LANDASAN TEORI
2.1 Peranan
peristiwa. Peranan merupakan suatu aspek yang dinamis dari suatu kedudukan
orang yang berinteraksi dalam suatu kelompok atau organisasi untuk melakukan
jelas dan mungkin juga tidak begitu jelas. Tingkat kejelasan ini akan menentukan
macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidup. Hal ini
kehidupan masyarakat.
9
10
2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh
3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku yang penting bagi struktur
sosial masyarakat
bertujuan bagi dua aspek yakni bagi pemerintah desa dan bagi masyarakat
itu sendiri.
Pembangunan desa hendaknya mempunyai sasaran yang tepat sehingga
sumber daya yang terbatas dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien.
Dari uraian tersebut, dapat kita ketahui karena begitu pentingnya
keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan sehingga masyarakat
terlebih dahulu diberikan dasar yang kokoh agar tingkat partisipasi yang
diberikan masyarakat bisa maksimal. Menempatkan masyarakat sebagai
subjek pembangunan memberikan arti bahwa masyarakat diposisikan
sebagai salah satu pilar penting dan strategis disamping pemerintah dan
swasta. Posisi ini juga sekaligus menunjukan bahwa masyarakat bukan
hanya sebagai pelaksana pembangunan, tetapi disamping itu masyarakat
juga berperan sebagai perencana dan pengontrol berbagai program
pembangunan baik program yang datang dari pemerintah maupun program
yang lahir dan dikembangkan oleh masyarakat itu sendiri.
1. Sebagai dinamisator yaitu pemerintah desa dalam hal ini kepala desa harus
memiliki kemampuan dalam memberikan bimbingan, pengarahan, maupun
dalam mengajak masyarakat dalam berpartisipasi aktif dalam setiap
pembangunan.
2. Sebagai katalisator yaitu berkaitan dengan aparatur pemerintah desa dalam
melihat dan mengkoordinir langsung faktor-faktor yang dapat mendorong
laju perkembangan pembangunan.
3. Sebagai Pelopor yaitu Sebagai aparatur pemerintah yang memiliki
kewibawaan tinggi, maka pemerintah desa harus dapat mengayomi
masyarakat, memberikan contoh yang baik, memiliki dedikasi (loyalitas )
yang tinggi, serta dapat memberikan penampilan yang baik pula terhadap
masyarakat agar pemerintah dapat dihargai dan dihormati serta disegani
oleh masyarakat.
adalah kepala desa dan perangkat desa sementara BPD adalah badan perwakilan
desa yang terdiri dari pemuka-pemuka masyarakat yang mengayomi adat istiadat,
Nomor 32 tahun 2004 merupakan wadah dan penyalur aspirasi masyarakat di desa
menampung dan menelaah rencana dan cara pelaksanaan yang diajukan oleh
tersebut Kepada Pemerintah Desa atau Kelurahan, Selain itu juga BPD/K juga
Desa merah mata menunjukan bahwa kepala desa selaku pemerintah desa
Disamping itu juga, pemerintah desa dijadikan pola panutan yang tinggi sehingga
masyarakat merasa terpanggil untuk berpartisipasi secara aktif dalam setiap gerak
atau kegiatan khusus, berbagi manfaat dari program pembangunan dan evaluasi
dalam proses pembangunan itu sendiri masih merupakan masalah yang perlu
insentif tersendiri. Tidak cukup dikatakan bahwa karena pembangunan itu untuk
Lebih rinci Siti Irene Astuti. D., (2011:61) membedakan partisipasi menjadi
dimana tiap anak tangga mewakili strategi partisipasi yang berbeda yang
perbedaan yang sangat mendasar antara bentuk partisipasi masyarakat yang bersifat
upacara semu (empty ritual) dengan betuk partisipasi masyarakat yang mempunyai
kekuatan nyata (real power) yang diperlukan untuk mempengaruhi hasil akhir dari
suatu proses.
8. pengawasan masyarakat
7. pendelegasian
6. kemitraan
5. peredaman
4. konsultasi
informasi
2. terapi
kita, bahwa terdapat potensi yang sangat besar untuk memanipulasi program
partisipasi masyarakat menjadi suatu cara yang mengelabui (devious method) dan
keputusan.
19
1. Manipulasi (Manipulation)
Pada tangga partisipasi ini bisa diartikan relatif tidak ada komunikasi
apalagi dialog; tujuan sebenarnya bukan untuk melibatkan masyarakat
dalam perencanaan dan pelaksanaan program tapi untuk mendidik atau
”menyembuhkan” partisipan (masyarakat tidak tahu sama sekali terhadap
tujuan, tapi hadir dalam forum).
2. Terapi (Therapy)
Pada level ini telah ada komunikasi namun bersifat terbatas. Inisiatif datang
dari pemerintah dan hanya satu arah. Tangga ketiga, keempat dan kelima
dikategorikan sebagai derajat tokenisme dimana peran serta masyarakat
diberikan kesempatan untuk berpendapat dan didengar pendapatnya, tapi
mereka tidak memiliki kemampuan untuk mendapatkan jaminan bahwa
pandangan mereka akan dipertimbangkan oleh pemegang keputusan. Peran
serta pada jenjang ini memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk
menghasilkan perubahan dalam masyarakat.
3. Penyampaian Informasi (Information)
Pada jenjang ini komunikasi sudah mulai banyak terjadi tapi masih bersifat
satu arah dan tidak ada sarana timbal balik. Informasi telah diberikan kepada
masyarakat tetapi masyarakat tidak diberikan kesempatan melakukan
tangapan balik (feed back).
4. Konsultasi (Consultation)
Pada tangga partisipasi ini komunikasi telah bersifat dua arah, tapi masih
bersifat partisipasi yang ritual. Sudah ada penjaringan aspirasi, telah ada
aturan pengajuan usulan, telah ada harapan bahwa aspirasi masyarakat akan
didengarkan, tapi belum ada jaminan apakah aspirasi tersebut akan
dilaksanakan ataupun perubahan akan terjadi.
5. Peredam Kemarahan (Placation)
Pada tahap ini komunikasi telah berjalan baik dan sudah ada negosiasi
antara masyarakat dan pemerintah. Masyarakat dipersilahkan untuk
memberikan saran atau merencanakan usulan kegiatan. Namun pemerintah
tetap menahan kewenangan untuk menilai kelayakan dan keberadaan usulan
tersebut. Tiga tangga teratas dikategorikan sebagai bentuk yang
sesungguhnya dari partisipasi dimana masyarakat memiliki pengaruh dalam
proses pengambilan keputusan.
6. Kemitraan (Partnership)
Pada tangga partisipasi ini, pemerintah dan masyarakat merupakan mitra
sejajar. Kekuasaan telah diberikan dan telah ada negosiasi antara masyarakat
dan pemegang kekuasaan, baik dalam hal perencanaan, pelaksanaan,
maupun monitoring dan evaluasi. Kepada masyarakat yang selama ini tidak
memiliki akses untuk proses pengambilan keputusan diberikan kesempatan
untuk bernegosiasiai dan melakukan kesepakatan.
7. Pendelegasian Kekuasaan (Delegated Power)
Ini berarti bahwa pemerintah memberikan kewenangan kepada masyarakat
untuk mengurus sendiri beberapa kepentingannya, mulai dari proses
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, sehingga masyarakat
20
alam (SDA) mereka melalui peningkatan kualitas hidup, ketrampilan dan prakarsa
Disini jelas bahwa pembangunan desa merupakan bagian yang tidak dapat
kesehatan.
lain-lain.
sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh masyarakat yang meliputi antara lain:
strategi pencapaian.
yang tersedia.
rencana pembangunan.
Menurut Basrowi yang dikutip Siti Irene Astuti D (2011: 58), Pembangunan
sudah mampu sesuai dengan informasi yang ada, terdapat beberapa faktor
pemerintah yang dalam hal ini adalah kepala desa lewat motivasi-motivasi
dilaksanakan.
pembangunan Desa Kerta Buana secara umum sudah cukup baik yaitu
bentuk tenaga dan ide atau pemikiran tanpa berpartisipasi dalam bentuk
aparat desa seihingga apa yang diharapkan oleh pemerintah desa belum
pembangunan yang tidak tepat sasaran sehingga tidak dapat dinikmati oleh
masyarakat.
mau berkerja sama bila ada ajakan untuk ikut berpartisipasi. Peran Kepala
musrenbangdes di Desa Merah mata maka dapat di lihat pada skema kerangka
Gambar. 2