Bolaang Mongondow , 3.

lxxv
Tanaya, I. G. (2019). musyawarah desa dalam perencanaan pembangunan desa . Jakarta:
BALILATFO.

Tumbel, S. M. (2017). Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Dana Desa Di Desa


Tumaluntung Satu Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan , 3.
Tumbel, S. M. (2017). Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Dana Desa Di Desa
Tumaluntung Satu Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan , 5-6.

Samaun, R. (2022). Upaya Pemerintah Desa Mendorong Partisipasi Masyarakat.


Jurnal Ilmu Pemerintahan Dan Ilmu Komunikasi, 19.
Sandu Siyoto, d. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media
Publishing.
Siti Khoiriah*, U. M. (2017). Analisis Sistem Pengelolaan Dana Desa Berdasarkan.
Masalah - Masalah Hukum, Jilid 46 No. 1, Januari 2017, 20-22.
Siyoto, S. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. yogyakarta: Literasi Media
Publishing.
Soleh, A. (2017). Strategi Pengembangan Potensi Desa. Jurnal Sungkai Vol.5 No.1,
Edisi Februari 2017, 35.
Sugiyono. (2010). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif Dan Kombinasi.
Bandung: Alfabeta.
sugiyono. (2015). memahami penelitian kualitatif. bandung: alfabeta.
Wayan Ardi Andika, Dkk. (2021). Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Meningkatkan
Partisipasi Masyarakat Untuk Pembangunan Desa (Studi Gedung Wani Kecamatan Marga
Tiga Kabupaten Lampung Timur) , 221.

lxxvi
LAMPIRAN 1
PEDOMAN WAWANCARA

Pemerintah :
1. Setiap kapan Musrenbang dilaksanakan
2. Langkah-langkah apa yang di lakukan oleh pemdes dalam meningkatkan partisipasi
masyarakat untuk mengikuti musrenbang
3. Selama Musrenbang Berlangsung apakah Bapak Kepala desa mengawasi sampai
dengan selesai?
4. Bagaimana Partisipasi Masyarakat dalam pelaksanaan Musrenbang ?
5. Program apa saja yang di bahas dalam musrenbang ?
6. Factor apa yang dapat menghambat pasrtisipasi masyarakat?

Masyarakat/tokoh masyarakat :
1. Apakah bapak/ibu selalu menghadiri musrenbang yang di adakan oleh pemdes jika iya
alasan nya kenapa dan jika tidak alasannya apa
2. Program apa saja yang dibahas dalam musrenbang yang bapak ibu ikuti?
3. Apakah pemdes mengundang bapak/ibu dalam setiap pembahasan musrenbang
4. Apa upaya pemdes dalam dalam menghadirkan masyarakat yang ikut/tidak dalam
musrenbang?

lxxvii
Lampiran II
DOKUMENTASI HASIL PENELITIAN

(Wawancara Bersama Bapak kepala Desa)

lxxviii
(Wawancara Bersama Bapak Sekertaris Desa)

(Wawancara Bersama Ketua BPD)

lxxix
(Wawancara Bersama Kaur Pemerintahan)

(wawancara Bersama Ibu Pendamping Lokal Desa)

lxxx
(Wawancara Bersama Tokoh Pendidik)

lxxxi
(wawancara Bersama anggota BPD)

(wawancara Bersama Masyarakat)

(wawancara Bersama masyarakat)

lxxxii
(wawancara Bersama Kaur Keuangan)

lxxxiii
(wawancara Bersama Tokoh Adat)

lxxxiv

Anda mungkin juga menyukai