Anda di halaman 1dari 19

Makalah

“Aspek Penduduk (Kuantitas Maupun Kualitas), Ekonomi, Politik Dalam Perencanaan


Pembangunan Wilayah”

Mata Kuliah : Perencanaan dan Pengembangan Wilayah

Dosen Pengampu : Dr. Darwin P. Lubis, S.Si, M. Si

Oleh :

Kelompok 5:

Jessica H Silaban (3162131015)


Rio Nainggolan (3162131005)
Winarti (3162131007)

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
mengucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Aspek Penduduk
(Kuantitas Maupun Kualitas), Ekonomi, Politik Dalam Perencanaan Pembangunan
Wilayah” ini dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan-
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan maupun dalam susunan kalimat dan tata
bahasnya. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritikan atau saran dari pembaca untuk
menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah kami ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 26 Februari 2019


Hormat kami
Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1


A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 1
C. Tujuan...................................................................................... 2
D. Manfaat .................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................... 3
A. Aspek penduduk (kuantitas dan kualitas) dalam perencanaan
pembangunan wilayah .............................................................. 3
B. Aspek ekonomi dalam perencanaan pembangunan wilayah ...... 7
C. Aspek politik dalam perencanaan pembangunan wilayah ......... 13
BAB III PENUTUP .......................................................................... 15
A. Kesimpulan .............................................................................. 15
B. Saran ........................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perencanaan dan pengembangan wilayah adalah suatu sistem yang padu dan mutlak
terjadi pada wilyah di suatu negara.Dikatakan sebagai suatu sistem yang padu dikarenakan
suatu perencanaan dan pengembangan wilayah memiliki komponen,unsur-unsur,dan
langkah-langkah yang dirancang serta dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan.
Perencanaan wilayah merupakan langkah awal suatu pergerakan yang berisikan rancangan
untuk bisa memajukan wilayah.Pengembangan wilayah adalah suatu langkah nyata yang
diterapkan pada wilayah untuk memaksimal dan mengoptimalkan daya guna lahan pada
suatu wilayah guna membuat wilayah tersebut menjadi maju dan berkembang serta mampu
bersaing seiring maraknya globalisasi.Hasil atas perencanan dan pengembangan wilayah
beragam bergantung pada hasil pembangunan baik fisik maupun nonfisik pada wilayah
tersebut.
Begitu pula kesejahteraan penduduk akan tergantung pada sumber daya dan
aksebilitasnya terhadap suatu lokasi, dimana ekonomi terikat. Semakin tinggi
perekonomian tersebut maka semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan rakyatnya dan
pembangunan perekonomiannya. untuk mencapai keinginan tersebut maka diperlukan
yang namanya strategi pembangunan ekonomi setiap strateg serta peran politik yang harus
disesuaikan dengan kondisi Negara tersebut. Oleh karena itu dalam makalah ini akan
dibahas mengenai aspek penduduk (kuantitas maupun kualitas), ekonomi, politik dalam
perencanaan pembangunan wilayah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya aadalah sebagai berikut:
1. Jelaskan bagaimana peran aspek penduduk (kuantitas dan kualitas) dalam perencanaan
pembangunan wilayah!
2. Jelaskan bagaimana peran aspek ekonomi dalam perencanaan pembangunan wilayah!
3. Jelaskan bagaimana peran aspek politik dalam perencanaan pembangunan wilayah!

1
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk menjelaskan bagaimana peran aspek penduduk (kuantitas dan kualitas) dalam
perencanaan pembangunan wilayah
2. Untuk menjelaskan bagaimana peran aspek ekonomi dalam perencanaan pembangunan
wilayah
3. Untuk menjelaskan bagaimana peran aspek politik dalam perencanaan pembangunan
wilayah

D. Manfaat Penulisan
Berdasarkan tujuan diatas, maka manfaat yang diharapkan dari makalah ini adalah agar
mahasiswa mampu :
1. Mengetahui dan memahami bagaimana peran aspek penduduk (kuantitas dan kualitas)
dalam perencanaan pembangunan wilayah
2. Mengetahui dan memahami bagaimana peran aspek ekonomi dalam perencanaan
pembangunan wilayah
3. Mengetahui dan memahami bagaimana peran aspek politik dalam perencanaan
pembangunan wilayah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Aspek Penduduk (Kuantitas dan Kualitas) dalam Perencanaan Pembangunan


Wilayah
1. Kuantitas Penduduk
Menurut Koestur (1995), kuantitas penduduk meliputi jumlah, struktur komposisi, dan
pertumbuhan penduduk yang ideal melalui pengendalian angka kelahiran, penurunan
angka kematian, dan persebaran penduduk yang merata.
a) Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk suatu negara biasanya diketahui melalui sensus, yaitu
perhitungan resmi jumlah penduduk suatu negara yang dilakukan oleh pemerintah dalam
jangka waktu tertentu. Jumlah penduduk Indonesia selalu berubah dari waktu ke waktu.
Jumlah penduduk negara Indonesia menempati urutan keempat terbanyak di dunia setelah
Cina, India, dan Amerika Serikat. Di kawasan Asia Tenggara, jumlah penduduk Indonesia
menempati urutan pertama. Tingginya jumlah penduduk Indonesia sebagian besar pada
usia muda sehingga jumlah angkatan kerja semakin banyak. Tingginya angkatan kerja ini
belum diimbangi dengan ketersediaan lapangan kerja yang memadai. Akibatnya, jumlah
pengangguran semakin bertambah. Di antara tenaga kerja yang menganggur tersebut,
terdapat tenaga kerja terdidik yang seharusnya dapat membuka lapangan kerja baru.
Akibatnya, tenaga kerja tersebut menjadi tanggungan masyarakat dan dalam jangka waktu
yang lama akan menjadi beban negara. Jumlah penduduk dunia pada saat ini, penduduk
terus mengalami pertumbuhan yang tinggi.
b) Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah pertambahan atau pengurangan jumlah penduduk di suatu
wilayah. Pertumbuhan penduduk dibedakan menjadi dua, yaitu :
1) Pertumbuhan Penduduk Alami : Pertumbuhan penduduk alami adalah perubahan
jumlah penduduk karena adanya kelahiran dan kematian.
2) Pertumbuhan Penduduk Total : Pertumbuhan penduduk total adalah perubahan
jumlah penduduk yang dipengaruhi oleh angka kelahiran, kematian, dan
perpindahan (migrasi) penduduk. Pertumbuhan penduduk dapat digolongkan
menjadi tiga macam, yakni pertumbuhan penduduk rendah, sedang, dan tinggi.
c) Persebaran / Kepadatan Penduduk

3
Persebaran penduduk erat kaitannya dengan tingkat hunian atau kepadatan
penduduk yang tidak merata. Sekitar 60% penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa
yang hanya memiliki luas ± 6,9% dari luas wilayah daratan Indonesia. Secara umum,
tingkat kepadatan penduduk atau population density dapat diartikan sebagai
perbandingan banyaknya jumlah penduduk dengan luas daerah atau wilayah yang
ditempati berdasarkan satuan luas tertentu.
Jumlah atau kuantitas penduduk adalah banyaknya penduduk yang menempati
suatu wilayah pada waktu tertentu. Berdasarkan ketentuan yang berlaku di Indonesia,
penduduk Indonesia adalah semua orang yang sekurang-kuranngnya 6 bulan
bertempat tinggal di wilayah Indonesia. Penduduk Indonesia terdiri atas warga negara
dan warga negara asing, kecuali para diplomat/perwakilan negara asing di Indonesia.
Jumlah penduduk yang besar berdampak langsung terhadap pembangunan
berupa tersedianya tenaga kerja yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan
pembangunan. Akan tetapi kuantitas penduduk tersebut juga memicu munculnya
permasalahan yang berdampak terhadap pembangunan. Permasalahan-permasalahan
tersebut di antaranya :
1) Pesatnya pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan kemampuan
produksi menyebabkan tingginya beban pembangunan berkaitan dengan
penyediaan pangan, sandang, dan papan.
2) Kepadatan penduduk yang tidak merata menyebabkan pembangunan hanya
terpusat pada daerah-daerah tertentu yang padat penduduknya saja. Hal ini
menyebabkan hasil pembangunan tidak bisa dinikmati secara merata, sehingga
menimbulkan kesenjangan sosial antara daerah yang padat dan daerah yang
jarang penduduknya.
3) Tingginya angka urbanisasi menyebabkan munculnya kawasan kumuh di kota-
kota besar, sehingga menimbulkan kesenjangan sosial antara kelompok kaya
dan kelompok miskin kota.
4) Pesatnya pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan volume
pekerjaan menyebabkan terjadinya pengangguran yang berdampak pada
kerawanan sosial.

2. Kualitas Penduduk
Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan non-fisik yang
meliputi derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan, produktivitas, tingkat sosial,
4
ketahanan, kemandirian, kecerdasan, sebagai ukuran dasar untuk mengembangkan
kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai manusia yang bertaqwa, berbudaya,
berkepribadian, berkebangsaan dan hidup layak. Kualitas penduduk disebut juga mutu
penduduk atau mutu sumber daya manusia. Apabila suatu negara memiliki kualitas
penduduk yang tinggi, maka penduduk atau sumber daya tersebut merupakan modal dan
bukan menjadi beban pembangunan. Oleh sebab itu, peningkatan jumlah penduduk
seharusnya diikuti dengan peningkatan kualitas penduduk.
Kualitas penduduk atau mutu sumber daya manusia sangat berpengaruh terhadap
tingkat kemajuan suatu negara. Hal ini terkait dengan kemampuan penduduk untuk
mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Kualitas penduduk suatu negara dapat diketahui dari faktor-faktor
yang memengaruhinya, yaitu tingkat pendapatan penduduk, tingkat pendidikan, dan
tingkat kesehatan.
a) Tingkat Pendapatan Penduduk
Tingkat pendapatan penduduk diukur dari besarnya pendapatan per kapita.
Pendapatan per kapita adalah pendapatan yang diperoleh rata-rata penduduk dalam
waktu satu tahun. Pendapatan per kapita dapat mencerminkan tingkat kesejahteraan dan
kemajuan perekonomian suatu negara. Semakin tinggi pendapatan per kapita, semakin
tinggi kesejahteraan penduduknya karena dapat memenuhi kebutuhan pangan, sandang,
papan, kesehatan, pendidikan, dan kebutuhan yang lain secara layak.
b) Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu kunci utama untuk mencapai kemajuan suatu
negara. Cepat atau lambatnya suatu negara dalam meningkatkan kemajuan ekonominya
sangat tergantung pada keberhasilan negara tersebut memberikan pendidikan kepada
penduduknya. Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk, menunjukkan semakin
tingginya kualitas penduduk di negara tersebut. Pendidikan akan meningkatkan
kemampuan penduduk untuk mengolah sumber daya alam yang dimiliki sehingga akan
meningkatkan kesejahteraan penduduk. Penduduk Indonesia dari segi pendidikan masih
tergolong rendah.
c) Tingkat Kesehatan
Kualitas penduduk dalam hal kesehatan merupakan faktor yang berpengaruh
terhadap kinerja dan produktivitas seseorang. Tinggi rendahnya tingkat kesehatan
penduduk suatu negara dapat dilihat dari besarnya angka kematian bayi dan ibu pada saat

5
melahirkan. Semakin rendah angka kematian bayi dan ibu pada saat melahirkan, berarti
semakin baik tingkat kesehatan penduduk.
Rendahnya tingkat kesehatan penduduk dapat disebabkan karena masih banyaknya
lingkungan yang kurang sehat yang memudahkan penyebaran berbagai penyakit menular.
Untuk itu diperlukan kesadaran penduduk untuk selalu menjaga kesehatan diri dan
lingkungannya. Selain itu, rendahnya tingkat kesehatan penduduk juga disebabkan oleh
terbatasnya layanan kesehatan oleh tenaga medis terutama di daerah-daerah pedesaan
yang terpencil. Di Indonesia penduduk yang mendapatkan pelayanan kesehatan baru
sekitar 43%. Sedangkan sisanya belum mendapatkan pelayanan kesehatan secara optimal.

3. Dimensi Kependudukan dalam Pembangunan


Ada beberapa alasan yang melandasi pemikiran bahwa penduduk merupakan isu
yang sangat strategis dalam kerangka pembangunan nasional. Berbagai pertimbangan
tersebut adalah sebagai berikut:
a) Penduduk merupakan pusat dari seluruh kebijakan dan program pembangunan yang
dilakukan. Dapat dikemukakan bahwa penduduk adalah subjek dan objek
pembangunan. Jadi, pembangunan baru dapat dikatakan berhasil jika mampu
meningkatkan kesejahteraan penduduk dalam arti luas yaitu kualitas fisik maupun non
fisik yang melekat pada diri penduduk itu sendiri.
b) Keadaan penduduk yang ada sangat mempengaruhi dinamika pembangunan yang
sedang dilaksanakan oleh pemerintah. Jumlah penduduk yang besar, jika diikuti dengan
kualitas penduduk yang memadai, akan merupakan pendorong bagi pertumbuhan
ekonomi. Sebaliknya, jumlah penduduk yang besar, jika diikuti dengan tingkat kualitas
rendah, menjadikan penduduk tersebut hanya sebagai beban bagi pembangunan
nasional.
c) Dampak perubahan dinamika kependudukan baru akan terasa dalam jangka yang
panjang. Karenanya, seringkali peranan penting penduduk dalam pembangunan
terabaikan. Sebagai contoh, beberapa ahli kesehatan memperkirakan bahwa krisis
ekonomi dewasa ini akan memberikan dampak negatif terhadap kesehatan seseorang
pada 25 tahun ke depan atau satu generasi.

Hubungan antara kependudukan dari aspek kuantitas dan kualitas. Dari sudut
jumlah penduduk dapat bersifat negative maupun positif. Penduduk besar atau banyak
berkualitas dapat menjadi modal dalam pembangunan, sebaliknya penduduk besar atau

6
banyak akan menjadi beban bagi pembangunan jika kualitasnya rendah. Jumlah penduduk
sedikit namun berkualitas meskipun sumber alam terbatas pertumbuhan ekonomi dapat
berkembang atau tumbuh dengan pesat,sebaliknya jumlah besar atau banyak kualitas
sumber daya manusianya rendah, meskipun sumber daya alam banyak akan berdampak
kepada kondisi ketahanan nasional
Pembangunan yang berwawasan kependudukan menuntut strategi pembangunan
yang bersifat bottom-up planning. Melalui pendekatan ini, tujuan utama seluruh proses
pembangunan adalah lebih memeratakan kesejahteraan penduduk daripada mementingkan
tingkat pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, pendekatan bottom-up berupaya
mengoptimalkan penyebaran sumber daya yang dimiliki dan potensi keseluruh wilayah
dan membangun sesuia dengan potensi dan masalah khusus yang dihadapi oleh daerah
masing-masing. Pada saat ini banyak pemerintah di Negara-negara berkembang mengikuti
aliran bottom-up palnning dengan maksud lebih menyeimbangkan pelaksanaan
pembangunan, dalam arti memanfaatkan ruang dan sumber daya secara lebih efisian.
Pendekatan bottom-up mengisyratakan kebebasan daerah atau wilayah untuk
merencanakan pembangunan sesuai dengan keperluan dan keadaan daerah masing-
masing. Oleh karena itu, otonomi yang seluas-luasnya perlu diberikan kepada setiap
daerah agar mampu mengatur dan menjalankan berbagai kebijakan yang dirumuskan
sendiri guna peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah atau kawasan yang
bersangkutan. Melalui otonimi daerah, yang berarti adalah desentralisasi pembangunan,
maka laju pertumbuhan antar daerah akan semakin seimbang dan serasi sehingga
pelaksanaan pembangunan nasional serta hasil-hasilnya merata di seluruh Indonesia

B. Aspek Ekonomi Penduduk dalam Perencanaan Pembangunan Wilayah


Pembangunan ekonomi di negara-negara sedang berkembang yang mengalami
ledakan penduduk, termasuk Indonesia, akan selalu mengkaitkan antara kependudukan
dan pembangunan ekonomi. Akan tetapi hubungan antara masalah kependudukan dan
pembangunan ekonomi tergantung dari masalah kependudukan yang dihadapi tiap negara
{country specific). Dengan demikian. tiap negara mempunyai masalah kependudukan
yang khas dan mempunyai potensi dan tantangan pembangunan ekonomi yang khas pula
(Wirosardjono, 1988).
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan
pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan
7
disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan
pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu Negara. Pembangunan ekonomi tak dapat
lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong
pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses
pembangunan ekonomi. Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses
kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
Pendapatan Nasional Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila
terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan
indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.
1. Teori Strategi Pembangunan Ekonomi
Strategi Pembangunan Indonesia yang diarahkan untuk membangun Indonesia di
segala bidang yang merupakan perwujudan dari amanat yang tertera jelas dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 terutama dalam pemenuhan hak dasar rakyat dan
penciptaan landasan pembangunan yang kokoh. Paradigma Pembangunan untuk semua
dalam konteks Indonesia hanya dapat dilakukan dengan menerapkan enam strategi dasar
pembangunan;
a) Menerapkan strategi pembangunan yang inklusif, yang menjamin pemerataan dan
keadilan, serta mampu menghormati dan menjaga keberagaman rakyat Indonesia.
b) Pembangunan Indonesia haruslah berdimensi kewilayahan.
c) Menciptakan integrasi ekonomi nasional dalam era globalisasi.
d) Pengembangan ekonomi lokal di setiap daerah, guna membangun ekonomi domestik
yang kuat secara nasional.
e) Adanya keserasian antara pertumbuhan dan pemerataan, atau Growth with Equity.
Oleh sebab itu, pemerintah menerapkan Program Keluarga Harapan (PKH), BLT,
Jamkesmas, BOS, dan Kredit Usaha Kecil (KUR).
f) Adapun strategi yang terakhir adalah pembangunan yang menitik-beratkan pada
kemajuan kualitas manusianya. Manusia Indonesia bukan sekedar obyek
pembangunan, melainkan justru subyek pembangunan. Sumber daya manusia
menjadi aktor dan sekaligus fokus tujuan pembangunan, sehingga dapat dibangun
kualitas kehidupan manusia Indonesia yang makin baik

2. Macam-macam Strategi Pembangunan Ekonomi


Salah satu konsep penting yang perlu diperhatikan dalam mempelajari
perekonomian suatu Negara adalah mengetahui tentang strategi pembangunan ekonomi.
8
Strategi pembangunan ekonomi diberi batasan sebagai suatu tindakan pemilihan atas
faktor-faktor (variable) yang akan dijadikan faktor/variable utama yang menjadi penentu
jalannya proses pertumbuhan (suroso, 1993). Beberapa strategi pembangunan ekonomi
yang dapat disampaikan adalah :
a) Strategi pertumbuhan
Inti dari konsep ini adalah :
1) Strategi pembangunan ekonomi suatu Negara akan terpusat pada upaya
pembentukan modal, serta bagaimana menanamkannya secara seimbang,
menyebar, terarah, dan memusat, sehingga dapat menimbulkan efek
pertumbuhan ekonomi.
2) Selanjutnya bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah
melalui proses merambat ke bawah (trickle-down-effect) pendistribusian
kembali.
3) Jika terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan, hal tersebut merupakan
persyaratan terciptanya pertumbuhan ekonomi.
4) Kritik paling keras dari strategi yang pertama ini adalah, bahwa pada
kenyataannya yang tgerjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.

b) Strategi pembangunan dengan pemerataan


Inti dari konsep ini adalah, dengan ditekankannya peningkatan pembangunan
melalui teknik social engineering, seperti halnya melalui penyusunan perencanaan
induk, dan program terpadu. Strategi ini muncul setelah melihat keadaan sosial antara
si kaya dan si miskin mendorong para ilmuwan untuk mencari alternatif. Alternatif
baru yang muncul adalah strategi pembangunan pemerataan. Strategi ini dikemukakan
oleh Ilma Aldeman dan Morris. Yang menonjol pada pertumbuhan pemerataan ini
adalah ditekannya peningkatan pembangunan melalui teknik social
engineering, seperti melalui penyusunan rencana induk, paket program terpadu.
c) Strategi Ketergantungan
Tidak sempurnanya konsep strategi pertama dan kedua mendorong para ahli
ekonimi mencari alternatif lain, sehingga pada tahun 1965 muncul strategi
pembangunan dengan nama strategi ketergantungan adalah jika suatu Negara ingin
terbebas dari kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi, Negara tersebut harus
mengarahkan upaya pembangunan ekonominya pada usah melepaskan
ketergantungan dari pihak lain. Langkah yang dapat ditempuh diantaranya adalah;
meningkatkan produksi nasional yang disertai dengan peningkatan kemampuan dalam
bidang produksi, lebih mencintai produk nasional, dan sejenisnya.

9
d) Strategi yang berwawasan ruang
Strategi ini dikemukakan oleh Myedall dan Hirschman, yang mengemukakan
sebab-sebab kurang mampunya daerah miskin berkembang secapat daerah yang lebih
kaya/maju dikarenakan kemampuan/ pengaruh menyebar dari kaya ke miskin (spread
effects) lebih kecil dari pada terjadinya aliran sumber daya dari daerah miskin ke
daerah kaya (back-wash-effects). Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah,
bahwa Mydrall tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan
tercapai. Sedangkan Hirscham percaya, sekalipun baru akan tercapai dalam jangka
panjang.
e) Strategi pendekatan kebutuhan pokok
Kebutuhan pokok merupakan kebutuhan yang harus benar – benar dipenuhi,
seperti sandang, pangan, dan papan. Dalam hal pembangunan Indonesia masih
sangat rendah terutama pada sektor pemenuhan kebutuhan pokok, Indonesia masih
jauh dari kata terpenuhi. Masih banyak masyarakat Indonesia yang kebutuhan
pokoknya belum terpenuhi. Maka dari itu dilakukan suatu strategi untuk
menanggulanginya, yaitu strategi pendekatan kebutuhan pokok. Sasaran dalam
strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara masal. Menghapus kemiskinan
di indonesia mungkin hal yang sangat sulit untuk diwujudkan tapi setidaknya
mengurangi kemiskinan dapat diupayakan. Penanggulangan kemiskinan bisa
diupayakan dengan cara – cara berikut antara lain:
1) Kurangi korupsi, mengurangi korupsi mungkin lebih mudah daripada
memberantas korupsi secara keseluruhan. Setidaknya dengan berkurangnya
korupsi dapat membantu menanggulangi kemiskinan.
2) Percayakan produk lokal dan kalo bisa dinomorsatukan, mempercayai dan
menggunakan produk lokal atau dalam negeri lebih baik daripada menggunakan
produk luar karena dapat membantu Negara ini sendiri agar semakin
berkembang.
3) Tingkatkan mutu barang, meningkatkan mutu atau kualitas dari suatu barang itu
sangat penting, karena kualitas menentukan kepercayaan konsumen terhadap
suatu barang.
4) Maksimalkan pendidikan dan keterampilan, meningkatkan dan memaksimalkan
pendidikan bagi masyarakat, serta mengajarkan keterampilan bagi masyarakat
luas dapat menghasilkan sumber daya manusia yang unggul sehingga dapat
menciptakan lapangan pekerjaan sendiri.

10
5) Jujur, sikap jujur merupakan suatu pondasi untuk memiliki hidup yang lebih
baik. Jujur harus ditanamkan kepada semua orang agar tidak terjadi hal yang
dapat merugikan Negara seperti korupsi.
6) Gigih, untuk menanggulangi kemiskinan kita harus melakukannya dengan
bersungguh-sungguh agar tercapai yang kita harapkan.

3. Strategi Pembangunan Ekonomi Daerah


Secara umum strategi pembangunan ekonomi adalah mengembangkan
kesempatan kerja bagi penduduk yan ada sekarang dan upaya untuk mencapai stabilitas
ekonomi, serta mengembangkan basis ekonomi dan kesempatan kerja yang beragam.
Pembagunan ekonomi akan berhasil bila mampu memenuhi kebutuhan dunia usaha.
Hal ini untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya fluktuasi ekonomi sektoral, yang
pada akhirnya akan mempengaruhi kesempatan kerja.
Lincolin Arsyad (2000) secara garis besar menggambarkan strategi
pembangunan ekonomi daerah dapat dikelompokkan menjadi 4 yaitu :
a) Strategi pengembangan fisik ( locality or physical development strategy)
Melalui pengembangan program perbaikan kondisi fisik/lokalitas daerah yang
ditunjukkan untuk kepentingan pembangunan isdustri dan perdagangan,
pemerintah daerah akan berpengaruh positif bagi pembangunan dunia usaha
daerah. Secara khusus, tujuan strategi pembagunan fisik ini adalah untuk
menciptakan identitas masyarakat , dan memperbaiki daya tarik pusat kota (civic
center) dalam upaya memperbaiki dunia usaha daerah. Untuk mencapai tujuan
pembangunan fisik tersebut diperlukan alat-alatpendukung, yaitu :
1) Pembuatan bank tanah (land banking), dengan tujuan agar memiliki data
tentang tanah yang kurang optimal penggunaannya, tanah yang belum
dikembangkan,atau salah ddalam penggunaannya dan lain sebagainya.
2) Pengendalian perencanaan dan pembangunan, dengan tujuan untuk
memperbaiki iklim investasi di daerah dan meperbaiki citra pemerintah
daerah.
3) Penataan kota (townscaping), dengan tujuan untuk memperbaiki sarana jalan,
penataan pusat-pusat pertokoan, dan penetapan standar fisik suatu bangunan.
4) Pengaturan tata ruang (zoning) dengan baik untuk merangsang pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi daerah
5) Penyediaan perumahan dan pemukiman yang baik akan berpengaruh positif
bagi dunia usaha, disamping menciptakan lapangan kerja.

11
6) Penyediaan infrastruktur seperti : sarana air bersih, taman, sarana parkir,
tempat olahraga dan lain sebagainya.
b) Strategi pengembangan dunia usaha ( business development strategy)
Pengembangan dunia usaha merupakan komponen penting dalam
pembangunan ekonomi daerah, karena daya tarik, kerativitas atau daya tahan
kegiatan ekonomi dunia usaha, adalah merupakan cara terbaik untuk menciptakan
perekonomian daerah yang sehat. Untuk mencapai tujuan pembangunan fisik
tersebut diperlukan alat-alat pendukung, antara lain :
1) Penciptaan iklim usaha yang baik bagi dunia usaha, melalui pengaturan dan
kebijakan yang memberikan kemudahan bagi dunia usaha dan pada saat yang
sama mencegah penurunan kualitas lingkungan.
2) Pembuatan informasi terpadu yanf dapat memudahkan masyarakat dan dunia
usaha untuk berhubungan dengan aparat pemerintah daerah yang berkaitan
dengan perijinan dan informasi rencana pembangunan ekonomi daerah.
3) Pendirian pusat konsultasi dan pengembangan usaha kecil, karena usaha
kecil perannya sangat penting sebagai penyerap tenaga kerja dan sebagai
sumber dorongan memajukan kewirausahaan.
4) Pembuatan system pemasaran bersama untuk menghindari skala yang tidak
ekonomis dalam produksi, dan meningkatkan daya saing terhadap produk
impor, seta sikap kooperatif sesamapelaku bisnis.
5) Pembuatan lembaga penelitian dan pengembangan litbang). Lembaga ini
diperlukan untuk melakukan kajian tentang pengembangan produk baru,
teknologi baru,dan pencarian pasar baru.
c) Strategi pengembangan sumber daya manusia ( human resource development
strategy)
Strategi pengembangan sumberdaya manusia merupakan aspek yang paling
penting dalam proses pembangunan ekonomi, oleh karena itu pembangunan
ekonomi tanpa dibarengi dengan peningkatan kualitas dan ketrampilan
sumberdaya manusia adalah suatu keniscayaan. Pengembangan kualitas
seumberdaya manusia dapat dilakukan denganca cara :
1) Pelatihan dengan system customized training, yaitu system pelatihan yang
dirancang secara khusus untuk memenuhi kebutuhan dan harapan sipemberi
kerja.
2) Pembuatan bank keahlian (skill banks), sebagai bank informasi yang berisi
data tentang keahlian dan latar belakang orang yang menganggur di

12
penciptaan iklim yang mendukung bagi perkembangan lembaga-lembaga
pendidikan dan keterampilan di daerah.
3) Pengembangan lembaga pelatihan bagi para penyandang cacat.
d) Strategi pengembangan masyarakat (community based development strategy)
Strategi pengembangan masyarakat ini merupakan kegiatan yang ditujukan
untuk memberdayakan (empowerment)suatu kelompok masyarakat tertentu pada
suatu daerah. Kegiatan-kegiatn ini berkembang baik di Indonesia belakangan ini,
karena ternyata kebijakan umum ekonomi yang tidak mampu memberikan
manfaat bagi kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Tujuan kegiatan ini
adalah untuk menciptakan manfaat social, seperti misalnya dengan menciptakan
proyek-proyek padat karya untuk memenuhi kebutuhan hidup atau untuk
memperoleh keuntungan dari usahanya.

C. Aspek Politik dalam Perencanaan Pembangunan Wilayah


Dalam definisi pembangunan yang dikemukakan S.P. Siagian (2009), dikatakan
bahwa pembangunan merupakan rangkaian usaha mewujudkan pertumbuhan dan
perubahan secara terencana dan sadar yang ditempuh oleh suatu negara bangsa menuju
modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building). Salah satu ide pokok yang
dimunculkan dari pengertian ini adalah bahwa pembangunan dilakukan secara terencana,
baik dalam arti jangka panjang, jangka menengah maupun jangka pendek. Cara pandang
ini mau menegaskan bahwa perencanaan merupakan salah satu bagian dari proses
pembangunan yang diidentifikasi memiliki tantangan di masa yang akan datang di bidang
politik dimana posisi perencanaan pembangunan merupakan salah satu bidang kajian dari
pembangunan administrasi dalam ilmu administrasi pembangunan.
Siagian (2009) mengemukakan lima perkembangan geopolitik yang dapat
menimbulkan ancaman terhadap proses pembangunan akibat perang dunia,perang regional
maupun perang lokal yaitu: Pertama, di berbagai bagian dunia masih terdapat despot yang
memerintah bangsanya dengan tangan besi dan secara diktatorial dan proses demokratisasi
di bidang politik tidak terjadi sama sekali. Kedua, berbagai negara masih terus
memperkuat dan memperluas hegemoninya di bidang politik, ekonomi dan militer. Ketiga,
di banyak negara terdapat gerakan-gerakan separatis (misalnya berdasarkan suku dan atau
agama) yang jika dibiarkan akan mengancam eksistensi negara yang bersangkutan .
Keempat, Di banyak negara timbul gerakan-gerakan ekstrim fundamentalis yang juga
merupakan ancaman terhadap kedaulatan dan kemerdekaan negara yang bersangkutan.
Kelima, masih adanya pandangan tentang supremasi bangsa tertentu yang antara lain

13
berakibat pada pelecehan martabat bangsa lain dan menolak kehadiran bangsa lain itu di
negara yang bersangkutan.
Keterkaitan politik terhadap perencanaan pembangunan tersebut di atas, oleh para
ahli politik dan pembangunan terutama dapat dilihat dari adanya ideologi yang dianut oleh
suatu negara. Hubungan antara politik dan pembangunan menurut Bintoro (1988:54),
walaupun secara spesifik ia mengkaitkannya dengan adminitrasi pembangunan dapat
dilihat dari beberapa hal:
1. Aspek politik yang mempunyai pengaruh tibal balik dengan adminitrasi pembangunan
adalah filsafat hidup bangsa atau filsafat politik kemasyarakatan dari suatu negara
tertentu. Hal ini juga berhubungan dengan interdepedensi antara sistem politik yang
dianut dengan admintrasi pembangunan.
2. Komitmen dari elite kekuasaan pemerintahan terhadap proses pembangunan dan
kesediaan menerima pendekatan yang sungguh- sungguh terhadap usaha yang saling
terkait antara berbagai segi kehidupan masyarakat.
3. Masalah yang berhubungan dengan kestabilan politik.
4. Perkembangan bidang politik ke arah pemberian iklim politik yang lebih menunjang
pembangunan.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hubungan antara kependudukan dari aspek kuantitas dan kualitas. Dari sudut jumlah
penduduk dapat bersifat negative maupun positif. Penduduk besar atau banyak
berkualitas dapat menjadi modal dalam pembangunan, sebaliknya penduduk besar atau
banyak akan menjadi beban bagi pembangunan jika kualitasnya rendah. Jumlah
penduduk sedikit namun berkualitas meskipun sumber alam terbatas pertumbuhan
ekonomi dapat berkembang atau tumbuh dengan pesat,sebaliknya jumlah besar atau
banyak kualitas sumber daya manusianya rendah, meskipun sumber daya alam banyak
akan berdampak kepada kondisi ketahanan nasional.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic
growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya,
pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Sedangkan aspek
politik mempunyai pengaruh tibal balik dengan adminitrasi pembangunan adalah
filsafat hidup bangsa atau filsafat politik kemasyarakatan dari suatu negara tertentu.
Jika politik disuatu negara aman, maka pembangunan juga akan semakin lancar.

B. Saran
Didalam melakukan pembangunan, setiap pemerintah memerlukan perencanaan yang
akurat serta diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap pembangunan yang
dilakukannya seiring dengan semakin pesatnya pembangunan bidang ekonomi,
perubahan demografi dan politik yang ada disuatu wilayah.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://junaidi-chaniago.tripod.com/artikel/KEPENDUDUKAN.htm
(Diakses pada, Selasa 26-02-2019)

https://www.academia.edu/30009435/Makalah_Kependudukan_Bab_8_Ulfa_Puspita_Sari_1
211021120_Vivi_Ningtia_Sari_1211021124
(Diakses pada, Selasa 26-02-2019)

https://www.academia.edu/8745491/Makalah_Strategi_dan_Perencanaan_Pembangunan_Eko
nomi_
(Diakses pada, Selasa 26-02-2019)

http://blog.ub.ac.id/hyasintus/2013/05/19/pengaruh-politik-terhadap-perencanaan/
(Diakses pada, Selasa 26-02-2019)

16

Anda mungkin juga menyukai