Oleh :
Kelompok 5:
2019
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan dan pengembangan wilayah adalah suatu sistem yang padu dan mutlak
terjadi pada wilyah di suatu negara.Dikatakan sebagai suatu sistem yang padu dikarenakan
suatu perencanaan dan pengembangan wilayah memiliki komponen,unsur-unsur,dan
langkah-langkah yang dirancang serta dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan.
Perencanaan wilayah merupakan langkah awal suatu pergerakan yang berisikan rancangan
untuk bisa memajukan wilayah.Pengembangan wilayah adalah suatu langkah nyata yang
diterapkan pada wilayah untuk memaksimal dan mengoptimalkan daya guna lahan pada
suatu wilayah guna membuat wilayah tersebut menjadi maju dan berkembang serta mampu
bersaing seiring maraknya globalisasi.Hasil atas perencanan dan pengembangan wilayah
beragam bergantung pada hasil pembangunan baik fisik maupun nonfisik pada wilayah
tersebut.
Begitu pula kesejahteraan penduduk akan tergantung pada sumber daya dan
aksebilitasnya terhadap suatu lokasi, dimana ekonomi terikat. Semakin tinggi
perekonomian tersebut maka semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan rakyatnya dan
pembangunan perekonomiannya. untuk mencapai keinginan tersebut maka diperlukan
yang namanya strategi pembangunan ekonomi setiap strateg serta peran politik yang harus
disesuaikan dengan kondisi Negara tersebut. Oleh karena itu dalam makalah ini akan
dibahas mengenai aspek penduduk (kuantitas maupun kualitas), ekonomi, politik dalam
perencanaan pembangunan wilayah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya aadalah sebagai berikut:
1. Jelaskan bagaimana peran aspek penduduk (kuantitas dan kualitas) dalam perencanaan
pembangunan wilayah!
2. Jelaskan bagaimana peran aspek ekonomi dalam perencanaan pembangunan wilayah!
3. Jelaskan bagaimana peran aspek politik dalam perencanaan pembangunan wilayah!
1
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk menjelaskan bagaimana peran aspek penduduk (kuantitas dan kualitas) dalam
perencanaan pembangunan wilayah
2. Untuk menjelaskan bagaimana peran aspek ekonomi dalam perencanaan pembangunan
wilayah
3. Untuk menjelaskan bagaimana peran aspek politik dalam perencanaan pembangunan
wilayah
D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan diatas, maka manfaat yang diharapkan dari makalah ini adalah agar
mahasiswa mampu :
1. Mengetahui dan memahami bagaimana peran aspek penduduk (kuantitas dan kualitas)
dalam perencanaan pembangunan wilayah
2. Mengetahui dan memahami bagaimana peran aspek ekonomi dalam perencanaan
pembangunan wilayah
3. Mengetahui dan memahami bagaimana peran aspek politik dalam perencanaan
pembangunan wilayah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Persebaran penduduk erat kaitannya dengan tingkat hunian atau kepadatan
penduduk yang tidak merata. Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa
yang hanya memiliki luas ± 6,9% dari luas wilayah daratan Indonesia. Secara umum,
tingkat kepadatan penduduk atau population density dapat diartikan sebagai
perbandingan banyaknya jumlah penduduk dengan luas daerah atau wilayah yang
ditempati berdasarkan satuan luas tertentu.
Jumlah atau kuantitas penduduk adalah banyaknya penduduk yang menempati
suatu wilayah pada waktu tertentu. Berdasarkan ketentuan yang berlaku di Indonesia,
penduduk Indonesia adalah semua orang yang sekurang-kuranngnya 6 bulan
bertempat tinggal di wilayah Indonesia. Penduduk Indonesia terdiri atas warga negara
dan warga negara asing, kecuali para diplomat/perwakilan negara asing di Indonesia.
Jumlah penduduk yang besar berdampak langsung terhadap pembangunan
berupa tersedianya tenaga kerja yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan
pembangunan. Akan tetapi kuantitas penduduk tersebut juga memicu munculnya
permasalahan yang berdampak terhadap pembangunan. Permasalahan-permasalahan
tersebut di antaranya :
1) Pesatnya pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan kemampuan
produksi menyebabkan tingginya beban pembangunan berkaitan dengan
penyediaan pangan, sandang, dan papan.
2) Kepadatan penduduk yang tidak merata menyebabkan pembangunan hanya
terpusat pada daerah-daerah tertentu yang padat penduduknya saja. Hal ini
menyebabkan hasil pembangunan tidak bisa dinikmati secara merata, sehingga
menimbulkan kesenjangan sosial antara daerah yang padat dan daerah yang
jarang penduduknya.
3) Tingginya angka urbanisasi menyebabkan munculnya kawasan kumuh di kota-
kota besar, sehingga menimbulkan kesenjangan sosial antara kelompok kaya
dan kelompok miskin kota.
4) Pesatnya pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan volume
pekerjaan menyebabkan terjadinya pengangguran yang berdampak pada
kerawanan sosial.
2. Kualitas Penduduk
Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan non-fisik yang
meliputi derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan, produktivitas, tingkat sosial,
4
ketahanan, kemandirian, kecerdasan, sebagai ukuran dasar untuk mengembangkan
kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai manusia yang bertaqwa, berbudaya,
berkepribadian, berkebangsaan dan hidup layak. Kualitas penduduk disebut juga mutu
penduduk atau mutu sumber daya manusia. Apabila suatu negara memiliki kualitas
penduduk yang tinggi, maka penduduk atau sumber daya tersebut merupakan modal dan
bukan menjadi beban pembangunan. Oleh sebab itu, peningkatan jumlah penduduk
seharusnya diikuti dengan peningkatan kualitas penduduk.
Kualitas penduduk atau mutu sumber daya manusia sangat berpengaruh terhadap
tingkat kemajuan suatu negara. Hal ini terkait dengan kemampuan penduduk untuk
mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Kualitas penduduk suatu negara dapat diketahui dari faktor-faktor
yang memengaruhinya, yaitu tingkat pendapatan penduduk, tingkat pendidikan, dan
tingkat kesehatan.
a) Tingkat Pendapatan Penduduk
Tingkat pendapatan penduduk diukur dari besarnya pendapatan per kapita.
Pendapatan per kapita adalah pendapatan yang diperoleh rata-rata penduduk dalam
waktu satu tahun. Pendapatan per kapita dapat mencerminkan tingkat kesejahteraan dan
kemajuan perekonomian suatu negara. Semakin tinggi pendapatan per kapita, semakin
tinggi kesejahteraan penduduknya karena dapat memenuhi kebutuhan pangan, sandang,
papan, kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan yang lain secara layak.
b) Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu kunci utama untuk mencapai kemajuan suatu
negara. Cepat atau lambatnya suatu negara dalam meningkatkan kemajuan ekonominya
sangat tergantung pada keberhasilan negara tersebut memberikan pendidikan kepada
penduduknya. Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk, menunjukkan semakin
tingginya kualitas penduduk di negara tersebut. Pendidikan akan meningkatkan
kemampuan penduduk untuk mengolah sumber daya alam yang dimiliki sehingga akan
meningkatkan kesejahteraan penduduk. Penduduk Indonesia dari segi pendidikan masih
tergolong rendah.
c) Tingkat Kesehatan
Kualitas penduduk dalam hal kesehatan merupakan faktor yang berpengaruh
terhadap kinerja dan produktivitas seseorang. Tinggi rendahnya tingkat kesehatan
penduduk suatu negara dapat dilihat dari besarnya angka kematian bayi dan ibu pada saat
5
melahirkan. Semakin rendah angka kematian bayi dan ibu pada saat melahirkan, berarti
semakin baik tingkat kesehatan penduduk.
Rendahnya tingkat kesehatan penduduk dapat disebabkan karena masih banyaknya
lingkungan yang kurang sehat yang memudahkan penyebaran berbagai penyakit menular.
Untuk itu diperlukan kesadaran penduduk untuk selalu menjaga kesehatan diri dan
lingkungannya. Selain itu, rendahnya tingkat kesehatan penduduk juga disebabkan oleh
terbatasnya layanan kesehatan oleh tenaga medis terutama di daerah-daerah pedesaan
yang terpencil. Di Indonesia penduduk yang mendapatkan pelayanan kesehatan baru
sekitar 43%. Sedangkan sisanya belum mendapatkan pelayanan kesehatan secara optimal.
Hubungan antara kependudukan dari aspek kuantitas dan kualitas. Dari sudut
jumlah penduduk dapat bersifat negative maupun positif. Penduduk besar atau banyak
berkualitas dapat menjadi modal dalam pembangunan, sebaliknya penduduk besar atau
6
banyak akan menjadi beban bagi pembangunan jika kualitasnya rendah. Jumlah penduduk
sedikit namun berkualitas meskipun sumber alam terbatas pertumbuhan ekonomi dapat
berkembang atau tumbuh dengan pesat,sebaliknya jumlah besar atau banyak kualitas
sumber daya manusianya rendah, meskipun sumber daya alam banyak akan berdampak
kepada kondisi ketahanan nasional
Pembangunan yang berwawasan kependudukan menuntut strategi pembangunan
yang bersifat bottom-up planning. Melalui pendekatan ini, tujuan utama seluruh proses
pembangunan adalah lebih memeratakan kesejahteraan penduduk daripada mementingkan
tingkat pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, pendekatan bottom-up berupaya
mengoptimalkan penyebaran sumber daya yang dimiliki dan potensi keseluruh wilayah
dan membangun sesuia dengan potensi dan masalah khusus yang dihadapi oleh daerah
masing-masing. Pada saat ini banyak pemerintah di Negara-negara berkembang mengikuti
aliran bottom-up palnning dengan maksud lebih menyeimbangkan pelaksanaan
pembangunan, dalam arti memanfaatkan ruang dan sumber daya secara lebih efisian.
Pendekatan bottom-up mengisyratakan kebebasan daerah atau wilayah untuk
merencanakan pembangunan sesuai dengan keperluan dan keadaan daerah masing-
masing. Oleh karena itu, otonomi yang seluas-luasnya perlu diberikan kepada setiap
daerah agar mampu mengatur dan menjalankan berbagai kebijakan yang dirumuskan
sendiri guna peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah atau kawasan yang
bersangkutan. Melalui otonimi daerah, yang berarti adalah desentralisasi pembangunan,
maka laju pertumbuhan antar daerah akan semakin seimbang dan serasi sehingga
pelaksanaan pembangunan nasional serta hasil-hasilnya merata di seluruh Indonesia
9
d) Strategi yang berwawasan ruang
Strategi ini dikemukakan oleh Myedall dan Hirschman, yang mengemukakan
sebab-sebab kurang mampunya daerah miskin berkembang secapat daerah yang lebih
kaya/maju dikarenakan kemampuan/ pengaruh menyebar dari kaya ke miskin (spread
effects) lebih kecil dari pada terjadinya aliran sumber daya dari daerah miskin ke
daerah kaya (back-wash-effects). Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah,
bahwa Mydrall tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan
tercapai. Sedangkan Hirscham percaya, sekalipun baru akan tercapai dalam jangka
panjang.
e) Strategi pendekatan kebutuhan pokok
Kebutuhan pokok merupakan kebutuhan yang harus benar – benar dipenuhi,
seperti sandang, pangan, dan papan. Dalam hal pembangunan Indonesia masih
sangat rendah terutama pada sektor pemenuhan kebutuhan pokok, Indonesia masih
jauh dari kata terpenuhi. Masih banyak masyarakat Indonesia yang kebutuhan
pokoknya belum terpenuhi. Maka dari itu dilakukan suatu strategi untuk
menanggulanginya, yaitu strategi pendekatan kebutuhan pokok. Sasaran dalam
strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara masal. Menghapus kemiskinan
di indonesia mungkin hal yang sangat sulit untuk diwujudkan tapi setidaknya
mengurangi kemiskinan dapat diupayakan. Penanggulangan kemiskinan bisa
diupayakan dengan cara – cara berikut antara lain:
1) Kurangi korupsi, mengurangi korupsi mungkin lebih mudah daripada
memberantas korupsi secara keseluruhan. Setidaknya dengan berkurangnya
korupsi dapat membantu menanggulangi kemiskinan.
2) Percayakan produk lokal dan kalo bisa dinomorsatukan, mempercayai dan
menggunakan produk lokal atau dalam negeri lebih baik daripada menggunakan
produk luar karena dapat membantu Negara ini sendiri agar semakin
berkembang.
3) Tingkatkan mutu barang, meningkatkan mutu atau kualitas dari suatu barang itu
sangat penting, karena kualitas menentukan kepercayaan konsumen terhadap
suatu barang.
4) Maksimalkan pendidikan dan keterampilan, meningkatkan dan memaksimalkan
pendidikan bagi masyarakat, serta mengajarkan keterampilan bagi masyarakat
luas dapat menghasilkan sumber daya manusia yang unggul sehingga dapat
menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.
10
5) Jujur, sikap jujur merupakan suatu pondasi untuk memiliki hidup yang lebih
baik. Jujur harus ditanamkan kepada semua orang agar tidak terjadi hal yang
dapat merugikan Negara seperti korupsi.
6) Gigih, untuk menanggulangi kemiskinan kita harus melakukannya dengan
bersungguh-sungguh agar tercapai yang kita harapkan.
11
6) Penyediaan infrastruktur seperti : sarana air bersih, taman, sarana parkir,
tempat olahraga dan lain sebagainya.
b) Strategi pengembangan dunia usaha ( business development strategy)
Pengembangan dunia usaha merupakan komponen penting dalam
pembangunan ekonomi daerah, karena daya tarik, kerativitas atau daya tahan
kegiatan ekonomi dunia usaha, adalah merupakan cara terbaik untuk menciptakan
perekonomian daerah yang sehat. Untuk mencapai tujuan pembangunan fisik
tersebut diperlukan alat-alat pendukung, antara lain :
1) Penciptaan iklim usaha yang baik bagi dunia usaha, melalui pengaturan dan
kebijakan yang memberikan kemudahan bagi dunia usaha dan pada saat yang
sama mencegah penurunan kualitas lingkungan.
2) Pembuatan informasi terpadu yanf dapat memudahkan masyarakat dan dunia
usaha untuk berhubungan dengan aparat pemerintah daerah yang berkaitan
dengan perijinan dan informasi rencana pembangunan ekonomi daerah.
3) Pendirian pusat konsultasi dan pengembangan usaha kecil, karena usaha
kecil perannya sangat penting sebagai penyerap tenaga kerja dan sebagai
sumber dorongan memajukan kewirausahaan.
4) Pembuatan system pemasaran bersama untuk menghindari skala yang tidak
ekonomis dalam produksi, dan meningkatkan daya saing terhadap produk
impor, seta sikap kooperatif sesamapelaku bisnis.
5) Pembuatan lembaga penelitian dan pengembangan litbang). Lembaga ini
diperlukan untuk melakukan kajian tentang pengembangan produk baru,
teknologi baru,dan pencarian pasar baru.
c) Strategi pengembangan sumber daya manusia ( human resource development
strategy)
Strategi pengembangan sumberdaya manusia merupakan aspek yang paling
penting dalam proses pembangunan ekonomi, oleh karena itu pembangunan
ekonomi tanpa dibarengi dengan peningkatan kualitas dan ketrampilan
sumberdaya manusia adalah suatu keniscayaan. Pengembangan kualitas
seumberdaya manusia dapat dilakukan denganca cara :
1) Pelatihan dengan system customized training, yaitu system pelatihan yang
dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan dan harapan sipemberi
kerja.
2) Pembuatan bank keahlian (skill banks), sebagai bank informasi yang berisi
data tentang keahlian dan latar belakang orang yang menganggur di
12
penciptaan iklim yang mendukung bagi perkembangan lembaga-lembaga
pendidikan dan keterampilan di daerah.
3) Pengembangan lembaga pelatihan bagi para penyandang cacat.
d) Strategi pengembangan masyarakat (community based development strategy)
Strategi pengembangan masyarakat ini merupakan kegiatan yang ditujukan
untuk memberdayakan (empowerment)suatu kelompok masyarakat tertentu pada
suatu daerah. Kegiatan-kegiatn ini berkembang baik di Indonesia belakangan ini,
karena ternyata kebijakan umum ekonomi yang tidak mampu memberikan
manfaat bagi kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Tujuan kegiatan ini
adalah untuk menciptakan manfaat social, seperti misalnya dengan menciptakan
proyek-proyek padat karya untuk memenuhi kebutuhan hidup atau untuk
memperoleh keuntungan dari usahanya.
13
berakibat pada pelecehan martabat bangsa lain dan menolak kehadiran bangsa lain itu di
negara yang bersangkutan.
Keterkaitan politik terhadap perencanaan pembangunan tersebut di atas, oleh para
ahli politik dan pembangunan terutama dapat dilihat dari adanya ideologi yang dianut oleh
suatu negara. Hubungan antara politik dan pembangunan menurut Bintoro (1988:54),
walaupun secara spesifik ia mengkaitkannya dengan adminitrasi pembangunan dapat
dilihat dari beberapa hal:
1. Aspek politik yang mempunyai pengaruh tibal balik dengan adminitrasi pembangunan
adalah filsafat hidup bangsa atau filsafat politik kemasyarakatan dari suatu negara
tertentu. Hal ini juga berhubungan dengan interdepedensi antara sistem politik yang
dianut dengan admintrasi pembangunan.
2. Komitmen dari elite kekuasaan pemerintahan terhadap proses pembangunan dan
kesediaan menerima pendekatan yang sungguh- sungguh terhadap usaha yang saling
terkait antara berbagai segi kehidupan masyarakat.
3. Masalah yang berhubungan dengan kestabilan politik.
4. Perkembangan bidang politik ke arah pemberian iklim politik yang lebih menunjang
pembangunan.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hubungan antara kependudukan dari aspek kuantitas dan kualitas. Dari sudut jumlah
penduduk dapat bersifat negative maupun positif. Penduduk besar atau banyak
berkualitas dapat menjadi modal dalam pembangunan, sebaliknya penduduk besar atau
banyak akan menjadi beban bagi pembangunan jika kualitasnya rendah. Jumlah
penduduk sedikit namun berkualitas meskipun sumber alam terbatas pertumbuhan
ekonomi dapat berkembang atau tumbuh dengan pesat,sebaliknya jumlah besar atau
banyak kualitas sumber daya manusianya rendah, meskipun sumber daya alam banyak
akan berdampak kepada kondisi ketahanan nasional.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic
growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya,
pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Sedangkan aspek
politik mempunyai pengaruh tibal balik dengan adminitrasi pembangunan adalah
filsafat hidup bangsa atau filsafat politik kemasyarakatan dari suatu negara tertentu.
Jika politik disuatu negara aman, maka pembangunan juga akan semakin lancar.
B. Saran
Didalam melakukan pembangunan, setiap pemerintah memerlukan perencanaan yang
akurat serta diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap pembangunan yang
dilakukannya seiring dengan semakin pesatnya pembangunan bidang ekonomi,
perubahan demografi dan politik yang ada disuatu wilayah.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://junaidi-chaniago.tripod.com/artikel/KEPENDUDUKAN.htm
(Diakses pada, Selasa 26-02-2019)
https://www.academia.edu/30009435/Makalah_Kependudukan_Bab_8_Ulfa_Puspita_Sari_1
211021120_Vivi_Ningtia_Sari_1211021124
(Diakses pada, Selasa 26-02-2019)
https://www.academia.edu/8745491/Makalah_Strategi_dan_Perencanaan_Pembangunan_Eko
nomi_
(Diakses pada, Selasa 26-02-2019)
http://blog.ub.ac.id/hyasintus/2013/05/19/pengaruh-politik-terhadap-perencanaan/
(Diakses pada, Selasa 26-02-2019)
16