Anda di halaman 1dari 21

TRANSPARANSI Volume VII, Nomor 02, September 2015

Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi


ISSN 2085-1162

ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGENTASAN


KEMISKINAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Juli Panglima Saragih

Abstrak. Pertanyaan dalam kebijakan penanggulangan kemiskinan di DIY adalah mengapa upaya
menghapus kemiskinan yang didukung kebijakan pemerintah, baik pusat maupun daerah dan dana
yang tersedia, tidak menghasilkan penurunan angka kemiskinan yang signifikan. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif-analisis dengan menganalisa data-data sekunder yang relevan.
Jenis penelitian ini adalah bersifat kualitatif. Hasil penelitian menemukan bahwa Pemerintah DIY
terus berupaya meningkatkan kesejahteraan ekonomi penduduk miskin di daerahnya, tetapi karena
keterbatasan dan ketidakberdayaan penduduk miskin itu sendiri sangat sulit untuk meningkatkan
kesejahteraan mereka, di samping keterbatasan fiskal daerah dalam menanggulangi kemiskinan
penduduk di DIY. Rekomendasi kebijakan yang dapat dilakukan antara lain bagaimana upaya
memberdayakan potensi ekonomi lokal yang ada, menciptakan lapangan kerja, membangun usaha-
usaha produktif seperti usaha mikro dan kecil bagi masyarakat guna meningkatkan pendapatan
mereka, di samping mengkoordinasikan program pro-poor dengan pemerintah pusat merupakan
langkah yang harus ditempuh.
Kata kunci: kemiskinan, kebijakan pemerintah, Daerah Istimewa Yogyakarta

Abstract. In implementing policies to reduce poverty in Special Region of Yogyakarta within


allocation of money, there is no significant decreasing number of the poors until now although
central and Yogyakarta governments have already been running some policies. The Number is still
high compare to Indonesian poor overall. This research uses qualitative methods by analyzing and
interpretating relevant secunder data. The result of research says that the Yogyakarta government
should create new policy strategies such as increasing job creation, increasing and creating much
business opportunities for poors, other than aid money directly for the poors in the future.
Identifying and developing potential of local economic can hopefully increase income per capita of
the poors by empowering and assisting micro and small entrepreneurs in Special Region of
Yogyakarta. Government policies coordination can also help supporting to reduce poverty in
Special Region of Yogyakarta.
Keywords: Poverty, Government Policy, Special Region Of Yogyakarta

Kemiskinan (poverty) masih menjadi miskin hingga September 2013 mencapai 28,55
salah satu permasalahan utama bagi negara- juta orang naik dari Maret 2013 sebesar 28,07
negara berkembang, termasuk Indonesia. juta orang. Kenaikan ini sebagian besar
Indonesia merupakan salahsatu negara disebabkan oleh kenaikan harga Bahan Bakar
berkembang yang memiliki jumlah penduduk Minyak (BBM) bersubsidi yang berdampak
miskin yang cukup banyak dan perlu langsung pada kenaikan ongkos transportasi dan
dituntaskan serta dicari jalan keluarnya sampai harga barang. Bulan Nopember 2014, Presiden
saat ini. Menurut Tim Nasional Percepatan dan Joko Widodo ternyata telah menaikkan harga
Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), pada BBM bersubsidi yang cukup signifikan. Dengan
tahun 2010, tingkat kemiskinan di Indonesia dinaikkannya harga tersebut di atas,
adalah 13,33 persen dari total penduduk diproyeksikan penduduk miskin di Indonesia
Indonesia, atau sekitar 31,02 juta orang. akan bertambah lagi apabila pemerintahan
Sedangkan berdasarkan data BPS, jumlah orang Kabinet Kerja tidak mempercepat mengatasi

16
Juli P anglima Saragih, Analisis Kebijakan Pemerintah Dalam Pengentasan ...

dampak kenaikan harga BBM tersebut agar 577.300 orang atau turun sekitar 1,45 persen
pendapatan masyarakat menengah ke bawah (Gambar 1).
tidak semakin turun serta dapat Pada tahun 2010, tingkat kemiskinan
mempertahankan daya beli mereka. rata-rata di DIY mencapai 16,83 persen dari
Secara nasional, angka kemiskinan total penduduk. Sampai bulan Maret 2013,
Indonesia tahun 1998-2013 terus menurun (lihat angka kemiskinan penduduk DIY mencapai
Tabel 1). Namun apabila dimasukkan jumlah 15,43 persen dari total penduduk di DIY
penduduk yang nyaris miskin dan sedikit di atas (Gambar 2). Sedangkan angka kemiskinan
garis kemiskinan, maka angka kemiskinan penduduk Indonesia mencapai 13,33 persen dari
secara nasional justru bertambah. Sebab total penduduk nasional kurang lebih 237 juta
menurut BPS penduduk yang nyaris miskin dan jiwa. Dari seluruh kabupaten dan kota di DIY,
sedikit di atas garis kemiskinan tidak termasuk Kabupaten Kulon Progo memiliki tingkat
dalam kategori penduduk miskin. kemiskinan tertinggi tahun 2010 sebanyak
Berdasarkan analisis Bank Dunia, 23,15 persen disusul Kabupaten Gunung Kidul
pertumbuhan ekonomi (PDB) Indonesia sejak 22,05 persen, Kabupaten Bantul 16,09 persen,
satu dekade terakhir mampu mengurangi angka Kabupaten Sleman 10,70 persen, dan Kota
kemiskinan dari tahun 1999 sebesar 24,0 persen Yogyakarta 9,75 persen.
menjadi 11,3 persen pada tahun 2014. Tetapi Sampai September 2013, jumlah
dalam dua tahun terakhir, pengurangan angka penduduk miskin di DIY mencapai 535.180
kemiskinan sangat lambat yakni hanya 0,7 orang atau 15,03 persen dari total penduduk
persen dan merupakan angka penurunan DIY. Jumlah tersebut menurun sedikit
kemiskinan yang paling rendah selama sepuluh dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 15,88
tahun terakhir. persen. Angka ini yang paling tinggi di seluruh
Program penanggulangan kemiskinan provinsi di Pulau Jawa. Angka kemiskinan di
yang diluncurkan pemerintah pusat sampai saat DIY masih tetap tinggi jika dibandingkan
ini memang telah memberikan efek positif bagi dengan target penurunan kemiskinan secara
peningkatan kemampuan masyarakat dalam nasional 7-8 persen pada akhir Rencana
memenuhi kebutuhan dasar, seperti akses Pembangunan Jangka Menengah Nasional
terhadap air bersih, listrik, jaminan kesehatan, tahun 2014. Namun diprediksi target angka
dan lain-lain. Namun kebijakan tersebut belum kemiskinan di atas tidak tercapai pada akhir
secara komprehensif mengentaskan kemiskinan 2014. Sedangkan target moderat, yakni 8-10
dengan cepat dan menyeluruh. Pemerintah persen.
termasuk Pemerintah DIY membutuhkan waktu Penurunan angka kemiskinan di DIY
yang relatif cukup lama untuk mempercepat tahun 2014 diprediksi hanya 0,08 persen dari
peningkatan kesejahteraan rakyat. Berdasarkan angka 15,03 persen di tahun 2013. Salah satu
Rencana Pembangunan Jangka Menengah penyebabnya adalah data kemiskinan penduduk
Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014, target antara pemerintah dengan BPS tidak sama dan
kemiskinan pada akhir tahun 2014 adalah harus disinkronkan terlebih dahulu. Di samping
sebesar 8 sampai 10 persen dari total penduduk. itu bantuan dana kepada penduduk miskin
Salah satu daerah di Indonesia yang masih relatif kecil dan cenderung tidak tepat
memiliki penduduk miskin cukup banyak sasaran sehingga hanya dapat turun di bawah 1
adalah Daerah Istimewa Yogyakarta yang persen.
selanjutnya disebut DIY. Penduduk miskin di Di lihat dari sisi sektor penyumbang
DIY tahun 2013 berjumlah 550.200 orang. Pada kemiskinan di DIY, maka sektor pangan
tahun 2009 jumlah penduduk miskin di DIY menyumbang kemiskinan lebih besar
mencapai 585.800 orang dan 2010 berjumlah dibandingkan sektor nonpangan seperti sektor

17
TRANSPARANSI Volume VII, Nomor 02, September 2015
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

Tabel 1. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Indonesia Tahun 2005-2013


Keterangan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Sept. 2013
Jumlah
Penduduk
35,1 39,3 37,17 34,96 32,53 31,02 30,02 29,13 28,55
Miskin (juta
orang)
Penduduk
Miskin 15,97 17,75 16,58 15,42 14,15 13,33 12,49 11,96 11,70
(persen)
Sumber: Buku Lampiran Pidato Presiden pada Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI
16Agustus 2012 dan Buku Statistik Indonesia Tahun 2013, BPS Jakarta.

Sumber: DIY Dalam Angka Tahun 2012, BPS DI Yogyakarta

Gambar 1. Jumlah Penduduk Miskin di DIY tahun 2005-2013

perumahan, sandang, pendidikan, dan sektor kapita DIY tahun 2013 tersebut adalah
kesehatan. Sumbangan sektor pangan atau didukung dengan pertumbuhan ekonomi tahun
makanan/minuman terhadap garis kemiskinan 2013 sebesar 5,40 persen.
pada September 2013 mencapai 72,22 persen Jumlah PDB DIY tahun 2010 hanya
tidak jauh berbeda dengan September 2012 berkontribusi sebesar 0,94 persen terhadap total
sebesar 71,50 persen. PDB Indonesia sebesar Rp4.850.080,8 miliar.
Di lihat dari Produk Domestik Bruto Sedangkan garis kemiskinan di pedesaan di
(PDB) per kapita DIY, pada tahun 2010 DIY per September 2013 berjumlah Rp275.786
pendapatan per kapita DIY sebesar per kapita per bulan dan di perkotaan berjumlah
Rp13.196.158,72 dalam setahun dengan Rp317.925 per kapita per bulan.
nominal PDB atas dasar harga berlaku tanpa Karakteristik penduduk miskin di DIY
migas tahun 2010 sebesar Rp45.625,6 miliar. juga ditandai dengan rendahnya tingkat
PDB per kapita atas dasar harga berlaku pada pendidikan sebagian besar penduduk. Sebagian
tahun 2011 berjumlah Rp14.850.000. Pada besar penduduk dengan pendapatan per kapita
tahun 2012 meningkat menjadi Rp16.350.000. rendah, dan keterbatasan lapangan kerja di
Sedangkan PDB per kapita tahun 2013 sektor formal. Dampaknya adalah pilihan
mencapai Rp17.980.000. Peningkatan PDB per lapangan kerja yang dapat diakses warga

18
Juli P anglima Saragih, Analisis Kebijakan Pemerintah Dalam Pengentasan ...

menjadi terbatas dan cenderung bergeser ke Selain itu, program penanggulangan


sektor informal seperti pedagang kaki lima dan kemiskinan di DIY yang melibatkan sosial-
musiman. Tahun 2012 misalnya, 41,66 persen budaya lokal adalah program penanganan
dari seluruh angkatan kerja miskin hanya kemiskinan terpadu yakni Semangat Gotong
mampu bekerja di sektor informal. Sektor Royong Agawe Majune Ngayogyakarta.
informal yang dimaksud adalah sektor pertanian Program Segoro-Amarto merupakan program
terutama buruh di sektor pertanian, sektor yang melibatkan partisipasi (participatory
perdagangan eceran (skala kecil/mikro) atau approach) dari semua pihak untuk
sektor informal, dan sejenisnya. Data tahun menanggulangi kemiskinan dan tidak
2012 menunjukkan 34,38 persen penduduk DIY menjadikan masyarakat miskin sebagai obyek
hanya tamat sekolah dasar ke bawah, diikuti tetapi sebagai subyek pembangunan.
dengan lulusan SLTP sebesar 18,29 persen, Harapannya bahwa masyarakat menengah ke
lulusan SLTA sebesar 34,01 persen, dan bawah di DIY lebih berdaya dan diharapkan
pendidikan Diploma ke atas sebesar 13,32 dapat menstimulasi masyarakat miskin dan
persen. yang kurang berdaya untuk bersama-sama
Fenomena ini menjadi menarik untuk mencapai kesejahteraan.
dicermati dan sekaligus memberikan bukti Dari gambar 3 di atas dapat dilihat
penting bahwa kemiskinan di Indonesia, bahwa, pendapatan per kapita penduduk di
termasuk di DIY pada dasarnya bersifat Kabupaten Gunung Kidul merupakan yang
multidimensi. Oleh sebab itu perspektif dari sisi terendah dari seluruh kabupaten/kota di DIY.
agregat ekonomi dalam melihat kemiskinan Walaupun terjadi peningkatan pendapatan per
harus dilengkapi dengan indikator-indikator kapita per bulan dari tahun 2011 ke tahun 2012
lainnya yang bersifat nonekonomi, termasuk di kabupaten tersebut, tetapi tidak terlalu
upaya nyata untuk meningkatkan kapasitas signifikan. Hal ini menggambarkan bahwa
pribadi masyarakat (human capital) miskin itu dengan pendapatan per kapita yang relatif kecil
sendiri sehingga menjadi lebih mandiri dan tersebut, praktis sebagian besar penduduk di
produktif. Di samping itu, Pemerintah DIY juga Kabupaten Kulonprogo sulit untuk memenuhi
perlu mengetahui secara jelas faktor-faktor kebutuhan dasar mereka seperti pangan yang
penyebab utama kemiskinan penduduk dan cukup dan perumahan yang layak huni, apalagi
kemungkinan untuk meningkatkan anggaran kebutuhan yang bersifat sekunder dan tersier.
dalam APBD setiap tahun. Dalam musyawarah rencana
Berbagai program penanggulangan pembangunan daerah tahun 2012 misalnya,
kemiskinan baik oleh pemerintah pusat maupun program penanganan kemiskinan penduduk di
Pemerintah DIY sudah dilakukan selama ini. DIY difokuskan pada 20 kecamatan di seluruh
Program penanggulangan kemiskinan yang kabupaten/kota dengan 279 program. Kota
sudah dan sedang dijalankan oleh pemerintah Yogyakarta terdiri dari 74 program; Kabupaten
pusat dan DIY antara lain yaitu: Program Bantul 90 program; Kabupaten Kulonprogo
Pengembangan Kecamatan (PPK), dan Proyek berjumlah 90 program; Kabupaten Sleman
Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan dengan 84 program; dan Kabupaten Gunung
(P2KP), yang dikategorikan sebagai Program Kidul dengan 86 program. Strategi program pro
Kerja Mandiri (Self Employment Program), dan perluasan kesempatan kerja terdiri dari 13
Proyek Pembangunan Fisik dalam program program, pro kemiskinan berjumlah 67
PPK yang dikategorikan sebagai Program Padat program; pro pertumbuhan ekonomi berjumlah
Karya (Public Work Progam), Program 54 program; pro lingkungan hidup berjumlah 6
Keluarga Harapan (PKH), dan lain-lain, program, dan pro tata kelola pemerintahan
Bantuan langsung tunai kompensasi kenaikan berjumlah 72 program.
harga BBM bersubsidi, dan lain sebagainya.

19
TRANSPARANSI Volume VII, Nomor 02, September 2015
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

Sumber: DIY Dalam Angka Tahun 2012, BPS Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Gambar 2. Persentase Penduduk Miskin di Provinsi DIY Tahun 2005-2013

Sumber: BPS Daerah Istimewa Yogyakarta.

Gambar 3. Perkembangan Garis Kemiskinan di Provinsi DIY Tahun 2011- 2012

Pengentasan kemiskinan di DIYsebagaimana fiskal dalam APBDnya maupun melibatkan


di daerah lain di Indonesia memang terus masyarakat miskin itu sendiri. Salah satu
dilakukan sampai saat ini baik melalui strategi yang dilakukan adalah menjadikan
kebijakan pemerintah pusat maupun pemerintah penduduk miskin sebagai subjek bukan sebagai
daerah. Tetapi penurunan penduduk miskin DIY objek sehingga penduduk miskin dapat
tidak terlalu signifikan dan relatif masih cukup merasakan manfaat langsung dari pembangunan
banyak dibandingkan di daerah lain yang angka yang dilakukan di DIY. Seperti diketahui bahwa
penduduk miskinnya relatif sedikit. Pemerintah penduduk miskin terbanyak di DIY berada di
DIY sendiri sudah berjuang terus untuk Kabupaten Gunungkidul. Berdasarkan
menurunkan penduduk miskin di daerahnya gambaran di atas, permasalahan tulisan ini
dengan berbagai strategi, baik melalui kebijakan adalah bagaimana upaya pemerintah DIY

20
Juli P anglima Saragih, Analisis Kebijakan Pemerintah Dalam Pengentasan ...

mempercepat penurunan angka kemiskinan garis kemiskinan nonmakanan (nonfood line).


penduduknya saat ini dan di masa datang BPS mendefinisikan garis kemiskinan
dengan kebijakan yang ada serta membuat (poverty line) adalah besarnya nilai rupiah
kebijakan baru yang lebih efektif, termasuk dari pengeluaran per kapita penduduk setiap bulan
aspek kebijakan fiskal daerah. untuk memenuhi kebutuhan dasar minimum
Pengentasan kemiskinan tidak hanya seperti makanan dan nonmakanan yang
menjadi tanggungjawab pemerintah semata, dibutuhkan oleh seorang individu untuk tetap
tetapi diperlukan juga kesadaran dan kemauan berada pada kehidupan yang layak. Sedangkan
yang kuat serta tanggung jawab dari masyarakat Konsep Garis Kemiskinan (GK) BPS
miskin itu sendiri untuk berupaya bagaimana merupakan penjumlahan Garis Kemiskinan
meningkatkan pendapatan mereka. Dari sisi Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan
pemerintah sudah ada yang dilakukan sampai NonMakanan (GKNM). Penduduk yang
saat ini. Namun yang perlu diperhatikan adalah memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per
merumuskan kembali kebijakan strategis apa bulan di bawah Garis Kemiskinan dikategorikan
yang ditempuh dan yang akan ditempuh sebagai penduduk miskin. Garis Kemiskinan
pemeirntah DIY dalam mempercepat penurunan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran
kemiskinan di DIY. Oleh karena itu, tujuan kebutuhan minimum makanan yang disetarakan
penelitian ini adalah untuk mencari alternatif dengan 2.100 kilo kalori per kapita per hari.
solusi kebijakan ke depan dalam upaya Paket komoditas kebutuhan dasar makanan
mempercepat mengentaskan kemiskinan di DIY diwakili oleh 52 jenis komoditas (padi-padian,
lebih efektif. umbi-umbian, ikan, daging, telur, susu, sayuran,
kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan
KAJIAN LITERATUR lemak, dan lain lain. Garis Kemiskinan
NonMakanan (GKNM) adalah kebutuhan
Konsep kemiskinan menurut Badan minimum untuk perumahan, sandang,
Pusat Statistik (BPS) terdapat dua pendekatan, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditas
pertama, pendekatan kebutuhan dasar (basic kebutuhan dasar nonmakanan diwakili oleh 51
needs approach), yaitu kemampuan seseorang jenis komoditas di perkotaan dan 47 jenis
untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup komoditas di perdesaan.
manusia. Dengan pendekatan ini, maka Dalam pengertian konvensional,
kemiskinan dipandang sebagai kemiskinan hanya dimaknai sebagai
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk permasalahan pendapatan (income) individu,
memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan kelompok, komunitas, masyarakat yang berada
makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi di bawah garis kemiskinan. Berdasarkan konsep
yang dimaksud penduduk miskin adalah United Nation Development Program (UNDP),
penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran bahwa seseorang dikatakan miskin, jika tingkat
per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. pendapatannya hanya berada di bawah garis
Kedua, pendekatan head count index, kemiskinan. Oleh karena itu, upaya penanganan
yaitu merupakan ukuran yang menggunakan kemiskinan yang dilakukan pada negara
kemiskinan absolut. Artinya penduduk miskin berkembang, baik pemerintah maupun
adalah penduduk yang berada di bawah batas organisasi nonpemerintah kebanyakan hanya
garis kemiskinan yang merupakan nilai rupiah bertumpu pada upaya peningkatan pendapatan.
dari kebutuhan makanan-minuman dan Itu sebabnya, berbagai upaya penanganan
nonmakanan minuman. Dengan demikian, garis kemiskinan itu tidak menyelesaikan masalah
kemiskinan terdiri dari dua komponen yaitu (1) dan cenderung gagal karena hanya pada
garis kemiskinan makanan (food line) dan (2) pendekatan pendapatan.

21
TRANSPARANSI Volume VII, Nomor 02, September 2015
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

Kemiskinan Absolut dan Kemiskinan Relatif Kondisi masyarakat tersebut akan mengalami
tingkat kesehatan yang rendah, pendidikan yang
Kemiskinan menjadi masalah
rendah, dan tingkat produktivitas yang juga
pembangunan yang bersifat multidimensi.
sangat rendah. Dampak dari pendidikan yang
Kemiskinan ditandai oleh keterbelakangan dan
rendah mengakibatkan ketidakmampuan dalam
banyaknya jumlah pengangguran, yang
mengakses dan bersaing dalam bursa lapangan
selanjutnya menjadi pemicu ketimpangan
kerja di pasar kerja.
pendapatan dan kesenjangan antargolongan
Dalam mengkaji permasalahan
penduduk. Kemiskinan dapat didefinisikan
kemiskinan di Indonesia, sedikitnya terdapat 9
sebagai kondisi kehidupan dengan standar
dimensi kemiskinan yang perlu
kehidupan yang sangat rendah. Beberapa
dipertimbangkan yaitu (1) ketidakmampuan
konsep kemiskinan yang umum dikenal yaitu
memenuhi kebutuhan dasar (pangan, sandang,
kemiskinan absolut (absolutely poor) dan
dan perumahan), (2) aksesibilitas yang rendah
kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut dapat
terhadap kebutuhan dasar lainnya (kesehatan,
digolongkan ke dalam dua bagian yaitu (a)
pendidikan, sanitasi yang baik, air bersih, dan
kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan dasar
transportasi), (3) lemahnya kemampuan untuk
(basic needs) dan (b) kemiskinan untuk
melakukan akumulasi kapital, (4) rentan
memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
terhadap faktor goncangan faktor eksternal yang
Kedua, kemiskinan relatif yaitu tidak
bersifat individual maupun masal, (5)
memiliki batas kemiskinan yang jelas. Sebagai
rendahnya kualitas sumber daya manusia
analogi adalah seseorang yang tinggal di
(SDM) dan rendahnya pengelolaan dan
kawasan elit, yang sebenarnya memiliki income
penguasaan sumber daya alam (SDA) untuk
yang sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan
kesejahteraan, (6) ketidakterlibatan dalam
minimum, tetapi income-nya masih jauh lebih
kegiatan sosial kemasyarakatan, (7) terbatasnya
rendah dari rata-rata income masyarakat
akses terhadap kesempatan kerja secara
sekitarnya. Orang atau keluarga tersebut merasa
berkelanjutan, (8) ketidakmampuan untuk
dirinya masih miskin. Kemiskinan ini lebih
berusaha karena cacat fisik maupun cacat
banyak ditentukan lingkungannya. Kemiskinan
mental, dan (9) ketidakmampuan secara sosial.
absolut dan kemiskinan relatif adalah konsep
Menurut BPS, terdapat 14 kriteria
kemiskinan yang mengacu pada kepemilikan
keluarga miskin yaitu (1) luas lantai bangunan
materi dikaitkan dengan standar kelayakan
tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang, (2)
hidup seseorang atau kekeluarga. Kedua istilah
jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari
itu menunjuk pada perbedaan sosial (social
tanah/bambu/kayu murahan, (3) jenis dinding
distinction) yang ada dalam masyarakat
tempat tinggal terbuat dari bambu/rimbia/kayu
berangkat dari distribusi pendapatan.
berkualitas rendah/dinding tembok tidak
Perbedaannya adalah bahwa pada kemiskinan
diplester, (4) tidak memiliki fasilitas buang air
absolut ukurannya sudah terlebih dahulu
besar/bersama-sama dengan rumah tangga lain,
ditentukan dengan angka-angka nyata (garis
(5) sumber penerangan rumah tangga tidak
kemiskinan) dan atau indikator atau kriteria
menggunakan listrik, (6) sumber air minum
yang digunakan, sementara pada kemiskinan
berasal dari sumur/mata air tidak
relatif kategori kemiskinan ditentukan
terlindung/sungai/air hujan, (7) kayu
berdasarkan perbandingan relatif tingkat
bakar/arang/minyak tanah sebagai bahan bakar
kesejahteraan antarpenduduk.
memasak sehari-hari, (8) mengonsumsi
Michael P. Todaro menjelaskan
daging/susu/ayam satu kali dalam 1 minggu, (9)
kemiskinan abolut adalah kondisi di mana
hanya membeli satu stel pakaian baru dalam
masyarakat berada di bawah tingkat
setahun, (10) hanya sanggup makan satu
penghasilan minimum yang diperlukan untuk
kali/dua kali dalam 1 hari, (11) tidak sanggup
memenuhi kebutuhan pokok seperti makan,
membayar pengobatan di puskesmas/poliklinik,
pakaian (sandang), dan tempat tinggal (rumah).

22
Juli P anglima Saragih, Analisis Kebijakan Pemerintah Dalam Pengentasan ...

(12) sumber penghasilan kepala rumah tangga kemiskinan sebagai suatu ketidakmampuan
adalah petani dengan luas lahan 0,5 ha, buruh (lack of capabilities) seseorang, keluarga, dan
tani, nelayan, buruh bangunan, buruh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
perkebunan, atau pekerjaan lain dengan minimum, antara lain pangan, sandang, papan,
pendapatan di bawah Rp600.000 per bulan, (13) pelayanan kesehatan, pendidikan, penyediaan
pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak air bersih, dan sanitasi. Pendekatan pendapatan
sekolah/tidak tamat SD/hanya tamat SD, dan melihat kemiskinan yang disebabkan oleh
(14) tidak memiliki tabungan/barang mudah rendahnya penguasaan aset dan alat-alat
dijual dengan nilai Rp500.000 seperti sepeda produktif seperti tanah, lahan pertanian dan
motor, emas, ternak, kapal motor, atau barang perkebunan, sehingga secara langsung
modal lainnya. Indikator kemiskinan di atas mempengaruhi pendapatan seseorang dalam
membutuhkan kebijakan pemerintah untuk masyarakat.
mengatasinya baik dari aspek ekonomi maupun Variabel untuk menentukan apakah suatu
nonekonomi. rumah tangga layak atau tidak dikatakan
Bank Dunia pada tahun 2008, miskin, maka sekaligus menentukan skoring
menghitung tingkat dan jumlah penduduk tingkat keparahan kemiskinannya yaitu luas
miskin absolut dengan menggunakan ukuran bangunan rumah yang dimiliki; jenis lantai,
tunggal yang seragam untuk semua negara. Di jenis dinding, fasilitas buang air besar (sanitasi),
negara sedang berkembang seseorang disebut sumber air minum, sumber penerangan/listrik,
miskin bila berpendapatan kurang dari USD1 jenis bahan bakar yang digunakan untuk
per hari, di mana diperkirakan ada sekitar 1,2 memasak, frekuensi membeli daging, ayam, dan
miliar penduduk dunia yang hidup dibawah susu seminggu, frekuensi makan sehari, jumlah
ukuran tersebut. Sementara garis kemiskinan stel pakaian baru yang dibeli setahun, akses ke
Bank Dunia adalah diukur berdasarkan ukuran puskesmas atau poliklinik, lapangan pekerjaan,
pendapatan sebesar USD2 per hari juga telah pendidikan tertinggi kepala rumah tangga, dan
dipublikasikan di mana lebih dari 2 miliar kepemilikan beberapa aset baik bergerak
penduduk yang hidup kurang dari batas maupun asset yang tidak bergerak.
tersebut. USD yang digunakan adalah USD PPP
(Purchasing Power Parity), bukan nilai tukar Teori Lingkaran Perangkap Kemiskinan
resmi (exchange rate). Kedua batas ini adalah
Yang dimaksud dengan lingkaran
garis kemiskinan absolut.
perangkap kemiskinan adalah suatu rangkaian
Kemiskinan absolut, kemiskinan relatif,
kekuatan-kekuatan yang saling mempengaruhi
dan kemiskinan subjektif merupakan konsep
satu sama lain sedemikian rupa sehingga
pengukuran kemiskinan yang dilakukan secara
menimbulkan keadaan di mana suatu negara
statis. Sedangkan kemiskinan subjektif diukur
akan tetap miskin dan akan mengalami banyak
berdasarkan persepsi dari penduduk atau rumah
kesukaran untuk mencapai tingkat pertumbuhan
tangga itu sendiri. Kelebihan dari pendekatan
ekonomi yang tinggi. Kemiskinan bukan hanya
kemiskinan subjektif ini adalah bahwa
disebabkan oleh ketiadaan pembangunan masa
pengukuran kemiskinan dapat dilakukan secara
lalu, tetapi juga menimbulkan hambatan kepada
mudah sehingga hasilnya dapat disajikan lebih
pembangunan masa mendatang. Di negara-
cepat, lebih sering, dan lebih teratur.
negara miskin tidak mungkin dilakukan
Badan Perencanaan Pembangunan
pertumbuhan pembentukan modal (investasi)
Nasional (Bappenas) menggunakan beberapa
yang tinggi.
pendekatan utama dalam menetapkan garis
Teori perangkap kemiskinan lainnya
kemiskinan (poverty line), antara lain
juga dikemukakan oleh Meier dan Baldwin
pendekatan kebutuhan dasar (basic need
yang menjelaskan bahwa untuk
approach) dan pendekatan pendapatan (income
mengembangkan kekayaan sumber daya alam
approach). Pendekatan kebutuhan dasar melihat
(SDA) yang dimiliki dalam suatu masyarakat,

23
TRANSPARANSI Volume VII, Nomor 02, September 2015
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

harus ada tenaga kerja yang mempunyai program penanggulangan kemiskinan antar-
keahlian (skill) untuk memimpin dan kabupaten; 5) kebijakan penetapan sasaran
melaksanakan berbagai macamkegiatan dengan menggunakan metode dan daftar rumah
ekonomi. Di negara-negara berkembang, tangga sasaran (RTS) yg sama; 6) kebijakan
kekayaan sumber daya alam belum sepenuhnya berkaitan program-program agar tidak terjadi
diusahakan dan dikembangkan karena tingkat duplikasi pemberian bantuan; 7) kebijakan
pendidikan masyarakat masih relatif rendah pengendalian pelaksanaan program agar efisien
sehingga menyebabkan kurangnya tenaga ahli dan efektif; 8)pelaksanaan monitoring dan
yang diperlukan dalam pengelolaan sumber evaluasi kebijakan penanggulangan kemiskinan
daya alam, serta terbatasnya mobilitas sumber- agar dapat diketahui dan ditindaklanjuti di masa
sumber daya yang ada di negara tersebut, datang. Strategi kebijakan tersebut dapat
termasuk keterbatasan modal. dikelompokkan ke dalam 3 klaster utama yaitu:
program bantuan dan perlindungan sosial;
Strategi Kebijakan Pengentasan Kemiskinan program pemberdayaan masyarakat dan
program pemberdayaan usaha mikro dan usaha
Pada prinsipnya penanggulangan
kecil.
kemiskinan adalah sebuah upaya dalam
mengatasi persoalan kemiskinan. Di Indonesia
Studi Kemiskinan Terdahulu
sudah dilakukan berbagai macam
penanggulangan kemiskinan yang dilakukan Studi atau penelitian tentang masalah
oleh pemerintah maupun bantuan donor. kemiskinan juga sudah dilakukan oleh lembaga
Program pemerintah tersebut setidaknya riset dan lembaga lainnya. SMERU Research
meliputi IDT (Inpres Desa Tertinggal), Program Institute misalnya, berdasarkan survei yang
Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan dilakukan pada 100 desa di Indonesia periode
(P2KP), Program Pengembangan Kecamatan Agustus 1998-Oktober 1999 menyimpulkan
(PPK), Pemberdayaan Daerah dalam Mengatasi bahwa, terdapat hubungan negatif yang kuat
Dampak Krisis Ekonomi (PDMDKE), Program antara pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan.
Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK), Artinya padasaat perekonomiantumbuh,
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat kemiskinan cenderung berkurang, tetapi ketika
(PNPM) dan sebagainya. perekonomian mengalami kontraksi terhadap
Dua kabupaten paling miskin di DIY pertumbuhan ekonomi, maka kemiskinan
sampai saat ini adalah Kabupaten Kulon Progo kembali meningkat atau bertambah. Menurut
dan Gunung Kidul. Pemerintah DIY maupun SMERU, pertumbuhan ekonomi tidak
pemerintah di dua kabupaten tersebut telah mengurangi kemiskinan secara permanen.
melakukan berbagai kebijakan untuk Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
menurunkan angka kemiskinan. Sebagaimana justru penting untuk mengurangi kemiskinan, di
diketahui, DIY menempati urutan ke-24 samping kebijakan non-ekonomi lain, seperti
penduduk termiskin dari seluruh provinsi di manajemen kejutan (shock policy) dan jaring
Indonesia. pengaman (social safety net) yang harus terus
Strategi kebijakan umum diterapkan.
penanggulangan kemiskinan di DIY yang Menurut Mudrajad Kuncoro bahwa,
sedang dan akan dilakukan pemerintah antara untuk mengurangi atau memperkecil angka
lain adalah: 1) mengurangi beban pengeluaran kemiskinan, maka masyarakat miskin perlu
masyarakat miskin; 2) meningkatkan mendapatkan berbagai akses seperti: akses
kemampuan dan pendapatan masyarakat terhadap lapangan pekerjaan, faktor produksi,
miskin; 3) mengembangkan dan menjamin akses pasar dan akses kepemilikan asset,
keberlanjutan usaha-usaha mikro dan usaha- fasilitas pendidikan, dan akses terhadap fasilitas
usaha kecil; 4) mensinergikan kebijakan dan kesehatan-sebagai fasilitas layanan publik.

24
Juli P anglima Saragih, Analisis Kebijakan Pemerintah Dalam Pengentasan ...

METODE PENELITIAN klaster, (3) meningkatkan kapasitas efektivitas


pelaksanaan penurunan kemiskinan di daerah,
Metode yang digunakan dalam termasuk daerah terpencil dan perbatasan, dan
penelitian ini adalah metode deskriptif analisis (4) menata dan meningkatkan kualitas
yaitu menggambarkan suatu permasalahan pelaksanaan lembaga jaminan sosial seperti
kemiskinan penduduk DIY dengan BPJS. Sedangkan 5 fokus prioritas kemiskinan
mendekatkannya berdasarkan teori serta yaitu (1) perlindungan sosial berbasis keluarga,
pendekatan dari aspek kebijakan sesuai judul (2) PNPM mandiri, usaha mikro dan usaha
tulisan. Sedangkan jenis penelitian ini adalah kecil, (3) program-program pro rakyat, (4)
bersifat kualitatif. Data yang dikumpulkan koordinasi kelembagaan, dan (5) harmonisasi
sebagian besar merupakan data sekunder baik penanggulangan kemsikinan. Program
dari literatur aatu bibliografi maupun bahan dari kemiskinan pro rakyat saat ini yang sedang
referensi lain yang relevan, merupakan sumber dilaksanakan di Indonesia adalah program
informasi penting dalam melakukan Bantuan Langsung Tunai (BLT), program
pembahasan dan analisa terhadap permasalaan kredit usaha rakyat (KUR), program nasional
yang dibahas. Hasil pembahasan dan analisa pemberdayaan masyarakat (PNPM), Raskin,
kemudian dapat diambil simpulan dan/atau kebijakan subsidi pupuk, subsidi benih, subsidi
saran yang diperlukan. kredit ketahanan pangan (KKP), dan subsidi
listrik (energi) yang didukung oleh kebijakan
HASIL DAN PEMBAHASAN fiskal dalam APBN. Di samping program dan
kebijakan yang fokus dan langsung kepada
Kebijakan Nasional Penanggulangan kelompok masyarakat miskin sebagai target
Kemiskinan sasaran, pengentasan kemiskinan juga dapat
diatasi melalui pertumbuhan ekonomi.
Penanggulangan kemiskinan di Indonesia
Indonesia masih harus menghadapi tiga
sudah dilakukan sejak pemerintahan Orde
masalah mendasar dalam upaya menghapus
Lama, Orde Baru sampai pemerintahan Susilo
kemiskinan, yaitu: pertama, mempercepat
Bambang Yudhoyono. Saat ini, persoalan
pertumbuhan ekonomi (Produk Domestik
kemiskinan sudah bersifat multidimensi atau
Bruto). Pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-
sangat kompleks, sehingga angka kemiskinan
rata masih 6 persen per tahun pascakrisis tahun
hanya dapat diturunkan secara optimal apabila
2008. Bahkan kecenderungan pertumbuhan
semua pihak termasuk masyarakat miskin itu
ekonomi tahun 2014 diprediksi hanya 5,1
sendiri ikut terlibat dalam proses pembangunan
persen. Pertumbuhan ekonomi DIY tahun 2013
dan pemanfaatan hasil pembangunan.
mencapai 5,4 persen (Tabel 2). Dengan
Fokus kebijakan penanggulangan
pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen, relatif
kemiskinan di Indonesia dalam RPJMN periode
sulit untuk menciptakan lapangan kerja baru
tahun 2010-2014 sebagaikelanjutan dari
bagi masyarakat. Jumlah penduduk miskin tidak
RPJMN tahun 2004-2009, yaitu pemberdayaan
akan dapat dikurangi secara signifikan tanpa
masyarakat yang ditopang dengan mekanisme
adanya pertumbuhan ekonomi yang sangat
perlindungan sosial dan dikuatkan melalui
tinggi dan pertumbuhan yang berkualitas serta
pemberdayaan usaha mikro dan usaha kecil
terdistribusi ke seluruh daerah. Artinya,
(UMK). Empat pilar utama kebijakan
pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan
penanggulangan kemiskinan yaitu (1)
terdistribusi ke seluruh kabupaten/kota di mana
mendorong pertumbuhan ekonomi (PDB) yang
penduduk miskin berada.
berkualitas dan pro poor dengan perluasan
Periode pascakrisis ekonomi tahun 1998
usaha-usaha yang melibatkan orang miskin dan
menunjukkan berkurangnya penduduk miskin
penciptaan lapangan kerja, (2) memperluas
lebih banyak disebabkan oleh membaiknya
kebijakan affirmative atau keberpihakan pada
stabilitas ekonomi dan turunnya harga bahan
masyarakat miskin melalui pelaksanaan empat

25
TRANSPARANSI Volume VII, Nomor 02, September 2015
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

Tabel 2. Produk Domestik Bruto DI Yogyakarta Atas Dasar Harga Berlaku


dan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2007-2013
Keterangan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
PDB
18,29 19,21 20,06 21,04 22,13 23,31 24,57
(adhk)
PDB
32,92 38,10 41,41 45,63 51,79 57,03 63,69
(adhb)
Pertumbuhan
4,31 5,03 4,43 4,88 5,17 5,32 5,40
PDB (%)
Keterangan: ADHK: atas dasar harga konstan,
ADHB: atas dasar harga berlaku.
Sumber : Berita Resmi Statistik, BPS DI Yogyakarta, Nomor 11/02/34/Th.XVI, 5 Februari 2014.

makanan (pangan). Untuk menurunkan tingkat dalam tingkat harga khususnya kenaikan harga
kemiskinan lebih jauh lagi, pertumbuhan BBM, pendapatan, dan kondisi kesehatan, dapat
ekonomi yang lebih tinggi merupakan suatu menyebabkan mereka berada dalam
keharusan, termasuk bagaimana meningkatkan kemiskinan, setidaknya untuk sementara waktu.
pertumbuhan ekonomi di DIY. Demikian juga Kementerian Koordinator Kesejahteraan
dengan pertumbuhan ekonomi DIY yang Rakyat RI mengemukakan terdapat empat pilar
semakin tinggi, maka diharapkan kue strategi untuk mengurangi kemiskinan di
pembangunan akan terdistribusi ke daerah Indonesia yaitu (1) promoting and creating
kabupaten/kota di DIY. opportunity, (2) community empowerment, (3)
Kedua, peningkatan pelayanan sosial capacity building and human resources
(social safety net) bagi masyarakat miskin. development (HRD), dan (4) social protection.
Peningkatan dalam efektivitas dan efisiensi Kebijakan pengentasan kemiskinan dapat
pemberian pelayanan sosial, dapat dicapai dikelompokkan berdasarkan klaster yaitu
dengan mengusahakan perbaikan dalam sistem Klaster pertama, Program penanggulangan
kelembagaan dan kerangka hukum, termasuk kemiskinan berbasis bantuan dan perlindungan
dalam aspek-aspek yang terkait dengan sosial, difokuskan pada program keluarga
pelaksanaan kebijakan desentralisasi atau harapan (PKH). Program PKH ini sudah
otonomi daerah. Hal ini akan membuat dilaksanakan sejak tahun 2007 dengan cakupan
penyedia jasa mengenalitanggung jawab 500.000 KSM, 7 Provinsi, termasuk DIY, 48
mereka dalam menjaga kualitas pelayanan yang kabupaten/kota, 337 kecamatan, dan 4.311
diberikan, di samping memberikan kesempatan desa/kelurahan di Indonesia. Program subsidi
bagi pemerintah dan masyarakat untuk beras untuk masyarakat miskin, BSM dan Bidik
mengawasi aktivitas tersebut. Misi, Jamkesmas, dan keluarga berencana.
Ketiga, perlindungan (protective) bagi si Klaster kedua yaitu Program berbasis
miskin. Kebanyakan penduduk Indonesia rentan pemberdayaan masyarakat yang difokuskan
terhadap kemiskinan. Oleh karena itu butuh pada pengembangan usaha agribisnis pedesaan,
perlindungan sosial dan bantuan ekonomi PNPM Mandiri kelautan dan perikanan.
secara langsung. Hampir 40 persen penduduk Sedangkan Klaster ketiga adalah Program
hidup hanya sedikit di atas garis kemiskinan berbasis pemberdayan usaha mikro dan usaha
nasional dan mempunyai pendapatan kurang kecil melalui skema kebijakan kredit usaha
dari USD2 per hari. Perubahan sedikit saja rakyat.

26
Juli P anglima Saragih, Analisis Kebijakan Pemerintah Dalam Pengentasan ...

Kebijakan Pengentasan Kemiskinan di perekonomian rakyat DIY, seperti


Daerah Istimewa Yogyakarta pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan
menengah (UMKM) di DIY. Program ini harus
Untuk menanggulangi kemiskinan di
diwujudkan dalam langkah-langkah strategis
DIY, diperlukan upaya yang memadukan
yang diarahkan langsung pada perluasan akses
berbagai kebijakan, program, dan kegiatan
masyarakat miskin kepada sumber daya
pembangunan yang tersebar di berbagai sektor
pembangunan dan menciptakan peluang bagi
baik di pusat maupun kebijakan Pemerintah
masyarakat menengah ke bawah untuk
DIY. Kebijakan pengentasan kemiskinan di
berpartisipasi dalam proses pembangunan,
DIY menurut Gunawan Sumodiningrat dapat
sehingga mereka mampu mengatasi kondisi
dikategorikan menjadi dua yaitu kebijakan tidak
keterbelakangannya. Selain itu penanggulangan
langsung dan kebijakan langsung.
kemiskinan harus senantiasa didasarkan pada
penentuan garis kemiskinan yang tepat dan pada
Kebijakan Tidak Langsung pemahaman yang jelas mengenai sebab-sebab
Kebijakan tidak langsungyang timbulnya persoalan kemiskinan tersebut.
dilakukan Pemerintah DIY meliputi (1) upaya Hasil riset Ahcmad Fatony menjelaskan
menciptakan ketenteraman dan kestabilan bahwa kebijakan pengentasan kemiskinan
situasi ekonomi, sosial dan politik, (2) berbasis participatory poverty assessment di
mengendalikan jumlah penduduk, dan (3) DIY adalah efektif dilaksanakan, karena
melestarikan lingkungan hidup dan menyiapkan pendekatan ini disadari sebagai pendekatan
kelompok masyarakat miskin melalui kegiatan yang memadai dalam pemberdayaan
pelatihan. Kebijakan tidak langsung juga dapat masyarakat DIY. Namun di tingkat
mendukung dan bersinergi dengan kebijakan implementasi, dalam perencanaan dan
langsung. pelaksanaan pembangunan, masih kurang
melibatkan penduduk miskin DIY sebagai
Kebijakan Langsung subyek atas kegiatan untuk memecahkan
masalah mereka sendiri (self help). Pada
Kebijakan langsung mencakup (1)
umumnya yang memperoleh manfaat dari
pengembangan data dasar (base data) penduduk
program kebijakan pengentasan kemiskinan
miskin dalam penentuan kelompok sasaran
bukanlah orang-orang miskin, tetapi mereka
(targeting), (2) penyediaan kebutuhan dasar
yang memiliki akses informasi dan dekat
(pangan, sandang, papan, kesehatan, dan
dengan kekuasaan lokal.
pendidikan), (3) penciptaan kesempatan kerja,
Program perlindungan sosial di DIY yang
(4) program pembangunan wilayah (PPW), (5)
ada tidak mencukupi dalam menurunkan tingkat
pengalokasian anggaran penanggulangan
risiko bagi keluarga miskin, walaupun
kemiskinan dalam APBD, dan (6) pelayanan
memberikan manfaat pada keluarga yang relatif
perkreditan seperti KUR.
sedikit lebih mampu. Karena pada dasarnya
Gunawan Sumodiningrat menjelaskan perlindungan sosial yang dilakukan bersifat
bahwa perlu strategi kebijakan Pemerintah DIY jangka pendek untuk mempertahankan daya beli
yang memperkuat peran dan posisi mereka dengan dana yang relatif kecil, seperti
perekonomian rakyat dalam perekonomian bantuan kepada fakir miskin dan bantuan
nasional, sehingga terjadi perubahan struktural langsung tunai (BLT). Kondisi ini dapat
yang meliputi pengalokasian sumber daya, diperbaiki dengan menyediakan program
penguatan kelembagaan, pemberdayaan sumber perlindungan sosial yang lebih bermanfaat bagi
daya manusia (SDM) masyarakat lokal di DIY. penduduk miskin, serta kelompok masyarakat
Program yang dipilih harus berpihakdan yang benar-benar sangat rentan terhadap
memberdayakan masyarakat melalui kemiskinan. Tim Nasional Percepatan dan
pembangunan ekonomi dan peningkatan Penanggulangan Kemiskinan (TNPPK) telah

27
TRANSPARANSI Volume VII, Nomor 02, September
2015
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

Tabel 3. Program Tim Nasional Percepatan dan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)


dan Pemerintah DIY
Keterangan Program Sasaran
Rumah Tangga Miskin dan Sangat
Program Keluarga Harapan (PKH)
Miskin
Program Jaminan Kesehatan Rumah Tangga Hampir Miskin,
Masyarakat (Jamkesmas) Miskin, dan Sangat Miskin
Program Beras untuk Keluarga Rumah Tangga Miskin dan Sangat
Miskin (Raskin) Miskin
Program Beasiswa Pendidikan Siswa dari Rumah Tangga Miskin dan
Kelompok untuk Keluarga Miskin Sangat Miskin
Program 1 Siswa SD dari Rumah Tangga Miskin
Sekolah Dasar (SD/MI)
dan Sangat Miskin
Sekolah Menengah Pertama Siswa SMP/MTs dari Rumah Tangga
(SMP/MTs) Miskin dan Sangat Miskin
Sekolah menengah Atas Siswa SMA/MA/SMK dari Rumah
(SMA/MA/SMK) Tangga Miskin dan Sangat Miskin
Pendidikan Tinggi (Diploma dan Mahasiswa dari Rumah Tangga Miskin
Sarjana) dan Sangat Miskin
Program Nasional Pemberdayaan
Kelompok Masyarakat Umum
Masyarakat (PNPM) Mandiri:
a. PNPM Mandiri Perdesaan Kelompok Masyarakat Perdesaan
b. PNPM Mandiri Perkotaan Kelompok MasyarakatPerkotaan
Kelompok Masyarakat Pedalaman,
c. PNPM Daerah Tertinggal dan
Tertinggal dan Khusus (bencana,
Khusus
konflik, dan lain-lain)
d. PNPM Peningkatan
Pembangunan Infrastruktur Kelompok Masyarakat Perdesaan
Perdesaan (PPIP)
Kelompok e. PNPM Pembangunan
Program 2 Infrastruktur Ekonomi Wilayah Kelompok Masyarakat Perdesaan
(PISEW)
f. PNPM Peningkatan Usaha Kelompok Masyarakat Pertanian
Agrobisnis Pertanian (PUAP) Perdesaan
g. PNPM Kelautan dan Perikanan Kelompok Masyarakat Pesisir dan
(KP) Pelaut
Kelompok Masyarakat Perdesaan
h. PNPM Pariwisata
Potensial
i. PNPM Generasi Kelompok Masyarakat Perdesaan
j. PNPM Green Kecamatan Kelompok Masyarakat Perdesaan
Development Program (G-
KDP)

28
Juli P anglima Saragih, Analisis Kebijakan Pemerintah Dalam Pengentasan ...

k.PNPM Neighbourhood Kelompok Masyarakat Perkotaan


Development (ND)
Program Kredit Usaha Rakyat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
Kelompok
(KUR) Kelompok Usaha Bersama dan Usaha
Program 3
Program KUBE dan UEP Ekonomi Produktif
Sumber: Tim Koordinasi Penganggulan Kemiskinan Daerah DIY, 2013 dan Penjelasan Pejabat dari Dinas
Sosial Provinsi DIY.

Tabel 4. Program Bantuan Sosial Berbasis Keluarga (BSBK) di DIY

BLSM 2012 Jamkesmas PKH (Bantuan


Raskin (Beras/ BSM
Keterangan (Bantuan (Asuransi Tunai
Pangan) (Pendidikan)
Tunai) kesehatan) Bersyarat)
Biaya
Jenis Beras pelayanan Tunai dan
Tunai Tunai
Transfer bersubsidi kesehatan bersyarat
gratis
Miskin dan Rumah Tangga
Miskin dan Miskin dan Murid dan RT
Sasaran hampir Sangat Miskin
hampir miskin hampir miskin Miskin
miskin (RTSM)

Jumlah
18,5 juta RT 17,5 juta RT 18,2 juta RT 4.560.501 1,5 juta RTSM
Penerima

Jumlah Rp150.000 14 kg beras Rp561.759 Rp1.287.000


Tidak terbatas
Bantuan per bulan per bulan per tahun per tahun

Lembaga
Bulog dan Kemendiknas,
Pelaksana Kemensos Kemenkes Kemensos
Kemendagri Kemenag
Utama
Sumber: Tim Koordinasi Penganggulan Kemiskinan Daerah DIY, 2013 dan penjelasan dari Pejabat Dinas
Sosial Provinsi DIY.

membuat program penanggulangan kemiskinan Selain itu, Pemerintah DIY bersama-


di seluruh Indonesia, termasuk di DIY (Tabel sama pemerintah pusat melakukan program
3). bantuan sosial berbasis keluarga (BSBK) yang
Pemerintah Kota Yogyakarta, misalnya, secara detail dapat dilihat pada Tabel 4.
telah mengeluarkan strategi penanggulangan Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun
kemiskinan penduduk di wilayahnya antara lain 2010 tentang percepatan pelaksanaan prioritas
(1) perlindungan sosial, (2) perluasan pembangunan nasional, diperlukan
kesempatan, (3) peningkatan kapasitas sumber penyempurnaan program bantuan sosial
daya, (4) pemberdayaan masyarakat, (5) berbasis keluarga (BSBK). Program bantuan
kemitraan (partnership), (6) pengembangan sosial berbasis keluarga antara lain 1) program
SDM penduduk miskin, dan (7) peningkatan rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi anak
kualitas hidup keluarga miskin. dan balita terlantar (AB), 2) program anak

29
TRANSPARANSI Volume VII, Nomor 02, September 2015
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

Tabel 5. Anggaran Program Penanggulangan Kemiskinan di DIY Tahun 2013


No. Kabupaten/Kota PNPM/BLM APBN APBD
1. Kab.Bantul 24.475,00 23.251,25 1.223,75
2. Kab.Gunung Kidul 48.500,00 46.075,00 2.425,00
3. Kab.Kulon Progo 30.275,00 28.761,25 1.513,75
4. Kab.Sleman 17.875,00 16.981,25 893,75
5. Kota Yogyakarta 5.475,00 5.201,25 273,75
Total Provinsi DIY (78
126.600,00 120.270,00 6.330,00
Kecamatan)
Sumber: Daftar Lokasi PNPM Mandiri Provinsi DIY Tahun Anggaran 2013, Menkokesra

dengan kecacatan (ADK), 3) program anak dengan bervariasi sesuai dengan kondisi
berhadapan dengan hukum (ABH), 4) program geografis dan sosial ekonomi kabupaten/kota di
anak yang membutuhkan perlindungan khusus DIY. Di Kabupaten Bantul, dana awal mulai
(AMPK) yang dilayani, dilindungi, dan dari Rp100 juta sampai Rp500 juta.
direhabilitasi di dalam dan di luar panti sosial. Di samping itu, data dari Kemenkokesra
Program ini dapat berbentuk bantuan uang menunjukkan bahwa realisasi Program Nasional
tunai, raskin, jamkesmas, bantuan pendidikan Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di DIY
untuk siswa miskin, dan bantuan tunai bersyarat tahun anggaran 2013 dengan total dana
dalam program keluarga harapan (Tabel 4). PNPM/BLM berjumlah Rp126,600 miliar. Di
Sejak tahun anggaran 1999, pemerintah samping itu dalam APBN Tahun Anggaran
DIY telah membuat Proyek Penanggulangan 2013 juga dialokasikan sebanyak Rp120,270
Kemiskinan Perkotaan (PPKP) di DIY melalui miliar, dan dalam APBD DIY Tahun Anggaran
Program P2KP peduli yang diwujudkan ke 2013 dialokasikan sebanyak Rp6,330 miliar,
dalam tiga bentuk yaitu pertama, Unit yang dirinci per kabupaten/kota (Tabel 5).
Pengelolaan Lingkungan (UPL); kedua, Unit Berdasarkan keterangan Asisten
Pengelolaan Keuangan (UPK); dan ketiga, Unit Pemberdayaan Masyarakat DIY, DIY sebagai
Pengelolaan Sosial (UPS). Salah satu daerah tujuan wisata bukan jadi jaminan bahwa
keunggulan PPKP adalah dengan melibatkan masyarakatnya lebih makmur dibanding dengan
masyarakat sebagai agen utama (community masyarakat di daerah lain di Indonesia. Masalah
based program). Dalam program P2KP, peran kemiskinan dan pengangguran tetap menjadi
birokrasi dan fasilitator perlu diminimalisir. permasalahan pelik untuk dipecahkan di DIY.
Sebaliknya, Badan Keswadayaan Masyarakat Penyebab kemiskinan dan pengangguran antara
(BKM) DIY yang merupakan representasi dari lain adalah kekurangan kebutuhan dasar, tidak
kelembagaan masyarakat di tingkat lokal justru mempunyai usaha produktif, tidak mempunyai
diberdayakan sebaik mungkin. ketrampilan, daerah yang kurang produktif,
Program PPKP yang paling menonjol ketidakmampuan daerah tertinggal, serta tidak
adalah dana bergulir bagi kelompok usaha mempunyai modal. Artinya masyarakat miskin
miskin atau kelompok usaha bersama (KUBE). tidak secara langsung dapat merasakan
Sistem yang dibangun dalam dana bergulir kesejahteraan walaupun DIY ditetapkan
(revolving fund) ini adalah tanggung-renteng. menjadi salah satu daerah tujuan wisata di
Dengan demikian setiap individu dalam Indonesia yang setiap tahun dikunjungi oleh
kelompok punya tanggung jawab wisatawan terutama wisatawan domestik.
mengembalikan dana pinjaman itu yang Kemajuan di sektor pariwisata dalam realitanya
selanjutnya akan digulirkan untuk kelompok lebih berpihak pada pelaku ekonomi atau pelaku
usaha miskin lainnya. Modal awal dana bergulir industri di sektor pariwisata, hotel, dan restoran.
ini dianggarkan Pemerintah DIY dalam APBD

30
Juli P anglima Saragih, Analisis Kebijakan Pemerintah Dalam Pengentasan ...

Sementara itu, program Kredit Usaha yakni 25,96 persen dari total jumlah penduduk.
Rakyat (KUR) yang diluncurkan pemerintah Angka kemiskinan ini tak bergerak jauh dari
pusat sejak tahun 2007 di seluruh Indonesia sebelumnya. Akar sebabnya, program
termasuk di DIY, periode tahun 2007-2011. penanggulangan kemiskinan masih
Volume KUR yang sudah disalurkan ke memprioritaskan pembangunan infrastruktur
masyarakat, khususnya masyarakat miskin dan pedesaan, di mana pembangunan infrastruktur
menengah ke bawah di DIY untuk membantu menyedot porsi terbesar. Pembangunan jalan,
masyarakat miskin sebesar 1,86 persen dari misalnya, ditujukan untuk memperlancar
total KUR dengan jumlah debitur sebanyak 2,43 transportasi, yang selanjutnya akan
persen. meningkatkan akses masyarakat ke pasar dan
Pelaksanaan program KUBE dan UEP memberdayakan ekonomi desa secara umum.
di DIY juga menemui beberapa kendala. Dengan lahirnya Undang-undang tentang
Sebagai contoh, program KUBE yang Pemerintahan Desa, maka desa-desa di seluruh
merupakan program kelompok ini tidak dapat kabupaten/kota di DIY diharapkan dapat
memenuhi persyaratan tanggung renteng. Jenis berkembang dari sisi ekonomi masyarakat.
usaha yang berbeda-beda setiap anggota KUBE Berdasarkan penjelasan Bappeda DIY,
menjadikan keterikatan antar-anggota dalam pemerintah DIY pada tahun anggaran 2013
kelompok ini kurang kuat. Justru dari menggelontorkan bantuan sosial (Bansos)
keterangan PSM (Pekerja Sosial Masyarakat) sebesar Rp46 miliar untuk 46.000 kepala
yang merupakan pendamping program dari keluarga (KK) miskin produktif, yakni Kota
Dinas Sosial DIY, kelompok ini tidak sedikit Yogyakarta Rp1,9 miliar; Kabupaten Bantul
yang terbentuk secara mendadak. Waktu Rp13 miliar; Kabupaten Kulonprogo Rp6,7
persiapan yang cukup singkat juga menjadi miliar; Kabupaten Gunung Kidul Rp16,6 miliar
keluhan para pendamping sosial dalam dan Kabupaten Sleman Rp8,1 miliar. Sementara
mempersiapkan program-program yang ada di hasil kajian BPS di lapangan bahwa untuk
lapangan. menekan angka kemiskinan di DIY hingga 2
Kemiskinan di daerah Kabupaten persen pada tahun 2013, merekomendasikan
Gunungkidul sebagai wilayah yang termiskin di harus memberi insentif atau bantuan sosial
DIY, mendapatkan perhatian pemerintah kepada 46.000 warga miskin. Sedangkan jika
sebagai upaya pengentasan kemiskinan melalui ingin menurunkan 3 persen angka kemiskinan
berbagai skema program pembangunan dan maka dibutuhkan intervensi anggaran dari
penanggulangan kemiskinan. Program Pemda APBD sampai 60.000 warga miskin tergantung
Kabupaten Gunungkidul, skema yang masuk pada kemampuan APBD DIY. Kepala Bappeda
desa antara lain Alokasi Dana Desa (ADD), DIY menjelaskan sesuai kemampuan APBD,
program mandiri pangan, program kredit usaha DIY masih mampu memberikan bantuan sosial
mikro, hingga program infrastruktur fisik. kepada 46.000 orang dan sudah mendapat
Sedangkan dari Pemerintah DIY, terdapat persetujuan DPRD DIY sehingga setiap kepala
program bantuan peternakan, subsidi keluarga miskin akan mendapatkan bantuan
pembangunan infrastruktur desa, program sebesar Rp1 juta per kepala keluarga (KK).
pendidikan, dan kesehatan. Dari pemerintah Bantuan itu bukan untuk memenuhi kebutuhan
pusat, desa juga mendapatkan kucuran program pribadi namun digunakan untuk kegiatan
PNPM, bantuan operasional sekolah (BOS), produktif lain serta berdasarkan pertimbangan
jaminan kesehatan hingga pemberian kredit garis kemiskinan di DIY yang pendapatannya
usaha mikro dan kredit usaha kecil (KUR). berkisar Rp280 ribu per bulan.
Banyaknya program yang masuk ke Pemerintah DIY juga telah
Kabupaten Gunungkidul ternyata masih belum mengeluarkan kebijakan pengadaan beras untuk
memperbaiki kualitas hidup masyarakat secara rakyat miskin (Raskin) tahun anggaran 2013
berarti. Angka kemiskinan masih cukup tinggi melalui Keputusan Gubernur Daerah Istimewa

31
TRANSPARANSI Volume VII, Nomor 02, September 2015
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

Yogyakarta Nomor 90/KEP/2013 tentang masyarakat miskin semakin meningkat,


Penetapan Rumah Tangga Sasaran (RTS) dan termasuk masyarakat miskin di DIY.
Jumlah Bantuan Keuangan Khusus kepada
Kabupaten/Kota di DIY Tahun Anggaran 2013. Simpulan
Sebanyak 288.391 Rumah Tangga Sasaran
Kebijakan pengentasan kemiskinan di
mendapatkan bantuan Raskin yang
DIY harus dilakukan secara terus-menerus
didistribusikan oleh Perum BULOG Divre DIY.
dengan melakukan evaluasi terhadap kebijakan-
Upaya pemerintah pusat dan Pemerintah
kebijakan dan program-program yang ada guna
DIY dalam mengatasi masalah kemiskinan
mencari solusi strategis di masa datang dan
dengan berbagai program yang sudah dan
jangka-panjang. Kebijakan fiskal daerah dengan
sedang dilaksanakan, diharapkan dapat
peningkatan anggaran daerah baik APBD DIY
mengurangi angka kemiskinan penduduk di
maupun APBD kabupaten/kota di DIY, serta
DIY ke depan. Diakui penanggulangan
dana kemiskinan yang bersumber dari APBN
kemiskinan di Indonesia termasuk di DIY tidak
dapat membantu masyarakat miskin yang
dapat dilakukan dalam waktu satu atau dua
didesain dengan program yang bersifat
tahun, tetapi butuh waktu relatif lama. Strategi
produktif dan benar-benar meningkatkan
yang dapat dilakukan misalnya dengan
kesejahteraan.
senantiasa tetap melibatkan masyarakat miskin
Kebijakan pengembangan usaha-usaha
itu sendiri dalam program dan proyek
mikro dan usaha-usaha kecil untuk masyarakat
pembangunan, sehingga benar-benar dapat
miskin dan berpenghasilan sangat rendah perlu
dirasakan langsung oleh masyarakat, selain
dikembangkan oleh Pemerintah DIY. Hal ini
program yang bersifat top-down dari
akan sangat membantu penduduk miskin untuk
pemerintah.
mandiri, dan meningkatkan penghasilan mereka
Pengalokasian anggaran kemiskinan baik
yang pada gilirannya akan membantu untuk
dalam APBN dan APBD sangat membantu
dapat bertahan hidup dan keluar dari garis
terutama dalam hal akses masyarakat miskin
kemiskinan. Selain itu Pemerintah DIY juga
terhadap kebutuhan dasar kesehatan dan
perlu mendorong perekonomian daerah dengan
pendidikan yang pada dasarnya merupakan
kebijakan ekonomi yang mampu meningkatkan
tanggung jawab pemerintah dalam pemenuhan
investasi di sektor-sektor ekonomi guna
kebutuhan dasar warganya. Sebab sebagaimana
menciptakan lapangan kerja baru. Dengan
ditegaskan dalam UUD Tahun 1945 bahwa
demikian angka pengangguran juga akan
tujuan bernegara adalah mewujudkan
berkurang.
kesejahteraan umum dan mencerdaskan
Kebijakan pemerintah pusat dalam
kehidupan berbangsa. Di samping itu, fakir
penanggulangan kemiskinan di DIY seperti
miskin dan anak telantar juga merupakan
beras untuk rakyat miskin (RasKin) dan
tanggung jawab negara untuk dipelihara dan
bantuan langsung tunai (BLT) atau bantuan
diberi perlindungan dan penghidupan yang
langsung masyarakat (BLM) sebagai
layak. Pemerintah termasuk Pemerintah DIY
kompensasi kenaikan harga BBM, juga
perlu terus mendorong pertumbuhan ekonomi
dipandang membantu kelompok miskin,
yang tinggi dan pertumbuhan yang terdistribusi
walaupun hanya bersifat jangka pendek. Namun
ke seluruh daerah.
pemerintah harus terus mencari kebijakan
Dengan semakin stabilnya
komprehensif dan strategis, serta jangka
perekonomian, maka pemerintah harus terus
panjang yang mampu mengurangi angka
berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi
kemiskinan secara nyata di DIY.
ke depan, sehingga secara langsung berdampak
Dalam upaya pengetasan kemiskinan di
positif kepada penciptaan lapangan kerja baru di
DIY, Pemerintah DIY perlu menempuh
sektor formal guna mengurangi angka
kebijakan antara lain pertama, mempertajam
pengangguran. Dengan demikian kesejahteraan
dan membuat prioritas-prioritas program

32
Juli P anglima Saragih, Analisis Kebijakan Pemerintah Dalam Pengentasan ...

kemiskinan yang nyata, setelah memetakan Perencanaan, Startegi dan Peluang.


permasalahan kemiskinan penduduk. Kedua, Jakarta: Erlangga, 2004.
menambah dan memfokuskan anggaran dalam Mulyadi, Mohammad. 2014. Kemiskinan,
APBD yang bersifat produktif untuk Identifikasi Penyebab dan
mendorong usaha-usaha mikro dan kecil Penanggulangannya. Jakarta: Penerbit
masyarakat DIY sebagai upaya meningkatkan P3DI Setjen DPR RI dan Publica Press.
pendapatan per kapita dan kesejahteraan. Prayitno, Ujianto Singgih. 2010. Memerangi
Ketiga, mengembangkan sektor ekonomi Kemiskinan: Dari Ore Baru Sampai
unggulan daerah yang sangat potensial agar Reformasi. Jakarta: Pusat Pengkajian
dapat memberikan multiplier effect bagi Pengolahan Data dan Informasi
ekonomi masyarakat secara keseluruhan, Sekretariat Jenderal DPR RI.
termasuk penduduk miskin dan berpenghasilan -------------------------. 2010. Kebijakan
sangat rendah. Keempat, pemerintah Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan
kabupaten/kota di DIY perlu terus melalui Pengembangan Sektor Informal:
meningkatkan koordinasi dalam kebijakan dan Kasus Yogyakarta dalam Buku
implementasi setiap program dan kegiatan yang Pembangunan Sosial, Penerbit Pusat
berkaitan langsung dengan masyarakat miskin, Pengkajian, Pengolahan Data dan
sehingga tidak terkesan tumpang tindih dan Informasi Sekretariat Jenderal DPR RI,
berjalan sendiri-sendiri. Kelima, pendekatan Cetakan Pertama.
participatory dalam mengurangi angka Retnaningsih, Hartini. 2010, Catatan Kritis
kemiskinan penduduk di DIY, dapat tentang Penanggulangan Kemiskinan
dipertahankan dan dikembangkan dengan dalam Buku Pembangunan Sosial,
memberikan keleluasaan bagi masyarakat untuk Penerbit Pusat Pengkajian Pengolahan
mandiri. Data dan Informasi, Sekretariat Jenderal
DPR RI, Cetakan Pertama.
DAFTAR PUSTAKA Sukirno, Sadono. 1995. Ekonomi
Pembangunan: Proses, Masalah, dan
Ariefianto, Moch.Doddy. 2012. Ekonometrika: Dasar Kebijakan. Jakarta: Penerbit
Esensi dan Aplikasi dengan Lembaga Penerbit FE-UI.
Menggunakan Eviews, Jakarta: Erlangga. Sumodiningrat, Gunawan. 2009. Mewujudkan
Badan Pusat Statistik. 2010. Survei Kesejahteraan Bangsa: Menanggulangi
Pendataan Sosial Ekonomi Penduduk 200 Kemiskinan dengan Prinsip
9/2010, Jakarta: BPS Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Elex
-------------------------. 2013. Statistik Indonesia Media Komputindo.
Tahun 2013. Jakarta: BPS. Suwartono. 2014. Dasar-Dasar Metodologi
-------------------------. 2009. Perkembangan Penelitian, Yogyakarta: Andi Publisher
Beberapa Indikator Utama Sosial-Ekonomi Tim Nasional Percepatan Penanggulangan
Indonesia. Jakarta: BPS. Kemiskinan (TNP2K). 2012. Buku
-------------------------. 2010. Perkembangan Panduan Penanggulangan Kemiskinan.
Beberapa Indikator Utama Sosial- Jakarta: Penerbit Sekretariat TNP2K.
Ekonomi Indonesia. Jakarta: BPS. Todaro, Michael P. 1983. Pembangunan
Gujarati, N. D. 2003. Basic Econometrics. 4th Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta:
Ed. New York: McGraw-Hill Companies, PT.Ghalia Indonesia.
Inc. -------------------------. dan Smith, Stepen C.
Hendra, Roy. 2010. Determinan Kemiskinan, 2004. Pembangunan Ekonomi, Edisi
Penerbit Fakultas Ekonomi-UI Kesembilan. Jakarta: Erlangga.
Kuncoro, Mudrajad. Otonomi dan
Pembangunan Daerah: Reformasi,

33
TRANSPARANSI Volume VII, Nomor 02, September 2015
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

Jurnal Peraturan Perundang-Undangan


Agus Purwanto, Ewan, Mengkaji Potensi Keputusan Gubernur Daerah Istimewa
UKM untuk Pembuatan Kebijakan Anti- Yogyakarta Nomor 90/KEP/2013 tentang
Kemiskinan di Indonesia, dalam penetapan rumah tangga sasaran (rts) dan
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, jumlah bantuan keuangan khusus kepada
Volume 10, No.3, Maret 2007, Penerbit kabupaten/kota tahun 2013.
Fisipol UGM Yogyakarta, ISSN Peraturan Gubernur Daerah Istimewa
1410-4946. Yogyakarta Nomor 22 Tahun 2013
A.Jajang W.Mahri, Kemiskinan di Indonesia, Tentang Pedoman Penyaluran Bantuan
dalam Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Keuangan Dalam Upaya Pengentasan
Koperasi, Volume 1, Nomor 1, Kemiskinan Tahun Anggaran 2013
Januari 2006, Penerbit Universitas
Pendidikan Indonesia, Bandung-Jawa Artikel dalam Website
Barat. Daftar Lokasi PNPM Mandiri Provinsi DIY
Asiah Hamzah, Kebijakan Penanggulangan Tahun 2013.
Kemiskinan dan Kelaparan di (http://datakesra.menkokesra.go.id/,
Indonesia, dalam Jurnal AKK, diakses 11 Maret 2014).
Volume 1 No.1 September 2012, Indikator Kemiskinan, Memahami Masalah
Penerbit FKM-Universitas Hasanuddin, Kemiskinan di Indonesia.
Makassar. (http://www.81tn.com/indikator-
Ketut Sudhana Astika, Budaya Kemiskinan di kemiskinan-memahami-masalah-
Masyarakat: Tinjauan Kondisi kemiskinan-di-indonesia, diakses 12
Kemsikinan dan Kesadaran November 2013).
Budaya Miskin, dalam Jurnal Ilmiah Jumlah Penduduk Miskin DIY Turun Tipis.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, (www.krjogya.com, diakses 15 Januari
Volume 1 Nomor 01, 2010, 2014).
Penerbit FISIP-Udayana Bali. Kemiskinan: Telaah dan Beberapa Strategi
Syawie, M., Kemiskinan dan Kesenjangan Penanggulangan.
Sosial, dalam Jurnal SosisoKonsepsia, (http://www.scribd.com/doc/
Penerbit Volume 16/No.3, 93376514/Kemiskinan-Telaah-Dan-
September-Desember 2011, Penerbit Beberapa-Strategi-Penanggulangannya,
Pusat Penelitian dan Pengembangan diakses 11 November 2013).
Kesejahteraan Sosial (P3KS), Mengurangi Kemiskinan.
Kementerian Sosal RI, Jakarta, 2011. (http://siteresources.worldbank.org/INTIN
DONESIA/Resources
Laporan /Publication/reducingpoverty.pdf, diakses
Prayitno, Ujianto Singgih. 2010. Kebijakan 11 November 2013).
Pembangunan yang Berpihak pada Meta Data Subdit Statistik Kerawanan Sosial.
Masyarakat Miskin: Studi Pembangunan (http://www.bps.go.id/menutab.php?tabel
Masyarakat terhadap Program =1&id_ subyek=23, diakses 13 Januari
Pengentasan Kemiskinan Perkotaan di 2014).
Kota Batam. Laporan Penelitian. Jakarta: New Poverty Frontier in Indonesia: Reduction
Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan slows, Inequality rises, dalam
Informasi Sekretariat Jenderal DPR RI. www.worldbank.org, diakses 27
Berita Resmi Statistik, No.BPS Provinsi DI Nopember 2014.
Yogyakarta. Program Keluarga Harapan (PKH) Untuk DIY
Diluncurkan.
(http://indonesia.go.id/en/index.php?

34
Juli P anglima Saragih, Analisis Kebijakan Pemerintah Dalam Pengentasan ...

option=com_content&task=view&id=127 Dokumen
2&Itemid=701, diakses 24 Januari 2013). Kementerian Keuangan RI. Nota Keuangan
The Life and Work of Ragnar Nurkse. dan Anggaran Pendapatan dan Belanja
(www.ttu.ee/public/s/Instituudid/nurkse.p Negara Tahun Anggaran 2011. Jakarta:
df.,diakses 15 Januari 2014). Kementerian Keuangan RI, 2011.
Tingkat Kemiskinan di DIY Tertinggi Se- -------------------------. Nota Keuangan dan
Jawa. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(http://www.republika.co.id/berita/nasion Tahun Anggaran 2012. Jakarta:
al/jawa-tengah-diy- Kementerian Keuangan RI, 2012.
nasional/13/01/02/mfzoyv-tingkat- -------------------------. Nota Keuangan dan
kemiskinan-di-diy-tertinggi-sejawa, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
diakses 2 Oktober 2013). Tahun Anggaran 2013. Jakarta:
Penanggulangan Kemiskinan di Desa, oleh Kementerian Keuangan RI, 2013.
Institute for Research and Empowerment -------------------------. Nota Keuangan dan
(IRE), dalam www.ireyogya.org, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Angka Kemiskinan di DIY Masih Tinggi, Tahun Anggaran 2014. Jakarta:
oleh SAPA-Indonesia, dalam Kementerian Keuangan RI, 2014.
www.sapa.or.id, Kementerian Sekretariat Negara RI. Lampiran
Target dan Capaian Persentase Penduduk Pidato Presiden RI pada Sidang Bersama
Miskin dalam, DPR RI dan DPD RI tanggal 16 Agustus
http://datakesra.kemenkopmk.go.id/sites/default 2011.
/files/kemiskinan_file/TARGET%20PEND%20 -------------------------. Lampiran Pidato
MISKIN.pdf, diakses 17 Desember 2014. Presiden RI pada Sidang Bersama DPR
Program Pengentasan Kemiskinan di RI dan DPD RI tanggal 16 Agustus
Gunungkidul Gagal , dalam 2012.
http://jogja.tribunnews.com/2014/03/26/progra -------------------------. Lampiran Pidato
m-pengentasan-kemiskinan-di-gunungkidul- Presiden RI pada Sidang Bersama DPR
gagal, diakses 17 Desember 2014. RI dan DPD RI tanggal 16 Agustus
2013.

35
TRANSPARANSI Volume VII, Nomor 02, September 2015
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

36

Anda mungkin juga menyukai