Segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan kita rahmat dan hidayat-Nya sehingga
saya bisa menyelesaikan tugas makalah tentang “Pembangunan Desa” ini dengan baik.
Makalah ini saya buat sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Pemerintahan Desa. Dan
tujuan saya menyusun tugas makalah ini adalah untuk memperdalam ilmu dan memberikan
pembahasan tentang desa dan pembangunannya.
Mungkin dalam penyususnan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan. Oleh karena itu,
saya mohon maaf atas segala kekurangan yang tidak saya ketahui, dan saya mohon kepada para
pembaca untuk memberikan kritik maupun saran sebagai pembelajaran untuk perbaikan
selanjutnya.
Akhir kata, saya selaku penyusun mengucapkan terima kasih. Dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Kata Pengantar……………………………………………………………………………………...
Daftar Isi……………………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………….
3.2 Saran…………………………………………………………………………………………...
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN
Pembangunan desa dapat dikatakan menempati bagian paling dominan mengisi wacana
pembangunan daerah. Hal tersebut bukan saja didasarkan atas alasan fisik geografis, sumberdaya
alam atau sumberdaya manusia. Tetapi didalamnya menyimpan potensi-potensi ekonomi yang
harus dikenali dan diperbaiki.
Salah satu persoalan mendasar dalam proses penyelenggaraan pemerintahan desa adalah
bagaimana membangun atau menciptakan mekanisme pemerintahan yang dapat mengemban
misinya dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera secara berkeadilan. Pemerintah harus
melaksanakan pembangunan berdasarkan aspirasi masyarakat, dan memberikan pelayanan
publik dengan sebaik-baiknya. Hakekat keberadaan pemerintahan dan birokrasi adalah dalam
rangka menjalankan tugas memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat.
Pemerintahan desa sebagai unit lembaga pemerintah yang paling berdekatan dengan
masyarakat, posisi dan kedudukan hukumnya seperti yang diatur dalam Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2004 yang berimplikasi pada perubahan tata hubungan desa dengan relasi kekuasaan
antar kekuatan politik di level desa. Perubahan kearah interaksi yang demokratik itu terlihat dari
beberapa fenomena, diantaranya Dominasi peran birokrasi mengalami pergeseran digantikan
dengan menguatnya peran institusi adat dalam penyelenggaraan pemerintahan sehari-sehari,
Dimaklumi bahwa anggaran pembangunan yang tersedia adalah relatif terbatas sedangkan
program / proyek pembangunan yang dibutuhkan (yang telah direncanakan) jumlahnya relative
banyak, maka perlu dilakukan peningkatan pertisipasi masyarakat untuk menunujang
implementasi pembangunan program / proyek di masyarakat.
PEMBAHASAN
Masyarakat pedesaan merupakan bagian terbesar dari jumlah penduduk Indonesia dengan
berbagai kegiatan usaha berbasis pertanian dan sumber daya lokal lainnya sebagai usaha
pencaharian mereka. Oleh karena itu, peningkatan kesejahteraan kelompok masyarakat tersebut
dilakukan secara menyeluruh baik secara sektoral maupun secara spasial (pedesaan). Pada
dasarnya arah kebijakan yang ditempuh adalah untuk mengoptimalkan dan menggali potensi
wilayah serta memberdayakan masyarakat agar mampu mengelola potensi secara produktif dan
efisien untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Menurut Dirjen Bangdes, pembangunan desa adalah metoda untuk menyelenggarakan
usaha-usaha yang hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh penduduk secara langsung, umum, relatif
merata, dan meningkat, yang didalam proses tersebut masyarakat setempat berkedudukan
sebagai subjek pembangunan, dan pemerintah memberikan pengarahan, dorongan, koordinasi,
pengendalian dan penggairahan.
Menurut buku “Pembahasan UU No.5 Tahun 1979”, pembangunan desa adalah proses
perubahan yang terus dan berkesinambungan yang diselenggrakan oleh masyarakat bersama
pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan lahir dan batin, material dan spiritual berdasarkan
Pancasila dan serta berlangsung di desa.
Menurut Nitisastro dijelaskan bahwa pembangunan adalah suatu proses menurut waktu,
suatu proses transformasi sebagai suatu breakthrough, dari keadaan ekonomi yang terhenti
(stagnant) kepertumbuhan kumulatif yang sifatnya terus menerus. Pembangunan menurut Bryant
dan White yang mendefinisikan pembangunan sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan manusia, untuk mempengaruhi masa depannya. Bryant dan White
menyebutkan bahwa terdapat 5 implikasi yang perlu diperhatikan dalam definisi pembangunan,
yaitu Pembangunan berarti membangkitkan kemampuan optimal manusia, baik individu atau
kelompok (capacity), Pembangunan berarti mendorong tumbuhnya kebersamaan dan pemerataan
sistem nilai serta kesejahteraan, Pembangunan berarti mendorong kepercayaan terhadap
masyarakat untuk membangun dirinya sesuai kemampuan yang ada padanya. Kepercayaan ini
dinyatakan dalam bentuk kesepakatan yang sama, kebebasan memilih, dan kekuasaan untuk
memutuskan (empowerment), Pembangunan berarti membangkitkan kemampuan dan
membangun secara mandiri (sustainability), Pembangunan berarti mengurangi ketergantungan
negara yang satu terhadap negara yang lain dengan menciptakan hubungan saling
menguntungkan (simbiosis mutualise) dan saling menghormati (interdependensi).
Pembangunan sebagai suatu proses mempunyai beberapa unsur, antara lain yaitu proses
perubahan, upaya yang terencana, tujuan yang lebih baik, dengan nilai dan norma tertentu.
Berdasarkan beberapa definisi pembangunan yang telah dikemukakan oleh tokoh-tokoh tersebut,
pada dasarnya dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembangunan merupakan suatu proses terus-
menerus yang dilakukan untuk menuju ke arah yang lebih baik dari sebelumnya yang bertujuan
untuk meningkatkan kehidupan masyarakat yang lebih baik.
Pembangunan desa tidak mungkin bisa dilaksanakan oleh satu pihak saja, tetapi harus
melalui koordinasi dengan pihak lain baik dengan pemerintah maupun masyarakat secara
keseluruhan. Dalam merealisasikan pembangunan desa agar sesuai dengan apa yang diharapkan
perlu memperhatikan beberapa pendekatan dengan ciri-ciri khusus yang sekaligus merupakan
identitas pembangunan desa itu sendiri, seperti yang dikemukakan oleh C.S.T Kansil, yaitu :
1. Komprehensif multi sektoral yang meliputi berbagai aspek, baik kesejahteraan maupun
aspek keamanan dengan mekanisme dan sistem pelaksanaan yang terpadu antar berbagai
kegiatan pemerintahan dan masyarakat.
2. Perpaduan sasaran sektoral dengan regional dengan kebutuhan essensial kegiatan
masyarakat.
3. Pemerataan dan penyebarluasan pembangunan keseluruhan pedesaan termasuk desa-desa di
wilayah kelurahan.
4. Satu kesatuan pola dengan pembangunan nasional dan regional dan daerah pedesaan dan
daerah perkotaan serta antara daerah pengembangan wilayah sedang dan kecil.
5. Menggerakan partisipasi, prakaras dan swadaya gotong royong masyarakat serta
mendinamisir unsur-unsur kepribadian dengan teknologi tepat waktu.
Jadi di dalam merealisasikan pembangunan desa itu harus meliputi berbagai aspek, jangan
dari satu aspek saja, agar pembangunan desa itu dapat sesuai dengan apa yang diinginkan.
Pembangunan desa itu harus meliputi berbagai aspek kehidupan dan penghidupan artinya harus
melibatkan semua komponen yaitu dari pihak masyarakat dan pemerintah, dan harus langsung
secara terus menerus demi tercapainya kebutuhan pada masa sekarang dan masa yang akan
datang.
Tujuan pembanguan pedesaan jangka pendek adalah untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi dalam kegiatan ekonomi dan pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya alam.
Tujuan pembanguan pedesaan secara spasial adalah terciptanya kawasan pedesaan yang
mandiri, berwawasan lingkungan, selaras, serasi, dan bersinergi dengan kawasan-kawasan lain
melalui pembangunan holistik dan berkelanjutan untuk mewujudkan masyarakat yang damai,
demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya pemerintahan desa merupakan pemerintahan terkecil pada tatanan kenegaraan
Republik Indonesia. Karena suksesnya pembangunan desa akan berpengaruh pada
pembangunan Negara Indonesia keseluruhan. Dibutuhkan aspirasi dan pasrtisipasi masyarakat
dalam menyusun perencanaan dan implementasi pembangunan, diharapkan masyarakat
sebagai objek pembangunan mampu ikut berpartispasi.
Pembangunan desa adalah pembangunan yang berpadu antara aspek pertanian, industri dan
jasa dalam wilayah perdesaan. Fenomena pembangunan masyarakat desa pada masa lalu,
terutama di era orde baru, pembangunan desa merupakan cara dan pendekatan pembangunan
yang diprogramkan negara secara sentralistik. Dimana pembangunan desa dilakukan oleh
pemerintah baik dengan kemampuan sendiri (dalam negeri) maupun dengan dukungan negara-
negara maju dan organisasi-organisasi internasional. Pembangunan desa pada era orde baru
dikenal dengan sebutan Pembangunan Masyarakat Desa (PMD), dan Pembangunan Desa
(Bangdes). Kemudian di era reformasi peristilahan terkait pembangunan desa lebih menonjol
“Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD)”. Dibalik semua itu, persoalan peristilahan tidaklah
penting, yang terpenting adalah substansinya terkait pembangunan desa.
3.2 Saran
Makalah yang saya buat merupakan sebagian dari kelengkapan ilmu yang berkaitan dengan
topik yang kami dapat. Saya merasa masih ada kekurangan yang ada didalam penyusunan
makalah ini. Sehingga saya menyarankan agar teman-teman dapat mencari referensi lain selain
isi yang terdapat pada makalah ini.
Kemudian, saya menyusun makalah ini agar teman-teman bisa mengetahui tentang
pembangunan desa supaya kedepannya kita semua bisa membangun desa kita menjadi desa yang
maju dan lebih baik.
Daftar Pustaka
https://rhandayouuww.blogspot.com/2013/03/pembangunan-pedesaan.html
https://www.academia.edu/38427904/Makalah_Pembangunan_Desa_dan_Wilayah_Pedesaan
file:///C:/Users/acer/AppData/Local/Temp/Makalah_Pembangunan_Desa_dan_Wilayah_Ped.pdf
https://www.academia.edu/34070407/MAKALAH_PEMBANGUNAN_DESA
http://eprints.umpo.ac.id/3596/2/BAB%20I.pdf