UNIVERSITAS UDAYANA
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan paper tentang salah satu bab dalam mata
kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi, yaitu Pemikrian Thomas Robert Malthus, David Ricardo,
Jean Baptiste Say, dan John Stuart Mill ini dengan baik. Kami berterimakasih kepada sumber –
sumber yang telah membantu kami dalam proses pengerjaan paper ini. Sehingga dapat selesai.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Pemikrian Thomas Robert Malthus, David Ricardo, Jean Baptiste
Say, dan John Stuart Mill dalam sejarah pemikiran ekonomi. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu hal yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
BAB II PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
1
I.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah disinggung di atas sebagai dasar pembelajaran, maka
diuraikan beberapa hal yang diharapkan nantinya memberi penjelasan mengenai pemikiran
ekonomi menurut para tokoh, diantaranya:
1. Bagimana pemikiran ekonomi menurut Thomas Robert Malthus?
I.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana pemikiran ekonomi menurut Thomas Robert
Malthus
2. Untuk mengetahui bagaimana pemikiran ekonomi menurut David Ricardo
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dalam bukunya “essays on the principles of population” malthus menguraikan
bahwa satu-satunya cara untuk menghindar dari bencana ialah melakukan kontrol atau
pengawasan atas pertumbuhan penduduk atau dengan program keluarga berencana.
Pandangan diatas dipandang pesimis. Dalam kenyataannya produktivitas tenaga kerja
selalu meningkat tiap tahun yang dimulai dari revolusi industri yang kemudian dilanjut
dengan revolusi hijau serta revolusi biru. Kenyataan tersebut menunjukan bahwa
kemakmuran masyarakat meningkat dari tahun ke tahun.
Thomas Robert Malthus juga mengatakan kenaikan jumlah penduduk yang terus
menerus merupakan unsur yang perlu untuk adanya tambahan permintaan, tetapi kenaikan
jumlah penduduk saja tanpa dibarengi dengan kemajuan faktor-faktor atau unsur-unsur
perkembangan yang lain sudah tentu tidak akan menaikan pendapatan dan tidak akan
menaikan permintaan. Turunnya biaya produksi akan memperbesar keuntungan-
keuntungan para kapitalis dan mendorong mereka untuk terus berproduksi.
David Ricardo (18 April 1772-11 September 1823) adalah seorang pakar ekonomi
politik Inggris. Beliau merupakan salah seorang pemikir ekonomi klasik yang paling
berpengaruh bersama dengan Thomas Malthus, Adam Smith dan Jhon Stuart Mill.
Pemikiran Ricardo yang paling berpengaruh dalam ekonomi klasik yaitu mengenai
keunggulan komparatif dan teori nilai. Karya Ricardo yang paling terkenal adalah
Principles of Political Economy and Taxation (1817). David Ricardo yakin bahwa dengan
bertambahnya modal adalah kunci dari pertumbuhan ekonomi bangsa dan satu-satunya
cara untuk mewujudkan hal itu dengan mendorong sektor produksi untuk mendapatkan
keuntungan sebesar-besarnya.
4
Semakin tinggi biaya rata-rata dan biaya marginal dengan sendirinya keuntungan
perhektar tanah menjadi semakin kecil pula. Dapat disimpulkan dalam teori ini
David Ricardo menjelaskan bahwa tingkat kesuburan tanah mempengaruhi
tingkat uang sewa. Semakin subur tanah tersebut maka semakin tinggi uang sewa
yang akan dibayar sebab tanah yang subur dapat menekan biaya-biaya yang
diperlukan dalam suatu produksi sehingga dapat meningkatkan keuntungan
produksi.
2. Teori Nilai Kerja (Labor Theory of Value) dan Teori Upah Alami (Natural Wages)
David Ricardo menjelaskan bahwa nilai tukar suatu barang ditentukan oleh
ongkos yang perlu dikeluarkan untuk menghasilkan barang tersebut. Ongkos itu
berupa biaya untuk bahan mentah dan upah buruh yang besarnya hanya cukup
untuk sekedar bertahan hidup (subsisten) bagi buruh yang bersangkutan. Upah
buruh yang besarnya hanya cukup untuk sekedar bertahan hidup ini disebut upah
alami (Natural Wage). Menurut Ricardo kalau harga yang ditetapkan lebih besar
dari biaya-biaya (termasuk upah alami), dalam jangka pendek perusahaan akan
menikmati laba ekonomi. Adanya laba ini akan menarik perusahaan-perusahaan
lainnya masuk pasar. Masuknya perusahaan-perusahaan baru berarti produksi
akan meningkat dan sebagai akibatnya akan terjadi kelebihan produksi (over
supply) di pasar. Kelebihan penawaran barang akan mendorong harga-harga turun
kembali pada keseimbangan semula, karena biaya-biaya bahan mentah relative
konstan. Ricardo menyimpulkan bahwa yang paling menentukan tingkat harga
adalah tingkat upah alami, yang besarnya hanya cukup agar para buruh dapat
bertahan hidup saja (hidup secara subsisten). Besarnya tingkat upah alami ini
ditentukan oleh kebiasaan-kebiasaan setempat dan upah alami ini naik secara
proporsional dengan standard hidup masyarakat.
Merupakan teori Ricardo yang paling terkenal dan sering dianggap sebagai
andalan utama sistem perdagangan bebas. Teori ini menyebutkan setiap kelompok
masyarakat atau negara sebaiknya mengkhususkan diri untuk menghasilkan
produk-produk yang dihasilkan lebih efesien. Selanjutnya kelebihan produksi atas
kebutuhan dapat diperdagangkan.
5
Hasilnya dapat dipergunakan untuk membeli barang-barang lain yang tidak
dibutuhkan lebih banyak. Ini jauh lebih baik dibandingkan jika barang-barang
tersebut dihasilkan sendiri. Dari teori ini Ricardo dianggap sebagai arsitek utama
perdagangan bebas.
Ricardo membedakan tiga jenis barang, yakni barang-barang dalam negeri untuk
konsumsi dalam negeri, barang-barang produksi dalam negeri untuk ekspor dan barang-
barang (mewah) yang diimpor. Jenis barang kedua dan ketiga mendapat perhatian lebih
lanjut untuk perdagangan internasional. Lalu, sebab terjadinya perdagangan antar negara
adalah karena terjadi spesialisasi dalam membuat barang-barang, sehingga suatu negara
lebih efisien dalam memproduksi suatu barang.
Jean Baptiste Say (5 Januari 1767 - 15 November 1832) adalah seorang ekonom
dan pengusaha Prancis liberal yang mendukung persaingan, perdagangan bebas, dan
mencabut batasan pada bisnis. Ia terkenal karena hukum Say, juga dikenal sebagai hukum
6
pasar yang dipopulerkannya. Selain itu, beliau adalah salah satu ekonom pertama yang
mempelajari kewirausahaan dan konsep wirausaha sebagai penyelenggara dan pemimpin
ekonomi.
Kontribusi Say yang paling besar terhadap aliran klasik ialah pandangannya yang
mengatakan bahwa setiap penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri (supply
creates its owm demand). Pendapat Say di atas disebut Hukum Say (Say’s Law). Hukum
Say didasarkan pada asumsi bahwa nilai produksi selalu sama dengan pendapatan. Setiap
ada produksi, akan ada pendapatan yang besarnya persis sama dengan nilai produksi tadi.
Dengan demikian, dalam keadaan seimbang, produksi cenderung menciptakan
permintaanya sendiri akan produksi barang yang bersangkutan.
Dengan dasar asumsi seperti ini ia menganggap bahwa peningkatan pendapatan,
yang akhirnya akan selalu diiringi oleh peningkatan permintaan. Jadi, dalam
perekonomian yang menganut pasar persaingan sempurna tidak akan pernah terjadi
kelebihan penawaran(excess supply). Kalaupun terjadi, sifatnya hanya sementara. Pasar
lewat “tangan tak kentara” akan mengatur dirinya kembali kearah keseimbangan.
Misalnya, kalau penawaran terlalu besar dibanding permintaan, stok barang naik, dan
harga-harga di pasar akan turun. Turunnya harga ini menyebabkan produksen enggan
berproduksi, sehingga jumlah barang yang ditawarkan kembali sama dengan jumlah
barang yang diminta. Pendapat Say bahwa “produksi akan selalu menciptakan permintaan
sendiri” menjadi pedoman dasar dalam kebijaksanaan-kebijaksanaan itu kemudian
dikritik sangat keras sebagai pangkal tolak terjadinya depresi besar-besaran tahun 1930.
Selain terkenal dengan Hukum supply creates it’s own demand Say dapat
dikatakan sebagai orang pertama yang berbicara tentang enterpreneur. Begitu juga ia
adalah orang pertama yang berjasa mengklasifikasikan faktor-faktor produksi atas tiga
bagian, yaitu tanah, labor dan kapital (land, labor and capital). Namun, teori-teorinya
tersebut kalah tenar dibandingkan hukum say. Teori ini paling sering dikritik oleh Keynes
sebagai pangkal sebab terjadinya depresi besar-besaran tahun 1930-an kemudian.
John Stuart Mill, yang lahir di London, 20 Mei 1806, merupakan salah satu tokoh
Utilitarianisme yang terkenal dalam menelurkan konsep kebebasan, yang dituangkan
7
secara komprehensif di dalam bukunya On Liberty. Mill adalah anak dari James Mill dan
murid dari seorang utilitarian ternama, Jeremy Bentham. Selain mengarang buku On
Liberty, dan Utilitarianism, Mill juga mengarang sebuah buku yang berkaitan dengan
ekonomi, Principles of Political Economy pada tahun 1848.
8
2. Kebebasan Manusia
Dalam membuat garis batas kebebasan manusia, Mill mendata tiga kategori
utama: Kebebasan berbicara, mendapatkan pekerjaan dan berkumpul. Tidak ada
masyarakat yang bisa disebut bebas jika tiga kebebasan tersebut tidak dihormati,
apapun bentu kepemerintahannya. Untuk menjustifikasi kebebasan-kebebasan
tersebut, Mill menggunakan argumentasi yang sangat pragmatis dan utilitarian.
Adalah penting manusia mengekspresikan kebebasannya karena pertama,
pendapatnya mungkin benar. Kedua, meskipun pendapatnya mungkin salah. Ketiga,
apakah pendapatnya salah atau benar, ia mendorong pemikiran dan respon.
9
terinspirasi dari diskusi panjang terhadap mantan istrinya Harriet, menjadi acuan bagi
para feminis di dunia sekarang ini
.
5. Pendidikan
John stuart mill juga menyinggung tentang masalah pendidikan. Menurutnya,
masyarakat tidak berhak melakukan pemaksaan sesuatu terhadap orang lain demi
kepentingan individu tersebut. Pemaksaan seperlunya hanya berlaku kepada anak-
anak, bukan pada orang dewasa. Negara harus menuntut suatu pendidikan terhadap
orang-orang yang dilahirkan sebagai warganya sampai pada standar tertentu. Hal
tersebut bukan berarti orang tua sebagai pelaku langsung terhadap anak-anaknya harus
memaksakan anak-anaknya untuk bersekolah atau untuk mengikuti suatu jenjang
pendidikan apabila orang tua tersebut tidak mampu untuk menyekolahkan anak-
anaknya. Di sini, negara harus berperan dalam memberikan suatu peranan untuk
membantu kondisi tersebut agar anak-anak tidak dirugikan akan hal itu.
6. Ekonomi Politik
Ekonomi sebagai sebuah ilmu yang bersifat empiris, menjadi bagian dari
pemikiran Mill kedepan. Dalam karyanya Principles of Political Economy, dia
menyinggung masalah produksi, yang merupakan bagian dari aktifitas ekonomi,
dalam hal pemenuhan kebutuhan masyarakat dan keinginan pasar. Menurutnya uang
adalah kekuasaan, dan dalam rangka memenuhi kebutuhannya, manusia
membutuhkan kekuasaan. Mill, menganggap kemakmuran suatu bangsa tidak
ditentukan dengan pemenuhan kebutuhan fisik semata, melainkan kontinuitas
produksi.
10
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Menurut Thomas Robert Malthus, proses pembangunan ekonomi adalah suatu
turunnya aktivitas ekonomi lebih daripada sekedar lancar tidaknya aktivitas ekonomi.
Malthus juga mengatakan pertumbuhan penduduk adalah akibat dari proses pembangunan.
Jika tingkat akumulasi modal meningkat, permintaan atas tenaga kerja juga meningkat.
Kondisi demikian mendorong pertumbuhan penduduk. Kenaikan jumlah penduduk yang
terus menerus merupakan unsur yang perlu untuk adanya tambahan permintaan, tetapi
kenaikan jumlah penduduk saja tanpa dibarengi dengan kemajuan faktor-faktor atau unsur-
unsur perkembangan yang lain sudah tentu tidak akan menaikan pendapatan dan tidak akan
menaikan permintaan. Turunnya biaya produksi akan memperbesar keuntungan-
keuntungan para kapitalis dan mendorong mereka untuk terus berproduksi.
Menurut David Ricardo yang paling berpengaruh dalam ekonomi klasik yaitu
mengenai keunggulan komparatif dan teori nilai. Karya Ricardo yang paling terkenal
adalah Principles of Political Economy and Taxation (1817). David Ricardo yakin bahwa
dengan bertambahnya modal adalah kunci dari pertumbuhan ekonomi bangsa dan satu-
satunya cara untuk mewujudkan hal itu dengan mendorong sektor produksi untuk
mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.
Kontribusi Say yang paling besar terhadap aliran klasik ialah pandangannya yang
mengatakan bahwa setiap penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri (supply
creates its owm demand). Dalam keadaan seimbang, produksi cenderung menciptakan
permintaanya sendiri akan produksi barang yang bersangkutan. Dengan dasar asumsi
seperti ini ia menganggap bahwa peningkatan pendapatan, yang akhirnya akan selalu
diiringi oleh peningkatan permintaan.
11
sebuah kebahagiaan umum atau bersama. Sehingga dari sinilah ia melakukan pemikiran
yang berbeda mengenai paham utilitarianisme. John Stuart Mill juga mengemukakan
beberapa pokok pemekiran ekonomi diantaranya Utilitarianisme, Kebebasan MAnusia,
Pemerintahan dan Fungsinya, The Subjuction of Women, Pendidikan, dan Ekonomi
Politik.
III.2 Saran
Adapun saran dari penulis kepada pembaca agar pembaca dapat memahami
pemikiran ekonomi menurut Thomas Robert Malthus, David Ricardo, Jean Baptiste Say,
dan John Stuart Mill. Dengan adanya tokoh-tokoh klasik lainnya diharapkan pemikiran-
pemikiran mengenai teori ekonomi dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan
ekonomi.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ekonomi-holic.com/2013/05/tokoh-ekonomi-david-ricardo.html (Diakses
pada tanggal 24 September 2020)
https://restuprayogia.blogspot.com/2016/11/pemikiran-ekonomi-klasik-lainnya.html
(Diakses pada tanggal 25 September 2020)
http://berkas.dpr.go.id/puskajianggaran/kamus/file/kamus-315.pdf
https://densusnst.wordpress.com/2010/01/05/tokoh-pemikiran-ekonomi-thomas-robert-
malthus
https://www.academia.edu/37777530/PEMIKIRAN_EKONOMI_JOHN_STUART_MILL
13