Anda di halaman 1dari 3

Galang Wahyu Perdana

190422627677/Offering I

Analisis Ekonomi Makro: Persoalan dan Kebijakan Ekonomi Makro

TUNJUKAN PIKIRAN KRITISMU!

Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, maka permasalahan yang ada dalam lingkup
ekonomi makro terus berkembang, bahkan dalam salah satu artikel menunjukan ada 10
permasalahan dalam ekonomi makro saat ini, yaitu:

1. Urgensi memperbaiki kuantitas dan kualitas pertumbuhan ekonomi


2. Daya beli stagnan di tengah inflasi yang cenderung rendah
3. Daya saing kalah dengan negara lain
4. Dilema pertumbuhan ekonomi vs. impor
5. Deindustrialisasi terjadi lebih cepat
6. Logistik menghambat tumbuhnya perdagangan
7. Kinerja pajak rendah dan rasio utang meningkat
8. Revolusi Industri 4.0 hanya euforia dan tidak siap
9. Dana desa bermasalah
10. Inkonsistensi kebijakan subsidi energi

Menurut Anda, bagaimana penjelasan dari permasalahan-permasalahan di atas? Dan bagaimana


solusinya?

1. Urgensi memperbaiki kuantitas dan kualitas pertumbuhan ekonomi

Bahkan realisasi laju pertumbuhan ekonomi saat ini jauh jika dibandingkan dengan
capaian pertumbuhan ekonomi dalam era Orde Baru. Jika Indonesia tidak mampu
mengakselerasi pertumbuhannya dan hanya terjebak di kisaran 5%, Indonesia akan
kesulitan untuk keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah, sehingga menjadi
negara maju hanyalah mimpi.
SOLUSI : Mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dengan cara pembangunan infrastruktur

2. Daya beli stagnan di tengah inflasi yang cenderung rendah

Tren inflasi rendah yang terjadi saat ini tidak mampu menstimulasi kegiatan ekonomi
terutama konsumsi. Padahal seharusnya inflasi yang rendah dapat mencerminkan terjangkaunya
suku bunga pinjaman untuk melakukan aktivitas ekonomi
SOLUSI : Menambah uang beredar agar seimbang dengan kuantitas barang
3. Daya saing kalah dengan negara lain

Menunjukkan penurunan popularitas Indonesia sebagai negara tujuan investasi langsung (


Foreign Direct Investment/FDI). Dalam tiga tahun terakhir ini peringkat Indonesia terus turun.
Selain itu jumlah perusahaan di Indonesia juga mulai berkurang.
SOLUSI : Menstabilkan pertumbuhan ekonomi , meminimalisir dampak dari setiap gejolak yang
terjadi di Indonesia sehingga investor asing tertarik

4. Dilema pertumbuhan ekonomi vs. impor

Tingkat impor Indonesia masih tinggi. Alasannya, output di sektor pertanian dan peternakan
semakin rendah sementara pertumbuhan penduduk, terutama kelas menengah, terus
meningkat. Sektor industri juga masih mengandalkan bahan baku impor.
SOLUSI : Pemerintah memberikan bantuan kepada petani dan peternak dan memberikan
sosialisasi.

5. Deindustrialisasi terjadi lebih cepat


Ekonom INDEF Andry Satrio Nugroho mencatat, Indonesia mengalami penurunan porsi
manufaktur terhadap PDB sebesar 7% dalam sepuluh tahun terakhir. Negara sebaya (peers) di
ASEAN, seperti Thailand dan Malaysia tidak lebih dari 4%.
SOLUSI : Meningkatkan penerimaaan pajak,dan membuka lapangan kerja baru

6. Logistik menghambat tumbuhnya perdagangan

Nilai rendah ini salah satunya disebabkan minimnya peran logistik dalam perdagangan. Logistic
Performance Index (LPI) 2018 menunjukkan nilai Indonesia sebesar 3,15. Meskipun meningkat
dari tahun 2016, namun nilai LPI ini lebih rendah dibandingkan Thailand, Malaysia dan Vietnam
SOLUSI : Meningkatkan peran logistic dalam perdagangan agar pertumbuhan dapat dilakukan

7. Kinerja pajak rendah dan rasio utang meningkat

Rendahnya tax ratio disebabkan kecilnya elastisitas pertumbuhan ekonomi terhadap pajak.
Indikator ini mengindikasikan masih rendahnya tingkat kepatuhan membayar pajak, serta
terjadinya aktivitas shadow ekonomi, yang menyebabkan kebocoran pajak.
SOLUSI : Meningkatkan kesadaran membayar pajak

8. Revolusi Industri 4.0 hanya euforia dan tidak siap


Wacana Revolusi Industri 4.0 tidak dilakukan dengan perencanaan matang, Kedua, tidak ada
perencanaan untuk memitigasi tenaga kerja yang terkena dampak dari pengimplementasian
otomatisasi di sektor ini.
SOLUSI : Melakukan perencanaan lebih matang untuk revolusi industry 4.0

9. Dana desa bermasalah


Alokasi Dana Desa memang terus meningka, Namun kenaikan Dana Desa tidak berbanding lurus
dengan peningkatan indikator sosial di pedesaan masih banyak persoalan pemanfaatan Dana
Desa, termasuk kasus korupsi Dana Desa.
SOLUSI : Mengawasi penggunaan dana desa agar tidak disalahgunakan serta membatasi
pemberian dana sesuai kebutuhan

10. Inkonsistensi kebijakan subsidi energy


Pembengkakan subsidi energi terjadi karena faktor kenaikan harga minyak mentah dunia dan
depresiasi rupiah.
SOLUSI : Pemerintah perlu membenahi target penerima subsidi, sehingga lebih tepat sasaran

Anda mungkin juga menyukai