Menengah (UMKM)
Hello!
Kelompok 6:
1. Anak Agung Istri Yudhiantari
(1907511017)
2. Verryl R A
(1907511034)
3. Ardhita Pramesty
(1907511040)
Pengertian UMKM
Tercatat pada tahun 2016 ada sebanyak 26,26 juta unit usaha
mikro dan kecil skala atau 98,33%, sedangkan sisanya yakni
0,45 juta unit atau hanya 1.67% yang skala usahanya
menengah dan besar.
Peran UMKM Dalam Penyerapan Tenaga Kerja & Pertumbuhan Ekonomi
1. Peran UMKM tidak hanya dirasakan di negara-negara sedang berkembang melainkan juga di
negara-negara maju.
2. Di negara maju maupun berkembang, UMKM sangat penting, sebab menyerap paling banyak
tenaga kerja dibandingkan usaha besar.
3. Kontribusi UMKM terhadap pembentukan atau pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)
paling besar dibandingkan kontribusi dari usaha besar.
Secara umum, terdapat tiga peran UMKM atau kontribusi
UMKM terhadap perekonomian Indonesia meliputi:
Sektor ekonomi UMKM yang memiliki proporsi unit usaha terbesar berdasarkan statistik UKM tahun 2004-
2005 adalah sektor :
1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan;
2. Perdagangan, Hotel dan Restoran;
3. Industri Pengolahan;
4. Pengangkutan dan Komunikasi;
5. Jasa. Sedangkan sektor ekonomi yang memiliki proporsi unit usaha terkecil secara berturut-turut
adalah sektor :
Pertambangan dan Penggalian;
•Bangunan;
•Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan;
•Listrik, Gas dan Air Bersih.
Secara kuantitas, UMKM memang unggul, hal ini didasarkan pada
fakta bahwa sebagian besar usaha di Indonesia (lebih dari 99%)
berbentuk usaha mikro kecil menengah (UMKM). Namun secara
jumlah omset dan aset, apabila keseluruhan omset dan aset UMKM
di Indonesia digabungkan, belum tentu jumlahnya dapat menyaingi
satu perusahaan berskala nasional.
Pada umumnya, masalah yang menghambat produktivitas Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM) di Indonesia adalah antara:
A. Faktor Internal
B. Faktor Eksternal
1. Iklim Usaha Belum Sepenuhnya Kondusif.
2. Terbatasnya Sarana dan Prasarana Usaha Kurangnya informasi yang berhubungan
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Implikasi Perdagangan Bebas.
4. Sifat produk dengan ketahanan pendek.
5. Terbatasny akses informasi dan pasar.
SOLUSI MASALAH YANG DIHADAPI UMKM
Dengan mencermati permasalahan yang dihadapi oleh UMKM dan langkah-langkah yang selama ini telah
ditempuh, maka kedepannya, perlu diupayakan hal-hal sebagai berikut:
a) Penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif Pemerintah perlu mengupayakan terciptanya iklim yang
kondusif antara lain dengan mengusahakan ketenteraman dan keamanan berusaha serta
penyederhanaan prosedur perijinan usaha, keringanan pajak dan sebagainya.
b) Bantuan Permodalan Pemerintah perlu memperluas skema kredit khusus dengan syarat-syarat yang
tidak memberatkan bagi UMKM, untuk membantu peningkatan permodalannya, baik itu melalui sektor
jasa finansial formal, sektor jasa finansial informal, skema penjaminan, leasing dan dana modal ventura.
c) Perlindungan Usaha Jenis-jenis usaha tertentu, terutama jenis usaha tradisional yang merupakan
usaha golongan ekonomi lemah, harus mendapatkan perlindungan dari pemerintah, baik itu melalui
undang-undang maupun peraturan pemerintah yang bermuara kepada saling menguntungkan (win-win
solution).
d) Pengembangan Kemitraan Perlu dikembangkan kemitraan yang saling membantu
antar UMKM, atau antara UMKM dengan pengusaha besar di dalam negeri maupun di
luar negeri.
e) Pelatihan Pemerintah perlu meningkatkan pelatihan bagi UMKM baik dalam aspek
kewiraswastaan, manajemen, administrasi dan pengetahuan serta keterampilannya dalam
pengembangan usahanya serta menerapkan hasil pelatihan di lapangan untuk
mempraktekkan teori melalui pengembangan kemitraan rintisan.