Anda di halaman 1dari 15

PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat dan anugerahnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, maka dari itu kritik dan saran sangat diharapkan agar
segala kekurangan dan kelamahan dapat diperbaiki dan menjadi pembelajaran di
kemudian hari.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, dan terutama
bagi penulis sendiri.

Medan, 31 Januari 2020

Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................. 2

1.3 Tujuan Penulisan................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pembangunan Masyarakat Desa.................................................. 2

2.2 Perubahan- Perubahan Khusus pada Masyarakat Desa................. 6

2.3 Prisip – Prinsip Pembangunan Desa………………………………. 7

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan................................................................................. 10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pembangunan merupakan suatu proses yang berdimensi jamak
(multidimensional), mencakup perubahan orientasi dan organisasi dari sistem
sosial, ekonomi, politik dan budaya.Sedangkan pertanian adalah kegiatan
pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan
bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola
lingkungan hidupnya. Didalam pembangunan masyarakat desa masih terdapat
permasalahan yang sangat relevan dibahas, alasannya. Pertama, dalam dua
dasawarsa terakhir, perkembangan pembangunan hanya berkecimpung di daerah
perkotaan sementara secara umum Negara kita Indonesia masih didominasi oleh
pedesaan. Kedua, kendati pada masa pemerintahan Orde Baru telah
mencanangkan berbagai upaya kebijaksanaan dan program pembangunan
pedesaan, tetapi secara riil dapat kita lihat bahwa kondisi social ekonomi
masyarakat pedesaan masih sangat jauh dari yang diharapkan (memprihatinkan).
Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat desa sangat perlu diperhatikan
oleh pemerintah dan perkembangan pembangunan masyarakat pedesaann tidak
hanya semata-mata pada sector pertanian, distribusi barang dan jasa tetapi lebih
kepada spectrum kegiatan yang menyentuh pemenuhan berbagai macam
kebutuhan segenap anggota masyarakat sehingga mereka lebih bisa mandiri,
percaya diri, tidak bergantung dan terlepas dari belenggu structural yang membuat
hidup sengsara. Sementara itu, pembangunan juga perlu diarahkan untuk merubah
kehidupan masyarakat menjadi lebih baik sehingga dapat tercapai tujuan dari
ruang lingkup pembangunan pedesaan yang sangat luas.

Dari perkembangannya, cukup beragam strategi-strategi yang dilakukan


oleh Negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) dalam upaya pembangunan
pedesaan. Tetapi dalam bacaan ini hanya membahas beberapa saja.
1.2 Rumusan masalah
Permasalahan yang akan dipecahkan dalam kegiatan ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pembangunan masyarakat desa ?
2. Apa perubahan – perubahan khusus yang terjadi dalam masyarakat desa ?
3. Apa sajakah prisip – prinsip pembangunan desa ?
4. Bagaimana strategi pembangunan desa dalam mengetaskan kemiskinan ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Dapat menambah, meningkatkan pengetahuan, dan penguasaan materi dari
definisi pembangunan masyarakat desa
2. Mengetahui perubahan- perubahan khusus yang terjadi dalam masyarakat
desa
3. Mengetahui prinsip – prinsip pembangunan desa
4. Dapat mengetahui strategi pembangunan desa dalam mengatasi kemiskinan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pembangunan Masyarakat Desa


Sebagaimana dikemukakan di atas, pembangunan adalah merupakan
proses perubanan yang disengaja dan direncanakan. Lengkap lagi, pembangunan
berarti perubahan yang disengaja atau direncanakan dengan tujuan untuk
mengubah keadaan yang tidak dikehandaki ke arah yang dikehendaki. Istilah
pembangunan umumnya dipadankan dengan istilah development, sekalipun
istilah development sebenarnya berarti perkembangan tanpa perencanaan. Maka
pembangunan masyarakat desa juga disebut rurar development. Demikian pula
istilah modernisasi juga sering diartikan identik dengan pembangunan, yakni
mengingat artinya sebagai proses penerapan pungetahnan dan teknologi modem
pada berbagai segi atau bidang kchidupan masyarakat. Sehingga, ada pula yang
mendefinisikan pembangunan sebagai usaha yang dilakukan secara sadar untuk
menciptakan perubahan sosial melalui modernsasi.
Modernisasi ini, dengan industri dan sistem kapitalisme yang
melandasainya, telah mengantarkan negara- negara Barat tersebut ke tingkat
kemajuan yang telah dicapainya sejauh ini. Bagaimana dengan dunia ke tiga,
termasuk Indonesia? Mengapa pembangunan diperlukan? Hal ini mudah
dimengerti. Sebab, negara negara berkembang (dunia ke tiga) semenjak
memperoleh kemerdekaannya; merasa bebas untuk menentukan-nasibnya sendiri.
Hal yang segera dirasakan adalah keterbelakangan dan ketertinggalannya dari
dunia Barat. Maka untuk memajukan Negara dan sekaligus untuk mengejar
ketertinggalan itu; proses modemisasi (dengan atau tanpa industrialisasi) yang
biasa tidaklah cukup. Moderenisasi itu harus direncanakan, dipacu, dan
diakselerasikan, sedemikian rupa sehingga ibarat kendaraan segcra bisa mengantar
negara-negara berkembang_tersebut menjadi negara yang maju dan sejahtera
setara dengan dunia`Barat. Pembangunan secara umum mengandung penger- tian
secaman ini. Bagaimana kegiatan pembangunan nasional di Indonesia?
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, bahwa pembangunan adalah merupakan
kegiatan yang direncanakan oleh negara atau khususnya pemerintah.

Di Indonesia kegiatan pernbangunan nasiona1 secara berencana telah


dilancarkan semenjak tahun 1950-an, khususnya lewat peran Dewan Perancang
Nasional (DEPPERNAS) yang memprioritaskan pembangunan di bidang
ekonomi. Dengan diemikian, pembanggunan nasional telah dilancarkan semenjak
jaman Orda, Orba, hingga sekarang. Bagaimana rumusan pengertian
pembangungm nasional kita? Diawali dengana penugasan Deppernas oleh
Presiden untuk "merancangkan pola masyarakat 'adil' dan makmur sebagaimana
dfnuaksudkan o1ch Pembukaan_UUD 1945”, maka Undang-undang Nomor 85
Tabun 1958 menyiratkan pengcrtian pembangunan nasional kita sebagai usaha
untuk mempertinggi tingkat kehidupan bangsa Indonesia dengan jalan
peningkatan produksi dan pengubahm: struktur perekonomian yang ada-menjadi
struktur perekonomian nasional. Rurnusan semacam ini ditegaskan kembali dalam
Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960 Tentang-Garis-garis Besar Pola
Pembanggunan Nasional

Semesta Berencana Tahapan Pertama 1961-1969. Rencana ini tidak


berjalan seperti yang diharapkan. karena pecahnya pemberontakan G30S PKI
tahun l965. Kemudian, tahun.1966 Badan Perancang Pembangunan Naaional
(BAPPENAS) yang dibentuk tahun l967 mulai mengambil peran dalam rancangan
pembangunan nasional. Program-program pembangunan memperoleh
landasannya lewat pelbagai keputusan politik seperti tertera dalam Kepres Nomor
319 Tahun 1968 tentang Repelita I, Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1973
tentang GBHN 1973, Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1978 tentang GBHN 1978,
dan lainnya. Tap MPR Nomor II/MPR/1983 menegaskan hakekat pembnngunan
nasional sebagai pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan
seluruh masyarakat Indonesia. Bagaimana dengan pembangunan masyarakat
desa? Dalam rumusan pembangunan nasional tersebut ditetapkan bahwa
pembangunan masyarakat desa merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional. Secara lebih khusus pembangunan masyarakat dcsa memiliki beberapa
pengertian, antara lain:

a) Pembangunan "masyarakat delsa berarti pembangunan masyarakat tradisional


rnenjadi manusia modern (Horton dan Hunt, 1976, Alex Inkeles, 1765)
b) Pembangunan masyarakat desa berarti membangun swadaya masyarakat dan
rasa percaya pada diri sendiri (Mukerjee dalam Bhattacharyya, 1972).
c) Pembangunan pedesaan tidak lain dari pembangunan usaha tani atau
membangun pertanian (Mosher, 1974, Bertrand, 1958).

Di samping batasan-batasan tersebut, pembangunan desa di Indonesia


memiliki arti: pembangunan nasional yang ditujukan pada usaha peningkamn taraf
hidup masyarakat pedesaan, menumbuhkan partisipasi aktif setiap anggota
masyarakat terhadap pembangunan, dan menciptakan hubungan yang selaras
antara masyarakat dengan lingkungannya (berdasarkan GBHN dan Repelita-
repelita). Istilah asing untuk pembangunan desa bukan hanya Rural Development
(RD), melainkan juga Community Development (CD). Dua istilah ini sering
muncul dalam berbagai wacama tentang pembangunan masyarakat desa.
Sekalipun ada yang cenderung tidak memperlihatkan perbedaannya, namun
sebenamya terdapat perbedaan antara dua konsep itu.

CD merupakan pendekatan pembangunan yang mengutamakan partisipasi


aktif masyarakat. CD berlaku baik di desa maupun di perkotaan. RD di lain pihak
hanya berlaku di pedesaan, dan mengutamakan keserasian masyarakat dengan
lingkungannya. Sejak tahun 1977 Indonesia mengembangkan konsep Integrated
Rural Development (IRD). IRD menekankan keterpaduan program-program
pembangunan yang ada di desa, yang kalau tidak dipadukan akan bersifat
fragmentaristik, terikat pada berbagai depanernen yang ada (Pertanian, Sosial,
Perindustrian, dan lainnya) berlandaskan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974,
pembangunan desa yang diIaksanakan oleh Pemerintah terutama bertumpu pada
Departemen Dalam Negeri. Pasal 80 Undang-undang itu menyatakan bahwa
Kepala Wilayah (Gubernur, Bupati, Camat) adalah pcnguasa tunggal di bidang
pemerintahan dan berkewajiban untuk mengkoordinasikan pembangunan dan
membina kehidupan masyarakat di segala bidang. Departemen Dalam Negeri
rnemiliki program-program pembangunan jangka pendek dan panjang.

Program-program jangka pendek bertujuan untuk mensukseskan sektor-


sektor yang diprioritaskan dalam skala nasional seperti: menggerakkan dan
meningkatkan partisipasi masyarakat dalarn pembangunan, penggunaan teknologi
dan ilmu pengetahuan, peningkatan produksi pangan (pertanian), perluasan
kesempatan kerja, pemerataan pendapatan dan kegiatan pembangunan,
menggcrakan dan meningkatkan kegiatan perkoperasian, menggalakkan dan
meningkatkan Keluarga Berencana serta meningkatkan kesehatan masyarakat.

Program-program jangka panjang dalam garis besamya bertujuan untuk


memajukan dan mengembangkan selumh dcsa di Indonesia. Ukuran kemajuan
didasarkan atas tipologi desa yang dikembangkan oleh Departemen Dalam Negeri
khususnya Ditjen Pembangunan Desa.

2.2. Perubahan- Perubahan Khusus yang Terjadi dalam Masyarakat Desa


Dimaksud dengan perubahan-perubahan khusus adalah perubahan-
perubahan yang menyangkut aspek-aspek tenentu yang diperkirakan sangat
penting dalam memahami kehidupan masyarakat desa. Dengan demikian, analisa
terhadap perubahan tentang atau yang berkait dengan aspek-aspek ini akan dapat
memperdalam pemahaman kita tentang dinamika kehidupan masyarakat desa.
Aspek-aspek yang akan dibahas dalam bab ini adalah: urbanisasi, kultur, struktur
1embaga, dan pertanian.

Urbanisasi, terlebih dalam artinya sebagi proses pengkotaan, adalah suatu


bentuk khusus proses modemisasi. Dengan kata lain, konsep modemisasi yang
sangat Iuas cakupan pengeniannya itu men- dapatkan bentuknya yang khusus di
pedesaan dalam konsep urbami- sasi. Sebagaimana diketahui, urbanisasi kecuali
berarti (1) proses pengkotaan (proses mengkotanya suatu daerah/desa) juga
berarti: (2) proporsi penduduk yang tinggal di kota dibanding dengan yang tinggal
di desa, dan (3) perpindahan atau pergeseran penduduk dari desa ke kota
(urbanward migration). Pengertian pertama dan kedua umumnya dinilai sebagai
bersifat positip, karena proses ini menunjukkan perkernbangan dan kemajuan
desa. Dengan demikian, proses ini sesuai dengan perspektif evolusioner. Dalam
beberapa model khusus teori evolusi diwacanakan bahwa desa yang masih
terbelakang dan bersifat tradisional menjadi berkembang dan maju setelah
mendapatkan pengaruh kota. Model teori ini lazim disebut teori difusi kultural.

Urbanisasi dalam arti proses pengkotaan hakekatnya menggambarkan


proses perubahan dan suatu wilayah dengan masyarakatnya yang semula adalah
desa atau bersifat pedesaan kemudian berubah dan berkembang menjadi kota atau
bersifat kekotaan. Dalam kenyataannya secara urnum desa memang se1a1u
mengalami perubahan dan perkembangan. Cepat-1ambatnya atau besar-kecilnya
perubahan dan perkembangan yang terjadi tergantung pada banyak faktor antara-
lain tergantung kepada potensi wilayah yang bersangkutatan. Perubahan itu secara
umum cenderung mengarah ke sifat-sifat perkotaa namun, tidak semua perubahan
dan perkembangan yang terjadi di desa itu dapat disimpulkan sebagai proses
pengkotaan (proses perubahan desa menjadi kota). Proses perubahan itu seringkali
hanya merupakan proses perubahan biasa saja yang hakekatnya secara umum,
terjadi di semua kelompok masyarakat.

Menurut Ro1and L Warren, proses perubahan yang menunjukkan


terjadinya rnetamorpose, dari; desa rnenjadi kota hanya dapat disimak lewat
adanya gejala yang Olehnya disebut great change. Indikator dan adanya great
change ini adalah:

(1) division of labor, yakni bila desa itu telah menunjukkan tumbuh
dan.berkernbangnya kelompok-kelompok kerja yang berbeda-beda tetapi
saling ada ketergantungan atau jalinan;
(2) munculnya diferensiasi kepentingan dan asosiasi;
(3) semakin bertambahnya hubungana yang sistemik déngan masyarakat yang
lebih luas;
(4) muncul dan berkembangnya fenomena birokratisasi dan impersonali- sasi
dalam kegiatan usaha;
(5) pengalihan fungsi-fungsi ke lembaga pémerintahan dan ke bidang-bidang
usaha yang menguntungkan;
(6) adanya proses penyerapan gaya hidup perkotaan dan
(7) adanya proses perubahan nilai-ni1ai.(RoIand L Warren, 1963: 54).

2.3 Prisip – Prinsip Pembangunan Desa


Pembangunan pedesaan seharusnya menerapkan pninsip-prinsip yaitu:
(1) transaparansi (keterbukaan), (2) partisipatif, (3) dapat dinikmati mayarakat, (4)
dapat dipertanggungjawabkan (akuntabilitas), dan (5) berkelanjutan (sustainable).
Kegiatan-kegiatan pembangunan yang dilakukan dapat dilanjutkan dan
dikembangkan ke seluruh pelosok daerah, untuk seluruh lapisan masyarakat.
Pembanguan itu pada dasarnya adalah dari, oleh dan untuk seluruh rakyat. Oleh
karena itu pelibatan masyarakat seharusnya diajak untuk menentukan visi
(wawasan) pembangunan masa depan yang akan diwujudkan. Masa depan
merupakan impian tentang keadaan masa depan yang lebih baik dan lebih mudah
dalam arti tercapainya tingkat kemakmuran yang lebih tinggi.
Pembangunan pedesaan dilakukan dengan pendekatan secara multisektoral
(holistik), partisipatif, berlandaskan pada semangat kemandirian, berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan serta melaksanakan pemanfaatan sumberdaya
pembangunan secana serasi dan selaras dan sinergis sehingga tercapai optimalitas.
Ada tiga prinsip pokok pembangunan pedesaan, yaitu :
Kebijaksaan dan langkah-langkah pembangunan di setiap desa mengacu kepada
pencapaian sasaran pembangunan berdasarkan Trilogi Pembangunan. Ketiga
unsur Trilogi Pembangunan tersebut yaitu
(a) pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya,
(b) pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, dan
(c) stabilitas yang sehat dan dinamis, diterapkan di setiap sektor, temasuk desa
dan kota, di setiap wilayah dan antar wilayah secara saling terkait, serta
dikembangkan secara selaras dan terpadu.
Pembangunan desa dilaksanakan dengan prinsip-prinsip pembanguna yang
berkelanjutan. Penerapan prinsip pembangunan berkelanjutan mensyaratkan setiap
daerah lebih mengandalkan sumber-sumber alam yang terbaharui sebagaisumber
pertumbuhan. Disamping itu setiap desa perlu memanfaatkan SDM secaraluas,
memanfaatkan modal fisik, prasarana mesin-mesin, dan peralatan seefisien
mungkin.
Meningkatkan efisiensi masyarakat melalui kebijaksanaan deregulasi,
debirokratisasi dan desentralisasi dengan sebaik-baiknya. Dalam melaksanakan
kegiatan pembangunan pedesaan diperlukan kerjasama yang erat antar daerah
dalam satu wilayah dan antar wilayah. Dalam hubungan ini perlu selalu
diperhatikan kesesuaian hubungan antar kota dengan daerah pedesaan sekitarnya,
dan antara suatu kota dengan kota-kota sekitarnya. Hal ini disebabkan karena pada
umumnya lokasi industri, lokasi kegiatan pertanian atau sektor-sektor lain yang
menunjang/terkait cenderung terkonsentrasi hanya pada beberapa daerah
administrasi yang berdekatan. Dengan kerjasama antar daerah, maka daerah-
daerah yang dimaksud dapat tumbuh secara serasi dan saling menunjang.
Melalui kerjasama antara daerah-daerah/wilayah-wilayah dapat
diusahakan keseimbangan pertumbuhan antara sektor pertanian dan sektor-sektor
lain baik dari segi nilai tambah maupun dari segi penyiapan tenaga kerja.

2.4 Strategi Pembangunan Desa dalam Mengetaskan Kemiskinan


1. Penyusunan tata ruang desa menjadi prasyarat utama dalam memulai suatu
upaya pembangunan desa. Dalam proses penyusunan tata ruang desa telah
dirumuskan berbagai potensi yang ada, keunikan, kultur yang melandasi
dan harapan harapan yang ingin dicapai, sehingga wujud desa nantinya
menjadi khas, seperti desa wisata, desa tambang, desa kebun, desa
peternakan, desa nelayan, desa agribisnis, desa industri, desa tradisional
dan lain sebagainya. Dalam tata ruang tersebut, harus tersusun rencana
infrastruktur, site plan untuk office, pemukiman, comercial area, lahan
usaha/budidaya berbasis sentra(satu hamparan), kemampuan daya dukung
lingkungan (berdasarkan estimasi jumlah penduduk maksimal), lokasi
pendidikan, sarana pelayanan kesehatan, pasar, terminal dan ruang publik
(alun alun, taman) dan sebagainya sesuai kebutuhan dan kesepakatan
masyarakat.
2. Penetapan aktivitas dan komoditi yang akan dijadikan basis
pengembangan ekonomi desa,didasarkan analisis terhadap potensi yang
ada, kemampuan masyarakat pada umumnya, potensi pasar, minat dan
kultur masyarakat.
3. Pembentukan lembaga lembaga masyarakat yang akan berperan sebagai
stakeholders, dan akan memberikan berbagai masukan dalam proses
pembangunan desa.
4. Perumusan perencanaan pembangunan untuk satu masa jabatan Kepala
Desa, serta program pembangunan setiap tahunnya. Perumusan harus
melibatkan harus melibatkan seluruh komponen di desa, didasarkan
kepada tata ruang yang telah disusun serta didasarkan kepada kewajaran
dan ketersediaan anggaran.
5. Pemerintah pusat, Provinsi, Kabupaten / Kota dapat memberikan asistensi,
masukan sesuai dengan kebijakan, misi dan visi terhadap dokumen
perencanaan yang disusun, serta memberikan dukungan berupa
pengalokasiandana dalam bentuk tugas pembantuan atau bantuan yang
diarahkan (specific grand ), Dengan demikian tidak ada lagi program
charity, baik dari Kabupaten / Kota, Provinsi maupun dari pusat. Seluruh
aktivitas pembangunan di desa sudah terintegrasi programnya (commited
program ) dan sudah terintegrasi juga alokasi anggarannya (commited
budget).
6. Untuk pembangunan pendidikan, terutama dalam menuntaskan program
wajardikdas sembilan tahun, di desa perlu di bangun sekolah dasar dan
sekolah lanjutan pertama dalam satu lokasi, ini dilakukan untuk
mengefisiesikan biaya pembangunan dan pemeliharaan sekolah, juga
untuk meringankan beban orang tua murid yang besar, yaitu komponen
transport.
7. Untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan di desa perlu dibangun
Puskesmas Pembantu atau sejenis, dan untuk desa yang sangat terpencil
dapat didukung dengan Unit Pelayanan Kesehatan Keliling.
8. meningkatkan SDM aparat desa dilakukan dengan meningkatkan program
dan kegiatan yang telah berjalan melalui program pusat, provinsi dan
kabupaten / kota, efektivitas program lomba desa dan peningkatan
program Non Governtment (NGO).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pembangunan adalah proses perubahan yang disengaja dan direncanakan.
Lebih lengkap lagi, pembangunan berarti perubahan yang disengaja atau
direncanakan dengan tujuan untuk mengubah keadaan yang tidak dikehendaki ke
arah yang dikehendaki. Istilah pembangunan umumnya dipadamkan dengan
istilah developmen, sekalipun istilahdevelopmen sebenarnya berarti perkembangan
tanpa perencanaan. Maka pcmbangunan masyarakat desa juga disebut rurar
development. Sebagaimana diketahui, urbanisasi kecuali berarti (1) 'proses
péngkotaan (proscs mengkotanya suatu daerah/desa) juga berarti: (2) proporsi
penduduk yang tinggal di kota dibanding dengan yang tinggal di desa, dan (3)
perpindahan utau pergeseran penduduk dari desa ke Kota (urbanward migration).
Ketiga unsur Trilogi Pembangunan tersebut yaitu
1. pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya,
2. pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, dan
3. stabilitas yang sehat dan dinamis, diterapkan di setiap sektor, temasuk desa dan
kota, di setiap wilayah dan antar wilayah secara saling terkait, serta dikembangkan
secara selaras dan terpadu.
Dalam proses penyusunan tata ruang desa telah dirumuskan berbagai potensi yang
ada, keunikan, kultur yang melandasi dan harapan harapan yang ingin dicapai,
sehingga wujud desa nantinya menjadi khas, seperti desa wisata, desa tambang,
desa kebun, desa peternakan, desa nelayan, desa agribisnis, desa industri, desa
tradisional dan lain sebagainya. Dalam tata ruang tersebut, harus tersusun rencana
infrastruktur, site plan untuk office, pemukiman, comercial area, lahan
usaha/budidaya berbasis sentra(satu hamparan), kemampuan daya dukung
lingkungan (berdasarkan estimasi jumlah penduduk maksimal), lokasi pendidikan,
sarana pelayanan kesehatan, pasar, terminal dan ruang publik (alun alun, taman)
dan sebagainya sesuai kebutuhan dan kesepakatan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai