PENDAHULUAN
yang akan dilaksanakan. Peraturan Menteri dalam negeri Nomor 5 Tahun 2007
i
Partisipasi memang telah lama menjadi penghias pemerintahan dari tingkat
pusat sampai tingkat daerah. Pembangunan dan kelestarian hasil pembangunan tidak
akan berhasil bila tidak didukung oleh adanya partisipasi masyarakat. Namun konsep
partisipasi yang di pergunakan oleh para penguasa agak berbeda dengan konsep
peningkatan peran serta dan pemberdayaan masyarakat desa yang ditujukan bagi
daerahnya, karena masyarakatlah yang lebih tahu apa yang mereka butuhkan serta
pembangunan yang dilakukan akan lebih efektif dan efisien dan dengan sendirinya
saat ini perlu memahami dan memperhatikan prinsip pembangunan yang berakar dari
ii
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan bahwa desa adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan atau hak tradisional yang diakui
tingkat regional dan nasional. Dalam setiap proses perencanaan pembangunan yang
yang nantinya akan memanfatkan dan menilai berhasil atau tidaknya pembangunan di
iii
pemerintahan dan pelaksana program-program pembangunan harus mampu
meningkatkan efesiensi dan efektivitas alokasi sumber daya serta dapat meningkatkan
dengan hal tersebut diatas, peran serta dan keterlibatan masyarakat dalam
pembangunan desa sangat diperlukan, hal ini dapat dijadikan sebagai bentuk
penilaian yang bersifat teknis. Musrenbang adalah wahana public yang penting untuk
iv
masalahpembangunan daerah. Musrenbang dilaksanakan baik pada tingkat
yang tinggi. Fenomena ini menjadi acuan bersama dalam membahas usul kegiatan
melalui Musrenbang tingkat Kecamatan agar dapat bekerja sama dengan masyarakat
dan Pemerintah Daerah dalam peningkatan kinerja demi kemajuan Desa Soguo
Kec.Bolaang Uki Kab.Bolaang Mongondow Selatan yang lebih baik dan Mandiri.
Berdasarkan dari hasil data yang telah dikumpulkan dari desa soguo
Desember Tahun 2021 yang bertempat di aula kantor desa soguo di hadiri oleh
v
Nelayan,Kelompok Pengrajin,Perwakilan Dasawisma,Pengurus BUMDES Rlipu
keaktifan dan peserta mengikuti sesuai dengan peraturan yang ada, sesuai yang di
sampaikan Sekertaris Desa Partisipasi Itu Ada tapi tidak masuk di kategori Tinggi.
Dari Latar Belakang di atas maka peneliti ingin mengetahui lebih dalam serta
vi
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut dapat ditentukan tujuan dari
Di samping tujuan yang yang ingin dicapai maka dalam setiap penelitian
mempunyai manfaat dan kegunaan tersendiri, adapun kegunaan dalam penelitian ini
vii
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Partisipasi Masyarakat
Partisipasi itu memiliki arti yang penting dalam kegiatan pembangunan, dimana
Depdagri, 2008 : 264) bahwa; partisipasi masyarakat merupakan salah satu faktor
tenaga terlatih, biaya, informasi, peralatan, dan kewengangan yang sah. (Lukmanul
Ada beberapa bentuk partisipasi yang dapat diberikan masyarakat dalam suatu
partisipasi yang diberikan dalam bentuk nyata (memiliki wujud) dan juga bentuk
partisipasi yang diberikan dalam bentuk tidak nyata (abstrak). Bentuk partisipasi yang
nyata misalnya uang, harta benda, tenaga sedangkan bentuk partisipasi yang tidak
viii
nyata adalah partisipasi buah pikiran, pengambilan keputusan dan partisipasi
beberapa bentuk partisipasi, antara lain : (a) Partisipasi dalam bentuk tenaga adalah
partisipasi masyarakat yang diberikan dalam bentuk tenaga untuk pelaksanaan usaha-
usaha yang dapat menunjang keberhasilan suatu program. (b) Partisipasi dalam
ini dapat berupa sumbangan berupa uang tetapi tidak dipaksakan yang diberikan oleh
sebagian atau seluruh masyarakat untuk suatu kegiatan atau program pembangunan.
(c) Partisipasi dalam bentuk harta benda adalah partisipasi masyarakat yang diberikan
dalam bentuk menyumbang harta benda, biasanya berupa alat-alat kerja atau
perkakas. Partisipasi melibatkan lebih banyak mental dan emosi daripada fisik
seseorang, sehingga pribadinya diharapkan lebih banyak terlibat dari pada fisiknya
sendiri. Partisipasi yang didorong oleh mental dan emosi yang demikian itu, disebut
mobilisasi. Partisipasi mendorong orang untuk ikut bertanggung jawab di dalam suatu
kegiatan, karena apa yang disumbangkannya adalah atas dasar kesukarelaan sehingga
partisipasi diartikan sebagai keterlibatan setiap warga negara yang mempunyai hak
ix
dalam pembuatan keputusan, baik secara langsung maupun melalui intermediasi
1. Partisipasi dalam tahap perencanaan (idea planning stage). Partisipasi pada tahap
ini maksudnya adalah pelibatan seseorang pada tahap penyusunan rencana dan
strategi dalam penyusunan kepanitiaan dan anggaran pada suatu kegiatan / proyek.
seseorang pada tahap pelksanaan pekerjaan suatu kegiatan/ proyek. Masyarakat dapat
memberikan bantuan tenaga, uang ataupun materia / barang serta ide-ide sebagai
x
proyek setelah proyek tersebut selesai dikerjakan. Partisipasi masyarakat pada tahap
ini berupa tenaga dan uang untuk mengoprasikan dan memelihara proyek yyang telah
program yang ada disekitar mereka, keberhasilan suatu program tanpa adanya
partisipasi masyarakat tidak akan berjalan dengan baik, keikut sertaan masyarakat
akan sangat dibutuhkan dalam perencanaan atau program, agar program berjalan
dengan mestinya Agar pembangunan berjalan sebagaimana yang kita harapkan, maka
(organisasi) sosial dan budaya. Hal ini merupakan gambaran umum dari masyarakat
luas (society). Menelaah pembangunan dalam masyarakat adalah hal yang baru dalam
sejarah. Pembangunan merupakan suatu proses yang dilakukan secara terus menerus,
xi
pada suatu pertumbuhan dan perubahan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya
Pembangunan itu sendiri kepada usaha mencapai tujuan Bangsa dan Negara yang
telah ditentukan sebelumnya. Dalam hal ini sesuai dengan hakekat Pembangunan
pembangunan yang sudah tercapai dapat dilihat berhasil apa tidaknya apabila dalam
penilaian orang banyak dianggap baik dan dapat memberikan manfaat yang sesuai
masyarakat di Kelurahan Karang Jati dapat ikut serta dalam menilai hasil
pembangunan yang ada sehingga apabila ada suatu pembangunan yang memang tidak
sebagai acuan untuk penyusunan program pembangunan selanjutnya. Hal ini sesuai
xii
masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi. (deviyanti, 2013, p.
389)
perubahan yang mempunyai bentuk lebih baik bahkan sempurna dari keadaan yang
sebelumnya. Untuk mewujudkan harapan ini tentu harus memerlukan suatu usaha
yang lebih rasional dan teratur bagi pembangunan masyarakat yang belum atau baru
menurut Rogers (Rochajat,dkk. 2011) adalah perubahan yang berguna menuju suatu
sistem sosial dan ekonomi yang diputuskan sebagai kehendak suatu bangsa.
bergerak dalam sebuah garis lurus, yakni dari masyarakat terbelakang ke masyarakat
masyarakat dari suatu keadaan pada keadaan yang lain yang makin mendekati tata
masyarakat yang di cita citakan, dalam proses transformasi itu ada dua hal yang perlu
2021, p. 10)
dalam ilmu sosial dapat dibagi ke dalam dua paradigma besar, modernisasi dan
xiii
ketergantungan. Paradigma modernisasi meliputi teoriteori makro mengenai
Arti dari pembangunan bias jadi merupakan hal yang sangat menarik untuk
diperdebatkan. Barangkali tidak ada satu bidang ilmu yang paling akurat untuk
2009), teori pembangunan dalam ilmu sosial dapat dibagi ke dalam dua paradigma
system theory). Arti dari pembangunan bias jadi merupakan hal yang sangat menarik
untuk diperdebatkan. Barangkali tidak ada satu bidang ilmu yang paling akurat untuk
yang dilakukan secara sadar dan berkelanjutan mencakup berbagai aspek kehidupan
xiv
masyarakat. Pada hakekatnya pembangunan merupakan usaha sadar manusia untuk
keseimbangan baru pada tingkat kualitas yang diangap lebih tinggi, sehingga dapat
rakyat,
musrenbang menjadi forum bagi antar pelaku kepentingan dalam menyusun rencana
ayat 2 yang menjelaskan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan
daerah secara sistematis, terarah, terpadu dan tanggap terhadap perubahan. Dengan
panjang daerah yang disingkat RPJPD untuk periode 20 tahun (pasal 1 ayat 9),
selanjutnya rencana jangka menengah daerah yang disebut RPJMD untuk periode 5
tahun (pasal 1 ayat 12) , maupun rencana jangka pendek atau tahunan yaitu rencana
xv
kerja pemerintah daerah yang biasa disebut RKPD 1 tahun (pasal 1 ayat 16 )
Pelaksanaan musrenbang dilakukan secara berjenjang dari tingkat bawah hingga atas.
fenomena yang masih melekat di dalam masyarakat Indonesia saat ini. Saat
dari keadaan yang diinginkan. Masyarakat masih saja mengalami kesenjangan dalam
kaitannya dengan keberadaan mereka ketika akan memasuki area-area publik. Bila
mengutamakan partisipasi dan peran serta warga daerah dalam proses perencanaan
dan aparat daerah, selain itu masyarakat juga mendapat pendidikan politik di tingkat
dasar dan lebih diberdayakan dalam artian ikut berpartisipasi aktif tidak sebagai
xvi
peningkatan kesejahteraan, ketenteraman, kemakmuran dan perdamaian masyarakat
yang dilaksanakan berdasar pada masalah, kebutuhan, aspirasi dan sumber daya
pp. 3-4)
maupun tingkat kabupaten. Walaupun selama ini hasil dari forum tersebut di
daerah, hasil reses DPRD dan program SKPD. Kondisi ini berakibat timbulnya
xvii
pemangku kepentingan (stakeholders) kelurahan untuk menyepakati rencana kerja
oleh lembaga publik yaitu pemerintah kelurahan bekerjasama dengan warga dan para
potensi dan sumber-sumber pembangunan yang tersedia baik dari dalam maupun dari
masyarakat setempat berdasarkanasal usul dan adat istiadat setempat yang diakui
3. Menurut Undang-undang nomor 6 tahun 2014; Desa adalah desa dan desa adat atau
yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
prakarsa masyarakat hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
xviii
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Soleh, 2017, p.
35)
Desa sebagai salah satu satuan atau wujud pemerintahan terendah dengan
daerah tertentu. Desa mempunyai kewenangan yang cukup luas dan menjaditempat
19)
memiliki peranan fundamental bagi negara. Pengertian desa sangat beragam, artinya
sangat tergantung dari sudut mana melihat desa. Perspektif geografi misalnya, desa
dimaknai sebagai tempat atau daerah, dimana penduduk berkumpul dan hidup
yang dinilai lebih terbelakang ketimbang kota. Dijelaskan desa bercirikan bahasa ibu
yang kental, tingkat pendidikan yang relative rendah, pencaharian umumnya dari
sektor pertanian. Bahkan terdapat kesan bahwa pemahaman umum memandang desa
xix
sebagai tempat bermukim para petani. Secara sosiologis, definisi desa digambarkan
Corak kehidupan yang relatif homogen serta banyak bergantung pada alam,
mempunyai sifat sederhana dengan ikatan sosial dan adat istiadat yang kuat
kumpulan manusia atau komunitas dengan latar suatu lingkungan atau geografis
tertentu yang memiliki corak kebiasaan, adat istiadat dan budaya dalam
kehidupannya, adanya upaya eksistensi hidup dan nilai estetika yang dimiliki
mendorong adanya perbedaan karakter dan corak budaya yang dimiliki antara satu
desa dengan desa lainnya.Desa mempunyai mempunyai otonomi yang disebut dengan
otonomi desa dimana perlu ditegaskan bahwa otonomi desa bukan diberikan oleh
negara tetapi otonomi desa berasal dari desa itu sendiri. Hal tersebut didasarkan pada
sejarah ketatanegaraan Republik Indonesia dimana desa jauh lebih dulu terbentuk dari
menekankan bahwa negara yang memberikan otonomi kepada desa padahal otonomi
tersebut memang sudah hidup dalam masyarakat desa bukan diberikan oleh negara.
Dengan disahkannya UU Desa maka diprediksikan desa akan memasuki babak baru
xx
Adapun tujuan penataan desa seperti yang tertuang dalam Pasal 7 ayat (3)
e. Meningkatkan daya saing Desa. Pembangunan daerah, kota dan desa adalah satu
kewenangan menata dan melayani warganya dalam semua aspek, baik dari segi
amat dibutuhkan dalam berbagai segi kehidupan masyarakatnya, perubahan baru dan
Sebelumnya
xxi
Srihandayani desa jatimulya di sebelumnya
Kabupaten sebelumnya
masyarakat dalam
perencanaan
pembangunan desa
jatimulya
Kabupaten
Bpalemo.
Sedangkan
penelitian saya
Partisipasi
Masyarakat dalam
xxii
pembangunan desa
kemampuan Partisipasi
mengembangkan Pembangunan
xxiii
pemerintah desa, dan Kecamatan
pengambilan Kabupaten
penelitian saya
tentang Partisipasi
masyarakat dalam
pembangunan
kab bolaang
mongondow
selatan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sifat Penelitian
xxv
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
lingkungan penelitian yang terjadi agar membantu pembaca dalam mengetahui apa
pengalaman yang dialami oleh peneliti. Peneliti dengan metode deskriptif kualitatif
ini duganakan agar peneliti bisa menjelaskan lebih mendalam dan menyeluruh
mengenai gambaran kasus yang tejadi di lapangan. Deskriptif ini nantinya akan
ditulis dalam bentuk narasi untuk melengkapi gambaran menyeluruh dan hasil
Bolsel. Peneliti mengambil masalah tersebut karena belum ada peneliti yang meneliti
proposal.
xxvi
Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai beberapa orang yang bisa dijadikan
sebagai sumber data. Sumber data itu sendiri merupakan orang-orang yang bisa
berada di lingkungan penelitian. Adapun sumber data yang didapatkan oleh peneliti
adalah 4 orang aparat Desa,1 orang pendamping Lokal desa Dan 2 orang masyarakat
dari pemerintah Kelurahan yang berada dilokasi penelitian, yang dalam hal ini berada
1. Wawancara
Dalam hal ini tehnik pertama yang dilakukan adalah wawancara. Pada tahap
wawancara ini peneliti akan mengambil data yang diperoleh dengan cara komunikasi
langsung dengan subjek peneliti yang telah ditentukan. Menurut Esterberg dalam
wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
2. Observasi
Cara selanjutnya adalah dengan cara observasi. Observasi ini data yang
diperoleh peneliti guna mengetahui kesenjangan yang terjadi antara fakta di lapangan
dengan harapan. Tehnik pengumpulan data dengan obsevasi ini adalah perolehan data
xxvii
yang di dapatkan dari melakukan observasi pada objek yang sudah di tetapkan.
Observasi yang dilakukan oleh peneliti ini akan dilakukan di Desa Soguo Kecamatan
Bolaang Uki.
Dalam penelitian ini, observasi akan dilakukan dengan cara formal dan non-
formal untuk mengamati kegiatan yang terjadi di masyarakat. Peran peneliti pada
pelaksanaan observasi ini yaitu peneliti hanya mengamati kegiatan sehari-hari objek
penelitian yang dalam hal ini adalah masyarakat dan aparat pemerintah dengan cara
melengkapi data.
Tujuan utama dari suatu penelitian adalah untuk mendapatkan data yang valid,
akurat, dan otentik hingga memiliki kredibilitas yang tinggi untuk dapat dipelihara
xxviii
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengumpulkan data ke
dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Pekerjaan analisis
bertujuan untuk menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat
menjadi teori substantive. Analisis data kualitatif berkaitan dengan data berupa kata
atau kalimat yang dihasilkan dari objek penelitian serta berkaitan dengan kejadian
menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara,
dokumen resmi, gambar foto dan sebagainya. Setelah ditelaah, langkah selanjutnya
adalah reduksi data, penyusunan satuan, kategorisasi dan yang terakhir adalah
penafsiran data.
sampai kepada tahapan kategorisasi data menurut hemat penulis merupakan satu
kesatuan proses yang bisa dihimpun dalam reduksi data. Karena dalam proses ini,
sudah terangkum penyusunan satuandan kategorisasi data. Oleh karena itu, penulis
lebih setuju kalau proses analisis data dilakukan melalui tahapan;reduksi data,
xxix
penyajian atau display data dan kesimpulan atau verivikasi. Untuk lebih jelasnya
memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dicari tema dan polanya dan membuang
yang tidak perlu. Reduksi bisa dilakaukan dengan jalan melakukan abstraksi.
Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-
pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada dalam data penelitian. Dengan
kata lain proses reduksi data ini dilakukan oleh peneliti secara terus menerus saat
Langkah ini dilakukan dengan menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun yang
bagian-bagian tertentu dari gambaran keseluruhan. Pada tahap ini peneliti berupaya
xxx
3.8 Kesimpulan atau Verifikasi
Kesimpulan atau verifikasi adalah tahap akhir dalam proses analisi data. Pada
bagian ini peneliti mengutamakan kesimpulan dari data-data yang telah diperoleh.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari makna data yang dikumpulkan dengan
xxxi
BAB IV
kilometer dari ibukota kabupaten secara geografis terletak di 0 0 21 146 BT dan 1230
58118 LU. Secara Topografi Desa soguo termasuk kategori dataran rendah dengan
ketinggian + 2 meter dari permukaan laut dengan luas wilayah 1740 hektar, desa
soguo berbatasan langsung dengan Teluk Tomini di sebelah selatan desa salongo
timur sebelah barat desa toluaya di sebelah Timur serta berbatasan dengan hutan dan
Desa soguo sebelumnya adalah bagian dari Desa Toluaya yang masih
berbentuk Dusun, dan pada tahun 2008 dimekarkanlah Desa Toluaya menjadi Dua
Desa Yaitu Desa Toluaya dan Desa Soguo. Adapun nama desa soguo diambil dari
sejarah perjalanan pada masa dulu, yaitu hijrahnya masyarakat /penduduk beserta
mendapatkan suatu tempat dan mendirikan tempat tinggal berupa gubuk, kemudian
Pada tahun 1998 sampai demgan 2007 masih merupakan Dusun yaitu Dusun
III di kepalai oleh bpk. Salim Hulinggi dan Dusun IV di kepalai oleh bpk.Sulaeman
xxxii
Ointu pada Tahun 2008 di mekarkan menjadi Desa Soguo yang menjadi Pejabat
a. Visi
asing.
desa;
memiliki kesempatan yang sama dan nyata untuk tumbuh dan belajar hidup
xxxiii
mampu memanfaatkannya secara cepat dan tepat guna mengatasi setiap
f. Desa yang sejahtera adalah tercapainya kecukupan kebutuhan secara lahir dan
Visi ini diharapkan dapat menemukan gambaran kondisi masa depan yang
lebih baik dan merupakan potret keadaan yang ingin dicapai. Rumusan visi ini
diharapkan mampu memberikan arah perubahan masyarakat pada keadaan yang lebih
mempersatukan masyarakat.
b. Misi
keberhasilan tercapainya sebuah visi. Dengan kata lain misi merupakan penjabaran
lebih operatif dari visi. Penjelasan dari visi ini di harapkan dapat mengikuti dan
yang akan datang dari usaha-usaha mencapai visi desa selama masa jabatan sangadi.
Untuk meraih visi desa soguo seperti yang sudah dijabarkan di atas,dengan
mempertimbangkan aspek masalah dan potensi serta tujuan dan sasaran yang ada di
xxxiv
1. Penyelenggaraan pemerintahan Desa yang Bersih, Demokratis, Agamais, dan
Desa.
Selatan mempunyai jumlah Penduduk sebanyak 1078 jiwa yang terdiri dari Laki-Laki
xxxv
Penduduk Desa Soguo Dikelompokan dalam basis mata pencarian pada sektor
pedagang. dll. namun mata pencaharian penduduk desa soguo terbanyak yaitu
Pertanian.
di desa soguo kecamatan bolaang uki kabupaten bolaang mongondow selatan adalah
xxxvi
4.2.1 Bagaimana Partisipasi Masyarakat Dalam Musyawarah Rencana
Menurut Yuni Kurniyari, 2019:45 partisipasi atau peran serta, pada dasarnya
merupakan suatu bentuk keterlibatan dan keikutsertaan secara aktif dan sukarela baik
perencanaan,pelaksanaan,pemanfaatan
xxxvii
4.2.1.1 Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Musyawarah Rencana
Pembangunan Desa
dalam hal ini telah mengupayakan pelaksaanaan Musrenbang secara berjenjang yang
xxxviii
13. Rita ayuba 50th Perempuan 1 Masyarakat
xxxix
35. Warni ladiku 56th Perempuan 1 Masyarakat
xl
57 Hamsia 45th Perempuan 2 Masyarakat
xli
79 Jufri 35th Laki-laki 2 Masyarakat
xlii
101 Nuryani 45th Perempuan 2 Masyarakat
xliii
Tabel 5 : Daftar Nama Yang Hadir Dalam Perencanaan Musrenbang Desa Soguo
No Nama Umur Jenis Dusun Jabatan
Kelamin
1 Arson Imran 50th Laki-Laki 1 Kepala Desa
2 Munawir 30th Laki-Laki 1 Sekertaris Desa
Paputungan
3 Misna Asuke 33th Perempuan 1 Kaur Keuangan
4 Hilal Suleman 40th Laki-laki 1 Kepala Dusun 1
5 Ramdhan Dalusa 29th Laki-laki 2 Kepala Dusun 2
6 Loan Inaku 30th Laki-laki 1 Ketua BPD
7 Didi Badua 42th Laki-laki 1 Anggota BPD
8 Andi Langgango 30th Laki-Laki 2 Anggota BPD
9 Jufri Day 49th Laki-Laki 2 Anggota BPD
10 Ranty Sulaeman 29th Perempuan 1 Bendahara
11 Yanto Sulaeman 45th Laki-laki 1 Kaur
Pembangunan
12 Tiar Badu 30th Laki-laki 2 Kaur
Pemerintahan
13 Nando Higa 30th Laki-laki 1 Kaur Umum
14 Rakuti 30th Laki-laki 2 Masyarakat
15 Hapida Balowa 40th Perempuan 1 Anggota BPD
16 Ella Ayuba 40th Perempuan 1 Masyarakat
17 Amelia Hulinggi 29th Perempuan 1 Masyarakat
18 Sahrain 48th Laki-laki 2 Masyarakat
19 Erick Gobel 49th Laki-laki 2 Masyarakat
20 Sardin Haki 45th Laki-laki 2 Masyarakat
21 Annisa Djurumudi 35th Perempuan 2 Masyarakat
22 Nuryani 45th Perempuan 2 Masyarakat
23 Roy 45th Laki-laki 2 Masyarakat
24 Asni 40th Perempuan 2 Masyarakat
25 Serlita 45th Perempuan 2 Masyarakat
26 Ansar gobel 32th Laki-laki 1 Masyarakat
27 Warni ladiku 56th perempuan 1 Masyarakat
28 Rua ayuba 40th Perempuan 2 Masyarakat
29 Salman Dalangko 45th Laki-laki 2 Masyarakat
30 Apit bakari 45th Laki-laki 2 Masyarakat
31 Edi mahmud 45th Laki-laki 2 Masyarakat
32 Nining abubakar 35th Perempuan 2 Masyarakat
33 Hamsia 45th Perempuan 2 Masyarakat
34 Layla abubakar 50th Perempuan 2 Masyarakat
35 Ondong 54th Perempuan 2 Masyarakat
xliv
36 Otta 54th Perempuan 2 Masyarakat
37 Monu ayuba 54th Perempuan 2 Masyarakat
(Sumber : Draft RKP-Desa Soguo thn 2021 )
hanya 30 lebih dan dapat di benarkan melalui tabel atau data di Atas
Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Bapak Kepala Desa Yang
xlv
“Sebelum dilaksanakan Musrenbang Desa terlebih dahulu Diselenggarakan
Pra atau perencanaan di tingkat Dusun yang hanya di libatkan aparat desa
beserta kepala dusun dan anggota masyarakat. Setiap dusun menyampaikan
kebutuhan dari masing-masing Dusun dan kami sudah menampung itu . Tapi
disini yang saya lihat hanya sedikit masyarakat yang hadir padahal ini juga
termasuk kebaikan dari mereka sendiri. Bahkan yang kami undang sampai
100 lebih yang datang malah tidak sampai dengan 40jiwa”
(wawancara 04 april 2022)
Hal yang sama juga di tambahkan oleh ketua BPD yang berinisial L.I :
“Tugas Kami selaku Pemerintah desa Dan juga Perwakilan dari masyarakat
hanya bisa menampung apa yang mereka butuhkan namun saya juga disini
melihat bahwa masyarakat sangat kurang dalam kehadiran pafahal ini masih
dalam perencanaan belum masuk di dalam pelaksanaan Partisipasi masyarakat
memang ada tapi masih kurang atau tidak aktif dalam pelaksanaan musyawarah
rencana pembangunan desa.”
(wawancara 05 april 2022)
Pernyataan di atas juga di perkuat oleh sekretaris Desa yang berinisial M.P bahwa :
“padahal dalam tahap perencanaan ini sangat bermabfaat bagi masyarakat karena
mereka bisa menyampaikan langsung apa apa yang di butuhkan namun disini
masyarakat masih kurang kehadirannya hanya beberapa orang saja yang hadir. Tapi
Dibalik sedikit masyarakat yang datang berpartisipasiada masyarakat yang hadir dan
memberikan usulan apa-apa saja yang meereka butuhkan.
(wawancara 04 april 2022)
R.A bahwa:
“Kadang saya tidak sempat ikut berpartisipasi karena adanya beberapa kendala
pekerjaan bahkan mengurus anak yang mengakibatkan saya tidak bisa ikut pada
proses Musyawarah atau pada saat proses perumusan masalah yang terjadi
dilingkungan setempat.”
(wawancara 07 April 2022)
Musrenbang yang hanya di libatkan kepala dusun beserta anggotanya dan juga aparat
xlvi
desa tapi masyarakat masih kurang berpartisipasi bahkan yang di undang 100 lebih
yang datang malah tidak sampai 40 padahal Pemerintah Desa Telah mengupayakan
untuk memajukan desa tetapi masih ada beberapa orang yang tidak mau peduli dalam
dilaksanakan
xlvii
8. Hapida Balowa 40th Perempuan 1 Anggota BPD
xlviii
30. Ajiz hulinggi 40th Laki-laki 1 Masyarakat
xlix
52 Rua ayuba 40th Perempuan 2 Masyarakat
l
74 Tatang Pansu 30th Laki-laki 2 Masyarakat
li
96 Hendra Saleh 55th Laki-laki 2 Masyarakat
lii
118 Yanti Moo 55th Perempuan 2 Masyarakat
liii
1 Arson Imran 50th Laki-Laki 1 Kepala Desa
2 Munawir 30th Laki-Laki 1 Sekertaris Desa
Paputungan
3 Misna Asuke 33th Perempua 1 Kaur Keuangan
n
4 Hilal Suleman 40th Laki-laki 1 Kepala Dusun 1
5 Ramdhan Dalusa 29th Laki-laki 2 Kepala Dusun 2
6 Loan Inaku 30th Laki-laki 1 Anggota BPD
7 Didi Badua 42th Laki-laki 1 Anggota BPD
8 Andi Langgango 30th Laki-Laki 2 Anggota BPD
9 Jufri Day 49th Laki-Laki 2 Anggota BPD
10 Ranty Sulaeman 29th Perempua 1 Bendahara
n
11 Yanto Sulaeman 45th Laki-laki 1 Kaur
Pembangunan
12 Tiar Badu 30th Laki-laki 2 Kaur
Pemerintahan
13 Nando Higa 30th Laki-laki 1 Kaur Umum
14 Ella Ayuba 30th Laki-laki 2 Masyarakat
15 Erna Ballowa 59th Perempuan 1 Tokoh Adat
16 Salim Hulinggi 67th Laki-laki 1 Tokoh pendidik
17 Sartin Balowa 56th Perempuan 1 Tokoh Pendidik
18 Sarjon Ointu 59thn Laki-laki 2 Tokoh Adat
19 Salim Ayuba 67th Laki-laki 2 Tokoh Agama
20 Helmi Mohune 68th Laki-laki 2 Tokoh Agama
21 Empo Gobel 50th Perempuan Pendamping
Desa
22 Hasan Gobel 55th Laki-laki Babinsa
23 Marlina pansu 45th Perempuan 1 Tokoh
Perempuan
24 Ari ayuba 39th Laki-laki 2 Tokoh pemuda
25 Fajrian 40th Laki-laki 1 Pengurus
Bumdes
26 Salman 40th Laki-laki 2 Kel.tani
27 Arman dalusa 45th Laki-laki 1 Kel.Nelayan
28 Mimi Badu 54th Perempuan 2 Masyarakat
29 Lana Thalib 55th Perempuan 2 Masyarakat
30 Osin Pansu 50th Perempuan 2 Masyarakat
31 Ansar gobel 32th Laki-laki 1 Masyarakat
32 Warni ladiku 56th Perempuan 1 Masyarakat
33 Pulu tino 56th Laki-laki 1 Masyarakat
34 Nunu Tino 50th Laki-laki 1 Masyarakat
liv
35 Kartini 40th Perempuan 1 Masyarakat
36 Niko Mateli 45th Laki-Laki 1 Masyarakat
37 Arjuna Tumulawa 50th Laki-laki 1 Masyarakat
38 Iwan Tumulawa 34th Laki-laki 1 Masyarakat
(sumber : Draft RKP-Desa Soguo 2021 Kantor Desa Soguo)
perubahan .
lv
2. Pembangunan Jalan Makam Dusun 1
Berdasarkan Tabel Di atas bahwa dari 5 usulan yang di tamping Pemdes dari
hasil perencanaan Bersama masing-masing dusun bahwa hany 3 usulan yang di ambil
atau di ceklis dengan keputusan Bersama dan lebih mengutamakan yang lebih penting
Dari hasil yang penulis dapatkan dari seorang yang berinisial M.P selaku
Hal itu juga di tambahkan Oleh anggota BPD berinisial H.B bahwa :
“Ada 5 usulan dari perencanaan namun hanya 3 usulan saja yang kami
pemdes sepakati di karenakan itu lebih penting untuk di utamakan dari pada
yang lainnya. Tetapi lagi dan lagi tidak ada bedanya di dalam perencanaan
dengan pelaksanaan tetp saja masih ada masyarakat yang kurang
berpartisipasi padahal ini semua kebaikan mereka dan nantinya mereka yang
menggunakan juga, tapi yang saya lihat disini masyarakat partisipasinya
sangat sedikit dan belum ada peningkatan”
(wawancara 05 april 2022)
Hal yang sama di tambahkan oleh bapak Ketua BPD yang berinisial L.I bahwa :
“bagaimana bisa kami mewujudkan apa yang mereka mau sedangkan dalam tahap
pelaksanaan Musrenbang ini Partisipasi masyarakat sangat kurang penyebab itu lah
yang membuat kami selaku pemdes kebingungan. Padahal tujuan dari pelaksanaan
lvi
Musrenbang ini untuk menyampaikan ide ide dan aspirasi dari mereka dan juga tidak
lain dan tidak bukan untuk kepentngan masyarakat juga”
(wawancara 05 april 2022)
Hal yang sama di tambahkan oleh seorang masyarakat yang berinisial E.A bahwa :
Hal yang sama juga Di tambahkan oleh kaur pemerintahan yang berinisial A.B
“yang saya lihat memang begitu masyarakat ini memang dalam hal partisipasi
Pelaksanaan Musrenbang pembangunan mereka memang sangat kurang akan tetapi
jika dalam hal pembangunan mereka sangart antusias apalagi kalau menurut mereka
ini bisa bermanfaat juga untuk mereka kedepannya,Namun saya berharap bahwa
dalam hal perencanaan pembangunan atau sama halnya dengan Musyawarah
Rencana Pembangunan Desa Masyarakat dapat meningkatkan partisipasi mereka
karena itu juga kebaikan masyarakat”
(wawancara 04 april 2022)
Hal yang sama juga di tambahkan oleh Tokoh pendidik Berinisial S.B bahwa :
“entah apa yang membuat masyarakat ini merasa tidak mau hadir di dalam
pelaksanaan MUSRENBANG ini padahal ini sangat berguna untuk Masyarakat
Tentunya juga sangat Bermanfaat kedepannya,padahal musyawarah in ikan hanya
setahun sekali tetapi tidak ada perubahan sama sekali kalau berbicara mengenai
partisipasi masyarakat”
(wawancara 06 april 2022)
Hal itu juga di tambahkan oleh Tokoh adat Yang Berinisial E.B Bahwa :
“padahal kegiatan ini sangat berpengaruh baik bagi masyarakat tapi entah kenapa
masyarakat tidak hadir bahkan ada yang tidak mau ambil pusing,karena mereka piker
masih banyak yang lebih luas pengetehauannya di banding mereka”
(wawancara 07 april 2022)
Hal yang sama juga ditambahkan oleh Kaur Keuangan yang berinisial M.A :
“ Saya Selaku Kaur keuangan Juga melihat bahwa masyarakat ini masih tidak sadar
akan pentingnya musyawarah,toh itu juga sangat berpengaruh baik dan bermanfaat bagi
mereka. Padahal kai pemerintah desa sudah sangat mengupayakan agar partisipasi masyrakat
ini meningkat tetapi tidak pernah ada perubahan sama sekali, kalau hanya mengenai bantuan
baru mereka sangat bersemngat untuk hadir di aula kantor desa”
lvii
(wawancara 05 april 2022)
lviii
pedagang,Nelayan dan lainnya, tapi sama-sama pulang sore, jadi tidak bisa
membantu saat ada Musyawarah pembangunan Padahal kalau menurut saya
musyawarah ini penting untuk di dengarkan bersama’’
(wawancara 05 april 2022)
Hal yang sama di katakan oleh Pendamping Lokal Desa yang berinisial E.G
bahwa :
“saya selaku Pendamping Lokal desa melihat bahwa Partisipasi Masyarakat Dalam
MUSRENBANG masih sedikit atau belum aktif, dan memang benar Faktor
Pekerjaan Mempengaruhi partisipasi mereka dalam mengikuti MUSRENBANG.
Karena di desa soguo itu masyarakatnya memang rata-rata memiliki pekerjaan dan
mereka lebih mementingkan itu “
(wawancara 05 April 2022)
Hal yang sama Juga di perkuat Oleh Bapak Ketua BPD Yang berinisial L.I
bahwa :
“saya Juga melihat memang Masyarakat desa soguo hanya lebih mengutamakan
pekerjaan mereka, tapi dengan begitu kami selaku pemerintah desa tidak bisa
memaksa mereka untuk meninggalkan pekerjaan mereka demi mengahdiri
MUSRENBANG. Tapi terlepas dari itu semua kami akan terus meningkatkan
partisipasi masyarakat desa soguo.”
(wawancara 05 April 2022)
Hal Yang sama Juga Disampaikan Masyarakat yang berinisial R.A bahwa :
“salah satu faktor yang menyebabkan kurangnya partisipasi masyarakat yaitu faktor
pekerjaan karena itu terjadi dengan saya sendiri. Karena di setiap undangan
musrenbang saya selalu berhalangan hadir karena pekerjaan yang tidak bisa saya
tinggal”.
(wawancara 06 april 2022)
Hal Yang sama juga di tambahkan oleh Masyarakat berinisial A.H Bahwa :
“kadang saya tidak sempat ikut karena masih mengajar dan jam pulang itu
sore jadi saya rasa pekerjaan saya tidak bisa di tinggalkan,tapi apapun keputusan
yang dibuat di dalam musyawarah itu saya menerimanya karena saya ikut alur saja”
(wawancara 06 april 2022)
lix
Dari hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa Pekerjaan
konstruksi, lain-lain. waktu luang seseorang untuk terlibat dalam organisasi atau
kegiatan di masyarakat juga dipengaruhi jenis pekerjaannya, banyak warga yang telah
disibukkan oleh pekerjaan utama atau kegiatannya sehari – hari kurang tertarik untuk
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa yang berinisial A.I bahwa :
“Mungkin pendidikan juga berpengaruh, karena disini rata-rata lulusan SMA jadi
tidak punya pengetahuan kalau ada perencanaan-perencanaan seperti ini.
Kabanyakan hanya mengikuti atau mengiyakan saran dari tokoh mayasrakat saja,
padahal sudah diberitahu kalau bisa mengajukan saran pada ketua RT/RW masing-
masing”
(wawancara 06 april 2022)
Hal yang sama juga di tambahkan oleh kaur pemerintahan yang berinisial A.B
bahwa :
lx
masyarakat secara aktif sangat diperlukan sebab tujuan akhir dari pembangunan
adalah untuk rakyat dan partisipasi mereka sangat diperlukan untuk mewujudkannya”
(wawancara 07 April 2022)
Hal yang sama juga di tambahkan oleh pendamping lokal desa yang berinisial E.G bahwa :
“ memang desa soguo ini memiliki rata rata lulusa SMA dan bahkan ada
juga yang Lulusan SD. tapi bagi kami pemerintah desa,yang menjadi tolak ukur
untuk berpartisipasi tidak di lihat dari lulusan apapun itu kami hanya mau masyarakat
ini berpartisipasi di dalam perencanaan atau musrenbang ini karena toh nantinya juga
ini bisa berguna bagi mereka di suatu hari nanti. Tapi masyarakat tidak mau perduli
akan hal itu mereka hanya berfikir kalau masih adayang lebih berpengatahuan dari
mereka kalau dalam istilah kami masyarakat ini hanya memntingkan ego mereka,
padahal Dalam Musrenbang Masyarakat mempunyai kesempatan untuk
mengungkapkan pendapatnya, kesempatan membantu dalam pelaksanaan, menilai
program dan kesempatan menggunakan hasil dari pembangunan
(wawancara 07 april 2022)
untuk berpartisipasi serta untuk memahami dan melaksanakan tingkatan dan bentuk
masyarakat secara aktif dalam merencanakan sangat diperlukan sebab tujuan akhir
untuk rakyat dan partisipasi mereka sangat diperlukan untuk mewujudkannya dan
Musrenbang Desa dalam jangka waktu yang cukup lama dalam menunjang
pembangaunan Desa menuju kearah yang labih baik dana juga lebih maju dalam
kurang waktu yang lama demi terlaksananya musyawarah Desa. Dengan melihat
kegiatan yang berda di desa seharusnya partisipasi masyarakat lebih maju dan lebih
baik.
lxi
4.3 Pembahasan
Pembangunan Desa
Menurut Yuni Kurniyari, 2019:45 partisipasi atau peran serta, pada dasarnya
merupakan suatu bentuk keterlibatan dan keikutsertaan secara aktif dan sukarela baik
perencanaan,pelaksanaan
pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang
akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan, perencanaan
dalam tahap ini adalah masyarakat tidak hanya berpartisipasi dengan sekedar
lxii
menyampaikan usulan kegiatan proyek pembangunan tetapi mereka juga mampu
yang mencakup keterlibatan mental dan emosional. Dalam hal ini masyarakat
prosesnya melibatkan rakyat (baik secara langsung maupun Tidak Langsung) Tujuan
dan cara harus di pandang sebagai satu kesatuan. Suatu tujuan untuk kepentingan
rakyat dan bila di rumuskan tanpa melibatkan masyarakat, maka akan sangat sulit di
pastikan bahwa rumusan akan berpihak pada rakyat. (setiyawan, 2019, pp. 15-16)
memberikan sumbangan baik dalam berbentuk tenaga, uang dan material, sumbangan
lxiii
pikiran baik tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pencapaian tujuan yang
sebagai suatu bentuk keterlibatan aktif dan bermakna yang dilakukan pemuda dalam
proses kegiatan yang dilakukan secara sukarela guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Musrenbang
bekerjasama dan bertanggungjawab agar semua tujuan yang telah direncanakan dan
disepakati sebagai hasil dari keputusan dapat berjalan sesuai dengan perencanaan.
saja, akan tetapi masyarakat pun ikut terlibat dalam proses pelaksanaan
pelaksanaan pembangunan yang telah direncanakan dapat berhasil sesuai target atau
tidak.
lxiv
tanggungjawab pemerintah desa dan keterbukaan, sehingga dapat meminimalisir
Menurut Cohen dan Uphoff (dalam Nur Islamiah, 2018:14) partisipasi dalam
pelaksanaan dengan wujud yang nyata partisipasi dalam bentuk tenaga, partisipasi
dalam bentuk uang, partisipasi dalam bentuk harta benda (Islamiah, 2018)
masyarakat dalam bentuk tenaga kerja, uang tunai, dan atau beragam bentuk
korbanan yang lainnya yang sepadan dengan manfaat yang akan diterima oleh
2019)
dalam bentuk tenaga kerja, makanan, dan beragam bentuk korbaan lainnya yang
lxv
Berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli di atas disimpulkan bahwa dalam
karena masyarakat bukan hanya dapat menikmati hasil pembangunan saja, akan tetapi
akan diajak untuk berpartisipasi dengan jalan menyumbangkan tenaga , makanan, dan
beragam bentuk korbaan lainnya yang sepadan dengan manfaat yang diterima oleh
soguo, masyarakat selalu dilibatkan dalam pelaksanaan pembangunan baik itu dalam
bentuk pemberian makanan maupun tenaga kerja. Hal ini sesuai dengan apa yang
masyarakat ikut berpartisipasi baik itu dalam bentu tenaga kerja, makanan, dan
beragam bentuk korbaan lainnya yang sepadan dengan manfaat yang diterima oleh
lxvi
4.3.2 Faktor Yang Mempegaruhi Kurangnya Partisipasi Dalam Musyawarah
masyarakat
pertemuan, kerja bakti dan sebagainnya (Wayan Ardi Andika, Dkk, 2021)
lxvii
pekerjaan menghalangi seseorang untuk turut berpartisipasi dalam
atau pekerjaan bisa menjadi salah sata faktor yang menghambat partisipasi
masyarakat. Jika dilihat dari pekerjaan tertentu yang memiliki atau tidak
bangunan dan lain sebagainnya. Hal ini yang menjadi faktor penghambat
waktu luang untuk bepartisipasi, namun semua kembali lagi pada individu
lxviii
masing-masing karana ada pula yang menyebutkan bahwa seberapapaun ke
sibukan dan keterbatasan waktu luang jika merasa ingin dan berniat
erat dengan faktor interaksi social dan budaya berhubungan erat dengan
hari dari pada ikut terlibat dalam proses musrenbang, Hal ini yang menjadi
tidak memiliki waktu luang untuk bepartisipasi banyak warga yang telah
lxix
lebih mementingkan pekerjaan sehingga tidak memiliki waktu untuk menghadiri
musyawarah akibatnya mereka hanya bisa berpartisipasi saat waktu luang saja.
pendidikan. Bila ada pendidikan yang maju, hampir bisa dipastikan salah satu faktor
Begitu pula sebaliknya, bila ada pendidikan yang bernasib memprihatinkan, salah
satu penyebabnya bisa jadi karena masyarakat enggan mendukung. (nominah, 2017)
sumber daya manusia. Dalam pendekatan sumber daya manusia, tujuan-tujuan dari
(know-ledge), sikap (uptitude), dan keterampila (skill), dari setiap kekuatan yang
kepada mereka yang pendidikan nya lebih tinggi dan dari pada ikut terlibat
lxx
dalam proses musrenbang. Hal ini yang menjadi faktor kurangnya partisipasi
masyrakat dalam kegiatan Musrenbang Desa dalam jangka waktu yang cukup
lama dalam menunjang pembangaunan Desa menuju kearah yang labih baik
dana juga lebih maju dalam kurang waktu yang lama demi terlaksananya
lxxi
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
lxxii
pekerjaan, masyarakat lebih mementingkan kepentingan pribadi yaitu
sibuk dalam pekerjaannya maka setiap kali pemerintah desa atau aparat
dalam rapat yang ada di desa. Kedua, factor Pendidikan juga dapat
mewujudkannya
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yag telah dilakukan, maka saran dari
1. Disarankan kepada pemerintah Desa Soguo agar Terus berusaha dan berupaya
lxxiii
optimal, tanpa adanya partisipasi masyarakat maka pembangunan akan sulit di
2. Untuk masyarakakat di harapkan rasa empati itu ada di setiap pertemuan yang
DAFTAR PUSTAKA
lxxiv
Deviyanti, D. (2013). Studi Tentang Partisipasi Masyarakat Dalam. eJournal
Administrasi Negara, 2013,, 384-385.
Emzir. (2012). Metode Penelitian. jakarta: Raja Grafindo.
karuniawaty, r. d. (2018). Efektivitas Sitem Electronic Musyawarah Rencana
Pembangunan (Emusrenbang) Di Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya.
ilmu administrasi negara, 6.
Lukmanul Hakim, S. M. (2017). Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan. Jurnal
Politikom Indonesiana, Vol. 2 No. 2 November 2017, 43.
Lukmanul Hakim, S. M. (2017). Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan .
Jurnal Politikom Indonesiana, Vol. 2 No. 2 November 2017, 43.
Mustanir, A. (2018). Peranan Aparatur Pemerintah Desa. Jurnal Ilmiah Clean
Goverment, 72.
muhammad ikbal, dkk. (2019). partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan
desa dongi kecamatan pitu riawa kabupaten sindendereng rappang , 583.
Novia Laudina, dkk. (2021). Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat Dalam
Pengembangan Wisata Rajati Flower Garden DI kabupaten Kuburaya , 8.
lxxv
Tanaya, I. G. (2019). musyawarah desa dalam perencanaan pembangunan desa . Jakarta:
BALILATFO.
lxxvi
LAMPIRAN 1
PEDOMAN WAWANCARA
Pemerintah :
1. Setiap kapan Musrenbang dilaksanakan
2. Langkah-langkah apa yang di lakukan oleh pemdes dalam meningkatkan partisipasi
masyarakat untuk mengikuti musrenbang
3. Selama Musrenbang Berlangsung apakah Bapak Kepala desa mengawasi sampai
dengan selesai?
4. Bagaimana Partisipasi Masyarakat dalam pelaksanaan Musrenbang ?
5. Program apa saja yang di bahas dalam musrenbang ?
6. Factor apa yang dapat menghambat pasrtisipasi masyarakat?
Masyarakat/tokoh masyarakat :
1. Apakah bapak/ibu selalu menghadiri musrenbang yang di adakan oleh pemdes jika iya
alasan nya kenapa dan jika tidak alasannya apa
2. Program apa saja yang dibahas dalam musrenbang yang bapak ibu ikuti?
3. Apakah pemdes mengundang bapak/ibu dalam setiap pembahasan musrenbang
4. Apa upaya pemdes dalam dalam menghadirkan masyarakat yang ikut/tidak dalam
musrenbang?
lxxvii
Lampiran II
DOKUMENTASI HASIL PENELITIAN
lxxviii
(Wawancara Bersama Bapak Sekertaris Desa)
lxxix
(Wawancara Bersama Kaur Pemerintahan)
lxxx
(Wawancara Bersama Tokoh Pendidik)
lxxxi
(wawancara Bersama anggota BPD)
lxxxii
(wawancara Bersama Kaur Keuangan)
lxxxiii
(wawancara Bersama Tokoh Adat)
lxxxiv