Anda di halaman 1dari 16

PEMIKIRAN THOMAS ROBERT MALTHUS, DAVID RICARDO,

JEAN BAPTISTE SAY, DAN JOHN STUART MILL

Nama Anggota Kelompok 3:

1. Nyoman Anggaditha Mahatriandini (1907511009)


2. Putu Yasti Putri Arniyasa (1907511024)
3. Ni Made Dwi Ardiarika (1907511025)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan paper tentang salah satu bab dalam mata
kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi, yaitu Pemikrian Thomas Robert Malthus, David Ricardo,
Jean Baptiste Say, dan John Stuart Mill ini dengan baik. Kami berterimakasih kepada sumber –
sumber yang telah membantu kami dalam proses pengerjaan paper ini. Sehingga dapat selesai.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Pemikrian Thomas Robert Malthus, David Ricardo, Jean Baptiste
Say, dan John Stuart Mill dalam sejarah pemikiran ekonomi. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu hal yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini.

Denpasar, 05 Oktober 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i

DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

I.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1

I.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2

I.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

II.1 Pemikiran Ekonomi menurut Thomas Robert Malthus .............................................. 3

II.2 Pemikiran Ekonomi menurut David Ricardo .............................................................. 4

II.3 Pemikiran Ekonomi menurut Jean Baptiste Say ........................................................ 6

II.4 Pemikiran Ekonomi menurut John Stuart Mill ........................................................... 7

BAB II PENUTUP

III.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 11

III.2 Saran ........................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang

Pemikiran ekonomi merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang menyajikan


riwayat kronologis mengenai produk-produk intelektual atau pandangan-pandangan,
prinsip-prinsip, konsep-konsep, dan teori-teori yang terorganisasi mengenai ilmu ekonomi
dan penjelasan engenai penyebab-penyebabnya. Banyak sekali teori teori yang
dikemukakan oleh para tokoh mengenai ekonomi, contoh saja aliran ekonomi klasik,
neoklasik, dan modern.
Aliran klasik muncul pada akhir abad ke 18 dan permukaan abad ke 19 yaitu di masa
revolusi industri dimana suasana waktu itu merupakan awal bagi adanya perkembangan
ekonomi. Ekonomi klasik secara umum dianggap sebagai aliran modern pertama dalam
sejarah pemikiran ekonomi. Pemikir dan pengembang utama aliran ini antara lain adalah
Adam Smith, Jean-Baptiste Say, David Ricardo, Thomas Malthus dan John Stuart Mill.
The Wealth of Nations karya Adam Smith pada tahun 1776 dianggap sebagai penanda
dimulainya era ekonomi klasik. Aliran ini mengemuka hingga pertengahan abad ke-19, dan
kemudian digantikan oleh ekonomi neoklasik, yang lahir di Britania Raya pada tahun 1870.
Definisi ekonomi klasik diperdebatkan oleh sejumlah pakar,terutama pada periode 1830-
1870-an, dan keberlanjutannya ke ekonomi neoklasik. Istilah "ekonomi klasik" awalnya
dicetuskan oleh Karl Marx untuk merujuk pada konomi Ricardian aliran ekonomi yang
dikembangkan oleh David Ricardo dan James Mill serta pendahulunya. Namun,
penggunaan istilah ini kemudian diperluas untuk merujuk pada semua pengikut David
Ricardo.
Ekonomi klasik menyatakan bahwa pasar bebas akan mengatur dirinya sendiri jika tidak
ada campur tangan dari pihak apapun. Adam Smith menyebutnya dengan metafora "tangan
tak terlihat", yang akan menggerakkan pasar menuju keseimbangan alami mereka tanpa
adanya campur tangan dari luar. Ekonomi klasik menekankan pada penerapan harga
fleksibel, baik dari segi upah ataupun barang.

1
I.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah disinggung di atas sebagai dasar pembelajaran, maka
diuraikan beberapa hal yang diharapkan nantinya memberi penjelasan mengenai pemikiran
ekonomi menurut para tokoh, diantaranya:
1. Bagimana pemikiran ekonomi menurut Thomas Robert Malthus?

2. Bagaimana pemikiran menurut David Ricardo?

3. Bagaimana pemikiran ekonomi menurut Jean Baptiste Say?

4. Bagimana pemikiran ekonomi menurut John Stuart Mill?

I.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana pemikiran ekonomi menurut Thomas Robert
Malthus
2. Untuk mengetahui bagaimana pemikiran ekonomi menurut David Ricardo

3. Untuk mengetahui bagaimana pemikiran ekonomi Jean Baptiste Say

4. Untuk mengetahui bagimana pemikiran ekonomi menurut John Stuart Mill

2
BAB II
PEMBAHASAN

II.1 Pemikiran Thomas Robert Malthus


Thomas Malthus dianggap sebagai tokoh klasik setelah Adam Smith yang banyak
berjasa dalam pemikiran ekonomi. Malthus menimba ilmu di St.John’s College,
Cambridge, Inggris, dan kemudian melanjutkan ke East India College. Untuk
pertamakalinya ekonomi politik disiplin ilmu tersendiri. Buku yang ditulisnya : Principles
of political economy (1820), definition of political economy (1827), Essay on the
principleof population as it affect the future improvement of society (1798), An inquiry
into thenature and progress of rent (1815).

Menurut Thomas Robert Malthus, proses pembangunan ekonomi adalah suatu


turunnya aktivitas ekonomi lebih daripada sekedar lancar tidaknya aktivitas ekonomi.
Dalam teorinya ini, Malthus tidak menggambarkan adanya gerakan perekonomian
menuju keadaan stasioner melainkan adanya kemerosotan beberapa kali sebelum
mencapai tingkat tertinggi dari pembangunan. Menurutnya untuk adanya perkembangan
ekonomi diperlukan adanya kenaikan jumlah kapital untuk investasi yang terus menerus.

Malthus mengamati manusia berkembang jauh lebih cepat dibandingkan dengan


produksi hasil-hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan manusia. Manusia berkembang
sesuai dengan deret ukur sedangkan pertumbuhan produksi makanan hanya meningkat
sesuai dengan deret hitung. Berbagai masalah timbul karena adanya tekanan penduduk,
yang pada akhirnya akan berkelanjutan terhadap standar hidup manusia. Baik dalam arti
ruang maupun output. Anehnya dalam menghadapi masalah orang selalu menyalahkan
keadaan dan lingkungan, akan tetapi tidak pernah menyalahkan diriya sendiri.

Menurut Malthus, pertumbuhan penduduk adalah akibat dari proses


pembangunan. Namun pertambahan penduduk tidak bisa terjadi tanpa peningkatan
kesejahteraan yang sebanding. Jika tingkat akumulasi modal meningkat, permintaan atas
tenaga kerja juga meningkat. Kondisi demikian mendorong pertumbuhan penduduk.
Akan tetapi, pertumbuhan penduduk akan meningkatkan kesejahteraan hanya bila
pertumbuhan tersebut meningkatkan permintaan efektif.

3
Dalam bukunya “essays on the principles of population” malthus menguraikan
bahwa satu-satunya cara untuk menghindar dari bencana ialah melakukan kontrol atau
pengawasan atas pertumbuhan penduduk atau dengan program keluarga berencana.
Pandangan diatas dipandang pesimis. Dalam kenyataannya produktivitas tenaga kerja
selalu meningkat tiap tahun yang dimulai dari revolusi industri yang kemudian dilanjut
dengan revolusi hijau serta revolusi biru. Kenyataan tersebut menunjukan bahwa
kemakmuran masyarakat meningkat dari tahun ke tahun.

Thomas Robert Malthus juga mengatakan kenaikan jumlah penduduk yang terus
menerus merupakan unsur yang perlu untuk adanya tambahan permintaan, tetapi kenaikan
jumlah penduduk saja tanpa dibarengi dengan kemajuan faktor-faktor atau unsur-unsur
perkembangan yang lain sudah tentu tidak akan menaikan pendapatan dan tidak akan
menaikan permintaan. Turunnya biaya produksi akan memperbesar keuntungan-
keuntungan para kapitalis dan mendorong mereka untuk terus berproduksi.

II.2 Pemikiran David Ricardo

David Ricardo (18 April 1772-11 September 1823) adalah seorang pakar ekonomi
politik Inggris. Beliau merupakan salah seorang pemikir ekonomi klasik yang paling
berpengaruh bersama dengan Thomas Malthus, Adam Smith dan Jhon Stuart Mill.
Pemikiran Ricardo yang paling berpengaruh dalam ekonomi klasik yaitu mengenai
keunggulan komparatif dan teori nilai. Karya Ricardo yang paling terkenal adalah
Principles of Political Economy and Taxation (1817). David Ricardo yakin bahwa dengan
bertambahnya modal adalah kunci dari pertumbuhan ekonomi bangsa dan satu-satunya
cara untuk mewujudkan hal itu dengan mendorong sektor produksi untuk mendapatkan
keuntungan sebesar-besarnya.

David Ricardo mengemukakan beberapa teori antara lain :

1. Teori Sewa Tanah (Land Rent)


David Ricardo menjelaskan bahwa jenis tanah berbeda-beda, ada yang
subur, kuramg subur, hinga tidak subur sama sekali. Produktivitas tanah yang
subur lebih tinggi, dengan demikian untuk menghasilkan satu-satuan unit produksi
diperlukan biaya-biaya (biaya rata-rata dan biaya marjinal) yang lebih rendah
pula. Semakin rendah tingkat kesuburan tanah, jelas semakin tinggi pula rata-rata
dan biaya marjinal untuk mengolah tanah tersebut.

4
Semakin tinggi biaya rata-rata dan biaya marginal dengan sendirinya keuntungan
perhektar tanah menjadi semakin kecil pula. Dapat disimpulkan dalam teori ini
David Ricardo menjelaskan bahwa tingkat kesuburan tanah mempengaruhi
tingkat uang sewa. Semakin subur tanah tersebut maka semakin tinggi uang sewa
yang akan dibayar sebab tanah yang subur dapat menekan biaya-biaya yang
diperlukan dalam suatu produksi sehingga dapat meningkatkan keuntungan
produksi.

2. Teori Nilai Kerja (Labor Theory of Value) dan Teori Upah Alami (Natural Wages)

David Ricardo menjelaskan bahwa nilai tukar suatu barang ditentukan oleh
ongkos yang perlu dikeluarkan untuk menghasilkan barang tersebut. Ongkos itu
berupa biaya untuk bahan mentah dan upah buruh yang besarnya hanya cukup
untuk sekedar bertahan hidup (subsisten) bagi buruh yang bersangkutan. Upah
buruh yang besarnya hanya cukup untuk sekedar bertahan hidup ini disebut upah
alami (Natural Wage). Menurut Ricardo kalau harga yang ditetapkan lebih besar
dari biaya-biaya (termasuk upah alami), dalam jangka pendek perusahaan akan
menikmati laba ekonomi. Adanya laba ini akan menarik perusahaan-perusahaan
lainnya masuk pasar. Masuknya perusahaan-perusahaan baru berarti produksi
akan meningkat dan sebagai akibatnya akan terjadi kelebihan produksi (over
supply) di pasar. Kelebihan penawaran barang akan mendorong harga-harga turun
kembali pada keseimbangan semula, karena biaya-biaya bahan mentah relative
konstan. Ricardo menyimpulkan bahwa yang paling menentukan tingkat harga
adalah tingkat upah alami, yang besarnya hanya cukup agar para buruh dapat
bertahan hidup saja (hidup secara subsisten). Besarnya tingkat upah alami ini
ditentukan oleh kebiasaan-kebiasaan setempat dan upah alami ini naik secara
proporsional dengan standard hidup masyarakat.

3. Teori Keunggulan Komparatif (comparative advantage)

Merupakan teori Ricardo yang paling terkenal dan sering dianggap sebagai
andalan utama sistem perdagangan bebas. Teori ini menyebutkan setiap kelompok
masyarakat atau negara sebaiknya mengkhususkan diri untuk menghasilkan
produk-produk yang dihasilkan lebih efesien. Selanjutnya kelebihan produksi atas
kebutuhan dapat diperdagangkan.

5
Hasilnya dapat dipergunakan untuk membeli barang-barang lain yang tidak
dibutuhkan lebih banyak. Ini jauh lebih baik dibandingkan jika barang-barang
tersebut dihasilkan sendiri. Dari teori ini Ricardo dianggap sebagai arsitek utama
perdagangan bebas.

Ricardo membedakan tiga jenis barang, yakni barang-barang dalam negeri untuk
konsumsi dalam negeri, barang-barang produksi dalam negeri untuk ekspor dan barang-
barang (mewah) yang diimpor. Jenis barang kedua dan ketiga mendapat perhatian lebih
lanjut untuk perdagangan internasional. Lalu, sebab terjadinya perdagangan antar negara
adalah karena terjadi spesialisasi dalam membuat barang-barang, sehingga suatu negara
lebih efisien dalam memproduksi suatu barang.

Ricardo menentang pemikiran yang memandang perdagangan hanya bertujuan


untuk mengumpulkan emas atau perak. Melalui teori keunggulan komparatif, Ricardo
menyatakan bahwa sebuah negara harus memusatkan kegiatan perekonomiannya pada
industri-industri yang menjadi keunggulannya dan paling kompetitif secara internasional,
serta melakukan kegiatan perdagangan dengan negara lain untuk memperoleh barang-
barang yang tidak diproduksi secara nasional. Pada intinya, Ricardo memperkenalkan
pemikiran spesialisasi industri ekstrem oleh suatu negara dan pendayagunaan industri
nasional yang menguntungkan dan berdaya saing.

Dengan menggunakan matematika sederhana, teori keunggulan komparatif


Ricardo berusaha membuktikan bahwa spesialisasi industri dan perdagangan
internasional akan selalu berdampak positif. Teorinya ini kemudian diperluas dan
menghasilkan konsep keunggulan absolut, yang sama sekali tidak menekankan
spesialisasi industri dan perdagangan internasional dalam kegiatan perekonomian suatu
negara. Teori keunggulan komparatif Ricardo telah ditentang oleh sejumlah pakar,
termasuk Joan Robinson dan Piero Sraffa. Meskipun demikian, teorinya tetap menjadi
landasan argumen yang mendukung

II.3 Pemikiran Jean Baptiste Say

Jean Baptiste Say (5 Januari 1767 - 15 November 1832) adalah seorang ekonom
dan pengusaha Prancis liberal yang mendukung persaingan, perdagangan bebas, dan
mencabut batasan pada bisnis. Ia terkenal karena hukum Say, juga dikenal sebagai hukum

6
pasar yang dipopulerkannya. Selain itu, beliau adalah salah satu ekonom pertama yang
mempelajari kewirausahaan dan konsep wirausaha sebagai penyelenggara dan pemimpin
ekonomi.
Kontribusi Say yang paling besar terhadap aliran klasik ialah pandangannya yang
mengatakan bahwa setiap penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri (supply
creates its owm demand). Pendapat Say di atas disebut Hukum Say (Say’s Law). Hukum
Say didasarkan pada asumsi bahwa nilai produksi selalu sama dengan pendapatan. Setiap
ada produksi, akan ada pendapatan yang besarnya persis sama dengan nilai produksi tadi.
Dengan demikian, dalam keadaan seimbang, produksi cenderung menciptakan
permintaanya sendiri akan produksi barang yang bersangkutan.
Dengan dasar asumsi seperti ini ia menganggap bahwa peningkatan pendapatan,
yang akhirnya akan selalu diiringi oleh peningkatan permintaan. Jadi, dalam
perekonomian yang menganut pasar persaingan sempurna tidak akan pernah terjadi
kelebihan penawaran(excess supply). Kalaupun terjadi, sifatnya hanya sementara. Pasar
lewat “tangan tak kentara” akan mengatur dirinya kembali kearah keseimbangan.
Misalnya, kalau penawaran terlalu besar dibanding permintaan, stok barang naik, dan
harga-harga di pasar akan turun. Turunnya harga ini menyebabkan produksen enggan
berproduksi, sehingga jumlah barang yang ditawarkan kembali sama dengan jumlah
barang yang diminta. Pendapat Say bahwa “produksi akan selalu menciptakan permintaan
sendiri” menjadi pedoman dasar dalam kebijaksanaan-kebijaksanaan itu kemudian
dikritik sangat keras sebagai pangkal tolak terjadinya depresi besar-besaran tahun 1930.
Selain terkenal dengan Hukum supply creates it’s own demand Say dapat
dikatakan sebagai orang pertama yang berbicara tentang enterpreneur. Begitu juga ia
adalah orang pertama yang berjasa mengklasifikasikan faktor-faktor produksi atas tiga
bagian, yaitu tanah, labor dan kapital (land, labor and capital). Namun, teori-teorinya
tersebut kalah tenar dibandingkan hukum say. Teori ini paling sering dikritik oleh Keynes
sebagai pangkal sebab terjadinya depresi besar-besaran tahun 1930-an kemudian.

II.4 Pemikiran Jhon Stuart Mill

John Stuart Mill, yang lahir di London, 20 Mei 1806, merupakan salah satu tokoh
Utilitarianisme yang terkenal dalam menelurkan konsep kebebasan, yang dituangkan

7
secara komprehensif di dalam bukunya On Liberty. Mill adalah anak dari James Mill dan
murid dari seorang utilitarian ternama, Jeremy Bentham. Selain mengarang buku On
Liberty, dan Utilitarianism, Mill juga mengarang sebuah buku yang berkaitan dengan
ekonomi, Principles of Political Economy pada tahun 1848.

Pokok Pemikiran John Stuart Mill


1. Utilitarianisme
Secara umum etika utilitarianisme John Stuart Mill berbeda dengan para
pendahulunya Jeremy Betham yaitu:
Pertama, Mill tidak hanya membedakan kenikmatan menurut jumlahnya,
melainkan juga menurut sifatnya. Sifat ini tidak hanya menyangkut keadaan-keadaan
yang bersifat tambahan, seperti mahal, berharga, dan sebagainya, melainkan juga
terutama yang bersifat hakiki; kenikmatan yang satu pada hakikatnya lebih bernilai
dibandingkan dengan kenikmatan lainnya. Dalam arti Mill menganggap bahwa
kenikmatan-kenikmatan memiliki tingkatan kualitas, karena ada kesenangan yang
lebih tinggi mutunya dan ada yang lebih rendah. Kesenangan manusia harus lebih
tinggi dari kesenangan hewan, tegasnya kesenangan orang seperti Socrates lebih
bermutu daripada kesenangan orang tolol. Sedangkan Bentham menyatakan bahwa
kenikatan pada hakikatnya sama, satu-satunya aspeknya yang berbeda adalah
kuantitasnya. Bukan saja the greatest number tapi juga the greatest happiness dapat
diperhitungkan.
Kedua, Mill mengedepankan pada watak sosial. Artinya kebahagiaan yang
menjadi norma etis adalah kebahagiaan semua orang yang terlibat dalam suatu
kejadian, bukan kebahagiaan satu orang saja yang barangkali bertindak sebagai pelaku
utama. Raja dan seorang bawahan dalam hal ini harus diperlukan sama. Kebahagiaan
satu orang tidak pernah boleh dianggap lebih penting daripada kebahagiaan orang lain.
Menurut perkataan Mill sendiri, “everybody to count for one, nobody to count for
more than one”. Dengan demikian suatu perbuatan dinilai baik, jika kebahagiaan
melebihi ketidakbahagiaan, di mana kebahagiaan semua orang yang terlibat dihitung
dengan cara yang sama.

8
2. Kebebasan Manusia
Dalam membuat garis batas kebebasan manusia, Mill mendata tiga kategori
utama: Kebebasan berbicara, mendapatkan pekerjaan dan berkumpul. Tidak ada
masyarakat yang bisa disebut bebas jika tiga kebebasan tersebut tidak dihormati,
apapun bentu kepemerintahannya. Untuk menjustifikasi kebebasan-kebebasan
tersebut, Mill menggunakan argumentasi yang sangat pragmatis dan utilitarian.
Adalah penting manusia mengekspresikan kebebasannya karena pertama,
pendapatnya mungkin benar. Kedua, meskipun pendapatnya mungkin salah. Ketiga,
apakah pendapatnya salah atau benar, ia mendorong pemikiran dan respon.

3. Pemerintahan dan Fungsinya


J.S.Mill menekankan agar orang menyelidiki bentuk pemerintahan, lembaga-
lembaga politik yang paling baik. Lembaga-lembaga itu sangat tergantung pada
kehendak manusia yang menciptakannya. Apabila lembaga-lembaga tersebut tidak
dapat dipakai lagi, sudah tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maka dengan
bantuan kehendak manusia, itu entah diubah, entah dikembangkan, entah diganti oleh
lembaga lain.
Mill berpendapat bahwa undang-undang yang demokratis lebih menekankan
dan mengembangkan pemekaran pribadi setiap orang. Undang-undang tersebut juga
memajukan dalam diri setiap individu suatu semangat publik, suatu semangat yang
menyibukkan diri dengan kepentingan umum. Demokrasi menuntut lebih memajukan
kebebasan pribadi serta perkembangan pribadi pada masing-masing orang dari pada
bentuk pemerintahan lainnya.

4. The Subjection Of Women


Mill berpendapat adanya perbedaan dalam hubungan sosial antara dua jenis
kelamin adalah sesuatu yang salah. Karena hal tersebut dapat menjadi hambatan
dalam perbaikan manusia dan harus digantikan dengan suatu prinsip tentang
kesetaraan sempurna yang mengakui tiadanya kekuasaan atau keisitimewaan pada
satu kaum dari kaum jenis kelamin lain. Ia berpendapat bahwa kaum wanita harus
diberikan status yang setara dengan kaum pria dalam lingkup tempat kerja, keluarga,
arena politik dan lain-lain. Tidak salah bahwa gagasan-gagasan Mill tersebut yang

9
terinspirasi dari diskusi panjang terhadap mantan istrinya Harriet, menjadi acuan bagi
para feminis di dunia sekarang ini
.
5. Pendidikan
John stuart mill juga menyinggung tentang masalah pendidikan. Menurutnya,
masyarakat tidak berhak melakukan pemaksaan sesuatu terhadap orang lain demi
kepentingan individu tersebut. Pemaksaan seperlunya hanya berlaku kepada anak-
anak, bukan pada orang dewasa. Negara harus menuntut suatu pendidikan terhadap
orang-orang yang dilahirkan sebagai warganya sampai pada standar tertentu. Hal
tersebut bukan berarti orang tua sebagai pelaku langsung terhadap anak-anaknya harus
memaksakan anak-anaknya untuk bersekolah atau untuk mengikuti suatu jenjang
pendidikan apabila orang tua tersebut tidak mampu untuk menyekolahkan anak-
anaknya. Di sini, negara harus berperan dalam memberikan suatu peranan untuk
membantu kondisi tersebut agar anak-anak tidak dirugikan akan hal itu.

6. Ekonomi Politik
Ekonomi sebagai sebuah ilmu yang bersifat empiris, menjadi bagian dari
pemikiran Mill kedepan. Dalam karyanya Principles of Political Economy, dia
menyinggung masalah produksi, yang merupakan bagian dari aktifitas ekonomi,
dalam hal pemenuhan kebutuhan masyarakat dan keinginan pasar. Menurutnya uang
adalah kekuasaan, dan dalam rangka memenuhi kebutuhannya, manusia
membutuhkan kekuasaan. Mill, menganggap kemakmuran suatu bangsa tidak
ditentukan dengan pemenuhan kebutuhan fisik semata, melainkan kontinuitas
produksi.

10
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Menurut Thomas Robert Malthus, proses pembangunan ekonomi adalah suatu
turunnya aktivitas ekonomi lebih daripada sekedar lancar tidaknya aktivitas ekonomi.
Malthus juga mengatakan pertumbuhan penduduk adalah akibat dari proses pembangunan.
Jika tingkat akumulasi modal meningkat, permintaan atas tenaga kerja juga meningkat.
Kondisi demikian mendorong pertumbuhan penduduk. Kenaikan jumlah penduduk yang
terus menerus merupakan unsur yang perlu untuk adanya tambahan permintaan, tetapi
kenaikan jumlah penduduk saja tanpa dibarengi dengan kemajuan faktor-faktor atau unsur-
unsur perkembangan yang lain sudah tentu tidak akan menaikan pendapatan dan tidak akan
menaikan permintaan. Turunnya biaya produksi akan memperbesar keuntungan-
keuntungan para kapitalis dan mendorong mereka untuk terus berproduksi.

Menurut David Ricardo yang paling berpengaruh dalam ekonomi klasik yaitu
mengenai keunggulan komparatif dan teori nilai. Karya Ricardo yang paling terkenal
adalah Principles of Political Economy and Taxation (1817). David Ricardo yakin bahwa
dengan bertambahnya modal adalah kunci dari pertumbuhan ekonomi bangsa dan satu-
satunya cara untuk mewujudkan hal itu dengan mendorong sektor produksi untuk
mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.

Kontribusi Say yang paling besar terhadap aliran klasik ialah pandangannya yang
mengatakan bahwa setiap penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri (supply
creates its owm demand). Dalam keadaan seimbang, produksi cenderung menciptakan
permintaanya sendiri akan produksi barang yang bersangkutan. Dengan dasar asumsi
seperti ini ia menganggap bahwa peningkatan pendapatan, yang akhirnya akan selalu
diiringi oleh peningkatan permintaan.

Latar belakang pemikiran John Stuart Mill adalah ia menganggap bahwa


kebahagiaan itu harus bersifat menyeluruh, artinya kita tidak boleh hanya memikirkan
kebahagiaan individu saja tetapi juga harus memikirkan bagaimana untuk menciptakan

11
sebuah kebahagiaan umum atau bersama. Sehingga dari sinilah ia melakukan pemikiran
yang berbeda mengenai paham utilitarianisme. John Stuart Mill juga mengemukakan
beberapa pokok pemekiran ekonomi diantaranya Utilitarianisme, Kebebasan MAnusia,
Pemerintahan dan Fungsinya, The Subjuction of Women, Pendidikan, dan Ekonomi
Politik.

III.2 Saran
Adapun saran dari penulis kepada pembaca agar pembaca dapat memahami
pemikiran ekonomi menurut Thomas Robert Malthus, David Ricardo, Jean Baptiste Say,
dan John Stuart Mill. Dengan adanya tokoh-tokoh klasik lainnya diharapkan pemikiran-
pemikiran mengenai teori ekonomi dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan
ekonomi.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ekonomi-holic.com/2013/05/tokoh-ekonomi-david-ricardo.html (Diakses
pada tanggal 24 September 2020)

https://berkas.dpr.go.id/puskajianggaran/kamus/file/kamus-314.pdf (Diakses pada


tanggal 25 September 2020)

https://restuprayogia.blogspot.com/2016/11/pemikiran-ekonomi-klasik-lainnya.html
(Diakses pada tanggal 25 September 2020)

http://berkas.dpr.go.id/puskajianggaran/kamus/file/kamus-315.pdf

https://densusnst.wordpress.com/2010/01/05/tokoh-pemikiran-ekonomi-thomas-robert-
malthus

https://www.academia.edu/37777530/PEMIKIRAN_EKONOMI_JOHN_STUART_MILL

13

Anda mungkin juga menyukai