Anda di halaman 1dari 7

Nama : Josef Gunawan Purba

NIM : 7183240016
UTS : Ekonomi Demografi

1. Ekonomi kependudukan adalah ilmu yang mengkaji keterkaitan antara variabel ekonomi
dengan variabel demografi, Dalam pengertian ini ekonomi kependudukan adalah ilmu yang
mengkaji tentang bagaimana dampak perekonomian terhadap dinamika penduduk dan
dampak dinamika penduduk terhadap perekonomian. yang menganalisis dinamika penduduk
dengan menggunakan teori, pendekatan dan alat analisis ekonomi. pada prinsipnya
ekonomikependudukan mengkaji tentang posisi penduduk dalam pembangunanekonomi.
Dalam konteks ini, penduduk dapat diposisikan sebagai pelaku(input produksi) pada proses
pembangunan dan sebagai penikmat(konsumen) dari output (hasil-hasil)
pembangunan.kesimpulannya ekonomi kependudukan pada dasarnya mencakup topik-
topikyang dibahas dalam ekonomi ketenagakerjaan, ekonomi lingkungan danekonomi
pembangunan. Namun karena kajian tentang ekonomiketenagakerjaan, ekonomi lingkungan
dan ekonomi pembangunansudah berkembang demikian pesatnya, maka topik-topik yang
dibahasdalam ekonomi kependudukan menjadi lebih spesifik ke arah variabeldinamika
penduduk yaitu fertilitas, mortalitas, migrasi, penuaan penduduk dan sebagainya.
2. sejarah perkembangan penduduk [15:01, 4/1/2021] Gideon: Sejarah perkembangan
penduduk ,Manusia diperkirakan sudah ada di dunia kira-kira dua juta tahun yang
lalu. Pada waktu itu jumlahnya masih sangat sedikit. Bahkan pada 10.000 tahun
sebelum masehi, diperkirakan jumlah penduduk dunia tidak lebih dari 5 juta jiwa.
Namun demikian, pada tahun pertama Masehi, jumlahnya telah berkembang hampir
mencapai 250 juta jiwa. Dari tahun pertama Masehi, sampai kepada masa permulaan
revolusi industri sekitar tahun 1750, populasi dunia telah meningkat tiga kali lipat
menjadi 728 juta jiwa. Selama 200 tahun berikutnya (1750 – 1950) tambahan
penduduk sebanyak 1,7 milyar jiwa.
Model transisi Berdasarkan pengamatan Thomson terhadap data dari beberapa negara
padaperiode 1908-1927, ditemukan adanya tiga pola pertumbuhan penduduk di
negara-negara tersebut, yaitu :
Kelompok A (Eropa Barat, Eropa Utara dan AS), negara-negara yang mengalami
perubahan pertumbuhan alami yang sangat tinggi ke pertumbuhan yang sangat rendah
Kelompok B (Italia, Spanyol dan kelompok “Slavia” di Eropa Tengah), negara-
negara yang mengalami penurunan baik kelahiran maupun kematian, tetapi
penurunan kematian adalah sama atau bahkan lebih cepat dibandingkan kelahiran.
Kondisi ini dialami oleh negara-negara kelompok A pada 30 sampai 40 tahun tahun
sebelumnya.
Kelompok C (negara-negara lainnya selain kelompok A dan B) yaitu negara-negara
dimana kelahiran maupun kematian belum mengalami perubahan. Dalam artian lain
kelahiran dan kematiannya masih sangat tinggi.

3. Permasahan penduduk dalam kaitannya dengan pembangunan ekonomi sangat


berkaitan erat dimana permasalahan tersebut sangat memiliki dampak besar terhadap
pembangunan ekonomi, dan didukung oleh beberapa teori antara lain;
a. Teori Pre Malthusian, berpendapat bahwa pertumbuhan penduduk dapat menurunkan
nilai output pertenaga kerja, tingkat kehidupan masyarakat dan menimbulkan
perselisihan. Pemikir-pemikir pada masa ini juga mengemukakan bahwa pemerintah
bertanggung jawab untuk mempertahankan hubungan yang ideal rasio antara manusia
dengan luas lahan (man-land ratio).
b. Teori Malthus, Dalam model dasarnya, Malthus menggambarkan suatu konseptentang
pertambahan hasil yang semakin berkurang (diminishing returns).Malthus menyatakan
bahwa umumnya penduduk suatu negaramempunyai kecenderungan untuk bertambah
menurut suatu deret ukur(1, 2, 4, 8, 16, 32). Kecenderungan ini menyebabkan penduduk
akanberlipat ganda setiap 30-40 tahun, kecuali bila terjadi bahaya kelaparan.Pada saat
yang sama, karena adanya pertambahan hasil yang semakinberkurang dari suatu faktor
produksi yang jumlahnya tetap (tanah dansumberdaya alam lainnya) maka persediaan
pangan hanya akanmeningkat menurut deret hitung (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7). Menurut
Malthus, karena setiap anggota masyarakat hanya memiliki tanah yang sedikit,
maka kontribusi marginal atau produksi pangan akan semakin menurun. Pada
masyarakat agraris, pendapatan perkapita dapat diartikan sebagai produksi pangan
perkapita. Olehkarenanya, ketika pertumbuhan pangan tidak dapat
mengimbangipertambahan penduduk yang pesat, maka pendapatan perkapita
akanmengalami penurunan. Penurunan pendapatan perkapita ini akanmenjadi
sedemikian rendahnya sehingga mencapai sedikit di atas tingkatsubsisten
(kemiskinan absolut).Gagasan Malthus mengenai penduduk yang terpaksa hidup
padatingkat pendapatan subsisten ini diistilahkan oleh para ekonom
modernsebagai “jebakan kependudukan dengan tingkat ekuilibrium yangrendah”
(low level-equilibrium population trap) atau sering disingkat dengan “jebakan
kependudukan Malthus” (Malthusian population trap).
c. Aliran Sosialis, dipelopori oleh Marx dan Engels, menurut mereka akibat
pertumbuhan penduduk dalamsistem kapitalis adalah kemiskinan dan
overpopulation. Tetapi dalamsistem sosialis, pertumbuhan penduduk tidak
mempunyai efeksampingan, karena pertumbuhan penduduk akan diserap oleh
sistemekonominya. Pendapat ini dalam kaitannya dengan Malthus, lebihberkaitan
dengan akibat pertumbuhan penduduk daripada sebab-sebabpertumbuhan
penduduk. Kemiskinan menurut Marx dan Engelsdisebabkan oleh organisasi
masyarakat, khususnya masyarakat kapitalis.Menurut Marx, Malthusian hanya
berlaku di masyarakat kapitalis,sedangkan di dalam masyarakat sosialis yang
murni tidak akan ada masalah kependudukan.

4. Masalah Fertilitas dan kaitannya dengan Pembangunan. Jelaskan mulai dari konsep
Pengettian, pengukuran Fertilitas serta kerangka dasar analisis fertilitas.
Pengertian dan Pengukuran Fertilitas, Terdapat tiga pengertian dasar dalam
fertilitas yaitu (1)Kemampuan seorang perempuan atau sekelompok perempuan
secara rieluntuk melahirkan; (2) Hasil reproduksi nyata dari seorang perempuan atau
sekelompok perempuan dan (3) Tindakan reproduksi yang menghasilkan kelahiran
hidup. Istilah fertilitas berbeda dengan istilah fekunditas. Fekunditasmengacu pada
kemampuan fisiologis dari individu atau pasangan untukmemiliki anak. Individu
mungkin mengalami ketidak mampuanmelahirkan anak (infekun) karena penyakit
atau disfungsi genetik.Pengukuran fertilitas dapat dibagi atas duakelompok utama
yaitu pengukuran fertilitas tahunan dan pengukuranfertilitas kumulatif. Pengukuran
fertilitas tahunan mencerminkan fertilitassuatu kelompok penduduk/berbagai
kelompok penduduk untuk jangkawaktu satu tahun dan disebut juga dengan “current
fertility”. Pengukuranfertilitas kumulatif mencerminkan banyaknya kelahiran
sekelompok ataubeberapa kelompok perempuan selama masa reproduksinya.
Dalam fertilitas tahunan terdapat beberapa ukuran yaitu :
1. CBR (Crude Birth Rate) / Angka Kelahiran KasarJumlah kelahiran hidup
per 1000 penduduk dalam suatu periodetertentu biasanya satu tahun.
2. GFR (General Fertility Rate)/ Angka Fertilitas UmumJumlah kelahiran
per 1000 perempuan pada usia reproduksi dalamperiode tertentu
3. ASFR (Age Spesific Fertility Rate)/Angka Fertilitas Menurut UmurJumlah
kelahiran per 1000 perempuan menurut kelompok umurdalam usia
reproduksi pada satu periode tertentu.
Didalam pengukuran fertilitas kumulatif terdapat beberapa ukuran:
1. TFR (Total Fertility Rate)/Angka Fertilitas TotalYaitu rata-rata jumlah anak yang
dilahirkan oleh seorang perempuanselama masa reproduksinya, jika perempuan
tersebut mengikutiangka fertilitas pada tahun yang bersangkutan. Jadi
TFRmerupakan jumlah ASFR dengan catatan bahwa umur dinyatakan 1tahun.
2. GRR (Gross Reproduction Rate)/Angka Reproduksi BrutoRata-rata jumlah anak
perempuan yang dilahirkan oleh seorangperempuan selama hayatnya, dengan
mengikuti pola fertilitas danmortalitas yang sama seperti ibunya.
Jadi fertilitas sangat berkaitan dengan pembangunan karna Perkembangan
penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir tetapi secara bersamaan pula
akan dikurangi oleh jumlah kematian yang dapat terjadi pada semua golongan umur.
Dalam konteks spasial moblitas penduduk juga berpengaruh terhadap perubahan
dalam jumlah penduduk, dimana imigrasi akan menambah jumlah penduduk dan
emigrasi akan mengurangi jumlah penduduk dalam suatu wilayah. Hal ini berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan yang semakin lama semakin banyak pula seiring
dengan perkembangan jumlah penduduk tersebut. Pandangan pesimis seperti ini di
dukung oleh teori Malthus yang menyatakan bahwa pertumbuhan penduduk menurut
deret ukur sementara pertumbuhan bahan makanan menurut deret hitung. Simpulan
dari pandangan pesimis ini adalah bukan kesejahteraan yang didapat tapi justru
kemelaratan akan di temui bilamana jumlah penduduk tidak dikendalikan dengan
baik.
5.Mortalitas dan morbiditas Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya,
atau karena akibat yang spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per
dikali satuan. Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per
1000 individu per tahun, hingga, rata-rata mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi
100.000 terdapat 950 kematian per tahun.
Morbiditas dalam arti sempit dimaksudkan sebagai peristiwa sakit atau kesakitan,
sedangkan dalam arti luas morbiditas mempunyai pengertian yang jauh lebih
kompleks, tidak saja terbatas pada statistic atau ukuran tentang peristiwa-peristiwa
tersebut, tetapi juga factor yang mempengaruhinnya (determinant factors), seperti
factor sosial, ekonomi, dan budaya. (secara intrinsik adalah hidup dankesehatan)
adalah subjek dari ekonomi kependudukan yang dapa tdipandang secara khusus
sebagai suatu aset positif dalam pembangunan. Namun demikian, kajian ekonomi
terhadap mortalitas,relatif kurang berkembang jika dibandingkan kajian terhadap
fertilitas.Ekonomi mortalitas merupakan topik yang relatif kurang dibahas,meskipun
terdapat bukti bahwa pola mortalitas juga berubah sedemikianrupa hingga penting
artinya bagi kesejahteraan umat manusia. Relatif kurangnya kajian ekonomi terhadap
mortalitas disebabkanbahwa kematian pada dasarnya bukan merupakan suatu
“pilihan”.Padahal, dalam konteks ilmu ekonomi, pilihan merupakan hal yangpenting.
Namun dalam kaitan ekonomi mortalitas, yang menjadi pilihanbukan mati, melainkan
sakit atau sehat. Oleh karena itu analisis yangberkembang adalah mengenai ekonomi
kesehatan. Dalam ekonomikesehatan dibahas implikasi ekonomi dari sakit, biaya
yang harusdikeluarkan jika seseorang sakit, investasi di bidang kesehatan dan
lainsebagainya.
Ukuran-Ukuran Mortalitas Terdapat berbagai ukuran mortalitas. Diantaranya yang
umumdigunakan adalah:
1. CDR (Crude Death Rate) / Angka Kematian KasarJumlah kematian per 1000
penduduk dalam suatu periode tertentubiasanya satu tahun
2. ASDR (Age Spesific Death Rate)/Angka Kematian Menurut UmurJumlah
kematian per 1000 penduduk menurut kelompok umur dalamsuatu periode
tertentu3.IMR (Infant Mortality Rate)/Angka Kematian BayiUkuran Infant Mortality
Rate (IMR) menggambarkan Jumlahkematian bayi berumur dibawah 1 tahun untuk
setiap 1000 kelahiranhidup, selama satu periode tertentu. Dalam prakteknya,
perhitunganIMR ini sulit dilakukan karena ketidaktersediaan data untuk
perhitungannya. Oleh karenanya, IMR umumnya dihitung denganmetode tidak
langsung.
Ukuran-Ukuran Morbiditas Sebagaimana halnya pada mortalitas, juga terdapat
berbagaiukuran-ukuran morbiditas. Diantara ukuran-ukuran morbiditas yangumum
digunakan adalah:
1. Incidence RateMerupakan ukuran untuk melihat jumlah penderita baru per
1000penduduk at risk (yang menanggung resiko)
2. Prevalence RateMerupakan ukuran untuk melihat jumlah penderita lama dan
baruper 1000 penduduk at risk

Transisi Epidemiologi
Salah satu teori yang menganalisis kaitan antara mortalitas, morbiditas dan
pembangunan adalah teori transisi epidemiologi. Teori transisi epidemiologi
memfokuskan pembahasan pada perubahan- perubahan kompleks dalam pola-pola
kesehatan dan penyakit dalam masyarakat, serta pada faktor penentu dan akibat
keadaan kependudukan dan sosial-ekonomi, masyarakat.
Terjadinya penurunan secara perlahan dari angka kematian disebabkan adanya
perbaikan di bidang sosial, ekonomi, lingkungan hidup serta perbaikan gizi dan
kebiasaan hidup sehat. Selanjutnya, selama transisi ini, epidemi berkurang dan
penyakit menular berangsur- angsur digantikan oleh penyakit degeneratif dan
penyakit buatan manusia (seperti penyakit akibat radiasi, bahan tambahan pada
makanan dan pencemaran lingkungan).
Berdasarkan hal tersebut terlihat bahwa adanya hubungan timbal balik antara
pembangunan kesehatan atau derajat kesehatan dengan pertumbuhan ekonomi. Di
satu sisi peningkatan derajat kesehatan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Disisi lain, peningkatan dalam pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan derajat
kesehatan.

Jadi kesimpulannya bahwa mortalitas dan mordibitas

Anda mungkin juga menyukai